Anda di halaman 1dari 101

GAMBARAN TINGKAT PENGETAHUAN IBU TENTANG MOTORIK

KASAR PADA ANAK USIA 5-6 TAHUN DI TK PAUD QUANTUM

FIKRIYAH SAMARINDA

KARYA TULIS ILMIAH

Disusun Dalam Rangka

Ujian Akhir Program D-III Keperawatan

Akademi Keperawatan Yarsi Samarinda

Tahun Akademik 2019

Oleh

YENNI SRI JULIARTY

16.11.4066.E.A.0034

YAYASAN RUMAH SAKIT ISLAM

AKADEMI KEPERAWATAN YARSI SAMARINDA

2019

i
LEMBAR PENGESAHAN

Karya Tulis Ilmiah ini telah Dipertahankan

Di Depan Tim Penguji

Pada Akademi Keperawatan Yarsi Samarinda

Pada tanggal 02 Mei 2019

Tim Penguji :

1. Penguji I : Ns. Misbah Nurjannah, M.Kep (.....................)

2. Penguji II : Ns. Dwi Widyastuti, M.Kep (......................)

3. Pembimbing : Ns. Mungkasip, M.Kep (......................)

Mengesahkan,

Direktur Akper Yarsi Samarinda

Ns. Mungkasip, M.Kep

NIDN:11-2608-7601

ii
PERNYATAAN ORISINALITAS

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Yenni Sri Juliarty
NPM : 16.11.4066.E.A.0034
Judul KTI : Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Motorik Kasar
Pada Anak Usia 5-6 Tahun Di Tk Paud Quantum Fikriyah
Samarinda

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Karya Tulis Ilmiah ini


merupakan hasil karya cipta saya sendiri atau bukan flagiat, begitu pula hal yang
terkait di dalamnya baik mengenai isinya, sumber yang dikutip/dirujuk, maupun
teknik di dalam pembuatan dan penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini.

Pernyataan ini akan saya pertanggungjawabkan sepenuhnya, apabila


dikemudian hari terbukti bahwa Karya Tulis Ilmiah ini bukan hasil karya cipta
saya atau flagiat atau jiblakan, maka saya bersedia menerima sanksi atas
perbuatan tersebut berdasarkan Undang-undang yang berlaku.

Dibuat di : Samarinda
Pada Tanggal : 25 Januari 2019

Saya yang menyatakan,

Yenni Sri Juliarty


Kutipan UU No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional:
Pasal 25 (2) : Lulusan Pergutuan Tinggi yang karya ilmiahnya digunakan
untuk memperoleh gelar akademik, profesi, atau vokasi
terbukti merupakan jiblakan akan dicabut gelarnya
Pasal 70 : Lulusan Perguruan Tinggi yang karya ilmiahnya digunakan
untuk mendapatkan gelar akademik, profesi, atau vokasi
sebagainya dimaksud pasal 25 ayat (2) terbukti merupakan
jiblakan dipidana dengan pidana penjara paling lama dua
tahun dan atau pidana denda paling banyak Rp. 200.000.000
(dua ratus juta rupiah).

iii
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:


Nama : Yenni Sri Juliarty
NPM : 16.11.4066.E.A.0034
Judul KTI : Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Motorik Kasar
Pada Anak Usia 5-6 Tahun Di Tk Paud Quantum Fikriyah
Samarinda

Sebagai civitas akademika Akademi Keperawatan Yarsi Samarinda, yang


turut serta mendukung pengembangan ilmu pengetahuan, menyetujui untuk
memberikan kepada Akademi Keperawatan Yarsi Samarinda Hak Bebas Royalti
atas Karya Tulis Ilmiah saya yang berjudul:

“Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Motorik Kasar Pada Anak Usia 5-6
Tahun Di Tk Paud Quantum Fikriyah Samarinda”

Dengan adanya Hak Bebas Royalti ini maka, Akademi Keperawatan Yarsi
Samarinda mempunyai kebebasan secara penuh untuk menyimpan, melakukan
editing, mengalihkan ke format/media yang berbeda, melakukan kelolaan berupa
database, serta melakukan publikasi tugas akhir saya ini dengan pertimbangan
tetap mencantumkan nama penulis/pencipta dan sebagai pemilik Hak Cipta.
Pernyataan ini saya buat dengan sebenar-benarnya.

Dibuat di : Samarinda
Pada Tanggal : 25 Januari 2019

Saya yang menyatakan,

Yenni Sri Juliarty

iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP

1. Identitas

Yenni Sri Juliarty, lahir di Muara Muntai, pada tanggal 29 Juli 1998,
anak perempuan dari bapak Kusdedi Hartono (Alm) dengan ibu Herlinawati,
adik dari Tonny Hendrwan, Lenny Sri Winarty, dan Aftur benny hendrawan,
beragama islam, suku kutai, kewarganegaraan Indonesia, beralamat jalan R.A
Kartini Rt. 001, Kelurahan/Desa Muara Muntai Ilir, Kecamatan Muara Muntai.
Hobbi Menari.

2. Pendidikan

Penulis memasuki SD Negeri 011 Muara Muntai, pada tahun 2005 – 2010
dan kemudian melanjutkan SMP Negeri 1 Muara Muntai, pada tahun 2010 –
2013 dan setelah itu melanjutkan ke SMA Negeri 1 Tenggarong dengan
jurusan Ilmu Pengetahuan Sosial pada tahun 2013 – 2016. Saat ini dalam
pendidikan program Diploma III Keperawatan di Akademi Keperawatan
Yayasan Rumah Sakit Islam Samarinda angkatan XVI.

3. Motto

‘’ Kesuksesan berawal dari sebuah mimpi, tidak ada kesuksesan tanpa Do’a
dan Usaha ‘’.

v
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum Wr. Wb

Alhamdulillah, segala puji bagi allah SWT yang telah melimpahkan

rahmat dan hidayah-Nya sehingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah yang berjudul

‘’Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Motorik Kasar Pada Anak Usia 5-6

tahun Di Tk Paud Quantum Fikriyah Samarinda” dapat diselesaikan. Sholawat

dan salam tidak akan terlupakan dan selalu tercurah kepada junjungan Nabi

Muhammad SAW, beserta para sahabat dan keluarga beliau. Karya Tulis Ilmiah

ini disusun untuk memenuhi salah satu syarat dalam menempuh Ujian Akhir

Program D-III Keperawatan pada Akademi Keperawatan Yayasan Rumah Sakit

Islam Samarinda tahun 2019.

Adapun penyusunan Karya Tulis Ilmiah ini, penulis banyak mengalami

hambatan dan kesulitan, namun berkat bimbingan, pengarahan dan bantuan, dari

berbagai pihak penulis dapat menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini dengan baik.

Untuk itu perkenankan penulis mengucapkan terima kasih kepada :

1. Bapak Ns. Mungkasip, M.Kep selaku Direktur Akademi Keperawatan Yarsi

Samarinda

2. Bapak Ns. Mungkasip, M.Kep selaku Pembimbing Karya Tulis Ilmiah

3. Ibu Ns. Misbah Nurjannah, M.Kep selaku Penguji I

vi
4. Ibu Ns. Dwi Widyastuti,M.Kep selaku Penguji II

5. Seluruh Staf Dosen pengajar, Tata Usaha, Perpustakaan Akademi

Keperawatan Yarsi Samarinda

6. Orang Tua : Bapak Alm. Kusdedi Hartono dan Ibu Herlinawati, terima kasih

selalu memberi dukungan moril maupun materil, semangat serta do’a dan

nasihat yang tak pernah putus demi keberhasilan penulis.

7. Seluruh keluarga besar saya yang telah memberikan dukungan, semangat

serta do’a dan nasihat, khususnya terimakasih buat saudara saya Andi S.E

(Mas Andi), Aftur Benny Hendrawan (Kak Benny) , Tonny Hendrawan (Kak

Tonny) dan Lenny Sri Winarty (Kak Lenny) selaku saudara kandung saya.

8. Sahabat Saya Dewi Nur Khayatun, Icko Pranstio Sadewo, yang selama ini

selalu ada untuk memberikan semangat kepada saya untuk membuat Karya

Tulis Ilmiah ini.

9. Seluruh teman-teman angkatan XVI dan teman-teman satu bimbingan dengan

saya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu nama-namanya baik secara

langsung atau pun tidak langsung telah bersama-sama bersemangat untuk

menyelesaikan Karya Tulis Ilmiah ini.

10. Semua pihak yang telah membantu sehingga penyusunan Karya Tulis Ilmiah

ini dapat terselesaikan.

Penulis menyadari bahwa dalam Karya Tulis Ilmiah ini masih banyak

terdapat kekurangan maupun kesalahan, baik dari segi isi maupun metode

vii
penulisan. Oleh karena itu saya mengharapkan adanya saran dan kritik dari

semua pihak yang bersifat membangun demi perbaikan Karya Tulis Ilmiah ini

pada masa yang akan datang.

Akhirnya harapan dari penulis semoga Karya Tulis Ilmiah ini dapat

bermanfaat bagi perkembangan dunia keperawatan selanjutnya.

Wassalamu’alaikum Wr. Wb

Samarinda, 02 Mei 2019

YENNI SRI JULIARTY

viii
DAFTAR ISI

Halaman judul ……………………………………………………………............. I


Lembar pengesahan……………………………………………………………….. Ii
Pernyataan orisinalitas penelitian ……………………………................................ Iii
Pernyataan persetujuan publikasi ………………………………............................ Iv
Daftar riwayat hidup…………………………………………………………….... V
Kata pengantar …………………………………………………………………… vi
Daftar isi …………………………………………………………………….......... Ix
Daftar tabel………………………………………………………………………... Xii
Daftar gambar…………………………………………………………….............. Xiii
Daftar lampiran…………………………………………………………………… Xvi
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang ……………………………………………………… 1

1.2 Rumusan Masalah …………………………………………………... 6

1.3 Tujuan Penelitian …..………………………………………………… 6

1.4 Manfaat Penelitian …………………………………………………... 7

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA


2.1 Pengetahuan… ……………………………………………………….. 8
2.1.1 Pengertian ……………….……………………………………… 8
2.1.2 Tingkat pengetahuan……………………..…………………….. 8
2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan……………….. 10
2.1.4 Pengukuran pengetahuan……………………………………….. 12
2.2 Konsep usia 13
2.2.1 Pengertian usia…………………………………………………. 13
2.2.2 Usia Kronologis………………………………………………... 13
2.2.3 Usia Mental…………………………………………………….. 13
2.2.4 Usia Biologis…………………………………………………... 14
2.3 Ibu……..…………………………………………………………….... 14

ix
2.4 Tumbuh kembang anak……………………………………………….. 17
2.4.1Pengertian ……………………………………………………… 17
2.4.2 Tahapan tumbuh kembang anak ………………………………. 18
2.4.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang………… 19
2.4.4 Ciri-ciri tumbuh kembang anak………..……………………… 19
2.5 Perkembangan Motorik kasar………………………………………… 20
2.5.1 Pengertian……………...……………….……….………………. 20
2.6 Pengaruh Perkembangan Motorik kasar……………………………… 21
2.6.1 Pengertian……………………………………………………….. 21
2.6.2 Tahapan perkembangan motorik ………………………………. 22
2.6.3 Prinsip perkembangan motorik…………………….…..………. 23
2.5 Kerangka Teori ………………………………………………………. 29
BAB 3 KERANGKA KONSEP
3.1 Kerangka Konsep …………………………………………………….. 30
BAB 4 METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Jenis Penelitian ……………………………………………………...... 31
4.2 Lokasi dan waktu penelitian………………………………………….. 31
4.2.1 Lokasi penelitian………………………………………………… 31
4.2.2 Waktu penelitian……...………………………………………….. 31
4.3 Populasi dan sampel 32
4.3.1 Populasi………………………………………………………….. 32
4.3.2 Sampel…………………………………………………………… 32
4.3.3 Kriteria inklusi dan kriteria eklusi………………………………. 32
4.4 Variabel penelitian……………………………………………………. 33
4.5 Definisi operasional…………………………………………………… 33
4.6 Instrumen penelitian…………………………………………………... 33
4.7 Prosedur pengambilan data…………………………………………… 34
4.8 Analisa data…………………………………………………………… 35
4.8.1 Teknik analisa data……………………………………………… 35
4.8.2 Pengolahan data…………………………………………………. 35
4.9 Etik penelitian 36

x
BAB 5 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
5.1 Gambaran umum tempat penelitian……………………………… 39
5.2 Gambaran hasil penelitian………………………………………… 40
5.2.1 Data Umum……………………………………………………… 40
5.3 Pembahasan
5.3.1 Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Motorik Kasar Kategori Baik….. 46
5.3.2 Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Motorik Kasar Cukup………. 47
5.3.3 Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Motorik Kurang…………….. 48
5.4 Kendala penelitian……………………………………………………. 49
5.4.1 Kendala 49
BAB 6 PENUTUP
6.1 Simpulan……………………………………………………………… 50
6.2 Saran………………………………………………………………….. 51
DAFTAR PUSTAKA
LAMPRAN-LAMPIRAN

xi
DAFTAR TABEL

Tabel 2.1 Perkembangan motorik anak .. ......................................................... 22


