OLEH:
KHUSNUL KHATIMA
60700117002
LABORATORIUM PETERNAKAN
JURUSAN ILMU PETERNAKAN
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN
MAKASSAR
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Jika kita merenungi akan ciptaan Allah SWT banyak sekali ciptaannya
yaitu adanya penciptaan tumbuhan dan hewan yang memberikan manfaat bagi
adalah sebagai salah satu sumber pakan untuk ternak agar ternak tersebut tumbuh
dengan baik dan memberikan manfaat bagi manusia baik itu dari segi hasil seperti
Bahan pakan adalah setiap bahan yang dapat dimakan, disukai, dapat
dicerna sebagian atau seluruhnya, dapat diabsorpsi dan bermanfaat bagi ternak.
Oleh karena itu agar dapat disebut sebagai bahan pakan maka harus memenuhi
semua persyaratan tersebut, sedang yang dimaksud dengan pakan adalah bahan
yang dapat dimakan, dicerna dan diserap baik secara keseluruhan atau sebagian
dan tidak menimbulkan keracunan atau tidak mengganggu kesehatan ternak yang
energi, produksi, dan pengatur proses-proses dalam tubuh. Kandungan zat gizi
yang harus ada dalam pakan adalah protein, lemak, karbohidrat, mineral, vitamin
praktikum ini untuk mengetahui jenis-jenis bahan pakan, kandungan bahan pakan
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan Pratikum
TINJAUAN PUSTAKA
A. Bahan Pakan
yang diberikan kepada ternak untuk memenuhi kebutuhan zat-zat makanan yang
dan produksi maksimal, jumlah dan kandungan zat-zat makanan yang diperlukan
dan mineral sebagai suplemen. Hijauan yang biasa digunakan sebagai pakan pada
usaha peternakan rakyat di pedesaan adalah rumput lapangan dan hasil samping
sampingan pertanian yang sering digunakan adalah jerami padi, jerami jagung,
jerami kedelai, jerami sorgum, daun ubi jalar, daun ubi kayu dan pucuk tebu,
sedangkan bahan baku konsentrat yang sering digunakan adalah dedak padi,
gaplek, bungkil kelapa, bungkil kelapa sawit dan lain-lain (Sitindaon, 2013).
peranan penting karena hijauan mengandung hampir semua zat yang diperlukan.
Upaya untuk meningkatkan produksi peternakan secara cepat hanya dapat dicapai
bagi ternak ruminansia untuk dapat bertahan hidup dan berproduksi. Produksi
ternak yang tinggi perlu didukung oleh ketersediaan pakan hijauan yang cukup
Teknologi pengolahan pakan yang tepat dan efisien diperlukan agar kebutuhan
nutrisi ternak dapat terpenuhi. Salah satu cara untuk memperbaiki kualitas pakan
terkandung dalam pakan, karena pada setiap pellet telah mengandung semua
nutrisi yang diperlukan, sehingga tidak ada nutrisi yang terbuang, meningkatkan
Protein merupakan nutrisi yang sangat penting bagi tubuh ternak protein
yang tidak dihasilkan dalam tubuh ternak harus diberikan melalui bahan pakan.
Bahan pakan sumber protein yang diberikan juga harus mengandung asam amino
yang lengkap serta berimbang sehingga penggunaan protein lebih efisien. Bahan
pakan sumber protein yang digunakan sebagai pakan unggas sebagian besar
merupakan pakan konvensional seperti bungkil kedelai, tepung ikan, Meat Bone
Meal (MBM), Poultry Meat Meal (PMM) yang memiliki harga cukup mahal,
sehingga pemberiannya harus tepat untuk menekan biaya pakan (Varianti, 2017).
