Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Hidrograf Banjir Di Kanal Banjir Timur Kota Semarang
Pengaruh Perubahan Iklim Terhadap Hidrograf Banjir Di Kanal Banjir Timur Kota Semarang
2, DESEMBER 2016
Dwi Kurniani
Departemen Teknik Sipil Fakultas Teknik-Universitas Diponegoro
Jl. Prof. Soedarto, SH, Tembalang, Semarang 50275
E-mail: dwik_ani@yahoo.com
Abstract
East Flood Way is one of the rivers in Semarang City that often cause flooding. Flood water level in the East
Flood Way is affected by the discharge of storm water runoff and tide (rob). Facts on the ground indicate
that the flood water level in the canal tends to increase from year to year. One possible reason is the
increased flood discharge associated with climate change, besides the impacts of land use changes. This
study aims to analyze the impacts of climate change on rainfall characteristics and their effects on flood
hydrograph in the East Flood Way. The study begins with the collection and analysis of historical rainfall
data to get a change of rainfall characteristics over time. The flood hydrograph was then analysed by HEC
HMS. The results showed that in the period of last 30 years annual rainfall and maximum daily rainfall
tended to increase of 22.64 mm / year and 2.56 mm / year consecutively, while the number of rainy days tend
to decrease of 4 days / year. As a result of changes in the characteristics of the rainfall, the flood discharge
of East Flood Way is expected to increase in the range between the 15.10 m3/s (31.5%) for 2-year return
period up to 32.28 m3/s (25.5 %) for 200-year return period.
Abstrak
Kanal Banjir Timur adalah salah satu sungai di Kota Semarang yang sering menyebabkan banjir. Tinggi
muka air banjir di alur Kanal Banjir Timur (KBT) dipengaruhi oleh debit dari limpasan air hujan dan
pasang surut air laut (rob). Fakta di lapangan menunjukkan bahwa muka air banjir di KBT cenderung makin
meningkat dari tahun ke tahun. Salah satu kemungkinan penyebabnya adalah meningkatnya debit banjir
terkait dengan perubahan iklim, di samping akibat perubahan penutupan lahan. Penelitian ini bertujuan
untuk menganalisis dampak perubahan iklim terhadap karakteristik hujan serta pengaruhnya terhadap
hidrograf banjir di Kanal Banjir Timur. Penelitian diawali dengan pengumpulan dan analisis data hujan
historis untuk mendapatkan perubahan karakteristik hujan terhadap waktu, selanjunya dilakukan analisis
hidrograf banjir dengan HEC HMS. Hasil kajian menunjukkan bahwa dalam kurun waktu 30 tahun terakhir
tinggi hujan tahunan dan harian maksimum cenderung meningkat masing-masing 22,64 mm/tahun, dan
2,56 mm/tahun, sedangkan jumlah hari hujan cenderung berkurang rata-rata 4 hari/tahun. Akibat dari
perubahan karakteristik hujan tersebut, debit banjir rencana DAS Kanal Banjir Timur diprediksi akan
mengalami kenaikan berkisar antara dengan 15,10 m3/s (31,5%) untuk kala ulang 2-tahunan sampai 32,28
m3/s (25,5%) untuk debit kala ulang 200-tahunan.
119
JURNAL MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL
Suripin, Dwi Kurniani
Pengaruh Perubahan Iklim terhadap Hidrograf Banjir di Kanal Banjir Timur Kota Semarang
Perubahan iklim akibat pemanasan global atau Salah satu indikasi terjadinya perubahan iklim
global warming sudah bukan isue lagi, namun adalah perubahan pola hujan, akibat adanya
sudah menjadi kenyataan, yang dampaknya sudah anomali iklim seperti siklon tropis dan kejadian El
dapat dirasakan bersama. Pemanasan global adalah Nino dan La Nina. Hujan merupakan unsur fisik
proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, lingkungan yang paling bervariasi, terutama di
dan daratan Bumi. Berdasarkan Laporan IPCC daerah tropis. Boer (2003) mengatakan bahwa
(2007) disebutkan bahwa perubahan iklim ditandai hujan merupakan unsur iklim yang paling penting
dengan adanya perubahan beberapa paramer iklim di Indonesia karena keragamannya sangat tinggi
atau kejadian, antara lain: baik menurut waktu maupun tempat, oleh karena
a. perubahan suhu permukaan bumi itu kajian tentang iklim lebih banyak diarahkan
b. perubahan curah hujan pada faktor hujan.
