Komponen media kultur yang diperlukan tidak hanya unsur hara makro,
mikro, dan vitamin saja, tetapi harus dilengkapi dengan sukrosa. Pemberian sukrosa
dalam media kultur sangat diperlukan dalam pertumbuhan dan perkembangbiakan
kultur. Karena, sebagian besar tanaman pada kultur in vitro melalui aktivitas
fotosintesis hanya mampu menyediakan karbohidrat dalam jumlah sedikit. Hal ini
dikarenakan planlet yang dihasilkan bersifat autotropik. Selain sebagai sumber energi,
sukrosa juga berperan sebagai senyawa osmotikum, pelindung stress, mendukung
pertumbuhan jaringan tanaman, serta pada species tanaman yang sulit diperbanyak
secara in vitro dapat membantu memaksimalkan aktivitas zat pengatur tumbuh. Jenis
dan konsentrasi bahan pemadat di dalam kultur in vitro berpengaruh nyata terhadap
pertumbuhan dan perkembangan eksplan. Keberadaan zat ini diperlukan untuk
memadatkan media dengan tujuan supaya eksplan tetap bisa berada dipermukaan
media (Sari, meynarti : 2017).
Untuk itu penggantian agar dengan tepung beras sangat sulit untuk dilakukan
terkait dengan nutrisi yang dikandung oleh tepung beras, kandungan air, dan juga
tujuan lainnya apabila eksplan ditumbuhkan masihkah mampu eksplan tersebut
berada dipemukaan media. Banyak hal yang mampu dijadikan pertimbangan
mengapa tepung beras tidak mampu menjadi pemadat untuk menggantikan / lebih
baik dari agar.
10. Pemuliaan in vitro antara lain dapat dilakukan dengan cara induksi variasi
somaklonal, bandingkan dengan cara mutasi.
Pada penelitian untuk perbaikan tanaman padi Fatmawati yang masih terus
dilakukan antara lain melalui persilangan dan pemupukan. Teknik kultur jaringan
melalui keragaman somaklonal diharapkan dapat menghasilkan tanaman yang lebih
baik karakternya. Melalui keragaman somaklonal telah diperoleh beberapa varietas
yang lebih baik kualitasnya antara lain tahan penyakit, kekeringan, dan produksi lebih
tinggi. Adanya keragaman genetik yang luas di dalam plasma nutfah memberikan
peluang yang besar untuk perbaikan genotipe tanaman (Endang : 2010).