kecernaan protein, semakin tinggi konsumsi protein dan kecernaan protein maka
asupan protein dalam tubuh ternak semakin tinggi, namun tingginya konsumsi
untuk mengetahui kualitas dari bahan pakan yang dipilih atau akan digunakan
meliputi:
1. Penilaian fisik yaitu dengan melihat perubahan warna, bentuk, bau dan
berat jenis penilaian fisik juga sering dilakukan pada penyimpanan pakan untuk
melihat apakah pakan yang disimpan masih baik atau sudah rusak
2. Penilaian kimia yaitu menilai komposisi kimia yang terdapat dalam bahan
pakan. Metode yang digunakan ada beberapa macam tetapi umumnya yang dinilai
adanya zat gizi, non gizi dan anti gizi yang terdapat dalam bahan pakan
diantaranya zat gizi yaitu pati, serat kasar, lemak, protein, air, mineral, vitamin
dan asam amino. Sedangkan anti gizi/anti nutrisi antaranya yaitu tanin, gosipol,
dan pengaruhnya pada ternak yaitu dengan mengamati respon ternak yang diberi
pakan.
Allah Swt berfirman dalam QS. An Naba/78: 15.
tumbuhan sebagai bahan makanan untuk manusia dan hewan (Tafsir Quraish
Shihab, 2017).
kategori menurut Thutenq (2011), yaitu bentuk butiran, tepung, pilih dan bentuk
cairan.
Bentuk ini umumnya lebih disukai ternak unggas seperti bahan baku pakan
25%. Bentuk butiran, yaitu bahan pakan yang pemberiannya berbentuk biji atau
butiran. Bahan pakan ini perlu digiling terlebih dahulu sebelum digunakan sebagai
bahan pakan ransum. Pakan ini biasanya berikan untuk ternak unggas karena
unggas lebih suka pakan berbentuk butiran sesuai dengan bentuk paruhnya.
Contohnya jagung, kacang kedelai, kacang hijau, kacang merah dan shorgum.
Bentuk tepung umumnya diperoleh dari bahan baku seperti bekatul, dedak,
gandum, tepung tulang, dan lain-lain dengan komposisi mencapai 25-35%. Bahan
pakan ini berasal dari bahan pakan hewani dan nabati yaitu bahan pakan yang
berbentuk tepung. Pakan ini biasanya diberikan untuk ternak ruminan karena
ternak ruminant tidak bisa mencerna pakan yang berupa butiran. Biasanya
pengusaha (Poutry shop) lebih cenderung menjual ransum yang sudah jadi, seperti
pakan ini berasal dari bahan pakan hewani dan nabati, misalnya tepung ikan,
tepung daging, tepung tulang dan lainnya, bungkil kopra, hasil samping
pembuatan minyak kopra, bungkil kelapa sawit, hasil samping pembuatan minyak
kelapa sawit, tepung gaplek, yaitu singkong kering yang dibuat tepung, pollar,
hasil samping industry tepung terigu dan dedak padi, hasil samping penggilingan
padi.
Bentuk pilih umumnya diperoleh dari bahan baku seperti bungkil kedelai,
minyak kedelai, bungkil kacang tanah, hasil samping pembuatan minyak kacang
tanah, bungkil kelapa sawit, hasil samping pembuatan minyak kelapa sawit,
ampas singkong, hasil samping industri tepung tapioka, gaplek dan singkong yang
dikeringkan.
hewani sering digunakan pada ternak unggas pedaging yang membutuhkan energi
tinggi. Penggunaan bahan pakan berbentuk cair (minyak) di dalam ransum, selain
membantu memenuhi kebutuhan energi juga menambah selera nafsu makan
ternak unggas. Selain itu juga dapat mengurangi sifat berdebu pada ransum yang
berbentuk tepung lengkap (All mash). Bahan pakan berbentuk cair terutama
minyak nabati maupun minyak hewani sering digunakan pada ternak unggas
samping industri gula tebu. Warna hitam seperti kecap, rasanya manis dan baunya
harum. Minyak goreng/CPO (Crude Palm Oil), minyak ikan dan lainnya.
atas 3 yaitu:
nabati ini umumnya mempunyai serat kasar tinggi, misalnya dedak dan daun-
daunan. Disamping itu bahan pakan nabati banyak pula yang mempunyai
kandungan protein tinggi seperti bungkil kelapa. bungkil kedelai dan bahan pakan
asal kacang-kacangan. Serta tentu saja kaya akan energi seperti jagung.
