Kepmenkes 351 2003
Kepmenkes 351 2003
DI RUMKITAL DR.RAMELAN
SURABAYA TAHUN 2019
HALAMAN SAMPUL
LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANG
(PKL)
Oleh
Mohamad Ilham Lubis
NIM G41151602
HALAMAN JUDUL
LAPORAN
PRAKTEK KERJA LAPANG
(PKL)
Oleh
Mohamad Ilham Lubis
NIM G41151602
i
ii
PRAKATA
HAAN PRAKATA
Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmat
dan hidayah serta pertolonganNya, sehingga laporan praktek kerja lapang yang
berjudul Upaya Perbaikan Kesehatan dan Keselamatan Kerja Petugas Filing di
Rumkital Dr. Ramelan dapat terselesaikan dengan baik dan tepat waktu. Proses
penyelesaian laporan ini dibantu oleh banyak pihak. Oleh karena itu, penulis
mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Bpk Saiful Anwar, S.TP., MP selaku Direktur Politeknik Negeri Jember
2. Sustin Farlinda, S.Kom., MT, selaku Ketua Jurusan Kesehatan
3. Faiqatul Hikmah, S.KM, M.Kes. selaku ketua program studi rekam medik
Politeknik Negeri Jember dan dosen pembimbing saya
4. Rossalina Adi Wijayanti, S.KM. M.Kes. sebagai dosen koordinator praktek
kerja lapang
5. Seluruh Dosen Rekam Medik Jurusan Kesehatan dan civitas Akademika
Politeknik Negeri Jember
6. Direksi Rumah Sakit Angkatan Laut Dr.Ramelan Surabaya yang telah
memberikan ijin praktek kerja lapang di Rumah SakitAngkatan Laut
Dr.Ramelan Surabaya
7. Pimpinan, Staf, dan Karyawan Rumah Sakit Angkatan Laut Dr. Ramelan
Surabaya
Laporan praktek kerja lapang ini masih belum sempurna dan perlu
perbaikan dari berbagai aspek atau bagian, maka itu kritik dan saran yang
membangun sangat diharapkan guna perbaikan di masa mendatang. Semoga hasil
karya tulis ilmiah ini dapat bermanfaat.
Surabaya, April 2019
Penyusun
iii
RINGKASAN
HALAMAN RINGKASAN
Upaya Perbaikan K3Petugas Filling di Rumkital Dr. Ramelan Surabaya
Tahun 2019, Mohamad Ilham Lubis, NIM G41151602, Tahun 2019, Kesehatan,
Politeknik Negeri Jember, Niyalatul Muna S.Kom.,MT.
Rumah sakit adalah suatu bagian menyeluruh dari organisasi sosial dan
medis berfungsi memberikan pelayanan kesehatan yang lengkap kepada
masyarakat, baik kuratif maupun rehabilitatif, rumah sakit juga merupakan pusat
latihan tenaga kesehatan, serta untuk penelitian biososial (menurut WHO dalam
Budi, 2011). Menurut Undang-Undang Nomor 44 Tahun 2009 tentang Rumah
Sakit, salah satu fungsi rumah sakit adalah penyelenggaraan pendidikan dan
pelatihan sumber daya manusia dalam rangka peningkatan kemampuan dalam
memberikan pelayanan kesehatan. Oleh karena itu, rumah sakit harus berupaya
meningkatkan produktivitas kerja tenaga kesehatannya. Untuk menunjang
produktivitas kerja petugas rekam medis, perlu adanya sistem manajemen
kesehatan dan keselamatan kerja. Sistem manajemen kesehatan dan keselamatan
kerja berhubungan erat dengan sistem ketenagakerjaan atau sumber daya manusia.
Kesehatan dan keselamatan kerja tidak hanya penting bagi petugas rekam medis
tetapi juga dapat menunjang produktivitas kerja.
Berdasarkan penjelasan diatas, maka untuk mendukung agar pelayanan
rekam medis tersebut baik dan bermutu diperlukan kegiatan upaya perbaikan
kesehatan dan keselamatan kerja petugas. Kesehatan dan keselamatan kerja
petugas rekam medis yang baik akanberdampak positif terhadap produktivitas
kerja petugas rekam medis sehingga akan meningkatkan pelayanan kesehatan dan
menguntungkan bagi rumah sakit. Oleh karena itu, kesehatan dan keselamatan
kerja petugas rekam medis harus dipenuhi oleh manajemen rumah sakit bukan
semata karena kewajiban tetapi sebagai suatu kebutuhan setiap tenaga kesehatan.
