Addition of Chlorine and Its Effects On
Addition of Chlorine and Its Effects On
PENDAHULUAN
kehidupan mahluk hidup. Selain makanan dan udara, kebutuhan yang paling
utama adalah air. Bagi manusia, air diperlukan untuk melangsungkan kehidupan
sebagai air minum. Sekitar 75 % komponen tubuh manusia terdiri dari air, dan
kebutuhan air pada orang dewasa sebanyak 1,5 – 2 liter setiap hari untuk menjaga
kekurangan cairan dalam tubuh (Suriawiria, 1996). Kebutuhan air minum dapat
(Suripin, 2002).
Air juga dapat membawa dampak buruk bagi kehidupan manusia, jika air
organik dan anorganik dalam air minum tidak boleh melebihi standar yang sudah
ditentukan. Salah satu zat anorganik yang terdapat dalam air adalah amonia dan
logam terlarut. Akibat yang timbul jika meminum air yang kadar amonianya
(Pescod, 1973).
Kosentrasi besi terlarut dalam air yang melebihi batas dapat menimbulkan
rasa mual apabila dikonsumsi dan merusak dinding usus. Mangan dalam jumlah
yang besar ( >0,4 mg/L), dapat menimbulkan racun yang lebih kuat dibanding
1
besi, yaitu menyebabkan gangguan pada tulang, gangguan hati, gangguan ginjal
dan perubahan warna rambut (Janelle, 2004). Aspek lain yang juga perlu
diperhatikan adalah pH (Power of Hydrogen) pada air minum, Turbidity, TDS dan
kadar logam Fe dan Mn. Jika pH berada di bawah 6,5 maka air akan memiliki
sifat asam. Akibat yang timbul dalam tubuh jika meminum air yang bersifat asam
antara lain: gangguan pencernaan, kekurangan energi, dan sakit pada persendian.
mahasiswa Jurusan Kimia Fakultas Sains Dan Teknologi UIN Syarif Hidayatullah
Jakarta khususnya dalam hal analisis kadar amonia, pH, turbidity, TDS, logam
mangan (Mn) dan logam Besi (Fe) air sungai cisadane di instalasi pengolahan air
PT. Aetra Air Tangerang. Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk kerjasama yang
diharapkan dapat membawa manfaat antar perguruan tinggi dan PT. Aetra Air
Tangerang. Sebagai hasil kuliah kerja magang di PT. Aetra Air Tangerang,
Kadar Amonia, Ph, Turbidity, TDS, Dan Logam besi (Fe) dan logam mangan
(Mn) Pada Air Sungai Cisadane Di PT. Aetra Air Tangerang” ini.
sebagai berikut:
a. Bagaimanakah cara menentukan dosis penggunaan klorin?
b. Bagaimana pengaruh penambahan klorin terhadap kadar amonia, pH,
2
a. Mengetahui cara penentuan dosis optimum klorin melalui metode BPC
1.3.2 Manfaat
3
BAB 2
sebagai kota penyangga Daerah khusus Ibukota Jakarta, yaitu merupakan salah
4
Tangerang di lima Kecamatan antara lain Sepatan, Pasar Kemis, Cikupa, Balaraja
dan Jayanti.
instalasi pengolahan air (IPA) yang memanfaatkan air dari aliran sungai Cisadane
memiliki kapasitas hingga 900 liter/detik . Dengan kapasitas sebesar itu, IPA ini
nantinya akan mampu melayani lebih dari 70.000 sambungan rumah maupun
IPA di Sepatan merupakan instalasi pengolahan air utama milik AAT. IPA Sepatan
menghasilkan air dengan kualitas terbaik. Air yang diproduksi IPA Sepatan ini
5
2001 dan WHO sehingga layak untuk dikonsumsi oleh masyarakat. IPA Sepatan
Limbah hasil pengolahan air ini nantinya akan dibuang ke sungai Cirarap,
namun limbah ini tidak akan langsung dibuang ke sungai, melainkan akan
diendapkan dulu dalam '’sludge drying bed’' (kolam pengering lumpur) hingga
menghasilkan filtrat yang telah memenuhi persyaratan air limbah dan aman untuk
dialirkan ke sungai. Limbah ini tidak akan memberi beban polutan kepada sungai
karena kualitasnya justru lebih baik dari kualitas air existing sungai Cirarap.
