Anda di halaman 1dari 2

FAKTOR RISIKO STROKE

1. Faktor risiko yang tidak dapat dimodifikasi


a. Riwayat keluarga
Riwayat keluarga merupakan salah satu faktor risiko yang berhubungan dengan kejadian
stroke. Sebuah penelitian menunjukkan risiko untuk terjadinya stroke pada usia muda pada
responden dengan ada riwayat stroke pada keluarga 2,9 kali lebih besar dibanding dengan
tidak ada riwayat stroke pada keluarga. Namun riwayat keluarga bukan merupakan faktor
risiko independen yang menyebabkan stroke.11
b. Usia
Beberapa hasil penelitian di Indonesia menunjukkan bahwa kejadian tertinggi stroke
terjadi pada usia diatas 50 tahun. Penelitian di RSUD Kabupaten Solok mendapatkan sebesar
81,25% pasien stroke berusia diatas 50 tahun.12
c. Jenis kelamin
Stroke diketahui lebih banyak diderita laki-laki dibanding perempuan. American Heart
Association meng-ungkapkan bahwa serangan stroke lebih banyak terjadi pada laki-laki
dibandingkan perempuan dibuktikan dengan hasil penelitian yang menunjukkan bahwa
prevalensi kejadian stroke lebih banyak pada laki-laki.13
2. Faktor risiko yang dapat dimodifikasi
a. Hipertensi
Hipertensi kronis dan tidak terkendali akan memacu kekakuan dinding pembuluh darah
kecil yang dikenal dengan mikroangiopati. Hipertensi juga akan memacu munculnya
timbunan plak (plak atherosklerotik) pada pembuluh darah besar. Timbunan plak akan
menyempitkan lumen/diameter pembuluh darah. Plak yang tidak stabil akan mudah
ruptur/pecah dan terlepas. Kemudian plak yang terlepas meningkatkan risiko tersumbatnya
pembuluh darah otak yang lebih kecil. Bila ini terjadi, timbulnya gejala stroke.14
Sekitar seperempat penderita yang mengalami stroke, penyebabnya adalah tekanan
darah tinggi yang membuat salah satu pembuluh darah pecah; terjadi perdarahan, yang
mengkompresi jaringan otak.15
b. Diabetes mellitus
Hiperglikemia menyebabkan kerusakan dinding pembuluh darah besar maupun
pembuluh darah perifer disamping itu juga akan meningkatkan agegrat platelet dimana
kedua proses tersebut dapat menyebabkan aterosklerosis. Hiperglikemia juga dapat
meningkatkan viskositas darah yang kemudian akan menyebabkan naiknya tekanan darah
atau hipertensi dan berakibat terjadinya stroke iskemik. Kadar glukosa darah yang berlebih
akan menganggu elastisitas pembuluh darah dan proses arterosklerosis mendominasi untuk
terjadinya suatu emboli yang akan menyumbat dan menjadi stroke iskemik bila terkenanya
di otak.16
Pada seseorang dengan diabetes melitus, risiko terjadinya stroke, meningkat dua kali
lipat dibandingkan dengan orang tanpa diabetes.17
c. Obesitas
Orang dengan obesitas memeliki risiko terkena stroke, namun obesitas bukanlah faktor
risiko terjadinya stroke secara langsung. Obesitas merupakan faktor risiko stroke karena
dapat meningkatkan risiko terjadinya hipertensi, penyakit jantung koroner dan diabetes
mellitus yang berdampak pada terjadinya penyakit stroke.18
d. Merokok
Merokok dapat menurunkan HDL kolesterol dan melukai endotel sel, yang menimbulkan
atheroma.Nikotin pada rokok juga meningkatkan tekanan darah dalam waktu cepat, nadi,
dan aliran darah dari jantung, dan juga menyebabkan penyempitan pembuluh darah.Selain
itu, karbon monoksida juga ada dalam asap rokok, di mana efeknya menimbulkan
pengurangan oksigen yang dibawa dalam aliran darah. Karbon monoksida juga
menimbulkan efek pada bagian dalam pembuluh darah arteri, dan juga menyebabkan
terjadinya sumbatan lemak di arteri.19

DAFTAR PUSTAKA

1. Ghani, L., Mihardja, L. K., dan Delima (2016). Faktor Risiko Dominan Stroke di Indonesia. Buletin
Penelitian Kesehatan. Vol 44 No. 1, Maret 2016: 49-58Faktor risiko yang dapat dimodifikasi
2. Dinata CA, Safrita Y, Sastri S. Gambaran Faktor Risiko dan Tipe Stroke pada Pasien Rawat Inap di
Bagian Penyakit Dalam RSUD Kabupaten Solok Selatan Periode 1 Januari 2010 - 31 Juni 2012.
Jurnal Kesehatan Andalas. 2(2). 2013.
3. American Heart Association/American Stroke Association (AHA/ASA). (2006). Primary
prevention of ischemic stroke
4. Pinzon R dan Asanti. 2010. Awas Stroke! Pengertian, Gejala, Tindakan, Perawatan dan
Pencegahan. Yogyakarta : Andi Offset.
5. Guyton, A. C., Hall, J. E., 2014. Buku Ajar Fisiologi Kedokteran. Edisi 12. Jakarta : EGC, 1022
6. Gilroy, J., 2000.Basic Neurology 3rd ed. New York : McGraw-Hill, Arisman., 2010. Obesitas,
Diabetes melitus, dan Dislipidemia. Jakarta: EGC
7. Harsono. ed. 2005. Buku Ajar Neurologi Klinis. Yogyakarta: Gadjah Mada University Press
8. Nurfaida, Munawir dan Suarnianti (2013). Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian non
haemoragic stroke (NHS) pada rumah sakit TK II Pelamonia Makasar. Library.stikesnh.ac.id.
Volume 2 No 5 tahun 2013.
9. Pradipta, T. Hubungan antara kebiasaan merokok dengan stroke hemoragik berdasarkan
pemeriksaan ct-scan kepala. Fakultas Kedokteran:UNS. 2010.

Anda mungkin juga menyukai