limbah. Bahan pakan hewani yang biasa digunakan adalah tepung ikan, tepung
tulang, tepung udang dan tepung kerang. Beberapa bahan pakan hewan yang lain
adalah cacing, serangga, ulat dan lain-lain. Bahan-bahan pakan ini ditemukan
ayam yang dipelihara secara intensif, cacing, serangga dan lain-lain tidak
diberikan. Tetapi bekicot yang banyak didapat di musim hujan sudah mulai
diternakkan merupakan bahan pakan alternatif yang dapat digunakan untuk
Adalah pakan ternak yang berasal ikan. Contohnya yakni tepung ikan dan
tepung kepala udang (tepung rese). Tepung ikan berasal dari ikan sisa atau
buangan yang tidak dikonsumsi oleh manusia, atau sisa pengolahan industri
relatif rendah dan mudah dicerna. Bahan pakan penguat ini meliputi bahan pakan
yang berasal dari biji-bijian seperti jagung giling, dedak, katul, bungkil kelapa,
tetes, dan berbagai umbi. Fungsi pakan penguat adalah meningkatkan dan
memperkaya nilai gizi pada bahan pakan lain yang nilai gizinya rendah (Sugeng,
2010).
1. Kelompok Rumput-rumputan
Rumput gajah merupakan salah satu jenis hijauan pakan yang memiliki
kualitas yang cukup baik dan palatabilitas yang cukup tinggi bagi ternak
Indonesia, hijauan pakan cepat mencapai fase generatif dan pada saat musim
penghujan produksi hijauan tinggi sebaliknya pada saat musim kemarau
protein kasar 6,26%, lemak 2,06%, serat kasar 32,60%, abu 9,12%. BETN
ternak unggul di Indonesia dan dapat tumbuh hingga ketinggian 2000 m dpl,
serta baik untuk ditanam bersama legum. Menurut Aganga dan Tshwenyane
(Purbajanti, 2010).
Tadulako menunjukkan bahwa kadar serat kasar rumput raja mencapai 34.15%
dari bahan kering, sedangkan protein kasar hanya berkisar 10,19 % bahan
kering. Kadar serat kasar yang tinggi tersebut diakibatkan oleh lignin, selulosa
dengan tanaman tebu, tingginya 2-4 m dan apabila dibiarkan tumbuh tegak
dapat mencapai 7 m, berbatang tebal dan keras. Rumput raja memiliki
raja sangat tinggi dapat mencapai 1.076 ton rumput segar/ha/tahun (Suyitman
dkk., 2013).
Di Indonesia ada di Jawa, Irian dan Sumut. Asal Afrika timur, tengah dan
selatan. Protein kasar umumnya berkisar antara 4-13%, walaupun demikian daun
yang muda bisa mencapai 16-17% dan yang paling rendah kandungannya 3%.
Kandungan protein kasar ini tergantung pada umur, cuaca dan pemupukan
nitrogen. Serat kasarnya bervariasi antara 30-40%, tetapi bisa mencapai 25% pada
saat pemotongan awal dan bisa mencapai lebih dari 45% pada pemotongan akhir.
Beta -N umumnya berkisar antara 40-50% dengan lemak kasar antara 1.0- 2.5%.
Kalsium (Ca) dan phosphor (P) konsentrasinya sama dengan rumput tropis
baik dengan kecernaan bahan kering yang cukup rendah yaitu sekitar 40-60%
membentuk rumpun. Daun tanaman ini cukup halus dan berwarna hijau kelabu.
Jenis rumput ini dapat tumbuh baik pada tanah berstruktur ringan, sedang dan
berat dengan ketinggian tempat 200-3.000 m dpl dan curah hujan > 1.000 m
Gamal berasal dari wilayah kawasan Pantai Pasifik Amerika Tengah yang
bermusim kering. Habitat asli gamal adalah hutan gugur daun tropika, dapat
tumbuh mulai dari dataran rendah hingga ketinggian tempat 1.300 m dpl,
beradaptasi pada beberapa jenis tanah, termasuk jenis tanah yang kurang subur,
tahan kering, juga tahan asam. Gamal merupakan tanaman yang cocok untuk
10-12 m, sering bercabang dari dasar dengan diameter basal mencapai 50-70
cm. Kulit batang halus dengan warna bervariasi, dari putih abu-abu kemerah
tua-coklat batang dan cabang-cabang pada umumnya ada bercak putih kecil
(Mustofa, 2010).
cm melebar 5-20 cm, helai daun berbentuk ovale atau elips, panjang daun 2-7
cm,dan lebar daun 1-3 cm. Helai daun, pelepah dan tulang belakang kadang-
warna putih, biasanya dengan titik kuning pucat menyebar di dasar kelopak.