Dengan berbagai teknologi yang tertanam, IPA Sepatan telah berhasil mencapai
2.3.1 Visi
dalam perspektif bisnis adalah menjadi perusahaan pengelola dan penyedia air
2.3.2 Misi
6
respek terhadap komunitas dan lingkungan demi meningkatkan kesejahteraan
mencerminkan sikap:
a. Andal
b. Responsif
c. Jujur
d. Bisa dipercaya
Semua individu dalam perusahaan harus menjadi lebih andal dan responsif
dalam menanggapi setiap keluhan atau hal lain yang berkaitan dengan
2. Profesionalisme
a. Memiliki integritas
b. Meningkatkan keahlian
c. Mengutamakan kualitas
7
Untuk dapat meningkatkan kehidupan pelanggan dan masyarakat setiap
a. Peduli
b. Berkesinambungan
c. Progresif
d. Proaktif
Instalasi Pengolahan Air PT. Aetra Air Tangerang terdiri dari beberapa
8
2. Kanal untuk aliran air baku
3. Sistem penyaringan
5. Sumuran untuk pompa air baku diperlengkapi dengan pompa air baku
7. Transformer
sebesar 990 liter/detik. Kanal untuk aliran air baku memiliki 4 unit kompartemen,
A. Sistem penyaringan :
Tujuan untuk : melindungi pompa dan peralatan mekanis lain dan unit-
9
Tujuan : melindungi pompa, pipa dan perlengkapannya dari kejadian
D. Alat angkat
E. Instrumentasi :
F. Generator :
G. Transformer :
2.5.2 Instalasi Pengolahan Air Minum (IPA) PT. Aetra Air Tangerang
10
b. Bak Penangkap Pasir (Grit Chamber) : 4 Unit
g. Reservoir : 2 Unit
a. Gedung Kimia
b. Gedung Klorin
c. Gedung Operasi
d. Gedung Listrik
A. Bak Aerasi
11
oksigen terlarut dalam air. Proses aerasi juga bertujuan mengoksidasi
zat besi terlarut untuk menurunkan kadar besi dalam air baku.
Bak Aerasi :
Jumlah : 1 unit
yang terbawa bersama air baku, yang mana benda benda ini dapat
Jumlah : 4 unit
12
C. Bak Pengaduk
mencampurkan air yang keluar dari unit bak penangkap pasir dengan
Bak Pengaduk :
Jumlah : 1 unit
unit pompa vakum dan sistem pembuangan lumpur. Dalam unit ini
klarifikasi.
Pulsatube Clarifier
13
Jumlah : 3 unit
bangunan)
Aquazur V filter :
Jumlah : 6 unit
Media penyaringan : pasir silika (tebal 110 cm), kerikil (tebal 5 cm)
F. Reservoir
14
Reservoir :
Jumlah : 2 unit
Volume: @2500 m3
Transmitter
jaringan distribusi
Reservoir :
Jumlah : 2 unit
Volume: @2500 m3
Transmitter
15
Sistem anti palu air berfungsi untuk melindungi pompa-pompa,
sistem pencegahan palu air, yaitu surge vessel dan non return valve
pada pompa.
Surge Vessel
Material : Steel
K. Bangunan Kimia
kapasitas 1 ton
pembantu
4. Bengkel
17
5. Ruang panel listrik
L. Bangunan Klorin
3. Ruang klorinasi
b. Pompa sirkulasi
di ruang klorinasi)
Jumlah : 20 unit,
18
Luas Permukaan : @23 m x 11 m
19
BAB 3
TINJAUAN PUSTAKA
3.1 Air
Air adalah zat cair yang tidak mempunyai rasa, warna, dan bau yang
terdiri dari hidrogen dan oksigen dengan rumus kimia H2O. Air merupakan suatu
larutan yang bersifat universal (Linsley, 1991). Air merupakan sumber daya alam
yang diperlukan untuk hajat hidup orang banyak, bahkan oleh semua makhluk
hidup. Oleh karena itu, sumber daya air harus dilindungi agar tetap dapat
dimanfaatkan dengan baik oleh manusia serta makhluk hidup yang lain.
