OLEH :
MIFTAQUL KHOIRIYAH
A0217305
KEHUTANAN A
PROGRAM STUDI KEHUTANAN
MAJENE
2019
2
KATA PENGANTAR
Puji syukur penyusun panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas
rahmat dan karunia-Nya sehingga penyusun dapat menyelesaikan laporan
praktikum inventarisasi hutan yang berjudul “laporan praktik terpadu kehutanan
pengukuran rekonstruksi (poligon) di KHDTK hutan diklat Tabo-Tabo Pangkep
Sulawesi Selatan” yang dapat diselesaikan sesuai dengan waktu yang telah
ditentukan. Adapun tujuan disusunnya laporan ini adalah sebagai syarat untuk
memenuhi tugas mata kuliah pengukuran dan pemetaan.
Tersusunnya laporan ini tentu bukan karena buah kerja keras penyusun
semata, melainkan juga atas bantuan dari berbagai pihak. Untuk itu, penyusun
ucapkan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak yang membantu
terselesaikannya laporan ini, diantaranya:
1. Orang tua, kerabat, sahabat, dan pihak-pihak lainnya yang tidak bisa
kami sebutkan satu persatu
Penulis,
i
Miftaqul khoiriyah
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR................................................................................... i
DAFTAR ISI................................................................................................. ii
DAFTAR TABEL ......................................................................................... iii
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... iv
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. v
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang................................................................................... 1
1.2 Tujuan dan manfaat............................................................................ 2
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengukuran dan alat ukur.................................................................. 3
2.2 poligon............................................................................................... 8
BAB III METODE PRAKTIK
3.1 Waktu dan tempat.............................................................................. 11
3.2 Alat dan bahan................................................................................... 11
3.3 Pengolahan data................................................................................. 11
3.4 Peta.................................................................................................... 11
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil................................................................................................... 12
4.2 pembahasan........................................................................................ 12
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan........................................................................................ 14
5.2 Saran.................................................................................................. 14
DAFTAR PUSTAKA.................................................................................... 15
LAMPIRAN.................................................................................................. 16
ii
DAFTAR TABEL
iii
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. GPS............................................................................................... 6
Gambar 2. Kompas......................................................................................... 7
Gambar 3. Abney level.................................................................................... 7
Gambar 4. Pengukuran poligon...................................................................... 9
Gambar 5. Poligon tertutup............................................................................ 9
Gambar 6. Poligon terbuka............................................................................. 9
Gambar 7. Poligon bercabang......................................................................... 10
iv
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran kegiatan.......................................................................................... 16
Lampiran peta poligon.................................................................................... 18
v
BAB I
PENDAHULUAN
Pengukuran dan pemetaan hutan terdiri dari dua kegiatan yaitu pengukuran
hutan dan pemetaan hutan. Dua kegiatan tersebut sangat berkaitan. Jika dilihat
dari urutannya pengukuran berkaitan dengan kegiatan hulu sedangkan
pemetaan adalah kegiatan hilir. Pemetaan dengan arti lain akan bisa dilakukan
manakala pengukuran telah selesai dilakukan. Kegiatan pengukuran dan
pemetaan di kalangan masyarakat lebih dikenal dengan nama survei dan
pemetaan. Pemetaan hutan adalah kegiatan menggambarkan suatu kawasan
hutan yang ditransformasikan ke dalam media datar dan diperkecil yang
didasari dengan seni dan teknik kartografi. Ilmu Kartografi sendiri memiliki
1
definisi sebagai gabungan dari ilmu, seni dan teknik dalam pembuatan
(penggambaran) peta sehingga jelas untuk melakukan pemetaan hutan dasar
ilmu yang akan dipelajari adalah Ilmu Kartografi. Guna mengenal lebih jauh
tentang ilmu yang mendasari pemetaan hutan yaitu ilmu ukur tanah dan ilmu
yang mendasari pemetaan hutan yaitu kartografi (Kemendikbud, 2013).