Tujuan khusus dari kegiatan ini adalah untuk upaya perbaikan kesehatan
dan keselamatan kerja petugas filing di Rumkital Dr. Ramelan Surabaya Tahun
2019, kemudian mengidentifikasi faktor-faktor penyebab terkait kesehatan dan
keselamatan kerja petugas filing di Rumkital Dr. Ramelan Surabaya Tahun 2019
iv
dengan analisa 5M, yang terdiri dari man, machine, material, method, money.
Serta mengidentifikasi prioritas masalah terkait upaya perbaikan K3 petugas filing
di Rumkital Dr. Ramelan Surabaya Tahun 2019 menggunakan metode USG.
Metode pengumpulan data dilakukan dengan observasi pada kegiatan petugas
filing, serta wawancara kepada petugas rekam medis di bagian filing
v
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i
HALAMAN JUDUL .............................................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN .................................. Error! Bookmark not defined.
HAAN PRAKATA ............................................................................................... iii
HALAMAN RINGKASAN ................................................................................. iv
DAFTAR ISI ......................................................................................................... vi
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................... xii
DAFTAR SINGKATAN .................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xv
BAB 1. PENDAHULUAN .................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ............................................................................................ 1
1.2 Tujuan dan Manfaat ................................................................................... 2
1.2.1 Tujuan umum ............................................................................................ 2
1.2.2 Tujuan khusus............................................................................................ 2
1.2.3 Manfaat ...................................................................................................... 3
1.3 Lokasi dan Jadwal Kerja...................................................................... 3
1.4 Metode Pelaksanaan ................................................................................... 4
BAB 2. KEADAAN UMUM RUMAH SAKIT ANGKATAN LAUT
DR.RAMELAN SURABAYA TAHUN 2019 ...................................................... 5
2.1 Sejarah Rumah Sakit Angkatan Laut Dr.Ramelan Surabaya ............... 5
2.2 Struktur Organisasi Rumah Sakit Angkatan Laut Dr.Ramelan
Surabaya ............................................................................................................ 8
2.3 Kondisi Lingkungan Rumah Sakit Angkatan Laut Dr.Ramelan
Surabaya ............................................................................................................ 8
2.4 Visi, Misi, dan Motto Rumah Sakit ..................................................... 9
vi
BAB 3. KEGIATAN UMUM RUMAH SAKIT ANGKATAN LAUT
DR.RAMELAN SURABAYA ............................................................................ 10
3.1 Aspek Manajemen Informasi Kesehatan ................................................ 10
3.1.1 Sistem Penyelenggaraan Rekam Medis .............................................. 10
3.1.2 Standar Prosedur Operasional (SPO) ................................................. 14
3.1.3 Alur Prosedur Pelayanan Pelepasan Data Rekam Medis. ................ 17
3.1.4 Identifikasi Jenis-Jenis Formulir ......................................................... 19
3.1.5 Identifikasi Isi dan Struktur Berkas Rekam Medis ........................... 20
3.1.6 Analisis Desain Formulir Rekam Medis Sesuai dengan Standar ..... 21
3.1.7 Identifikasi Prosedur Pelaksanaan Retensi Dan Pemusnahan Berkas
Rekam Medis. ................................................................................................. 27
3.2 Aspek Klasifikasi Dan Kodefikasi Penyakit Serta Tindakan Masalah
Yang Berkaitan Dengan Kesehatan Dan Tindakan Medis ......................... 28
3.2.1 Identifikasi Pelaksanaan Standar Prosedur Operasional (SPO)
Klasifikasi dan Kodefikasi Diagnosis Penyakit dan Tindakan Medis di
RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya ........................................................... 28
3.3.2 Indeksing................................................................................................ 33
