Anda di halaman 1dari 4

MENGUMPULKAN BUKTI AKHIR

 SA 315: Revisi Penilaian Risiko

(31) Penilaian risiko auditor atas risiko kesalahan penyajian material pada tingkat asersi dapat
berubah selama pelaksanaan audit, sejalan dengan diperolehnya bukti audit tambahan. Dalam
kondisi ketika auditor memperoleh bukti audit dari pelaksanaan prosedur audit lanjutan, atau
ketika informasi baru diperoleh, yang kedua bukti tersebut tidak konsisten dengan bukti audit
awal yang menjadi dasar penilaian, auditor harus merevisi penilaian tersebut, dan oleh karena
itu, memodifikasi prosedur audit lanjutan yang direncanakan sebelumnya. (Ref: Para. A130)

(A130) Cara pendokumentasian auditor untuk memenuhi ketentuan paragraf 32 dilakukan


dengan menggunakan pertimbangan profesional. Sebagai contoh, penialain risiko mungkin
didasarkan pada suatu ekspetasi bahwa pengendalian tertentu beroperasi secara efektif. Dalam
melaksanakan pengujian terhadap pengendalian tersebut, auditor dapat memperoleh bukti
auditbahwa pengendalian tersebut tidak beroperasi secara efektif pada waktu yang relevan
selama audit.

 SA 330 : Prosedur Audit Sebagai Respon Terhadap Risiko Kesalahan Penyajian Material
yang Telah Dinilai pada Tingkat Asersi

(6) Auditor harus merancang dan mengimplementasikan prosedur audit lebih lanjut yang sifat,
saat, dan luasnya didasarkan pada dan merupakan respon terhadap risiko kesalahan penyajian
material yang telah dinilai pada tingkat asersi. (Ref: A4-A8)

(A4) Penilaian risiko telah diidentifikasi oleh auditor pada tingkat asersi memberikan suatu
dasaruntuk mempertimbangkan pendekatan audityang tepat untuk merancang dan
melaksanakan prosedur audit lebih lanjut. Misalnya auditor dapat menetukan bahwa:

a) Dengan melakukan pengujian pengendalian saja, auditor dapat mencapai respon yang
efektif untuk risiko kesalahan penyajian material yang telah dinilai untuk asersi tertentu;
b) Melaksanakan prosedur substantif saja adalah yang tepat untuk asersi tertentu dan,
oleh karena itu, auditor mengabaikan dampak pengendalian dan penilaian risiko yang
relevan;
c) Kombinasi pendekatan dengan menggunakan pengujian pengendalian dan prosedur
substantif merupakan suatu pendekatan yang efektif.
(A5) Sifat suatu prosedur audit mengacu kepada tujuan dilakukannya prosedur tersebut
(sebagai contoh, pengujian pengendalian atau prosedur substantif) dan tipe prosedur audit
tersebut (sebagai contoh, inspeksi, observasi, permintaan keterangan, konfirmasi, perhitungan
ulang, pelaksanaan kembali, atau prosedur analitis). Sifat prosedur audit tersebut merupakan
hal paling penting dalam merespon risiko yang telah dinilai.

(A6) Saat prosedur audit mengacu kepada kapan prosedur tersebut dilaksanakan, atau periode
atau tanggal bukti audit tersebut berlaku.

(A7) Luas prosedur audit mengacu kepada kuantitas prosedur yang dilaksanakan, misalnya
ukuran sampel atau jumlah observasi terhadap tingkat aktivitas pengendalian.

(A8) Perancangan dan pelaksanaan prosedur audit lebih lanjut yang sifat, saat, dan luasnya
didasarkan pada dan merupakan respon terhadap risiko kesalahan penyajian material yang
telah dinilai pada tingkat asersi memberikan kaitan yang jelas anata prosedur audit lebih lanjut
dan penilaian risiko yang dilakukan oleh auditor.

 SA 520 : Prosedur Analitis yang Membantu Ketika Membentuk Kesimpulan


Keseluruhan

(6) Auditor harus merancang dan melaksanakan prosedur analitis mendekati akhir audit yang
membantu auditor ketika membentuk kesimpulan keseluruhan tentang apakah laporan
keuangan telah disajikan konsisten dengan pemahaman auditor atas entitas. (Ref: Para.A17-
A19)

(A17) Kesimpulan yang diperoleh dari hasil prosedur analitis yang dirancang dan dilaksanakan
sesuai dengan paragraf 6 dimaksudkan untuk menguatkan kesimpulan yang dapat dibuat
selama audit laporan keuangan individual komponen atau unsur-unsur laporan keuangan. Hal
ini membantu auditor untuk membentuk kesimpulan yang layak sebagai dasar bagi opini
auditor.

