ST. RATNAH
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
AKTIFITAS EKSTRAK DAUN JAMBU BIJI
Tesis
Program Studi
Biomedik
ST. RATNAH
Kepada
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS HASANUDDIN
MAKASSAR
2012
TESIS
ST. RATNAH
Menyetujui
Komisi Penasihat,
Prof. dr. Mochammad Hatta, PhD.,Sp.MK Prof. Dr. Gemini Alam, MS, Apt
Ketua Anggota
hari terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis
ini hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan
tersebut.
Yang menyatakan,
St. Ratnah
PRAKATA
Ayahanda Mansjur (Alm) dan Ibunda St. Halminah serta suamiku tercinta
Suprianto dan putraku Yudha Setyo Nugroho dan Lanang Teguh Nugroho
dan Ade Ilmi Nugroho untuk seluruh cinta, kasih sayang, doa, pengertian
Untuk itu penulis menghaturkan rasa terima kasih dan penghargaan yang
selaku Penasihat Utama dan Penguji Tesis dan Bapak Prof. Dr. Gemini
Alam, MS, Apt selaku Penasihat Pendamping dan Penguji Tesis atas
2. Ketua Program Studi Biomedik Ibu Prof. dr. Rosdiana Natzir, PhD dan
3. Bapak Prof. dr. M. Asaad Maidin, MSc,Sp.Mk, Bapak Prof. Dr. Akhyar
St. Ratnah
ABSTRAK
ST. RATNAH, Aktifitas Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.)
Terhadap Pertumbuhan Streptococcus mutans dan Staphylococcus
aureus Penyebab Karies Gigi (Dibimbing oleh Mochammad Hatta dan
Gemini Alam)
Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa ekstrak daun jambu biji
memiliki aktifitas menghambat pertumbuhan Streptococcus mutans dan
Staphylococcus aureus penyebab karies gigi dan metode ekstraksi yang
paling aktif adalah metode maserasi dengan pelarut etanol 96 % pada
konsentrasi 30 % dan hasil ini didukung dengan hasil TLC-Scanner.
ST. RATNAH, The Activity of Guava Leaf Extract (Psidium guajava L.) on
the Growth of Streptococcus mutans dan Staphylococcus aureus as the
Causes of Dental Caries (Supervised by Mochammad Hatta and
Gemini Alam)
The research used disc diffusion method in which the sample used
were guava leaves picked up randomly, made crude, and extracted by the
methods of steeping, infusa, decocta, and maceration using 50 % ethanol
solvent and 96 % ethanol. Each extract compound profile was determined
by densitometry analysis of TLC Scanner continued by activity test.
