Makalah Anatomi Fisiologi
Makalah Anatomi Fisiologi
Disusun oleh :
Kementrian Kesehatan RI
Politeknik Kesehatan Kemenkes Bandung
Tahun 2018/2019
Kata Pengantar
Dengan menyebut nama Tuhan yang Maha Esa, Maha Pengasih lagi Maha Penyayang,
Kami panjatkan puji syukur atas kehadirat-Nya, yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya kepada kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah mengenai mata kuliah Anatomi
Fisiologi yang membahas mengenai Sistem Darah Manusia.
Makalah ini telah kami susun dengan sebaik mungkin dan mendapatkan bantuan dari
berbagai pihak sehingga dapat memperlancar pembuatan makalah ini. Untuk itu kami
menyampaikan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah berkontribusi dalam
pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari sepenuhnya bahwa masih masih banyak
kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh karena itu, kami
menerima segala saran dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini.
Akhir kata kami berharap semoga makalah tentang darah ini dapat memberikan manfaat
maupun inpirasi terhadap pembaca.
Penulis
Daftar Isi
BAB I
PENDAHULUAN
Salah satu ciri manusia adalah adanya tranportasi dan sistem transportasi yang terdapat dalam
tubuhnya, tujuannya adalah untuk menyalurkan bahan-bahan yang diperlukan tubuh dan
mengeluarkan dan mengeluarkan bahan-bahan yang tidak digunakan lagi.
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat
tinggi yang berfungsi sebagai “tranportasi” zat-zat dan oksigen (O2) yang dibutuhkan oleh
jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan
tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata
hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah.
Pada manusia memiliki darah berwarna merah, namun dalam hal ini warna darah ada 2 jenis
warna merah pada darah manusia. Warna merah terang menandakan bahwa darah tersebut
mengandung banyak oksigen, sedangkan warna merah tua menandakan bahwa darah tersebut
mengandung sedikit oksigen atau dalam arti lain mengandung banyak karbondioksida. Warna
merah pada darah disebabkan oleh adanya haemoglobin (Hb). Haemoglobin (Hb) adalah protein
pernafasan (respiratory protein) yang mengandung besi (Fe) dalam bentuk heme yang
merupakan tempat terikatnya molekul- molekul oksigen.
Darah memiliki peranan penting dalam metabolisme tubuh kita. Peranan yang penting ini
menunjukkan bahwa darah memiliki suatu komponen tertentu sehingga aktivitas darah sangat
potensial. Komponen yang terdapat dalam darah memiliki hubungan yang erat dengan proses
mekanik maupun kimiawi dari dalam tubuh. Proses ini melibatkan banyak aspek sehingga jika
terjadi kerusakan pada darah akan mempengaruhi komponen lainnya.
Darah manusia terdiri dari beberapa macam sel darah dan plasma darah. Plasma darah
adalah cairan yang terdapat pada darah yang terdiri dari air, protein dan mineral. Sedangkan sel
darah adalah bagian fungsional darah yang terdiri dari 3 macam sel, yaitu: sel darah merah
(eritrosit), sel darah putih (leukosit) dan keping darah (trombosit).
1.2 Tujuan
Salah satu ciri manusia adalah adanya tranportasi dan sistem transportasi yang terdapat
dalam tubuhnya, tujuannya adalah untuk menyalurkan bahan-bahan yang diperlukan tubuh dan
mengeluarkan dan mengeluarkan bahan-bahan yang tidak digunakan lagi.
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali tumbuhan) tingkat
tinggi yang berfungsi sebagai “tranportasi” zat-zat dan oksigen (O2) yang dibutuhkan oleh
jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil metabolisme, dan juga sebagai pertahanan
tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata
hemo- atau hemato- yang berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah.
Pada manusia memiliki darah berwarna merah, namun dalam hal ini warna darah ada 2 jenis
warna merah pada darah manusia. Warna merah terang menandakan bahwa darah tersebut
mengandung banyak oksigen, sedangkan warna merah tua menandakan bahwa darah tersebut
mengandung sedikit oksigen atau dalam arti lain mengandung banyak karbondioksida. Warna
merah pada darah disebabkan oleh adanya haemoglobin (Hb). Haemoglobin (Hb) adalah protein
pernafasan (respiratory protein) yang mengandung besi (Fe) dalam bentuk heme yang
merupakan tempat terikatnya molekul- molekul oksigen.