120
JURNAL MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL
VOLUME 22, NO. 2, DESEMBER 2016
Hujan dipandang sebagai salah satu variabel mengubah komposisi atmosfer dan tata guna lahan
peramalan cuaca dan iklim yang sangat penting (Murdiyarso, 2003). Pemanasan iklim lebih lanjut
karena mempengaruhi aktivitas kehidupan manusia juga dapat menyebabkan badai tropis lebih intens
di berbagai sektor seperti pertanian, perhubungan, (Emanuel, 2005). Karakteristik hujan berubah,
perdagangan, kesehatan, lingkungan hidup dan hujan harian dan intensitas hujan cenderung
sebagainya (Turyanti, 2006). Namun demikian, meningkat, diikuti dengan makin meningkatnya
hujan merupakan salah satu variabel atmosfer yang debit banjir, mengakibatkan lebih banyak orang
paling sulit diprediksi, dan pada saat ini masih beresiko dan meningkatkan kerusakan, kehilangan,
merupakan tantangan yang besar bagi para peneliti dan kerugian.
meteorologi. Banyak model yang digunakan di
dunia pada saat ini, belum satupun yang dapat Beberapa dekade terakhir ini, makin sering terjadi
memberi prediksi hujan yang cukup baik, terutama peristiwa iklim ekstrem dengan dampak yang
untuk wilayah katulistiwa. Wilayah ini memang makin parah. Dalam periode tahun 1844 - 1960
memiliki tingkat non-liearitas yang tinggi, kemarau panjang terjadi rata-rata setiap empat
sehingga kondisi atmosfer di wilayah ini lebih sulit tahun, tetapi antara tahun 1961 - 2006 meningkat
diprediksi dibandingkan dengan wilayah di lintang menjadi setiap tiga tahun. Banjir juga makin sering
tinggi. Karena faktor penyebab hujan itu sangat melanda, antara tahun 2001-2004, terjadi sekitar
banyak. Secara umum keragaman hujan di 530 kali banjir, yang melanda hampir di seluruh
Indonesia sangat dipengaruhi oleh keberadaannya provinsi, dengan tingkat kerusakan juga
di garis katulistiwa, aktifitas moonson, bentangan meningkat. Kejadian El Niño 1997-1998 adalah
samudera Pasifik dan Hindia serta bentuk topografi yang paling parah selama 50 tahun; tahun 1998
yang sangat beragam. Gangguan siklon tropis (El- memang merupakan tahun terpanas dalam abad
Nino, La-Nina, Madden Julian Oscillation (MJO) dua puluh ini (PEACE, 2007). Di masa akan
dan angin badai) diperkirakan juga ikut datang, sebagian wilayah Indonesia, terutama
berpengaruh terhadap keragaman curah hujan. wilayah yang terletak di sebelah selatan
katulistiwa, dapat mengalami musim kemarau
Selama ini, secara empiris para ilmuwan telah yang lebih panjang dan musim hujan yang lebih
mengetahui bahwa pemanasan global akan pendek tetapi dengan curah yang lebih tinggi.
meningkatkan curah hujan. Curah hujan ekstrem di
wilayah tropis lebih sensitif terhadap pengaruh Hidrograf banjir
perubahan iklim dibandingkan wilayah-wilayah
lain di dunia. Namun mekanisme peningkatan Hidrograf dapat didefinisikan sebagai hubungan
curah hujan ini belum bisa dipahami dengan baik antara salah satu unsur aliran terhadap waktu.
(O’Gorman, 2015). Penelitian terbaru dari Berdasarkan definisi tersebut dikenal ada dua
Massachusetts Institute of Technology (MIT) macam hidrograf, yaitu hidrograf muka-air, dan
menemukan, jika suhu bumi naik 1 derajat Celsius, hidrograf debit. Hidrograf muka-air tidak lain
hujan ekstrem di wilayah tropis akan bertambah adalah data atau grafik hasil rekaman AWLR
lebat hingga 10%. Dampak meningkatnya (Automatic Water Level Recorder). Sedangkan
intensitas hujan ekstrem ini adalah potensi banjir di hidrograf debit, yang dalam pengertian sehari-hari
wilayah-wilayah yang padat penduduk di daerah disebut hidrograf banjir, diperoleh dari hidrograf
tropis. muka-air dan lengkung debit. Dalam penelitian ini,
yang dimaksud hidrograf adalah hidrograf banjir.
