Anda di halaman 1dari 8

SATUAN ACARA PENYULUHAN

TENTANG REUMATIK

Pokok Bahasan : Reumatik


Sub Pokok Bahasan : Reumatik
Waktu Pelaksanaan : Jum’at, 03 Mei 2019
Tempat : Posyandu RW II Desa Menuran
Pelaksana : Mahasiswa Profesi Ners XX UMS
1. Moderator: Gia Putri Sunarta
2. Pemateri: Rizka Nur M
3. Observer : Muhammad Irfan,
4. Fasilitator:
Audience / Sasaran : Lansia dengan rematik

A. TUJUAN
1. Tujuan Intruksional Umum
Setelah diberikan penyuluhan diharapkan sasaran dapat mengerti tentang “
Reumatik”
2. Tujuan Instruksional Khusus
Setelah mendapatkan penyuluhan mengenai “Reumatik” sasaran diharapkan
dapat:
a. Menjelaskan definisi reumatik
b. Menjelaskan etiologi reumatik
c. Menjelaskan tanda dan gejala reumatik
d. Menjelaskan pengobatan reumatik
e. Menjelaskan penatalaksanaan reumatik menggunakan herbal

B. MATERI
1. Pengertian reumatik
2. Etiologi reumatik
3. Tanda dan gejala reumatik
4. Pencegahan reumatik
5. Penatalaksanaan reumatik dengan menggunakan herbal

C. METODE
1. Ceramah
2. Diskusi dan tanya jawab
3. Demonstrasi
D. MEDIA
PPT & Leaflet

E. SETTING TEMPAT

Ket :
: pemateri
: lansia

F. Rencana Kegiatan Penyuluhan


No Waktu Kegiatan Tugas Moderator & Media
Fasilitator

1. 5 menit Pembukaan: 1. Pemateri penyuluhan Ceramah, leaflet


1. Membuka kegiatan mengucapkan salam
dengan salam 2. Pemateri memperkenalkan
2. Memperkenalkan diri diri
3. Pemateri menjelaskan
tujuan
4. Moderator menyampaikan
materi yang akan
3. Menjelaskan tujuan diberikan
dari penyuluhan

4. Menyebutkan materi
yang akan diberikan

2. 15 Pelaksanaan: 1. Pemateri memberikan Leaflet


menit 1. Menggali pengetahuan pertanyaan kepada
keluarga keluarga
2. Menjelaskan materi: 2. Pemateri memberikan
a) Pengertian materi
reumatik 3. Pemateri menyampaikan
b) Menjelaskan materi
penyebab reumatik
c) Menjelaskan tanda
dan gejala reumatik
d) Menjelaskan
penatalaksanaan
reumatik
e) Menjelaskan pola
makan yang sesuai
3. 5 menit Evaluasi: 1. Membuka sesi pertanyaan
Memberikan kesempatan pertama untuk 3
kepada audience untuk pertanyaan
bertanya 2. Memberikan waktu
kepada tim untuk
menjawab pertanyaan
- Tim penyuluh
menjawab pertanyaan
3. Membuka sesi pertanyaan
ke 2 untuk 2 pertanyaan
4. Memberikan waktu kepada
tim penyuluh untuk
menjawab pertanyaan
- Tim penyuluh
menjawab pertanyaan
5. Moderator memberikan
post test
4. 5 menit Terminasi: 1. Moderator dan tim
1. Mengucapkan penyuluh mengucapkan
terimakasih atas peran terimakasih atas perhatian
audiens dan partisipasi.
2. Mengucapkan salam 2. moderator dan tim penyuluh
penutup menyampaikan salam

G. Rencana Evaluasi Kegiatan


1. Menjelaskan pengetian tentang reumatik
2. Menjelaskan etiologi reumatik
3. Menjelaskan penyebab dan tanda reumatik
4. Menjelaskan cara penatalaksanan reumatik
5. Menjelakan pola makan yang tepat dengan reumatik

H. Kriteria Evaluasi
Evaluasi Struktur
1. Keluarga bersedia diberi penyuluhan (100%).
2. Persiapan materi yang disampaikan.
3. Persiapan media yang akan digunakan.
4. Persiapan tempat yang akan digunakan.
5. Persiapan keluarga yang akan diberi penyuluhan.
Evaluasi Struktur
1. Peserta antusias terhadap materi penyuluhan.
2. Peserta tidak meninggalkan tempat penyuluhan.
3. Peserta mengajukan pertanyaan dan menjawab pertanyaan secara benar.
4. Peserta mampu mendemonstrasikan apa yang diajarkan oleh penyuluh.
Evaluasi Hasil
1. Peserta mampu menjelaskan pengertian reumatik
2. Peserta mampu menjelaskan penyebab dan tanda gejala reumatik
3. Peserta mampu menyebutkan penatalaksanaan reumatik