Dasar kelopak bunga bulat dan hampir tegak, dengan ukuran sekitar 20 mm,
panjang kelopak bunga 15-20 mm, dan lebarnya 4-7 mm. Polong muda
masak, dan berwarna kuning coklat muda sampai coklat bila sudah tua. Polong
berbentuk pipih hampir bulat, panjang polong 10-18 cm, lebarnya 2 cm, jumlah
yang berasal dari amerika tengah dan meksiko. Sekarang, lamtoro sudah
karibia, Asia Selatan, Asia Tenggara, dan di daerah pasifik termasuk New
sebagai pohon peneduh, pencegah erosi, sumber bahan kayu serta sebagai
dengan bunga berwarna ungu yang mekar hanya pada pagi hari dan daunnya
berbentuk seperti telapak kaki kuda. ekstrak daun tanaman Tapak kuda
vitro ekstrak daun Tapak kuda memiliki aktivitas antibakteri terhadap bakteri
menguji kualitas basis krim dan krim ekstrak daun Tapak Kuda yang dibuat
Tumbuh setiap tahun pada musim panas dibawah kondisi basah dan berbiji
setiap tahun. Suhu untuk tumbuh sesuai dengan suhu di daerah tropis basah,
sedangkan suhu minimum tidak terlalu dingin, seperti suhu yang dibutuhkan
oleh Centro atau Puero. Ludlow melaporkan, hanya 2% Bahan kering, 4,8%
rata-rata tumbuh dan 14% luas daun ketika tumbuh pada suhu 20oC
dibandingkan dengan pertumbuhan pada suhu 30oC. Tumbuh pada lintang 29–
30 oS, juga tumbuh baik pada ketinggian 2000 m dpl di Colombia lebih banyak
sampai 1250 mm, dapat tumbuh pada kondisi genangan /basah, biasanya
tumbuh baik pada tanah basah yang subur, beradaptasi pada berbagai tekstur
dengan hampir semua rumput tropis, semisal Panicum sp, Setaria sp,
Brachiaria sp , serta legum seperti Centrosema atau Puero, dapat tumbuh cepat
untuk menekan gulma, merupakan hijauan yang kuat karena dapat menjadi
penutup tanah terus menerus selama 4-6 bulan (Andika dan Prawiradiputra,
2010).
Tanaman siratro dengan akar tunggang yang besar dan dalam, batangnya
membelit, menjalar dan memanjat. Batang pada dasar tanaman lebih tua
berserat, diameter >5 mm, batang yang lebih muda berdiameter sekitar 1-2
mm, kadang-kadang membentuk nodul akar pada kondisi yang ideal. Berdaun
tiga (Trifoliate), helai daun memanjang 2-7 x 1,5-5 cm, hijau tua dan berbulu
halus pada permukaan atas, berwarna hijau abu. Bunga berbentuk tabung,
panjang 8-9 mm dan lebar 3 mm, berwarna ungu tua dengan merah didekat
dasar bunga. Buah polong lurus, panjang 5-10 cm, diameter 3-5 mm,
mengandung sampai 12-15 biji. Buah polong akan menyebar ketika masak. Biji
berbentuk bulat dan pipih, coklat muda sampai hitam (Daru dan Yusuf, 2015).
Kandungan nutrisi tongkol jagung terdiri dari bahan kering 90,0%, protein
kasar 2,8%, lemak kasar 0,7%, abu 1,5%, serat kasar 32,7%, dinding sel 80%,
lignin 6,0% dan ADF 32%. Permasalahan utama penggunaan tongkol jagung
Kadar lignin dan silika yang tinggi mengakibatkan kecernaan tongkol jagung
menjadi rendah dan konsumsinya oleh ternak terbatas. Sehingga perlu dicari
2015).
