Anda di halaman 1dari 12

TELAAH JURNAL

I. DESKRIPSI UMUM
No. Item
1. Judul jurnal
Efektifitas angkak (beras merah) terhadap peningkatan kadar trombosit pada
penderita DBD
2. Penulis Jurnal
Ika Arum Dewi Satiti,

3. Nama Jurnal / dipublikasikan oleh


4. Penelaah/review jurnal
a. Auliya fitri
b. Fajar satria gumelar
c. Nopia kanadita
d. safitriani
5. Sistematika penulisan
6. Referensi daftar pustaka
Buku :
Jurnal :
Website :

II. DESKRIPSI CONTENT:

N Komponen Jurnal Item question to help “ Telaah Jurnal “


o
1 Pendahuluan 1. Apa masalah penelitian
Demam Berdarah Dengue (DBD)
2. Seberapa besar masalah tersebut?
Sejak Januari sampai dengan 5
Maret 2004 total kasus DBD di seluruh
provinsi indonesia sudah mencapai 26.015,
dengan jumlah kematian sebanyak 389
orang (Case Fatality Rate (CFR) =1,53%).
Tahun 2007 di seluruh
Indonesia terdapat 15.005 kasus dan
menyebabkan 252 orang yang meninggal
dunia.
3. Dampak masalah jika tidak di atasi?
Berdasarkan data Dinas Kesehatan
(Dinkes) Jawa Timur, jumlah kasus DBD
selama 2010 lebih banyak dibanding 2009.
Tahun 2010, tercatat ada 26.059 penderita
DBD atau 70 orang per 100 ribu penduduk.
Jumlah tersebut tergolong tinggi. Sebab,
pada 2009, jumlah kasus sebanyak 18.631
penderita atau 50 orang per 100 ribu
penduduk. Padahal, target nasional yakni 55
penderita per 100 ribu penduduk.
Ketika terjadi
keadaan trombositopenia jika pertolongan
tidak segera diberikan, maka penderita
DBD bisa sampai jatuh dalam kondisi syok
dan mengalami komplikasi
4. Bagaimana kesenjangan yang terjadi?
Bandingkan antara masalah yang ada/kenyataan
dengan harapan/target?
Tidak ada kesenjanngan dalam penelitian.
Penelitian yang di lakukan sesuai dengan
harapan / target.
5. Berdasarkan masalah penelitian, apa tujuan dan
hipotesis yang ditetapkan oleh peneliti
peneliti
tertarik untuk mengetahui apakah ada
perbedaan perubahan kadar trombosit pada
penderita DBD yang mengkonsumsi
angkak dan tidak mengkonsumsi angkak.
2 Methode
1. Desain 1. Desain penelitian apa yang digunakan?
penelitian Desain Observasional Analitik
Untuk desain :
a. Apakah menggunakan kelompok kontrol untuk
menentukan efektifitas suatu intervensi?
Tidak menggunakan kelompok control
karna peneliti mengambil dekskritif untuk
mengetahui gambaran faktor faktor yang
berhubungan dengan kejadian tertusuk
jarum suntik pada perawat di rumah sakit
umum daerah tagulandang dan dalam
penelitian peneliti mengambil total sampling
sehingga semua populasi menjadi sampel
b. Apakah peneliti melakukan random alokasi
(randomisasi)?
Tidak, peneliti tidak melakukan random
alokasi

c. Jika ternyata pada data dasar (base line)