Perubahan karakteristik hujan
Hidrograf tersusun dari dua komponen, yaitu aliran
Perubahan iklim adalah perubahan rata-rata salah permukaan, yang berasal dari aliran langsung air
satu atau lebih elemen cuaca pada suatu daerah hujan, dan aliran dasar (base flow). Aliran dasar
tertentu (LAPAN, 2002). Ada beberapa elemen berasal dari air tanah, yang pada umumnya tidak
cuaca, diantaranya suhu udara, kecepatan dan arah memberikan respon yang cepat terhadap hujan.
angin, evaporasi, dan curah hujan. Perubahan Hujan juga dapat dianggap terbagi dalam dua
elemen cuaca ini terjadi dalam kurun waktu yang komponen, yaitu hujan efektif, dan kehilangan
panjang atau bahkan sangat panjang. Sementara (losses). Hujan efektif adalah bagian hujan yang
istilah perubahan iklim skala global adalah menyebabkan terjadinya aliran permukaan.
perubahan iklim dengan acuan wilayah bumi Kehilangan hujan merupakan bagian hujan yang
secara keseluruhan pada variasi rata-rata kondisi menguap, masuk kedalam tanah kelembaban tanah,
iklim suatu tempat atau pada variabilitasnya yang dan simpanan air tanah.
nyata secara statistik untuk jangka waktu yang
panjang. Perubahan iklim terjadi karena proses Hidrograf banjir pada sutau daerah aliran sungai
alam internal maupun ada kekuatan eksternal, atau (DAS) tergantung dari berbagai faktor secara
akibat kegiatan manusia yang terus menerus bersamaan. Faktor-faktor yang berhubungan
121
JURNAL MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL
Suripin, Dwi Kurniani
Pengaruh Perubahan Iklim terhadap Hidrograf Banjir di Kanal Banjir Timur Kota Semarang
dengan limpasan, yang dibagi dalam dua drainase dari Sistem Drainase Semarang Timur.
kelompok, yakni elemen-elemen meteorologi yang Lokasi ini dipilih karena beberapa hal antara lain:
diwakili oleh curah hujan dan elemen-elemen yang
menyatakan sifat-sifat fisik DAS. 1. Kanal Banjir Timur merupakan salah satu
sungai yang paling sering menimbulkan banjir
Pada saat ini, telah banyak berkembang model- di Kota Semarang
model hujan - aliran. Model tersebut digunakan 2. Wilayah yang tergenang banjir dari Kanal
dalam perencanaan pengelolaan sumber daya air. Banjir Timur berupa kompleks perumahan,
Model hujan-aliran yang telah banyak kawasan industri, dan kawasan komersial
diaplikasikan di Indonesia dan memberikan hasil lainnya
cukup memuaskan adalah HEC-HMS. 3. Kanal Banjir Timur dapat mewakili sungai-
sungai lain di Kota Semarang, sehingga
Model Hidrograf Banjir hasilnya dapat digunakan untuk menganalisis
sungai-sungai lain di Kota Semarang.
HEC-HMS (Hydrologic Engineering Center’s
Hydrologic Modeling System) adalah perangkat Data hujan yang digunakan berasal dari 3 (tiga)
lunak yang dikembangkan oleh U.S Army Corps pos hujan: Stasiun Pos Hujan (SPH): SPH
of Engineering. HEC-HMS digunakan untuk Pucanggading, SPH Maritim, dan SPH Simongan,
analisis hidrologi dengan mensimulasikan proses dengan panjang data 30 tahun. SPH Pucanggading
curah hujan dan limpasan langsung (run off) dari dan SPH Simongan berupa pos hujan manual,
sebuah wilayah sungai. Software ini didesain untuk sedangkan SPH Maritim berupa pos hujan
bisa diaplikasikan dalam area geografik yang otomatis. Pelaksanaan penelitian secara
sangat luas untuk menyelesaikan masalah, meliputi keseluruhan mengikuti bagan alir pada Gambar 1.
