Insa News Edisi 6-2019
Insa News Edisi 6-2019
LAPORAN UTAMA
Pelayaran Nasional Belum Tumbuh
Cemerlang
04
PM 121 Kembalikan Mekanisme Hitungan
Biaya Jasa Kepelabuhan Normal dan Wajar 07
Soal BWM, Indonesia-Malaysia-Singapura
akan Lakukan Uji Air Laut
09
DUNIA PELAYARAN
Pimpinan Umum:
Carmelita Hartoto Kapasitas Angkut Tol Laut Ditingkatkan 11
Wakil Pimpinan Umum
Pendistribusian Barang Melalui Kanal CBL
Diyakini Lebih Efisien
13
/ Penanggung Jawab:
Budhi Halim Subsidi Tol Laut Dioptimalkan 14
15
Penguatan Konektivitas Antarwilayah dan
Pimpinan Redaksi: Kawasan Menjadi Tantangan Pelaku Usaha
Darmansyah
Pemerintah Serahkan Kapal Tol Laut ke
PELNI dan Djakarta Lloyd 17
Pimpinan Perusahaan:
Nova Mugijanto
SEPUTAR INSA
Redaktur:
Capt. Zaenal A. Hasibuan DPC INSA Kuala Samboja Resmi Dibentuk 18
Reporter:
DPP INSA Lantik Kepengurusan DPC INSA
Banten 2018-2022
20
Fajar Sudrajat
Hilman Muhammad INSA FOTO
Fotografer & Layouter: Diskusi Migas 22
Ridwan H.P
FGD Mahkamah Pelayaran 23
FGD Penyusunan Kode Etik Pelaut 24
IEU-CEPA 25
Diterbitkan oleh: IORA 2018 26
MOU Koperasi INSA-Pesantren 28
Rapat Asuransi dengan DITKAPEL 30
Rapat ILO 31
P
ertumbuhan industri treatment atau perlakuan secara berkala oleh
pelayaran nasional setara seperti negara pemerintah.
dinilai belum terlalu lain memberlakukan
cemerlang di 2019, kebijakan kepada industri Wakil Ketua I DPP INSA
karena masih dihadapkan pelayaran mereka. Witono Soeprapto
pada sejumlah mengatakan, pada
tantangan. Jika kebijakan sudah tahun ini pelayaran
mengarah pada nasional secara umum
Pelayaran nasional masih perlakuan setara ini, dia tumbuh tipis. Khusus
dihadapkan sejumlah optimistis pelayaran akan angkutan general cargo
tantangan, terutama kian berdaya saing dan masih dihadapkan pada
dalam kebijakan mampu mencatatkan pertumbuhan yang
moneter yang masih kinerja positif, yang pada kurang meyakinkan.
di atas 12 persen, akhirnya memberikan
sedangkan margin profit kontribusi lebih besar Sektor general cargo
pelayaran nasional masih bagi ekonomi nasional. diprediksi akan semakin
satu digit. terpuruk mengingat
“Pelayaran ini motor fasilitas kepelabuhanan
Di sisi fiskal, pelayaran bagi industri lainnya, selalu memprioritaskan
nasional juga masih seperti galangan, kapal kontainer, sehingga
dibebani sejumlah industri komponen kapal, menghadapi tantangan
pajak yang antara asuransi dan pendidikan potensi terjadinya
lain seperti Pajak PPN SDM. Jika pelayaran kongesti. Sedangkan
atas pembelian BBM tumbuh, maka industri komoditas untuk general
pelayaran dalam negeri. terkait lainnya akan ikut cargo sudah banyak
tumbuh,” kata Carmelita. berkurang, dan lebih
Ketua Umum DPP banyak muatan-muatan
Indonesian National Tantangan lainnya curah bahan baku.