Tabel 4.1 Definisi Operasional ..................................................................... 33
Tabel 4.2 Kisi-kisi Kuesioner Pengetahuan ibu ............................................... 34
Tabal 5.1 Karakteristik Ibu Berdasarkan Usia ………………………………..40
Tabel 5.2 Karakteristik Ibu Berdasarkan Pendidikan ……………………….. 41
Tabel 5.3 Karakteristik Ibu Berdasarkan Pekerjaan ……..…………………...42
Tabel 5.4 Karakteristik Ibu Berdasarkan Tingkat Pengetahuan……………….43
Tabel 5.5 Tingkat pengetahuan berdasarkan usia……………………………...44
Tabel 5.6 Tingkat pengetahuan berdasarkan Pendidikan……………………...44
Tabel 5.7 Tingkat pengetahuan berdasarkan Pekerjaan …………..……..........45

xii
DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Kerangka Teori ............................................................................ 29


Gambar 3.1 Kerangka Konsep ....................................................................... 30

xiii
DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Permohonan Studi Pendahuluan


Lampiran 2 Surat Balasan Studi Pendahuluan
Lampiran 3 Surat Permohonan Penelitian
Lampiran 4 Surat Balasan Penelitian
Lampiran 5 Lembar Permintaan Menjadi Responden
Lampiran 6 Lembar Persetujuan Menjadi Responden
Lampiran 7 Kuesioner Penelitian Tingkat Pengetahuan Ibu
Lampiran 8 Lembar Konsultasi
Lampiran 9 Hasil Rekapitulasi jawaban responden
Lampiran 10 Hasil rekapitulasi karakteristik responden
Lampiran 11 Hasil SPSS
Lampiran 12 Dokumentasi

xiv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anak adalah anugerah terindah dan amanah yang diberikan Allah SWT

kepada setiap orang tua, maka dari itu orang tua harus memperhatikan

kebutuhan serta pertumbuhan anak, agar dapat tumbuh menjadi anak yang

sehat dalam jasmani dan rohani serta memiliki intelegasi yang tinggi. Tahap-

tahap tumbuh kembang pada manusia dimulai dari neonatus (bayi lahir

sampai dengan usia 28 hari), bayi (usia 1 bulan-1 tahun), toddler (usia 1-3

tahun), pra sekolah (usia 3-6 tahun), usia sekolah (6-12 tahun), remaja (12-20

tahun), dewasa muda (20-40 tahun), dewasa menengah (40-65 tahun), dewasa

tua (>65 tahun).

Anak usia pra sekolah adalah anak dengan usia dari 3 tahun sampai

dengan 6 tahun, pada usia 3-4 tahun biasanya anak mengikuti program

kelompok bermain sedangkan anak yang berusia 4-6 tahun biasanya

mengikuti program TK (taman kanak-kanak). Pada anak usia pra sekolah

sangat perlu diperhatikan pertumbuhan dan perkembangannya karena pada

masa pra sekolah merupakan tahap dasar yang berpengaruh dan menjadi

landasan untuk perkembangan selanjutnya (Adriana, 2013).

Jika keterampilan motorik kasar anak kurang baik, tidak hanya pemenuhan

kemandirian aktivitasnya yang terlambat, akan tetapi hal itu juga berdampak

kepada perkembangan anak yang lain seperti halnya aktivitas sosial,

1
kemampuan konsentrasi, dan kemampuan motor planning yang juga akan

kurang baik (Irwan, 2012).

Penyimpangan perkembangan motorik tanpa mendapat penanganan dini

dan memadai, kemungkinan besar berakhir dengan kecacatan. Pemantauan

perkembangan motorik anak dapat dilakukan di pusat–pusat pelayanan

kesehatan posyandu, program Bina Keluarga Balita (BKB) dan lingkungan

keluarga, sehingga peran keluarga terutama ibu sangat penting, karena dengan

pemantauan yang baik maka dapat dilakukan deteksi dini pada kelainan

perkembangan anak. Interaksi antara anak dan orang tua, terutama peran ibu

sangat bermanfaat bagi proses perkembangan anak secara keseluruhan karena

orang tua dapat segera mengenali kelainan proses perkembangan anaknya

secara menyeluruh.

Keberhasilan pemenuhan tumbuh kembang anak tergantung pada faktor

internal dan eksternal yang mempengaruhinya. Faktor internal yang

mempengaruhi tumbuh kembang anak adalah faktor genetik. Genetik

memainkan peran yang penting karena genetik merupakan faktor pengatur

pewarisan sifat individu. Faktor ini pula yang mengatur jalannya seluruh

proses yang terjadi dalam tubuh, seperti laju metabolisme, pertumbuhan, dan

penurunan risiko suatu masalah kesehatan. Di samping faktor internal yang

mempengaruhi, terdapat pula faktor eksternal yang mempengaruhi tumbuh

kembang anak. Faktor eksternal tersebut biasa disebut dengan lingkungan

yang terbagi menjadi lingkungan prenatal dan lingkungan postnatal. Hal yang

termasuk lingkungan prenatal antara lain gizi ibu ketika hamil, faktor

2
mekanis, toksin, endokrin, efek radiasi, infeksi, stress ibu, imunitas, dan

anoksia embrio. Sementara itu hal yang termasuk lingkungan postnatal adalah

kondisi biologis yang termasuk ras, jenis kelamin, usia, gizi, perawatan

kesehatan, kepekaan terhadap penyakit, penyakit kronis, fungsi metabolisme,

dan hormon, lingkungan fisik, psikososial, dan faktor keluarga bersama

dengan adat istiadatnya (WHO, 2009).

Keluarga sebagai salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi tumbuh

kembang anak sejalan dengan konsep family-centered care. Konsep ini

menyatakan bahwa anak merupakan individu yang tidak dapat dipisahkan

dari keluarganya (Hockenberry & Wilson, 2009). Hal inilah yang

menyebabkan keluarga memegang peran yang besar dalam membantu anak

memenuhi tugas tumbuh kembangnya. Keluarga merupakan tempat

sosialisasi pertama dan yang paling utama bagi anak, sehingga kelak dapat

berperan dengan baik di masyarakat. Jika demikian, maka peran ibu sebagai

pendidik dan pengasuh anak akan berdampak besar pada tumbuh kembang

anak. Cara ibu dalam merawat dan mendidik anak dapat memberi hasil yang

berbeda pada setiap anak dan ibu harus mampu memenuhi kebutuhan

anaknya secara biologis, psikologis, sosial, dan spiritual. Sementara itu, setiap

fase usia anak memiliki tugas perkembangan yang pemenuhannya akan

mempengaruhi tahap tumbuh kembang selanjutnya.

Selain itu, mengetahui masa emas stimulasi pada anak sangat penting agar

ibu mampu memberikan stimulasi yang sesuai dan tepat waktu pada anaknya.

Stimulasi yang diberikan terlalu dini akan menjadi stressor bagi anak,

3
sebaliknya, stimulasi yang terlambat pun dapat mengakibatkan keterlambatan

perkembangan pada anak (Rabiuliya & Alliani, 2010).

Perkembangan yang terjadi pada anak amat luas cakupannya. Anak

mengalami perkembangan motorik halus dan kasar, psikoseksual, psikososial,

religius, moral, serta perkembangan bicara dan bahasa. Keseluruhan aspek

perkembangan tersebut penting bagi anak dan dapat mempengaruhi satu

dengan lainnya. Tidak jarang ibu terlambat menyadari keterlambatan

anaknya. Hal ini diperbanyak dengan tidak rutinnya pemeriksaan tumbuh

kembang anak di pelayanan kesehatan masyarakat seperti posyandu. Padahal,

jika ibu menyadari hal ini sejak dini, maka masalah ini akan lebih mudah

untuk ditangani (Judarwanto, 2011).

Pengetahuan ibu dalam memberikan stimulasi pada anak sangat penting

tempat anak belajar untuk tumbuh dan berkembang. Banyak ibu yang masih

belum mempunyai pengetahuan yang benar tentang stimulasi perkembang

pada anak, maupun tujuan pemberian trimulasi (Bagus Sasongko,2010).

Kurangnya stimulasi dari ibu dapat mengakibatkan keterlambatan

perkembangan anak, karena itu para ibu atau pengasuh harus diberi

penjelasan cara-cara melakukan stimulasi kepada anak-anak (Dinas

Kesehatan,2009).

Data dari WHO (Word Health Organization) pada tahun 2014, terdapat

lebih dari 200 juta anak usia prasekolah yang tidak berkembang untuk potensi

penuh mereka, karena mereka tidak mendapatkan intervensi sederhana yang

penting untuk mendukung perkembangan mereka. Selain itu kepedulian

4
terhadap anak memiliki efek yang kuat terhadap kelangsungan hidup,

pertumbuhan, dan perkembangan mereka.

Negara Amerika 32% anak sudah mampu berlari, melompat dan

menendang pada usia 4-6 tahun. Pada usia 4-6 tahun ini anak dapat di ajari

berdiri dengan satu kaki dalam beberapa menit, melompat, menendang dan

berlari. Ada suatu penelitian di Amerika yang menyimpulkan bahwa

kenyataannya anak-anak dapat melakukan semua itu sebelum usia 6 tahun.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada sekitar 2% anak yang sudah bisa

berdiri dengan satu kaki pada usia 4 tahun, 6% pada usia 5 tahun, dan

sekitar20% pada usia 6 tahun (Departemen kesehatan Republik Indonesia,

2013).

Negara Indonesia, usia 4-6 tahun sekitar 19% anak sudah mulai berlari,

melompat, menendang. Tetapi informasi yang cukup untuk menerangkan

tersebut belum ada, bahwa pola pengasuh anak dan lingkungan serta ibu

orang tua ikut berperan didalam perkembangan anak. Penjabaran tersebut

menghasilkan suatu kesimpulam bahwa pemberian stimulasi untuk

mengembangakan kemampuan motorik merupakan hal yang sangat penting

bagi anak (Soetijiningsih, 2008).

Berdasarkan hasil studi pendahuluan yang dilakukan pada tanggal 13

Desember 2018 di Tk Paud Quantum Fikriyah Samarinda terdapat 10

responden ibu, 3 responden berpengetahuan baik/mengerti apa itu

perkembangan motorik kasar pada anak, sedangkan 7 responden ibu yang

lainnya berpengetahuan kurang/tidak mengerti apa itu perkembangan motorik

5
kasar pada anak. Dengan adanya fenomena tersebut maka peneliti tertarik

untuk melakukan penelitian dengan judul ‘’Gambaran Tingkat Pengetahuan

Ibu Tentang Motorik Kasar Pada Anak Usia 5-6 Tahun Di Tk Paud Quantum

Fikriyah Samarinda’’.

Untuk mendukung perkembangan anak dan kecerdasan anak, maka tugas

sebagai perawat adalah memberikan penyuluhan kesehatan atau motivasi

terhadap ibu, agar ibu mengerti apa itu perkembangan motorik kasar pada

anak. Sehingga kesempatan anak pada usia tahun tidak terbuang sia-sia,

karena dalam usia tersebut seperti yang dibahas di atas akan mempengaruhi

kehidupan perkembangan selanjutnya.

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang diatas maka perumusan masalah dalam penelitian

ini adalah Bagaimana ”Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Motorik

Kasar Pada Anak Usia 5-6 Tahun di Tk Paud Quantum Fikriyah Samarinda?

1.3 Tujuan Penelitian

1.3.1 Tujuan Umum

Mengetahui gambaran tingkat pengetahuan Ibu tentang motorik kasar

pada anak usia 5-6 tahun.

1.3.2 Tujuan Khusus

1. Mengetahui karakteristik ibu berdasarkan usia, pendidikan dan

pekerjaan.

2. Mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang motorik kasar pada

anak usia 5-6 tahun

6
1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat Bagi Institusi Pendidikan

Karya tulis ilmiah ini diharapkan sebagai tolak ukur bagi institusi

Akademi Keperawatan Yarsi Samarinda dalam mengevaluasi sejauh

manakah upaya kemampuan mahasiswa dalam melakukan riset

keperawatan gambaran tingkat pengetahuan ibu tentang motorik kasar

pada anak.

1.4.2 Manfaat Bagi Peneliti

Peneliti dapat mengetahui tingkat pengetahuan ibu tentang motorik

kasar pada anak usia 5-6 tahun, dan peneliti dapat memberikan

intervensi atau pendidikan kesehatan kepada orang tua.

1.4.3 Manfaat Bagi Profesi Keperawatan

Karya Tulis Ilmiah ini diharapkan dapat dijadikan bahan referensi dan

bahan dasar sebagai acuan untuk penelitian tentang gambaran tingkat

pengetahuan ibu tentang motorik kasar pada anak usia 5-6 tahun.