The result of the research reveal that guava leaf extract has an
activity to inhibit of Streptococcus mutans and Staphylococcus aureus as
the causes of dental caries. Meanwhile, the most activity extraction
method is maceration method using ethanol solvent 96 % at the
concentration of 30 %. This is supported by the result of TLC-Scanner
Halaman
PRAKATA ......................................................................................... v
A. Karies Gigi......................................................................... 6
1. Defenisi ....................................................................... 6
1. Klasifikasi .................................................................... 14
1. Klasifikasi .................................................................... 19
1. Klasifikasi .................................................................... 23
5. Khasiat ........................................................................ 25
1. Seduhan ..................................................................... 26
2. Infusa ........................................................................... 26
3. Dekokta........................................................................ 27
4. Maserasi ..................................................................... 27
G. Densitometri ...................................................................... 28
H. Pengujian Aktifitas Tanaman............................................. 29
I. Kerangka Konsep.............................................................. 31
J. Hipotesa ............................................................................ 32
A. Hasil .................................................................................. 44
B. Pembahasan ..................................................................... 49
B. Saran ................................................................................ 57
DAFTAR PUSTAKA
DAFTAR TABEL
Nomor
Halaman
2 Hasil uji aktifitas ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.)
terhadap pertumbuhan Streptococcus mutans ............ 45
3 Hasil uji aktifitas ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.)
terhadap pertumbuhan Staphylococcus aureus .......... 46
6 Hasil analisis TLC scanner Ekstrak infus daun jambu biji (Psidium
guajava L.) dengan menggunakan lampu UV 254 nm 47
7 Hasil analisis TLC scanner Ekstrak infus daun jambu biji (Psidium
guajava L.) dengan menggunakan lampu UV 366 nm 47
Nomor
Halaman
Nomor
Halaman
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
adalah karies gigi. Adanya flora bakterial mulut dalam bentuk plak
Di Indonesia penyakit gigi dan mulut yang bersumber dari karies gigi
rata-rata kerusakan gigi pada penduduk Indonesia lima gigi per orang.
al, 2005)
individu maupun populasi (Kidd and Joyston, 1992). Cara kimiawi salah
2011).
pasien karies gigi di India dengan nilai MIC < 0,076 mg/ml.
Berdasarkan uraian di atas maka akan dilakukan penelitian tentang
B. Rumusan Masalah
gigi?
C. Tujuan Penelitian
D. Manfaat Penelitian
TINJAUAN PUSTAKA
A. Karies Gigi
1. Definisi karies
dentil dan sementum, yang disebabkan oleh aktivitas suatu jasad renik
remineralisasi terjadi, pada stadium yang sangat dini penyakit ini dapat
(Pickard, 2002).
et al, 2009) :
a. Mikroorganisme kariogenik.
penting dalam terjadinya karies gigi. Bakteri yang berperan penting dalam
host.
berat molekul yang rendah seperti gula akan segera meresap ke dalam
email. Plak akan tetap bersifat asam selama beberapa waktu. Untuk
karena itu konsumsi gula yang sering dan berulang-ulang akan tetap
email.
glukosa, fruktosa dan laktosa. Oleh karena itu, sukrosa merupakan gula
1992).
faktor imunologi, serta faktor genetik gigi seperti ukuran, permukaan, dan
d. Waktu.
terserap ke dalam pori-pori enamel (Kidd and Joyston, 1992). Karies yang
karies itu timbul. Dengan demikian lesi bisa dimulai pada pit dan fisur atau
pada permukaan halus. Lesi permukaan halus dimulai pada email atau
sementum dan dentin akar yang terbuka (karies akar). Kemungkinan lain
karies bisa timbul pada tepian restorasi. Ini disebut karies rekuren atau
a. Karies superficialis
belum.
b. Karies media
setengah dentin.
c. Karies profunda
a. Karies ringan
b. Karies moderat/sedang
posterior.
c. Karies parah
5. Pencegahan karies
umum yang merupakan kunci dalam mencegah terjadinya karies gigi yaitu
setelah sarapan dan sebelum tidur di malam hari serta membersihkan plak
dengan benang gigi (flossing) setiap hari. Hal ini sangat efektif dalam
sela-sela gigi yang tidak dapat dicapai oleh sikat gigi. Menggosok gigi
yang baik memerlukan waktu selama 3 menit. Pada awalnya plak agak
lunak dan bisa diangkat dengan sikat gigi yang berbulu halus dan benang
gigi minimal setiap 24 jam. Jika plak sudah mengeras maka akan sulit
untuk membersihkannya.
b. Makanan.
yang paling jahat adalah gula. Semua gula sederhana, termasuk gula
buahan (fruktosa) dan susu (laktosa) memiliki efek yang sama terhadap
gigi. Jika gula bergabung dengan plak, maka dalam waktu sekitar 20
asam. Jumlah gula yang dimakan tidak masalah, yang memegang peran
penting adalah lamanya gula berada di dalam gigi. Orang yang cenderung
gula, tetapi cara yang lebih efektif adalah dengan menggosok gigi. Untuk
menghindari terbentuknya karies, sebaiknya meminum minuman dengan
c. Fluor.