Agar mahasiswa dapat mengetahui letak dan luas suatu areal dengan
prosedur pengukuran untuk dikonversikan kedalam peta poligon. Manfaat dari
praktek ini ialah diharapkan mahasiswa menggambar atau memperlihatkan
pada kertas grafik letak suatu lokasi, kenampakan dan luasan areal atau
wilayah. Dapat diaplikasikan pada kegiatan perencanaan suatu wilayah,
penataan areal kerja dan pembuatan batas wilayah.
2
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Berdasarkan alam
1. Pengukuran daratan
3
pelabuhan, pengukuran guna mengetahui kecepatan arus
sungai atau laut yang kapasitas alirannya, pengukuran pasang
surut muka air laut guna menentukan posisi muka air laut
rata-rata
B. Berdasarkan tujuan
4
6 digunakan untuk pengukuran titik-titik detail, metode
pengukuran 7 digunakan untuk pemetaan cara fotogrametris.
D. Berdasarkan luas daerah yang diukur
1. Pengukuran daeerah yang relatif kecil, dimana permukaan
bumi dianggap sebagai bidang datar, pengukurannya
diklasifikasikan ke dalam pengukuran tanah (plane surveying).
2. Pengukuran daerah yang luas dimana permukaan bumi harus
diperhitungkan sebagai permukaan yang melengkung.
Pengukurannya diklasifikasikan kedalam pengukuran geodesi
(Yusuf & Halim, 2014).
2.1.2 Alat ukur
A. GPS
GPS adalah singkatan dari Global Positioning System yang
merupakan sistem untuk menentukan posisi dan navigasi secara
global dengan menggunakan satelit dan metode Triangulasi.
Sistem tersebut merupakan sistem yang pertama kali
dikembangkan oleh Departemen Pertahanan Amerika yang
awalnya diperuntukan bagi kepentingan militer. NAVSTAR GPS
(Navigation Satellite Timing and Ranging Global Positioning
System) adalah nama asli dari Sistem GPS, yang mempunyai tiga
segmen yaitu: satelit (Space Segment), pengendali (Control
Segment), dan penerima/pengguna (User Segment). Satelit GPS
yang mengorbit bumi seluruhnya berjumlah 24 buah, 21 buah
aktif bekerja dan 3 buah sisanya adalah cadangan. Satelit ini
bertugas untuk menerima dan menyimpan data yang
ditransmisikan oleh stasiun-stasiun pengendali, menyimpan dan
menjaga informasi waktu berketelitian tinggi (jam atom di
satelit), dan memancarkan sinyal serta informasi secara kontinyu
ke perangkat penerima (receiver). Segmen pengendali bertugas
untuk mengendalikan satelit dari bumi yaitu untuk melihat
keadaan satelit, penentuan serta prediksi orbit, sinkronisasi waktu
antar satelit, dan mengirimkan data ke satelit. Sedangkan segmen
penerima bertugas menerima data dari satelit dan memprosesnya
untuk menentukan posisi, arah, jarak dan waktu yang diperlukan
5
oleh pengguna. Pada penelitian ini, digunakan GPS komersial
dengan tingkat akurasi posisi sebesar +10 meter yang berfungsi
untuk menentukan posisi alat tersebut berada agar dapat
ditampilkan pada peta google maps (Susilo, Y.S, et al, 2014).
Gambar 1. GPS
B. Kompas
Kompas berasal dari bahasa Latin yaitu Compassus yang
berarti jangka. Kompas sendiri sudah dikenal sejak 900 tahun
yang lalu terbukti dengan diketemukannya kompas kuno yang
dipakai pejuang China sekitar tahun 1100 M. Kompas merupakan
alat penentu arah mata angin. Kompas tediri atas magnet jarum,
yang dapat berputar bebas. Tidak seperti kompas pada umumnya,
kompas geologi memiliki beberapa fungsi khusus yaitu selain
mengukur arah mata angin, kompas geologi juga dapat
digunakan untuk mengukur kedudukan suatu bidang atau garis
(Eka, et al, 2015).
Gambar 2. Kompas
C. Abney level
6
Abney Level adalah alat untuk mengukur kelerengan, namun
seringkali digunakan untuk mengukur tinggi pohon. Hasil
pembacaan sudut berupa derajat dan persen yang dihitung dari
bidang datar. Interval besaran skala sudut bidik untuk
(Kemendikbud, 2013) :
1. skala derajat dari —90 derajat s/d +90 derajat.
