98 194 3 PB PDF
98 194 3 PB PDF
JOURNAL NERS
AND MIDWIFERY INDONESIA
Jurnal Ners dan Kebidanan Indonesia
Abstrak
Asia pada tahun 2013 menunjukkan prosentase masalah kesehatan reproduksi tentang kejadian keputihan
patologis sebanyak (76%). Kejadian keputihan yang ada di daerah Yogyakarta sebanyak (68%), kejadian
keputihan yang ada di kabupaten Bantul sebanyak (45%) lebih tinggi dibandingkan pondok pesantren Al
Munawwir (59,6%). Tujuan penelitian ini untuk mengetahui hubungan perilaku menjaga kebersihan organ
kewanitaan dengan kejadian keputihan pada santriwati di pondok Al Munawwir Yogyakarta 2014. Jenis
penelitian ini menggunakan survey analitik dengan metode Cross Sectional. Populasi santriwati yang
mengalami keputihan berjumlah 164 santriwati, dengan menggunakan rumus purposive sampling di dapat
jumlah sampel 89 responden, Analisis data yang digunakan adalah Chi-Square. Hasil penelitian perilaku
menjaga kebersihan organ kewanitaan pada santriwati di pondok Al Munawwir Yogyakarta masuk dalam
kategori berperilaku kurang yaitu sebesar (62,9%), angka kejadian keputihan patologi pada santriwati di
pondok Al Munawwir Yogyakarta sebesar (59,6%) dan hasil χ2 adalah 8,881 (>8,760). Kesimpulan ada
hubungan antara perilaku menjaga kebersihan organ kewanitaan dengan kejadian keputihan di pondok
pesantren Al Munawwir Yogyakarta 2014.
Info Artikel:
Artikel dikirim pada 10 Januari 2015
Artikel diterima pada 10 Januari 2015
Kebersihan Organ Kewanitaan dan Kejadian Keputihan Patologi pada Santriwati di Pondok Pesantren Al Munawwir Yogyakarta 39
PENDAHULUAN dan membiarkan kulit bernapas. Selain itu, hindari
World Health Organization (WHO) menggunakan pakaian dalam yang terlalu ketat
mendefinisikan kesehatan adalah suatu kondisi karena selain gerah, juga menyebabkan peredaran
sejahtera jasmani, rohani, dan sosial ekonomi, bukan darah tidak lancar(5).
hanya bebas dari penyakit atau kecacatan. Kesehatan Kebersihan daerah kewanitaan juga bisa dijaga
reproduksi adalah suatu keadaan sejahtera fisik, dengan sering mengganti pakaian dalam, paling tidak
mental, dan sosial secara utuh, yang tidak semata- sehari dua kali setelah mandi. terutama bagi wanita
mata bebas dari penyakit atau kecacatan dalam aktif dan mudah berkeringat harus pelu di perhatikan,
semua hal yang berkaitan dengan sistem reproduksi agar tidak terjadi kelembaban pada organ kewanitaan
dan fungsi-fungsinya serta prosesnya(1). maka harus sering mengganti celana dalam minimal
Menurut WHO masalah kesehatan mengenai 2 kali sehari(5).
reproduksi wanita yang buruk telah mencapai 33% Dari hasil studi pendahuluan pada tanggal 22
dari jumlah total beban penyakit yang menyerang Maret 2014 di temukan sekitar 98 santriwati yang
pada wanita diseluruh dunia dan jumlah wanita mengalami keputihan dari 164 santriwati di pondok
di dunia yang pernah mengalami keputihan 75%, Al Munawwir Yogyakarta. Tujuan penelitian adalah
sedangkan wanita Eropa yang mengalami keputihan untuk mengetahui hubungan perilaku kebersihan
sebesar 25%(2). Angka ini lebih besar dibandingkan organ kewanitaan dengan kejadian keputihan patologi
dengan masalah reproduksi pada kaum laki-laki pada santriwati di pondok Al Munawwir Yogyakarta
yang hanya mencapai 12,3% pada usia yang sama tahun 2014.
dengan kaum wanita. Data tersebut menunjukkan
bahwa keputihan pada wanita di dunia, Eropa, dan BAHAN DAN METODE
di Indonesia cukup tinggi. Kesehatan reproduksi
dikalangan wanita harus memperoleh perhatian Penelitian ini menggunakan metode survey
yang serius, salah satunya adalah keputihan yaitu analitik yang bertujuan untuk menjelaskan hubungan
masalah yang berhubungan dengan organ seksual antara dua variabel yang diteliti, dari obyek yang
wanita. Keputihan biasanya disebabkan oleh jamur mempunyai unit atau individu yang cukup banyak6.