Shipowners’ Association terkait efisiensi biaya
(INSA) Carmelita Hartoto kepelabuhanan dalam “Dari dulu, tantangan
mengatakan, pada menekan biaya logistik, sektor ini terkait
dasarnya pelayaran dan juga pendataan kekhawatiran terjadinya
nasional hanya jumlah, ukuran dan jenis kongesti pelabuhan
membutuhkan equal kapal yang dilakukan karena pelabuhan
PM 121 Kembalikan
Mekanisme Hitungan Biaya Jasa
Kepelabuhanan Normal dan
Wajar
D
PP Indonesian PM No. 121 juga telah PM No. 72 dinilai tidak
National melibatkan pelaku wajar dan memberatkan
Shipowners’ usaha pelayaran operator pelayaran.
Association (INSA) yang menjadi pihak Salah satunya, terkait
menilai penerbitan pengguna jasa dan dengan mekanisme
PM 121 akan operator pelabuhan dari penghitungan tarif
mengembalikan Pelindo I hingga IV. penggunaan kapal
mekanisme tunda mengakibatkan
penghitungan biaya jasa “PM 121 tahun 2018 kenaikan biaya
kepelabuhanan pada merupakan revisi dari kepelabuhanan, karena
hitungan yang normal aturan PM 72 tahun penghitungannya
dan wajar. 2017, yang akan dikalikan jumlah kapal
membuat mekanisme tunda.
Ketua Umum DPP hitungan akan kembali
INSA Carmelita Hartoto wajar dan normal,” kata Kementerian
mengatakan, PM Carmelita. Perhubungan, pada
No. 121 tahun 2018 Desember lalu telah
merupakan revisi atas Seperti diketahui, beban menerbitkan PM
PM No. 72 tahun 2017. biaya kepelabuhanan No. 121 tahun 2018
Proses penyusunan yang tertuang dalam tentang Perubahan
I
ndonesia, Malaysia Tes Water ini adalah putih untuk menerapkan
dan Singapura menjadi bagian penting Ballast Water di setiap
tiga negara pertama terkait rencana kapal.
di Asia Tenggara yang penerapan Ballast
akan melakukan uji Water Management “Indonesia - Malaysia
air laut (test water) (BWM) di Indonesia - Singapura, tiga
untuk melihat adanya dimana Indonesia telah negara yang akan
pengaruh spesies baru melakukan ratifikasi merealisasikannya
terhadap biota laut yang Convention of Ballast dengan melakukan uji
terkandung dalam air. Water Management perairan laut atau test
melalui Peraturan water,” tutur Budhi
Test water ini dilakukan Presiden Nomor 132 Halim.
karena kapal-kapal Tahun 2015 tentang
dari tiga negara ini Pengesahan The Hasil uji air laut
yang rutin melakukan International Convention itu nantinya akan
pelayaran. Fokusnya For The Control And disampaikan kepada
adalah, jangan sampai Management Of Ships International Maritime
ada spesies berbahaya Ballast Water And Organization (IMO).
yang terbawa dari Sediments, 2004 Harapannya adalah,
satu negara melalui (Marpol Annex 4). tidak ada biota atau
kapal dan dibuang di spesies lain yang
negara tujuan, serta Sekretaris Umum membahayakan dari
untuk melihat lebih jauh Dewan Pungurus Pusat perairan di tiga negara.
apakah ada perbedaan Indonesian National
biota laut antara Shipowners’ Association “Kita kan mau melihat
Indonesia dengan (DPP INSA) Budhi Halim apakah biota pada
negara-negara Asia menegaskan, kewajiban perairan di tiga negara
Tenggara. seluruh kapal merah ini ada kesamaan atau
M
enteri perintis dan kapal menduduki posisi
Perbubungan Budi nelayan sebagai feeder. 41 pada tahun 2018,
Karya Sumadi mengalami kenaikan
mengakui penurunan “Dengan demikian, posisi dari 42 di tahun
harga dalam program tol penyebaran barang lebih 2017.
