Anda di halaman 1dari 1

UNIVERSITAS NASIONAL DAN AKADEMI-AKADEMI NASIONAL

Nama : RIESA
NIM :
163112350740024
TUGAS II
MEDIA MASSA DALAM POLITIK INTERNASIONAL

“Pemilu Disinyalir Terjadi Kecurangan”

Pesta Demokrasi terpopuler yang diselenggarakan setiap 5 tahun sekali di


Indonesia kali ini mengundang banyak perhatian dari luar negeri. Dikarenakan orang
Indonesia di luar negeri juga memberikan suara mereka untuk pemilihan presiden dan
legislatif antara 12-14 April 2019. Namun, banyak laporan yang mengemukakan bahwa
proses itu tidak berjalan semulus yang diharapkan, dengan kesalahan dan dugaan
kecurangan di beberapa negara. Meskipun pemilihan berlangsung beberapa hari
sebelumnya, jumlah suara akan dihitung pada 17 April, hari yang sama dengan
pemilihan umum di Indonesia. Anggota panitia penyelenggara pemilu Indonesia di
tempat pemungutan suara (TPS) di luar negeri menghadapi sejumlah tantangan,
termasuk surat suara yang rusak, antrian yang terlalu panjang, dan kehabisan waktu
pemungutan suara.

Di Hong Kong beberapa orang Indonesia menyatakan kekecewaan mereka


karena tidak dapat memilih melalui media sosial. Namun, panitia penyelenggara
menyatakan bahwa jadwal pemungutan suara yang ditentukan telah berakhir. Lebih dari
180.000 orang Indonesia diketahui telah memilih di Hong Kong.

Sementara di Sydney, Australia, beberapa pemilih tidak dapat menggunakan hak


mereka karena kurangnya keterampilan berorganisasi dari panitia penyelenggara.
Beberapa orang Indonesia mengklaim bahwa mereka telah terdaftar dalam daftar
pemilih tetap (DPT) tetapi diberitahukan bahwa mereka tidak memenuhi syarat untuk
memilih. Ini akhirnya memicu petisi untuk memaksa PPLN mengadakan pemilihan
lagi.

Sebuah video dimana surat suara pemilih yang mendukung calon no. 01, Jokowi
dan pasangannya, Ma'ruf Amin di Selangor, Malaysia telah menjadi viral selama
beberapa hari terakhir. Video itu memperlihatkan beberapa orang digerebek oleh panitia
pemilu Indonesia di Malaysia. Namun, beberapa orang mengklaim bahwa video itu
hanyalah sebuah rekayasa yang dibuat oleh para pendukung kandidat no. 02, Prabowo
Subianto untuk menyerang Jokowi. Kasus ini saat ini sedang diselidiki oleh Komite
Pemilihan Umum (KPU).

Anda mungkin juga menyukai