Anda di halaman 1dari 27

LAPORAN STUDI WISATA DI PULAU BALI

Laporan ini disusun untuk mempertanggungjawabkan kegiatan studi wisata

SMA Santa Maria Yogyakrta

Tahun Pelajaran 2018/2019

Disusun oleh

Rosalia Anggraeni Dian L XI-MIPA/17

YAYASAN MARSUDIRINI

SMA SANTA MARIA

YOGYAKARTA
PENGESAHAN

Laporan yang berjudul Laporan Studi Wisata di Pulau Bali ini telah disetujui
dan disahkan oleh Pembimbing dan Kepala SMA Santa Maria Yogyakarta

Hari :

Tanggal :

MENGESAHKAN

Mengetahui

Koordinator Studi Wisata Wali Kelas

Dra. Elin Ermawanti YF. Sri Sulistyowati, S. Pd

Kepala Sekolah

Sr. M. Ancilla OSF, S. Pd. M. M.


KATA PENGANTAR

Segala Puji Syukur saya haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa yang sudah mengaruniakan
rahmat yang berlimpah, karena dengannya, laporan hasil kunjungan yang berjudul Laporan
Studi Wisata di Pulau Bali telah selesai hingga waktu yang ditentukan.

Saya selaku penulis laporan ini menghaturkan terima kasih sebanyak-banyaknya


untuk setiap pihak yang sudah mendukung saya berupa bantuan maupun doa dalam
menyelesaikan pembuatan laporan ini. Terkhusus lagi kami sampaikan terima kasih kepada :

1. Sr. M. Ancilla, OSF, S. Pd. M. M selaku kepala SMA Santa Maria Yogyakarta.
2. Dra. Elin Ermawanti selaku koordinator Studi Wisata
3. Para guru yang bersedia mendukung dan mendampingi kami selama Studi Wisata di
Pulau Bali
4. PT Dwintara Tour sebagai Guide selama Studi Wisata
5. Semua yang berperan bagi kelancaran program Studi Wisata untuk tahun 2018

Butuh diketahui juga dengan segenap kelemahan, bahwa laporan ini juga jauh dari kata
sempurna, oleh karena itu masukan atau kritikan amat penulis butuhan untuk kesempurnaan
laporan ini.

Dan semoga laporan ini dapat bermanfaat bagi setiap pihak terutama para pembaca.

Yogyakarta, 03 Januari 2019

Penulis
MOTTO

 Tidak ada kata terlambat untuk mencoba


 Lebih baik mencoba dari pada tidak sama sekali
 Ilmu adalah milik diri sendiri, bukan untuk orang lain
 Dimana tersedia kemauan, disitulah tersedia jalan
 Smile is a simple way of enjoying life.

PERSEMBAHAN

Karya tulis ini kami persembahkan kepada :

1. Sr. M. Ancilla, OSF, S. Pd. M. M selaku kepala SMA Santa Maria Yogyakarta.
2. Dra. Elin Ermawanti selaku koordinator Studi Wisata
3. YF. Sri Sulistyowati, S. Pd selaku wali kelas XI MIPA
4. Bapak/Ibu guru SMA Santa Maria
5. Teman-teman yang tercinta
DAFTAR ISI

Pengesahan………………………………………………………………………………………

Kata Pengantar………………………………………………………………………………….

Motto dan Persembahan………………………………………………………………………...

Daftar Isi……………………………………………………………………………………….

Bab I Pendahuluan……………………………………………………………………………

Latar Belakang………………………………………………………………………..

Tujuan…………………………………………………………………………………

Manfaat…………………………………………………………………………………

Teknik Pengumpulan Data……………………………………………………………..

Bab II Isi………………………………………………………………………………………..

A. Perjalanan dan kegiatan yang dilaksanakan………………………………..

B. Objek wisata……………………………………………………………….

i. Tanah Lot………………………………………………………………..

ii. Tanjung Benoa…………………………………………………………

iii. Pantai Kuta……………………………………………………………..

iv. Desa Adat Panglipuran……………………………………………………

v. Pantai Pandawa………………………………………………………….

vi. Garuda Wisnu Kencana (GWK)……………………………………………

vii. Tari Barong………………………………………………………………..

viii. Danau Bedugul……………………………………………………………….

ix. Joger…………………………………………………………………………

Bab III Penutup………………………………………………………………………………………..

Kesimpulan dan Saran………………………………………………………………………..

Daftar Pustaka…………………………………………………………………………………

Lampiran…………………………………………………………………………………
BAB I
PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Pendidikan sangat penting untuk setiap orang karena pendidikan itu sendiri
menyangkut masa depan, serta merupakan upayauntuk mencerdaskan anak bangsa.
Pendidikan tidak hanya tanggung jawab seorang guru, pemerintah, masyarakat
maupun orang tua.
Namun semua lapisan masyarakat Indonesia juga ikut bertanggung jawab atas
terwujudnya pendidikan nasional. Yakni dengan menjalankan tugas sesuai dengan
kemampuan dan tanggung jawab yang merupakan upaya untuk terwujudnya pendidikan
nasional yang bermutu tinggi dan berbudi pekerti luhur.
Sebab itulah untuk mewujudkannya ada beberapa kegiatan yang menunjang
pendidikan, salah satunya yang sangat menunjang adalah karya wisata. Dengan karya
wisata, siswa dapat lebih berpengalaman dan lebih berpengetahuan.
SMA Santa Maria Yogyakarta tahun ajaran 2018/2019 mengadakan Studi Wisata di
Pulai Bali. Studi Wisata ini berlangsung agar kami para siswi tidak hanya dapat belajar
secara teori tetapi dapat langsung ke lapangan sehingga membuat para siswi semakin
mengerti dan para siswi semakin mengerti keadaan di lingkungan secara langsung tidak
hanya teori. Dan juga dapat meningkatkan sifat tanggung jawab terhadap siswi sehingga
siswi dapat memanfaatkan study lapangan ini dengan sebaik-baik mungkin.