laut belum maksimal dan merata dan target satu
harus lebih ditingkatkan harga di kawasan Barat Begitu juga jika dilihat
lagi dengan menambah maupun Timur akan lebih berdasarkan realisasi
kapasitas angkut. cepat terwujud,” ujarnya. pelayanan petikemas
dengan Tol Laut, juga
Namun yang lebih Jumlah kapal yang terjadi peningkatan jika
diharapkan dari dioperasikan pada dibandingkan dengan
program tol laut, lintasan tol laut sekitar 75 tahun sebelumnya, baik
lanjut Menhub Budi, unit yang dioperasikan voyage maupun jumlah
perlu diikuti komoditi kapal PT Pelni (Persero) muatan berangkat.
di kawasan Timur dan swasta dibantu oleh Apabilia pada tahun
Indonesia, sehingga kapal-kapal nelayan. 2017 realisasi voyage
tingkat keterisian kapal hanya 152, maka terjadi
pada arus balik lebih Direktur Jenderal peningkatan pada tahun
meningkat. Perhubungan 2018 mencapai 239
Laut Kementerian voyage.
“Kalau komoditi dari Perhubungan R. Agus H.
Timur bisa diangkut Purnomo menyebutkan “Sedang untuk realisasi
lebih banyak, maka bahwa Program Tol muatan berangkat,
subsidi untul kapal- laut merupakan salah pada tahun 2017
kapal di jalur tol laut satu kebijakan andalan mencapai 212 ribu ton
bisa dikurangi dan Pemerintah Joko muatan dapat diangkut.
terus dikurangi hingga Widodo (Jokowi) yang Meningkat pada tahun
mencapai 100 persen,” telah dicanangkan 2018 menjadi 229 ribu
kata Menhub Budi, saat untuk menjangkau dan ton muatan” katanya.
menjadi pembicara pada mendistribusikan logistik
seminar nasional tol ke daerah tertinggal, Berdasarkan pelayanan
laut memperingati HPN terpencil, terluar, dan di Pelabuhan, jika
yang berlangsung di perbatasan di Indonesia. dibandingkan dengan
atas kapal KM Doloronda negara di Asia Tenggara
yang tengah bersandar Kebijakan Tol Laut Indonesia menduduki
di Pelabuhan Tanjung ini bertujuan untuk posisi ke-3 Setelah
Perak Surabaya, Senin menurunkan tingkat Singapura dan Malaysia.
(4/2/2019). disparitas harga yang
terjadi di beberapa “Adanya kenaikan posisi
Menhub Budi wilayah Indonesia. tersebut menunjukan
mengatakan, subsidi Wilayah Indonesia yang distribusi logistik
angkutan barang, baik sebagian besar disatukan Indonesia mengalami
di tol laut maupun oleh lautan membuat kenaikan yang positif
perintis harus ada batas konektivitas laut yang baik dari segi pelayanan
waktu, sehingga subsidi terintegrasi sangat sarana maupun prasarana
pemerintah juga dapat penting. yang telah disediakan,”
diturunkan. Selain itu, ujarnya.
program tol laut ini “Konektivitas antar
juga meningkatkan wilayah di Indonesia Dirjen Agus mengatakan,
kapasitas angkut dengan merupakan fokus untuk menjalin
melibatkan kapal-kapal utama dalam menjalin konektivitas yang
keterhubungan setiap efektif, integrasi antara
Pendistribusian
Barang Melalui
Kanal CBL
Diyakini Lebih
Efisien
P
elaku usaha menilai, kanal Cikarang Kendati hanya 10 ribu bok untuk dua
Bekasi Laut (CBL) dari Marunda ke tongkang per bulan, masih lebih efisien
kawasan industri Cikarang, lebih dan menguntungkan, ketimbang
efisien ketimbang melalui jalan darat, menggunakan angkutan berbasis jalan
namun perlu dilakukan pengkajian raya.
secara menyeluruh.
Proyek yang sudah masuk dalam proyek
Sekretaris 1 DPP INSA, Capt. Otto K.M strategi nasional (PSN) itu, ungkap Otto
Caloh mengatakan, kepentingan pemilik lebih efisien ketimbang menggunakan
barang di kanal CBL itu ialah kepastian angkutan bebasis jalan raya. Terlebih
waktu tempuh. Kendati diakui, kapasitas sekarang ini, arus lalu lintas di jalan
angkut masih sangat terbatas, namun tol Cikampek menuju kawasan industri
sudah bisa membantu mempercepat Cikarang sudah sangat padat.
arus barang.