suplai air daerah pengaliran sungai, hidrologi
banjir, dan limpasan air di daerah kota kecil
Prediksi perubahan karakteristik hujan
ataupun kawasan tangkapan air alami. Hidrograf
satuan yang dihasilkan dapat digunakan langsung
Elemen cuaca yang berpengaruh pada perubahan
ataupun digabungkan dengan software lain yang
hidrograf banjir adalah suhu udara dan
digunakan dalam ketersediaan air, drainase
karakteristik hujan. Suhu udara berpengaruh pada
perkotaan, ramalan dampak urbanisasi, desain
hampir seluruh komponen siklus hidrologi, mulai
pelimpah, pengurangan kerusakan banjir, regulasi
dari penguapan, angin yang menggerakkan uap air,
penanganan banjir, dan sistem operasi hidrologi
hujan, dan juga kenaikan muka air laut. Prediksi
(USACE, 2010).
pengaruh perubahan iklim terhadap elemen cuaca
Model HEC – HMS dapat memberikan simulasi dilakukan dengan analisis regresi terhadap data
hidrologi dari puncak aliran harian untuk historis elemen cuaca untuk mendaptkan korelasi
perhitungan debit banjir rencana dari suatu DAS. antara elemen cuaca dan waktu. Analisis regresi
Model HEC-HMS mengemas berbagai macam dilakukan terhadap, tinggi hujan tahunan, jumlah
metode yang digunakan dalam analisis hidrologi. hari hujan, tinggi hujan harian maksimum, dan
Dalam pengoperasiannya menggunakan basis intensitas hujan.
sistem windows, sehingga model ini menjadi
mudah dipelajari dan mudah untuk digunakan, Prediksi hidrograf banjir
tetapi tetap dilakukan dengan pendalaman dan
pemahaman dengan model yang digunakan. Di Ada banyak faktor yang berpengaruh pada debit
dalam model HEC-HMS mengangkat teori klasik banjir, yang secara umum dapat dikelompokkan
hidrograf satuan untuk digunakan dalam menjadi faktor statis dan dinamis. Factor statis
permodelannya, antara lain hidrograf satuan meliputi geologi dan jenis tanah, dan topografi,
sintetik Synder, Clark, SCS, ataupun kita dapat sedangkan faktor dinamis meliputi penutupan
mengembangkan hidrograf satuan lain dengan lahan, dan karakteristik hujan.
menggunakan fasilitas user define hydrograph
(USACE, 2010). Sedangkan untuk menyelesaikan Analisis debit banjir dilakukan dengan
analisis hidrologi ini, digunakan hidrograf satuan menggunakan perangkat lunak “HEC-HMS”.
sintetik dari SCS (soil conservation service) Luaran dari perangkat lunak ini antara lain
dengan menganalisis beberapa parameternya. hidrograf banjir dan debit puncak. Perubahan
hidrograf banjir diperoleh dengan membandingkan
Metode Penelitian dan Bahan hidrograf banjir akibat hujan pada saat sekarang
dan hidrograf banjir yang ditimbulkan oleh
Penelitian akan dilakukan di Kanal Banjir Timur di prediksi hujan di masa yang akan datang.
Kota Semarang, yang merupakan sub-sistem
122
JURNAL MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL
VOLUME 22, NO. 2, DESEMBER 2016
Mulai
Peta Peta
Tata Guna Lahan Data banjir Data hujan historis
topografi/DEM
Peta Jenis Tanah
Karakteristik DAS:
Batas DAS dan sub DAS
Analisa perubahan iklim:
Jaringan sungai/saluran
Tingi hujan tahunan
Kemiringan lereng
Analisa /model Jumlah hari hujan
hidrologi Hujan harian maksimum
Debit/hidrograf Intensitas hujan
banjir
Tidak
Hasil dapat
diterima?
Prediksi hujan masa
Ya mendatang
Prediksi banjir ke
depan
Selesai
Gambar 1. Alur pelaksanaan penelitian pengaruh perubahan iklim terhadap hidrograf Banjir
di Kanal Banjir Timur Kota Semarang
123
JURNAL MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL
Suripin, Dwi Kurniani
Pengaruh Perubahan Iklim terhadap Hidrograf Banjir di Kanal Banjir Timur Kota Semarang
Tata guna lahan mempunyai tekstur liat dan mudah pecah saat
musim kemarau.
Data tata guna lahan diperlukan sebagai masukan
untuk analisis hidrograf banjir dengan model HEC- Data hujan
HMS, yaitu untuk menganalisis curve number.
