Oleh :
1
BAB 1
PENDAHULUAN
2
1.2 Rumusan Masalah
Permasalahan yang timbul yang akan dibahas oleh penulis dalam penelitian ini
adalah :
1. Berapa nilai risiko potensi bahaya dan kategori potensi bahaya kerja di perusahaan ?
2. Apa yang menjadi faktor penyebab terbesar terjadinya kecelakaan kerja di
perusahaan ?
3. Bagaimana pencapaian SMK3 yang telah diterapkan ?
3
BAB 2
LANDASAN TEORI
4
pemasangan, pemakaian, penggunaan, pemeliharaan dan penyimpanan bahan,
barang, produk teknis dan aparat produksi yang mengandung dan dapat
menimbulkan bahaya kecelakaan.
2) Syarat-syarat tersebut memuat prinsip-prinsip teknis ilmiah menjadi suatu kumpulan
ketentuan yang disusun secara teratur, jelas dan praktis yang mencakup bidang
konstruksi, bahan pengolahan dan pembuatan, perlengkapan alat-alat perlindungan,
pengujian, dan pengesahan pengepakan atau pembungkusan, pemberian tanda-tanda
pengenal atas bahan, barang produksi teknis dan aparat produksi guna menjamin
keselamatan barang-barang itu sendiri keselamatan tenaga kerja yang melakukannya
dan keselamatan umum.
3) Dengan peraturan perundangan dapat dirobah perincian seperti tersebut dalam ayat
(1) dan (2); dengan peraturan perundangan ditetapkan siapa yang berkewajiban
memenuhi dan mentaati syarat-syarat keselamatan tersebut.
4. UU No.18 tahun 1999
PASAL 2: Pengaturan Jakon berlandaskan pada asas kejujuran dan keadilan, manfaat,
keserasian, keseimbangan, kemandirian, keterbukaan, kemitraan, keamanan dan
keselamatan demi kepentingan masyarakat, bangsa, dan Negara.
PASAL 22 (l): Perlindungan pekerja, yang memuat ketentuan tentang kewajiban para
pihak dalam pelaksanaan K3 serta jaminan social.
PASAL 23 (2): Penyelenggaraan pekerjaan konstruksi wajib memenuhi ketentuan
tentang keteknikan, keamanan, K3, perlindungan tenaga kerja, serta tata lingkungan
setempat untuk menjamin terwujudnya tertib penyelenggaraan pekerjaan konstruksi PP.
NO. 28 / 2000 (Usaha & Peran Masyarakat Jakon) PP. 29 /2000 (Penyelenggaraan Jakon)
PP. 30 / 2000 (Pembinaan Jakon).
5. UU No. 28 tahun 2002 :
PASAL 2 : Bangunan Gedung diselenggarakan berlandaskan asas kemanfaatan,
keselamatan, keseimbangan, serta keserasian bangunan gedung dengan lingkungan.
PASAL 3 (2): Mewujudkan tertib penyelenggaraan bangunan gedung yang menjamin
keandalan teknis bangunan gedung dari segi keselamatan, kesehatan, kenyamanan, dan
kemudahan.
PASAL 16 (1): Persyaratan keandalan bangunan gedung sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 ayat (3), meliputi persyaratan keselamatan, kesehatan, kenyamanan,dan
kemudahan.
PASAL 17 (1), (3) & (4) : Persyaratan keselamatan bangunan gedung sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 16 ayat (1) meliputi persyaratan kemampuan bangunan gedung
untuk mendukung beban muatan, serta kemampuan bangunan gedung dalam mencegah
5
dan menanggulangi bahaya kebakaran dan bahaya petir. Persyaratan kemampuan
bangunan gedung dalam mencegah menanggulangi bahaya kebakaran sebagaimana
dimaksud dalam ayat (1) merupakan kemampuan bangunan gedung untuk melakukan
pengamanan terhdaap bahaya kebakaran melalui system proteksi pasif/atau proteksi
aktif. Persyaratan kemampuan bangunan gedung dalam mencegah bahaya petir
sebagaimana dimaksud dalam ayat (1), merupakan kemampuan bangunan gedung untuk
melakukan pengamanan terhadap bahaya petir melalui sistem penangkal petir. RPP.
Persyaratan Bangunan Gedung RPP. Pengelolaan Bangunan Gedung RPP. Peran
Masyarakat Dalam Pengelolaan Bangunan Gedung RPP. Pembinaan Pengelolaan
Bangunan Gedung.
6
1. Melindungi Pekerja.
Tujuan utama penerapan SMK3 adalah untuk melindungi pekerja dari segala bentuk
kecelakaan dan penyakit akibat kerja. Bagaimanapun pekerja adalah asset perusahaan
yang paling penting. Dengan menerapkan K3 angka kecelakaan dapat dikurangi atau
ditiadakan sama sekali,hal ini juga akan menguntungkan bagi perusahaan,karena
pekerja yang merasa aman dari ancaman kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja
akan bekerja lebih bersemangat dan produktif.
2. Patuh Terhadap Peraturan dan Undang-Undang.
Perusahaan-perusahaan yang mematuhi peraturan atau perundang-undangan yang
berlaku pada umumnya terlihat lebih sehat dan exist. Karena bagaimanapun peraturan
atau perundang-undangan yang dibuat bertujuan untuk kebaikan semua pihak. Dengan
mematuhi peraturan dan perundang-undangan yang berlaku maka perusahaan akan
lebih tertib dan hal ini dapat meningkatkan citra baik perusahaan itu sendiri. Berapa
banyak perusahaan yang melakukan pembangkangan terhadap peraturan yang berlaku
mengalami kebangkrutan atau kerugian karena mengalami banyak permasalahan baik
dengan karyawan,pemerintah dan lingkungan setempat.
