Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
Tentang
Disusun oleh :
( Dr.Hj.Jamilah )
Manajer Pelayanan Medis Khusus
Disetujui oleh :
Ditetapkan oleh :
i
KEPUTUSAN
DIREKTUR UTAMA RUMAH SAKIT ISLAM JAKARTA CEMPAKA PUTIH
Nomor : 132/Kep/XVI/9/2015
Tentang
ii
6. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
512/Menkes/Per/X/2005 tentang Penyelenggaraan Praktik Dokter dan
Dokter Gigi.
7. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
519/Menkes/Per/III/2011 tentang Pedoman Penyelenggaraan
Anestesia dan Terapi Intensif di Rumah Sakit.
8. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor
HK.02.02/MENKES/251/2015.
9. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia No.
HK.02.02/MENKES/251/2015 tentang Pedoman Nasional Pelayanan
Kedokteran dan Terapi Intensif.
10. Keputusan Direktur Jenderal Bina Upaya Kesehatan
No. HK.02.04/I/2790/11 tentang Standar Akreditasi Rumah Sakit.
11. Keputusan Badan Pelaksana Harian (BPH) RSIJ No.
020/KEP/I.6.AU/D/2015 tanggal 16 Juni 2015 tentang Struktur
Organisasi dan Tata Kerja RSIJCP.
12. Keputusan Pimpinan Pusat Muhammadiyah No. 235/KEP/I.0/D/2013
tanggal 12 Desember 2013 tentang Penetapan Direksi RSIJCP masa
Jabatan 2013 – 2017.
MEMUTUSKAN :
iii
Pertama : Memberlakukan Panduan Pelayanan Anestesi dan Sedasi di RSIJCP
dipergunakan untuk mendukung kegiatan rumah sakit sebagaimana
terlampir.
Kedua : Setiap Unit Kerja terkait agar menjadikan Panduan Pelayanan ini sebagai
acuan dalam melakukan tugasnya.
Tembusan :
1. Anggota direksi.
2. Ketua Panitia Akreditasi RSIJCP Versi 2012.
3. Ka. Komite Mutu dan Manajemen Risiko.
4. Manajer Rawat Inap
5. Manajer Rawat Jalan
6. Manajer Pelayanan Medis Khusus
iv
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Puji syukur kami panjatkan kepada Allah SWT atas rahmat dan karunia Nya yang telah
diberikan kepada penyusun, sehingga tersusunya Buku Panduan Pelayanan Anestesi dan
Sedasi Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih ini dapat selesai disusun.
Buku Panduan Pelayanan Anestesi dan Sedasi ini merupakan pedoman kerja bagi semua
pihak yang terkait dengan unit kamar operasi Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih
dalam tata cara pelaksanaan pelayanan di kamar operasi.
Dalam Panduan Pelayanan Anestesi dan Sedasi ini diuraikan tentang latar belakang,
ruang lingkup dan tatalaksana pelayanan bedah di Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka
Putih.
Tidak lupa penyusun menyampaikan terima kasih yang sedalam - dalamnya atas bantuan
semua pihak yang telah membantu dalam menyelesaikan Pedoman Pelayanan Bedah
Rumah Sakit Islam Jakarta Cempaka Putih
v
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN..........................................................................................................i
KEPUTUSAN DIREKTUR UTAMA RSIJCP..................................................................................ii
KATA PENGANTAR..................................................................................................................v
DAFTAR ISI.............................................................................................................................vi
BAB I DEFINISI.........................................................................................................................1
BAB II RUANG LINGKUP..........................................................................................................4
BAB III TATA LAKSANA............................................................................................................5
BAB IV DOKUMENTASI.........................................................................................................20
BAB V PENUTUP...................................................................................................................21
vi
Lampiran
Keputusan Direktur Utama RSIJCP
Nomor : 132/Kep/XVI/9/2015
Tentang : Panduan Pelayanan Anestesi dan Sedasi
BAB I
DEFINISI
A. Pelayanan Anestesi
B. Pelayanan Sedasi
C. Pelayanan anestesia rawat jalan
D. Resusitasi jantung paru otak.
E. Pelayanan kegawatdaruratan
F. Intensive care
A. PELAYANAN ANESTESI
1. Prosedur sedasi merupakan suatu teknik pemberian obat penenang atau obat
disosiatif dengan atau tanpa analgetik yang memungkinkan pasien untuk
mentolelir prosedur tindakan dimana fungsi kardiorespirasi tetap terjaga, dan
mampu mempertahankan oksigenasi serta kontrol nafas secara mandiri.