Agar air layak untuk dikonsumsi sebagai air minum maka air yang berasal
dari berbagai jenis sumber air harus terlebih dahulu diolah. Secara umum
khusus industri, dan pengolahan air untuk layak dibuang ke lingkungan. Air untuk
Sumber air untuk keperluan domestik, misalnya air minum dapat berasal
dari beberapa sumber yaitu dari aliran sungai yang masih relatif sedikit
terkontaminasi, berasal dari mata air pegunungan, berasal dari danau dan berasal
20
dari tanah atau sumber lain seperti air laut. Air tersebut harus terlebih dahulu
Variasi dari sumber air akan mengandung senyawa yang berbeda, maka harus
dikelola terlebih dahulu untuk menjadikan air minum aman untuk dikonsumsi,
yaitu air yang tidak mengandung bahan berbahaya untuk kesehatan berupa
senyawa kimia atau mikroorganisme. Air yang akan digunakan untuk keperluan
dihilangkan serendah mungkin agar tidak terjadi pengendapan di dalam mesin dan
bakteri patogen, virus, garam, nutrien, pestisida, senyawa organik, logam berat
dan bahan-bahan lain yang mengapung, melayang dan tersuspensi didalam air.
Agar air buangan ini dapat di kembalikan atau digunakan kembali maka perlu
dilakukan usaha untuk memisahkan bahan pencemar ini dari dalam air
(Situmorang, 2007).
mempengaruhi kualitas air tersebut. Oleh sebab itu, pengolahan air mengacu
21
kepada beberapa parameter guna memperoleh air yang layak untuk keperluan
Karakteristik fisika air ialah karakter pada air yang dapat terlihat langsung
melalui fisik air tanpa harus melakukan pengamatan yang lebih jauh pada air
A. Kekeruhan
anorganik dan organik yang terkandung dalam air seperti lumpur dan
B. Temperatur
bau yang tidak sedap akibat degradasi anaerobic ynag mungkin saja
terjadi.
C. Warna
22
Warna air dapat ditimbulkan oleh kehadiran organisme, bahan-bahan
serta tumbuh-tumbuhan.
Bau dan rasa dapat dihasilkan oleh adanya organisme dalam air
seperti alga serta oleh adanya gas seperti H2S yang terbentuk dalam
terdapat di dalam air, sebagian di antaranya berasal dari alam secara alamiah dan
kimia yang terdapat didalam air dapat dianalisa dengan beberapa parameter
kualitas air. Parameter kualitas air tersebut dapat digolongkan sebagai berikut :
A. pH
23
Pembatasan pH dilakukan karena akan mempengaruhi rasa,
korosifitas air dan efisiensi klorinasi. Beberapa senyawa asam dan basa
B. DO (dissolved oxygent)
bahan organic yang sulit terurai yang ada di perairan. Bisa saja nilai
BOD sama dengan COD, tetapi BOD tidak bisa lebih besar dari COD.
E. Kesadahan
24
Kesadahan air yang tinggi akan mempengaruhi efektifitas
yang tinggi bisa disebabkan oleh adanya kadar residu terlarut yang tinggi
dalam air .
agak ketat (± 0,05 mg/l). Kehadiran besi (Fe) dalam air bersih akan
merah (karat) akibat oksidasi oleh oksigen terlarut yang dapat menjadi
umumnya tidak terdapat pada kebanyakan air tanah karena penyaringan oleh
A. Bakteri
25
B. Organisme Colliform
dari kelompok colliform yang akan hidup lebih lama didalam air daripada
organisme patogen. Akan tetapi secara umum untuk air yang dianggap
aman untuk dikonsumsi, tidak boleh lebih dari 1 didalam 100 ml air.
lain yang tidak diinginkan berupa ganggang dan jamur. Ganggang adalah
tumbuh-tumbuhan satu sel yang memberi rasa dan bau pada air.
molekul organic seperti warna, bahan anorganik (amonia), Fe2+, Mn2+ dan bahan
lain yang dapat dioksidasi serta membunuh mikroorganisme jika masih ada sisa
klor aktif pada konsentrasi tersebut. BPC akan diikuti dengan pembentukan gas N2
akibat paparan klor aktif yang berlebih pada kloramin. Hal ini menyebabkan
penurunan jumlah klor bebas dan masih ada residu klor aktif yang konsentrasinya
dianggap perlu sebagai desinfektan. Dengan kata lain, jumlah klor yang
klor aktif setelah tejadi BPC. (Alaert dan Sumestri, 1987 dan Brooks, 1999).
Desinfeksi merupakan salah satu proses dalam pengolahan air minum maupun air
26
limbah yang bertujuan untuk membunuh mikroorganisme patogen. Metode
menggunakan klor. Senyawa klor atau klorin yang berfungsi sebagai pengoksidasi
dapat berasal dari gas Cl2, atau dari garam-garam NaOCl dan Ca(OCl) 2 (kaporit)
kloramin organic dan kloramin, dan pembentukkan klor bebas. Metode BPC
dalam percobaan ini menggunakan beberapa bahan berupa klorin dan DPD free
klor Reagent.