fluor pada saat gigi sedang tumbuh dan mengeras, yaitu sampai usia 11
tahun. Penambahan fluor pada air adalah cara yang paling efisien untuk
perubahan warna pada gigi. Jika air yang diminum mengandung sedikit
fluor, bisa diberikan obat tetes atau tablet natrium florida. Fluor juga bisa
dioleskan langsung oleh dokter gigi pada gigi yang cenderung mengalami
mengandung fluor.
d. Penambalan.
sekitar 90% bertahan sampai 1 tahun dan 60% bertahan sampai 10 tahun;
aktif di dalam mulutnya. Orang tua bisa menularkan bakteri ini kepada
anaknya melalui ciuman. Bakteri tumbuh di dalam mulut anak setelah gigi
B. Streptococcus mutans
kemampuan dalam proses pembentukan plak dan karies gigi. Bakteri ini
pertama kali diisolasi dari plak gigi oleh Clark pada tahun 1924 yang
demikian pH turun dan keadaan pH asam ini dapat melarutkan email gigi
Kingdom : Bacteria
Phylum : Firmicutes
Class : Bacilli
Order : Lactobacillales
Family : Streptococcaceae
Genus : Streptococcus
a. Ciri-ciri organisme.
mutans biasanya ditemukan pada rongga gigi manusia yang luka dan
gigi (Nugraha,2008).
b. Kultur.
dan tampak sebagai koloni discoid. Biasanya berdiameter 1-2 mm. strain
c. Karakteristik pertumbuhan.
yang patogen pada manusia adalah yang paling sulit karena memerlukan
et al, 2005).
3. Uji diagnostik laboratorium
a. Spesimen.
b. Hapusan.
untuk menyimpan bahan warna biru (crystal violet) dan yang seharusnya
gram positif.
c. Kultur.
pada cawan agar darah. Media anaerobik yang sesuai juga harus
hemolisis. Irisan inokulum pada agar darah memiliki pengaruh yang sama,
fluresens, tes PYR, dan tes khusus untuk melihat keberadaan antigen
pertumbuhan oleh bacitracin, tetapi hanya bisa digunakan bila tes difinitif
tidak tersedia.
antigen dari jaringan yang sakit tadi kemudian menggunakan EIA atau tes
e. Tes serologi.
pada infeksi kulit; streptokinase, antibodi anti-M tipe spesifik; dan lainnya.
2005).
C. Staphylococcus aureus
Stafilokokus tumbuh dengan cepat pada beberapa tipe media dengan aktif
gelap. Beberapa merupakan anggota flora normal pada kulit dan selaput
lendir manusia; yang lain ada yang menyebabkan supurasi dan bahkan
Kingdom : Bacteria
Phylum : Firmicutes
Class : Bacilli
Order : Bacillales
Family : Staphylococcaceae
Genus : Staphylococcus
1μm yang tersusun dalam bentuk kluster yang tidak teratur. Kokkus
abu hingga kuning emas. Tidak ada pigmen yang dihasilkan secara an
c. Karakteristik pertumbuhan.
asam laktat dan tidak menghasilkan gas. Aktifitas proteolitik bervariasi dari
a. Spesimen.
b. Hapusan.
Stafilokokus yang khas dilihat pada apusan yang dicat dari pus atau
koloni yang khas dalam waktu 18 jam pada suhu 37 oC tetapi hemolisis
d. Tes katalase.
dan sejumlah kecil bakteri yang tumbuh diletakkan dalam larutan tersebut,
positif. Tes ini dapat dilakukan dengan cara menuangkan larutan hidrogen
peroksida pada biakan bakteri yang padat pada agar miring dan diamati
munculnya gelembung.
e. Tes koagulase.
atau dari koloni pada agar dan diinkubasi pada suhu 37 o C. satu tabung
plasma dicampur dengan media cair yang steril dipakai sebagai kontrol.