Data tata guna lahan yang digunakan dalam Stasiun penakar hujan yang dipasang di
penelitian ini berdasar peta tata guna lahan seri Wilayah Kota Semarang cukup banyak yang
tahun 2014. Peta ini diperoleh dari beberapa tersebar di hampir merata di seluruh
sumber seperti BBWS Pemali Juana dan wilayah. Kondisi dan ketersediaan data masing-
Pemerintah Kota Semarang. Komposisi masin stasiun sangat beragan, tergantung pada
penggunaan lahan pada tahun 2014 terdiri dari instansi penanggungjawabnya. Stasiun hujan yang
belukar 19,39%; empang 1,73%; perkotaan berada dan/atau berdekatan dengan DAS Kanal
8,10%; permukiman 23,33%; kebun 21,36%; Banjir Timur ada 3 (tiga) stasiun, Stasiun Penakar
sawah 5,90% dan tegalan 20,18%. Hujan (SPH) Maritim, SPH Pucanggading, dan
SPH Simongan (Gambar 3).
Jenis tanah
Perubahan karakteristik hujan
Informasi jenis tanah digunakan dalam analisis
nilai curve number yang merupakan input dalam Prediksi perubahan karakteristik hujan dilakukan
model HEC-HMS. Peta jenis tanah yang dengan analisis regresi terhadap data hujan untuk
digunakan dalam analisis merupakan peta keluaran mendapatkan korelasi antara elemen hujan dan
dari Pusat Penelitian Tanah, Bogor. Jenis tanah di waktu. Elemen hujan yang dikaji meliputi tinggi
DAS Kanal Banjir Timur didominasi oleh curah hujan tahunan, jumlah hari hujan, dan tinggi
Asosiasi Alluvial Kelabu 64,21%; Mediteran hujan harian maksimum.
Coklat Tua 27,02%; Regosol 7,82%; dan sebagian
Analisis perubahan karakteristik hujan dilakukan
kecil Latosol Coklat Kemerahan 0,73%; dan
terhadap stasiun hujan yang mempunyai rekaman
Alluvial 0,22%. Jenis tanah Asosiasi Alluvial
data cukup panjang, dalam hal ini 30 tahun. Hal ini
Kelabu dan Alluvial terdapat pada bagian hulu,
dimaksudkan untuk mengetahui karakteristik hujan
sedangkan bagian hilir didominasi Mediteran
pada masing-masing kecenderungan karakteristik
Coklat Tuan dan sedikit Grumusol. Jenis tanah
masing-masing elemen hujan ditampilkan pada
aluvial adalah tanah yang dibentuk dari lumpur
Gambar 4. Tinggi hujan tahunan dan hujan harian
sungai yang mengendap di dataran rendah yang
maksimum cenderung mengalami peningkatan,
memiliki sifat tanah yang subur dan cocok untuk
sedangkan jumlah hari hujan cenderung menurun.
lahan pertanian. Sedangkan tanah grumusol adalah
Tinggi hujan tahunan meningkat rata-rata
tanah yang terbentuk dari material halus
22,64 mm/tahun, sedangkan hujan harian
berlempung. Jenis tanah ini berwarna kelabu hitam
maksimum meningkat rata-rata 2,56 mm/tahun,
dan bersifat subur. Tanah grumusol pada umumnya
dan jumlah hari hujan berkurang rata-rata 4
hari/tahun.
Gambar 3. Peta sebaran pos hujan di DAS KBT dan Poligon Thiessen
124
JURNAL MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL
VOLUME 22, NO. 2, DESEMBER 2016
Hujan harian maksimum untuk DAS Kanal Banjir Tabel 1. Hujan rencana saat ini dan prediksi
Timur dihitung dengan menyeleksi hujan harian yang kaan datang
maksium pada masing-masing stasiun. Tiap tahun
diambil satu data hujan harian maksimum per SPH, Hujan rencana (mm)
Periode ulang T
sehingga diperoleh 3 hujan harian maksimum titik. Prediksi yang
(tahun) Saat ini
Ketiga hujan harian masimum tersebut kejadiannya akan datang
bisa pada tanggal yang bersamaan, bisa juga pada 2 89,44 112,47
tanggal yang berbeda. Untuk tanggal kejadian yang 5 121,13 151,11
berbeda, maka pada tanggal yang sama dicari 10 140,98 175,19
tinggi hujan di 2 stasiun lainnya. Tiap tahun akan 25 165,04 204,28
diperoleh 3 hujan DAS, dipilih yang terbesar, 50 182,03 224,74
sebagai hujan harian maksimum kawasan. 100 198,52 244,58
200 214,67 263,87
Ada beberapa jenis distribusi yang sering
digunakan dalam analisis frekuensi untuk Hyetograf
hidrologi. Persyaratan untuk masing-masing
distribusi berbeda, sehingga perlu dilakukan Hidrograf hujan dikembangkan berdasarkan data
evaluasi terhadap data yang dianalisis untuk hujan jam-jaman yang tersedia di Stasiun Penakar
125
JURNAL MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL
Suripin, Dwi Kurniani
Pengaruh Perubahan Iklim terhadap Hidrograf Banjir di Kanal Banjir Timur Kota Semarang
Hujan Maritim. Dipilih data hujan harian dengan harian maksimum masa yang akan datang dapat
tinggi hujan > 50 mm. Data hujan yang diperoleh dibangkitkan. Analisis frekuensi dengan metode
dikelompokkan berdasarkan durasi hujan, mulai Log Person III dari data hujan harian maksimum
durasi 2-jam, 3-jam, 4-jam, dan 5-jam. Cari tinggi hasil bangkitan ditampilkan dalam Tabel 2.