terdapat perbedaan karakteristik/variable
perancu pada kedua kelompok, apakah peneliti
melakukan pengendalian pada uji statistic
dengan stratifikasi atau uji multivariate?
Dilakukan multivariate apabila adanya
penambahan dan pengurangan variable
yang multivariat dengan menggunakan
regresi logistic
d. Apakah peneliti melakukan masking atau
penyamaran dalam memberikan perlakuan pada
responden (responden tidak menyadari apakah
sedang mendapatkan intervensi yang diuji
cobakan?
Peneliti tidak menggunakan masking atau
penyamaran karena peneliti melakukan
penelitian observasi untuk mengetahui
gambaran factor factor yang berhubungan
dengan kejadian tertusuk jarum suntik pada
perawat
e. Untuk menjamin kualitas pengukuran, apakah
peneliti melakukan blinding saat mengukur
outcome? Blinding merupakan upaya agar
sampel atau peneliti tidak mengetahui kedalam
kelompok mana sampel dimasukkan
( eksperiment atau control ). Hal ini
menunjukkan upaya peneliti meningkatkan
validitas informasi
Desain penelitian observasi ini menggunakan
metode total sampling 58 perawat.
Instrumen penelitian yang digunakan yaitu
kuesioner, data hasil penelitian di analisis
secara kuantitatif dengan menggunakan uji
chi-square dan analisis multivariat dengan
menggunakan regresi logistic
2. Populasi dan 1. Siapa populasi target dan populasi
sampel terjangkau?
Populasi dalam penelitian ini merupakan
seluruh perawat yang bekerja di Rumah
Sakit Umum Daerah Tagulandang yang
berjumlah 58 orang perawat
2. Siapa sampel penelitian? Apa kriteria
inklusi dan eksklusi sampel?
Sampel yang digunakan adalah seluruh
perawat yang bekerja di Rumah Sakit
Umum Daerah Tagulandang yang
berjumlah 58 orang perawat dengan
sampel menggunakan metode total
sampling yaitu 58 perawat.
3. Bagaimana metode sampling yang
digunakan untuk memilih sampel dari
populasi target?
Metode sampling yang digunakan adalah
kuesioner, data hasil penelitian dianalisis
secara kuantitatif dengan mengunakan
uji chi-square dan analisis multivariat
dengan menggunakan regresi logistik
4. Berapa jumlah sampel yang digunakan
dalam penelitian? Metode atau rumus apa
yang digunakan untuk menentukan jumlah
sampel?
58 perawat
3. Pengukuran 1. Variable apa saja yang diukur dalam penelitian?
atau Variable yang diukur dalam penelitian yaitu:
pengumpulan variable independent berupa factor factor
data yang berhubungan seperti pengetahuan,
kompetensi, beban kerja, supervisi, motivasi,
Variable dependent kejadian tertusuk jarum
suntik pada perawat
2. Metode apa yang digunakan untuk
mengumpulkan data?
Peneliti menggunakan metode observasi
3. Alat ukur apa yang digunakan untuk
mengumpulkan data?
Alat ukur yang digunakan peneliti yaitu
kuesioner
1. 4. Bagaimana validitas dan rehabilitas alat
ukur/instrument yang digunakan? Apakah
peneliti menguji validitas dan rehabilitas alat
ukur? Jika dilakukan apa metode yang
digunakan untuk menguji validitas dan
rehabilitas alat ukur dan bagaimana hassilnya?
Instrument yang digunakan kuisioner di
dalam jurnal peneliti tidak ada
mencantumkan hasil validitas dan
rehabilitas dari alat yang digunakan, peneliti
hanya mencantumkan hasil dari perubahan
data
5. Siapa yang melakukan pengukuran atau
pengumpulan data? Apakah dilakukan pelatihan
khusus untuk observer atau yang melakukan
pengukuran?
Romario M.Anthonie, Diana V. Doda, Wulan
P.J. Kaunang dan tidak ada pelatihan
khusus

4. Analisis data 1. Uji statistic apa yang digunakan untuk menguji


hipotesis atau menganalisis data?
Data hasil penelitian dianalisis secara
kuantitatif dengan menggunakan uji chi-
aqure dan analisis multivariet dengan
menggunakan regresi logistik
2. Untuk penelitian eksperimen apakah peneliti
menggunakan metode intention to treat atau on
treatment analysis?
Tidak menggunakan penelitian eksperiment
a. Intention to treat adalah menganalisis
semua sampel yang megikuti penelitian,
baik yang drop out, loss follow up atau
berhenti sebelum penelitian selesai. Sampel
yang drop out dianggap hasil intervensi
yang gagal.
b. On treatment analysis hanya menganalisis
sampel yang mengikuti penelitian sampai
selesai saja, sedangkan sampel drop out
diannggap tidak mengikuti penelitian dan
tidak diikutkan dalam analisis
3. Program atau software statistic apa yang
digunakan peneliti untuk menganalisis data?
Tidak menggunakan software statistic
3 Hasil penelitian
1. Alur penelitian 1. Bagaimana alur (flow) penelitian yang
dan data base menggambarkan responden yang mengikuti
line penelitian sampai selesai, drop out dan loss
follow up?
Pada jurnal penelitian tersebut, peneliti
mengambil 58 responden yang dilaksanakan
pada bulan februariMei 2018 di Rumah
Sakit Umum Daerah Tagulandang
2. Bagaimana karakteristik responden dan
baseline data?
Dari jurnal tidak memasukkan karakteristik
dari responden namul penelitian ini meneliti
total sampling yaitu semua populasi sebesar
58 perawat di Rumah Sakit Umum daerah
tagulandang
3. Pada penelitian eksperiment apakah variable
perancu (counfounding variable) dalam data
base line tersebar seimbang pada setiap
kelompok? Jika tidak seimbang apa dilakukan
peneliti untuk membuat penelitian bebas dari
pengaruh variable perancu?
Pada penelitian tidak terdapat variable
perancu
2. Hasil Apa hasil utama dari penelitian? Jika
penelitian peneliti melakukan uji hipotesis, apakah
hipotesis penelitian terbukti atau tidak
terbukti ( bermakna atau tidak secara
statistic )? Apakah hasil penelitian juga
bermakna secara klinis?
a. Hasil penelitian
1) Hubungan antara pegetahuan
dengan tertusuk jarum suntik
pada perawat di Rumah Sakit
Umum tagulindang

