PENDAHULUAN
Dalam rongga mulut terdapat 3 kelenjar liur yang besar yaitu kelenjar
parotis, kelenjar submandibularis, dan kelenjar sub lingualis. Kelenjar parotis
merupakan kelenjar liur utama yang terbesar dan menempati ruangan di depan
prosesus mastoid dan liang telinga luar. Tumor ganas parotis pada anak jarang
didapat. Tumor paling sering pada anak adalah karsinoma mukoepidermoid,
biasanya jenis derajat rendah. Massa dalam kelenjar liur dapat menjadi ganas
seiring dengan bertambahnya usia. Prevalensi tumor ganas yang biasanya terjadi
pada orang dengan usia lebih dari 40 tahun adalah 25 % tumor parotis, 50 %
tumor submandibula, dan satu setengah sampai dua pertiga dari seluruh tumor
kelenjar liur minor adalah ganas. 1,2,3,4
Gambar 2.1
Proyeksi Kelenjar Parotis 5
Nodul kelenjar lime ditemukan pada kulit yang berada di atas kelenjar
parotis (kelenjar preaurikuler) dan pada bagian dari kelenjar parotis itu sendiri.
Ada 10 kelenjar limfatik yang terdapat pada kelenjar parotis, sebagian besar
ditemukan pada bagian superficial dari kelenjar diatas bidang yang
berhubungan dengan saraf fasialis. Kelenjar limfe yang berasal dari kelenjar
parotis mengalirkan isinya ke nodus limfatikus servikal atas.4
Gambar 2.2
Muara dari duktus parotis5
Air liur terdiri atas air dan mucin, membentuk seperti lapisan gel pada
mukosa oral dan membasahi makanan (lubrikasi). Lubrikasi penting untuk
mengunyah dan pembentukan bolus makanan sehingga memudahkan untuk
ditelan. Air liur juga mengandung amylase, yang berperan dalam pencernaan
karbohidrat. Air lir mengandung enzim antibakteri seperti lysozyme dan
immunoglobulin yang membantu mencegah infeksi serius dan mengantur
flora bakteri yang menetap di mulut. Saluran air liur relative impermeabel
terhadap air dan mensekresi kalium, bikarbonat,kalsium, magnesium, ion fosfat
dan air. Jadi produk akhir dari kelenjar air liur adalah hipotonik, cairan yang
bersifat basa yang kaya akan kalsium dan fosfat. Komposisi ini penting untuk
mencegah demineralisasi enamel gigi.6
Gambar 2.3
Struktur mikroskopis kelenjar air liur. 6
BAB III
PEMBAHASAN
B. Epidemiologi
Tumor pada kelenjar liur relatif jarang terjadi, persentasenya kurang
dari 3% dari seluruh keganasan pada kepala dan leher. Keganasan pada tumor
kelenajar liur berkaitan dengan paparan radiasi, faktor genetik, dan karsinoma
pada dada. Sebagian besar tumor pada kelenjar liur terjadi pada kelenjar
parotis, dimana 75% - 85% dari seluruh tumor berasal dari parotis dan 80%
dari tumor ini adalah adenoma pleomorphic jinak (benign pleomorphic
adenomas).7,8,9,10
C. Diagnosis
Pada anamnesis harus ditanyakan mengenai radiasi terdahulu pada
daerah kepala-leher, operasi yang pernah dilakukan pada kelenjar ludah dan
penyakit tertentu yang dapat menimbulkan pembengkakan kelenjar ini
(diabetes,sirosis,hepatitis, alkoholisme). Juga obat-obat seperti opiate,
antihipertensi, derivate fenotiazin, diazepam, dan klordiazepoksid dapat
menyebabkan pembengkakan, karena obat-obat ini menurunkan fungsi kelenjar
ludah.11
Foto rontgen kepala dan leher dapat menunjukkan ada atau tidak ada
gangguan tulang, tau mungkin penting juga untuk diagnostic diferensial (batu