B. TUJUAN PENULISAN
1. Untuk mengatasi suatu masalah
2. Untuk mengetahui kemajuan dan perkembangan
3. Memberitahukan atau menjelaskan tanggung jawab tugas dan kegiatan
4. Merupakan sumber informasi

C. MANFAAT PENULISAN
1. Mampu mengutarakan hasil analisis atau pengamatan
2. Mampu mendeskripsikan objek-objek wisata yang dikunjungi
3. Memiliki pengetahuan mengenai objek wisata bersejarah di Pulai Bali
4. Mampu menguraikan objek bersejarah di Pulai Bali
5. Mampu mengutarakan hasil analisis atau pengamatan
6. Mampu mendeskripsikan objek – objek wisata yang dikunjungi
7. Sebagai bahan untuk penyusunan rencana kegiatan berikutnya
8. Dapat mengetahui perkembangan dan proses dari peningkatan kegiatan
9. Menjadi sumber informas
10. Mampu dan terampil menyusun karya tulis

D. TEKNIK PENGUMPULAN DATA


1. Metode Observasi/pengamatan
Metode pengamatan dilakukan dengan melakukan pengamatan secara langsung di
lapangan
2. Metode Kaji Pustaka
Memanfaatkan buku panduan yang diberikan oleh sekolah tentang objek wisata sebagai
pelengkap bahan dan membuka situs-situs tentang objek wisata di internet.
BAB II

ISI

A. PERJALANAN & KEGIATAN YANG DILAKSANAKAN


No HARI/TANGGAL WAKTU KETERANGAN
Peserta berkumpul di SMA Santa Maria
06.00 WIB
Yogyakarta
07.00 WIB Rombongan berangkat menuju Bali
Rombongan transit dan makan siang di
12.00 WIB
rumah makan Nirwana Nganjuk
Rombongan melanjutkan perjalanan
13.00 WIB
menuju Bali
1 Jumat, 14-12-2018 Rombongan transit dan makan malam di
18.00 WIB
rumah makan Utama Raya Situbondo
Rombongan melanjutkan perjalan menuju
19.00 WIB
Penyebrangan Ketapang
23.00 WIB Rombongan menyebrang ke Pulau Bali
Romobongan tiba di penyebrangan
23.30 WIB Ketapang, lalu persiapan untuk
menyebrang ke Pulau Bali
02.00 WITA Rombongan sampai di pelabuhan Gilimanuk,
dilanjutkan perjalanan menuju rumah makan
untuk transit mandi dan makan pagi
05.00 WITA Rombongan sampai di rumah makan Kurnia
Jatim Tanah Lot, mandi dilanjutkan makan
pagi

2 Sabtu, 15-12-2018 07.00 WITA Peserta melanjutkan perjalanan menuju


objek wisata Tanah Lot
08.30 WITA Rombongan meninggalkan objek wisata
Tanah Lot, dilanjutkan perjalanan menuju
lokasi kunjungan pembuatan Pie Susu dan
Kacang Bali di pusat oleh-oleh Dewata
10.00 WITA Rombongan tiba di pusat oleh-oleh
Dewata
12.00 WITA Rombongan makan siang di pusat oleh-
oleh Dewata
13.00 WITA Rombongan meninggalkan lokasi
kunjungan, dilanjutkan perjalanan menuju
objek wisata Tanjung Benoa
14.00 WITA Rombongan tiba di objek wisata Tanjung
Benoa
15.30 WITA Rombongan meninggalkan Tanjung
Benoa, melanjutkan perjalanan menuju
objek wisata Pantai Kuta
16.30 WITA Rombongan tiba di lokasi objek wisata
Pantai Kuta
18.00 WITA Rombongan meninggalkan Pantai Kuta
dan singgah ke pusat oleh-oleh Krisna
19.00 WITA Rombongan meninggalkan Krisna dan
perjalanan menuju hotel Shinta Bali
19.30 WITA Rombongan tiba di hotel, dilajutkan
dengan makan malam
05.30 WITA Peserta mengikuti Misa Kudus
06.30 WITA Dilanjutkan dengan makan pagi
07.00 WITA Rombongan selesai makan, dilanjutkan
perjalanan, menuju objek wisata Desa
Adat Panglipuran
10.00 WITA Rombongan tiba di lokasi Desa Adat
Panglipuran
3 Minggu, 16-12-2018
12.00 WITA Rombongan selesai kunjungan di Desa
Adat Panglipuran, dilanjutkan perjalanan
menuju objek wisata Pantai Pandawa
(makan siang disajikan box)
13.30 WITA Rombongan tiba di objek wisata Pantai
Pandawa
15.30 WITA Rombongan meninggalkan objek wisata
Pantai Pandawa, dilanjutkan perjalanan
menuju objek wisata Garuda Wisnu
Kencana (GWK)
16.30 WITA Rombongan tiba di GWK
19.00 WITA Rombongan meninggalkan GWK,
melanjutkan perjalanan kembali ke hotel
19.30 WITA Rombongan tiba di hotel, dilanjutkan
dengan makan malam dan acara bebas.
06.00 WITA Peserta persiapan makan pagi
07.00 WITA Rombongan cek out hotel, melanjutkan
perjalanan menuju gedung pertunjukan
Tari Barong
08.30 WITA Rombongan tiba di gedung pertunjukan
Tari Barong
10.00 WITA Rombongan meninggalkan gedung
pertunjukan, melanjutkan perjalanan
menuju pusat oleh-oleh Joger
12.00 WITA Rombongan tiba di pusat oleh-oleh Joger
13.00 WITA Rombongan meninggalkan Joger,
dilanjutkan perjalanan menuju objek
4 Senin, 17-12-2018 wisata danau Baratan Bedugul. (makan
siang disajikan di resto di objek wisata
Bedugul)
13.15 WITA Rombongan tiba di objek wisata Bedugul,
makan siang dilanjutkan acara wisata
15.00 WITA Rombongan meninggalkan objek wisata
Bedugul, dilanjutkan perjalanan ke
palabuhan Gilimanuk
18.00 WITA Rombongan tiba di pelabuhan
penyebrangan Gilimanuk, persiapan untuk
menyebrang ke penyebrangan Ketapang
18.30 WITA Rombongan tiba di palabuhan
penyebrangan Ketapang, dilanjutkan
dengan perjalanan menuju rumah makan
untuk makan malam
19.00 WITA Rombongan tiba di rumah makan
20.30 WITA Rombongan meninggalkan rumah makan,
dilanjutkan perjalanan menuju kota
Yogyakarta
06.00 WIB Rombongan transit di rumah makan untuk
makan pagi
07.30 WIB Rombongan meninggalkan rumah makan,
5 Selasa, 18-12-2018
dilanjutkan perjalanan menuju kota
Yogyakarta
11.00 WIB Rombongan tiba di Yogyakarta