1. Alat Pengangkut
a. Mengangkut sari-sari makanan dari serapan oksigen maupun dari beberapa
vitamin, protein dan karbohidrat yang didapatkan melalui makanan dikonsumsi.
b. Mengangkut oksigen mulai dari menghirup dari hidung sampai ke jantung setelah
itu dari jantung akan di sebarkan ke seluruh tubuh.
c. Mengangkut zat-zat sisa pembakaran (oksidasi) dari jantung, karbondioksida
akhirnya dibuang melalui darah dan dihembuskan bersamaan menghembuskan
nafas.
d. Mengangkut zat-zat sisa metabolisme yang tidak berguna bagi tubuh akan
dialirkan ke sistem ekskresi atau pembuangan seperti ke dalam ginjal dan juga
kulit.
Bila terjadi luka, sel-sel darah pembeku akan melakukan proses pembekuan darah
sehingga darah tidak terus-menerus keluar. Dengan demikian, lukan akan tertutup
sehingga mencegah infeksi kuman penyakit.
Plasma darah adalah salah satu penyusun darah yang berwujud cair dan berwarna
kekuning-kuningan serta mempengaruhi sekitar 5% dari berat badan manusia. Plasma
darah memiliki komposisi yang terdiri dari 90% air, 8% protein, dan 0,9% mineral,
oksigen, enzim, dan antigen. Sisanya berisi bahan organik, seperti lemak, kolestrol, urea,
asam amino, dan glukosa.
a. Air (90%)
Air pada plasma darah berfungsi sebagai pelarut zat-zat lain.
c. Mineral (0,9%)
Sel darah terdiri atas tiga jenis yaitu sel darah merah (eritrosit), sel darah putih
(lekosit) dan butir pembeku (trombosit).
a. Sel darah merah (eritrosit)
Rata-rata panjang hidup sel darah merah kira-kira 120 hari. Sel darah
merah menjadi rusak dan dihancurkan dalam sistem retikulo-endotelial,
terutama dalam limpa dan hati. Globin dari hemoglobin dipecah menjadi
asam amino untuk digunakan sebagai protein dalam jaringan-jaringan dan zat
besi (Fe) dalam hem dari hemoglobin dikeluarkan untuk digunakan dalam
pembentukan sel darah merah lagi. Sisa hem dari hemoglobin diubah
menjadi bilirubin (pigmen kuning) dan biliverdin yang berwarna kehijau-
hijauan dan dapat dilihat pada perubahan warna hemoglobin yang rusak pada
luka memar.
Sistem ABO
Karl Landsteiner, seorang ilmuwan asal Austria yang menemukan 3 dari 4
golongan darah dalam sistem ABO pada tahun 1900 dengan cara memeriksa
golongan darah beberapa teman sekerjanya. Percobaan sederhana ini pun dilakukan
dengan mereaksikan sel darah merah dengan serum dari para donor.
Hasilnya adalah dua macam reaksi (menjadi dasar antigen A dan B, dikenal
dengan golongan darah A dan B) dan satu macam tanpa reaksi (tidak memiliki
antigen, dikenal dengan golongan darah O). Kesimpulannya ada dua macam antigen
A dan B di sel darah merah yang disebut golongan A dan B, atau sama sekali tidak
ada reaksi yang disebut golongan O.
Kemudian Alfred Von Decastello dan Adriano Sturli yang masih kolega dari
Landsteiner menemukan golongan darah AB pada tahun 1901. Pada golongan darah
AB, kedua antigen A dan B ditemukan secara bersamaan pada sel darah merah
sedangkan pada serum tidak ditemukan antibodi.
Dalam sistem ABO, golongan darah dibagi menjadi 4 golongan:
2) Granulosit
Granulosit atau sel polimorfonuklear merupakan hampir 75% dari
keseluruhan jumlah sel darah putih, yang terbentuk dalam sumsum merah
tulang. Sel ini berisi sebuah nukleus yang berbelah banyak dan
protoplasmanya berbulir. Karena itu disebut sel berbulir atau granulosit.