kelenjar ludah; kelenjar limfe yang mengalami kalsifikasi). Foto toraks
diperlukan untuk menemukan kemungkinan metastasis hematogen. Dengan
ekografi atau CT, tetapi lebih baik lagi dengan MRI dapat diperoleh gambaran
mengenai sifat pembatasan dan hubungan ruang tumornya: ukuran, lokalisasi,
letaknya di dalam atau di luar kelenjar limfe. Adenoma pleomorf dapat
dibedakan dari tumor kelenjar ludah yang lain dengan MRI. Metode ini tidak
dapat membedakan antara tumor benigna dan maligna. Pemeriksaan dengan
rontgen kontras glandula parotidea dan glandula submandibularis (sialografi)
diperlukan untuk pemeriksaan lebih lanjut inflamasi (kronik) atau kalsifikasi
dan dapat mempunyai arti untuk diagnosis diferensial.11
Pada Dewasa
1. Adenoma Pleomorfik
Tumor campur jinak ini menyebabkan 75 % kelenjar parotis,
baik jinak maupun ganas pada dewasa. Kelainan ini paling sering pada
daerah parotis, dimana tampak sebagai pembengkakan tanpa nyeri yang
bertahan untuk waktu lama di daerah depan telinga atau daerah kaudal
kelenjar parotis. Tumor ini tidak menimbulkan rasa nyeri atau
kelemahan saraf fasialis. Pada daerah parotis, meskipun diklasifikasikan
sebagai tumor jinak, dalam ukurannya tumor dapat bertambah besar dan
menjadi destruktif setempat. Reseksi bedah total merupakan satu-
satunya terapi. Perawatan sebaiknya dilakukan untuk mencegah cedera
pada saraf fasialis dan saraf dilindungi walaupun jika letaknya sudah
berdekatan dengan tumor.1,12
Gambar 3.2
Adenoma Pleomorfik 13
Gambar 3.8
Gambaran histopatologi karsinoma mukoepidermoid. A. intermediate grade B.
17
dan C. High grade
Tumor ganas parotis pada anak jarang. Tumor paling sering pada
anak adalah karsinoma mukoepidermoid, biasanya derajatnya rendah.
Tumor ini merupakan jenis terbanyak dari keganasan kelenjar liur yang
diakibatkan oleh radiasi. Insidens kejadian paling tinggi didapat pada usia
antara dekade 30-40. Hampir 75% pasien mempunyai gejala
pembengkakan yang asimtomatis, 13 % dengan rasa sakit, dan sebagian
kecil lainnya dengan paralisis nervus fasialis. Tumor ini berasal dari sel
epithelial interlobar dan intralobar duktus saliva. Tumor ini tidak
berkapsul, dan metastasis kelenjar limfe ditemukan sebanyak 30-40 %.
Penentuan derajat keganasan berdasarkan patologi klinik terdiri atas
derajat rendah,menengah, dan tinggi.1,22
Tumor derajat rendah menyerupai adenoma pleomorfik (berbentuk
oval,batas tegas, dan adanya cairan mukoid). Tumor derajat menengah dan
derajat tinggi ditandai dengan adanya proses infiltratif. Pasien-pasien usia
muda biasanya berderajat rendah.22
Gambar 3.9
Tumor ganas ini lebih sering terjadi di kelenjar liur minor dan lebih
sering rongga mulut. Palatum adalah lokasi yang paling sering. Tumor ini
biasanya berupa benjolan bundar, yang lama membesar dan tanpa nyeri.
Lebih sering terjadi pada wanita dengan perbandingan 2:1, dan jarang
sekali terjadi pada anak- anak.
Gambar 3.10 Polymorphous low-grade adenocarcinoma (PLGA)
Karsinoma sel asinik adalah tumor ganas epitel kelenjar liur yang
ditandai dengan adanya diferensiasi sel asinik yang dikarakteristik dengan
adanya granula sekretori pada sitoplasmanya.