2. skala persen dari —100% s/d +100%.
7
(Kemendikbud, 2013). Penentuan koordinat titik dengan cara poligon ini
membutuhkan antara lain :
8
Gambar 4. Pengukuran poligon
9
Gambar 7. Poligon bercabang
BAB III
METODE PRAKTIK
10
Alat yang digunakan dalam praktikum lapangan pengukuran dan
pemetaan diantaranya GPS, meteran roll, abney level, kalkulator, parang, alat
tulis menulis, dan kompas. Sedangakan bahan yang diperlukan ialah tally sheet
dan kertas grafik.
JD = JL Cos
3.3.2. Untuk mengubah JD keθJD pada peta, nilai di konversikan dari satuan
meter ke centimeter.
3.4 Peta
Pengukuran poligon sendiri mengandung arti salah satu metode penentuan
titik di antara beberapa metode penentuan titik yang lain. Pengukuran dengan
menggunakan metode poligon untuk daerah yang relatif tidak terlalu luas
merupakan pilihan yang sering di gunakan, karena metode tersebut dapat
dengan mudah menyesuaikan diri dengan keadaan daerah/lapangan
(Kemendikbud, 2013).
BAB IV
11
4.1 Hasil
4.2 Pembahasan
12
poligon dengan skala 1:500. Data diperoleh dari berbagai alat yang
digunakan, pada pengukuran jarak lapang digunakan meteran roll yang
termasuk dalam alat pengukur jarak (Yusuf & halim, 2014) Peralatan
pengukuran jarak akan mempunyai tingkatan-tingkatan yang dapat dbaca
langsung dengan jelas sehingga tidak mendua artikan gambar. Peralatan-
peralatan yang dikehendaki pada suatu pengukuran jarak mulai dari mistar
kayu sederhana sampai kepada pita ukur baja/sintetik (rol meter) yang
panjangnya mencapai 30 meter atau 50 meter. selanjutnya untuk
mengukur kelerengan, digunakan abney level sedangkan untuk
menentukan nilai azimuth digunakan kompas. Data jarak lapang akan
13
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
14
kordinat wilayah, abney level yang berfungsi untuk mengetahui nilai
kelerengan dan meteran roll yang difungsikan untuk mengukur jarak
antara titik satu ke titik selanjutnya. Pengukuran dan Pemetaan Poligon
merupakan salah satu pengukuran dan pemetaan kerangka dasar
horizontal yang bertujuan untuk memperoleh koordinat planimetris (X,Y)
titik-titik pengukuran. Pengukuran poligon sendiri mengandung arti salah
satu metode penentuan titik di antara beberapa metode penentuan titik
yang lain.
5.2 saran
DAFTAR PUSTAKA
Eka Dhamayanti, Khairani Alkatiri, Gusti Warman, Yuniar Rizky dan Doni Prakasa
Eka Putra. 2015. “TECHNO-KOMPAS” Teknologi Kompas Geologi Digital
dan Klinometer Serba Bisa Untuk Akisisi Data Pengukuran Strike-dip Pada
Bidang Geologi, Geofisika, dan Arkeologi. Proceeding, Seminar Nasional
Kebumian Ke-8 Academia-Industry Linkage. Yogyakarta.
15
Fitriani, Risnandar, dan Fauzan Azmi. 2011. Sistem Pemetaan Digital Ruangan
Kampus (Studi Kasus : Politeknik Telkom).
Hamzah Yusuf dan Hasmar Halim. 2014. Buku Ajar Survey Dan Pemetaan.
Deepublish. Yogyakarta.
Yosephat Suryo Susilo, Hartono Pranjoto, Albert Gunadhi. 2014. Sistem Pelacakan
dan Pengamanan Kendaraan Berbasis GPS Dengan Menggunakan
Komunikasi GPRS. Jurnal Ilmiah Widya Teknik Vol. 13, No. 1, 2014. Hal
21-32.
16
LAMPIRAN
Lampiran kegiatan
17
( Pengukuran jarak lapang )
18
( Penggambaran sketsa poligon )
19
Lampiran peta poligon
20