3.2.1 Klorin
Klorin banyak digunakan dalam pengolahan air bersih dan air limbah
27
menghilangkan bau dan rasa pada pengolahan air bersih. Untuk mengoksidasi
Fe(II) dan Mn(II) yang banyak terkandung dalam air tanah menjadi Fe(III) dan
Mn(III).
Yang dimaksud dengan klorin tidak hanya Cl2 saja akan tetapi termasuk
pula asam hipoklorit (HOCl) dan ion hipoklorit (OCl -), juga beberapa jenis
dalamnya. Klorin dapat diperoleh dari gas Cl2 atau dari garam-garam NaOCl dan
Ca(OCl)2. Kloramin terbentuk karena adanya reaksi antara amonia (NH3) baik
pH air, karena terjadi pembentukan asam kuat. Akan tetapi penambahan klorin
dalam bentuk natrium hipoklorit akan menaikkan alkalinitas air tersebut sehingga
kesadahan total air yang didesinfeksi (Farida, 2002). Kaporit adalah senyawa
kimia ( CaOCl2 ), yg pada kadar tinggi bersifat korosif. Pada presentase rendah
disinfektan.
setiap unsur klor aktif seperti klor tersedia bebas dan klor tersedia terikat memiliki
aktif (residu) yang ditentukan melalui suatu analisa. Klor aktif dapat dianalisa
28
melalui metode spektrofotometri dengan menggunakan DPD (Dietil-p-
suatu larutan yang mengandung sisa klor aktif, reaksi terjadi seketika dan warna
warna yang dihasilkan oleh zat dalam kuantitas yang tidak diketahui dengan
warna yang sama yang dihasilkan oleh kuantitas yang diketahui dari zat yang akan
ditetapkan, dimana kadar klorin akan dibaca berdasarkan warna yang dibentuk
persamaan berikut:
OCl- Cl- + O
Ion klorida (Cl-) merupakan ion yang tidak aktif, sedangkan Cl2, HOCl, dan OCl
dianggap sebagai bahan yang aktif. Asam hipoklorit (HOCl) yang tidak terurai
adalah zat pembasmi yang paling efisien bagi bakteri (Lestari, dkk., 2008).
29
Asam hipoklorit (HOCl) memiliki sifat lebih reaktif dan merupakan
desinfektan yang kuat dari pada OCl-. Klor mampu membunuh mikroorganisme
patogen seperti virus dan bakteri dengan cara memecah ikatan kimia pada
molekulnya seperti merubah struktur ikatan enzim, bahkan merusak struktur kimia
enzim. Ketika enzim pada mikroorganisme kontak dengan klorin, satu atau lebih
dari atom hidrogen akan diganti oleh ion klor. Hal ini dapat menyebabkan
berubahnya ikatan kimia pada enzim tersebut atau bahkan memutus ikatan kimia
enzim, sehingga enzim pada mikroorganisme tidak dapat berfungsi dengan baik
dilewatkan melewati sebuah wadah (kuvet) yang berisi larutan, dimana akan
2007).
Spektrofotometri serapan adalah pengukuran serapan radiasi
sumber sinar monokromator, tempat sel untuk zat yang diperiksa, detektor,
penguat arus dan alat ukur atau pencatat. (Depkes RI, 1979).
30
Gambar 3. Spektrofotometer
Gambar 3 merupakan instrument spektrofotometer HACH DR 2800.
sampel yang terletak pada daerah UV. Memiliki waktu 500 jam
pemakaian.
