Anda di halaman 1dari 7

1.

Perkembangan masa pra aksara di Indonesia


Zaman pra aksara adalah masa di mana manusia belum mengenal tulisan. Setiap bangsa
berbeda-beda berdasarkan perkembangan setiap bangsa serta informasi yang masuk ke
bangsa tersebut. Bangsa Indonesia masuk ke zaman sejarah pada abad ke 4 masehi yang
ditandai dengan di temukannya yupa di kerajaan kutai. Bukti-bukti dari zaman pra aksara
yaitu berupa peninggalan-peninggalannya berupa fosil dan artefak.manusia purba yang
pernah ditemukan di Indonesa yaitu :
a. Mengathropus paleojwanicus. Yang artinya manusia purba yang bersar dan tertua di
jawa. Manusia purba ini memiliki ciri tubuh yang kekar, fosil manusia purba ini
ditemukan di Sangiran, daerah lembah bengawan solo oleh von koenigswald pada
tahun 1936 dan 1941.
b. Pithecanthropus erectus, yang artinya manusia kera yang berjalan tegak dan memilliki
ciri-ciri berbadan tegak, dan merupakan manusia purba yang paing banyak ditemukan
di Indonesia yaitu di trinil dekat sungai benganwan solo.
c. Homo yang artinya manusia, manusia purba jenis ini memiliki jenis yang lebih sempurna
dibandingkan dengan meganthropus paleojavanicus dan pihtecantropus eructus.

Zaman pra akasara di Indonesia di bagai menjadi beberapa bagian yaitu :


a. Zaman batu tua (paleolithicum)
Ciri-ciri zaman batu tua peralatannya terbuat dari bbatu yang masih kasar serta dari
tulung belulang dan alat serpih, hidup ditepi sungai secara nomaden yang hidup dengan
berburu dan meramu tingkat sederhana, kebudayaan nya yaitu pacitan dan ngandong.
Manusianya yaitu pithecanthropus erecktus

b. Zaman batu madya (mesolithicum)


Ciri-ciri nya yaitu peralatannya dibuat dari baru yang sudah dihaluskan seperti kapak
Sumatra, cara hidupnya semi nomaden yang tinggal di goa-goa. Zaman batu madya
sudah mengenal lukisan yang telah di temukan di dinding goa. Sudah mengenal cocok
tanan dan berladang serta sudah memiliki kepercayaan. Hasil kebudayaannya yaitu
berupa tumpukan karang dan cap tangan di dinding goa.

c. Zaman batu muda


Ciri-ciri nya yaitu peralatan terbuat dari baru yang sudah dihaluskan seperti kapak
lonjong dan persegi. Manusianya yaitu jenis homo yang sudah hidup menetap dan
berkelompok. Sudah mengenal cocok tanam, bersawah dan berladang.
Kepercayaannya yaitu animism dan dinamisme, manusia nya yaitu homo

d. Zaman batu besar


Ciri-cirinya yaitu batu yang digunakan berukuran besar contohnya menhir, dolmen,
waruga, sarkofagus, punden berundak dan arca.

e. Zaman logam
Zaman logam ada dua yaitu zaman perunggu yang teknik pembuatannya teknik cetak
hilang dan teknik cetak ulang contohnya nekara, moko, kapak corong dan arca.
Sedangkan zaman besi peninggalannya berupa mata panah dan mata tombak.
Manusia nya yaitu homo sapiensis

