Anda di halaman 1dari 9

NAMA : SLAMET BUDI SETYO

NIM : 4311416067
PRODI/ROMBEL : KIMIA/02
KELOMPOK : 07
TANGGAL PRAKTIKUM : 05 APRIL 2019
PRAKTIKUM : KIMIA ANALISIS INSTRUMEN

PENENTUAN TETAPAN DISOSIASI ASAM LEMAH DENGAN pH-METER

A. TUJUAN
Mahasiswa dengan rasa tanggung jawab, cermat, dan seksama mampu dan terampil
menggunakan instrument pH meter untuk menentukan tetapan disosiasi asam lemah
(CH3COOH) dengan tepat sesuai prosedur mutu laboratorium.

B. PRINSIP DASAR
Asam dikatakan kuat atau lemah, tergantung apakah terionisasi secara menyeluruh
ataukah sebagian dalam larutan. Pada asam lemah, perpindahan ion hydrogen ke air tidak
berlangsung sampai selesai atau hanya sebagian saja yang terionisasi, sehingga pada
kesetimbangan, larutan berair asam lemah mengandung campuran antara molekul-
molekul asam tak-terionkan, ion hydrogen dan basa konjugasinya. Dengan demikian,
asam lemah merupakan elektrolit lemah (Permanasari,2015).
Konsep asam basa yang sangat terkenal terdiri dari tiga macam yaitu menurut
Arrhenius, Bronsted-Lowry dan asam basa menurut Lewis. Arrhenius menyatakan
bahwa asam adalah senyawa hidrogen, di mana jika senyawa tersebut dilarutkan dalam
air akan mengalami disosiasi elektrolit dan menghasilkan ion H+. Kemampuan suatu
asam untuk menghasilkan ion H+ dinilai sebagai kekuatan asam. Besar ion H+ yang
dihasilkan berbanding lurus dengan kekuatan asam. Semakin besar H+ maka asam
semakin kuat. Semakin besar ion H+ maka nilai Ka juga akan semakin besar. Oleh karena
itu, Ka pada asam atau Kb pada basa digunakan sebagai ukuran penentuan kekuatan suatu
asam (Khopkar, 1990).
Konstanta disosiasi berhubungan dengan derajat disosiasi. Derajat disosiasi
bergantung pada konsentrasi sehingga derajat ionisasi tidak bisa dijadikan pengukuran
kekuatan asam atau basa. Namun, nilai kesetimbangan disosiasi, tidak bergantung pada
konsentrasi tetapi bergantung pada keaktifan asam sehingga dapat dijadikan ukuran
kuantitatif untuk kekuatan asam atau basa itu (Svehla, 1990).
Pada prinsipnya pengukuran suatu pH adalah didasarkan pada potensial elektro
kimia yang terjadi antara larutan yang terdapat didalam elektroda gelas (membrane
gelas) yang telah diketahui dengan larutan yang terdapat diluar elektroda gelas yang
tidak diketahui. Hal ini dikarenakan lapisan tipis dari gelembung kaca akan berinteraksi
dengan ion hydrogen yang ukurannya relative kecil dan aktif, elektroda gelas tersebut
akan mengukur potensial elektro kimia dari ion hydrogen. Untuk melengkapi sirkuit
elektrik dibutuhkan elektroda (Brady, 2008).
pH meter adalah sebuah alat elektronik yang berfungsi untuk mengukur pH (derajat
keasaman atau kebasaan) suatu cairan (terdapat elektroda khususyang berfungsi untuk
mengukur pH bahan-bahan semi-padat). Sebuah pH meter terdiri dari sebuah elektroda
(probe pengukur) yang terhubung ke sebuah alat elektronik yang mengukur dan
menampilkan nilai pH (Qomariyah, 2004).
Ionisasi atau disosiasi asam lemah (HA) dalam air dinyatakan dengan
persamaan :
HA ⇌ H+ + A-
dan tetapan kesetimbangan Ka (tetapan ionisasi atau disoaisasi) dinyatakan dengan:
[𝐻⁺][𝐴⁻]
𝐾𝑎 = .................................................. (1)
[𝐻𝐴]

