Anda di halaman 1dari 13

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN PADA KLIEN TUMOR PAYUDARA


DI RUANG MELATI
RS WIJAYA KUSUMA

PERIODE TANGGAL 6 MEI – 11 MEI 2019

Oleh:

NAMA : FIFI FATIMATUS ZAHRO


NIM : 172303101038

PRODI D3 KEPERAWATAN KAMPUS LUMAJANG


FAKULTAS KEPERAWATAN
UNIVERSITAS JEMBER
LEMBAR PENGESAHAN

LAPORAN INI TELAH DISAHKAN PADA


TANGGAL ................................. 2019

MAHASISWA

..................................................
NIM. ......................................

MENGETAHUI,

PEMBIMBING KLINIK PEMBIMBING AKADEMI

....................................................... .......................................................
NIP. .............................................. NIP. ..............................................
KONSEP PENYAKIT

A. Definisi
Tumor mamae adalah adalah karsinoma yang berasal dari parenkim, stroma, areola dan
papilla mamma.
Tumor mammae adalah pertumbuhan sel – sel yang abnormal yang menggangu
pertumbuhan jaringan tub uh terutama pada sel epitel di mammae (Dianandra, 2009)
B. Etiologi
Menurut (Abidin, 2014) Sampai saat ini, penyebab pasti tumor payudara
belum diketahui. Namun, ada beberapa faktor resiko yang telah teridentifikasi, yaitu
1. Jenis kelamin
Wanita lebih beresiko menderita tumor payudara dibandingkan dengan pria.Prevale
nsi tumor payudara pada pria hanya 1% dari seluruh tumor payudara.
2. Riwayat keluarga
Wanita yang memiliki keluarga tingkat satu penderita tumor payudara beresiko tiga
kali lebih besar untuk menderita tumor payudara.
3. Faktor genetic
Mutasi gen BRCA1pada kromosom 17 dan BRCA2 pada kromosom 13 dapat
meningkatkan resiko tumor payudara sampai 85%. Selain itu, gen p53,
BARD1, BRCA3, dan noey2 juga diduga meningkatkan resiko terjadinya kanker
payudara.
4. Faktor usia
Resiko tumor payudara meningkat seiring dengan pertambahan usia.
5. Faktor hormonal
Kadar hormon yang tinggi selama masa reproduktif, terutama jika tidak
diselingi oleh perubahan hormon akibat kehamilan, dapat meningkatkan resiko
terjadinya tumor payudara.
6. Usia saat kehamilan pertama
Hamil pertama pada usia 30 tahun beresiko dua kali lipat dibandingkan dengan
hamil pada usia kurang dari 20 tahun
7. Terpapar radiasi
8. Intake alcohol
9. Pemakaian kontrasepsi oral
Pemakaian kontrasepsi oral dapat meningkatkan resiko tumor payudara.
Penggunaan pada usia kurang dari 20 tahun beresiko lebih tinggi dibandingkan
dengan penggunaan pada usia lebih tua.
C. Patofisiologis dan Patway
1. Patofisiologis
Tumor atau neoplasma merupakan kelompok sel yang berubah dengan ciri-ciri :
poliferasi sel yang berlebihan dan tidak berguna yang tidak mengikuti pengaruh
struktur jaringan sekitarnya. Neoplasma yang maligna terdiri dari sel-sel kanker yang
menunjukkan proliferasi yang tidak terkendali yang mengganggu fungsi jaringan
normal dengan menginfiltrasi dan memasukinya dengan cara menyebarkan anak sebar
ke organ-organ yang jauh. Di dalam sel tersebut terjadi perubahan secara biokimia
terutama dalam intinya. Hampir semua tumor ganas tumbuh dari suatu sel dimana
telah terjadi transformasi maligna dan berubah menjadi sekelompok sel-sel ganas di
antara sel-sel normal.
Kanker payudara bukan satu-satunya penyakit banyak, tergantung pada jaringan
payudara yang terkena, ketergantungan ekstrogen, dan usia permulaannya. Penyakit
payudara ganas sebelum menopause berbeda dari penyakit payudara ganas sesudah
menopause (post menopause). Respon dan prognosis penanganannya berbeda dengan
berbagai penyakit berbahaya lainnya. Beberapa tumor yang dikenal sebagai “
estrogen dependent” mengandung reseptor yang mengikat estradiol, suatu tipe
ekstrogen, dan pertumbuhannya dirangsang oleh estrogen. Reseptor ini tidak manual
pada jaringan payudara normal atau dalam jaringan dengan dysplasia. Kehadiran
tumor : Estrigen REseptor Assay(ERA) “ pada jaringan lebih tinggi dari kanker-
kanker payudara hormone dependent. Kanker-kanker ini memberikan respon terhadap
hormone treatment ( endocrine chemotherapy, oophorectomy atau adrenalectomy).
(Dianandra, 2009)
2. Pathway

