Anda di halaman 1dari 5

DETEKSI DINI KEHAMILAN RESIKO TINGGI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


- 1 dari 2
Tanggal Terbit : Ditetapkan oleh :
STANDAR PROSEDUR
OPERASIONAL

Direktur
1. PENGERTIAN Mendeteksi secara dini kehamilan beresiko tinggi & cara
penanganannya dengan pemeriksaan yang sistematis meliputi
anamnesis pemeriksaan umum & obstetrik.
2. TUJUAN Mengenali secara dini kehamilan risiko tinggi
3. KEBIJAKAN 1. Semua perawat yang bekerja di RSIA Keluarga Kita
berkewajiban melaksanakan prosedur keperawatan sesuai
dengan Instruksi Kerja yang dibuat oleh rumah sakit.
2. Instruksi Kerja ini adalah acuan yang menjadi titik tolak
pelaksanaan pelayanan keperawatan.
3. Instruksi Kerja ini dapat disesuaikan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi keperawatan dan telah
terbukti keabsabannya secara ilmiah
4. PROSEDUR I. Pemeriksaan untuk penilaian awal
1. Penilaian dengan periksa pandang (inspeksi)
 Kesadaran penderita sadar/kesakitan/pingsan
/koma/ kejang
 Wajah penderita -. pucat/banyak keringat/kemerahan
Pemafasan : cepat/ sesak nafas.
 Menilai perdarahan (dari vagina)
2. Penilaian dengan periksa raba
 Kulit : dingin/demam
 Nadi : cepat/lemah/normal
 Kaki : oedem
3. Penilaian tanda vital:
 Tekanan darah, suhu/nadi/pernafasan.

Hasil dari penilaian awal ini akan menjadi dasar pemikiran


apakah penderita mengalami perdarahan, infeksi, hipertensi,
preeklampsi, eklampsi atau shock.
Berdasarkan hasil pernilaian ini yang diperkuat dengan
perneriksaan klinik lengkap bersamaan dengan memberikan
DETEKSI DINI KEHAMILAN RESIKO TINGGI

No. Dokumen : No. Revisi : Halaman :


- 2 dari 2
pertolongan pertama sesuai dengan hasil dari penilaian awal
sehingga mengurangi komplikasi yang mungkin timbul.
II. Keadaan-keadaan yang perlu diwaspadai dan
pencegahannya adalah sbb. :
A. Preeklampsi :
 pertambaban berat badan lebih dari 2 kg/bulan
 kaki oedem kanan dan kiri
 riwayat preeklampsi/eklampsi
 kenaikan tekanan darah (sistolik lebih/sama dengan
160 mmHg atau diastolik lebih/sama dengan 110
mrnHg. - pemeriksaan protein urine +
 keluhan pusing/sakit kepala, pandangan kabur, sakit
ulu hati.

Pemeriksaan penunjang
1. Preeklampsi ringan : urine lengkap
2. Preeklampsi berat/Eklampsia : urine lengkap, flb,
Hematokrit, Thrombosit, Lekosit, waktu perdarahan, waktu
pembekuan, fungsi hati, fungsi ginjal

Bila diperlukan konsultasi :


Bagian penyakit dalam (sub bagian ginjal dan hipertensi),
Spesialis saraf, mata

1. Pre-eklampsia ringan
Rawat jalan :
 Banyak istirahat (berbaring/tidur miring)
 Diet eukup protein, rendah karbohidrat, rendah
Therapi :
 Sedativa ringan (bila tidak bisa istirahat) :
 Diazepam tablet 3x 2 mg peroral selama 7 hari
 Reborantia
 Kunjungan ulang tiap 1 minggu
Apabila setelah 2 minggu rawat jalan, tidak menunjukkan
adanya perbaikan, maka dianjurkan rawat inap.

Rawat inap :
a. Pada kehamilan < 37 minggu
Tekanan darah normal selama perawatan,
persalinannya ditunggu sampai aterm.
Bila tekanan darah turun, tetapi tidak mencapai
normal selama perawatan, kehamilannya dapat
diakhiri pada umur kehamilan > 37 minggu.
b. Pada kehamilan > 37 minggu Persalinan ditunggu
spontan atau dipertimbangkan untuk melakukan
induksi persalinan pada tanggal taksiran persalinan.
Persalinan dapat dilakukan secara spontan, bila perlu
memperpendek kala II dengan bantuan tindakan Vakum
Ekstraksi / Bedah Obstetri.