Ka dapat ditentukan apabila konsentrasi H+, A- dan HA diketahui. Untuk


mengetahuinya dapat ditentukan dengan cara sebagai berikut: Konsentrasi larutan HA
dapat diketahui dengan menimbang atau mengukur volume asam tersebut kemudian
diencerkan sampai volume tertentu. pH larutan dapat ditentukan dengan pH-meter dan
dari harga pH ini konsentrasi H+ dapat dihitung. Konsentrasi A- sama dengan
konsentrasi H+ apabila disosiasi HA memberikan jumlah mol yang sama. Setelah
mencapai kesetimbangan, [HA] lebih kecil dari konsentrasi HA semula yang
digunakan untuk membentuk H+ dan A-. Jumlah [HA] pada kesetimbangan dengan
[HA] mula-mula relatif dianggap sama.
Dengan melakukan titrasi parsial sejumlah asam dan basa, maka [A-] dan
[HA] dapat diketahui dengan mengukur pH-nya. Setiap ditambahkan OH- akan terjadi
reaksi :
HA + OH- ⇌ H2O + A-
Jumlah A- yang terbentuk sama dengan HA yang digunakan sehingga perbandingan
[A-]/[HA] dapat ditentukan. Untuk menentukan Ka maka persamaan (1) dapat diubah
menjadi:
[𝐴⁻]
𝐾𝑎 = [𝐻⁺]
[𝐻𝐴]
Bila perbandingan [A-]/[HA] = 1, maka [A-] = [HA] sehingga Ka = [H+]. Untuk
memperoleh perbandingan seperti ini, dapat dilakukan dengan membagi larutan
menjadi dua bagian yang sama. Satu bagian dinetralisir, dan bagian yang dinetralisir
ini ditambahkan ke bagian yang tidak dinetralisir sehingga [A-]/[HA] = 1. Dengan
mengukur pH, maka [H+] = Ka (Agung, 2019).

C. ALAT DAN BAHAN


Alat:
NO NAMA ALAT UKURAN JUMLAH
1 Buret dan Statif 1
2 Beaker glass 50 Ml 2
3 Corong kaca 1
4 Erlenmeyer 250 mL 3
5 Pipet tetes 1
6 Pipet volume 10 mL 1
7 konduktometer 1
8 pengaduk 1

Bahan

1. Larutan CH3OOH 0,1M


2. Larutan NaOH 0,1M
3. Indikator PP
4. Aquades
D. CARA KERJA

1. Metode 1
Larutan asam asetat dengan konsentrasi 0.078298 , 0.0391475, 0.0078298,
0.00078298 masing-masing sebanyak 50mL dibuat dengan cara pengenceran

Di ukur pH tiap larutan dengan menggunakan pH meter

Dicatat harga pH

2. Metode 2
25mL asam asetat 0.078298 M dititrasi dengan larutan NaOH 0,1N indikator pp 2 tetes

Volume larutan NaOH 0,1N yang diperlukan untuk mencapai ekivalen dicatat untuk menentukan
volume NaOH pada penambahan selanjutnya.

25mL asam asetat 0,078298M yang baru dan dititrasi dengan larutan NaOH 0,1N dengan
penambahan volume sebanyak 1/5 , 2/5, 3/5, 4/5, 5/5 dari volume ekivalen

Di ukur harga pH dengan pH meter

Di lanjutkan titrasi

3. Metode 3
Larutan asam asetat 0,078298M dengan larutan NaOH 0,1N dengan indikator pp.

Larutan hasil titrasi ditambah larutan asam asetat 0,1M sebanyak 25mL

pH larutan diukur dengan pH meter


E. DATA PENGAMATAN

1. Metode I
CH3COOH (M) Pembacaan pH
0,08396 3,12
0,04198 3,26
0,008396 3,67
0,0008396 4,48

2. Metode II

Volume NaOH yang diperlukan untuk menetralisir 25 mL asam asetat = 21,9 mL


Perbandingan
Volume NaOH Pembacaan pH
[A-] / [HA]