Perubahan genetic dalam sel

Sel menjadi abnormal

Poliferasi sel-sel maligna dalam payudara

Tumor payudara

Hormonal Radiasi Mastektomi Cemas

Luka operasi kurang informasi


(trauma jaringan)

Kurang
pengetahuan
Nyeri Kerusakan
Tidak adekuat
integritas kulit
Pertahanan system
Emosional distress imun
Ketidakmampuan kelemahan
mengontrol
nyeri Resiko perubahan penampilan
infeksi
kehilangan selera makan
Gangguan konsep
Ketidakseimbangan nutrisi diri
kurang dari kebuuthan
tubuh
D. Manifestasi Klinis
1. Mungkin tidak ada
2. Tumor mammae umumnya tidak nyeri
3. Ulkus atau perdarahan dari ulkus
4. Erosi putting susu
5. Perdarahan keluar cairan dari putting susu
6. Nyeri pada payudara
7. Kelainan bentuk payudara
8. Keluhan karena metastase
E. Pemeriksaan Penunjang
Menurut (Dianandra, 2009) pemeriksaan penunjang pada tumor payudara adalah :
1. Ultrasonografi
Dapat membedakan antara masa padat dan kista pada jaringan payudara keras
2. Mammografi
Memperlihatkan struktur internal payudara,dapat mendeteksi tumor yang terjadi pada
tahap awal
3. Scan CT dan MRI
Teknik scan yang dapat mendeteksi penyakit payudara
4. Pemeriksaan Biopsi
Pemeriksaan Biopsi juga dapat dipakai untuk diagnosis Tumor dan Ca Mammae.
Pemeriksaan histologi ini dilakukan dengan mengangkat jaringan dari massa payudara
yang terjangkit tumor untuk ditentukan tingkat keganasannya
F. Penatalaksanaan
1. Penatalaksanaan Bedah:
Mastektomi Parsial (mengeksisi tumor lokal). Diawali dengan lumpektomi untuk
mengangkat jaringan yang terjangkit tumor atau kankerm kemudian dilanjutkan dengan
kuadranektomi yaitu pengangkatan seperempat payudara.
Mastektomi Total: mengangkat seluruh payudara beserta kelenjar limfe di lateral otot
pektoralis minor.
Mastektomi Radikal: mengangkat payudara, otot pektoralis mayor dan minor, dan seluruh isi
aksilanya.
2. Penatalaksanaan Non-bedah
Penyinaran pada payudara dan kelenjar linfe regional atau pada jaringan lain yang sudah
terserang kanker.
Kemoterapi: merupakan terapi adjuvan sistemik khususnya setelah dilakukan pembedahan.
Contoh: kombinasi penggunaan cyclophospamide, methotrexate, flouracil, dan adriamycin.
Terapi Hormon: antiestrogen, androgen, prostaglandin, tamoksifen, dsb.
G. Komplikasi
Menurut (Dianandra, 2009) komplikasinya yaitu : Komplikasi yang mungkin terjadi adalah
metastase keotak, hati, kelenjar adrenal, paru, tuang, dan ovarium
KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian
1. Pengkajian
a. Identitas diri
Nama, TTL, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan, status pernikahan,
suku/bangsa, tanggal masuk RS, tanggal pengkajian, tanggal/rencana operasi,
no.medrec, diagnose medis, alamat.
b. Keluhan Utama
Menguraikan keluhan saat pertama kali dirasakan, biasanya benjolan yang menekan
payudara, terasa nyeri, kulit di sekitarnya merah dan keras, disertai bengkak.
c. Riwayat kesehatan sekarang