1.4.4 Manfaat Bagi Masyarakat

Riset keperawatan ini dapat memberikan pengetahuan pada masyarakat

luas tentang ‘’Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Motorik

Kasar Pada Anak Usia 5-6 Tahun’’.

7
BAB 2

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengetahuan

2.1.1 Pengertian

Menurut Notoatmodjo yang dikutip oleh Wawan & Dewi (2011),

Pengetahuan merupakan hasil ‘’tahu’’ dan ini terjadi setelah orang

mengadakan pengindraan terhadap suatu objek tertentu. Sebagian besar

pengetahuan manusia diperoleh melalui mata dan telinga. Pengetahuan

sangat erat hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa

dengan pendidikan yang tinggi maka orang tersebut makin luas pula

pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan bukan berarti seseorang

yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula.

Pengetahuan orangtua mengenai tumbuh kembang anak dapat

meningkatkan persepsi mengenai pentingnya stimulasi dan dalam

menstimulasi perkembangan anak sesuai tahapan (Ikatan Dokter Anak

Indonesia,2012).

2.1.2 Tingkat pengetahuan

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat untuk

terbentuknya tindakan seseorang. Pengetahuan yang cukup didalam

domain kognitif mempunyai 6 tingkat, ( Wawan & Dewi,2011) yaitu :

a. Tahu (know)

Tahu diartikan sebagai mengingat suatu materi yang telah dipelajari

sebelumnya. Termasuk kedalam pengetahuan tingkat ini adalah

8
mengingat kembali (recall) terhadap sesuatu yang spesifik dan

seluruh bahan yang dipelajari atau rangsangan yang telah diterima.

b. Memahami (comprehention)

Memahami artinya sebagai sesuatu kemampuan untuk menjelaskan

secara benar tentang objek yang diketahui dan dimana dapat

menginterprestasikan benar.

c. Aplikasi (application)

Aplikasi diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi

yang telah dipelajari pada situasi apapun kondisi rill (sebenarnya).

d. Analisis (analysis)

Analisis adaah suatu kemampuan untuk menyatakan materi atau

suatu objek keadalam komponen-komponen tetapi masih didalam

struktur organisasi tersebut dan masih ada kaitannya satu sama lain.

e. Sintesis (synthesis)

Sintesis yang dimaksud menunjukkan pada suatu kemampuan untuk

melaksanakan atau menghubungkan bagian-bagian didalam sesuatu

keseluruhan yang baru.

f. Evaluasi (evaluation)

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau objek.

9
2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan

Faktor yang mempengaruhi pengetahuan menurut (Astutik & Triyani

2013), sebagai berikut :

a. Usia

Usia mempengaruhi daya tangkap dan pola pikir seseorang, semakin

bertambah usia maka semakin berkembang pula daya tangkap dan

pola pikir seseorang. Setelah melewati usia madya (40-60 tahun),

daya tangkap dan pola pikir seseorang akan menurun. Umur juga

mempengaruhi pengetahuan sangat erat kaitannya dengan

pendidikan dimana diharapkan seseorang dengan pendidikan tinggi,

orang tersebut akan semakin luas pula pengetahuannya, namun perlu

ditekankan bahwa seseorang yang berpendidikan rendah tidak berarti

mutlak berpengatahuan rendah pula.

b. Pendidikan

Tingkat pendidikan dapat menentukan tingkat kemampuan seseorang

dalam memahami dan menyerap pengetahuan yang telah diperoleh.

Umumnya, pendidikan mempengaruhi suatu proses pembelajaran,

semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang semakin baik tingkat

pengetahuannya. Dan menurut (Wawan,2010) yang telah

diungkapkan yang berpendidikan tinggi akan mudah dalam

menyerap informasi tentang perembangan motorik kasar pada usia

pra sekolah sehingga perkembangan motorik kasar pada usia pra

sekolah lebih baik. Namun sebaliknya, responden yang

10
berpendidikan rendah akan mengalami hambatan dalam penyerapan

informasi tentang motorik kasar.

c. Pengalaman

Pengalaman adalah suatu proses dalam memperoleh kebenaran

pengetahuan dengan cara mengulang kembali pengetahuan yang

telah diperoleh dalam memecahkan masalah yang dihadapi saat masa

lalu dan dapat digunakan dalam upaya memperoleh pengetahuan.

d. Informasi

Jika seseorang memiliki tingkat pendidikan yang rendah, namun

mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media seperti

televise,radio,surat kabar, majalah dan lain-lain, maka hal tersebut

dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.

e. Sosial budaya dan ekonomi

Tradisi atau kebiasaan yang sering dilakukan oleh masyarakat dapat

meningkatkan pengetahuannya. Selain itu, status ekonomi juga dapat

mempengaruhi pengetahuan dengan tersedianya suatu fasilitas yang

dibutuhkan oleh seseorang.

f. Lingkungan

Lingkungan sangat berpengaruh dalam proses penyerapan

pengetahuan yang berada dalam suatu lingkungan. Hal ini terjadi

karena adanya interaksi yang akan direspon sebagai pengetahuan

oleh setiap individu.

11
2.1.4 Pengukuran pengetahuan

Menurut Arikunto (2010), pengukuran pengetahuan dapat dilakukan

dengan wawancara atau angket yang menanyakan tentang isi materi

yang akan diukur dari subjek penelitian atau responden ke dalam

pengetahuan yang ingin diukurdan disesuaikan dengan tingkatnya.

Adapun jenis pertanyaan yang dapat digunakan untuk pengukuran

pengetahuan secara umum dibagi menjadi 2 jenis, yaitu :

a. Pertanyaan subjektif

Penggunaan pertanyaan subjektif dengan jenis pertanyaan essay

digunakan dengan penilaian yang melibatkan faktor subjektif dari

penilai, sehingga hasil nilai akan berbeda dari setiap penilaian dari

waktu ke waktu.

b. Penilaian objektif

Jenis pertanyaan objektif seperti pilihan ganda (multiple choise),

betul salah dan pertanyaan menjodohkan dapat dinilai secara pasti

oleh penilai.

Menurut Arikunto (2010), cara pengukuran pengetahuan dapat

dikategorikan menjadi tiga yaitu :

1) Pengetahuan baik bila responden dapat menjawab 76%-100%

dengan benar dari total jawaban pertanyaan.

2) Pengetahuan cukup bila responden dapat menjawab 56%-75%

dengan benar dari total jawaban pertanyaan.

12
3) Pengetahuan kurang bila responden dapat menjawab <55 dari

total jawaban pertanyaan.

2.2 Konsep Usia

2.2.1 Pengertian Usia

Adalah satuan waktu yang mengukur waktu keberadaan suatu benda

atau mahluk, baik yang hidup maupun yang mati. Semisal, usia manusia

dikatakan 15 tahun di ukur sejak dia lahir hingga waktu usia itu

dihitung.

2.2.2 Usia Kronologis

Adalah perhitungan usia yang dimulai dari saat kelahiran seseorang

sampai dengan waktu penghitungan usia.

2.2.3 Usia Mental

Adalah perhitungan usia yang didapatkan dari taraf kemampuan mental

seseorang. Misalkan, seseorang anak kronologis berusia 4 tahun akan

tetapi masih merangkak dan belum dapat berbicara dengan kalimat

lengkap dan menunjukkan kemampuan yang serta dengan anak yang

berusia anak 1 tahun maka dinyatakan bahwa usia mental anak tersebut

adalah 1 tahun.

13
2.2.4 Usia Biologis

Adalah perhitungan usia berdasarkan kematangan biologis yang

dimiliki oleh seseorang. Kategori umur menurut Dinas Kesehatan

Republik Indonesia (2009) :

1) Masa balita = 0-5 tahun

2) Masa kanak-kanak = 5-11 tahun

3) Masa remaja awal = 12-16 tahun

4) Masa remaja akhir = 17-25 tahun

5) Masa dewasa awal = 26-35 tahun

6) Masa dewasa akhir = 36-45 tahun

7) Masa lansia awal = 46-55 tahun

8) Masa lansia akhir = 56-65 tahun

9) Masa manula = 65- sampai keatas

2.3 Ibu

Ibu merupakan lingkungan primer yang menjadi media pembelajaran

pertama anak pada usia awal kehidupan. Keluarga primer terdiri dari ayah,

ibu dan anak. Ibu merupakan orang yang melahirkan, merawat serta

membesarkan anak sedangkan ayah merupakan kepala dari suatu keluarga

yang mempunyai tugas utama untuk mencari nafkah untuk keluarga. Baik

ayah maupun ibu memiliki peran penting dalam tumbuh kembang anak. Anak

yang usia kurang dari satu tahun dapat mengenali orang yang dekat

dengannya sehingga akan merasa nyaman bila orang terdekat seperti ayah

atau ibunya berada di dekat dan bermain dengan anak. (Soetjiningsih,2012).

14
Ibu memiliki peran penting dalam optimalisasi perkembangan seorang

anak. Ibu harus selalu memberikan rangsang / stimulasi kepada anak dalam

semua aspek perkembangan baik motorik kasar maupun halus, bahasa dan

personal sosial. Stimulasi ini harus di berikan secara rutin dan

berkesinambungan dengan kasih sayang, metode bermain dan lain-lain.

Sehingga perkembangan anak akan berjalan optimal. Kurangnya stimulasi

dari Ibu dapat mengakibatkan keterlambatan perkembangan anak, karena itu

para Ibu atau pengasuh harus diberi penjelasan cara-cara melakukan stimulasi

kepada anak-anak (Dinas Kesehatan,2009).

Menurut Yuniarti, (2009). Anak membutuhkan orang terdekat yaitu Ibu

dalam perkembangannya untuk mencapai perkembangan yang optimal, walau

ayah memiliki peran dalam perkembangan anak, ibu cenderung memiliki

peran lebih. Hal ini dikarenakan ayah menghabiskan lebih banyak waktu di

luar rumah untuk bekerja sedangkan ibu cenderung lebih sering di rumah dan

memeiliki waktu berinteraksi yang lebih lama dengan anak. Berdasarkan data

di Surabaya 2014, tenaga kesehatan yang melakukan promosi langsung ke ibu

di Surabaya dapat menekan angka keterlambatan perkembangan anak. Hal ini

diduga karena stimulasi dari ibu sebagai orang terdekat anak memenuhi

prinsip stimulasi sehingga stimulasi yang diberikan pada anak bersifat terarah

dan dapat menunjang perkembangan anak secara optimal.

Ibu adalah sosok yang tak bisa lepas dari proses tumbuh kembang

anaknya. Sebagian besar ibu telah mengambil peran lebih di masyarakat,

yaitu menjadi pekerja. Peran ibu telah bergeser dari peran tradisional menjadi

15
modern. Dari hanya memiliki peran untuk melahirkan anak (Reproduksi) dan

mengurus rumah tangga, kini ibu mempunyai peran sosial dimana dapat

berkarir dalam bidang apapun didukung pendidikan yang lebih tinggi. Dari

total populasi 112 juta jumlah pekerja di Indonesia, saat ini ada 43 juta

pekerja perempuan yang membantu pertumbuhan ekonomi Indonesia.

(Harmandini,2013). Data badan pusat statistik Nasional tahun 2012

menunjukkan bahwa dari 100% perempuan di Iindonesia didapatkan 97,25%

adalah perempuan bekerja dan sisanya 2,72% adalah perempuan tidak

bekerja.

Ibu bekerja dapat memberikan dampak negatif maupun positif terhadap

perkembangan anak. Dampak negatif dari ibu bekerja adalah, kehadiran ibu

dalam kehidupan sehari-hari sang anak lebih sedikit dibandingkan dengan ibu

yang tidak bekerja, sehingga kesempatan ibu untuk memberikan motivasi dan

stimulasi dalam anak melakukan tugas-tugas perkembangan motorik terbatas.

Dampak positif dari ibu bekerja terhadap perkembangan anak dapat dilihat

dari efek yang didapat apabila anak dititipkan ditempat pengasuh terlatih.

Anak memiliki interaksi sosial yang baik, perkembangan kognitif yang pesat,

seerta fisik yang lebih aktif jika dibandingkan dengan anak yang hanya

berada di rumah bersama ibunya yang hanya dirumah bersama ibunya yang

tidak bekerja (Purnama,2012).

16
2.4 Tumbuh kembang anak

2.4.1 Pengertian

Kata perkembangan seringkali dirangkai dengan pertumbuhan. Meski

demikian, perkembangan mempunyai definisi dan dimensi yang

berbeda dari pertumbuhan. Menurut Dinas Kesehatan Kota,(2009)

Pertumbuhan adalah peningkatan jumlah dan ukuran sel pada saat

membelah diri dan mensintesis protein baru, sehingga menghasilkan

peningkatan ukuran dan berat seluruh atau sebagian sel. Sedangkan

definisi perkembangan adalah perubahan dan perluasan secara bertahap,

perkembangan tahap kompleksitas dari yang lebih rendah ke yang lebih

tinggi, peningkatan dan perluasan kapasitas seseorang melalui

pertumbuhan, maturasi serta pembelajaran. Berdasarkan dua definisi

tersebut dapat disimpulkan bahwa pertumbuhan ada pada ramah

kuantitatif karena jelas dan mengacu pada alat ukur tertentu sedangkan

perkembangan berada dalam ranah kualitatif.