B. OBJEK WISATA
I. TANAH LOT
 DESKRIPSI
Pura Tanah Lot Bali atau juga disebut Pura Luhur Tanah Lot adalah sebuah
tempat suci agama Hindu yang mempunyai keindahan yang natural dengan Tanah Lot
sunset Bali yang memukau, Tanah Lot merupakan salah satu tempat terbaik di Bali
untuk melihat sunset dan keindahan sunset Tanah Lot Bali adalah salah satu yang
terindah di Bali. Pura Tanah Lot Bali terletak di tepi pantai Tanah Lot dan berdiri di
atas sebuah batu karang laut yang kokoh dan kuat, disebelah baratnya juga terdapat
pura yang disebut Pura Batu Bolong yang juga memiliki pemandangan yang tidak
kalah indahnya.
Tanah Lot berasal dari kata "Tanah" yang artinya tanah dan "Lot" (Lod) yang
artinya laut, karena letaknya di laut atau di pantai seperti mengambang ketika air laut
pasang maka dapat diartikan Tanah Lot berarti sebuah Tanah atau Pulau yang terletak
di laut, oleh karena itu orang-orang pun menyebutnya Tanah Lot.
Pura Tanah Lot berlokasi di Desa Beraban, Kecamatan Kediri, Kabupaten
Tabanan, di pesisir selatan pulau Bali kurang lebih 25 kilometer dari Kota Denpasar.
Pura Tanah Lot terletak di atas batu karang laut besar menghadap ke samudra Hindia.
Tempat ibadah ini adalah sebuah pura Hindu yang dibangun untuk memuja Tuhan
dalam manifestasi-NYA sebagai Dewa Laut atau Dewa Baruna untuk keselamatan
dan kesejahteraan dunia serta keseimbangan antara laut dan bumi.

 SEJARAH
Menurut masyarakat Bali, Pura Tanah Lot dibangun oleh seorang brahmana
bernama Danghyang Niratha yang tadinya mengembara dari Pulau Jawa. Beliau
berhasil menguatkan kepercayaan mayoritas warga Bali tentang ajaran agama Hindu
di abad 16. Namun, saat ia menjalani misi, Bendesa Beraban merasa iri dan ingin
mengusir Danghyang Niratha dari tempat meditasinya.
Karena diusir, Danghyang Niratha sempat mengeluarkan kesaktiannya untuk
memindahkan batu besar. Jadi, Pura Tanah Lot dipercaya tercipta dari kekuatan
spiritual Danghyang Niratha yang memindahkan bongkahan batu besar ke tengah
pantai dan menjadi tempat meditas beliau. Setelah batu berhasil dipindahkan,
dibangunlah sebuah pura dan dijaga oleh penjaga pura yang tercipta dari seledang
poleng milik Danghyang Niratha. Lalu selendang itu diubah menjadi seekor kuda laut
yang biasa disebut lipi poleng (ular hitam-putih).
Keunikan dari Tanah Lot adalah terkait dengan mitos dari masyarakat
setempat tentang ular suci yang ada di Pura Tanah Lot, ular suci Tanah Lot dipercaya
sebagai penjaga dan penyelamat dari Pura Tanah Lot dari serangan-serangan jahat
yang mengganggu kesucian pura. Jenis ular itu dari bahasa Latin bernama Bungarus
candidus, ular laut yang sangat berbisa dan berbahaya, pada tubuhnya mempunyai
warna hitam dan putih melingkar.
Ular suci ini akan menyerang siapa saja yang ingin berbuat jahat dan ingin
merusak keberadaan dan kesucian Pura Tanah Lot, tetapi meskipun begitu ular suci
ini akan tetap diam dan tenang di dalam goa yang terdapat di sudut karang yang ada di
dekat Pura Tanah Lot.
Pengunjung pun bisa menyentuh dan mengelus-elus ular suci ini tanpa
khawatir akan serangan balik dari ular ini dan tentu saja kita akan ditemani oleh
seseorang yang mengerti akan karakter dari ular suci ini. Masyarakat setempat juga
mempercayai dengan menyentuh ular suci ini sambil berdoa maka apa yang kita
inginkan akan terkabulkan, sebuah mitos yang boleh dipercaya atau tidak.
II. TANJUNG BENOA
 DESKRIPSI
Tanjung Benoa adalah sebuah Desa yang terkenal akan wisata baharinya.
Secara Geografis, daerah ini terletak di ujung barat daya ‘kaki’ pulau Bali. Tanjung
Benoa adalah sebuah kelurahan yang berada di sebelah tenggara pulau Bali.
Termasuk dalam kecamatan Kuta Selatan, Kabupaten Badung. Pantai Tanjung Benoa
Bali, sangat terkenal dengan aktivitas rekreasi air atau wisata bahari dan sering
disebut dengan nama, Tanjung Benoa watersport. Jenis wisata bahari yang tersedia di
pantai Tanjung Benoa dapat anda lihat disini, watersport Tanjung Benoa, sangat
berdekatan dengan salah satu tempat wisata di Bali yang sering digunakan sebagai
tempat konfrensi, yaitu Nusa Dua.

 SEJARAH
Kawasan wisata Tanjung Benoa, memiliki letak geografis yang unik. Diapit
oleh dua laut dan kedua sisi dari pantai memiliki pasir putih. Sejarah Tanjung Benoa,
sekitar tahun 1546, pantai Tanjung Benoa adalah sebuah pelabuhan kecil. Yang di
gunakan oleh pedagang dari Cina, untuk berlabuh dan menjual barang dagangan
mereka seperti keramik. Selain menjual, pedagang Cina juga membeli barang
dagangan penduduk asli Bali. Pertukaran barang dagangan di pelabuhan inilah, yang
membuat beberapa dari pedagang Cina menetap di Tanjung Benoa. Dengan
menepatnya penduduk Cina di Tanjung Benoa, membuat sebuah keunikan di tempat
wisata ini, yaitu terdapatnya klenteng atau Vihara yang lumayan besar. Nama vihara
yang ada di Tanjung Benoa adalah Vihara Caow Eng Bio. Selain vihara, anda juga
dapat melihat candi Hindhu seperti Pura Dalem Tengkulung Benoa Tanjung dan Pura
Segara.
Sebelum berkembang menjadi tempat pariwisata di Bali. Daerah ini adalah
kampung nelayan, yang sebagian besar penduduk lokal untuk mencari mata
pencaharian dengan menjadi nelayan. Semenjak tahun 1980, kawasan terdekat dari
Tanjung Benoa yaitu Nusa Dua, di bangun kawasan wisata mewah yang bernama
BTDC. Di kawasan BTDC Nusa Dua, berdiri hotel-hotel mewah yang hampir
sebagian besar hotel bintang lima. Dengan perkembangan signifikan dari BTDC Nusa
Dua, berhimbas terhadap daerah Tanjung Benoa. Tentunya dengan kelebihan pantai
pasir putih, air laut yang tenang, pohon palem dan kelapa di daerah sekitar pantai.
Membuat pantai Tanjung Benoa tidak ketinggalan dari Nusa Dua dalam
perkembangan pariwisata di pulau Bali. Pemerintah daerah pulau Bali, telah
menetapkan kawasan Tanjung Benoa menjadi pusat dari wisata bahari di Bali.
Pemerintah daerah Bali juga membuat tempat penangkaran Penyu hijau, yang
termasuk kategori satwa langka dan dilindungi. Tempat penangkaran ini, lebih dikenal
dengan nama pulau Penyu.