“Kami dari INSA mendukung penuh
Capt. Otto menyebutkan, kanal CBL program pengembangan kanal CBL untuk
dari Marunda ke Cikarang jaraknya kelancaran arus barang dari kawasan
sekitar 40 kilometer atau 22 mil. Waktu industri ke Pelabuhan Tanjung Priok atau
yang dibutuhkan untuk bongkar sampai sebaliknya. Namun harus dilakukan kajian
muat (pp) 21 jam. Yakni, muat tujuh dan lebar kanal harus ideal, agar bisa
jam, waktu tempuh perjalanan dari dilewati dua kapal, kalau perlu lebih,
Marunda ke Cikarang tujuh jam dan sehingga kapasitas angkut menjadi lebih
bongkar tujuh jam. besar,” jelasnya.
Pembangunan kanal yang diperkirakan Selain itu, pada jarak tertentu harus
menelan anggaran Rp3,4 triliun itu, dibuatkan rest area, agar kapal bisa
rencananya akan dioperasikan dua melakukan manuver dan menepi bila
kapal tongkang. Karena itu, lebar kanal terjadi gangguan. Dengan demikian,
harus ideal, yaitu 100 - 150 meter, ungkap Otto, tidak mengganggu kapal lain
agar bisa dilalui dua kapal. Kapasitas yang lewat.
angkut untuk satu tongkang 200 bok
atau 5000 bok per bulan dengan asumsi Terkit kajian kanal CBL, Sekretaris Jenderal
25 hari kerja. Kementerian Perhubungan Djoko Sasono
mengatakan, segera dilakukan. “Pastinya
Dengan kapasitas sebanyak itu, kalau saya belum tahu, kapan kajian itu akan
menggunakan angkutan berbasis jalan dilakukan,” tuturnya.
raya diperlukan 200 truk kontainer atau
setara dengan 1600 meter. Artinya, ada Kata Djoko, Kanal CBL sudah masuk
ruas jalan 1,6 kilometer per hari yang proyek strategi nasional (PSN) dan
bisa dikurangi di jalan raya. dipastikan segera terwujud. Kanal itu
menjadi solusi untuk mengurai kemacetan
“Satu tongkang 200 bok, kalau dua di jalan raya, terutama Jalan Tol
togkang 400 bok. Potensi kemacetan Cikampek. Dengan adanya kanal CBL,
yang bisa dikurangi menjadi 3,2 kilo nantinya sebagian kontainer akan diangkut
meter,” kata Capt. Otto. dengan kapal tongkang.(*)
Penguatan
Konektivitas
Antarwilayah
dan Kawasan
Menjadi
Tantangan
Pelaku Usaha
D
i Era Disrupsi saat daya saing nasional.
ini, pelaku usaha Dengan demikian,
menghadapi pertumbuhan ekonomi
tantangan terbesar yang berkelanjutan dan
terkait konektivitas merata akan merata
antarwilayah dan sehingga dapat dirasakan
kawasan dari ujung oleh seluruh lapisan
barat hingga timur masyarakat.
Indonesia. Untuk itu,
penguatan konektivitas “Tantangan penguatan
mutlak dilakukan konektivitas untuk
untuk menstimulus menciptakan
pertumbuhan simpul- pembangunan ekonomi
simpul gerakan ekonomi yang merata dan
baru di daerah. Hal ini berkelanjutan serta
lantaran Pulau Jawa tantangan era digital
masih mendominasi dalam dunia bisnis
perekonomian Nasional. menjadi dua poin
penting di era disrupsi
Hal tersebut ini,” ujarnya.
diungkapkan Ketua
Umum APINDO, Hariyadi Oleh karenanya, Hariyadi
B. Sukamdani dalam mengungkapkan
Seminar “The Future diperlukan sinergi
Digital Transformation, antara Swasta dengan
Government & Private Pemerintah dalam
Partnership” di Jakarta, menjawab sejumlah
akhir tahun lalu. tantangan tersebut.