Masa kanak-kanak merupakan masa yang disebut dengan golden age

(masa emas) karena pada masa ini anak memiliki tumbuh kembang

yang sangat luar biasa. Menurut Suherman (2010) anak merupakan

suatu individu yang unik dan sedang dalam tumbuh kembang serta

memiliki kebutuhan psikologis, biologis dan spiritual yang harus

dipenuhi.

Tumbuh kembang merupakan suatu perubahan yang terjadi dari sejak

masa konsepsi sampai dengan dewasa. Istilah dari tumbuh kembang

17
mencakup dua peristiwa yang memiliki sifat berbeda, namun

mempunyai keterkaitan dan sulit untuk di pisahkan, yaitu pertumbuhan

dan perkembangan. Pengertian pertumbuhan dan perkembangan

sebagai berikut:

a. Pertumbuhan ( growth ) adalah suatu perubahan yang memiliki sifat

kuantitatif seperti bertambahnya ukuran, jumlah, dimensi besar

secara fisiknya namun juga ukuran, struktur organ tubuh dan otak.

b. Pertumbuhan fisik dapat dinilai dengan gram, pound dan kilogram,

sedangkan ukuran panjang dinilai dengan cm dan meter.

(Soetjiningsih, 2012).

2.4.2 Tahapan tumbuh kembang anak

Menurut Departemen Kesehatan Republik Indonesia, (2013) tahapan

perkembangan anak dapat disimpulkan sebagai berikut :

1) Masa Pra Sekolah 5-6 tahun

Pada masa ini, pertumbuhan berlangsung stabil dan terjadi

perkembangan aktivitas jasmani dan kemampuan berfikir. Pada fase

ini anak mulai dikenalkan dengan anak anak lain yang sebayanya.

Pada masa ini anak dipersiapkan untuk sekolah, karena itu panca

indra, system reseptor rangsang dan memori anak harus sudah baik.

Orang tua diharapkan dapat memantau perkembangan anak dan

melakukan intervensi dini bila terdapat kelainan atau gangguan.

18
2.4.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi tumbuh kembang anak

Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap

tumbuh kembang anak, yaitu :

1) Faktor genetik

Faktor genetik merupakan modal dasar dan mempunyai peran utama

dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang. Yang termasuk

faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang

normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau bahasa.

2) Faktor lingkungan

a. Faktor lingkungan prenatal

Faktor lingkungan yang mempengaruhi anak pada waktu masih di

dalam kandungan sampai akhir.

b. Faktor lingkungan postnatal

Faktor lingkungan yang mempengaruhi tumbuh kembang anak

setelah lahir.

2.4.4 Ciri-ciri tumbuh kembang anak

Menurut Soetjiningsih (2013). Tumbuh kembang anak mempunyai ciri-

ciri tertentu, sebagai berikut :

1) Perkembangan melibatkan perubahan.

2) Perkembangan awal lebih kritis dari pada perkembangan

selanjutnya.

3) Perkembangan adalah hasil dari maturasi dan proses belajar

4) Pola perkembangan dapat diramalkan

19
5) Pola perkembangan mempunyai karateristik yang dapat diramalkan

6) Terdapat perbedaan individu dalam perkembangan

7) Terdapat periode/tahapan dalam pola perkembangan

8) Terhadap harapan sosial untuk setiap periode perkembangan

9) Setiap area perkembangan mempunyai potensi resiko.

2.5 Perkembangan Motorik kasar

2.5.1 Pengertian

Menurut Soetjiningsih (2012) perkembangan motorik kasar adalah

perkembangan pengontrolan gerak badan melalui koordinasi aktifitas

saraf pusat, dan otot. Motorik kasar berkaitan dengan aktifitas/jasmani

yang melibatkan otot-otot besar, seperti otot lengan, otot tungkai, otot

bahu, otot punggung, dan otot perut yang dipengaruhi oleh kematangan

fisik anak, motorik kasar dilakukan dengan berbagai bentuk seperti

bejinjit, melompat, meloncat, berlari dan berguling. Perkembangan

motorik kasar adalah gerakan tubuh yang menggunakan otot-otot besar

sebagai dasar utama dalam gerakannya meliputi perkembangan gerakan

kepala, badan, anggota badan, keseimbangan dan pergerakan.

Selain itu Desminta (2012) menjelaskan perkembangan motorik

merupakan kemampuan melakukan koordinasi kerja system saraf

motorik yang menimbulkan reaksi dalam bentuk gerakan-gerakan atau

kegiatan secara tepat, sesuai antara rangsangan dan responnya.

Koordinasi kerja saraf yang baik memberikan reaksi yang baik. Apabila

koordinasi system saraf ini tidak bekerja dengan baik maka akan

20
mengganggu reaksi yang ada pada seorang individu atau respon yang

kan diberikan tidak seperti yang diharapkan walaupun mendapatkan

rangsangan. Disurabaya telah melakukan studi mengenai perkembangan

motorik kasar bayi melalui stimulasi ibu dan menyatakan bahwa

stimulasi ibu mempengaruhi perkembangan motorik kasar bayi Di

Provinsi Lampung telah dilakukan penelitian yang serupa yaitu pada

tahun 2012 di Kelurahan Gedong Menceng Kecamatan Rajabasa telah

dilakukan penelitian mengenai hubungan pengetahuan orang tua dengan

stimulasi perkembangan bahasa anak yang mendapatkan hasil 91,3%

anak dikategorikan normal dan 8,7% anak dikatakan suspek

keterlambatan perkembangan bahasa serta pada tahun 2015 di Desa

Anak tuha, kecamatan Lampung Tengah dilakukan penelitian mengenai

hubungan pengetahuan orangtua dengan stimulasi perkembangan

motorik kasar anak didapatkan hasil 74,8 anak dikategorikan normal

25,2% anak dikatakan suspek keterlambatan perkembangan motorik

kasar.

2.6 Pengaruh perkembangan motorik kasar

2.6.1 Pengertian

Pengaruh perkembangan motorik kasar adalah dari proses belajar.

Proses belajar didapat anak dari lingkungan terdekatnya terutama ibu.

Proses belajar tumbuh kembang anak dapat berhasil apabila ibu

mendapat informasi atau pengetahuan tentang tumbuh kembang( Widhi

Sumirat, 2013).

21
Adapun beberapa pengaruh perkembangan motorik kasar :

1) Gerakan yang asimetris atau tidak seimbang misalnya antara anggota

tubuh bagian kiri dan kanan.

2) Menetapnya refleks primitif (refleks yang muncul saat bayi) hingga

lebih dari usia 6 bulan .

3) Hiper/hipotonus

4) Hiper/hiporefleksia

5) Adanya gerakan tidak terkontrol.

2.6.2 Tahapan perkembangan motorik

Dibawah ini merupakan perkembangan motorik kasar pada anak pra

sekolah usia 3-4 tahun dan usia 5-6 tahun menurut Sujiono (2010).

Gambar 2.1

Perkembangan motorik anak usia 5-6 tahun

No Usia 5 Tahun Usia 6 Tahun


1. Berdiri dan langsung Berjinjit dengan tangan di
menendang bola. pinggul.
2. Melompat-lompat dengan kaki Menyentuh jari kaki tanpa
secara bergantian. menekuk lutut.
3. Melambungkan bola tenis Mengayuh satu kaki kedepan
dengan satu tangan, dan dan kebelakang, tanpa
menangkapnya dengan kedua kehilangan keseimbangan.
tangan.
4. Berjalan pada garis yang sudah
ditentukan.

22
2.6.3 Prinsip perkembangan motorik

Menurut Soetjiningsih (2012) terdapat lima prinsip perkembangan

motorik, yaitu:

a. Perkembangan motorik bergantungan pada maturasi saraf dan otot.

Perkembangan motorik pada anak dipengaruhi oleh otak. Otak disini

memiliki peran mengatur setiap gerakan yang dilakukan anak.

Semakin matangnya perkembangan pada system saraf otak yang

mengatur otot maka semakin baik pula kemampuan motorik anak.

b. Belajar ketrampilan motorik ketika anak siap secara matang. Hanya

akan sia-sia ketika mencoba mengajarkan gerakan keterampilan anak

sebelum system saraf dan ototnya berkembang secara baik.

c. Perkembangan motorik merupakan pola yang dapat diprediksi.

Perkembangan motorik mengikuti arah perkembangan. Arah

perkembangan pada anak berlangsung secara sefalokaudal dan

proksimodistal, yaitu perubahan dari gerakan yang menyuluruh

hingga aktivitas yang spesifik.

d. Pola perkembangan motorik dapat ditentukan.

Anak akan belajar duduk dahulu, sebelum anak belajar berdiri dan

berjalan dan tidak mungkin arahnya akan terbalik.

e. Kecepatan perkembangan motorik berbeda pada setiap individu.

Perkembangan motorik mengikuti mengikuti suatu pola yang sama,

tetapi umur untuk mencapai tahap perkembangan tersebut berbeda

pada setiap individu.

23
f. Penilaian perkembangan

Salah satu dari metode skrining atau pemeriksaan untuk mengetahui

kelainan pada perkembangan anak yaitu dengan menggunakan

Denver Developmental Screening Test (DDST). Melakukan tes

tersebut sangat mudah dilakukan dan cepat serta menunjukkan

validitas yang tinggi. Sekarang DDST yang digunakan dinamakan

Denver II, dimana Denver II merupakan revisi dari Denver

Developmental Screening Test (DDST).

1. Pengertian Denver II

Denver Developmental Screening Test (DDST) merupakan

metode yang digunakan dalam menilai perkembangan anak dari

umur 0-6 tahun. Uji pemeriksaan ini diambil dari University. Of

Colorado Medical Center di Denver sehingga dikenal dengan

sebutan Denver. Denver II merupakan hasil revisi utama dari

standarisasi ulang Denver Developmental Screening Test (DDST)

dan Revisied Denver Developmental Screening Test (DDST-R)

(Adriana,2013).

2. Fungsi tes Denver II

a. Untuk menilai tingkat perkembangan pada anak sesuai dengan

umurnya.

b. Untuk menilai perkembangan pada anak sejak baru lahir

sampai dengan usia 6 tahun.

24
c. Menyaring anak tanpa gejala yang kemungkinan memiliki

kelainan perkembangan.

d. Memastikan apakah anak yang dicurigai benar mengalami

kelainan perkembangan.

e. Melakukan pemantauan perkembangan anak yang memiliki

resiko seperti anak dengan masalah perinatal.

g. Alat Yang Digunakan dan Prosedur Denver II

1) Alat-alat yang digunakan

a. Alat peraga : seperti benang wol berwarma merah, manik-

manik atau kismis, kubus yang berwarna merah, kuning, hijau

dan biru, botol berukuran kecil, bola tenis, bel kecil, kertas

serta pensil.

b. Lembar formulir Denver II.

c. Buku petunjuk sebagai referensi yang menjelaskan cara

melakukan tes dan tentang cara penilaian.

2) Prosedur Denver II

Prosedur pada Denver II terdiri dari 2 tahap yaitu :

a. Pada tahap pertama : dilakukan kepada semua anak yang

berusia 3 sampai 6 bulan, 9 sampai 12 bulan, 18 sampai 24

bulan, 3 tahun, 4 tahun, dan 5 tahun.

b. Pada tahap kedua : dilakukan kepada anak yang dicurigai

mengalami keterlambatan perkembangan, dan setelah itu

25
prosedur dilanjutkan dengan mengevaluasi diagnostik secara

lengkap.

3) Penilaian

Skor yang digunakan pada Denver II :

1) Lulus (Passed = P)

Apabila anak dapat melakukan tes dengan baik atau orangtua

dan ibu mengasuh anak memberi laporan tepat atau dapat

dipercaya bahwa anak dapat melakukannya.

2) Gagal (Fail = F)

Apabila anak tidak dapat melakukan tes dengan baik atau

orangtua/pengasuh memberi laporan secara tepat bahwa anak

tidak dapat melakukan dengan baik.

3) Tidak memiliki kesempatan melakukan tugas (No opportunity

=NO)

Apabila anak tidak memiliki kesempatan dalam melakukan tes

karena adanya hambatan. Skor ini hanya bisa digunakan pada

tes dengan tanda “R”.

4) Menolak

Apabila anak menolak untuk melakukan test.