2. Perkembangan Indonesia pada masa hindu dan Buddha yaitu masuknya pedagang dari
india, cina dan dari timur tengah. Dengan masuknya kebudayaan baru terebut berangsur-
angsur orang Indonesia mengikuti kebudayaan yang dibawa oleh orang-orang dari india dan
cina tersebut. Masuk nya kebudayaan hindu buddah telah mengubah dan menambah
hasanah budaya Indonesia dalam beberapa aspek yaitu :
- Kepercayaan
kepercayaan masayarakat Indonesia dahulunya yaitu animisme dan dinamisme beralih
ke agama hindu dan Buddha. Tetapi tidak meninggalkan kepercayaan aslinya yaitu
pemujaan terhadap roh-roh nenek moyang.
- Social
Dalam aspek social terjadinya perubahan di lingkungan masyarakat Indonesia yaitu
terbentuk nya kasta-kasta di golongan masyarakat setelah masuknnya agama hindu.
- Ekonomi
Masyarakat Indonesia telah mengenal pelayaran internasional sejak dataangnya
saudagar-saugadar dari cina dan india, dan masyarakat Indonesia melakukan
pergadagan yang lebih maju lagi.
- Kebudayaan
Pengaruh agama hindu dan Buddha terlihat dari hasil kebuyaan seperti bagunan candi,
seni sastra, berupa cerita-cerita epos diantaranya epos mahabarata dan epos
Ramayana. Dan dari segi tulisan kebudayaan hindu budda sangat berperan sekali
memperkenalkan system tulisan di masyarakat Indonesia.
- pemerintahan
system pemerintahan kerajaan di kenalkan oleh orang-orang india, dalam sisitem ini
kelompok-kelompok kecil masyarat bersatu dengan pemiliki wilayah yang luas. Kelapa
suku yang terbaik dan terkuat berhak atas kekuasaan kerajaan tersebut. Dan lahirlah
kerajaan-kerajaan seperti kutai, traumanegra dan sriwijaya.
- Arsitektur
Salah satu tradisi mengalitikum adalah bangunan punden brundak undak. Tradisis
tesebut berpaduan dengan candi Borobudur, akan terlihat bahwa bangunannya
berbentuk limas berundak-undak, hal ini ada perpaduan india-indonesia.
- Bahasa
Kerajaan-kerajaan hindu budda di Indonesia meinggalkan beberapa prasasti yang
sebagian besar berhuruf palaa dan berbahasa sanskerta, dalam perkembangan hingga
saat ini bahasa Indonesia banyak memperkaya dirinya dengan bahasa sanskerta.
- Sastra
Berkembangkanya india di Indonesia membawa kemajuan besarr dalam bidang sastra,
karya sastra yang terkenal adalah kitab Ramayana dan mahabrata. Adanya kitab yang
mengacu pada para pujangga Indonesia untuk menghasilkan karya sendiri adalah
arjunawiwiha karya mpu kanwa, suasomo karya mpu tantular, negarakartagama karya
mpu prapanca.

3. Perkembangan social ekonomi masyarakat Indonesia di masa islam


A. Bidang Ekonomi
Pada masa Islam, kegiatan perekonomian terutama menyangkut perdagangan sudah
maju dengan pesat. Berdirinya bandar-bandar atau pelabuhan tempat transaksi biasanya
dilakukan adalah fakta yang menguatkan hal itu. Berbagai bandar itu tidak hanya disingahi
oleh pedagang pribumi, tapi juga oleh pedagang asing/mancanegara. Pedagang dari
mancanegara umumnya berasal dari arab, persia, China, bahkan dari Eropa.
Pedagang dari arab memperjualkan permadani, kain-kain. Uniknya, pedagang dari arab
seringkali membentuk komunitas Arab yang dikenal dengan nama kampung Arab. Sering
dijumpai kampung ini terletak di daerah pesisir. Namun tak jarang kampung ini juga dibentuk
di daerah yang jauh dari garis pantai, dan cenderung dekat dengan pusat kota yang ramai.
Sama halnya dengan pedagang dari Arab, pedagang dari Persia pun melakukan kegiatan
perdagangan di daerah pelabuhan serta di daerah pedalaman yang jauh dari pantai. Dan
untuk barang-barang yang dijual oleh pedagang dari Persia, hampir sama dengan pedagang
asal Arab. Barang-barang itu meliputi sorban, kain-kain permadani. Perbedaan dengan
pedagang Arab adalah pedagang Persia tidak mebentuk komunitas tersendiri, yang dapat
menyatukan mereka dalam suatu wadah tersendiri.
Antara Islam dan perdagangan merupakan suatu keterkaitan yang tidak dapat
dipisahkan. Banyak sekali contoh yang menyebutkan bahwa dalam perdagangan,
disebarkan pula agama Islam atau perdagangan di Indonesia dilakukan oleh pedagang
Islam. Perkembangan ekonomi di Indonesia tidak dapat dilepaskan dengan kontribusi
pedagang-pedagang Islam. Misalnya pedagang Islam asal Arab, Gujarat, bahkan China.
Perkembangan ini dari mulai ujung barat Indonesia (Aceh) sampai Indonesia timur, termasuk
berhasil masuk dan berkembang di pulau rempah-rempah (Maluku). Para pedagang Jawa
dan Melayu yang beragama Islam menetap di pesisir Banda, tetapi tidak ada seorang raja
pun di sana, dan daerah pedalaman masih non-muslim. Ternate, Tidore, dan Bacan
mempunyai raja-raja Muslim. Penguasa-penguasa Tidore dan Bacan memakai gelar India
’raja’, tetapi penguasa Ternate telah menggunakan gelar ’Sultan’, dan raja Tidore telah
memakai nama Arab ”al-Manshur”.
Keseluruhan bukti di atas memberi suatu gambaran umum mengenai perkembangan
ekonomi pada abad XIII hingga awal abad XVI. Derah-daerah yang paling penting atau
menjadi jalur perdagangan Intenasional meliputi pesisir-pesisir Sumatera di selat Malaka,
semenanjung Malaya, pesisir utara Jawa, Brunei, Sulu, dan Maluku. Menurut Tome Pires,
tidak semua daerah perdagangan yang penting telah memeluk Islam, misalnya Timor dan
Sumba yang menghasilkan kayu cendana tetapi masih tetap non-Islam. Adanya
perdagangan internasional hanya memberi sedikit penjelasan mengapa sudah ada
bangsawan-bangsawan yang beragama Islam di Istana Majapahit pada abad XIV, atau
mengapa Trengganu merupakan daerah Malaya pertama tempat Islamisasi berlangsung.
Meskipun demikian, tampaknya memang ada kaitannya antara perdagangan dengan Islam.