Granulosit terdiri dari:
Neutrofil
Neutrofil mempunyai inti sel yang kadang-kadang seperti terpisah-
pisah, protoplasmanya banyak bintik-bintik halus/glandula, banyaknya
50%-60%. Neutrofil berperan memakan dan membunuh bakteri secara
aktif (fagosit aktif).
Eusinofil
Eusinofil mempunyai ukuran dan bentuk seperti neutrofil tetapi
granula dan sitoplasmanya lebih besar, banyaknya 2-4 %. Eusofil
berperan dalam alergi dan menyerang beberapa parasit.
Basofil
Basofil lebih kecil dari eusofil tetapi mempunyai inti yang
bentuknya teratur, di dalam protoplasmanya terdapat granula-granula
besar. Banyaknya 0,5 -1 %. Basofil berperan dalam mekanisme alergi.
G
a
m
b
a
r
1
Gambar 1.4 Komponen Sel Darah Merah (Leukosit)
Trombosit atau yang disebut juga platelet merupakan sel darah yang
penting dalam pembekuan darah normal, trombosit pada manusia berukuran kecil,
rupanya tidak berwarna, berbentuk seperti piringan dan tidak berinti, meskipun
tidak berinti trombosit masih bisa melakukan sintesis protein karena memiliki
kandungan RNA pada sitoplasmanya, ukurannya berkisar 2-3 µm. . Bentuk dan
1) Adhesi trombosit
Setelah luka pembuluh darah trombosit melekatkan diri pada
jaringan ikat subendotel dan bagian jaringan yang cedera. Adhesi
trombosit melibatkan suatu interaksi antara glikoprotein trombosit dan
jaringan yang cedera. Adhesi trombosit bergantung pada faktor protein
plasma yang disebut faktor Von Willebrand, yang memiliki hubungan
integral dan kompleks dengan faktor koagulasi antihemifilia VIII plasma
dan reseptor trombosit yang disebut glikoprotein Ib membran trombosit.
Adhesi trombosit berhubungan dengan peningkatan daya lekat trombosit
sehingga trombosit berlekatan satu sama lain serta dengan endotei atau
jaringan yang cedera. Dengan demikian terbentuk sumbat hemostasis
primer. Pengaktipan permukaan trombosit dan rekrutmen trombosit lain
menghasilkan suatu massa trombosit lengket dan dipemudah oleh proses
agregasi trombosit. (Sacher RA, McPherson RA, 2004).
2) Agregasi trombosit
Agregasi trombosit adalah kemampuan trombosit melekat satu
sama lain untuk membentuk suatu sumbat. Agregasi awal terjadi akibat
kontak permukaan dan pembebasan ADP dari trombosit yang melekat
kepermukaan endotel. Hal ini disebut gelombang agregasi primer,
banyaknya trombosit yang terlibat membebaskan lebih banyak ADP
sehingga terjadi gelombang agregasi sekunder. Agregasi berkaitan
dengan perubahan bentuk trombosit dari discoid menjadi bulat.
Gelombang agregasi skunder merupakan suatu fenomena ireversibel,
sedangkan perubahan bentuk awal dan agregasi primer masih reversible
(Sacher RA, McPherson RA, 2004). Disamping ADP untuk agregasi
trombosit diperlukan ion kalsium dan fibrinogen yang melekat pada
dinding trombosit. Mula-mula ADP terikat pada reseptornya di
permukaan trombosit, interaksi ini menyebabkan reseptor untuk
fibrinogen terbuka dengan reseptor tersebut. Kemudian ion kalsium
menghubungkan fibrinogen tersebut. (Anonim, 1992).
3) Pembebasan
Selama proses ini faktor trombosit 3 meningkatkan jenjang
koagulasi dan pembentukan sumbat hemostasis sekunder yang stabil. In
Vitro, agregasi dapat dipicu reagen ADP, trombin, epinefrin, serotonin,
kolagen, atau antibiotic ristosetin. Agregasi In Vitro terjadi dalam dua
fase. Agregasi primer atau Reversible dan agregasi sekunder atau
irreversible. Agregasi primer melibatkan perubahan bentuk trombosit
yang disebabkan oleh kontraksi mikrotubulus. Gelombang agregasi
trombosit skunder melibatkan pelepasan mediator-mediator kimiawi yang
terdapat dalam granula padat. Pelepasan ini melengkapi fungsi utama
ketiga trombosit yaitu reaksi pembebasan. Reaksi pembebasan diperkuat
oleh peningkatan kalsium intrasel yang mengaktifkan dan meningkatkan
pembebasan tromboksan A2..