Hasil analisis bivariat pada


penelitian ini menemukan bahwa
yang memperoleh nilai p = 0,008,
dimana responden dengan
pengetahuan kurang lebih sering
tertusuk jarum suntik (66,7%)
dibandingkan dengan responden
yang mempunyai pengetahuan
baik (27%).
Hasil analisis untuk nilai OR =
5,400, maka pengetahuan perawat
yang kurang mempunyai risiko
sebesar 5 kali akan memberikan
peluang mengalami kejadian
tertusuk jarum suntik
dibandingkan dengan
pengetahuan perawat yang baik
2) Hubungan antara Kompetensi
dengan Kejadian Tertusuk Jarum
Suntik pada Perawat di Rumah
Sakit Umum Daerah Tagulandang

Hasil analisis bivariat pada


penelitian ini menemukan bahwa
yang memperoleh nilai p = 0,003,
dimana responden responden
dengan kompetensi yang kurang
lebih sering tertusuk jarum suntik
(68,2%) dibandingkan dengan
responden yang memiliki
kompetensi baik (31,8%). Hasil
analisis untuk nilai OR = 6,429,
maka kompetensi perawat yang
kurang baik mempunyai risiko
sebesar 6 kali akan memberikan
peluang perawat mengalami
kejadian tertusuk jarum suntik
dibandingkandengan kompetensi
perawat yang baik.
3) Hubungan antara Beban Kerja
dengan Kejadian Tertusuk Jarum
Suntik pada Perawat di Rumah
Sakit Umum Daerah
Tagulandang.
Hasil pengolahan data untuk
beban kerja dari responden,
secara statistic membuktikan
bahwa terdapat hubungan yang
bermakna antara beban kerja
dengan kejadian tertusuk jarum
suntik pada perawat, yang
memperoleh nilai p = 0,011.
Responden dengan beban kerja
lebih, sering mengalami luka
tertusuk jarum suntik (61,5%)
dibandingkan dengan responden
dengan beban kerja yang kurang
(75%).
Hasil analisis untuk nilai OR =
4,800, maka beban kerja perawat
yang lebih mempunyai risiko
sebesar 5 kali akan memberikan
peluang perawat mengalami
kejadian tertusuk jarum suntik
dibandingkan dengan beban kerja
perawat yang kurang
4) Hubungan antara Supervisi
dengan Kejadian Tertusuk Jarum
Suntik pada Perawat di Rumah
Sakit Umum Daerah
Tagulandang.

Hasil pengolahan data


membuktikan bahwa tidak ada
hubungan yang bermakna antara
pelaksanaan supervisi dengan
kejadian tertusuk jarum suntik
pada perawat, yang memperoleh
nilai p = 0,120, dimana responden
yang kurang mendapatkan
supervisi lebih sering mengalami
luka tertusuk jarum suntik
(68,2%) dibandingkan dengan
responden yang sering mengalami
supervisi (75%).
5) Hubungan antara Motivasi
dengan Kejadian Tertusuk Jarum
Suntik pada Perawat di Rumah
Sakit Umum Daerah
Tagulandang.