(A18) Hasil prosedur analitis tersebut dapat mengidentifikasi risiko kesalahan penyajian yang
sebelumnya tidak disadari. Dalam kondisi ini, SA 315 mengharuskan auditor untuk mengubah
penilaian risiko kesalahan penyajian material dan memodifikasi prosedur audit yang telah
direncanakan lebih lanjut sesuai dengan risiko tersebut.

(A19) Prosedur analitis yang dilaksanakan berdasarkan paragraf 6 dapat sama dengan prosedur
yang akan digunakan dalam penilaian risiko.
MENGEVALUASI HASIL

 SA 540 : Indikator Kemungkinan Keberpihakan Manajemen

(21) Auditor harus mereviu pertimbangan dan keputusan yang dibuat oleh manajemen dalam
membuat estimasi akuntansi untuk mengidentifikasi apakah ada indikator tentang
kemungkinan keberpihakan manajemen. Indikator tentang kemungkinan keberpihakan
manajemen tidak dengan sendirinya merupakan kesalahan penyajian untuk tujuan penarikan
kesimpulan atas kewajaran estimasi akuntansi secara individual. (Ref: Para. A124-A125)

(A124) Selama audit, auditor mungkin sadar atas pertimbangan dan keputusan yang dibuat oleh
manajemen yang menimbulkan indikator tentang kemungkinan keberpihakan manajamen.
Indikator tersebut dapat berdampak terhadap kesimpulan auditor tentang apaah penilaian
risiko auditor dan respon yang berkaitan masih tepat, dan auditor mungkin perlu
mempertimbangkan implikasi atas sisa auditnya.

(A125) Contoh indikator tentang kemungkinan keberpihakan manajemen yang berkaitan


dengan estimasi akuntansi mencakup:

a) Perubahan dalam estimasi akuntansi atau metode untuk membuat estimasi tersebut,
ketika manajemen telah membuat suatu penilaian yang subjektif bahwa terdapat
perubahan dalam kondisi.
b) Penggunaan asumsi sendiri untuk estimasi akuntansi nilai wajar ketika asumsi tersebut
tidak konsisten dengan asumsi pasar yang dapat diobservasi.
c) Pemilihan atau konstruksi suatu asumsi signifikan yang menghasilkan suatu estimasi
tunggal yang menguntungkan untuk mencapai tujuan manajemen.
d) Pemilihan suatu estimasi tunggal yang mungkin menunjukkan suatu pola optimis atau
pesimis.

 SA 700 : Aspek Kualitatif Praktik Akuntansi Entitas

(12) Auditor harus mengevaluasi apakah laporan keuangan disusun, dalam semua hal yang
material, sesuai dengan ketentuan dalam kerangka pelaporan keuangan yang berlaku.
Pengevaluasian tersebut harus mencakup pertimbangan atas aspek kualitatif praktik akuntansi
entitas, termasuk indikator kemungkinan penyimpanan dalam pertimbangan manajemen (Ref:
Para. A1-A3)
(A1) Manajemen membuat sejumlah pertimbangan tentang angka-angka dan pengungkapan
dalam laporan keuangan.

(A2) SA 260 berisi suatu pembahasan tetang aspek kualitatif praktik akuntansu. Dalam
mempertimbangkan aspek kualitatif praktik akuntansi entitas, auditor mungkin menyadari
adanya kemungkinanpertimbangan manajemen yang bias. Auditor dapat menyimpulkan bahwa
pengaruh kualitatif dari suatu kekurangan netralitasan, bersama dengan pengaruh kesalahan
penyajian yang tidak dikoreksi, menyebabkan terjadinya kesalahan penyajian dalam laporan
keuangan keseluruhan. Indikator terdapatnya suatu kekurang netralitasan yang dapat
mempengaruhi pengevaluasian auditor tentang apakah terdapat kedalahan penyajian material
dalam laporan keuangan secara keseluruhan mencakup hal-hal dibawah ini:

a) Koreksi selektif atas kesalahan penyajian yang disampaikan kepada manajemen selama
audit (sebagai contoh, mengoreksi kesalahan penyajian yang bedampak pada terjadinya
peningkatan pada laba yang dilaporkan, tetapi tidak mengoreksi kesalahan penyajian
yang berdampak pada terjadinya penurunan pada laba yang dilaporkan).
b) Kemungkinan adanya pertimbangan manajemen yang bias dalam membuat estimasi
akuntansi.

(A3) SA 540 mengatur kemungkinan adanya pertimbangan manajemen yang bias dalam
membuat estimasi akuntansi. Indikator terdapatnya pertimbangan manjemen yang bias bukan
merupakan kesalahan penyajian untuk tujuan penarikan kesimpulan tentang kewajaran
estimasi akuntansi individual. Namun, pertimbangan manajemen yang bias dapat
mempengaruhi pengevaluasian auditor tentang apakah laporan keuangan secara keseluruhan
bebas dari kesalahan penyajian material.

Anda mungkin juga menyukai