1. First Speaker
Media sosial merupakan suatu alat yang membantu manusia untuk bisa saling bersosialisasi dan
berkomunikasi dengan menggunakan perangkat komunikasi tertentu secara online.
Lalu bagaimana media sosial atau sosial media justru membuat orang menjadi bersikap antisosial:
1.Penggunaan media sosial untuk hal-hal yang tidak penting akan cendrung
membuat seseorang bersifat individualistik dan cendrung tertutup dengan
kehidupan di lingkungannya.
2.Media sosial dianggap sebagai alat yang mampu menjanjikan popularitas dan
penghargaan diri bagi penggunanya, mereka menganggap banyaknya orang yang
menglikestatus, mengomentari status atau foto-foto mereka adalah suatu bentuk
penghargaan terhadap diri mereka sendiri.
3.Pengguna media sosial tahan berjam-jam melihat gadget dan mengecek akun
mereka di bandingkan harus berlama-lama berdiskusi dengan teman, orang lain
bahkan keluarganya sendiri.
4.Pengguna media sosial menganggap bahwa orang-orang yang ada di dunia maya
lebih berpengaruh dalam kehidupan mereka di bandingkan dengan orang-orang
yang ada di dunia nyata.
6.Pengguna sosial media memiliki “nilai sosial” yang tinggi di dunia maya, tapi
antisosial untuk dunia nyata mereka.
7.Sikap sosial yang ditunjukkan oleh pengguna sosial media adalah sikap semu
sosial.
2. Second Speakerl
Ada beberapa dampak yang didapatkan dari sikap anti sosial ini. Beberapa di antaranya
yaitu akan menjadi antisosial karena kita hanya fokus bermain kita tanpa bersosial di dunia
nyata. Cuek atau tidak peduli terhadap lingkungan sekitar karena fokus terhadap -nya.
- Menghancurkan hubungan pertemanan
Istilah yang sering digunakan beberapa orang adalah Phubbing (phone snubbing).
Beberapa remaja SMA yang biasa berkumpul di kantin sekolah yang biasanya ngobrol dan
becanda tetapi saat ini di jam istirahat digunakan untuk menunduk ke layar daripada
berinteraksi. Mungkin kita merasa ini sepele tetapi, bila terus menerus, kemampuan kita
berkomunikasi langsung (tatap muka) akan berkurang, bukan hanya kepada orang baru, ini
juga akan berimbas ke orang dekat sekeliling kita dan ini sangat merugikan diri sendiri.
Saran: komunikasi tatap muka adalah yang paling efektif. Bilapun terpaksa, Anda harus tau
bahwa bergerak di dunia maya dan Anda di dunia nyata.
- Gila Mengabadikan Kejadian
Ada sisi yang menguntungkan dari “kegilaan memoto atau merekam” pengguna yang biasa
kita sebut dengan selfie atau wefie. Tidak jarang, rekaman dari netizen pengguna bisa
menjadi bukti beberapa kasus seperti pengeboman, pembunuhan, kecelakan dan lain
sebagainya. Sayangnya, “kegilaan” mengabadikan itu terkadang berlebihan, sampai-sampai
hal yang tidak perlu diabadikan pun tetap direkam atau difoto, di- jejaring sosial. Dan yang
lebih memprihatinkan, bila ada kejadian yang seharusnya si perekam mampu menolong
korban tetapi dia memilih untuk merekam terus. Ini sesuatu hal yang sangat tidak
manusiawi, tetapi itu memang terjadi.
-Sulit melepaskan diri
Kapanpun, dimanapun asal masih memiliki jaringan internet maka Anda bisa langsung
masuk ke dunia maya. Anda langsung bisa dengan sekejap membaca email masuk,
menjawab komentar orang di website pribadi Anda, mengupload keseharian seperti baru
sampai kantor, memotret kejadian di perjalanan. Ini yang membuat orang-orang sulit
terlepas dari . Sepertinya, sebagian hidupnya sudah ada di sana.
Kesimpulan dari Phubbing menjadi penyebab sekitar 40-50% dari berakhirnya hubungan
romantik dan menyebabkan kerentanan dalam hubungan antar individu dalam konteks
yang lebih luas. Sangat ironis karena awalnya gadget dimaksudkan untuk menjadi alat
ikomunikasi antar individu dan untuk memudahkan dan mendukung komunikasi, namun
sekarang justru menjadi bumerang, menjadi kendala dalam hubungan interpersonal.