Jambu air termasuk suku jambu-jambuan atau Myrtaceae yang berasal dari
Asia Tenggara. Kayu buah jambu air yang keras dan berwarna kemerahan
cukup baik sebagai bahan bangunan. jambu air yang banyak ditanam yaitu
Syzygium quaeum (jambu air kecil) dan Syzygium samarangense (jambu air
besar). Bentuk daunnya bulat telur sampai lonjong atau elips. Warna daun yang
menjadi produk lain juga memiliki kandungan gizi relatif tidak berubah.
9,9% air, 2,8% abu, 3,6% protein, dan 0,4%. Selain itu tepung sukun juga
d. Tepung ikan
et al., 2015). Tepung ikan adalah sumber bahan baku yang terbatas dan mahal.
menyebabkan harga pelet ikan semakin tinggi, sehingga biaya produksi dan
yang disubtitusi dengan tepung tulang dan daging sampai 50% dapat
TDT sebagai substitusi tepung ikan dalam kegiatan budidaya nila merah
(Hasibuan 2010).
f. Daun kelor (Moriga oleifera)
Daun kelor mengandung zat besi lebih tinggi daripada sayuran lainnya
yaitu sebesar 17,2 mg/100 g, kandungan nilai gizi daun kelor yaitu kadar air
pada daun segar 94,01% pada daun kering 4,09 % protein pada daun segar
22,7% pada daun kering 28,44% kandungan lemak pada daun segar 4,65%
pada daun kering 2,74% kadar abu pada daun kering 7,95% kandungan
karbohidrat pada daun segar 51,66% pada daun kering 57,01% kandungan serat
pada daun segar 7,92% pada daun kering 12,63% dan kandungan kalsium pada
daun segar berkisar antara 350- 550 mg sedangkan pada daun kering berkisar
METODE PRAKTIKUM
Waktu dan tempat dilaksanakannya praktikum ini yaitu pada hari Jum’at
Alat dan bahan yang digunakan pada praktikum ini adalah sebagai berikut:
1. Alat
Alat yang digunakan pada praktikum ini adalah alat tulis menulis.
2. Bahan
Bahan yang digunakan pada praktikum ini yaitu rumput setaria (Setarias
jambu air, tepun sukun, tepun ikan dan tepung daging dan tulang.
C. Prosedur Kerja
4. Mengambil gambar.
BAB IV
A. Hasil pengamatan
9 Kalopo (Calopogonium
mucunoides)
10 Siratro
(Micoptilium athropurpureum
14 Tepung sukun
15 Tepung Ikan
Sumber: Laboratorium Peternakan Jurusan Ilmu Peterakan Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Alauddin. Makassar, 2019.
B. Pembahasan
Bahan pakan adalah setiap bahan yang dapat dimakan, disukai, dapat
dicerna sebagian atau seluruhnya, dapat diabsorpsi dan bermanfaat bagi ternak
seperti bahan pakan asal hijauan dan bahan pakan sisa hasil limbah.