hujan tiap jam untuk masing-masing kejadian Distribusi hujan terhadap waktu diasumsikan tidak
hujan. Hitung rata-rata tiap jam dan nyatakan berubah.
dalam Persen. Hasil pengembangan untuk berbagai
durasi hujan ditampilkan dalam bentuk grafik pada Dengan mengasumsikan faktor yang
Gambar 5. mempengaruhi limpasan tetap, kecuali tinggi hujan
rencana, maka hidrograf banjir untuk masa
Hyetograf yang menimbulkan debit puncak mendatang dapat dipredisksi. Hasil analisis secara
terbesar visual ditampilkan pada Gambar 8.
60
Puncak banjir terbesar untuk tinggi hujan rencana
yang sama diperoleh dengan melakukan simulasi 50
30
10
Hidrograf banjir rencana saat ini dianalisis
berdasarkan analiasis hujan rencana yang diperoleh 0
dari data periode 1995-2013. Masing-masing hujan 1 2 3
40
secara visual ditampilkan pada Gambar 7.
30
20
Pct tinggi hujaan
126
JURNAL MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL
VOLUME 22, NO. 2, DESEMBER 2016
Pengaruh perubahan iklim terhadap hidrograf Tabel 2. Perubahan debit puncak Banjir Kanal
banjir di kanal banjir timur Banjir Timur saat ini dan masa
yang akan datang
Pengaruh perubahan iklim terhadap puncak banjir Debit banjir
diperoleh dengan mengurangkan puncak banjir Perubahan
puncak rencana
hasil prediksi untuk masa yang akan datang dengan debit puncak
Kala (m3/s)
puncak banjir kondisi eksisting. Hasilnya, ulang Prediksi
sebagaimana ditampilkan dalam Tabel 2, (th) yang
menunjukkan bahwa debit banjir mengalami Saat ini m3/s %
akan
kenaikan berkisar antara 25,5% sampai dengan datang
31,5% tergantung dari kala ulangnya. Debit 2 47,93 63,04 15,10 31,5
dengan kala ulang tinggi, secara kuantitaif 5 65,11 84,78 19,67 30,2
mengalami kenaikan yang lebih tinggi, 10 78,14 100,58 22,44 28,7
dibandingkan dengan debit dengan kala ulang yang 25 93,92 119,67 25,75 27,4
lebih rendah. Sebaliknya, secara prosentase, debit 50 105,07 133,09 28,02 26,7
dengan kala ulang rendah mengalami kenaikan 100 115,89 146,10 30,21 26,1
yang lebih tinggi dibandingkan dengan debit 200 126,48 158,76 32,28 25,5
dengan kala ulang tinggi.
Hidrograf Banjir Kala Ulang 25-tahunan untuk Berbagai Durasi Hujan
100
Durasi 2-jam
80 Durasi 3-jam
Durasi 4-jam
Durasi 5-jam
60
Q, m3 /s
40
20
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
Jam ke…
Gambar 6. Hidrograf banjir rencana DAS Kanal Banjir Timur untuk berbagai durasi hujan (hidrograf
banjir kala ulang 25-tahunan untuk berbagai durasi hujan)
Hidrograf Banjir Berbagai Kala Ulang Untuk Durasi Hujan 2-jam
140
R-50 tahunan
60
R-100 tahunan
40 R-200 tahunan
20
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
Jam ke….