3. Meningkatkan Kepercayaan dan Kepuasan Pelanggan.
Penerapan SMK3 secara baik akan berpengaruh terhadap kepuasan pelanggan. Betapa
banyak pelanggan yang mensyaratkan para pemasok atau supplier mereka untuk
menerapkan SMK3 atau OHSAS 18001. Karena penerapan SMK3 akan dapat
menjamin proses yang aman,tertib dan bersih sehingga bisa meningkatkan kualitas dan
mengurangi produk cacat. Para pekerja akan bekerja secara lebih baik,karena mereka
terlindungi dengan baik sehingga bisa lebih produktif. Kecelakaan dapat dihindari
sehingga bisa menjamin perusahaan beroperasi secara penuh dan normal untuk
menjamin kontinuitas supplai kepada pelanggan. Tidak jarang pelanggan melakukan
audit K3 kepada para pemasok mereka untuk memastikan bahwa pekerja terlindungi
dengan baik dan proses produksi dilakukan secara aman. Tujuan mereka tidak lain
adalah untuk memastikan bahwa mereka sedang berbisnis dengan perusahaan yang bisa
menjamin kontinuitas supplai bahan baku mereka. Disamping itu dengan memiliki
sertifikat SMK3 atau OHSAS 18001 akan dapat meningkatkan citra perusahaan
sehingga pelanggan semakin percaya terhadap perusahaan tersebut.
4. Membuat Sistem Manajemen Yang Efektif.
Dengan menerapkan SMK3 atau OHSAS 18001 maka sistem manajemen keselamatan
akan tertata dengan baik dan efektif. Karena didalam SMK3 ataupun OHSAS 18001
dipersyaratkan adanya prosedur yang terdokumentasi,sehingga segala aktivitas dan
kegiatan yang dilakukan akan terorganisir,terarah,berada dalam koridor yang teratur
7
dan dilakukan secara konsisten. Rekaman-rekaman sebagai bukti penerapan sistem
disimpan untuk memudahkan pembuktian identifikasi akar masalah ketidaksesuaian.
Sehingga analisis atau identifikasi ketidaksesuaian tidak berlarut-larut dan melebar
menjadi tidak terarah,yang pada akhirnya memberikan rekomendasi yang tidak tepat
atau tidak menyelesaikan masalah. Dalam sistem ini juga dipersyaratkan untuk
dilakukan perencanaan,pengendalian,tinjau ulang,umpan balik,perbaikan dan
pencegahan. Semua itu merupakan bentuk sistem manajemen yang efektif. Sistem ini
juga meminta komitmen manajemen dan partisipasi dari semua karyawan,sehingga
totalitas keterlibatan line manajemen dengan pekerja sangat dituntut dalam
menjalankan semua program yang berkaitan dengan K3. Keterlibatan secara totalitas
ini akan memberikan lebih banyak peluang untuk melakukan peningkatan atau
perbaikkan yang lebih efektif bagi perusahaan.
Selain itu ada pula manfaat secara langsung dan tidak langsung dari penerapan SMK3
bagi industri kita antara lain:
Manfaat Langsung :
1. Mengurangi jam kerja yang hilang akibat kecelakaan kerja.
2. Menghindari kerugian material dan jiwa akibat kecelakaan kerja.
3. Menciptakan tempat kerja yang efisien dan produktif karena tenaga kerja merasa
aman dalam bekerja.
Manfaat tidak langsung :
1. Meningkatkan image market terhadap perusahaan.
2. Menciptakan hubungan yang harmonis bagi karyawan dan perusahaan.
3. Perawatan terhadap mesin dan peralatan semakin baik, sehingga membuat umur
alat semakin lama.
8
BAB 3
PEMBAHAAN
5.1 Kesimpulan
1. Untuk dapat bersaing dalam era globalisasi diperlukan efisiensi dan peningkatan
produktivitas kerja baik oleh perusahaan maupun pekerja secara professional. Upaya
penerapan perlindungan tenaga kerja dari bahaya akibat kerja , pencapaian derajat
kesehatan dan keselamatan yang tinggi serta tingkat kenyamanan kerja melalui penerapan
SMK3 pada akhirnya akan berpengaruh positif terhadap peningkatan produktivitas.
2. Penerapan SMK3 di industri meliputi dua tahap yakni tahap persiapan dan tahap
pengembangan dan penerapan yang terdiri dari sepuluh langkah: menyatakan komitmen,
menetapkan cara penerapan, membentuk kelompok kerja penerapan, kegiatan penyuluhan,
peninjauan sistem, penyusunan jadwal kegiatan, pengembangan sistem manajemen K3,
penerapan sistem, dan proses sertifikasi.
3. OHSAS 18001 dan SMK3 memberikan kita sebuah instrumen dalam mengatur dan
mengendalikan resiko kesehatan dan keselamatan kerja serta peningkatan kinerjanya.
Pemenuhan persyaratan tersebut diharapkan dapat mengurangi kecelakaan dan
meningkatkan effisiensi kinerja yang ada. Selain itu, dengan diraihnya sertifikasi OHSAS
18001 & SMK3, perusahaan diharapkan mampu mendemonstrasikan komitmennya dalam
lingkungan kerja yang aman dan menjaga karyawan terhadap kecelakaan pada saat kerja.
5.2 Saran
a. Berdasarkan kesimpulan yang telah disampaikan, terdapat beberapa program
Kesehatan dan Keselamatan Kerja serta Lingkungan (K3L) yang belum sesuai
dengan kriteria nilai tertinggi dari standar penilaian BP Migas KPTS-
13/BP00000/2006-S8 mengenai Contractor Safety Management System. Untuk
meningkatkan nilai prakualifikasi, maka disarankan bagi perusahaan untuk.
DAFTAR PUSTAKA