Tumor ganas campuran ini terdiri dari tiga tumor yang berbeda,
yaitu a)karsinoma ex-pleomorfik adenoma, b) karsinosarkoma, dan c)
benign metastasizing pleomorfik adenoma.
Dari ketiga tumor ini, yang lebih sering adalah karsinoma ex-
pleomorfik adenoma. Tumor ganas ini menggambarkan perubahan
menjadi tumor ganas dari pleomorfik adenoma. Risiko menjadi tumor
ganas akan meningkat pada pleomorfik adenoma dengan durasi yang lebih
lama (lebih dari 5 tahun).
terbesarnya
N2a : Metastase ke satu KGB ipsilateral dengan ukuran 3-6 cm pada dimensi
terbesarnya
dimensi terbesarnya
Metastase (M)
H. Terapi tambahan
Karena banyaknya sub tipe histology dari keganasan parotis, pernyataan
umum yang berkaitan dengan kegunaan terapi tambahan tidak dapat dibuat. Jika
dapat di bedah, pembedahan adalah modalitas utama dalam pengobatan untuk
sebagian besar tumor ganas kelenjar parotis. Indikasi umum untuk terapi radiasi
pasca operasi yaitu:24
1. Diameter terbesar tumor > 4 cm
2. Tumor derajat tinggi
3. Invasi tumor ke struktur lokal, limfatik, saraf, dan pembuluh darah
4. Tumor berada sangat dekat dengan saraf
5. Tumor berasal dari dalam atau luar lobus dalam
6.Tumor muncul kembali setelah dilakukan reseksi ulang
7. Batas yang positif dari pemeriksaan akhir patologi
8. Keterlibatan nodus limfatikus regional
I. Prognosis
Sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari
1% kasus. Namun, jika tumor benigna tidak diangkat secara luas, sering timbul
residif lokal. Hal ini terutama dapat terjadi jika hanya dikerjakan enukleasi
sederhana. Pada operasi ulang terdapat kemungkinan yang lebih besar kerusakan
saraf penting seperti nervus fasialis dan dalam beberapa kasus residif demikian
adalah maligna. 16,19,22,23,24
Prognosis pada tumor maligna sangat tergantung pada histology, perluasan
lokal dan besarnya tumor dan jumlah metastasis kelenjar leher. Jika sebelum
penanganan tumor maligna telah ada kehilangan fungsi saraf, maka prognosisnya
lebih buruk. Ketahanan hidup 5 tahun kira-kira 5%, namun hal ini masih tetap
tergantung kepada histologinya. 16,24
BAB IV
KESIMPULAN
Tumor kelenjar liur baik itu jinak atau ganas akan muncul sebagai suatu
massa berbentuk soliter, berkembang diantara sel-sel pada kelenjar yang terkena.
Pertumbuhan yang cepat dari massa dan rasa sakit pada lesi itu berkaitan dengan
perubahan ke arah keganasan, tetapi bukan sebagai alat diagnostik. Keterlibatan
saraf fasialis (N.VII) umumnya sebagai indikator dari keganasan,walaupun gejala
ini hanya nampak pada 3% dari seluruh tumor parotis dan prognosisnya buruk.
Tumor parotis dapat dibagi menjadi 2 yaitu jinak dan ganas. Tumor
kelenjar jinak yang paling sering pada anak-anak adalah hemangioma kelenjar
parotis. Pada dewasa tumor jinak nya adalah adenoma Pleomorfik dan
Limfomatosum Adenokistoma Papilar (Tumor Warthin). Tumor jinak kelenjar
liur lain yaitu Adenoma oksifil (sel asidofilik), Adenoma sel serosa, dan
Onkositoma.
Tumor Ganas Pada Kelenjar Liur dapat terjadi pada anak dan dewasa.