4) Interpretasi penilaian individual

a. Penilaian ‘’lebih’’ (Advanced)

Apabila anak dinyatakan ‘’lulus’’ pada tugas perkembangan

yang terletak di kanan garis umur dan dinyatakan

26
perkembangan anak “lebih’’, karena kebanyakan anaknusia

sebayanya belum ‘’lulus’’.

b. Penilaian ‘’normal’’

Apabila seorang anak ‘’gagal’’ (fail) atau ‘’menolak’’

(Refusal) melakukan tes pada tugas diseblah kanan garis umur,

maka perkembangan anak dinyatakan normal.

c. Penilaian caution ‘’peringatan’’

Apabila seorang anak ‘’gagal’’ atau ‘’menolak’’ tes pada tugas

digaris umur antara persentil 75 dan 90, maka nilainya adalah

Caution (tulis huruf C pada kanan kotak segi panjang).

d. Penilaian delayed ‘’keterlambatan’’

Apabila seorang anak ‘’gagal’’ atau ‘’menolak’’ untuk

melakukan tes pada tugas yang terletak lengkap pada kiri garis

umur, karena anak ‘’gagal’’ atau ‘’menolak’’ tes dimana 90%

anak-anak lain sudah dapat melakukannya.

e. Penilaian No opportunity ‘’tidak ada kesempatan’’

Apabila anak pada tes yang dilaporkan orantua atau pengasuh

bahwa anak tidak ada kesempatan untuk melakukan atau

mencoba dan beri nilai ‘’NO’’ misalnya pada anak dengan

retardasi mental atau down syndrome.

27
5) Interpretasi tes Denver II

a. Normal

Apabila tidak mendapatkan dua atau lebih keterlambatan (fail)

atau terdapat paling banyak satu “’caution’’. Lakukan

pemeriksaan ulang pada control kesehatan berikutnya.

b. Abnormal

Apabila terdapat dua atau lebih keterlambatan ‘’fail’. Dirujuk

untuk evaluasi diagnostik.

c. Suspek

Apabila mendapatkan dua atau lebih ‘’caution’’ atau terdapat

satu atau lebih keterlambatan ‘’fail’’. Lakukan tes ulang dala

wakti 1-2 minggu untuk menghilangkan factor sesaat seperti

rasa takut, keadaan sakit, mengantuk dan kelelahan.

d. Tidak dapat dites

Apabila menolak pada satu tugas atau lebih pada sebelah kiri

garis umur atau menolak lebih dari satu tugas yang menembus

garis umur pada persentil 75-90%. Lakukan pengujian ulang

dalam waktu 1-2 minggu.

28
2.7 Kerangka Teori

Pengetahuan Orang Tua Motorik Kasar


Faktor-faktor - Pengertian motorik kasar
yang - Pengaruh perkembangan
- Pengertian Pengetahuan
mempengaruhi motorik kasar
- Tingkat pengetahuan
pengetahuh - Tahapan perkembangan
(Tahu, memahami, aplikasi,
motorik
- Usia analisis,sintesis,evaluasi).
- Prinsip perkembangan
- Pendidikan - Pengukuran Pengetahuan motorik.
- Pengalaman (Pertanyaan subjektif, pertanyaan - Alat yang di gunakan dan
- Informasi objektif). prosedur Denver II
- Sosial budaya dan - Konsep ibu (Menurut Soetjiningsih,
ekonomi (Menurut Ikatan Dokter Anak 2012),
- Lingkungan
Indonesia, 2012), (Notoatmodjo (Rahyubi & Soetjiningsih,
Menurut Astutik
& Triyani,2013) dalam Wawan & Dewi,2011), 2012),(Ikatan Dokter
(Arikunto,2010),(Dinas Kesehatan Anak Indonesia,2008),
Republik Indonesia,2009) (Sujiono,2010),
(Soetjiningsih,2012),
(Widhi Sumirat,2013).

Tumbuh Kembang Anak

- Pengertian
- Tahapan tumbuh kembang anak
(Masa pra sekolah 5-6 tahun)
- Faktor-faktor yang
mempengaruhi tumbuh kembang
anak
(Faktor genetik,faktor
lingkungan)
- Ciri-ciri tumbuh kembang anak.
(Menurut Dinas kesehatan
kota, 2009),
(Departemen kesehatan
republik Indonesia, 2013),
(Soetjningsih & Ranuh, 2013).

29
BAB 3

KERANGKA KONSEP

Baik
Ibu yang memiliki Tingkat pengetahuan ibu
anak usia 5-6
tahun tentang motorik kasar Cukup

Kurang
Karakteristik yang
mempengaruhi
pengetahuan:
\
1. Usia

2. Pendidikan

3. Pekerjaan
4. Pengalaman

5. Informasi

6. Sosial
budaya dan
ekonomi

7. Lingkungan

Gambar 3.1 Kerangka Konsep

Keterangan

: Diteliti

: Tidak Ditelit.

30
BAB 4

METODE PENELITIAN

4.1 Jenis penelitian

Jenis penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif kuantitatif

yaitu suatu rancangan dimana untuk mendeskripsikan seperangkat

peristiwa atau kondisi populasi saat itu, dengan pendekatan Cross

Sectional. Rancangan ini dipilih dengan alasan pelaksanaannya mudah

dan waktu yang cukup pendek.

Pada penelitian ini, peneliti ingin mengetahui tentang “Gambaran

tingkat pengetahuan ibu tentang motorik kasar pada anak usia 5-6 tahun di

Tk Paud Quantum Fikriyah Samarinda”.

4.2 Lokasi dan waktu penelitian

4.2.1 Lokasi penelitian

Lokasi penelitian dilakukan di Tk Paud Quantum Fikriyah

Samarinda Kalimantan Timur.

4.2.2 Waktu penelitian

Waktu penelitian dilakukan pada tanggal 13 Desember – 14 April

2019.

31
4.3 Populasi dan sampel

4.3.1 Populasi

Populasi adalah keseluruhan objek penelitian. Populasi pada

penelitian ini adalah ibu yang mengantar dan menjeput anak nya

yang ada Di Tk Paud Quantum Fikriyah Samarinda yang berjumlah

56 Ibu.

4.3.2 Sampel

Sampel merupakan bagian dari populasi yang akan diteliti

atau sebagian jumlah dari karakteristik yang dimiliki oleh populasi

(Hidayat, 2010). Sampel dalam penelitian ini sebanyak 56 ibu yang

diperoleh dari jumlah populasi yang ditemukan oleh peneliti dan

cocok digunakan sebagai sumber data dalam penelitian.

Teknik Sampling yang digunakan dalam penelitian ini adalah Total

Sampling, yaitu cara pengambilan sampel yang dilakukan dengan seluruh

jumlah populasi digunakan sebagai sampel, sebanyak 56 responden

(Nursalam, 2013).

4.3.3 Kriteria Sampel

Ada dua kriteria sampel yang perlu diperhatikan pada saat penentuan sampel,

yaitu sebagai berikut :

1) Kriteria inklusi

a. Ibu yang memiliki anak usia 5 – 6 tahun yang bersedia menjadi

responden dalam penelitian di Tk Paud Quantum Fikriyah

Samarinda.

b. Ibu yang mengantar dan menjemput anaknya.

32
2) Kriteria eklusi

a. Ibu yang menolak menjadi responden.

4.4 Variabel penelitian

Variabel adalah segala sesuatu yang menjadi objek penelitian. Variabel dalam

penelitian ini yaitu pengetahuan ibu tentang motorik kasar.

4.5 Definisi operasional

Table 4.1 Definisi Operasional

Variabel Definisi Parameter Alat Skala Hasil Ukur


Operasional Ukur

Tingkat Pendapat ibu 1. Pengertian Kuesioner Ordinal Baik 76-100%


pengetahu tentang motorik Cukup 56-75%
an ibu motorik kasar kasar Kurang <55%
tentang 2. Perkembang
motorik an motorik
kasar kasar
3. Pengaruh
perkembang
an motorik
kasar

4.6 Instrumen penelitian

Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk pengumpulan

data dalam penelitian. Instrumen dalam penelitian ini adalah kuesioner

yang sudah dibakukan dan sudah diujikan secara teknik oleh Siti Aminah

(2016).

33
Untuk mempermudah dalam menyusun instrumen, maka di perlukan

kisi-kisi sebagai berikut :

Table. 4.2 kisi – kisi kuesioner

Variabel Indikator Favorable Unfavorable Jumlah Item


Pengetahuan Ibu 1. Pengertian 1 12
tentang motorik motorik kasar
kasar 2. Perkembangan 3,4,5,6,7,8 9,10,2
motorik kasar
pada anak
3. Pengaruh
perkembangan
11,12
motorik kasar

4.7 Prosedur pengambilan data

Dalam penelitian ini, metode pengumpulan data yang dilakukan adalah :

1) Menganjurkan surat permohonan izin untuk mengadakan penelitian di

Tk Paud Quantum Fikriyah Samarinda. Setelah mendapatkan

persetujuan, peneliti akan mencari sempel dan sesuai dengan kriteria

yang telah ditetapkan dalam penelitian ini.

2) Peneliti melakukan pendekatan pada responden dan menjelaskan

maksud dan tujuan penelitian serta meminta responden membaca dan

menandatangani surat persetujuan (informend cocent).

3) Bila responden bersedia, selanjutnya kuesioner dibagikan kepada

responden yang memenuhi kriteria, tetapi sebelumnya

4) Diinformasikan terlebih dahulu tentang cara-cara pengisian kuesioner

tersebut, bila ada yang kurang jelas responden diperbolehkan bertanya.

34
5) Peneliti memberi waktu pada responden untuk mengisi kuesioner

selama 10-15 menit. Selama pengisian, peneliti berada bersama

responden yang bertujuan untuk memberi keterangan secara langsung.

6) Bila sudah selesai, peneliti melihat kembali apakah semua pertanyaan

sudah dijawab dengan sesuai keinginan.

4.8 Analisa data

4.8.1 Teknik analisa data

Tehnik analisa data ini menggunakan perhitungan Statistic dengan

sistem computer yaitu dengan program SPSS, adapun analisa yang

digunakan yaitu : analisis univariat, yang dilakukan untuk melihat

gambaran distribusi frekuensi pada variabel independen yaitu tingkat

pengetahuan ibu.

4.8.2 Pengolahan data

Setelah data terkumpul lembar kuesioner yang ada maka dilakukan

pengolahan data tersebut dengan tahap-tahap sebagai berikut :

1. Penyuntingan (Editing)

Penyuntingan/Editing adalah kegiatan untuk pengecekan dan

perbaikan kuesioner (Notoatmodjo, 2010). Proses Editing

dilakukan pada tahap pengumpulan data atau setelah data

terkumpul.

35
Hasil yang didapat pada saat pemeriksaan kembali hasil

kuesioner yang diperoleh dari 56 responden sudah lebgkap dan

jelas mengenai indentitas maupun jawaban.

2. Pengkodean (Coding)

Coding merupakan kegiatan pemberian kode terhadap data yang

terdiri atas beberapa kategori (Hidayat,2011).

Terdapat 3 kode yaitu pengetahuan dimana menggunakan

neumeric untuk pengetahuan 1 baik, 2 cukup, 3 kurang.

3. Memasukan data (Entry data)

Memasukan data/Entry data adalah proses memasukkan jawaban-

jawaban dari masing-masing responden dalam bentuk kode ke

dalam program atau software computer (Notoatmodjo, 2010).

Dalam pengolahan data peneliti memasukan hasil penelitian yang

ada di kuesioner yang telah di beri kode tertentu ke dalam

program yang terdapat dikomputer yaitu SPSS statiatic 21

(Statistical Product and Service Solution).

4.9 Etik penelitian

Dalam melakukan penelitian ini peneliti mengajukan permohonan

izin kepada kepala Tk Paud Quantum Fikriyah Samarinda untuk

mendapatkan persetujuan, kemudian kuesioner dibagikan ke subjek yang

diteliti dengan menekankan pada masalah prosedur pengambilan data

meliputi, sebagai berikut :

36
a. Informed Consent (Informasi untuk responden)

Informed Consent merupakan bentuk persetujuan antara peneliti dan

responden dengan memberikan lembar persetujuan. Informed consent

tersebut diberikan sebelum peneliti memberikan lembar persetujuan

untuk responden. Hal ini bertujuan agar subjek mengetahui maksud

dan tujuan penelitian serta dampak yang diteliti selama pengumpulan

data jika subjek bersedia diteliti maka harus menandatangani lembar

persetujuan, jika subjek menolak untuk diteliti maka penelitian ini

tidak memaksa dan tetap menghormati haknya.

b. Anonymity (Tanpa nama)

menjaga kerahasiaan identitas responden, peneliti tidak mencantumkan

nama responden melainkan peneliti hanya memberi inisial pada lembar

tersebut.

c. Confidentially (Kerahasiaan)

Untuk menjaga kerahasiaan dengan segala informasi yang diberikan

responden akan dijamin oleh peneliti, hanya kelompok data tertentu

yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian.

d. Nonmaleficence

Merupakan prinsip yang dimana peneliti hendaknya tidak mengandung

unsur bahaya atau merugikan subjek penelitian serta memiliki tujuan

untuk pengembangan profesi. Penelitian ini tidak membahayakan fisik

seperti memukulatau mengancam akan tetapi kesediaan responden

untuk mengisi kuesioner.