III. PANTAI KUTA


 DESKRIPSI
Pantai Kuta berada di bagian barat Pulau Bali, tepatnya di Kecamatan Kuta,
Kabupaten Badung. Pantai ini merupakan salah satu pantai terkenal yang ada di Pulau
Bali, bahkan pantai ini sudah terkenal di luar negeri. Pantai ini selalu ramai oleh
wisatawan, baik wisatawan lokal maupun wisatawan mancanegara. Dan bagi yang
belum tau kapan pulau ini ramai dan bagaimana sejarahnya, untuk itu dalam artikel ini
akan membahas tentang sejarah Pantai Kuta Bali.
Pantai ini memilki garis pantai sepanjang 2 km dan berbentuk melengkung,
dan memiliki keindahan alam yang eksotis dengan pasir putih yang lembut di kaki,
deburan ombak, dan pohon kelapa berderet di sepanjang pantai. Selain itu pantai ini
juga terkenal dengan sebutan nama “Pantai Matahari Terbenam” karena memiliki
pesona matahari terbenam yang sangat indah. Tempat wisata ini juga dikenal sebagai
salah satu tempat favorit berselancar di Bali, sehingga banyak wisatawan yang
berselancar di pantai ini, bahkan Pantai Kuta sering dijadikan tempat lomba selancar
tingkat nasional maupun internasional.

 SEJARAH
Pantai Kuta di Bali yang sangat terkenal memiliki sejarah penting sejak abad
ke-14. Kuta mulai dikenal sejak 1336 M, dimana Gajahmada dan pasukannya dari
Majapahit, mendarat di bagian selatan pantai ini. Karena sering menjadi lokasi
persinggahan, pelan-pelan daerah ini menjadi pelabuhan kecil. Warga pun menyebut
kawasan di Banjar Segara Kuta ini dengan nama Pasih Perahu yang berarti pantai
perahu.
Sebelum menjadi kawasan wisata, Pantai Kuta merupakan sebuah pelabuhan
dagang. Pada abad ke-19, salah seorang pedagang warga Denmark Mads Lange,
datang ke Bali untuk mendirikan basis perdagangan di Kuta. Mads Lange terkenal
pandai bernegosiasi sehingga bisa merebut hati raja-raja Bali dengan Belanda. Kuta
semakin diperhitungkan setelah penulis Hugh Mahbett menerbitkan buku berjudul
“Praise to Kuta” yang berisi ajakan kepada masyarakat setempat untuk menyiapkan
fasilitas akomodasi wisata. Buku ini bertujuan untuk mengantisipasi ledakan
wisatawan yang berkunjung ke Bali.
Buku tersebut kemudian menginspirasi banyak orang untuk membangun
fasilitas wisata seperti penginapan, restoran dan tempat hiburan.
Padahal tahun 1960-an Pantai Kuta masih sunyi. Para wisatawan pun belum banyak
dan mereka dengan santainya telanjang di pantai. Menurut Horst Henry Geerken,
menjelang akhir 1960-an, Kuta menjadi tempat favorit kaum hippies. Mariyuana, dan
obat-obatan lain banyak dijual di sini. Namun setelah tahun 1970-an, turis sudah tidak
bisa bebas lagi Mulai ada larangan turis telanjang di pantai. Namun tetap saja Pantai
Kuta difavoritkan.
Waktu itu hotel-hotel tidak banyak sebaliknya Kuta dipenuhi penginapan yang
dimiliki penduduk lokal. Di sepanjang Pantai Kuta waktu itu masih terdapat perahu
nelayan. Kuta tumbuh semakin pesat sebagai tempat wisata andalan setelah Bandara
pindah dari Kabupaten Singaraja di kawasan Bali Selatan, Kuta semakin dipenuhi
bagunan dan akomodasi untuk kegiatan wisata.
Pada tahun 2002 dan 2005 Kuta sepi akibat bom. Banyak negara melarang
warganya untuk datang di Indonesia. Memang, pada serangan pertama, 12 Oktober
2002, teroris berhasil menewaskan sebanyak 202 orang dan 209 orang lainnya
cedera. Sedangkan serangan kedua terjadi pada 2005 tepat di Pantai Kuta.
Namun seiring berjalannya waktu, kuta terus mengalami perbaikan-perbaikan.
Pemerintah daerah Bali membuat rencana induk pengembangan wilayah ini untuk
melestarikan pantai Kuta sebagai sebuah tempat wisata bernuansakan alam.

IV. DESA ADAT PENGLIPURAN


 DESKRIPSI
Desa Penglipuran adalah sebuah desa di kabupaten Bangli, Bali, tepatnya di
kelurahan Kubu, Kecamatan Bangli. Desa Penglipuran terletak pada jalur wisata
Kintamani, sejauh 5km dari pusat kota Bangli, dan 45km dari pusat kota Denpasar.
Desa ini berudara sejuk karena terletak 700 m di atas permukaan laut. Tari-tarian
dan cenderamata berkembang dengan baik di desa terpencil ini.
Desa ini merupakan satu kawasan pedesaan yang memiliki tatanan spesifik
dari struktur desa tradisional, sehingga menampilkan wajah pedesaan yang asri.
Keasrian desa adat tersebut sudah bisa dirasakan begitu memasuki kawasan
pradesa yang memaparkan kehijauan rerumputan dan deretan bambu yang jadi
pagar desa. Itu adalah area catus pata atau area tapal batas untuk masuk ke
Penglipuran. Adapun daerah penerimanya ditandai dengan Balai Wantilan, Balai
Banjar adat, dan ruang pertamanan terbuka. Di sana terdapat daerah parkir dan
fasilitas toilet atupun cenderamata yang di jajakan warga sekitar kepada turis yang
berkunjung.
Area berikutnya adalah areal tatanan pola desa yang diawali dengan gradasi
ke fisik desa secara liniar membujur ke arah utara dan selatan. Rumah-rumah itu
dibelah oleh sebuah jalan utama desa yang ditutup oleh bebatuan dan ditamani
rerumputan di kiri kanannya. Area pemukiman serta jalan utama desanya
merupakan kawasan bebas kendaraan terutama roda empat. Pada sepanjang jalan
setapak itu terdapat ratusan rumah, berderet berimpitan. Hampir semua bangunan
terbuat dari batu bata merah atau anyaman bambu. Pintu masuk gerbang rumah
penduduk itu sempit, hanya berukuran satu orang dewasa, dan bagian atas pintunya
menyatu dengan atap gerbang yang terbuat dari bambu. Keheningan menyergap
ketika menelusuri jalan setapak dari bebatuan yang bercampur dengan
kerikil. Penataan fisik dari struktur desa tersebut tidak terlepas dari budaya
masyarakatnya yang sudah berlaku turun-temurun.