LAMPIRAN
A. Pengertian
Osteoartritis atau rematik adalah penyakit sendi degeneratif dimana terjadi
kerusakan tulang rawan sendi yang berkembang lambat dan berhubungan dnegan
usia lanjut, terutama pada sendi-sendi tangan dan sendi besar yang menanggung
beban (Bandiyah, 2009).
Secara klinis osteoartritis ditandai dengan nyeri, deformitas, pembesaran sendi
dan hambatan gerak pada sendi-sendi tangan dan sendi besar. Seringkali
berhubungan dengan trauma maupun mikrotrauma yang berulang-ulang, obesitas,
stress oleh beban tubuh dan penyakit-penyakit sendi lainnya (Azizah, 2011).
B. Penyebab (etiologi)
Etiologi penyakit ini tidak diketahui secara pasti. Namun ada beberapa faktor
resiko yang diketahui berhubungan dengan penyakit ini, antara lain:
1. Usia lebih dari 40 tahun
Dari semua faktor resiko untuk timbulnya osteoartritis, faktor penuaan adalah
yang terkuat. Akan tetapi perlu diingat bahwa osteoartritis bukan akibat
penuaan saja. Perubahan tulang rawan sendi pada penuaan berbeda dengan
eprubahan pada osteoartritis
2. Jenis kelamin wanita lebih sering
Wanita lebih sering terkena osteosrtritis lutut dan sendi. Sedangkan laki-laki
lebih sering terkena osteoartritis paha, pergelangan tangan dan leher. Secara
keseluruhan, dibawah 45 tahun, frekuensi psteoartritis kurang lebih sama antara
pada laki-laki dan wanita, tetapi diats usia 50 tahunh (setelah menopause)
frekuensi osteoartritis lebih banyak pada wanita daripada pria. Hal ini
menunjukkan adanya peran hormonal pada patogenesis osteoartritis.
3. Suku bangsa
Nampak perbedaan prevalensi osteoartritis pada masingn-masing suku bangsa.
Hal ini mungkin berkaitan dnegan perbedaan pola hidup maupun perbedaan
pada frekuensi kelainan kongenital dan pertumbuhan tulang
4. Genetik
5. Kegemukan dan penyakit metabolik
Berat badan yang berlebih, nyata berkaitan dengan meningkatnya resiko untuk
timbulnya osteoartritis, baik pada wanita maupun pria. Kegemukan ternyata
tidak hanya berkaitan dengan oateoartritis pada sendi yang menanggung beban
berlebihan, tapi juga dnegan osteoartritis sendi lain (tangan atau
sternoklavikula). Oleh karena itu disamping faktor mekanis yang berperan
(karena meningkatnya beban mekanis), diduga terdapat faktor lain (metabolit)
yang berpperan pada timbulnya kaitan tersebut.
6. Cedera sendi, pekerjaan dan olahraga
Pekerjaan berat maupun dengan pemakaian satu sendi yang terus menerus
berkaitan dengan peningkatan resiko osteoartritis tertentu. Olahraga yang sering
menimbulkan cedera sendi yang berkaitan dengan resiko osteoartritis yang
lebih tinggi.
7. Kelainan pertumbuhan
Kelainan kongenital dan pertumbuhan paha telah dikaitkan dengan timbulnya
oateoartritis paha pada usia muda.
8. Kepadatan tulang
Tingginya kepadatan tulang dikatakan dapat meningkatkan resiko timbulnya
osteoartritis. Hal ini mungkin timbul karena tulang yang lebih padat (keras)
tidak membantu mengurangi benturan beban yang diterima oleh tulang rawan
sendi. Akibatnya tulang rawan sendi menjadi lebih mudah robek (Nugroho,
2009).
C. Manifestasi klinik
Gejala utama dari osteoartritis adalah adanya nyeri pada sendi yang terkena,
etrutama waktu bergerak. Umumnya timbul secara perlahan-lahan. Mula-mula
terasa kaku, kemudian timbul rasa nyeri yang berkurang dnegan istirahat. Terdapat
hambatan pada pergerakan sendi, kaku pagi, krepitasi, pembesaran sendi dn
perubahan gaya jalan. Lebih lanjut lagi terdapat pembesaran sendi dan krepitasi
(Smart, 2010).
Tanda-tanda peradangan pada sendi tidak menonjol dan timbul belakangan,
mungkin dijumpai karena adanya sinovitis, terdiri dari nyeri tekan, gangguan
gerak, rasa hangat yang merata dan warna kemerahan, antara lain;
1. Nyeri sendi
Keluhan ini merupakan keluhan utama. Nyeri biasanya bertambah dengan
gerakan dan sedikit berkurang dengan istirahat. Beberapa gerakan tertentu
kadang-kadang menimbulkan rasa nyeri yang lebih dibandingkan gerakan yang
lain.
2. Hambatan gerakan sendi
Gangguan ini biasanya semakin bertambah berat dengan pelan-pelan sejalan
dengan bertambahnya rasa nyeri.
3. Kaku pagi
Pada beberapa pasien, nyeri sendi yang timbul setelah immobilisasi, seperti
duduk dari kursi, atau setelah bangun dari tidur.
4. Krepitasi
Rasa gemeretak (kadqang-kadang dapat terdengar) pada sendi yang sakit.
5. Pembesaran sendi (deformitas)
Pasien mungkin menunjukkan bahwa salah satu sendinya (lutut atau tangan
yang paling sering) secara perlahan-lahan membesar.
6. Perubahan gaya berjalan
Hampir semua pasien osteoartritis pergelangan kaki, tumit, lutut atau panggul
berkembang menjadi pincang. Gangguan berjalan dan gangguan fungsi sendi
yang lain merupakan ancaman yang besar untuk kemandirian pasien yang
umumnya tua (lansia).
D. Pencegahan
1. Cara Pencegahan Penyakit Arthritis Reumathoid
a. Rajin berolah raga dengan teratur
b. Makan makanan bergizi
1) Kurangi makanan yang mengandung purin, seperti kerang, hati sapi,
dan kacang kedelai
2) Banyak makan makanan yangn mengandung kalsium, seperti susu, ikan
mairo
c. Hindari melakukan pekerjaan yang berat-berat, misalnya mengangkat
barang berat, mencangkul
d. Mandi air hangat
2. Cara Perawatan Penyakit Arthritis Reumathoid
a. Kompres dengan air hangat bagian yang terasa nyeri atau digosok dengan
minyak
1) Persiapan alat
- Baskom kecil
- Waslap atau handuk kecil
- Air hangat atau minyak gosok
- Perlak atau alas
2) Langkah-langkah
- Pasang alas atau perlak
- Celupkan waslap ke dalam air hangat lalu diperas
- Letakkan waslap pada bagian yang nyeri, biarkan ± 5-10 menit atau
gosok dengan minyak
E. Penatalaksanaan Reumatik
1. Medikamentosa
Tidak ada pengobatan medikamentosa yang spesifik, hanya bersifat
simtomatik. Obat antiinflamasi nonsteroid (OAINS) bekerja hanya sebagai
analgesik dan mengurangi peradangan, tidak mampu menghentikan proses
patologis
2. Istirahatkan sendi yang sakit, dihindari aktivitas yang berlebihan pada sendi
yang sakit.
3. Mandi dengan air hangat untuk mengurangi rasa nyeri
4. Lingkungan yang aman untuk melindungi dari cedera
5. Dukungan psikososial
6. Fisioterapi dengan pemakaian panas dan dingin, serta program latihan yang
tepat
7. Diet untuk menurunkan berat badan dapat mengurangi timbulnya keluhan
(Bandiyah, 2009).
F. Diet Rendah Purin
Tujuan pemberian diet ini adalah untuk mengurangi pembentukan asam
urat dan menurunkan berat badan, bila terlalu gemuk dan
mempertahankannya dalam batas normal. Bahan makanan yang boleh dan
yang tidak boleh diberikan pada penderita osteoartritis:
Golongan bahan Makanan yang boleh diberikan Makanan yang tidak boleh
makanan diberikan
Karbohidrat Semua --
Protein hewani Daging atau ayam, ikan Sardin, kerang, jantung, hati,
tongkol, bandeng 50 gr/hari, usus, limpa, paru-paru, otak,
telur, susu, keju ekstrak daging/ kaldu, bebek,
angsa, burung.
Protein nabati Kacang-kacangan kering 25 gr --
atau tahu, tempe, oncom