1/5 bagian 1:4 4,37

2/5 bagian 2:3 4,69

3/5 bagian 3:2 5,04

4/5 bagian 4:1 5,45

5/5 bagian 1:1 7,05

3. Metode III

Volume NaOH yang diperlukan untuk menetralisir 10 mL asam asetat adalah 9,1 mL
pH campuran dari dua bagian larutan asam asetat 5,11
Perhitungan

1. Metode I

CH3COOH (M) [H+] Perhitungan Ka

[H + ]2 [10−3,12 ]2
0,08396 10-3,12 Ka = = = 6,85 ∙ 10−6
Ma 0,08396

[H + ]2 [10−3,26 ]2
0,04198 10-3,26 Ka = = = 7,19 ∙ 10−6
Ma 0,04198

[H + ]2 [10−3,67 ]2
0,008396 10-3,67 Ka = = = 5,44 ∙ 10−6
Ma 0,008396

[H + ]2 [10−4,48 ]2
0,0008396 10-4,48 Ka = = = 1,3 ∙ 10−6
Ma 0,0008396

Harga Ka rata-rata = 5,196 ∙ 10−6

2. Metode II
Volume NaOH yang diperlukan untuk menetralisir 25 mL asam asetat = 21,9 mL

Volume NaOH [H+] Perhitungan Ka

[𝐴− ] 1
1/5 bagian 4,37 𝐾𝑎 = [𝐻 + ] ∙ = 10−4,37 ∙ = 1,06 ∙ 10−5
[𝐻𝐴] 4

[𝐴− ] 2
2/5 bagian 4,69 𝐾𝑎 = [𝐻 + ] ∙ = 10−4,69 ∙ = 1,36 ∙ 10−5
[𝐻𝐴] 3

[𝐴− ] 3
3/5 bagian 5,04 𝐾𝑎 = [𝐻 + ] ∙ = 10−5,04 ∙ = 1,368 ∙ 10−5
[𝐻𝐴] 2

[𝐴− ] 4
4/5 bagian 5,45 𝐾𝑎 = [𝐻 + ] ∙ = 10−5,45 ∙ = 1,419 ∙ 10−5
[𝐻𝐴] 1

[H + ]2 (10−7,05 )2
5/5 bagian 7,05 𝐾𝑎 = =∙ = 1,13 ∙ 10−6
Ma − [H + ] 0,0783 − 10−7,05

Harga Ka rata-rata = 1,064 ∙ 10−5

3. Metode III
pH campuran dari dua bagian larutan asam asetat 5,11
[𝐻 + ] = 10−5,11
Ka = 7,76 ∙ 10−6

F. Pembahasan

Pada praktikum kali ini dilakukan percobaan tentang tetapan ionisasi asam
asetat. Tujuan dari praktikum kali ini yaitu menentukan besarnya derajat ionisasi asam
asetat dengan menggunakan instrument pH meter. Nilai Ka menunjukkan tetapan
kesetimbangan ionisasi asam pada suatu suhu tertentu. Semakin besar nilai Ka, maka
semakin kuat asam tersebut, yang menunjukkan besar konsentrasi ion H + pada kondisi
setimbang di reaksi ionisasi.
Berdasarkan data hasil perhitungan, semakin besar konsentrasi maka semakin
besar derajat disosiasinya. Begitu pula dengan tetapan kesetimbangan asam
lemahnya.Perubahan derajat ionisasi akan semakin kecil jika larutan makin encer.
Hal ini dibuktikan dengan percobaan yang telah dilakukan.
Tetapan disosiasi suatu asam lemah atau basa lemah dapat ditentukan melalui prinsip
titrasi potensiometri. Suatu asam lemah HA, dalam air akan mengalami ionisasi/disosiasi
dengan reaksi sebagai berikut :
HA(aq)  H+(aq) + A-(aq)