Jika gumpalan terjadi dalam waktu 1-4 jam berarti tes positif.
f. Uji kepekaan.
secara rutin pada isolate stafilokokus dari infeksi yang secara klinis
lama dan dalam. Uji serologis ini sedikit bermanfaat dalam praktek. Pola
Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledoneae
Ordo : Myrtales
Famili : Myrtaceae
Genus : Psidium
jenis tanaman perdu dengan cabang yang banyak. Tinggi pohon ini rata-
rata sekitar 10-12 meter. Tanaman yang berasal dari Amerika Tengah ini
yang sesuai untuk tanaman ini sekitar 1.200 meter dari permukaan laut.
Daunnya berbentuk bulat telur, kasar, dan kusam. Bunganya relatif kecil
dan berwarna putih. Besar buahnya sangat bervariasi, berisi banyak biji
kecil-kecil dan ada juga yang tidak mempunyai biji yang biasa disebut
3. Nama lain
4. Kandungan kimia
acetic acid, glutamic acid, asparagines, citric acid, malonic acid, trans-
5. Khasiat
sebagai anti oksidatif, anti kanker, anti inflamasi, anti koagulase dan anti
E. Metode ekstraksi
larut yang dapat larut dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut
cair. Simplisia yang disari, mengandung zat aktif yang dapat larut dan zat
yang tidak dapat larut seperti serat, karbohidrat, protein dan lain-lain
5-10 menit dan saring. Jumlah simplisia dan air dinyatakan dalam takaran
gram dan air dinyatakan dalam takaran gram dan air dalam takaran ml
2. Infusa
POM, 1986; Ditjen POM, 2000). Pembuatan infus merupakan cara yang
paling sederhana untuk membuat sediaan herbal dari bahan yang lunak
seperti daun dan bunga. Dapat diminum panas atau dingin. Khasiat
POM, 2000).
Penyarian dengan cara ini menghasilkan sari yang tidak stabil dan
mudah tercemar oleh kuman dan kapang. Oleh sebab itu sari yang
diperoleh dengan cara ini tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam (Ditjen
POM, 1986).
3. Dekokta
sediaan herbal dengan air pada suhu 90 OC selama 30 menit (Ditjen POM,
2000).
4. Maserasi
Cairan penyari akan menembus dinding sel dan masuk ke dalam rongga
sel yang mengandung zat aktif, zat aktif akan larut dank arena adanya
perbedaan konsentrasi antara larutan zat aktif di dalam sel dengan di luar
dalam sel.
atau pelarut lain. Bila cairan penyari digunakan air maka untuk mencegah
Schraiber pada tahun 1938. Pada kromatografi lapis tipis, fase diamnya
yang didukung oleh lempeng kaca, pelat alumunium atau pelat plastik.
Penjerap yang paling sering digunakan pada KLT adalah silica dan
Fase gerak pada KLT dapat dipilih dari pustaka, tetapi lebih sering
pelarut organik karena daya elusi campuran kedua pelarut ini dapat
G. Densitometri
scanning dengan sumber sinar dalam bentuk celah (slit) yang dapat dipilih
dipengaruhi oleh faktor antara obat dan bakteri, metode ini dipengaruhi
pula oleh beberapa faktor fisika dan kimia seperti sifat medium,
kemampuan difusi, ukuran molekuler dan stabilitas obat (Brooks et al.,
2005).
dan hanya ukuran diameter zona inhibisinya saja yang bersifat variabel.
Kondisi yang harus konstan dari pengujian ini adalah medium agar yang
Streptococcus mutans
Staphylococcus
Mengandung zat aktif :
aureus
minyak atsiri, alkaloid, asam
malat, tannin, glikosida
Struktur dan
komponen dinding sel
bakteri terganggu
gigi.
2. Ekstraksi adalah kegiatan penarikan zat yang dapat larut yang dapat
larut dari bahan yang tidak dapat larut dengan pelarut cair.
kemoterapeutik.
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
1. Waktu penelitian
2. Lokasi penelitian
Universitas Hasanuddin.
C. Variabel Penelitian
Hasil uji aktifitas ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) terhadap
gigi.