Hasil pengolahan data untuk


motivasi kerja dari perawat,
secara statistik membuktikan
dimana tidak terdapat hubungan
yang bermakna antara motivasi
dengan kejadian tertusuk jarum
suntik pada perawat, yang
memperoleh nilai p = 0,232.
Responden dengan motivasi kerja
yang kurang lebih sering
mangalami luka tertusuk jarum
suntik (56,2%) dibandingkan
dengan responden dengan
motivasi kerja yang baik (43,8%).
6) Faktor Yang Paling Dominan
Berpengaruh Terhadap Kejadian
Tertusuk Jarum Suntik Pada
Perawat.
Hasil analisis multivatiat
membuktikan bahwa terdapat
tiga variabel yang paling dominan
berhubungan dengan kejadian
tertusuk jarum suntik pada
perawat, pengetahuan = 0,004;
OR= 8,123, kompetensi = 0,011 ;
OR = 2,163 dan beban kerja =
0,031; OR= 5,219 yang artinya
yaitu pengetahuan, kompetensi
dan beban kerja secara
bersamasama berhubungan
terhadap kejadian tertusuk jarum
suntik pada perawat di RSUD
Tagulandang
1. Untuk penelitian eksperimen dengan variable
dependen kategorik apakah peneliti
menjelaskan tentang nilai kepentingan klinis
dari hasilmpenelitian sepertinumber need to
treat (NTT), relative risk reduction (RRR) atau
absolute risk reduction (ARR)
Pada penelitian ini tidak ada
mencamtumkan dan tidak menggunakan
penilitian eksperimen
4 Diskusi (discuss) 1. Bagaimana interpretasi peneliti terhadap hasil
penelitian? Apakah peneliti membuat
interpretasi yang rasional dan ilmiah tentang
hal-hal yang ditemukan dalam penelitian
berdasarkan teori terkini? Catatan: meskipun
hasil penelitian tidak sesuai dengan hipotesis,
namun suatu penelitian tetap berkualitas jika
peneliti mampu menjelaskan rasional secara
ilmiah mengapa hipotesisnya tidak terbukti.
 Terdapat hubungan yang bermakna
antara pengetahuan dengan kejadian
tertusuk jarum suntik pada perawat
di Rumah Sakit Umum Daerah
Tagulandang, memperoleh nilai p =
0,008 ; OR = 5,400 2. Tidak terdapat
hubungan yang bermakna antara
supervisi dengan kejadian tertusuk
jarum suntik pada perawat di Rumah
Sakit Umum Daerah Tagulandang,
memperoleh nilai p = 0,120 ; OR =
2,692
 Terdapat hubungan yang bermakna
antara kompetensi dengan kejadian
tertusuk jarum suntik pada perawat
di Rumah Sakit Umum Daerah
Tagulandang, memperoleh nilai p =
0,003 ; OR = 6,429
 Terdapat hubungan yang bermakna
antara beban kerja dengan kejadian
tertusuk jarum suntik pada perawat
di Rumah Sakit Umum Daerah
Tagulandang, memperoleh nilai p =
0,011 ; OR = 4,800
 Tidak terdapat hubungan yang
bermakna antara motivasi dengan
kejadian tertusuk jarum suntik pada
perawat di Rumah Sakit Umum
Daerah Tagulandang, memperoleh
nilai p = 0,232 ; OR = 2,312
 Faktor yang paling dominan
berpengaruh terhadap kejadian
tertusuk jarum suntik pada perawat
di RSUD Tagulandnag adalah
pengetahuan dengan nilai p = 0,004;
OR= 8,123, kompetensi dengan nilai
p = 0,011; OR= 2,163 dan beban
kerja, dengan nilai p = 0,031; OR=
5,219
2. Bagaimana peneliti membandingkan hasil
penelitiannya dengan penelitian-penelitian
terdahulu serta teori yang ada saat ini untuk
menunjukkan adanya relevansi?
Di Indonesia dicatat bahwa proporsi luka
tusuk jarum suntik mencapai 38-73 % dari
total petugas kesehatan. Di Bali, khususnya
di Kota Denpasar, berdasarkan studi
pendahuluan yang dilakukan oleh Isnaniar
(2017) pada bulan Januari 2016, selama
tahun 2015 terdapat 70 insiden tertusuk
jarum
Selanjutnya hasil penelitiannya
menunjukkan pada tahap persiapan kategori
kepatuhan tindakan 97,94% dan tidak patuh
2,06%, tahap prosedur kerja kategori
kepatuhan tindakan 77,32% dan tidak patuh
22,68%. Kepatuhan tindakan berdasarkan
karakteristik jenis kelamin, perempuan lebih
banyak 81,43% dibandingkan laki-laki
66,67%. Berdasarkan karakteristik umur,
2025 tahun sebesar 100%, 26-30 tahun
75,00%, diatas 30 tahun 76,19% (Isnaniar,
2017).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Tamaka