37
e. Veracity

Veracity merupakan prinsip kejujuran dalam suatu penelitian dengan

cara menjelaskan manfaat, efek, dan apa yang didapat oleh subjek

penelitian tersebut apabila penelitian dilakukan. Pengisian kluesioner

ini benar-benar untuk penelitian bukan tipuan atau sekedar main-main,

dan hasil penelitian ini dilanjutkan untuk mengetahui bagaimana

gambaran pengetahuan ibu tentang motorik kasar.

f. Justice (Keadilan)

Prinsip keadilan dijaga peneliti dengan kejujuran, keterbukaan dan

kehati-hatian. Peneliti memberikan semua responden hak yang sama

untuk dipilih atau berkontribusi dalam penelitian tanpa diskriminasi.

Semua responden memperoleh perlakuan dan kesempatan yang sama

dengan menghormati dan menghargai antar suku, agama, etnis, dan

kelas sosial dengan yang lain.

38
BAB 5

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

5.1 Gambaran umum tempat penelitian

TK Paud Quantum Fikriyah Samarinda adalah salah satu TK dikota

samarinda yang usulan dari ketua Yayasan/ Penyelenggara Sekolah Swasta

yang bertempat di Jl. Jakarta gg. Taman Mini No.34. Lokasinya yang kurang

strategis ini yaitu berada dalam gang. Di TK Paud Quantum Fikriyah

Samarinda ini mempunyai visi dan misi sebagai berikut beserta tujuan :

1) Visi

Meningkatkan keimananan, ketaqwaan, menuju anak cerdas, kreatif,

amanah dan cinta lingkungan.

2) Misi

Meningkatkan dan mengenalkan kegiatan belajar melalui bermain, yang

tidak terlepas dari ilmu agama sejak usia dini.

TK Paud Quantum Fikriyah Samarinda tersendiri juga mempunyai tujuan

yaitu : Mengembangkan kemampuan beragama sedini mungkin agar anak dapat

memiliki moral dan budi pekerti yang luhur serta berakhlak mulia yang berguna

bagi nusa dan bangsa.

39
5.2 Gambaran hasil penelitian

5.2.1 Data umum

a. Karakteristik ibu berdasarkan usia

Tabel 5.1

Distribusi karakteristik ibu berdasarkan usia di Tk Paud Quantum Fikriyah

Samarinda tahun 2019.

Kategori usia menurut Depertemen Kesehatan Republik Indonesia (2009)

No Usia Ibu Frekuensi Persentase%

1 17-25 18 32.1%

2 26-35 34 60.7%

3 36-45 4 7.2%

Total 56 100.0%

Sumber Data : Data Primer 2019.

Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti tabel 5.1 menunjukkan data usia

17-25 sebanyak 18 responden (32.1%), usia 26-35 sebanyak 34 responden

(60.8%), usia 36-45 sebanyak 4 responden (7.2%).

40
b. Karakteristik Ibu berdasarkan pendidikan
Tabel 5.2
Distribusi karakteristik responden berdasarkan pendidikan ibu di Tk Paud

Quantum Fikriyah Samarinda tahun 2019.

No Pendidikan Frekuensi Persentase%

1. SD 4 7.1%

2. SMP 8 14.3%

3. SMA 24 42.9%

4. Sarjana/Diploma 20 35.7%

Jumlah 56 100.0%

Sumber Data : Data Primer 2019.

Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti tabel 5.2 menunjukkan bahwa

dari 56 pendidikan ibu yang mayoritas pendidikan adalah SMA sebanyak 24

responden (42.9%).

41
c. Karakteristik Ibu berdasarkan Pekerjaan

Tabel 5.3

Distribusi karakteristik ibu berdasarkan Pekerjaan di Tk Paud Quantum Fikriyah

Samarinda tahun 2019.

No Pekerjaan Frekuensi Persentase%

1. Pegawai negri sipil 1 1,8%

2. Pegawai swasta 16 28,6%

3. Ibu rumah tangga 38 67,9%

4. Guru SMP 1 1,8 %

Jumlah 56 100.0%

Sumber Data : Data Primer 2019.

Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti tabel 5.3 menunjukkan bahwa

dari 56 Pekerjaan ibu yang mayoritas yaitu Sebagai Ibu Rumah Tangga sebanyak

38 responden (67.9%).

42
d. Karakteristik tingkat pengetahuan ibu

Tabel 5.4

Distribusi tingkat pengetahuan ibu tentang motorik kasar pada anak usia 5-6 tahun

di Tk Paud Quantum Fikriyah Samarinda tahun 2019.

No Pengetahuan Frekuensi Persentase%

1. Baik 7 12,5%

2. Cukup 36 64,3%

3. Kurang 13 23,2%

Total 56 100.0%

Sumber Data : Data Primer 2019.

Dari hasil penelitian yang dilakukan peneliti tabel 5.4 diketahui bahwa

Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Motorik Kasar Pada Anak Usia 5-6 Tahun di

TK Paud Quantum Fikriyah Samarinda. Bahwa tingkat pengetahuan ibu terbanyak

pada kategori cukup dengan 36 responden (64.3%).

43
e. Karakteristik responden berdasarkan Tingkat Pengetahuan Ibu di Tk

Paud Quantum Fikriyah Samarinda tahun 2019.

Tabel 5.5

Tingkat pengetahuan Ibu berdasarkan Usia

No Usia Tingkat Pengetahuan Total %

Baik % Cukup % Kurang %

1 17-25 Tahun 3 5.4 11 19.6 4 7.1 18 32,2

2 26-35 Tahun 3 5.4 22 39.2 9 16.2 34 60,8

3 36-45 Tahun 1 1.8 3 5.4 0 0.0 4 7.1

Total 7 12.5 36 64,3 13 23.2 56 100.0

Tabel 5.6

Tingkat pengetahuan Ibu berdasarkan pendidikan

No Pendidikan Tingkat Pengetahuan Total %

Baik % Cukup % Kurang %

1 SD 0 0.0 3 5.4 1 1.8 4 7.1

2 SMP 0 0.0 5 8.9 3 5.4 8 14.3

3 SMA 1 1.8 18 32.1 5 8.9 24 42.9

4. Sarjana/Diploma 6 10.7 10 17.9 4 7.1 20 35.7

Total 7 12.5 36 64.3 13 23.2 56 100.0

44
Tabel 5.7

Tingkat pengetahuan Ibu berdasarkan Pekerjaan

No Pekerjaan Tingkat Pengetahuan Total %

Bai % Cukup % Kurang %


k

1 Pegawai Negri 0 0.0 1 1.8 0 0.0 1 1.8


Sipil

2 Pegawai Swasta 4 7.1 8 14.3 4 7.1 16 28.6

3 Ibu Rumah 3 5.4 26 46.4 9 16.1 38 67.9


Tangga

4. Guru SMP 0 0.0 1 1.8 0 0.0 1 1.8

Total 7 12.5 36 64.3 13 23.2 56 100.0

45
5.3 Pembahasan

5.3.1 Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Motorik kasar Kategori Baik

Tingkat pengetahuan baik berdasarkan usia sebanyak 7 responden

dengan presentase (12.5%), Penelitian ini menunjukan bahwa tingkat

pengetahuan ibu tentang motorik kasar dalam kategori baik mayoritas

ibu berusia 17-25 tahun dan 26-35 tahun sebanyak 6 responden. Tingkat

pengetahuan baik berdasarkan pendidikan sebanyak 7 responden

dengan presentase (12.5%). Hasil penelitian ini menunjukan bahwa

mayoritas tingkat baik berdasarkan pendidikan yaitu Sarjana/Diploma

maka dapat di asumsikan semakin baik pendidikan responden sebaik

pula pemahaman ibu tentang motorik kasar. Tingkat Pengetahuan ibu

dalam kategori baik berdasarkan pekerjaan sebanyak 7 responden

dengan presentase (12.5%). Penelitian ini menunjukan dalam kategori

baik pekerjaan ibu mayoritas Pegawai Swasta sebanyak 4 responden

dengan presentase (7.1%).

Hal ini diperkuat oleh Anita Nurleli & Ahmad Ridwan (2016) yang

berjudul “Pengetahuan Orang Tua Tentang Stimulasi Perembangan

Anak Usia Prasekolah” diketahui total responden sebagian besar

berpendidikan SMP 26 responden (52%).

Menurut Astutik & Triyani (2013) Pengetahuan sangat erat

hubungannya dengan pendidikan, dimana diharapkan bahwa dengan

pendidikan yang tinggi maka orang tersebut makin luas pula

46
pengetahuannya. Akan tetapi perlu ditekankan bukan berarti seseorang

yang berpendidikan rendah mutlak berpengetahuan rendah pula.

Menurut asumsi peneliti mendapatkan hasil dengan kategori baik

dan menurut asumsi semakin tinggi pendidikan serta semakin

matangnya usia semakin baik pula pengetahuan ibu terhadap

perkembangan dan pertumbuhan motorik kasar pada anaknya.

5.3.2 Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Motorik kasar Kategori Cukup

Tingkat pengetahuan cukup berdasarkan usia sebanyak 36

responden dengan presentase (64.3%), Penelitian ini menunjukan bahwa

tingkat pengetahuan ibu tentang motorik kasar damalam kategotegori cukup

mayoritas ibu berusia 26-35 tahun sebanyak 22 responden dengan presente

(39.2%). Tingkat pengetahuan cukup berdasarkan pendidikan sebanyak 36

responden dengan presentase (63.3%). Hasil penelitian ini menunjukan

bahwa mayoritas tingkat cukup berdasarkan pendidikan yaitu SMA

sebanyak 18 responden dengan presentase (32.1%). Tingkat Pengetahuan

ibu dalam kategori cukup berdasarkan pekerjaan sebanyak 36 responden

dengan presentase (64.3%). Penelitian ini menunjukan dalam kategori

cukup pekerjaan ibu mayoritas Ibu Rumah Tangga sebanyak 26 responden

dengan presentase (46.4%).

Hal ini diperkuat oleh Anita Nurleli & Ahmad Ridwan (2016) yang

berjudul “Pengetahuan Orang Tua Tentang Stimulasi Perembangan Anak

Usia Prasekolah” diketahui total responden sebagian besar bekerja sebagai

ibu rumah tangga 39 responden (78%).

47
Menurut Astutik & Triyani (2013) Hal ini biasanya disebabkan

oleh beberapa hal diantaranya jika seseorang memiliki tingkat pendidikan

yang rendah, namun mendapatkan informasi yang baik dari berbagai media

seperti televise,radio,surat kabar, majalah dan lain-lain, maka hal tersebut

dapat meningkatkan pengetahuan seseorang.

Menurut asumsi peneliti didapatkan hasil responden yang dapat

]’menyebabkan cukup dalam pengetahuan ibu terhadap anaknya, yaitu ibu

masih banyak bekerja diluar rumah seperti pegawai swasta 38 orang dan

pegawai negri sipil 1 responden sehingga kurangnya waktu bersama

anaknya.

5.3.3 Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Motorik Kasar Kategori Kurang

Tingkat pengetahuan kurang berdasarkan usia sebanyak 13

responden dengan presentase (23.2%), Penelitian ini menunjukan bahwa

tingkat pengetahuan ibu tentang motorik kasar damalam kategotegori

kurang mayoritas ibu berusia 26-35 tahun sebanyak 9 rsponden dengan

presentase (16.2%). Tingkat pengetahuan kurang berdasarkan pendidikan

sebanyak 13 responden dengan presentase (23.2%). Hasil penelitian ini

menunjukan bahwa mayoritas tingkat kurang berdasarkan pendidikan yaitu

SMA sebanyak 5 responden dengan presentase (8.9%). Tingkat

Pengetahuan ibu dalam kategori kurang berdasarkan pekerjaan sebanyak 13

responden dengan presentase (23.2%). Penelitian ini menunjukan dalam

kategori baik pekerjaan ibu mayoritas ibu rumah tangga sebanyak 9

responden dengan presentase (16.1%).

48
Hal ini diperkuat oleh (Wawan,dkk,2010) Hasil penelitian

menunjukkan bahwa sebagian besar responden berpendidikan SD, dengan

demikian pengetahuan responden tentang perkembangan motorik kasar pada

anak usia pra sekolah kurang.

Menurut (Wawan,2010) yang telah diungkapkan diatas bahwa

responden yang berpendidikan tinggi akan mudah dalam menyerap

informasi tentang perkembangan motorik kasar pada anak usia pra sekolah,

sehingga pengetahuan tentang perkembangan motorik kasar pada anak usia

pra sekolah lebih baik. Namun sebaliknya, responden yang berpendidikan

rendah akan mengalami hambatan dalam penyerapan informasi tentang

perkembangan motorik kasar.