2. Pre-eklampsia Berat
Tindakan aktif untuk ibu :
 kehamilan > 37 minggu
 adanya tanda-tanda gejala eklampsia, kegagalan
tindakan/therapie konservatif (setelah 6 jam terjadi
kenaikan tekanan darah. Setelah 24 jam terapi
medikamentosa keadaan tidak ada perbaikan)
Untuk janin :
 adanya tanda
 tanda foetal distress
 adanya tanda-tanda IUGR
Pengobatan Medikamentosa
 segera masuk rumah sakit
berbaring miring kesatu sisi
 infus Dextrose 5% diselingi dengan infus Ringerlactate
500 cc antasida
diet : cukup protein, rendah karbohidrat, rendah Jemak
dan rendah garam
 pemberian obat anti kejang MgSO4: 12 gram MgSO4
40% dalam 500cc Dextrose 5% (12jam)
Syarat-syarat pemberian MgSO4 :
 harus tersedia antidotum MgSO4, yaitu Kalsium
Glukonas 10%(1 gram dalam 10 cc) diberikan IV 3
menit.
 refleks patella + kuat
 frekewensi penafasan > 16 kali per menit
 produksi urine > 100cc dalam 4 jam sebelumnya

MgSO4 dihentikan bila :


 ada tanda-tanda intoxiiasi
 setelah 6 jam pasca persalinan
 dalam 6 jam pasca persalinan sudah terjadi perbaikan.
 Diuretikum diberikan bila ada : oedem paru-paru,
oedem anasarka, payah jantung kongestif

Anthihipertensi diberikan bila:


Tekanan darah: sistolik > 180 mmHg, diastolic > 110 mmHg

Kardiotionika diberikan bila ada tanda menjurus payah


jantung
Jenis kardiotionika yang diberikan ialah Cedilanid , perawatan
selanjutnya dilakukan bcrsama bagian penyakit jantung.

1. Lain-lain:
Bila suhu diatas 38 derajat C diberikan kompres
dingin/alkohol dan obat - obat antipiretika.
Bila ada indikasi boleh diberikan antibiotika.
Bila penderita kesakitan, gelisah karena kontraksi rahim dapat
diberikan.
Pethidin Hel 50-75mg sekali saja 1 M (selambat-lambatnya
sebelum janin lahir)
2. Pertumbuhan janin terhambat :
a. Pertambahan berat badan ibu kurang/lambat
b. tinggi fundus uteri tidak sesuai dengan usia kehamilan.
c. riwayat melahirkan dengan berat badan lahir rendah.
3. Vitium Cordis:
a. Keluhan sesak nafas bila berjalan agak jauh/naik tangga
b. denyut nadi cepat
c. ujung jari kaki/tangan kebiruan.

4. Perdarahan :
a. riwayat perdarahan pospartum
b. perdarahan dalam kehamilan
c. anemia (Hb lebih 10 gram%)

5. Infeksi:
a. ketuban pecah dini atau ketuban pecah dalam kehamilan
b. suhu meningkat

6. Persafinan macet
a. tinggi badan kurang dari 150cm
b. pada kehamilan trimester ke III kepala belum masuk
panggul
c. taksiran berat bayi besar (4000 gram atau lebih)
7. Posmaturitas:
a. usia kehamilan lebih 1 minggu atau lebih (-HT A pasti) )
b. berat badan ibu tidak naik lagi pada kehamilan aterm
c. gerakan janin berkurang

Pengawasan pada ibu risiko tinggi :


Pemeriksaan hamil pada ibu risiko tinggi harus lebih sering dari
pada kasus risiko rendah. Pengawasan ditujukan terhadap ibu
maupun janin dalam kandungan.
Pengawasan terhadap ibu :
Deteksi dini ibu risiko tinggi adalah satu tahap awal.
Apabila pemeriksaan dilakukan oleh Bidan, penderita dirujuk ke
Dokter kebidanan untuk penanganan selanjutnya.
Pengawasan terhadap janin :
Deteksi dari adanya kelainan pada janin akan menentukan : waktu
persalinan. cara persalinan dan pengobatan prenatal.
Pemantauan denyut jantung dengan doppler merujuk ke IK Cara
Pemakaian Fetal Doppler (Model DP-20 FHR)
Kalau perlu dilakukan CTG merujuk ke IK Penggunaan CTG
atau USG merujuk ke IK Permintaan Pemeriksaan USG

Anda mungkin juga menyukai