2. Monokromator
Monokromator adalah alat yang akan memecah cahaya
31
Wadah yang digunakan untuk sampel dalam pengukuran
Sedangkan kuvet kuarsa dan kuvet kaca silika digunakan untuk analisis
Sinar kemudian diubah menjadi sinyal listrik oleh amplifier dan dalam
3.5 pH Meter
pH meter adalah sebuah instrument elektronik yang berfungsi untuk
meter terdiri dari sebuah elektroda (Probe pengukur) yang terhubung ke sebuah
TDS adalah alat untuk mengukur partikel padatan terlarut di air, yang tidak
tampak oleh mata. TDS meter tidak dapat digunakan untuk air panas, air es, air
payau, air accu dan jenis air atau cairan yang tidak termasuk dalam range
32
pengukuran dari spesifikasi alat ini. Gambar 4 menggambarkan jenis TDS meter
TDS (Total Dissolve Solid) yaitu ukuran zat terlarut (baik itu organik
maupun anorganik), misalnya garam, yang terdapat dalam larutan. TDS meter
menggambarkan jumlah zat terlarut dalam part per million (ppm). Cara kerja TDS
meter adalah dengan cara mencelupkan ke dalam air yang akan diukur (kira-kira 5
3.7 Turbidimeter
Turbidimeter (Gambar 5) adalah suatu instrument umum yang biasa
merupakan alat pengujian kekeruhan dengan sifat optik akibat dispersi sinar dan
yang datang. Intensitas cahaya yang dipantulkan oleh suatu suspense padatan
merupakan alat turbdimeter, alat ini biasa digunakan dalam pengolahan air bersih
untuk memastikan bahwa air yang akan digunakan memiliki kualitas yang baik
33
Gambar 5. Turbidimeter
Kekeruhan atau turbidity perairan dapat disebabkan oleh partiker-partikel
yang berasal dari bahan organik maupun anorganik seperti lumpur, sampah,
suatu cairan yang diukur dalam satuan Nephelometric Turbidity Units (NTU).
BAB 4
METODE PENELITIAN
34
Praktek Kerja Langsung (PKL) dilakukan di PT. Aetra Air TAngerang.
Pengujian jar test, uji fisik air, uji mikrobiologi, zat organik, kadar logam Fe &
Mn, dan kadar amonia yang terkandung di dalam air baku dilakukan di
Februari 2015. Jam kerja selama hari senin sampai dengan sabtu, dari pukul 08:00
dilakukan oleh mahasiswa Jurusan Kimia Fakultas Sains dan Teknologi UIN
Jurusan Kimia pada PT. Aetra Air Tangerang terbagi dalam 4 kategori:
b. Pengenalan Industri
35
Pengenalan industri dilakukan saat pertama kali memasuki PT. Aetra
Air Tangerang.
d. Penyusunan Laporan
diberikan kepada pihak PT. Aetra Air Tangerang dan Intitusi Pendidikan
Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui nilai pH, TDS, turbidity
sebelum dan sesudah penambahan klorin pada air baku yang disaring dan tidak
disaring
Alat yang digunakan dalam analisis ini yaitu, pH meter, TDS meter,
36
Bahan yang digunakan dalama analisis ini yaitu, sampel air baku (raw
a. Penyaringan Air
Alat separator funnel dipasang yang terdiri dari vakum, labu leher
panjang, gelas ukur dan kertas saring whatmann. Sebanyak 300 ml sampel
liter.
b. Pengukuran pH
c. Pengukuran TDS
tissue. nilai TDS sampel dibaca setelah TDS meter dicelupkan kedalam
d. Pengukuran Turbidity
37
kekeruhannya. Percobaan diuangi setelah air baku dengan penyaringan
diinjeksi klor.
Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui kadar Mn sebelum dan
Alat yang digunakan dalam analisis ini yaitu, 6 buah kuvet, pipet
Bahan yang digunakan dalam analisis ini yaitu sampel air baku (raw
“Main Menu”. Program no.265 dipilih untuk analisis Iron, kemudian tekan start.
Timer pada alat ditekan, maka periode reaksi 3 menit akan berlangsung
Warna orange akan terbentuk jika terdapat besi dalam sampel. Sebanyak
10 ml sampel diletakan dalam kuvet yang lain sebagai blangko. Setelah 3 menit
periode reaksi berakhir, kuvet yang berisi blanko diseka dengan tissue, tempatkan
dalam cell holder. “Zero” pada layar ditekan, akan menampilkan 0.00 mg/l Fe.
38
Dimasukkan kuvet yang berisi sampel yang telah disiapkan , ditekan“Read”.