Keluhan yang paling dirasakan oleh klien saat dikaji, diuraikan dalam konsep
PQRST dalam bentuk narasi
d. Riwayat kesehatan dahulu
Apakah ada riwayat tumor mammae sebelumnya, pernahkah sakit dada hingga
dilakukan penyinaran pada bagian dada, riwayat kanker atau tumor lain yang
pernah atau sedang dialami yang bisa menjadi faktor pendukung terjadinya tumor
dan ca mammae seperti kanker serviks, lalu identifikasi juga riwayat kesehatan
keluarga.
e. Riwayat kesehatan keluarga
Apakah ada keluarga yang memiliki riwayat tumor atau ca mammae, riwayat
kanker atau tumor lain yang pernah atau sedang dialami oleh keluarga yang lain,
ataupun orang tua klien yang memiliki penyakit yang sama.
f. Aktivitas sehari-hari
kondisi fisik melemah, gangguan pada pola tidur dan sulit beristirahat. (Dianandra,
2009)
g. Pemeriksaan fisik head to toe
1) Kepala : Normal, kepala tegak lurus, tulang kepala umumnya bulat dengan
tonjolan frontal di bagian anterior dan oksipital dibagian posterior.
2) Rambut : biasanya tersebar merata, tidak terlalu kering, tidak terlalu bermin
3) Mata : biasanya tidak ada gangguan bentuk dan fungsi mata. Mata
anemis, tidak ikterik, tidak ada nyeri tekan.
4) Telinga : normalnya bentuk dan posisi simetris. Tidak ada tanda-tanda
infeksi dan tidak ada gangguan fungsi pendengaran
5) Hidung : bentuk dan fungsi normal, tidak ada infeksi dan nyeri tekan.
6) Mulut : mukosa bibir kering, tidak ada gangguan perasa.
7) Leher : biasanya terjadi pembesaran KGB.
8) Dada : adanya kelainan kulit berupa peau d’orange, dumpling, ulserasi
atau tanda-tanda radang.
9) Hepar : biasanya tidak ada pembesaran hepar.
10) Ekstremitas : biasanya tidak ada gangguan pada ektremitas (Abidin, 2014)
B. Prioritas Masalah Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman (nyeri)
2. Resiko infeksi
3. Gangguan citra tubuh
4. Kurangnya pengetahuan tentang kondisi
5. Gangguan harga diri
C. Intervensi Keperawatan
1. Gangguan rasa nyaman
a. Definisi
Merasa kurang kesenangan, kelegaan dan kesempurnaan dalam dimensi fisik,
psikospiritual, lingkungan dan sosial yang dapat diperkuat
b. Batasan karakteristik
Subjektif
Ansietas
Gangguan pola tidur
Takut
Ketidakmampuan untuk relaks
Melaporkan kedinginan atau kepanasan
Melaporkan merasa tidak nyaman
Melaporkan gejala yang menimbulkan distress
Melaporkan rasa lapar
Melaporkan rasa gatal
Melaporkan kurang kepuasan pada situasi
Melaporkan kurang kesenangan pada situasi
Objektif
Menangis
Iritabilitas
Mengantuk
Gelisah
Mengeluh
c. Faktor yang berhubungan
Gejala terkait penyakit
Ketidakcukupan sumber ( mis, keuangan, dukungan sosial)
Kurang kendali akan lingkungan atau situasi
Kurang privasi
Stimulus lingkungan yang berbahaya
Efek samping terkait terapi ( misal, medikasi, radiasi)
d. Rencana tindakan
NOC NIC
1) Tujuan Tuliskan tindakan keperawatan yang dapat
Setelah dilakukan tindakan digunakan untuk mengatasi masalah keperawatan