memiliki warna hijau kekuningan, berstektur kasar yang memiliki aroma yang
khas dan merupakan bahan pakan sumber karbohidrat asal nabati atau tumbuh-
tumbuhan. Hal ini sesuai dengan pendapat Tim Guru (2013), bahwa tanaman ini
Daun tanaman ini cukup halus dan berwarna hijau kelabu. Jenis rumput ini dapat
tumbuh baik pada tanah berstruktur ringan, sedang dan berat dengan ketinggian
tempat 200-3.000 m dpl dan curah hujan > 1.000 m dpl. Tanaman ini cukup
maximum) memiliki warna hijau tua, berstektur kasar yang memiliki aroma yang
khas dan merupakan bahan pakan sumber karbohidrat asal nabati atau tumbuh-
tumbuhan. Hal ini sesuai dengan pendapat Purbajanti (2010), rumput benggala
dan dapat tumbuh hingga ketinggian 2000 m dpl, serta baik untuk ditanam
purpureum) memiliki warna hijau muda, bertekstur kasar yang memiliki aroma
yang khas dan merupakan bahan pakan sumber karbohidrat asal nabati atau
tumbuh-tumbuhan. Hal ini sesuai dengan pendapat Raldi dkk., (2015) bahwa
rumput gajah tahan terhadap naungan, merespon baik terhadap adanya perlakuan
memiliki warna hijau, bertekstur kasar yang memiliki aroma yang khas dan
Hal ini sesuai dengan pendapat Suyitman et al., (2013) rumput raja adalah
dalam, bentuknya mirip dengan tanaman tebu, tingginya 2-4 m dan apabila
dibiarkan tumbuh tegak dapat mencapai 7 m, berbatang tebal dan keras. Rumput
memiliki warna hijau tua, bertesktur halus yang memiliki aroma yang khas dan
Hal ini sesuai dengan pendapat Andika (2010), kandungan protein kasar ini
tergantung pada umur, cuaca dan pemupukan nitrogen. Serat kasarnya bervariasi
antara 30-40%, tetapi bisa mencapai 25% pada saat pemotongan awal dan bisa
warna hijau kekuningan, bertekstur halus yang memiliki aroma yang khas dan
merupakan bahan pakan sumber protein asal nabati atau tumbuh-tumbuhan. Hal
ini sesuai dengan pendapat Simon and Stewart (2010), Helai daun, pelepah dan
tulang belakang kadang-kadang bergaris-garis merah. Bunga berwarna merah
muda ke unguan, sedikit warna putih, biasanya dengan titik kuning pucat
menyebar di dasar kelopak. Dasar kelopak bunga bulat dan hampir tegak, dengan
ukuran sekitar 20 mm, panjang kelopak bunga 15-20 mm, dan lebarnya 4-7 mm.
masak, dan berwarna kuning coklat muda sampai coklat bila sudah tua. Polong
berbentuk pipih hampir bulat, panjang polong 10-18 cm, lebarnya 2 cm, jumlah
biji 4-10.
memiliki warna hijau muda, bertekstur halus yang memiliki aroma yang khas dan
merupakan bahan pakan sumber protein asal nabati atau tumbuh-tumbuhan. Hal
ini sesuai dengan pendapat Souza et al., (2010) tapal kuda merupakan tanaman
yang tumbuh merambat di sekitar pantai dengan bunga berwarna ungu yang
mekar hanya pada pagi hari dan daunnya berbentuk seperti telapak kaki kuda.
memiliki warna hijau tua, berstektur halus yang memiliki aroma yang khas dan
merupakan bahan pakan sumber protein asal nabati atau tumbuh-tumbuhan. Hal
ini sesuai dengan pendapat Virgiansyah (2018), lamtoro merupakan tanaman yang
dapat tumbuh dengan baik dan banyak ditemukan diberbagai tempat di Indonesia.
sebagai pohon peneduh, pencegah erosi, sumber bahan kayu serta sebagai bahan
pakan ternak.
Berdasarkan hasil pengamatan bahwa kalopo (Calopogonium mucunoides)
memiliki warna hijau kekuningan, bertekstur kasar yang memiliki aroma yang
khas dan merupakan bahan pakan sumber protein asal nabati atau tumbuh-
tumbuhan. Hal ini sesuai dengan pendapat Andika dan Prawiradiputra (2010),
tumbuh setiap tahun pada musim panas dibawah kondisi basah dan berbiji setiap
tahun. Suhu untuk tumbuh sesuai dengan suhu di daerah tropis basah, sedangkan
suhu minimum tidak terlalu dingin, seperti suhu yang dibutuhkan oleh Centro atau
Puero. Hanya 2% Bahan kering, 4,8% rata-rata tumbuh dan 14% luas daun ketika
tumbuh pada suhu 20oC dibandingkan dengan pertumbuhan pada suhu 30oC.