Menurut asumsi peneliti, didapatkan 1 orang tua berpengetahuan

kurang dengan pendidikan SD. Dan dari anak ibu tersebut peneliti

mendapatkan 1 orang anak yang mengalami keterlambatan mengangkat kaki

dengan baik.

5.4 Kendala Penelitian

5.4.1 Kendala

1. Ada beberapa responden apabila berbicara menggunakan berbahasa

Jawa, sehingga peneliti kesulitan berkomunikasi dengan responden.

2. Sebagian responden ada yang bekerja, sehingga peneliti tidak bisa

berkomunikasi dengan responden dikarenakan responden mengisi

kuesioner dengan tergesa-gesa.

49
BAB 6

PENUTUP

6.1 Simpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan diatas, maka dapat disimpulkan

sebagaii berikut :

6.1.1 Tingkat pengetahuan ibu tentang motorik kasar pada anak di Tk Paud

Quantum Fikriyah Samarinda, pada tingkat pengetahuan yang baik

memiliki 7 responden (12.5%).

6.1.2 Tingkat pengetahuan ibu tentang motorik kasar pada anak di Tk Paud

Quantum Fikriyah Samarinda, pada tingkat pengetahuan yang cukup

memiliki 36 responden (64.3%).

6.1.3 Tingkat pengetahuan ibu tentang motorik kasar pada anak di Tk Paud

Quantum Fikriyah Samarinda, pada tingkat pengetahuan yang kurang

memiliki 13 responden (23.2%).

6.2 Saran

Dari kesimpulan diatas maka peneliti dapat memberikan beberapa saran

sebagai berikut :

6.2.1 Bagi intitusi pendidikan

Hendaknya institusi memperbanyak referensi dari buku atau jurnal

penelitian tentang tingkat pengetahuan perkembangan motorik kasar

pada anak sehingga untuk mempermudah mahasiswa mendapatkan

sumber-sumber informasi dalam penyusunan Riset atau Karya Tulis

Ilmiah.

50
6.2.2 Bagi peneliti

Masih perlu dilakukan penelitian lanjutan dengan memperhatikan

faktor-faktor lain yang berpengaruh terhadap tingkat pengetahuan

tentang motorik kasar pada anak.

6.2.3 Bagi profesi keperawatan

Sebaiknya profesi keperawatan berperan aktif dalam deteksi dini dalam

perkembangan motorik kasar pada anak, seperti memberi penyuluhan

kesehatan khusunya pada tingkat pengetahuan tentang motorik kasar.

6.2.4 Bagi masyarakat

Diharapkan hasil penelitian ini dapat menambah wawasan pengetahuan

orangtua (ibu) tentang perkembangan motorik kasar pada anak.

51
DAFTAR PUSTAKA

Adriana, 2013. Tumbuh Kembang & Terapi Bermain Pada Anak. Jakarta:
Salemba Medika, tahun terbit 2018.
Anita,N & Ahmad,R. 2016. “Pengetahuan Orang Tua Tentang Stimulasi
Perkembangan Anak Usia Prasekolah’’.
Arikunto, S. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta :
Rineka Cipta.
Bagus, Sasongko. 2010. Pengetahuan Ibu Tentang Stimulasi Perkembangan
Anak. Bondowongso.
Departemen Kesehatan Republik Indonesia. 2013. Pemantauan Pertumbuhan
balita. EGC: Jakarta, Roni Saputra & M.Kailaini Yunus, tahun terbit jurnal
2013.
Desminta. 2012. Psikologi Perkembangan peserta Didik. Bandung : PT Remaja
Rosdakarya. Vol. 6 N0. 1 Tahun 2017.
Dinas Kesehatan.2009. Perkembangan Anak. EGC
Dinas Kesehatan.2010. Perkembangan Anak. EGC
Dinas Kesehatan Kota.2009. Profil Kesehatan. EGC
Dinas Kesehatan Republik Indonesia.2009. Pertumbuhan Anak. Jakarta : Rineka
Cipta.
Harmandini, F. 2013. Jangan Takut Berhenti Kerja. Diakses 11 oktober 2014.
Hockenberry & Wilson.2009. Wong’s Essentials Of Pediatic Nursing. St. Louis:
Mosby Elsevier.
Hidayat.2008. Pengantar Ilmu Keperawatan anak 1. Jakarta. Salemba Medika.
Hidayat. 2011. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisa data. Jakarta:
Salemba Medika.
Ikatan Dokter Anak Indonesia.2012.Kumpulan Tips Pediatrik. Jakarta: Badan
Penerbit Ikatan Dokter Anak Indonesia
Irwan.2012. Keterampilan Keperawatan pada Anak. EGC
Judarwanto.2011. Perilaku Anak Sekolah. Diaskes Tanggal 31 Mei 2014.
Notoatmodjo. S. 2010. Metodologi Penelitian Kesehatan. jakarta: Rineka Cipta

52
Nursalam. 2013. Konsep Dan Penerapan Metodologi Penelitian Keperawatan.
Jakarta : EGC
Purnama, U. 2012. Hubungan Antara nStatus Ibu Bekerja atau Tidak Bekerja
Dengan Status Gizi Anak Balita di Kecamatan Medan Tembung. Diakses 08
Oktober 2014.
Rabiuliya & Aliani. 2010. Hubungan Antara Ibu Dengan Motivasi Ibu Untuk
Melakukan Stimulasi Perkembangan Kognitif Pada Anak. Depok:
Universitas Indonesia
Siti Aminah. 2016. ‘’Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang
Perkembangan Motorik Kasar Pada Anak Usia 3-6 Tahun Di Paud
Berlian Indah Palaran “.
Soetjiningsih. 2008. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta: Penerbit Buku
Kedokteran.EGC: Roni Saputra & M.Kailaini Yunus, tahun terbit jurnal
2013.
Soetjiningsih. 2012. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : Buku Kedokteran.
EGC,tahun terbit 2018.
Soetjiningsih.2013. Tumbuh Kembang Anak. Jakarta : EGC.
Sujiono, 2010. Bermain Kreatif Berbasis Kecerdasan Jamak. Jakarta: Indek.
Suherman, 2010. Etika Profesi keguruan. Bandung: PT Refika Aditama
Wawan, 2010. Teori Dan Pengukuran, Sikap, dan Perilaku Manusia. Cetakan II.
Yogyakarta : Nuha Medika
Wawan & Dewi, 2011. Teori Dan Pengukuran, Sikap, dan Perilaku Manusia.
Cetakan II. Yogyakarta : Nuha Medika
WHO. 2009. Early Child Development. Diunduh pada, 3 januari 2011. Dalam
jurnal Irma Detia Rini, tahun terbit 2012.
WHO. 2014. Early Child Development. Diunduh pada, 3 januari 2011. Dalam
jurnal Irma Detia Rini, tahun terbit 2012.
Widhi Sumirat.2013. Pengaruh Tentang Perkembangan Motorik Kasar Terhadap
Pengetahuan Ibu. Diakses 30 juni 2013.
Yuniarti. 2009. Pengaruh Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) Terhadap
Perkembangan Anak Usia 3-4 Tahun Di Desa Sukamulya Kecematan
Singaparna(Thesis). Semarang: Unversitas Negri Semarang.

53
54
55
56
57
Lampiran 5
AKADEMI KEPERAWATAN YARSI SAMARINDA
Jalan gurami RT. 02 No.14 Telp (0541) 751568, 7778180
Fax (0541) 7778190 Kelurahan Sungai Dama Kec. Samarinda
Illir Kota Samarinda Prov Kalimantan Timur 75115

LEMBAR PERMINTAAN MENJADI RESPONDEN

Kepada Yth,
Bapak/ibu/Saudara(i) calon responden
Di -Tempat

Dengan hormat,
Saya yang tersebut di bawah ini :
Nama : Yenni Sri Juliarty
NIM : 16.11.4066.E.A.0034
Pekerjaan : Mahasiswa Akademi Keperawatan Yarsi Samarinda
Alamat : Jl. Gurami RT 003, Samarinda
No. Telp : 085250897613

Akan melakukam penelitian dengan judul “Gambaran Tingkat


Pengetahuan Ibu Tentang Motorik Kasar Pada Anak Usia 5-6 Tahun Di Tk Paud
Quantum Fikriyah Samarinda”.
Oleh karena itu, saya mohon kesediaan bapak/ibu/saudara(i) untuk
menjadi responden dalam penelitian ini dengan menjawab beberapa pertanyaan
yang dianjurkan dalam bentuk kuesioner, dengan kejujuran dan apa adanya,
dimana jawaban yang diberikan akan dijamin kerahasiaannya. Apabila disetujui,
maka saya memohon kesediaan untuk menandatangani lembar persetujuan yang
saya sertakan ini.

Hasil penelitian ini akan menjadi bahan masukan bagi institusi pelayanan
kesehatan guna mengingkatkan pelayanan kesehatan.

Demikian permohonan ini disamaikan, atas bantuan dan partisipasinya


disampaikan terima kasih.

Samarinda, Januari 2019

Peneliti

Yenni Sri Juliarty

58
Lampiran 6
AKADEMI KEPERAWATAN YARSI SAMARINDA
Jalan gurami RT. 02 No.14 Telp (0541) 751568, 7778180
Fax (0541) 7778190 Kelurahan Sungai Dama Kec. Samarinda
Illir Kota Samarinda Prov Kalimantan Timur 75115

LEMBAR PERSETUJAN MENJADI RESPONDEN

Saya yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bersedia untuk turut
berpartisipasi sebagai responden penelitian yang dilakukan oleh :

Nama : Yenni Sri Juliarty


NIM : 16.11.4066.E.A.0034
Pekerjaan : Mahasiswa Akademi Keperawatan Yarsi Samarinda
Alamat : Jl. Gurami RT 003, Samarinda
No. Telp : 085250897613

Judul penelitian “Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Motorik


Kasar Pada Anak Usia 5-6 Tahun Di Tk Paud Quantum Fikriyah Samarinda”
Setelah diberikan informasi tentang penelitin ini, maka saya bersedia
berpartisipasi untuk menjadi responden dalam penelitian.

Samarinda, 2019

Responden

59
Lampiran 7
AKADEMI KEPERAWATAN YARSI SAMARINDA
Jalan gurami RT. 02 No.14 Telp (0541) 751568, 7778180
Fax (0541) 7778190 Kelurahan Sungai Dama Kec. Samarinda
Illir Kota Samarinda Prov Kalimantan Timur 75115

KUESIONER PENELITIAN
TINGKAT PENGETAHUAN IBU
Tanggal :

Alamat :

1. Kuesioner Data Demografi

Petunjuk pengisian: isilah data di bawah ini dengan lengkap. Beri tanda cek

(√) pada tanda kurung yang tersedia sesuai dengan situasi dan kondisi anda

saat ini.

A. Ibu

1. Inisial :

2. Nomor Responden :

3. Usia : Tahun

4. Pendidikan : ( ) SD ( ) SMA

( ) SMP ( ) Sarjana

5. Pekerjaan : ( ) Pegawai Negri Sipil

( ) Pegawai Swasta

( ) Ibu Rumah Tangga

( ) Lain-lain, Sebutkan

60
B. Anak

1. Jenis Kelamin : ( ) Laki-laki

( ) Perempuan

2. Usia Anak : ( ) 5 tahun

( ) 6 tahun

61
A. PETUNJUK PENGISIAN

1. Bacalah dengan cermat dan teliti sebelum menjawab

2. Berilah tanda (√) pada kolom yang anda anggap benar

3. Soal berupa pertanyaan

No Pertanyaan Benar Salah

1 Motorik kasar adalah gerakan tubuh yang

menggunakan otot-otot besar

2 Pendapatan ibu akan mempengaruhi

perkembangan anak

3 Stimulasi perkembangan motorik kasar

pada anak 5 tahun diantaranya melompat

dengan satu kaki

4 Anak usia 5 tahun sudah bisa melakuakan

gerakan berlari dan langsung menendang

bola

5 Anak usia 6 tahun sudah bisa melakukan

gerakan melompat dengan satu kaki secara

bergantian

6 Anak usia 6 tahun sudah bisa melakukan

gerakan mengayuhkan satu kaki ke depan

dan belakang tanpa kehilangan

62
keseimbangan

7 Perkembangan motorik sangat dipengaruhi

oleh organ otot

8 Latihan gerak diberikan kepada anak

dalam bentuk yang beragam

9 Jika anak tidak dilatih bergerak maka

perkembangan gerakan anak akan lambat

10 Anak dapat dilatih untuk melompat saat

anak untuk melompat saat anak baru saja

mampu berjalan

11 Keadaan lingkungan dapat mempengaruhi

motorik kasar pada anak

12 Bermain dengan teman sebaya akan

mempengaruhi perkembangan anak

Sumber : Karya Tulis Penelitian Siti Aminah (2016), yang berjudul ‘’

Gambaran Tingkat Pengetahuan Ibu Tentang Perkembang Motorik Kasar Pada

Anak Usia 3-6 tahun Di Paud Berlian Indah Palaran”.