Sinergi tersebut
Menurut Hariyadi, diharapkan mampu
adanya penguatan menjadi benchmark yang
konektivitas yang sejalan pada akhirnya dapat
dengan pertumbuhan menjaga pertumbuhan
pergerakan ekonomi ekonomi nasional
baru di daerah akan sekaligus menciptakan
mendorong peningkatan lapangan kerja.
produktivitas dan
D
i penghujung Pengukuhan dan
akhir tahun 2018, Pelantikan DPC
Indonesian National INSA Kuala Samboja
Shipowners’ Association dilaksanakan pada 18
(INSA) melebarkan sayap Desember 2018, di
organisasinya dengan Hotel Zurich Balikpapan,
terbentuknya Dewan Kalimantan Timur. Ketua
Pengurus Cabang (DPC) Bidang Organisasi dan
INSA Kuala Samboja yang Keanggotaan DPP INSA
diketuai H. Hasanuddin. Zaenal Arifin Hasibuan
Kehadiran INSA di Kuala menghadiri acara tersebut
Samboja diharapkan sebagai perwakilan dari
dapat memberikan DPP INSA.
kontribusi terhadap
kegiatan perekonomian Acara tersebut juga
dan pembangunan daerah dihadiri Kepala Kantor Unit
serta nasional. Penyelenggara Pelabuhan
(KUPP) Kuala Samboja
Juanidi, Ketua DPC
Diskusi Migas
Bendahara Umum DPP INSA Nova Y. Mugijanto (kedua kanan) menjadi salah satu
narasumber di acara Diskusi Bersama yang diselenggarakan Direktorat Jenderal
Minyak dan Gas Bumi Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral, Jakarta, 18
Januari 2019.
FGD Mahkamah
Pelayaran
IEU CEPA
IORA
Bendahara Umum DPP INSA Nova Y. Mugijanto (kiri) menjadi salah satu
pembicara di acara Indian Ocean Rim Association (IORA) High Level
Panel On Enhancing Maritime Cooperation for the Inclusive Growth in
Indian Ocean di Bali pada tanggal 7-8 Desember 2018.
2018
Bendahara Umum DPP INSA Nova Y. Mugijanto (kiri) dan Wakil Ketua
Umum III DPP INSA Darmansyah Tanamas (tengah) hadiri acara Indian
Ocean Rim Association (IORA) High Level Panel On Enhancing Maritime
Cooperation for the Inclusive Growth in Indian Ocean di Bali pada tang-
gal 7-8 Desember 2018.
MoU Koperasi
INSA - Pesantren
Ketua Koperasi INSA Manunggal Mandiri Go Darmadi (kiri) dan Direktur Industri Kecil
Menengah (IKM) Asshidiqqiyah Karawang M. Irfan Sholeh ASK (kanan), yang disaksi-
kan oleh Ketua Umum INSA Carmelita Hartoto (tengah) menandatangani Nota Kes-
epahaman (Memorandum of Understanding/Mou) tentang Program Pemberdayaan
Ekonomi Pondok Pesantren Melalui Kemitraan, di acara Semarak Festival IKM 2018
yang diselenggarakan Direktorat Jenderal Industri Kecil dan Menengah Kementerian
Perindustrian di Hotel JS Luwansa, Jakarta, Kamis (13/12/2018).
Rapat Asuransi
dengan
DITKAPEL
Rapat ILO
Anggota Bidang Offshore DPP INSA Yan Pietman menghadiri Rapat Koordinasi Tindak
Lanjut Persiapan Pengesahan ILO Convention on Work in Fishing No. 1882007 yang
diselenggarakan Deputi Koordinasi Kedaulatan Maritim Kementerian Koordinator
Bidang Kemaritiman, Jakarta, 11 Februari 2019.