4) Fusi trombosit
Konsentrasi tinggi ADP, enzim-enzim yang dibebaskan selama
reaksi pelepasan dan trombastin bersama-sama menyebabkan fusi
irreversible trombosit yang beragregasi pada tempat luka vascular.
Trombin yang juga mendorong fusi trombosit, dan pembentukan fibrin
memperbesar stabilitas sumbatan platelet yang sedang berkembang.
(Hoffbrand AV, Pettit JE, 1996).
1. Limfosit
a. Limfosit B (Sel B)
Proses pembentukan dan pematangan sel B terjadi disumsum tulang. Sel
B berperan dalam pembentukan kekebalanhumoral dengan membentuk
antibodi. Sel B dapat dibedakan menjadi :
Sel B plasma, berfungsi membentuk antibodi.
Sel B pengingant, berfungsi mengingat antigen yang pernahmasuk ke
dalam tubuh serta menstimulasi pembentukan sel B plasma jika terjadi
infeksi kedua
Sel B pembelah, berfungsi membentuk sel B plasma dan sel B
pengingat.
b. Limfosit T (Sel T)
Proses pembentukan sel T terjadi di sumsum tulang,sedangkan proses
pematangannya terjadi di kelenjar timus. Sel T berperan dalam pembentukan
kekebalan seluler, yaitu dengan cara menyerang sel penghasil antigen secara
langsung. Sel T juga membantu produksi antibodi oleh sel B plasma. Sel T
dapatdibedakan menjadi :
Sel T pembunuh, berfungsi menyerang patogen yang masuk dalam
tubuh, sel tubuh yang terinfeksi, dan sel kanker secara langsung.
Sel T pembantu, berfungsi menstimulasi pembentukan sel Bplasma dan
sel T lainya serta mengaktivasi makrofag untukmelakukan fagositosis.3.
Sel T supresor, berfungsi menurunkan dan menghentikanrespons imun
dengan cara menurunkan produksi antibodidan mengurangi aktivitas sel
T pembunuh. Sel T supresorakan bekerja setelah infeksi berhasil
ditangani.
1) Kekebalan humoral
2) Kekebalan Seluler
3.1 Kesimpulan
Darah adalah cairan yang terdapat pada semua makhluk hidup (kecuali
tumbuhan) tingkat tinggi yang berfungsi sebagai “tranportasi” zat-zat dan oksigen
(O2) yang dibutuhkan oleh jaringan tubuh, mengangkut bahan-bahan kimia hasil
metabolisme, dan juga sebagai pertahanan tubuh terhadap virus atau bakteri. Istilah
medis yang berkaitan dengan darah diawali dengan kata hemo- atau hemato- yang
berasal dari bahasa Yunani haima yang berarti darah.
Terdapat beberapa fungsi darah, diantaranya :
1. Alat Pengangkut
2. Alat pertahanan tubuh dari penyakit
3. Darah sebagai pengatur suhu tubuh
4. Darah melakukan proses pembekuan darah.
Irianti, Kus .2004. Struktur dan Fungsi Tubuh Manusia untuk Paramedis. Bandung: CV.Yrama
Widya
Price, Sylvia Anderson, Lorraine McCarty Wilson. Patofisiologi Konsep Klinik Proses. Proses
Penyakit. Edisi 2. Diterjemahkan oleh : Adji Dharma: Buku Kedokteran
Peace, Evelyn. 1997. Anatomi dan Fisiologi untuk Paramedis. Diterjemahkan oleh: Sri Yuliani
Handoyono. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Wicaksana, Aryo. 2018. Darah dan Sistem Imun. Tempat Belajar. dilihat 9 September 2018,
https://www.aryowicaksana.com/2018/02/darah-dan-sistem-imun.html?m=0
-.2016, Pengertian Struktur Fungsi Proses Terbentuknya.Ilmu Dasar. Dilihat 20 September 2018,
http//www.ilmudasar.com/2016/10/Pengertian-Struktur-Bentuk-Fungsi-Proses-Pembentukan-
Trombosit-adalah.html