B.PERKEMBANGAN SOSIAL
Syiar agama Islam, serta penyebarannya di Indonesia begitu cepat dan cepat. Salah
satu faktor pendukungnya adalah adanya beberapa aspek sosial dalam ajaran Islam yang
tidak memberatkan serta cocok dengan masyarakat Indonesia. Aspek-aspek itu meliputi
1). ajarannya sederhana,
2.) syaratnya mudah,
3.) tidak mengenal kasta,
4.) upacara-upacara keagamaan sangat sederhana, serta
5.) Disebarkan melalui jalan damai.
Kesederhanaan ajaran agama Islam menjadikan agama Islam sebagai agama yang
sangat mudah dimengerti sehingga dapat diterima oleh setiap orang yang sedang
mempelajarinya. Salah satu buktinya adalah Islam mengatur setiap aktivitas manusia,
bahkan dari yang terkecil misalnya berdo’a sebelum masuk kamar mandi. Syarat pokok
untuk menjadi seorang muslim adalah mengucapkan dua kalimat syahadat. Tidak diperlukan
upacara khusus, misal penyediaan benda-benda upacara, tidak memerlukan biaya mahal,
cukup lewat lisan dan dimantabkan dalam hati. Hal inilah yang membuat banyak orang yang
berduyun-duyun masuk agama Islam dikarenakan syaratnya yang mudah dalam
memeluknya.
Dalam ajaran Islam, tidak mengenal kasta, yaitu penggolongan pemeluk agama
berdasarkan derajat atau status sosial. Semua orang, semua pemeluk dalam agama ini
dipandang sama status derajatnya. Yang membedakan adalah tingkat ketaqwaaan dan amal
ibadah mereka di hadapan Allah SWT. Oleh sebab itu, ajaran agama Islam lebih menarik
bagi rakyat biasa, yang justru lebih besar jumlahnya.
Upacara-upacara keagamaan (ritual) dalam ajaran Islam sangat sederhana. Dalam
melaksanakan ritual keagamaan, pemeluk agama Islam tidak pernah melakukan hal-hal
yang rumit misalnya sesaji. Tidak ada korban yang harus dipersembahkan pada Sang
Pencipta. Karena pada dasarnya agama ini hanya memberikan yang mudah saja pada
pemeluknya. Ibadah shalat lima (5) waktu dalam sehari tidaklah terlalu sulit karena syarat
melakukannya pun mudah (suci tempat, baju yang dikenakan, dan suci diri setelah
melakukan wudlu.
Ajaran Islam disebarkan melalui jalan damai/Penetration Pacific, antara lain melalui
akulturasi dan asimilasi kebudayaan, melalui kesenian daerah setempat, tidak dilakukan
dengan peperangan. Hal ini bisa dibuktikan dengan ditemukan bukti-bukti arkeologis dan
Etografis, yang menunjukkan bahwa Islam telah dianut oleh anggota kerajaan (dari batu
nisan Islam yang berlambang kerajaan). Bukti lain adalah pada tahun 1357 M, tatkala terjadi
peristiwa Bubat (dalam Kidung Sundayana) dinyatakan bahwa prajurit sunda di ibukota
Majapahit melewati sebuah masjid. Selain itu, menurut berita Cina dari Ma Huan,
menyatakan bahwa pada tahun 1416 M penduduk Majapahit terbagi atas 3 kelompok yakni :
1. Orang Islam
2. China (Mahzab Hanafi)
3. Penduduk asli (penyembah berhala)
sebagian besar raja-raja Sumatera beragama Islam, tetapi masih tetap ada negeri-negeri
yang belim menganut Islam. Contoh daerah yang telah memeluk Islam adalah Aceh di
sebelah utara terus menusur daerah pesisir timur sampai Palembang. Sedangkan contoh
daerah yang belum memeluk Islam adalah daerah Jawa Barat yang berbahasa Sunda, dan
malah cenderung memusuhi Islam. Daerah yang dimaksud Pires adalah wilayah yang
berada di bawah kekuasaan Pajajaran.
Dan untuk memudahkan dalam penyebarannya, maka dilakukanlah Asimilasi,
akomodasi, maupun akulturasi. Proses asimilasi, akulturasi, dan akomodasi itu terus
berlangsung sampai lama sesudah sebagian penduduk Jawa memeluk agama Islam secara
nominal, dan telah menyebabkan agak berbedanya corak Islam Jawa dan Islam Malaya atau
Sumatera.