3.3 Aspek Hukum Dan Etika Profesi ............................................................ 34
3.3.1 Syarat-Syarat Terkait Pelepasan Informasi Kepada Pasien Atau
Pihak Ketiga .................................................................................................... 34
3.3.2 Mekanisme Untuk Memantau Dan Menangkap Pelanggaran
Terhadap RM Serta Bentuk Hukumnya...................................................... 36
3.3.3 Pelaksanaan Perundag-Undangan Tentang Kerahasiaan Isi RM
(Pelanggaran/Penyimpangan) ....................................................................... 36
3.3.4 Proses Penyampaian Informasi Tentang Data Medik Dan Resume
Pasien. .............................................................................................................. 38
3.3.5 Keamanan dan Kerahasian Data ......................................................... 38
3.3.6 Kebijakan Rumah Sakit Terhadap Rekam Medis Dan Bentuk
Sosialisasi......................................................................................................... 39
3.3.7 Alur Pelayanan Visum Et Repertum ................................................... 40
vii
3.3.8 Identifikasi formulir – formulir medis terkait pengadilan dan non
pengadilan beserta prosedur pelaksanaan ................................................... 41
3.3.9 Jenis-jenis formulir inform consent dan pelaksanaannya ................. 42
3.4 Aspek Statistik Kesehatan ........................................................................ 45
3.4.1 Alur dan Prosedur Pengumpulan, Pengolahan dan Penyajian Data
Statistik di RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya........................................ 45
3.4.2 Jenis Pasien Dan Jenis Pembayaran Di RUMKITAL Dr. Ramelan
Surabaya.......................................................................................................... 56
3.4.3 Laporan 10 Besar Penyakit Rawat Inap Dan Rawat Jalan di
RUMKITAL Dr. RAMELAN SURABAYA ................................................ 62
3.4.4 Analisis Grafik Barber Johnson .......................................................... 74
3.4.5 Perhitungan Grafik Barber Johnson .................................................. 77
3.4.6 Grafik Barber Johnson ......................................................................... 78
Gambar 3.4.6 Hasil Pengelolahan Efisiensi Pelaporan Rumah Sakit Triwulan
IV Tahun 2018.................................................................................................. 79
3.6 Aspek Manajemen Unit Rekam Medis ................................................... 80
3.6.1 Struktur Organisasi Rumkital Dr. Ramelan Surabaya ..................... 80
3.6.2 Identifikasi Struktur Organisasi Unit Rekam Medis berikut nama,
jabatan, tugas, wewenang dan tanggungjawab pimpinan, staf, dan
masing-masing karyawan termasuk job description.................................... 81
3.6.3 Prosedur Perhitungan Kebutuhan SDM Kesehatan dengan
menggunakan metode WISN (Work Load indicator Staff need/kebutuhan
SDM Kesehatan berdasarkan indicator beban kerja) .............................. 140
3.6.4 Mengidentifikasi Perhitungan Kebutuhan Tenaga Kerja Assembling
Di RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya .................................................... 144
3.6.5 Mengidentifikasi perhitungan Kebutuhan Tenaga Kerja Koding Di
RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya ......................................................... 147
3.6.6 Mengidentifikasi Perhitungan Kebutuhan Tenaga Kerja TPPRJ (
Tempat Pendaftran Pasien Rawat Jalan ) Di RUMKITAL Dr. Ramelan
Surabaya........................................................................................................ 149
viii
3.6.7 Mengidentifikasi Perhitungan Kebutuhan Tenaga Kerja TPPRI (
Tempat Pendaftran Pasien Rawat Inap ) Di RUMKITAL Dr. Ramelan
Surabaya........................................................................................................ 155
3.6.8 Mengidentifikasi Perhitungan Kebutuhan Tenaga Kerja IGD
(Instalasi Gawat Darurat) Di RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya ....... 157
3.6.9 Mengidentifikasi Perhitungan Kebutuhan Tenaga Kerja Analisis
KLPCM Di RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya .................................. 160
3.6.10 Mengidentifikasi Perhitungan Kebutuhan Tenaga Kerja Filling Di
RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya ...................................................... 163
3.6.11 Mengidentifikasi Perhitungan Kebutuhan Tenaga Kerja Pelaporan
Di RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya ................................................. 165
3.6.12 Perhitungan Kebutuhan Rak ........................................................... 168
3.7.1 Hasil identifikasi jenis aplikasi yang digunakan dalam
penyelenggaraan unit rekam medis di Rumah Sakit. ............................... 172
3.7.2 Pengoprasian Aplikasi INACBG’s, SIMRS Serta Trouble Shooting
Yang Ada ....................................................................................................... 173
3.7.3 Hasil Analisis Sistem Informasi Pendaftaran Rawat Jalan dan Rawat
Inap Menggunakan Flowchart Sistem ....................................................... 174
3.7.4 Hasil Pelaporan Dibagian Unit Rekam Medis Berdasarkan Inputan
Dari Sistem Pendaftaran.............................................................................. 174
3.7.5 Hasil Desain Database ......................................................................... 175
3.7.6 Model Topologi Jaringan Sistem Informasi ..................................... 178
3.7.7 Analisa Teknologi Yang Digunakan Serta Rancangan Sistem Yang
183
BAB 4. KEGIATAN KHSUS RUMAH SAKIT ANGKATAN LAUT
DR.RAMELAN SURABAYA .......................................................................... 188
4.1.2 Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kejadian K3 petugas pada
bagian filing menggunakan aspek money yaitu anggaran dalam
pelaksanaan K3 petugas filing..................................................................... 189
BAB 5. PEMBAHASAN ................................................................................... 193
ix
5.1 Mengidentifikasi faktor penyebab missfile berkas rekam medis dengan
unsur manajemen 5M (Man, Money, Methode, Mechine,Material). ........ 193
5.1.2 Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kejadian K3 petugas pada
bagian filing menggunakan aspek money yaitu anggaran dalam
pelaksanaan K3 petugas filing..................................................................... 194
5.1.6 Menentukan prioritas penyebab masalah kejadian K3 petugas filing
di Rumkital Dr.Ramelan dengan metode USG ......................................... 197
5.1.7 Menentukkan alternatif solusi terkait K3 petugas filling
menggunakan brainstorming. ..................................................................... 199
BAB 6. KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................ 200
6.1 Kesimpulan .............................................................................................. 200
6.2 Saran ........................................................................................................ 201
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 202
LAMPIRAN ....................................................................................................... 204
Lampiran 1. Surat keterangan selesai melaksanakan PKL di RSAL ...... 204
Lampiran 2. Rangkuman Kegiatan Harian PKL (logbook kegiatan) ...... 206
Lampiran 3. Daftar Hadir PKL ................................................................... 210
Lampiran 4. Data Pendukung...................................................................... 213
Lampiran 4.1 Pedoman Wawancara .......................................................... 213
Lampiran 4.2 Pedoman Metode USG......................................................... 221
Lampiran 4.3 SOP terkait Kesehatan dan Keselamatan Kerja petugas filing 224
Lampiran 4.4 Tanda Bahaya K3 petugas .................................................. 226
229
229
Lampiran 4.5 Materi Sosialisasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja
petugas ........................................................................................................... 232
Lampiran 5. Dokumentasi kegiatan PKL di RSAL Surabaya................. 263
x
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xi
DAFTAR TABEL
Halaman
xii
DAFTAR SINGKATAN
xiii
TCAs : Tricyclic Antidepressants
xiv
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
xv
BAB 1. PENDAHULUAN
1
2
1.2.3 Manfaat
a. Bagi Mahasiswa
Laporan ini diharapakan bermanfaat untuk mengetahui faktor penyebab
K3 petugas filing dan untuk mengetahui upaya perbaikan K3 petugas filing di
Rumkital Dr.Ramelan.