2. Pelayanan Sedasi dapat dilakukan di kamar bedah ataupun diluar kamar bedah,
misalnya di ruang radiologi, ruang pencitraan, endoskopi, diagnostik, ruang
rawat, UGD, ICU.
Hal-hal yang harus lakukan pada Sedasi Sedang dan sedasi berat / dalam :
1. Evaluasi pra-sedasi
a. Untuk meningkatkan efikasi klinis (proses pemberian sedasi dan
analgestika yang berjalan lancar).
b. Menurunkan risiko kejadian efek samping .
c. Evaluasi ini meliputi :
1) Riwayat penyakit pasien yang relevan
2) Pemeriksaan fisik terfokus.
3) Pemeriksaan laboratorium (berdasarkan pada kondisi yang
mendasari dan efek yang mungkin terjadi dalam menangani pasien)
4) Temuan klinis dikonfirmasi segera sebelum melakukan anestesi /
sedasi
5) Konsultasi
6) Semua data yang didapat di dokumentasikan didalam asesmen pra-
sedasi.
2. Konseling pasien
Mengenai risiko, keuntungan, keterbatasan dan alternatif yang ada.
3. Puasa pra-sedasi
a. Prosedur elektif; mempunyai waktu yang cukup untuk pengosongan
lambung.
1. Pelayanan pasien kondisi kritis diperlukan pasien dengan kegagalan organ yang
terjadi akibat komplikasi akut penyakitnya atau akibat sekuele dari regimen
terapi yang diberikan
2. Pelayanan pasien kondisi kritis dilakukan oleh dokter spesialis anestesiologi atau
dokter lain yang memiliki kompetensi.
3. Seorang dokter spesialis anestesiologi atau dokter lain yang memiliki kompetensi
harus senantiasa siap untuk mengatasi setiap perubahan yang timbul sampai
pasien tidak dalam kondisi kritis lagi.
4. Penyakit kritis sangat kompleks atau pasien dengan komorbiditi perlu koordinasi
yang baik dalam penanganannya. Seorang dokter spesialis anestesiologi atau
dokter lain yang memiliki kompetensi diperlukan untuk menjadi koordinator
yang bertanggung jawab secara keseluruhan mengenai semua aspek penanganan
pasien, komunikasi dengan pasien, keluarga dan dokter lain.
5. Pada keadaan tertentu ketika segala upaya maksimal telah dilakukan tetapi
prognosis pasien sangat buruk, maka dokter spesialis anestesiologi atau dokter
lain yang memiliki kompetensi harus melakukan pembicaraan kasus dengan
dokter lain yang terkait untuk membuat keputusan penghentian upaya terapi
6. dengan mempertimbangkan manfaat bagi pasien, faktor emosional keluarga
pasien dan menjelaskannya kepada keluarga pasien tentang sikap dan pilihan
yang diambil.
7. Semua kegiatan dan tindakan harus dicatat dalam catatan medis.
8. Karena tanggung jawabnya dan pelayanan kepada pasien dan keluarga yang
memerlukan energi pikiran dan waktu yang cukup banyak maka dokter spesialis
Semua tindakan anestesi dan sedasi didokumentasikan didalam status rekam medis
pasien.
5. Untuk penilaian sedasi didokumentasikan dalam lembar Asesmen pra Anstesi dan
Sedasi. (Formulir terlampir)
Panduan pelayanan anestesi dibuat dengan tujuan sebagai acuan pelayanan anestesiologi
sehingga dengan proses pelayanan anestesiologi yang aman, efektif, berperikemanusiaan
dan memuaskan bagi pasien yang menjalani pembedahan, prosedur medis atau truma
yang menyebabkan rasa nyeri, kecemasan dan stes psikis lainnya.
Revisi sebagai bentuk perbaikan dan penyempurnaan akan dilakukan secara periodik,
sehingga panduan ini dapat disesuaikan dengan keadaan dan kondisi perkembangan
Rumah Sakit.