 SEJARAH
Awal mula keberadaan Desa Penglipuran sudah ada sejak dahulu, konon
pada zaman Kerajaan Bangli. Para leluhur penduduk desa ini datang dari Desa
Bayung Gede dan menetap sampai sekarang, sementara nama “Penglipuran”
sendiri mempunyai makna sebagai Penghibur/Penglipur hati raja yang pada saat itu
raja sedih karena tidak ada orang yang dapat dipercaya dan beliau mencari orang
yang jujur, yang pada akhirnya beliau temukan ketika sedang merenung sambil
mengamati penduduk desa yang kini bernama penglipuran ini.

Namun, dari sudut pandang sejarah dan menurut para sesepuh, kata
Penglipuran berasal dari kata “Pengeling Pura” yang berarti tempat suci
mengenang para leluhur. Tempat ini sangat berarti sejak leluhur mereka datang dari
desa Bayung Gede ke Penglipuran yang jaraknya cukup jauh, oleh karena itu
masyarakat Penglipuran mendirikan pura yang sama sebagaimana yang ada di desa
Bayung Gede. Dalam hal ini berarti masyarakat Penglipuran masih mengenal asal
usul mereka. Pendapat lain mengatakan bahwa Penglipuran berasal dari kata
“Penglipur” yang berarti “penghibur” karena pada jaman kerajaan tempat ini
dijadikan tempat peristirahatan.
Penglipuran memiliki dua pengertian, yaitu pangeling yang kata dasarnya
“eling” atau mengingat. Sementara pura artinya tanah leluhur. Jadi, penglipuran
artinya mengingat tanah leluhur. Kata itu juga bisa berarti “penghibur” yang
berkonteks makna memberikan petunjuk bahwa ada hubungan sangat erat antara
tugas dan tanggung jawab masyarakat dalam menjalankan dharma agama.
Masyarakat desa adat penglipuran percaya bahwa leluhur mereka berasal
dari Desa Bayung Gede, Kintamani.Sebelumnya desa Panglipuran bernama Kubu
Bayung. Pada jaman dahulu raja bali memerintahkan pada warga-warga di Bayung
Gede untuk mengerjakan proyek di Kubu Bayung, tapi akhirnya para warga
tersebut memutuskan untuk menetap di desa Kubu Bayung. Dilihat dari segi
tradisi, desa adat ini menggunakan sistem pemerintahan hulu apad. Pemerintahan
desa adatnya terdiri dari prajuru hulu apad dan prajuru adat. Prajuru hulu apad
terdiri dari jero kubayan, jero kubahu, jero singgukan, jero cacar, jero balung dan
jero pati.
Prajuru hulu apad otomatis dijabat oleh mereka yang paling senior dilihat
dari usia perkawinan tetapi yang belum ngelad. Ngelad atau pensiun terjadi bila
semua anak sudah menikah atau salah seorang cucunya telah kawin. Mereka yang
baru menikah duduk pada posisi yang paling bawah dalam tangga keanggotaan
desa adat. Yang membedakan desa adat penglipuran dengan yang lain yaitu tidak
adanya kasta, karena kasta yang ada di desa ini hanya Kasta Sudra.

V. PANTAI PANDAWA
 DESKRIPSI
Pantai Pandawa di Bali merupakan satu pantai baru yang sedang menjadi
primadona dan buah bibir orang saat berbicara mengenai tempat wisata di daerah
Bali. Jika sobat membandingkan dengan pantai -pantai lain di bali semisal pantai
Kutha dan Sanur, atau tanah lot, tentu nama pantai Pandawa masih terdengar asing.
Namanya juga pantai baru, wajar jika sobat mungkin baru-baru ini saja mendengar
nama pantai pandawa. Kali ini, wisatalicious.com akan membahas mengenai pantai
Pandawa di Bali ini, beserta dengan sejarah, pesona tebingnya, dan juga sebutan
sebagai secret beach.
Pantai Pandawa, yang terletak di Desa Kutuh, Kabupaten Badung. Pantai
indah yang tersembunyi ini memiliki pasir putih yang bersih dan ombak yang
tenang. Jarak tempuh dari airport Ngurah Rai adalah 18 km. Kurang lebih 30 – 60
menit. Karena jalan menuju lokasi berliku dan melewati beberapa titik kemacetan,
termasuk tempat wisata GWK. Dari jalan utama akan ada rentang sejauh kurang
lebih 1,5 km sebelum akhirnya sampai di sisi pantai. Menuju pantai, kita akan
melewati tebing kapur di sisi kanan kiri perjalanan. Setelah pantai hampir terlihat,
ada lima patung Panca Pandawa yang akan membuat kamu berhenti dan
mengabadikannya. Patung-patung ini terletak didalam celuk-celuk di tebing kapur
itu sendiri.