5
6
BPJS Kesehatan
Loket Registrasi
Pembuatan Kartu Berobat Untuk Pasien Baru File Pasien
Kasir
Dirujuk Ke RS
Dirawat Apotek
Lain
Sembuh / Perlu
Berobat Lagi
Pulang
digunakan untuk pendaftaran pasien baru umum mandiri dan kerjasama maupun
pasien lama umum, Loket 3 digunakan untuk pasien yang mendaftar ke Poli
Fisioterapi, Poli THT, Poli Anak, Poli Kulit dan Kelamin, Poli Jiwa / Psikiatri,
Rehab medik, Poli Gigi, dan Andrologi, Loket 4 digunakan untuk pasien yang
akan mendaftar ke Poli Penyakit Dalam, Onkologi, Ginjal, Hati, Hemodialisis,
Endokrin, VCT, Loket 5 digunakan untuk pasien yang akan mendaftar ke Poli
Saraf, Kandungan, Jantung, Mata, Akupuntur, Estetika, Jala puspa, dan Loket 6
digunakan untuk pasien yang akan mendaftar ke Poli Bedah Anak, Bedah
Onkologi, Bedah TKV / Thorax, Bedah Digestif, Bedah Umum, Bedah Orthopedi,
Bedah Urologi, Bedah Saraf, Bedah Plastik, dan Radioterapi
Untuk pasien baru / lama BPJS, terlebih dahulu diwajibkan mencetak SEP
(Surat Eligibilitas Peserta) sebelum mendaftar di loket pendaftaran, apabila sudah
mencetak SEP di counter BPJS pasien harus mendaftar di loket pendaftaran sesuai
poli yang akan dituju. Jika pasien baru, mendaftar pada loket 2 dengan membawa
rujukan dari PPK II serta SEP yang telah dicetak dan petugas akan mengecek
semua persyaratan. Apabila semua persyaratan sudah lengkap petugas pendaftaran
akan menginputkan data pasien kedalam komputer dan akan dibuatkan berkas
rekam medis maupun kartu berobat. Jika pasien lama, pasien mengisi blanko
kontrol di loket pendaftran sesuai dengan tujuannya. Sedangkan untuk pasien baru
umum, terlebih dahulu mengisi formulir pendaftaran sesuai dengan identitas
pasien. Petugas pendaftaran akan menginputkan data pasien kedalam komputer
dan membuatkan berkas rekam medis serta kartu berobat. Setelah mendaftar di
loket pendaftaran, pasien baru / lama harus menuju kasir terlebih dahulu untuk
membayar biaya pendaftaran dan konsul. Dan selanjutnya pasien diarahkan
menuju poliklinik yang dituju dan petugas mendistribusikan berkas rekam medis
pasien menuju poli yang dituju pasien. Setelah data diinputkan kedalam komputer
pasien diarahkan menuju poli yang dituju dan petugas akan mendistribusikan
berkas rekam medis pasien ke poliklinik yang dituju pasien. Selesai pelayanan
pasien bisa dinyatakan di rujuk ke RS lain, di rawat, maupun sembuh. Jika
dinyatakan sembuh, pasien langsung menuju apotik untuk menebus obat yang
diresepkan oleh dokter. Apabila di rawat pasien harus mendaftar di tempat
pendaftaran rawat inap / tempat informasi dan registrasi rawat inap.
12
Pasien rawat inap ada macam yaitu mendapat rujukan dari poliklinik, PPK
(Puskesmas) atau datang sendiri ke IGD . Jika pasien mendapatkan rujukan rawat
inap dari poliklinik maka pasien diarahkan menuju loket registrasi untuk
menyelesaikan administrasi kemudian pasien bisa mendapatkan kamar rawat inap.
Apabila pasien mendapat rujukan dari puskemas maka pasien diarahkan ke
poliklinik untuk dilakukan pemeriksaan terlebih dahulu. Prosedur berikutnya
sama seperti pasien yang mendapatkan rujukan rawat inap dari poliklinik. Jika
pasien rawat inap yang datang dari UGD maka semua pendaftaran dan
administrasi pasien dilakukan di UGD
b. Alur Rekam Medis (Rawat Inap, Rawat Jalan, dan UGD)
1. Alur Berkas Rekam Medis Rawat Jalan Dan Rawat Inap
Gambar 3.2 Alur Berkas Rekam Medis Rawat Jalan dan Rawat Inap
Keterangan Flowchart:
Saat pasien baru datang akan diminta untuk mengisikan blanko untuk
diinputkan datanya ke komputer oleh petugas agar pasien mendapatkan nomor
rekam medis, tetapi jika pasien lama yang datang ke pelayanan cukup menunjuka
Kartu Index Berobat (KIB) dan file dapat langsung di cari dan apabila pasien tidak
membawa KIB maka nomor rekam medis akan dicari berdasarkan data sosial
13
pasien seperti nama dan alamat. Apabila file tidak ditemukan maka petugas akan
membuatkan file bantu agar pelayanan medis bisa tetap dilakukan. Setelah file
rekam medis telah tersedia akan dicatat di buku ekspedisi kemudian diantarkan ke
poli oleh petugas, dan pasien menunggu perawatan di poli yang dituju.
Bila pasien tidak dinyatakan untuk rawat inap maka berkas rekam medis
akan di assembeling dan dikoding selanjutnya diserahkan ke filling. Apabila
dinyatakan rawat inap, maka akan dilakukan registrasikan rawat inap untuk
mendapatkan kamar perawatan. Selanjutnya bila perawatan, pengobatan dan
penatalaksanaan telah selesai maka file segera dikembalikan ke ruang file
(Minmed). Pada ruang file akan dilakukan analisa ( assembeling) terhadap berkas
kembali tersebut untuk meng-check kelengkapan meliputi diagnosa dan tanda
tangan DPJP.