Hasil dalam mg/L Fe akan ditampilkan. Percobaan diuangi setelah sampel air
Tujuan dari analisis ini adalah untuk kadar Fe sebelum dan sesudah
penambahan klorin pada air baku yang disaring dan tidak disaring
Bahan yang digunakan dalam analisis ini yaitu, sampel air baku (raw
water) yang sudah disaring, ascorbic acid RPP, Alkaline Cyanide Reagent dan
kuvet lain sebagai blanko. Ditambahkan satu pillow Ascorbic Acid RPP ke dalam
maing-masing kuvet yang telah berisi sampel dan aquadest tadi. Ditambahkan 12
untuk mencampurkan reagent. Akan terbentuk larutan keruh seulas. Kekeruhan ini
akan hilang setelah periode reaksi. Ditambahkan 12 tetes PAN Indicator Solution
39
ke dalam masing-masing kuvet. Putar perlahan untuk pencampuran yang
sempurna. Timer pada alat ditekan, maka periode reaksi 2 menit akan
berlangsung. Setelah 2 menit periode reaksi berakhir, kuvet yang berisi blanko
diseka dan ditempatkan dalam cell holder. Ditekan “Zero”, layar akan
menampilkan 0.00 mg/L Mn. Kuvet berisi sampel yang sudah disiapkan,
dimasukkan ke dalam cell holder, tekan “Read”, hasil dalam mg/L akan
klor, dan untuk sampel air baku tanpa penyaringan sebelum dan sesudah diinjeksi
klor.
Tujuan dari analisis ini yaitu untuk mengetahui kadar amonia sebelum dan
Bahan yang digunakan dalam analisis ini yaitu, sampel air baku (raw
water) yang disaring, aquades, reagen nessler, mineral stabilizer dan polyvinyl
alcohol.
selesai dilakukan dan layar menunjukkan tampilan “Main Menu”. Program n0.380
40
dipilih untuk menganalisis amonia, kemudian tekan “Start”. Sebanyak 25 ml
membolak-balikan gelas uku rpencampur selama beberapa saat. Timer pada alat
Setelah periode reaksi berlangsung, kuvet yang berisi blanko disekat dan
ditempatkan di cell holder. Ditekan “Zero”, layar akan menampilkan 0.00 mg/L
NH3-N. Kuvet yang berisi sampel yang sudah disiapkan, dimasukkan, tekan
“Read” maka hasil dalam mg/L NH3-N akan ditampilkan. Percobaan diuangi
Tujuan dari analisis ini adalah untuk mengetahui dosis optimum dalam
penggunaan klorin pada air baku dan mengetahui pengaruh penambahan klorin
terhadap pH, TDS, turbidity, kadar logam Fe dan Mn, dan amonia pada air baku.
41
4.6.1 Alat dan Bahan
Alat yang digunakan dalam analisis ini yaitu, botol sampling 6 buah, gelas
ukur 1000 ml, kuvet (sample cell) 7 buah, pipet volumetrik dan spektrofotometer
water) yang sudah disaring, DPD Free Klor Reagent Powder Pillow dan aquades.
6 ppm, 7 ppm, dan 8 ppm. Dikocok agar homogen dan didiamkam selama 30
Klor RPP. Ditekan timer pada alat, maka periode reaksi 3 menit akan
sebagai blanko. Setelah 3 menit periode reaksi berakhir, kuvet yang berisi
blanko diseka dan tempatkan kedalam cell holder. Ditekan “Zero”. Layar
akan menampilkan 0.00 mg/L Cl2. Kuvet yang berisi sampel yang telah
mg/L Cl2 akan ditampilkan. Percobaan diulangi untuk sampel air baku tanpa
42
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
pengukuran awal dari pH, TDS, Turbidity, kadar besi (Fe), kadar mangan (Mn),
dan kadar amonia dari sampel air baku. Sampel yang digunakan dalam penelitian
adalah air baku (raw water) tanpa penyaringan, dan air baku yang sudah melalui
2 ppm 7 55 351
3 ppm 7.04 54 335
4 ppm 6.97 61 365
5 ppm 7 56 345
6 ppm 7.05 54 356
7 ppm 6.97 55 345
terendah dari sampel air baku sebesar 6.97 sedangkan pH tertinggi sebesar 7.05.
Nilai TDS terendah sebesar 54 dan nilai TDS terbesar sebesar 61. Nilai turbidity
terendah sebesar 335 NTU, dan nilai turbidity terbesar sebesar 365 NTU.
Tabel 2. Data Analisis Fisik Air Baku (Raw Water) Pada Percobaan
43
Kedua
Konsentrasi pH TDS Turbidity (NTU)
4 ppm 7.02 81 85.3
5 ppm 7.02 81 85.3
6 ppm 7.02 81 85.3
7 ppm 7.02 81 85.3
air baku sebesar 7.02, nilai TDS sebesar 81 dan nilai turbidity sebesar 85.3 NTU.