1. Populasi Penelitian
guajava L.).
2. Sampel
Sampel dalam penelitian ini adalah daun jambu biji yang dipetik
1. Bahan penelitian
aureus, Muehler Hinton Agar, Muehler Hinton broth, Nutrient Agar, Blood
Agar, Brain Heart Infusion Broth, Air Suling, pewarna Gram, Reagen untuk
tes Biokimia, Paper disc, Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.),
vankomisin 30 µg, eluen kloroform : aseton : asam formiat (7:3:2),
2. Alat penelitian
tabung reaksi, mikropipet, gelas kimia, gelas ukur, labu erlenmeyer, botol
reagen, termometer, batang pengaduk, kain flanel, ose bulat, rak tabung,
tips untuk pipet, swab steril, panci Infus, bejana maserasi, jangka sorong,
Hasil uji aktifitas ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) terhadap
a. Uji alkaloida
Reaksi pengendapan :
ml air, panaskan diatas tangas air selama 2 menit, dinginkan dan saring.
pada kaca arloji kedua. Jika pada kedua percobaan tidak terjadi endapan,
putih atau kuning yang larut dalam methanol P dan dengan Bouchardat LP
terdapat alkaloida.
b. Uji glikosida
atas tangas air. Pada sisa tambahkan 2 ml air dan 5 tetes alfa naftol LP.
(Reaksi Molish).
c. Uji tannin
selama 10 detik (jika zat yang diperiksa berupa sediaan cair, encerkan 1
10 detik) : terbentuk buih yang mantap selama tidak kurang dari 10 menit,
BHIB.
diinkubasi pada suhu 35 - 37o C selama 24- 48 jam. Koloni tersangka dari
gram positif kokus bentuk rantai (Streptococcus mutans) dan gram positif
Hasil bakteri gram positif kokus bentuk rantai dilanjutkan dengan uji
sorbitol (+); mannitol (+); nutrient broth + NaCl 6,5% (tidak tumbuh); bile
esculin (-).
diamati sesuai dengan tabel Connie Mohan dalam National Committee for
Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) yang segar dicuci bersih
a. Seduhan
dimasukkan ke dalam gelas kimia lalu disiram dengan air mendidih hingga
c. Dekokta
ml, panci ditutup kemudian dipanaskan pada suhu 90oC selama 15 menit.
flanel.
d. Maserasi
dilakukan free wash dan diaktifkan di dalam oven pada suhu 110 o selama
Farland 0,5.
b. Prosedur pemeriksaan
Disc Diffusion
masing tabung berisi larutan NaCl fisiologis steril 5 ml, kemudian kapas lidi
Hinton dan sedikit ditekan agar melekat sempurna dan tidak bergeser.
H. Analisis Data
karies gigi.
BAB IV
A. Hasil
ekstrak yang mana dari daun jambu biji (Psidium guajava L.) yang paling
ekstrak daun jambu biji. Hasil uji pendahuluan dapat dilihat pada tabel 1.
Tabel 1. Hasil Uji Pendahuluan Ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.)
Keterangan : + = ada
- = tidak ada
Uji aktifitas ekstrak daun jambu biji (Psidium guajava L.) dari
pada tabel 2 dan 3. Pada tabel tersebut dapat dilihat bahwa metode
dengan konsentrasi 30 %.
Tabel 2. Hasil Uji Aktifitas Daun Jambu Biji (Psidium guajava L.) Terhadap
Pertumbuhan Streptococcus mutans
daun jambu biji (Psidium guajava L.) dilakukan analisis TLC-Scanner dan
Tabel 4. Hasil Analisis TLC Scanner Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium
guajava L.) Metode Seduhan Pada Panjang Gelombang 254 nm
Seduhan 10 % Seduhan 30 %
Subs.