(2017) disalah satu rumah sakit di Kota
Manado menunjukkan terdapat 77 %
responden yang mengalami luka tusuk
jarum pada saat bekerja. Penelitian yang
sama dilakukan oleh Pangalila (2017) pada
salah satu rumah sakit di Kabupaten di
Provinsi Sulawesi Utara dimana sebanyak
58,2 % dari responden juga mengalami
kejadian luka tusuk jarum. Penelitian yang
dilakukan oleh Rizqi (2014) dalam
penelitiannya “Hubungan Faktor Penentu
Perilaku Keselamatan Kerja Dengan
Terjadinya Kecelakaan Kerja Tertusuk
Jarum Suntik Pada Perawat di RSUD dr.
Soebandi Jember”. Hasil penelitian ini
menunjukan bahwa terdapat 5 variabel yang
secara statistik memiliki hubungan yang
bermakna dan bersifat mempengaruhi
dengan terjadinya kecelakaan kerja tertusuk
jarum suntik, yaitu pendidikan,
keikutsertaan pada pelatihan K3 ,
pengetahuan, lingkungan fisik dan
kebijakan.

Studi pendahuluan yang dilakukan terhadap


10 orang perawat di Rumah Sakit
Tagulandang menunjukkan bahwa 8 orang
perawat sering mengalami luka tusuk yang
disebabkan oleh jarum suntik, sementara 2
perawat mengaku pernah mengalami luka
tusuk jarum suntik meskipun tidak sering
(Anonim, 2018).
3. Bagaimana peneliti menjelaskan makna dan
relevansi hasil penelitiannya dengan
perkembangan ilmu keperawatan/kesehatan
serta terhadap pemecahan masalah?
Peneliti mengambil banyak referensi dari
jurnal dan fenomena yang ada, dan
mencamtumkan beberapa teori yang
menyangkut variabel
4. Bagaimana nilai kepentingan (importancy) hasil
penelitian?
Faktor factor yang berhubungan dengan
kejadian tertusuk jarum pada perawat di
rumah sakit umum tagulandang
 Terdapat hubungan yang bermakna
antara pengetahuan dengan kejadian
tertusuk jarum suntik pada perawat
di Rumah Sakit Umum Daerah
Tagulandang
 Tidak terdapat hubungan yang
bermakna antara supervisi dengan
kejadian tertusuk jarum suntik pada
perawat di Rumah Sakit Umum
Daerah Tagulandang,
 Terdapat hubungan yang bermakna
antara kompetensi dengan kejadian
tertusuk jarum suntik pada perawat
di Rumah Sakit Umum Daerah
Tagulandang
 Terdapat hubungan yang bermakna
antara beban kerja dengan kejadian
tertusuk jarum suntik pada perawat
di Rumah Sakit Umum Daerah
Tagulandan
 Tidak terdapat hubungan yang
bermakna antara motivasi dengan
kejadian tertusuk jarum suntik pada
perawat di Rumah Sakit Umum
Daerah Tagulandang
 Faktor yang paling dominan
berpengaruh terhadap kejadian
tertusuk jarum suntik pada perawat
di RSUD Tagulandnag adalah
pengetahuan dengan nilai p = 0,004;
OR= 8,123, kompetensi dengan nilai
p = 0,011; OR= 2,163 dan beban
kerja, dengan nilai p = 0,031; OR=
5,219

5. Bagaimana applicability hasil penelitan


menurut peneliti? Apakah hasil penelitian dapat
diterapkan pada tatanan praktik keperawatan
ditinjau dari aspek fasilitas, pembiayaan,
sumber daya manusia, dan aspek legal?

6. Apakah mungkin penelitian ini direplukasi pada


setting pratik klinik lainnya?

7. Apakah peneliti menjelaskan kekuatan dan


kelemahan penelitian? Apakah kelemahan ini
tidak menurunkan validitas hasil penelitian?

Anda mungkin juga menyukai