2. Alur Berkas Unit Gawat Darurat
a) BPJS
TNI, PNS, Keluarga, HANKAM, NON HANKAM, Mandiri, PBI.
b) UMUM
1. UMUM Mandiri
2. Kerjasama
3) Lembar identitas pasien berisi :
a) Tanggal Pembuatan RM
b) No. RM: Keluar otomatis sesuai program komputer
c) Nama Pasien :
1. Nama pasien ditulis sesuai dengan identitas (KTP/KTA, SIM, dll)
2. Kata Tn/ Ny/ An/ Ny By ditulis dibelakang nama.
Contoh : Larasati, Ny.
3. Apabila bayi baru lahir/ belum diberi nama ditulis ibu bayi, Ny. By.
b. Sistem Penomoran
1) Petugas Pendaftaran memasukkan data identitas pasien sesuai dengan data
terbaru yang diisi pada lembar identitas pasien kedalam program health
corner di komputer link.
2) Data identitas untuk bayi baru lahir penamaan sesuai dengan nama ibu
ditambah dengan bayi, sedangkan identitas lainnya sesuai dengan identitas
yang diberikwn dari ruang melahirkan.
Contoh: Nama Ibu: Leni Marlina Nama Bayi: Leni Marlina, Ny. By.
3) Setelah semua identitas pasien masuk kedalam computer maka nomor
rekam medis akan keluar secara otomatis.
4) Penomoran rekam medis pasien di RUMKITAL dr. Ramelan menggunakan
nomor dengan angka akhir (penambahan di akhir nomor).
16
c. Sistem Penyimpanan
1) Sistem penyimpanan berkas rekam medis pasien menganut sistem
sentralisasi dimana berkas rekam medis pasien rawat jalan, rawat inap dan
instalasi gawat darurat menjadi satu disimpan secara terpusat.
2) Setiap pasien hanya memiliki satu nomor rekam medis.
17
d. Sistem Pengendalian
1) Petugas file mengirim berkas rekam medis pasien sesuai dengan permintaan
loket pendaftaran paien rawat jalan dan instalamelan gawat darurat (IGD).
2) Petugas file mengambil berkas rekam medis pasien yang telah selesai
dipakai oleh poliklinik/ unit rawat jalan dalam waktu 1x24 jam.
3) Petugas file mengirim berkas rekam medis pasien sesuai dengan permintaan
ruangan maupun IGD dengan buku ekspedisi peminjaman.
4) Berkas rekam medis pasien pulang rawat inap dikembalikan oleh perawar
ruangan dalam waktu 2x24 jam.
5) Berkas reakam medis pasien dari IGD dikembalikan oleh petugas IGD
dalam waktu 1x24 jam.
6) Petugas assembling mencatat nomor ekspedisi berkas rekam medis yang
telah kembali di buku ekspedisi pada waktu itu.
7) Petugas assembling menyeleksi berkas rekam medis pasien, apabila ada
yang belum lengkap file pasien dikembalikan sesuai dengan ruangannya
masing-masing dan segera dilengkapi paling lambat 14 hari berkas rekam
medis pasien harus sudah dikembalikan.
8) Mensortir berkas rekam medis pasien menurut nomor akhir.
9) Petugas filing memasukkan berkas ke dalam rak serta mengambil out guide
dari rak penyimpanan.
Pemohon
Ke kantor bagian
permintaan data
ya
Menyerahkan :
- Surat
pelimpahan kuasa
Mengisi blanko
- KTP 2 pihak
surat permohonan
(pemohon dan
data medis
pemilik data
medis)
- KK
Permintaan di Pemohon
proses, apakah tidak mengecek ulang
disetujui ? persyaratan
ya
Petugas
menginputkan
data permintaan
ke Excel
Pemrosesan
Selesai
Data diserahkan
kepada pemohon
Gambar 3.4 Alur Prosedur Pelayanan Pelepasan Data Rekam Medis Untuk
Asuransi
Pemohon datang ke kantor administrasi medis bagian permintaan data.
Petugas menanyakan permintaan data tersebut digunakan untuk keperluan apa ?