Gambar 7. Hidrograf Banjir Rencana DAS Kanal Banjir Timur untuk berbagai kala ulang berdasar hujan
rencana saat ini (hidrograf banjir kala ulang untuk durasi hujan 2 jam)
Hidrograf Banjir Berbagai Kala Ulang Untuk Durasi Hujan 2-jam
180
160
R-2 tahunan
140
R-5 tahunan
120 R-10 tahunan
100 R-25 tahunan
Q, m 3 /s
80 R-50 tahunan
R-100 tahunan
60
R-200 tahunan
40
20
0
0 2 4 6 8 10 12 14 16 18 20 22 24
Jam ke….
Gambar 8. Prediksi Hidrograf Banjir Rencana DAS Kanal Banjir Timur untuk berbagai kala ulang
berdasar hujan rencana masa yang akan datang (hidrograf banjir kala ulang untuk durasi hujan 2 jam)
127
JURNAL MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL
Suripin, Dwi Kurniani
Pengaruh Perubahan Iklim terhadap Hidrograf Banjir di Kanal Banjir Timur Kota Semarang
2. Debit banjir rencana DAS Kanal Banjir Timur Intergovernmental Panel on Climate Change
diprediksi akan mengalami kenaikan berkisar (IPCC), 2007. Climate Change 2007: Synthesis
antara 32,28 m3/s (25,5%) untuk kala ulang Report. Geneva, Switzerland: IPCC.
200-tahunan sampai dengan 15,10 m3/s
(31,5%) untuk kala ulang 2-tahunan. Debit LAPAN, 2002. Laporan Perubahan Iklim,
dengan kala ulang tinggi, secara kuantitaif LAPAN, Bandung.
mengalami kenaikan yang lebih tinggi,
dibandingkan dengan debit dengan kala ulang Murdiyarso D., 2003. Protokol Kyoto:
yang lebih rendah. Sebaliknya, secara Implikasinya bagi Negara Berkembang, Penerbit
prosentase, debit dengan kala ulang rendah Buku Kompas, Jakarta.
mengalami kenaikan yang lebih tinggi
dibandingkan dengan debit dengan kala ulang O’Gorman, P.A., 2015. Precipitation Extremes
tinggi. Under Climate Change, Current Climate Change
Reports 1, 49-59.
Saran
PEACE., 2007. Indonesia and Climate Charge:
Memperhatikan berbagai keterbatasan dan Current Status and Policies, World Bank, DFID,
kekurang dalam penelitian ini, maka beberapa PEACE, Jakarta.
saran untuk tindak lanjut penelitian adalah sebagai
berikut: Suripin, dan Hilmi, M., 2015. The Lost of
1. Analisa pengaruh perubahan iklim terhadap Semarang Coastal Area due to Climate Change
karakteristik hujan memerlukan data historis and Land Subsidence, International Conference on
yang sangat panjang. Dalam penelitian ini Tehnique, Development and Management of Delta
panajang data yang digunakan sangat terbatas, Area, February 20, 2015, Semarang.
kurang lebih hanya 30 tahun, sehingga untuk
hasil yang lebih akurat diperlukan penambahan Turyanti, A., 2006. Dampak Pemanasan Global,
panjang data. BMG, Bandung.
2. Jumlah stasiun hujan di Indonesia, khususnya
di DAS Kanal Banjir Timur, sebenarnya cukup USACE., 2010. Hydrologic Engineering Center's
banyak, namun ketersediaan data (kontinuitas, River Analys System User's Manual, U.S. Army,
kualitas, dan kelengkapan) data sangat tidak Washington, DC.
memadahi. Perlu dilakukan rasionalisasi stasiun
klimatologi. WWF, 2012. Climate Change in Indonesia:
3. Ketidak tersediaan data debit banjir dan /atau Implications for Humans and Nature,
hidrograf banjir mengakibatkan kesulitas untuk http://wwf.panda.org/about_our_earth/aboutcc/pro
melakukan validasi hasil penelitian. Oleh blems/rising_temperatures/hotspot_map/indonesia.
karena itu disarankan untuk memasang cfmBrown, L.C. dan Barnwell, T.O., 1987. The
dan/atau mengoperasikan stasiun Automatic Enhanced Stream Water Quality Models QUAL2E
Water Level Recorder (AWLR) di setiap sungai and QUAL2EUNCAS: Documentation and User
dan anak sungai. manual, US EPA, Georgia.
128
JURNAL MEDIA KOMUNIKASI TEKNIK SIPIL