Lemak Minyak dalam jumlah terbatas. --

Sayuran Semua sayuran sekehendak Asparagus, kacang polong,


kecuali: asparagus, kacang kacang buncis, kembang kol,
polong, kacang buncis, bayam, jamur maksimum 50
kembang kol, bayam, jamur gr sehari
maksimum 50 gr sehari

Buah-buahan Semua macam buah --

Minuman Teh, kopi, minuman yang Alkohol


mengandung soda
Bumbu, dll Semua macam bumbu Ragi
DAFTAR PUSTAKA
Azizah, L. M. (2011). Keperawatan Lanjut Usia Edisi 1. Yogyakarta: Graha Ilmu.
Bandiyah, S. (2009). Lanjut Usia dan Keperawatan Gerontik. Yogyakarta: Nuha
Medika.
Nugroho, W. (2009). Keperawatan Gerontik Edisi 2. Jakarta: EGC.
Smart, A. (2010). Reumatik dan Asam Urat; Pengobatan dan Terapi sampai Sembuh
Total. Yogyakarta: A' Plus Books.
Suiraoka, I. (2012). Penyakit Degeneratif Mengenal, Mencegah, dan Mengurangi
Faktor Risiko 9 Penyakit Degeneratif. Yogyakarta: Nuha Medika.

Anda mungkin juga menyukai