Dan pemohon datang sebagai ahli waris atau bukan ?apabila pemohon datang
bukan sebagai ahli waris maka wajib menyerahkan : Surat pelimpahan kuasa,
KTP 2 belah pihak (pemohon dan pemilik data medis), Kartu Keluarga. Jika
pemohon datang sebagai ahli waris maka langsung mengisi blanko surat
permohonan data medis. Kemudian permintaan diproses untuk disetujui atau tidak
disetujui. Pemrosesan tidak dapat dilakukan pada hari itu juga dikarenakan
19
4. Body 1 Pengelompokan
a. Data sosial :
b. Data medis :
- Nama pasien - Diagnosa masuk
- Pagkat/ Gol - Diagnosa utama
- Co morbid/ Diagnosa
- No RM
tambahan
- Alamat - Jenis tindakan
- MRS - Alasan dirawat
- Ringkasan penyakit
- Tgl lahir
- Pemeriksaan fisik
- Pekerjaan - Lab/ penunjang
- Tanggal MRS - Terapi pasien
- Tgl KRS - Hasil konsul
- Perkembangan selama
- Lama dirawat dirawat
- Ruangan - Keadaan waktu pulang
- Waktu kontrol ulang
- Saran/ instruksi tindak
2. Type Style : Jenis font yang digunakan Arial
lanjut
3. Margin :
4. Spasi :
23
3) Aspek isi
No. Identifikas Resume Ringkasan Infromed Ringkasa
i Masuk conscent n Masuk
Dan Keluar dan
Keluar
1. Kelengkapa a. Data identitas
n Pasien :
butir data - Nama pasien
- Pagkat/ Gol
- No RM
- Alamat
- MRS
- Tgl lahir
- Pekerjaan
- Tanggal
MRS
24
- Tgl KRS
- Lama dirawat
- Ruangan
b. Data klinis :
- Diagnosa
masuk
- Diagnosa
utama
- CoMorbid/
Diagnosa
tambahan
- Jenis
tindakan
- Alasan
dirawat
- Ringkasan
penyakit
- Pemeriksaan
fisik
- Lab/
penunjang
- Terapi pasien
- Hasil konsul
2. Terminolog a. Istilah:
i Terdapat di
item
diagnosa dan
tindakan
b. Singkatan :
KRS
MRS
25
DPJP
Analisa :
Desain formulir resume (ringkasan keluar ) telah memenuhi aspek dasar
desain yakni aspek fisik, anatomi dan isi terbukti dengan item-item isian data
yang tertera di dalam formulirnya sehingga dapat menjadi informasi yang akan
disampaikan ke penerima layanan ( pasien) dan menjadi bukti dari perawatan
yang diterimnaya selama dirawat. Hal inilah yang perlu di perjelas untuk
mendapatakan data yang informatif maka membutuhkan media perantara yang
baik , dari aspek anatomi telah memenuhi standar desain yakni terdapatnya
heading, introduction, instruction, body dan close.
b. Analisis Desain Formulir Ringkasan Masuk Dan Keluar
Analisis Anatomi Formulir :
1) Heading
Pada formulir ringkasan masuk dan keluar pada bagian heading terdiri logo
instansi, nama instansi rumah sakit, alamat instansi, dan nomor telepon instansi
2) Introduction
Untuk bagian introduction pada formulir ringkasan masuk dan keluar terdiri
dari judul formulir dan nomor rekam medis pasien
3) Instruction
Isi / body dari formulir ringkasan masuk dan keluar terdapat kunjungan,
No.BPJS, ruang / kelas perawatan, nama pasien, jenis kelamin, jenis pasien,
tanggal lahir / umur pasien, alamat lengkap pasien, pekerjaan, pangkat /
golongan, agama, NRP / NIP, kotama, status, satker, telp / hp, keluarga
terdekat, hubungan, alamat, telp.kel, tanggal masuk rumah sakit, pindah ruang
rawat inap ke, pada tanggal / jam, lama dirawat, tanggal keluar rumah sakit,
diagnosa masuk, diagnosa keluar meliputi : utama; pembanding; penyerta;
komplikasi beserta kodenya, penyebab cidera dan keracunan beserta kodenya,
nama operasi / tindakan, jenis operasi, tanggal, kode icd 9cm, infeksi
26
Bagian close formulir ringkasan masuk dan keluar terdiri dari tanda tangan
DPJP / Dokter yang merawat
Saran : untuk kolom nama operasi / tindakan sebaiknya dijadikan satu dengan
kolom diagnosa, dan untuk TTD DPJP serta dokter yang merawat seharusnya
dibedakan / disendirikan
b. Melihat diagnose dokter pada lembar masuk dan keluar atau resume
dokter,
c. Petugas koding melakukan verifikasi kodefikasi yang telah dibuat oleh
dokter pada diagnosa berdasarkan buku ICD 10 atau kode prosedur
tindakan pada buku ICD 9 CM,
d. Tulis kode yang sesuai pada kolom kode diagnosa di sebelah diagnosa,
e. Memasukkan kode ICD 10 atau kode prosedur tindakan pada buku ICD 9
CM kedalam computer SIMRS,
f. Untuk koding berkas rekam medis rawat jalan dilakukan oleh masing-
masing counter klinik dengan cara memasukkan diagnose pada counter
klinik dengan cara memasukkan diagnose pada computer SIMRS.