 SEJARAH
Di dalam Epos Mahabharata, diceritakan kehidupan Sang Panca Pandawa
yang dikurung di dalam Goa Gala-Gala. Sampai akhirnya keluarga Pandawa
membuat sebuah terowongan yang memungkinkan keluarga Pandawa bisa
menyelamatkan diri. Setelah berhasil menyelamatkan diri, Panca Pandawa yang
terdiri dari Yudhistira, Bima, Arjuna, Nakula dan Sadewa membuka suatu kawasan
hutan belantara yang sangat angker sebagai daerah kekuasaan, berkat kerja keras
dan dukungan dari seluruh pengikutnya, Panca Pandawa dapat membangun kerajaan
Amertha yang dipimpin oleh Raja Yudhistira.
Pada tanggal 27 Desember 2012, Pantai ini ditetapkan menjadi Pantai
Pandawa, sebelumnya dikenal sebagai Pantai Melasti. Pada tanggal itu pula
diselenggarakan Pandawa Beach Festival yang pertama. Diambil nama Pantai
Pandawa karena ada kemiripan cerita yang ditulis dalam epos Maha Bharata dengan
fakta perjalanan nasib masyarakat Desa Kutuh, sehingga masyarakat sepakat
memberi nama Pantai MELASTI (secret beach) dengan sebutan Pantai Pandawa
agar cerita keduanya bisa selalu dikenang sepanjang masa.
VI. GARUDA WISNU KENCANA (GWK)
 DESKRIPSI
Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana (Garuda Wisnu Kencana Cultural
Park), disingkat GWK, adalah sebuah taman wisata di bagian selatan pulau Bali.
Taman wisata ini terletak di tanjung Nusa Dua, Kabupaten Badung, kira-kira
40 kilometer di sebelah selatan Denpasar, ibu kota provinsi Bali. Di areal taman
budaya ini, direncanakan akan didirikan sebuah landmark atau maskot Bali, yakni
patung berukuran raksasa Dewa Wisnu yang sedang menunggangi
tunggangannya, Garuda, setinggi 12 meter.
Area Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana berada di ketinggian 146 meter
di atas permukaan tanah atau 263 meter di atas permukaan laut. Patung ini nantinya
setelah selesai akan menjadi patung terbesar dunia dengan tinggi 75 meter dan lebar
60 meter dan akan mengalahkan patung liberty. GWK ini merupakan mahakarya
dari seniman Bali I Nyoman Nuarta yang berada di daerah Bali Selatan tepatnya di
bukit Unggasan. Area Taman Budaya Garuda Wisnu Kencana berada di ketinggian
146 meter di atas permukaan tanah atau 263 meter di atas permukaan laut.
Di kawasan itu terdapat juga Patung Garuda yang tepat di belakang Plaza
Wisnu adalah Garuda Plaza di mana patung setinggi 18 meter Garuda ditempatkan
sementara. Pada saat ini, Garuda Plaza menjadi titik fokus dari sebuah lorong besar
pilar berukir batu kapur yang mencakup lebih dari 4000 meter persegi luas ruang
terbuka yaitu Lotus Pond. Pilar-pilar batu kapur kolosal dan monumental patung
Lotus Pond Garuda membuat ruang yang sangat eksotis. Dengan kapasitas ruangan
yang mampu menampung hingga 7000 orang, Lotus Pond telah mendapatkan
reputasi yang baik sebagai tempat sempurna untuk mengadakan acara besar dan
internasional.
Terdapat juga patung tangan Wisnu yang merupakan bagian dari patung Dewa
Wisnu. Ini merupakan salah satu langkah lebih dekat untuk menyelesaikan patung
Garuda Wisnu Kencana lengkap. Karya ini ditempatkan sementara di daerah Tirta
Agung.
 SEJARAH
Patung Garuda Wisnu Kencana dibangun tahun 1997 dengan modal yang
berasal dari BUMN, Bali Tourism Development Corporation (BTDC), dan Bali I
Nyoman Nuarta yang merupakan pembuat patung tersebut. Garuda Wisnu Kencana
merupakan wujud dari Dewa Wisnu yang adalah Dewa Pemelihara (Sthiti) dalam
agama Hindu sedang mengendarai seekor burung Garuda. Bentuk ini berasal dari
kisah Garuda dan Kerajaannya yaitu Dewa Wisnu yang melindungi burung Garuda
karena telah berbakti dan berkorban untuk menyelamatkan ibunya dari perbudakan.
Nama Garuda Wisnu Kencana berasal dari nama tokoh yang ada yaitu Garuda dan
Wisnu, sedangkan kencana berarti emas karena tahta tempat patung burung Garuda
dan Dewa Wisnu berdiri dilapisi emas.
Walaupun sempat terhenti pembangunannya karena krisis moneter pada tahun
1998, Nyoman sebagai tokoh yang membuat Garuda Wisnu Kencana menargetkan
patung akan berdiri sempurna pada akhir tahun 2017. Selain sempat terhenti,
pembangunan patung Garuda Wisnu Kencana sempat menuai kontroversi dari
pemuka agama Hindu di Bali.
Mereka menganggap ukuran patung yang besar akan mengganggu
keseimbangan spiritual Pulau Bali dan melihat bahwa patung itu tidak patut
dijadikan sebagai tempat wisata. Namun, sebagian mendukung karena patung
Garuda Wisnu Kencana mampu meningkatkan kunjungan wisatawan ke Pulau Bali.
Akhirnya diputuskan pembangunan tetap dijalankan sampai saat ini.

VII. TARI BARONG


 DESKRIPSI
Tari Barong adalah salah satu tarian tradisional yang menggunakan media
topeng dan kostum sebagai perwujudan dari makhluk-makhluk yang dipercaya oleh
masyarakat Bali. Menurut kepercayaan masyarakat Bali, Tari Barong ini dianggap
kesenian yang sakral sehingga terdapat juga kesan mistis di dalamnya. Tari Barong
ini merupakan tarian tradisional yang cukup terkenal di Bali. selain memiliki nilai
seni, Tari Barong ini juga memiliki makna-makna spiritual di dalamnya.
Tarian ini merupakan peninggalan kebudayaan pra-Hindu serta bercerita
tentang hal paling klise, yaitu kontradiksi diantara kebaikan dan kejahatan.
Meskipun umumnya Barong digambarkan menjadi seekor macan atau singa, banyak
jua jenis-jenis Barong lainnya seperti Barong Keket, Babi, dan Landung. Keket
sendiri merupakan lembu yg oleh masyarakat Bali dikenal sebagai Raja Hutan
dengan nama Banaspati Raja.
 SEJARAH
Tari Barong bercerita tentang pertentangan antara kebaikan dan kejahatan.
Ada banyak cerita mengenai sejarah Tarian Barong namun secara umum tarian ini
adalah saduran dari cerita masyarakat Tiongkok yaitu Barongsai. Namun pada
Tarian Barong Bali terkandung unsur cerita yang baik dan diselingi humor untuk
menghibur penonton.
Cerita yang diangkat tidak jauh dari pertentangan antara kebaikan dan
kejahatan di dunia. Sepanjang sejarah Tarian Barong ini pihak yang baik selalu
digambarkan dengan sosok Barong yaitu mahluk buas berkaki empat yang
dikendalikan oleh dua orang penari. Sementara pihak yang jahat digambarkan
dengan Rangda yaitu sosok mirip perempuan yang menyeramkan karena memiliki
dua buah taring besar pada mulutnya.
Barong merupakan sosok yang disakralkan oleh masyarakat Bali karena
pembuatan kostum Barong tersebut beberapa bahannya diperoleh dari kayu yang
tumbuh di tempat-tempat angker seperti kuburan. Dalam beberapa pentas, Tarian
Barong juga seringkali diselingi dengan Tari Keris yaitu tarian dimana penarinya
menusukkan keris ke tubuh masing-masing seperti pertunjukkan debus.
Keistimewaan Tarian Barong Bali terletak pada unsur mitologis dan komedi
yang membentuk suatu seni pertunjukan. Dari sisi komedi ada tokoh kera yang
membuat gerakan-gerakan lucu menyelingi pada setiap babak.
Sementara dari sisi mitologis terletak pada sumber cerita yang berasal dari tradisi
pra-Hindu yang meyakini Barong sebagai mahluk mitologis yang menjadi
pelindung kebaikan.