4. Alasan bangsa barat datang ke Indonesia dan terjadinya colonial dan ninperalisme di
Indonesia
Kedatangan bangsa barat ke Indonesia adanya perubahan geopolitik dan ekonomi serta
perkembangan ilmu pengetahuan yan terjadi di Eropa pada waktu itu. Kemajuan ilmu
teknologi pengetahuan khususnya teknologi pelayaran yagn sudah berhasil di kuasai
kemudian menjadi alasan kaut bagi bangsa-bangsa barat untuk mengurangi samudra
mencari sumber rempah-rempah sekaligus menyebarkan agama nasrani. Kedatangan
banggsa eropa ke Indonesia tidak telepas dari perang salib di eropa pada tahun 1096,
dampak terjadinya perrubahan politik ddan ekonomi di eropa dan asia barat. Dengan
kemenangan bangsa turki umani pada perang salib mengakibatkn para pedagang eropa di
larang berdagang di sekitar laut tengah, mereka menjadi kesulitan mendapatkan komoditas
penting yaitu rempah-rempah. Kemudian mendorong bangsa barat untuk berlomba-lomba
mencari rempah-rempah langsung ke tempat asalnya.
Dari kemajuan pengetahuan dan teknologi terciptalah teknologi berupa sarana dan
prasarana untuk mendukung kegiatan pergadangan. Contohnya penemuang mesin uap,
teori heliosentris, penemuan kompas, dan penemuan mesiu untuk membuat senjata.
Seteleh menemukan teknologi-teknologi untuk berdagang, sekaligus mereka juga
memerlukan daerah pemasaran dari hasil-hasil industrinya.
Menuculnya paham merkantilisme yang merupakan sebuah pemikiran ekonomi
sekaligus politik yang mendorong bangsa-bangsa barat untuk mencari kekayaan sebayak-
banyaknya dengan segala cara. Dalam melakukan penjelajahan samudra daslam rangka
mencari kekayaan sebesar-besarnya, bangsa barat memiliki motivasi khusus yang kenal
dengan semangat 3G, yaitu
- Gold
- Glory
- Gospel

Proses terjadinya kolonialisme dan imprelisme


Terbentuk nya colonial di Indonesia dimulai dengan kedatangan bangsa portugis ke Maluku
pada tahun 1512. VOC kemudian mengambil alis posisi portugis untuk berkuasa di
Indonesia sejak tahun 1961. Tongkat estafe kekeuasan di Indonesia kemudian berturut-turut
pada pihak kerajaan belanda yang dikendalikan oleh prancis. Direbut inggris dan akhirnya
belanda berkuasa sampai 1942. Sedangkan colonial inggris di Indonesia di mulai sejak
kapitulasi tuntang tahun 1811. Gubernur EIC pertama di Indonesia adalah Thomas Stanford
raffles.

Anda mungkin juga menyukai