63
64
65
66
67
68
69
70
71
72
73
Lampiran 9

HASIL REKAPITULASI JAWABAN RESPONDEN KUESIONER

TINGKAT PENGETAHUAN IBU DI TK PAUD QUANTUM FIKRIYAH

SAMARINDA

No Inisial Responden P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 P12 Total % Kategori


1 Responden 1 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 9 75 2
2 Responden 2 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 1 11 92 1
3 Responden 3 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 9 75 2
4 Responden 4 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 0 1 11 92 1
5 Responden 5 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 1 12 100 1
6 Responden 6 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 10 83 1
7 Responden 7 1 0 0 1 0 1 1 1 1 1 0 1 8 67 2
8 Responden 8 0 1 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 6 50 3
9 Responden 9 1 0 1 1 0 0 1 0 0 1 1 1 7 58 2
10 Responden 10 0 0 1 0 1 1 0 0 0 0 0 1 4 33 3
11 Responden 11 1 0 0 1 1 1 1 1 0 1 1 1 9 75 2
12 Responden 12 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 8 67 2
13 Responden 13 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6 50 3
14 Responden 14 1 0 1 1 0 1 1 0 0 0 1 0 6 50 3
15 Responden 15 1 0 1 1 1 1 0 0 0 0 0 1 6 50 3
16 Responden 16 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 9 75 2
17 Responden 17 0 0 1 1 1 1 0 1 0 0 1 1 7 58 2
18 Responden 18 0 1 1 1 1 1 0 1 0 1 1 1 9 75 2
19 Responden 19 0 0 1 1 1 1 0 0 1 0 1 1 7 58 2
20 Responden 20 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 9 75 2
21 Responden 21 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 9 75 2
22 Responden 22 0 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 9 75 2
23 Responden 23 1 0 0 1 1 1 1 0 0 0 1 0 6 50 3
24 Responden 24 1 0 1 0 1 1 0 1 0 1 1 0 7 58 2
25 Responden 25 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 8 67 2
26 Responden 26 1 0 1 1 1 1 1 0 0 0 0 0 6 50 3
27 Responden 27 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 9 75 2
28 Responden 28 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 9 75 2
29 Responden 29 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 8 67 2
30 Responden 30 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 9 75 2
31 Responden 31 1 1 1 1 1 1 1 0 0 0 1 1 9 75 2
32 Responden 32 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 9 75 2

74
33 Responden 33 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 9 75 2
34 Responden 34 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 9 75 2
35 Responden 35 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 9 75 2
36 Responden 36 1 0 0 1 1 0 0 0 0 0 1 1 5 42 3
37 Responden 37 0 0 0 1 0 1 0 1 1 1 0 0 5 42 3
38 Responden 38 1 0 1 1 0 1 1 1 1 0 1 1 9 75 2
39 Responden 39 0 0 1 1 1 0 1 1 0 0 1 1 7 58 2
40 Responden 40 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 9 75 2
41 Responden 41 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 9 75 2
42 Responden 42 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 9 75 2
43 Responden 43 1 0 1 1 1 1 1 1 1 0 1 1 10 83 1
44 Responden 44 1 1 0 1 1 0 1 0 0 0 1 1 7 58 2
45 Responden 45 1 0 0 1 0 1 1 1 1 0 0 0 6 50 3
46 Responden 46 1 0 1 0 1 1 1 0 1 0 1 1 8 67 2
47 Responden 47 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 8 67 2
48 Responden 48 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 8 67 2
49 Responden 49 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 8 67 2
50 Responden 50 1 0 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 9 75 2
51 Responden 51 1 0 0 1 0 1 1 0 0 1 1 0 6 50 3
52 Responden 52 0 0 1 1 1 1 0 0 0 0 1 0 5 42 3
53 Responden 53 0 0 1 1 0 0 1 1 0 0 1 1 6 50 3
54 Responden 54 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 10 83 1
55 Responden 55 1 1 1 1 1 1 1 1 0 0 1 1 10 83 1
56 Responden 56 1 0 0 1 1 1 1 1 0 0 1 1 8 67 2
Jawaban benar 45 14 40 53 47 51 47 40 9 10 48 46 450
% 80.4 25 71.4 94.6 83.9 91 84 71 16 18 85.7 82.1 66.96
Jawaban salah 11 42 16 3 9 5 9 16 47 46 8 10 222
% 19.6 75 28.6 5.36 16.1 8.9 16 29 84 82 14.3 17.9 33.04

Keterangan:
Kategori
1. Baik = 76-100%
2. Cukup = 56-75%
3. Kurang = <55%

75
Lampiran 10

HASIL REKAPITULASI KARAKTERISTIK RESPONDEN PENELITIAN

DI TK PAUD QUANTUM FIKRIYAH SAMARINDA

No Inisial Responden Usia Pendidikan Pekerjaan JK anak Usia Anak


1 Responden 01 35 4 4 2 2
2 Responden 02 35 4 3 1 2
3 Responden 03 24 3 2 2 1
4 Responden 04 36 4 2 2 1
5 Responden 05 23 4 2 1 1
6 Responden 06 32 4 3 1 2
7 Responden 07 32 3 3 2 1
8 Responden 08 24 3 3 2 1
9 Responden 09 25 3 3 1 2
10 Responden 10 32 3 3 1 1
11 Responden 11 24 3 3 2 1
12 Responden 12 31 4 2 2 2
13 Responden 13 26 2 3 2 1
14 Responden 14 27 4 2 1 1
15 Responden 15 30 4 2 2 2
16 Responden 16 31 3 3 2 2
17 Responden 17 36 3 3 1 1
18 Responden 18 32 3 3 2 1
19 Responden 19 34 1 3 2 2
20 Responden 20 28 2 3 1 2
21 Responden 21 30 4 2 2 1
22 Responden 22 31 4 3 1 1
23 Responden 23 29 3 3 2 1
24 Responden 24 32 4 2 2 1
25 Responden 25 30 3 3 1 2
26 Responden 26 25 4 2 2 1
27 Responden 27 24 3 3 2 1
28 Responden 28 30 4 1 2 1
29 Responden 29 25 3 3 1 2
30 Responden 30 25 2 3 2 1
31 Responden 31 26 4 2 1 2
32 Responden 32 25 3 3 2 1

76
33 Responden 33 25 1 3 2 1
34 Responden 34 24 4 2 2 1
35 Responden 35 26 2 3 2 2
36 Responden 36 25 2 3 2 1
37 Responden 37 25 3 3 1 1
38 Responden 38 28 3 3 2 2
39 Responden 39 38 3 3 2 2
40 Responden 40 32 1 3 1 1
41 Responden 41 28 3 3 2 2
42 Responden 42 30 2 3 2 1
43 Responden 43 25 4 2 2 1
44 Responden 44 25 3 3 2 2
45 Responden 45 28 1 3 2 1
46 Responden 46 30 3 3 1 2
47 Responden 47 28 3 3 2 1
48 Responden 48 39 2 3 2 1
49 Responden 49 26 3 3 1 2
50 Responden 50 26 4 2 2 1
51 Responden 51 28 3 3 2 2
52 Responden 52 27 2 3 1 1
53 Responden 53 26 4 2 1 1
54 Responden 54 28 4 2 1 1
55 Responden 55 25 3 3 2 1
56 Responden 56 25 4 2 2 1

Keterangan
Usia 1 = 17-25 Tahun
2 = 26-35 Tahun
3 = 36-45 Tahun

Pendidikan terakhir 1. SD
2. SMP
3. SMA
4. SARJANA/DIPLOMA

Pekerjaan 1 = Pegawai negri sipil


2 = Pegawai swasta
3 = Ibu rumah tangga
4 = Guru SMP

Jenis Kelamin anak 1 = Laki-Laki

77
2 = Perempuan

Usia anak 1 = 5 tahun


2 = 6 tahun

78
Lampiran 11

FREKUENCY TABLE

USIA IBU
Frequency Percent Valid Percent Cumulative
Percent

17-25 18 32.1 32.1 32.1

26-35 34 60.7 60.7 92.9


Valid
36-45 4 7.1 7.1 100.0

Total 56 100.0 100.0

79
PENDIDIKAN TERAKHIR IBU

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

SD 4 7.1 7.1 7.1

SMP 8 14.3 14.3 21.4

Valid SMA 24 42.9 42.9 64.3

SARJANA/DIPLOMA 20 35.7 35.7 100.0

Total 56 100.0 100.0

80
PEKERJAAN IBU

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

PEGAWAI NEGRI SIPIL 1 1.8 1.8 1.8

PEGAWAI SWASTA 16 28.6 28.6 30.4

Valid IBU RUMAH TANGGA 38 67.9 67.9 98.2

GURU SMP 1 1.8 1.8 100.0

Total 56 100.0 100.0

81
TINGKAT PENGETAHUAN IBU

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

BAIK 7 12.5 12.5 12.5

CUKUP 36 64.3 64.3 76.8


Valid
KURANG 13 23.2 23.2 100.0

Total 56 100.0 100.0

82
JENIS KELAMIN ANAK

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

LAKI-LAKI 19 33.9 33.9 33.9

Valid PEREMPUAN 37 66.1 66.1 100.0

Total 56 100.0 100.0

83
USIA ANAK

Frequency Percent Valid Percent Cumulative


Percent

5 TAHUN 36 64.3 64.3 64.3

Valid 6 TAHUN 20 35.7 35.7 100.0

Total 56 100.0 100.0

84
CROSSTABEL

USIA IBU * TINGKAT PENGETAHUAN IBU Crosstabulation

TINGKAT PENGETAHUAN IBU Total

BAIK CUKUP KURANG

Count 3 11 4 18
17-25
% of Total 5.4% 19.6% 7.1% 32.1%

Count 3 22 9 34
USIA IBU 26-35
% of Total 5.4% 39.3% 16.1% 60.7%

Count 1 3 0 4
36-45
% of Total 1.8% 5.4% 0.0% 7.1%
Count 7 36 13 56
Total
% of Total 12.5% 64.3% 23.2% 100.0%

PENDIDIKAN TERAKHIR IBU * TINGKAT PENGETAHUAN IBU Crosstabulation

TINGKAT PENGETAHUAN IBU Total

BAIK CUKUP KURANG

Count 0 3 1 4
SD
% of Total 0.0% 5.4% 1.8% 7.1%

Count 0 5 3 8
SMP
PENDIDIKAN % of Total 0.0% 8.9% 5.4% 14.3%
TERAKHIR IBU Count 1 18 5 24
SMA
% of Total 1.8% 32.1% 8.9% 42.9%

Count 6 10 4 20
SARJANA/DIPLOMA
% of Total 10.7% 17.9% 7.1% 35.7%
Count 7 36 13 56
Total
% of Total 12.5% 64.3% 23.2% 100.0%

85
PEKERJAAN IBU * TINGKAT PENGETAHUAN IBU Crosstabulation
TINGKAT PENGETAHUAN IBU Total

BAIK CUKUP KURANG

Count 0 1 0 1
PEGAWAI NEGRI SIPIL
% of Total 0.0% 1.8% 0.0% 1.8%

Count 4 8 4 16
PEKE PEGAWAI SWASTA
% of Total 7.1% 14.3% 7.1% 28.6%
RJAA
Count 3 26 9 38
N IBU IBU RUMAH TANGGA
% of Total 5.4% 46.4% 16.1% 67.9%

Count 0 1 0 1
GURU SMP
% of Total 0.0% 1.8% 0.0% 1.8%
Count 7 36 13 56
Total
% of Total 12.5% 64.3% 23.2% 100.0%

JENIS KELAMIN ANAK * TINGKAT PENGETAHUAN IBU Crosstabulation

TINGKAT PENGETAHUAN IBU Total

BAIK CUKUP KURANG

Count 4 10 5 19
LAKI-LAKI
% of Total 7.1% 17.9% 8.9% 33.9%
JENIS KELAMIN ANAK
Count 3 26 8 37
PEREMPUAN
% of Total 5.4% 46.4% 14.3% 66.1%
Count 7 36 13 56
Total
% of Total 12.5% 64.3% 23.2% 100.0%

USIA ANAK * TINGKAT PENGETAHUAN IBU Crosstabulation

TINGKAT PENGETAHUAN IBU Total

BAIK CUKUP KURANG

Count 5 20 11 36
5 TAHUN
% of Total 8.9% 35.7% 19.6% 64.3%
USIA ANAK
Count 2 16 2 20
6 TAHUN
% of Total 3.6% 28.6% 3.6% 35.7%
Count 7 36 13 56
Total
% of Total 12.5% 64.3% 23.2% 100.0%

86
87

Anda mungkin juga menyukai