Kimia
1 2 1 2
Rf Rf Rf Rf
Area Pj.Gel Area Pj.Gel Area Pj.Gel Area Pj.Gel
Max Max Max Max
209,6 0,29 200 229,1 0,25 200 440,5 0,26 200 499,8 0,28 200
A
288,5 0,28 200 253,5 0,44 200
B 197,2 0,41 200
C 284,8 0,60 200 364,0 0,56 200
D 336,8 0,32 200
E 203,9 0,51 200
Tabel 5. Hasil Analisis TLC Scanner Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium
guajava L.) Metode Seduhan Pada Panjang Gelombang 366 nm
Seduhan 10 % Seduhan 30 %
Subs.
Kimia
1 2 1 2
Rf Rf Rf Rf
Area Pj.Gel Area Pj.Gel Area Pj.Gel Area Pj.Gel
Max Max Max Max
609,8 0,32 389 324,6 0,25 390 483,3 0,27 391 604,3 0,28 389
A
412,0 0,28 395
B 304,5 0,44 390 262,1 0,44 412
C 761,8 0,59 391 630,0 0,60 433 702,7 0,57 397
Tabel 6. Hasil Analisis TLC Scanner Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium
guajava L.) Metode Infus Pada Panjang Gelombang 254 nm
Infus 10 % Infus 30 %
Subs.
Kimia
1 2 1 2
Rf Rf Rf Rf
Area Pj.Gel Area Pj.Gel Area Pj.Gel Area Pj.Gel
Max Max Max Max
A 1179,7 0,27 200 1687,8 0,26 200 1755,1 0,26 200 1693,9 0,25 200
B 530,8 0,42 200 803,5 0,42 200 665,7 0,42 200 657 0,41 200
C 1951,7 0,58 200 2495,9 0,58 200 2345,5 0,55 200 2824,2 0,56 200
Tabel 7. Hasil Analisis TLC Scanner Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium
guajava L.) Metode Infus Pada Panjang Gelombang 366 nm
Infus 10 % Infus 30 %
Subs.
Kimia
1 2 1 2
Rf Rf Rf Rf
Area Pj.Gel Area Pj.Gel Area Pj.Gel Area Pj.Gel
Max Max Max Max
A 2335,4 0,27 390 3099,2 0,26 390 2793,4 0,26 390 3029,5 0,26 390
B 1160,9 0,42 388 1511,7 0,42 387 1232,4 0,42 388 1312,0 0,41 390
C 3399,7 0,57 391 3912,3 0,57 391 3772,9 0,56 391 4193,0 0,56 390
Tabel 8. Hasil Analisis TLC Scanner Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium
guajava L.) Metode Dekokta Pada Panjang Gelombang 254 nm
Dekokta 10 % Dekokta 30 %
Subs.
Kimia
1 2 1 2
Rf Rf Rf Rf
Area Pj.Gel Area Pj.Gel Area Pj.Gel Area Pj.Gel
Max Max Max Max
A 1222,2 0,25 200 1547,6 0,26 200 1676,9 0,26 200 2062,7 0,26 200
B 560,8 0,40 200 762,4 0,40 200 737,4 0,40 200 855,2 0,40 200
C 2062,1 0,55 200 2444,8 0,54 200 1785,9 0,54 200 2119,2 0,54 200
Tabel 9. Hasil Analisis TLC Scanner Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium
guajava L.) Metode Dekokta Pada Panjang Gelombang 366 nm
Dekokta 10 % Dekokta 30 %
Subs.
Kimia
1 2 1 2
Rf Rf Rf Rf
Area Pj.Gel Area Pj.Gel Area Pj.Gel Area Pj.Gel
Max Max Max Max
A 2073,5 0,25 390 2757,9 0,26 389 2911,0 0,26 389 3522,2 0,26 389
B 1137,6 0,40 389 1542,1 0,40 388 1722,3 0,41 388 2150,6 0,40 388
C 3008,3 0,54 391 3811,9 0,54 392 3723,9 0,55 390 4306,4 0,54 389
Tabel 10. Hasil Analisis TLC Scanner Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium
guajava L.) Metode Maserasi Dengan Pelarut Etanol 50 % Pada
Panjang Gelombang 254 nm
Maserasi Dengan Pelarut Etanol 50 % Maserasi Dengan Pelarut Etanol 50 %
(10g/100 ml) (30 g/100 ml)
Subs.