Pada percobaan kedua, pengukuran pH, TDS dan turbidity dilakukan setelah
sampel air baku ditempatkan dalam satu wadah besar agar nilainya sama, karena
untuk penambahan klorin pada sampel air baku tanpa penyaringan adalah sebesar
5 ppm. Penambahan klorin dapat dilebihkan menjadi 6 ppm sebagai fungsi dari
klor aktif.
Tabel 3. Penentuan Dosis Klorin Untuk Sampel Air Baku Tanpa Penyaringan
dengan BPC
Konsentrasi (ppm)
Waktu 3 ppm 4 ppm 5 ppm 6 ppm 7 ppm 8 ppm
30 menit 0.05 1.53 0.7 1.22 1.39 1.32
45 menit 0.21 1.8 0.85 1.29 1.55 1.53
60 menit 0.35 1.72 0.85 1.08 1.38 1.37
75 menit 0.34 1.7 0.66 1.07 1.33 1.35
44
4 6 8
dengan konsentrasi sisa klor (ppm) pada sampel air baku tanpa penyaringan.
Dengan melihat gambar 7. dapat ditentukan dosis klor untuk sampel air baku
senyawa pereduksi yaitu besi (Fe) dan mangan (Mn) kemudian terbentuk
konsentrasi diatas 4 ppm sampai5 ppm terjadi reaksi antara klor dan ammonia,
terdapat titik break point chlorination. Pada konsentrasi 5 ppm sampai 8 ppm,
45
Waktu 4 ppm 5 ppm 6 ppm 7 ppm
30 menit 0.54 0.24 0.38 0.30
45 menit 0.41 0.21 0.29 0.25
60 menit 0.25 0.17 0.27 0.28
75 menit 0.25 0.15 0.17 0.20
air baku dengan proses penyaringan adalah sebesar 5 ppm. Hal ini dapat diketahui
4 5 6 7
dengan sisa klor aktif (ppm). Dengan melihat gambar 7. dapat ditentukan dosis
klor untuk sampel air baku tanpa penyaringan dengan berpacu pada titik break
point chlorination.
Pada konsentrasi 4 ppm sampai 5 ppm terjadi reaksi antara klor dan
ammonia, kemudian terjadi reaksi oksidasi kloramin, sehingga kadar Cl2 menurun,
disinilah terdapat titik break point chlorination. Pada konsentrasi 5 ppm sampai 7
46
5.3 Analisis Pengaruh Penambahan Klorin Terhadap pH, TDS, Turbidity,
pH menjadi basa, menaikan nilai TDS, menurunkan nilai turbidity, kadar amonia,
kadar logam besi (Fe) dan kadar logam mangan (Mn) dalam sampel air baku (raw
Air Baku
Logam-logam dalam sampel air baku dikomplekskan oleh mineral
47
Diketahui kadar amonia awal pada sampel air baku dengan
air terurai menjadi ion OCl- yang kemudian bereaksi dengan amonia
bereaksi dengan zat organic. Adanya klor berlebih (sisa klor aktif) akan
ion Fe terlarut dalam sampel air baku menjadi Fe2+ yang kemudian
48
membentuk senyawa kompleks berwarna orange yang dapat diukur
absorbansinya.
Tabel 8. Pengaruh penambahan klor terhadap kadar besi (Fe)
dan (Mn) Pada Sampel Air Baku Tanpa Penyaringan
Fe (ppm) Mn (ppm)
Konsentrasi Awal Akhir Awal Akhir
2 ppm 4.15 3.13 3.16 0.86
3 ppm 4.15 4.06 3.16 0.86
4 ppm 4.15 4.07 3.16 0.89
5 ppm 4.15 3.5 3.16 0.94
6 ppm 4.15 3.89 3.16 0.85
7 ppm 4.15 3.5 3.16 0.84
logam besi (Fe) dan mangan (Mn) pada sampel air baku tanpa
logam besi (Fe). Hal ini dikarenakan ion Cl- dari natrium hipoklorit
mengoksidasi logam Fe2+ dan Mn2+ terlarut menjadi Fe3+ dan Mn3+ .