Tumbuh pada lintang 29-30oS, juga tumbuh baik pada ketinggian 2000 m dpl.
yang khas dan merupakan bahan pakan sumber protein asal nabati atau tumbuh-
tumbuhan. Hal ini sesuai dengan pendapat Daru dan Yusuf (2015), siratro
Berdaun tiga (Trifoliate), helai daun memanjang 2-7x1,5-5 cm, hijau tua dan
berbulu halus pada permukaan atas, berwarna hijau abu. Bunga berbentuk tabung,
panjang 8-9 mm dan lebar 3 mm, berwarna ungu tua dengan merah didekat dasar
bunga. Buah polong lurus, panjang 5-10 cm, diameter 3-5 mm, mengandung
sampai 12-15 biji. Buah polong akan menyebar ketika masak. Biji berbentuk bulat
warna Putih kecoklatan, bertekstur kasar yang memiliki aroma yang khas dan
jagung terdiri dari bahan kering 90,0%, protein kasar 2,8%, lemak kasar 0,7%,
abu 1,5%, serat kasar 32,7%, dinding sel 80%, lignin 6,0% dan ADF 32%.
memiliki warna hijau tua, bertekstur kasar yang memiliki aroma yang khas dan
merupakan bahan pakan sumber protein asal nabati atau tumbuh-tumbuhan. Hal
ini sesuai dengan pendapat Yameogo et al (2011), daun kelor mengandung zat
besi lebih tinggi daripada sayuran lainnya yaitu sebesar 17,2 mg/100 g, kandungan
nilai gizi daun kelor yaitu kadar air pada daun segar 94,01% pada daun kering 4,09
% protein pada daun segar 22,7% pada daun kering 28,44% kandungan lemak
pada daun segar 4,65% pada daun kering 2,74% kadar abu pada daun kering
7,95% kandungan karbohidrat pada daun segar 51,66% pada daun kering 57,01%
kandungan serat pada daun segar 7,92% pada daun kering 12,63% dan kandungan
kalsium pada daun segar berkisar antara 350- 550 mg sedangkan pada daun kering
coklat kekuningan, berstektur kasar yang memiliki aroma yang khas dan
merupakan bahan pakan sumber protein asal nabati atau tumbuh-tumbuhan dan
mengandung glukosa dan sedikit fruktosa hal ini sesuai dengan pendapat Adieb
(2010), bahwa jambu air termasuk suku jambu-jambuan atau Myrtaceae yang
berasal dari Asia Tenggara. Kayu buah jambu air yang keras dan berwarna
kemerahan cukup baik sebagai bahan bangunan. jambu air yang banyak ditanam
yaitu Syzygium quaeum (jambu air kecil) dan Syzygium samarangense (jambu air
besar). Bentuk daunnya bulat telur sampai lonjong atau elips. Warna daun yang
kekuningan, berstektur kasar yang memiliki aroma yang khas dan merupakan
bahan pakan sumber karbohidrat asal nabati atau tumbuh-tumbuhan. Hal ini
sesuai dengan pendapat Agustin (2011), tepung sukun dapat mensubstitusi tepung
mengandung 84% karbohidrat, 9,9% air, 2,8% abu, 3,6% protein, dan 0,4% lemak
(Balai Besar Pengembangan Pasca Panen Pertanian, 2009). Selain itu tepung
berstektur sedikit halus yang memiliki aroma yang khas dan merupakan bahan
pakan sumber protein asal hewani. Hal ini sesuai dengan pendapat Sullivan
(2010), tepung ikan adalah sumber bahan baku yang terbatas dan mahal.
menyebabkan harga pelet ikan semakin tinggi, sehingga biaya produksi dan
warna kecoklatan, bertekstur halus yang memiliki aroma yang khas dan
merupakan bahan pakan sumber mineral dan kalsium asal hewani. Hal ini sesuai
dengan pendapat Tepung daging dan tulang mengandung protein sekitar 45-55%.