Kimia
1 2 1 2
Rf Rf Rf Rf
Area Pj.Gel Area Pj.Gel Area Pj.Gel Area Pj.Gel
Max Max Max Max
A 2067,5 0,25 200 2121,0 0,25 200 1007,8 0,26 200 1159,0 0,25 200
B 1699,6 0,40 200 1482,1 0,40 200 651,5 0,41 200 822,2 0,41 200
C 2048,2 0,53 200 2317,6 0,54 200 1016,1 0,55 200 1047,8 0,54 200
Tabel 11. Hasil Analisis TLC Scanner Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium
guajava L.) Metode Maserasi Dengan Pelarut Etanol 50 % Pada
Panjang Gelombang 366 nm
Maserasi Dengan Pelarut Etanol 50 % Maserasi Dengan Pelarut Etanol 50 %
(10g/100 ml) (30 g/100 ml)
Subs.
Kimia
1 2 1 2
Rf Rf Rf Rf
Area Pj.Gel Area Pj.Gel Area Pj.Gel Area Pj.Gel
Max Max Max Max
A 3639,7 0,25 391 3812,4 0,25 390 1508,5 0,26 390 1901,8 0,26 389
B 2793,7 0,40 389 2831,0 0,40 389 1063,0 0,40 389 1448,2 0,41 388
C 3520,2 0,53 389 3800,8 0,54 389 1754,0 0,54 389 2106,8 0,54 389
Tabel 12. Hasil Analisis TLC Scanner Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium
guajava L.) Metode Maserasi Dengan Pelarut Etanol 96 % Pada
Panjang Gelombang 254 nm
Maserasi Dengan Pelarut Etanol 96 % Maserasi Dengan Pelarut Etanol 96 %
(10g/100 ml) (30 g/100 ml)
Subs.
Kimia
1 2 1 2
Rf Rf Rf Rf
Area Pj.Gel Area Pj.Gel Area Pj.Gel Area Pj.Gel
Max Max Max Max
A 1678,2 0,28 200 1636,9 0,28 200 1854,0 0,26 200 1893,5 0,28 200
B 2603,2 0,41 377 2930,6 0,41 375 2069,2 0,40 375 2174,1 0,43 376
C 2646,3 0,54 367 3216,2 0,54 367 2052,6 0,54 200 2289,6 0,57 200
F 494,3 0,23 200
Tabel 13. Hasil Analisis TLC Scanner Ekstrak Daun Jambu Biji (Psidium
guajava L.) Metode Maserasi Dengan Pelarut Etanol 96 % Pada
Panjang Gelombang 366 nm
Maserasi Dengan Pelarut Etanol 96 % Maserasi Dengan Pelarut Etanol 96 %
(10g/100 ml) (30 g/100 ml)
Subs.
Kimia
1 2 1 2
Rf Rf Rf Rf
Area Pj.Gel Area Pj.Gel Area Pj.Gel Area Pj.Gel
Max Max Max Max
A 3738,5 0,27 391 4368,0 0,27 390 3468,1 0,26 391 3685,4 0,28 390
B 4505,5 0,40 389 5230,7 0,40 390 3648,7 0,41 390 3961,2 0,43 389
C 4418,6 0,54 388 5189,0 0,54 387 3544,6 0,54 388 3716,5 0,57 387
B. Pembahasan
Uji glikosida dengan pereaksi molish terbentuk cincin ungu pada batas
kehijauan dan Uji saponin menggunakan air dan dikocok kuat-kuat selama
HCl 2 N.