49
Setelah masing-masing sampel air baku diukur kadar Fe dan Mn
nya, diketahui kadar awal Fe dan 4.15 ppm dan Dan kadar awal Fe pada
sampel air baku dengan penyaringan adalah sebesar 0.53 ppm. Kadar
penambahan NaOCl.
maka semakin banyak zat kimia (ion Cl -) yang terlarut, sehingga nilai TDS
Hipoklorit lepas. Ion –Na+ bereaksi dengan air sedangkan Ion –OCl -
pH dan TDS, dan menurunkan nilai turbidity sampel air baku dengan
50
penyaringan. Begitu pula pada sampel air baku tanpa penyaringan, dapat
BAB 6
PENUTUP
6.1 Kesimpulan
1. Dosis optimum untuk sampel air baku yang telah disaring dengan nilai
pH sebesar 7.02, turbidity sebesar 85.3 NTU, TDS sebesar 81, kadar
amonia sebesar 1.06 dan kadar logam besi sebesar 0.53 ppm adalah
sebesar 5 ppm.
2. Dosis optimum untuk sampel air baku yang telah disaring dengan nilai
sebesar 55.83, kadar logam besi rata-rata sebesar 4.15 ppm, dan kadar
6.2 Saran
51
Pemakaian klorin memiliki nilai positif sebagai disinfektan dan
pengoksidasi pada WTP. Namun sebagaimana kita ketahui, zat kimia selalu
memiliki efek samping bagi manusia. Sedikit demi sedikit lama-lama klorin akan
mempengaruhi tubuh. Klorin akan membentuk zat sampingan berupa TMH yang
dapat menyebabkan kanker dan beberapa penyakit lain. Pemakaian ozon akan
lebih efektif sebagai disinfektan dan zat pengoksidasi. Meskipun harga yang
dikeluarkan akan lebih mahal, namun ozon tidak menghasilkan zat TMH dan
DAFTAR PUSTAKA
Alaerts, G., Sri Sumestri dan Santika, 1987. Metoda Penelitian Air., Penerbit
Usaha Nasional: Surabaya.
Anonim. 2008. Latar Belakang, Visi Misi Aetra dan Nilai-nilai Aetra [Internet].
[diunduh Senin 12 Januari 2015 Tersedia pada: http://aat.co.id
52
Brooks,A Matthew. 1999. Breakpoint Chlorination as an Alternate Means of
Ammonia-Nitrogen Removal at a Water Reclamation Plant. Environmental
Sciences and Engineering. Northern Virginia Center: Virgina.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan,Penerbit Kanisius: Yogyakarta.
Ewing, G.W. 1975. Instrumental Methodes of Chemical Analysis. 4th ed. pp.148-
162, McGraw-Hill Kogakhusya, Ltd.
Farida Hanum. 2002. Proses Pengolahan Air Sungai Untuk Keperluan Air Minum.
Universitas Sumatra Utara; Sumatera Utara.
Janelle Crossgrove dan Wei Zheng. 2004. Review Article : Manganese Toxicity
Upon Overexposure. Indiana – USA : John Wiley & Sons, Ltd.
Linsley,Ray K. dan Franzini, Joseph B. (1991). Teknik Sumber Daya Air. Jilid II:
Diterjemahkanoleh Djoko Sasongko: Penerbit Erlangga
Mahyuddin, Kholish. 2010. Panduan Lengkap Agrobisnis Patin. Penebar
swadaya: Jakarta.
Margaretha, Rizka Mayasari, Syaiful. Subroto. 2012. Pengaruh Kualitas Air Baku
Terhadap Dosis Dan Biaya Koagulan Aluminium Sulfat Dan Poly
Aluminium Chloride. Jurnal Teknik Kimia Vol. 18, No. 4 hal. 22
53
Pescod, M.B. 1973. Investigation of Rational Effluen and Stream Standard for
Tropical Countries. London:AIT
Suripin. (2002). Pelestarian Sumber Daya Tanah dan Air. Yogyakarta : Andi
Yogyakarta.
LAMPIRAN
54
Gambar 8. Peserta PKL Gambar 9. Lobby PT. Aetra Air Tangerang
Gambar 14. Rumah Pompa Distribusi Gambar 15. Pompa Injeksi Klorin
55
Lampiran 2. Raw Water Intake Pintu 10 Sungai Cisadane PT Aetra Air
Tangerang
56
Gambar 16. Raw Water Intake di Sungai Cisadane
57
Gambar 19. Laboratorium Instalasi Pengolahan Air PT Aetra Air Tangerang
58
Gambar 20. pH Meter Gambar 21. Reagent Uji Kadar Amonia
Gambar 24. TDS Meter Gambar 25. Reagent Uji Kadar Fe dan Mn
59
Gambar 26. Kuvet Gambar 27. Botol Sampling
60