Hal ini sesuai dengan pendapat Hasibuan (2007), bahwab pakan yang disubtitusi
dengan tepung tulang dan daging sampai 50% dapat meningkatkan pertumbuhan
benih patin (Pangasius sp.). Tetapi aplikasi TDT belum pernah dilakukan untuk
nila merah (Oreochromis niloticus). Aplikasi TDT sebagai substitusi tepung ikan
PENUTUP
A. Kesimpulan
Athropurpureum). Dan kelompok bahan pakan asal limbah seperti tepung tongkol
jagung, Daun kelor (Moriga oleifera), ampas jambu air, tepun sukun, tepun ikan
menggunakan penilaian fisik dimana penilaian ini terdiri dari uji organoleptik
seperti uji bau, warna dan tekstur. Pada penilaian bahan pakan asal hijauan dan
legum dapat diperoleh uji fisik yaitu warna hijau dan hijau kekuningan, tekstur
ada yang halus dan kasar dan memiliki bau khas. Pada penilaian bahan pakan asal
tepung dapat diperoleh uji fisik yaitu warna hijau, putih dan coklat, tekstur ada
yang halus dan kasar dan masing-masing memiliki bau yang khas.
B. Saran
Saran yang dapat disampaikan pada praktikum ini adalah sebaiknya jenis
bahan pakan jenis tepug bisa ditambah agar setiap kelompok dapat mengamati
sendiri dengan kelompokta tanpa harus menunggu giliran dari kelompok lain guna
Simon, A.J. and J.L. Stewart. 2010. Gliricidia sepium A Multi Purpose Forage
Tree Legume.
Sitindaon.S. H. 2013. Inventarisasi Potensi Bahan Pakanternak Ruminansia di
Provinsi Riau. Jurnal Peternakan. Vol 10 No 1 (18-23).
Situmorang, N.A., Mahfudz, L.D., Atmomarsono, U., 2013. Pengaruh Pemberian
Tepung Rumput Laut (Gracilaria Verrucosa) Dalam Ransum Terhadap
Efisiensi Penggunaan Protein Ayam Broiler. Jurnal Animal Agriculture. 2
(2) : 49-56.
Subekti, E. 2010. Ketahanan Pakan Ternak Indonesia. Mediagro. Vol5. No 2: Hal
63-71.
Sullivan, K.B.,. 2010. Replacement Of Fish Meal By Alternative Protein Sources
In Diets For Juvenile Black Sea Bass. Thesis. University Of North Carolina
Wilmington. 85 P.
Suprijatna, E. 2010. Strategi Pengembangan Ayam Lokal Berbasis Sumber
Daya Lokal Dan Berwawasan Lingkungan. Prosiding Seminar Nasional
Unggas Lokal Ke IV.Hal. 55 – 79.
Suryana. 2010. Pengembangan Usaha Ternak Sapi Potong Berorientasi Agribisnis
Suyitman, S. Jalaludin, Abudinar, N. Muis, Ifradi, N. Jamaran, M. Peto, Dan
Tanamasni. 2003. Agrostologi. Fakultas Peternakan Universitas Andalas,
Padang.
Tillman, A. D., H. Hartadi, S. Reksohadiprojo, S. Prawirokusumo. 2010. Ilmu
Makanan Ternak Dasar. Gadjah Mada University Press. Yogyakarta.
Tim Laboratorium. 2015. Pengetahuan Bahan Pakan Ternak. Ilmu dan teknologi
Pakan Fakultas Peternakan IPB. CV Nutri Sejahtera.
Varianti, I. N., Atmomarsono, U dan Mahfudz, L.D. 2017. Pengaruh Pemberian
Pakan dengan Sumber Protein Berbeda terhadap Efisiensi Penggunaan
Protein Ayam Lokal Persilangan. Agripet : Vol (17) No. 1 : 53-59.
Virgiansyah. R. 2018. Uji Kandungan Protein Dan Organoleptik Susu Biji Lamtoro
Gung (Leucaena leucocephala). Fakultas Tarbiyah dan Keguruan Universitas
Islam Negeri Raden Intan. Lampung.
Yatti Dwi Ariyanti S. 2015. Kandungan Bahan Organik dan Protein Kasar
Tongkol Jagung (Zea mays) Yang Diinokulasi Dengan Fungi Trichoderma
sp. Pada Lama Inkubasi Yang Berbeda. Universitas Hasanuddin Makassar
Makassar.