gelombang 254 nm dan 366 nm. Hasil analisis TLC Scanner pada panjang
dilabel A, C dan E (Tabel 4). Pada ekstrak dengan metode infus baik
begitu pula pada konsentrasi 30 % (Tabel 5). Hal yang sama diperlihatkan
pada ekstrak dengan metode infus (Tabel 7), dekokta (Tabel 9) dan
C (Tabel 13).
aureus penyebab karies gigi. Metode ekstraksi yang paling aktif adalah
metode ekstraksi yang lain dan didukung dengan substansi lain yang
aktifitas ekstrak daun jambu biji non signifikan. Hal ini disebabkan karena
Aktifitas daun jambu biji telah diteliti oleh Jebashree, et al., 2011
bakteri. Tanin yang juga merupakan senyawa fenol bekerja dengan cara
dari sel bakteri sebelum dan sesudah perlakuan dengan ekstrak daun
jambu biji. Tetapi tidak dilihat adanya perbedaan bentuk sel karena
bisa dilihat adalah adanya perbedaan jumlah sel bakteri, dimana jumlah
A B
PENUTUP
A. Kesimpulan
sebagai berikut :
mg/disc).
B. Saran
bakteri dan bagian dari sel bakteri mana yang dirusak oleh komponen
kimia tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Brooks, G. F., Butel, J.S., Morse, S.A.,. 2001. Medical Microbiology. Edisi
20. Terjemahan oleh Bagian Mikrobiologi Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga. Salemba Medika. Jakarta
Darby, M.L., Walsh, M.W. 1995. Dental Hygiene Theory and Practise.
Jakarta : EGC.
Dhiman, A., Nanda, A., Ahmad, S., and Narasimhan, B. 2011. In Vitro
Antimicrobial Activity of Mathanolic Leaf Extract of Psidium guajav
L. Journal of Pharmacy and Bioallied Sciences.3(2) : 226-229.
Ditjen POM. 1995. Materia Medika Indonesia. Jilid IV. Jakarta: Depkes RI.
Ghosh, P., Mandal, A., Chakrabotry, P., Rasul, M.G., Chakraborty, M., and
Saha, A. 2010. Triterpenoid from Psidium guajava with Biocidal
Activity. Indian Journal Pharmaceutical Sciences. 72 (4): 504-507.
Losso, E.M., Travares, M.C., da Silva, J., Urban, C. 2009. Severe early
childhood caries: an integral approach. J Pediatr. 85(4): 295-300.
Zafar, S., Harnekar, Y., Siddiqi, A. 2006. Early childhood caries: etiology,
clinical considerations, consequences and management. Int Dent
South Africa.11 (4): 24-32.
LAMPIRAN 1
ALUR KERJA
Identifikasi
Disc Diffusion
Hasil
LAMPIRAN 2
Agar Darah 5%
Koloni Koloni
Inokulum Bakteri
Streptococcus mutans / Staphylococcus aureus
Suspensi Bakteri
Sesuaikan standar Mc Farland 0,5
A B C D E
C
Keterangan :
B : Uji tannin
C : Uji alkaloida
D : Uji glikosida
E : Uji saponin
LAMPIRAN 5
A B C D E F G H I J
A
Keterangan :
A B C D E F G H I J
Keterangan :
Streptococcus mutans
1 2 3 4 5
Keterangan:
1 : Hasil uji Disc Diffusion Ekstrak seduhan daun jambu biji (Psidium
guajava L.)
2 : Hasil uji Disc Diffusion Ekstrak Infus daun jambu biji (Psidium
guajava L.)
3 : Hasil uji Disc Diffusion Ekstrak Dekokta daun jambu biji (Psidium
guajava L.)
Staphylococcus aureus
1 2 3 4 5
Keterangan:
1 : Hasil uji Disc Diffusion Ekstrak seduhan daun jambu biji (Psidium
guajava L.)
2 : Hasil uji Disc Diffusion Ekstrak Infus daun jambu biji (Psidium
guajava L.)
3 : Hasil uji Disc Diffusion Ekstrak Dekokta daun jambu biji (Psidium
guajava L.)