Pada metode pertama ini didapatkan nilai pH semakin besar (mendekati netral)
pada pengenceran 1/100 konsentrasi awal. Hal ini disebabkan karena adanya
penambahan aquades yang memiliki harga pH netral (pH= 7) lebih banyak dari pada
pengenceran ½ atau 1/10 konsentrasi awal. Selain itu juga konsentrasi asam asetat untuk
mengencerkan menjadi 1/100 konsentrasi awal juga lebih sedikit dari yang lainnya. Hal
ini menyebabkan larutan memiliki sifat asam lebih kecil karena harga pH mendekati
harga pH aquades (pH netral). Untuk harga Ka pada metode pertama didapatkan harga
Ka yang semakin kecil seiring dengan kenaikan pH larutan. Hal ini sesuai teori yang ada
dimana semakin kecil harga Ka suatu bahan maka harga pH bahan tersebut semakin
besar (sifat asam semakin kecil). Perhitungan Ka pada metode 1 dilakukan dengan rumus
[𝐻⁺] = √𝐾𝑎. 𝑀𝑎
[𝐻⁺]2 = 𝐾𝑎. 𝑀𝑎
[𝐻 + ]2
𝐾𝑎 =
𝑀𝑎

Dimana diperoleh nilai Ka rata-rata sebesar : 5,196.10-6.

Pada percobaan dengan menggunakan matode II, larutan NaOH dapat digunakan
sebagai titran, sedangkan asam asetat yang akan ditentukan nilai Ka-nya digunakan
sebagai titrat. [A-] pada setiap penambahan NaOH dapat dihitung setara dengan[NaOH],
sedangkan [HA] dapat dihitung berdasarkan pengurangan [H+] selama titrasi karena
bereaksi dengan OH- dari NaOH. Asam asetat yang digunakan telah diketahui dengan
pasti konsentrasinya.Penetapan konsentrasi asam asetat dapat langsung dilakukan
bersamaan dengan pekerjaan menentukan Ka. Dengan menggunakan rumus buffer yaitu :

[𝐴− ]
𝐾𝑎 = [𝐻 + ]
[𝐻𝐴]

Dengan diperoleh nilai Ka rata-rata yaitu sebesar : 1,064. 10-5

Pada metode III dilakukan titrasi kembali dengan larutan NaOH. Didapatkan 0,8 mL
NaOH dan ditambah 25 mL asam asetat pada hasil titrat. Didapatkan pH larutan sebesar
4,93. Untuk menentukan nilai Ka pada metode 3 menggunakan rumus buffer yaitu :
[𝐴− ]
𝐾𝑎 = [𝐻 + ]
[𝐻𝐴]
[1]
= [𝐻 + ]
[1]
𝐾𝑎 = [𝐻 + ]

Dengan menggunakan rumus diatas didapatkan harga Ka sebesar 1,17.10-5.


H. SIMPULAN
Berdasarkan hasil dari percobaan yang telah dilakukan, nilai Ka yang diperoleh
berdasarkan metode yang digunakan adalah sebagai berikut:
 Nilai rata-rata Ka pada metode 1 sebesar 1,16.10-7.
 Nilai rata-rata Ka pada metode 2 sebesar 1,064.10-5.
 Nilai rata-rata Ka pada metode 3 sebesar 1,17.10-5.

I. DAFTAR PUSTAKA
Agung, Tri Prasetya. 2019. Petunjuk Praktikum Kimia Analisis Instrumen. Semarang:
Lab. Kimia Analitik FMIPA UNNES.

Brady, James. 2008. Kimia Universitas asas dan struktur jilid dua. Bina rupa aksara:
Tanggerang

Qomariyah,N.2004.Uji Derajat Keasaman (pH), Kelarutan, Kerapatan dan Sudut


Tumpukan untuk Mengetahui Kualitas Bahan Pakan Sumber Protein. Volume
78, 35.
Khopkar. 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta: Universitas Indonesia.

Permanasari, Anna. 2015. Modul Praktikum Kimia 2. Universitas Terbuka

Svehla, G. 1990. Vogel Buku Teks Analisis Anorganik kualitatif Makro dan Semimikro.
Jakarta : Kalman Media Pustaka.

Anda mungkin juga menyukai