VIII. DANAU BEDUGUL


 DESKRIPSI
Bedugul merupakan salah satu obyek wisata yang terdapat di Bali, tepatnya
di kecamatan batu ritika bupaten tabanan dan berjarak kurang lebih 70 km atau
kurang lebih 2,5 jam dari bandara internasional (airport) ngurah rai. Obyek wisata
bedugul terletak di dataran tinggi, terdapat pula beberapa danau salah satunya iyalah
danau beratan yang berada di ketinggian 1250 meter di ataspermukaan air laut.
Bedugul memiliki suhu 17 hingga 25 derajat celcius. Sehingga sering kali saat kita
bernafas mengeluarkan uap panas yang terlihat oleh mata telanjang karena suhu
yang cukup dingin di sana. Terdapat juga pura yang cukup terkenal disana dengan
nama pura ulundanu.
Nama bedugul sendiri diambil dari kata “bedug” dan “kul-kul”, bedug
merupakan alat music khas umat muslim sedangkan kul-kul iyalah alat music
komunikasi masyarakat bali yang fungsinya sama seperti kentongan, maka kedua
nama tersebut di gabungkan dan jadilah nama bedugul. Tidak heran jika disana
umat muslim dan umat hindu bergabung dalam satu wilayah dan mereka hidup
dengan damai. Versi lain dari sejarah nama bedugul iyalah dimana dulu ada seorang
raja yang sedang mandi di danau beratan dan dilihat oleh warga sekitar sambil
mereka mengatakan,”bedogol raja kelihatan” dan jadilah nama bedugul tersebut.

 SEJARAH
Urian sejarah Pura Ulun Danu Beratan diketahui dari arkeologi dan data
sejarah yang terdapat dalam lontar babad Mengwi. Di sebelah kiri halaman depan
pura Ulun Danu Beratan terdapat sebuah sarkopagus dan sebuah papanbatu, yang
berasal dari masa tradisi megalitik, sekitar 500 SM. Kedua artefak tersebut sekarang
ditempatkan masing-masing di atas Babat uran atau teras diperkirakan lokasi di
mana Pura Ulun Danu Beratan, telah digunakan sebagai tempat untuk melaksanakan
kegiatan ritual sejak jaman megalitik.
Dalam lontar Babad Mengwi tersirat menguraikan bahwa I Gusti Agung Putu
sebagai pendiri kerajaan Mengwi mendirikan Pura di pinggir Danau Beratan,
sebelum beliau mendirikan pura taman ayun Dalam lontar tersebut tidak disebutkan
kapan beliau mendirikan Pura Ulun Danu Beratan, namun yang terdapat dalam
lontar itu adalah pendirian pura taman ayun yang upacaranya berlangsung pada hari
Anggara Kliwon Medang sia tahun Saka Sad Bhuta Yaksa Dewaya itu tahun caka
1556 atau 1634 M. Berdasar kan uraian dalam lontar Babad Mengwi tersebut
diketahui bahwa Pura Ulun Danu Beratan didirikan sebelum tahun saka 1556, oleh I
Gusti Agung Putu. Semenjak pendirian pura tesebut termasyurlah kerajaan Mengwi,
dan I Gusti Agung Putu digelari oleh rakyatnya" I Gusti Agung Sakti".
Pura Ulun Danu Beratan terdiri dari 4 komplek pura yaitu:
Pura Lingga Petak, Pura Penataran Pucak Mangu, Pura Terate Bang, dan Pura
Dalem Purwa berfungsi untuk memuja keagungan Tuhan dalam manifestasinya
sebagai Dewa Tri Murti, guna memohon anugerah kesuburan, kemakmuran,
kesejahteraan manusia dan lestarinya alam semesta.
IX. JOGER
 DESKRIPSI
Joger, dikenal dengan pabrik kata-kata yang berlokasi di kawasan jalan raya
Kuta dan di Desa Luwus Bedugul Bali. Untuk yang di Kuta tempatnya sangat
strategis dan hanya memerlukan waktu 10 menit dari bandara Ngurah Rai. Untuk
pastinya, alamat Joger Bali berada di Jalan Raya Kuta.
Nama Joger diambil dari nama pemiliknya sendiri yaitu bapak Joseph
Theodorus Wulianadi yang digabung dengan nama sahabatnya Bapak Gerard.
Sahabatnya ini sangat berjasa dalam merintis usaha pabrik kata kata ini. Pada tahun
1981 Joseph diberi hadiah pernikahan oleh Gerard sebesar US $ 20.000 sebagai
modal dari usahanya. Awalnya dibuka di alamat Jalan Sulawesi no 37 Denpasar,
namun sejak tanggal 7 Juli 1987 toko ini pindah ke tempatnya sekarang di alamat
Jalan Raya Kuta sebelah supermarket Supernova.
Setiap pengunjung yang akan memasuki oleh-oleh Joger ini akan disapa
dengan ramah dan akan ditempeli stiker sebagai tanda masuk VVIP dan akan
dilakukan scaning. Didalam galery Joger ini ada ruangan yang khusus memajang
koleksi T-shirt, ruangan khusus souvenir seperti mug, sandal, gantungan kunci dan
lain sebagainya. Selain itu ada juga ruangan yang unik bagi anda yang ingin
mencari T Shirt anak-anak karena anda diharuskan masuk melalui pintu yang
memiliki tinggi sekitar 1,5 meter saja. Tentu bisa dimengerti karena memang untuk
anak-anak. Joger Bali hanya satu-satunya tempat di Indonesia yang menjual jam
terbalik dan merupakan ciri khas oleh-oleh Joger Bali. Ada juga ruangan di pojok
yang menawarkan souvenir berupa guci dan pernak-pernik lainnya.
Dari segi harga tentunya relatif dan tentunya pula kualitas barang yang ada di Joger
ini sangat bagus. Cocok untuk anda yang menginginkan oleh-oleh yang unik dan
memiliki ciri khas.