Tumor ganas kelenjar liur paling sering pada anak adalah karsinoma
mukoepidermoid, biasanya derajatnya rendah. Pada dewasa dapat berupa
Karsinoma mukoepidermoid,Karsinoma sel skuamosa, Adenokarsinoma yang
tidak berdiferensiasi, Karsinoma adenokistik (silindroma).
Untuk terapi dilakukan reseksi tergantung dari stadiumnya. Terapi
tambahan berupa radiasi pasca operasi atau kemoterapi dapat diberikan dengan
mempertimbangkan resiko-resiko yang harus dihadapi nantinya. Untuk prognosis
sesudah terapi adekuat pada tumor benigna terjadi residif lokal kurang dari 1%
kasus. Namun, jika tumor benigna tidak diangkat secara luas, sering timbul residif
lokal.
DAFTAR PUSTAKA
1. Desen, Wan. Tumor Kelenjar Liur. Dalam : Buku Ajar Onkologi Klinis
Edisi 2. Jakarta: Penerbit FKUI:2007; 304-307
2. Anonymous. Salivary Anatomy Figure. Available at :
http://www.aboutcancer.com/salivary_anatomy_nett.gif. Accesed May 14,
2011.
3. Anonymous. Parotid Anatomy Cummings Figure. Available at:
http://www.aboutcancer.com/parotid_anatomy_cummings2.jpg. Accesed
May 14, 2011
4. Anonymous. Parotid Anatomy Figure. Available at:
http://www.aboutcancer.com/parotid_anatomy_0509.gif. Accesed May 14,
2011
5. Guyton, Hall. Fungsi Sekresi dari Saluran Pencernaan. Dalam : Buku Ajar
Fisiologi Kedokteran Edisi 9. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta;
1013-1014
6. Desen, Wan. Pengertian Umum Tumor. Dalam: Buku Ajar Onkologi
Klinis Edisi 2. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia: Jakarta:
2007;3-7
7. Fikih, Moh. Protokol Penatalaksanaan Tumor/ Kanker Kelenjar Liur.
Available at: http://karikaturijo.blogspot.com/2010/01/. Accesed June
5,2011
8. Spiro Ronald, Lim, Dennis. Malignant Tumor of Salivary Gland. Dalam :
Springer, Surgical Oncology An Algorithmic Approach. Departement og
General Surgey Rich Medical College. Chicago:2001;62-67
9. Ayu, S. Adenoma Plaiomorfik Kelenjar Parotis. Universitas Sumatera
Utara:2011:3-19
10. Armstrong JG, Harrison LB, Thaler HT, et al. The indications for the
elective treatment of the neck in cancer of the major salivary glands.
Cancer, 1992; 69: 615–19
11. Collins S, Spector GJ, 1993. Cancer of the oral cavity, oropharynx and
pharynx. In: Diseases of the Nose, Throat, Ear, Head and Neck. 13th ed.
Ballenger JJ, ed.., Philadelphia, Lea and Febiger : 681-784
12. Anonymous. Kanker Kelenjar Liur. Available at:
http://ilmubedah.info/kanker-kelenjar-liur-pengobatan-20110203.html.
Accesed May 14, 2011
13. De la Cruz W E, 1988. Fine needle aspiration biopsy. In : The diagnosis of
head and neck masses. ORL Indonesia, Vol.XIX, No.2, April-Juni : 106 -
110
14. Eisele DW and Johns ME, 1993. Salivary gland neoplasms. Head and
Neck Surgery-Otolaryngology. Bailey BJ, ed, Lippincott Co.,
Philladelphia : 1125 - 1147
-
15. Gilbert ST, Tzadik AT, Leonard GT, Farmington CT, 1986 . Mandibular
involvement by oral squamous cell carcinoma. Laryngoscope 96, Jan : 96 -
100
16. Levine PA and Seidman D, 1993. Neoplasms of the oral cavity. In : Head
and Neck Surgery-Otolaryngology, Ed. Bailey BJ, Lippincott Co.,
Philladelphia : 1160 - 1174
17.