atau virus bakteri yang tentu saja masalah ini amat Rancangan penelitian dalam penelitian ini adalah
mengganggu penderita. Karena biasanya wanita menggunakan cross sectionaI. Populasi dalam
akan mengeluarkan aroma yang tidak sedap dari penelitian ini adalah 164 santri putri di pondok
organ intimnya(3). pesantren Al Munawwir Yogyakarta. Sampel yang
Untuk angka kejadian masalah kesehatan diambil 98 santriwati yang mengalami keputihan
reproduksi yang ada di Asia sebanyak 76% yang di pondok pesanteren Al Munawir, dan sampel
mengalami keputihan. Berdasarkan data statistik yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Cara
tahun 2009 jumlah remaja putri di DIY yaitu 2,9 juta pengambilan sampel ini menggunakan teknik
jiwa berusia 15-24 tahun 68% mengalami keputihan purposive Sampling. Lokasi penelitian dilakukan di
patologi. Berdasarkan data dari Dinas Kesehatan Pondok Al Munawwir Krapyak Yogyakarta. Penelitian
Kabupaten Bantul 2013, jumlah remaja yang dilayani dilakukan pada 26-29Juni 2014. Alat pengumpulan
dalam program kesehatan reproduksi terdapat 89815 data yang digunakan adalah kuesioner. Variabel
jiwa, remaja yang terinfeksi Penyakit Menular Seksual terkait yaitu perilaku kebersihan organ kewanitaan.
(PMS) sebanyak 45%(4). Variabel bebas yaitu kejadian keputihan.
Banyaknya wanita yang mengalami keputihan
ini disebabkan karena beberapa hal salah satunya HASIL DAN BAHASAN
adalah kurangnya menjaga kebersihan organ
Karakteristik Responden
reproduksi. Pembersihan alat kelamin ini memang
mutlak dibutuhkan. Keputihan dapat dicegah dengan Hasil penelitian sesuai Tabel 1 yaitu pengambilan
dua cara, yaitu dengan budaya hidup yang sehat responden berdasarkan pendidikan dan umur
dan dengan cara hidup yang sehat. Cara hidup responden. Yang pertama dilihat dari pendidikan
yang sehat adalah bagaimana cara dapat menjaga responden, pendidikan merupakan salah satu ukuran
kebersihan dari alat kelamin diri sendiri, misalnya dalam status kesehatan(7). Pendidikan merupakan
dengan rajin membersihkannya ataupun rajin untuk hal utama dalam peningkatan sumber daya manusia.
mengganti celana dalam yang dipakai. Hal yang Pendidkan juga merupakan gejala universal pada
perlu diperhatikan dalam memilih celana dalam manusia yang di dalamnya terdapat nilai-nilai untuk
adalah bahan yang digunakan sebaiknya terbuat diintegrasikan dalam realitas kehidupan sosial
dari bahan katun sehingga dapat menyerap keringat kemasyarakatan, karena pendidikan sebagai proses
40 Tri Indah Setiani, Tri Prabowo, Dyah Pradnya Paramita, 2015. JNKI, Vol. 3, No. 1, Tahun 2015, 39-42
Tabel 1. Distribusi Frekuensi Umur 17-24 Tahun Tabel 2. Distribusi Frekuensi Perilaku Menjaga
dan Pendidikan Santriwati di Pondok Al Munawwir Kebersihan Organ Kewanitaan pada Santriwati di
Krapyak Yogyakarta 2014 Pondok Al Munawwir Krapyak Yogyakarta 2014
Kebersihan Organ Kewanitaan dan Kejadian Keputihan Patologi pada Santriwati di Pondok Pesantren Al Munawwir Yogyakarta 41
keputihan yang dialami responden di atas masuk maka angka kejadian keputihan patologi meningkat
dalam kategori keputihan patologi(5). sebanyak 18 orang (20,2%), dan bila perilaku
responden tersebut kurang maka angka kejadian
Tabel 3. Distribusi Frekuensi Kejadian Keputihan keputihan meningkat sebanyak 21 orang (23,6%).
pada Santriwati di Pondok Al Sesuai teori yang ada bila perilakunya baik maka
Munawwir Krapyak Yogyakarta 2014
angka kejadian keputihan bisa di sebabkan karena
Variabel Hasil Ukur n % faktor-faktor yang lain menurut Shadini kejadian
Fisiologi 36 40,4 keputihan di sebabkan berbagai macam seperti,
Kejadian Keputihan Patologi 53 59,6 pengaruh hormon, personal hygiene, kecapkan,
Jumlah 98 100,0 adanya penyakit di mulut rahim dan kelainan
Sumber: Hasil analisis data anatomis pada organ kewanitaan(5).
42 Tri Indah Setiani, Tri Prabowo, Dyah Pradnya Paramita, 2015. JNKI, Vol. 3, No. 1, Tahun 2015, 39-42