 SEJARAH
Kata joger merupakan gabungan dari 5 Huruf yaitu J . O . G . E . R jika kita
cari di kamus bahasa indonesia kata ini belum memiliki arti, ia itu pasti karena kaya
JOGER itu sendiri bukan di ambil dari kata yang ada sebelumnya. Pada tahun 1980
Pak Joseph Theodorus Wulianadi (pemilik joger) mengawali usahanya di sebuah
pertokoan di Jl. Sulawesi 37, Denpasar. Awalnya Joseph Theodorus Wulianadi
belum memiliki nama untuk Toko kecilnya itu tidak seperti toko – toko yang berada
di sekitarnya sampai – sampai dinas perdagangan Denpasar meminta agar Toko
yang dimilikinya segera di berikan nama sehingga mudah di bedakan antara toko –
toko yang berada di sekitarnya. Pada tanggal 9 September 1951 Joseph Theodorus
Wulianadi merenungkan diri di atas tempat tidurnya beliau merenungkan nama apa
yang cocok untuk tokonya itu. Jelas Joseph Theodorus Wulianadi tidak ingin nama
tokonya di berikan dengan nama yang umum atau yang biasa kita lihat di pasar –
pasar atau toko biasa, beliau ingin nama tokonya itu bernama yang unik artinya
nama yang muncul dari dalam hati nurani. Seiring berjalan waktu Tuan Joseph
Theodorus Wulianadi teringat dengan jasa besar dari Mr. Gerhard dimana dia telah
memberikan dana sebesar $ 20.000 sebagai hadiah pernikahan Joseph Theodorus
Wulianadi dengan istri tercintanya Ery Kusdarijati, Mr. Gerhard merupakan teman
sekolahnya dulu di Hotelfachshule, Bad Wiesee, Jerman Barat, tahun 1970-an.
Dengan berjalannya waktu waktu akhirnya tuan Joseph menggabungkan nama
“Joseph” dan nama temannya “Gerhard” sehingga dari nama tersebut diambilah 2
karakter dari kiri dari nama Joseph = JO dan 3 karakter dari kiri Gerhard = GER
sehingga jika digabungkan menjadi JOGER.
Dan pada tanggal 19 Januari 1981 merupakan hari lahir joger dimana nama
joger pertama kalinya digunakan sebagai nama Toko tuan Joseph namun nama
Tokonya saat itu belum murni JOGER tapi “ART & BATIK SHOP JOGER”
awalnya masyarakat belum tau dan belum tertarik dengan produk yang di jual oleh
toko ini. Namun karena seiring berjalannya waktu dan tren yang terus bergerak
akhirnya product–product toko Joger di terima dan menarik banyak masyarakat
karena setiap barang seperti kaos dan souvenir– souvenir lainnya terdapat kata–kata
yang unik khas Joger. hingga akhirnnya nama Joger menjadi nama besar dan harum.
pada tanggal 7 Juli 1987 diputuskan bahwa joger hanya akan di buka di satu toko di
Bali dimana hanya akan bisa di jumpai di Jl. Raya Kuta – Bali. dan sejak tahun
1990-an hingga saat ini Joger di sebut sebagai PABRIK KATA – KATA.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Berdasarkan bab pembahasan pada bab sebelumnya dapat dibuat kesimpulan sebagai berikut:
1. Pulau Bali memiliki cirri khas ataupun karakteristinya sendiri, baik dari sisi adat
istiadatnya maupun dari sisi objek wisata yang ada pada Pulau Bali. Oleh karena itu,
banyak wisatawan domestik maupun manca negara memilih Pulau Bali sebagai destinasi
liburan mereka.
2. SMA Santa Maria Yogyakarta memilih Pulau Bali menjadi tujuan studi wisata karena
Pulau Bali memiliki pesona alam maupun kebudayaan yang masih kental sehingga
menambah wawasan para siswi SMA Santa Maria Yogyakrta akan berbagai macam
pesona alam maupun kebudayaan yang ada di Bali.
3. Dalam studi wisata ini peserta dalam lebih memahami berbagai macam atau karakteristik
setiap budaya yang ada di Indonesia, sehingga peserta dapat belajar untuk saling
memahami, menghormati, dan bahkan untuk terus melestarikan kekayaan yang ada.

B. SARAN
1. Pemerintah Bali
Diharapkan dalam fasilitas ataupun objek wisata di Bali terus berkembang dan bila masih
ada fasilitas dan tempat yang belum terorganisir dengan baik dapat di perhatikan dan di
selesaikan. Demi menunjang kenyamanan warga Bali atau turis dalam negri maupun
mancanegara.
2. Sekolah
Kegiatan Studi Wisata ini sangat bagus dalam kegiatan belajar para murid, tetapi alahkah
lebih baik untuk kedepannya koordinasi antar panitia dapat terjalin dengan baik sehingga
urutan perjalanan atau rundown dapat terlaksana sesuai dengan yang ditentukan. Agar
tidak terlalu banyak memakan waktu.

3. Biro Travel
Diharapkan sebelum menggunakan hotel periksa terlebih dahulu kebersihan dan fasilitas
dalam hotel dapat bekerja dengan baik.
DAFTAR PUSTAKA

https://challengerofthedream.blogspot.com/2016/11/contoh-laporan-hasil-studi-tour-ke-
bali.html
http://mthi05.blogspot.com/2016/10/v-behaviorurldefaultvmlo.html
https://awikzaenalarif.wordpress.com/2011/06/08/tentang-garuda-wisnu-kencana-gwk-letak-
sejarah-dan-fasilitas/
Buku panduan studi wisata ke Bali dari sekolah
LAMPIRAN

Tanah Lot Sunset Pantai Kuta

Desa Adat Panglipuran Garuda Wisnu Kencana

Pantai Pandawa Pantai Tanjung Benoa

Danau Bedugul Tari Barong

Anda mungkin juga menyukai