keperawatan selama …x24 jam di yang meliputi:
harapkan klien dapat 1. Observasi sumber penyebab
menunjukkan rasa nyaman ketidaknyamanan misal gatal
dengan di buktikan oleh indikator 2. Anjurkan teknik ditraksi relaksasi
2) Kriteria hasil 3. Berikan kompres hangat pada area yang
- Rasa nyeri berkurang terasa gatal
- Rasa gatal berkurang 4. Menyarankan kepada klien agar tidak
- Pasien dapat istirahat dengan menggaruk pada area yang luka
nyaman
2. Resiko infeksi
a. Definisi
Rentan mengalami invasi organism patogenik yang dapat mengganggu kesehatan
b. Faktor resiko
Kurang pengetahuan untuk mengetahui penularan pathogen penyakit
Ketidakadekuatan pertahanan sekunder (penurunan hb, imunosupresi, leucopenia)
Malnutrisi (albumin
Post Op/ Tindakan invasive pembedahan
c. Rencana tindakan
NOC NIC
1. Tujuan Perlindungan terhadap infeksi :
Setelah diberikan intervensi  Pantau untuk sistemik dan lokasi tanda gejala
keperawatan dalam waktu…x 24 jam dari infeksi
pasien mampu menunjukkan :  Pantau kerentanan infeksi
1. Tingkat Infeksi (0703),  Pantau hasil laboratorium (granulosit, protein
dengan indikator: serum, albumin, WBC, dan perbedaan hasil)
a. Kestabilan suhu  Pertahankan tindakan aseptik untuk pasien
b. Tidak ada rush (ruam) beresiko
c. Pasien tidak menunjukkan  Amati kondisi luka pembedahan
malaise  Kolaborasi dengan dokter untuk pemberian
d. Tidak ada peningkatan antibiotik bila diperlukan
leukosit  Ajarkan pasien dan keluarga tentang
e. Tidak ada letargi perbedaan antara infeksi virus dan bakteri
2. Kontrol resiko (dengan indikator:
a. Pasien mampu mengidentifikasi Pengendalian infeksi
factor resiko penyebab infeksi  Ajarkan pasien cara cuci tangan yang benar
b. Mengembangkan strategi control  Anjurkan pengunjung untuk mencuci tangan
infeksi saat masuk dan meninggalkan ruangan pasien
c. Pasien mencari informasi  Gunakan sabun anti bakteri untuk cuci tangan
kesehatan tentang penyebab infeksi  Cuci tangan sebelum melakukan tindakan
 Gunakan sarung tangan untuk universal
precaution
 Tingkatkan ketepatan wound care
 Dukung asupan gizi yang tepat
 Anjurkan asupan cairan yang tepat
 Ajarkan pasien dan keluarga bagaimana cara
menghindari factor infeksi
Kolaborasi dengan keluarga untuk melaporkan
apabila muncul tanda dan gejala infeksi dini.
(Wilkinson, 2014)
DAFTAR PUSTAKA.

Judith M.Wilkinson, 2014. Diagnosa Keperawatan : Diagnosis Nanda-I,Intervensi NIC, Hasil


NOC, Ed.10. Jakarta: buku kedokteran EGC
Dianandra, r., 2009. panduan lengkap mengenal kanker. Jogjakarta: Mirza Media Pustaka.

Abidin, 2014. Faktor Resiko Kejadian Kanker Payudara di RSUD Labuang Baji. Jurnal Ilmiah
Kesehatan Diagnosis Volume 4 Nomor 2 Tahun, pp.236 – 242.

Indrarti, R., 2013. Analisis Faktor Risiko Reproduksi yang Berhubungan dengan, Vol 1 no 2(
Politeknik Kesehatan Kemenkes), pp.106-11.

Anda mungkin juga menyukai