Menurut SPO kodefikasi pada RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya, dokter
lah yang bertugas memberikan koding penyakit serta tindakan pada berkas rekam
medis khusus rawat inap dan perawat pada masing-masing poli yang memberikan
kode penyakit serta tindakan pada berkas rawat jalan, sedangkan petugas rekam
medis hanya bertugas sebagai verifikator khusus berkas rawat inap yang telah di
assembling jika terdapat kolom kode diagnose yang belum terisi. Menurut SPO
Kodefikasi, petugas rekam medis melakukan verifikasi dengan menggunakan
buku ICD -10 volume III untuk menemukan istilah atau diagnosa yang dicari,
akan tetapi petugas rekam medis kurang memaksimalkan penggunaan buku ICD -
10 volume I (Tabular List) untuk memeriksa keakuratan kode dikarenakan
keterbatasan petugas assembling yang jumlahnya hanya 2 orang dan harus
menyelesaikan proses assembling yang rata-rata jumlah berkas yang masuk dari
rawat inap per harinya yaitu sekitar ±150 berkas yang menyebabkan proses
kodefikasi sedikit terhambat sehingga tidak jarang petugas verifikasi melakukan
double job untuk membantu petugas assembling. Kemudian petugas koding
memverifikasi kode penyakit ke dalam kolom kode diagnosa pada Resume Pasien
Pulang (RM 13). Setelah berkas telah di verifikasi, petugas assembling melakukan
penginputan kedalam SIMRS akan tetapi petugas pada setiap counter poli tidak
menginputkan di SIMRS.
Kode klasifikasi penyakit oleh World Health Organization (WHO)
bertujuan untuk menyeragamkan nama dan golongan penyakit, cidera, gejala dan
30
kodefikasi
3.3.2 Indeksing
Indeksing adalah membuat tabulasi sesuai dengan kode yang sudah dibuat
kedalam indeks-indeks menggunakan kartu indeks. Di RUMKITAL Dr. Ramelan
membuat indeks secara manual dan yang dibuat ialah hanya indeks penyakit saja,
untuk indeks kematian hanya di wujudkan berupa list data penyebab kematian
tertinggi. Jenis indeks yang dibuat adalah sebagai berikut :
a. Indeks Pasien
Merupakan data base komputer yang berisi nama semua pasien yang
pernah berobat di rumah sakit. Akan tetapi di RUMKITAL Dr. Ramelan
sendiri sudah tidak menerapkan lagi sistem pembutan Indeks Pasien,
dikarenakan setiap pasien lama yang ingin berobat atau kontrol diwajibkan
mengisi blangko kontrol agar dapat dilakukan pencarian berkas rekam medis.
b. Indeks Penyakit (Diagnosis)
Merupakan suatu data yang menyimpan suatu kode diagnosa penyakit
maupun tindakan operasi setiap pasien yang berobat di RUMKITAL Dr.
Ramelan Surabaya. Indeks penyakit dan tindakan dilakukan secara manual
melalui laporan pada tiap poli. Kegunaan data ini untuk keperluan sebagai
berikut :
1) Mempelajari kasus-kasus terdahulu dari satu penyakit untuk memperoleh
pengertian tentang penanggulangan terhadap penyakit-penyakit/masalah-
masalah kesehatan.
2) Untuk menguji teori-teori, membandingkan data-data tentang
penyakit/pengobatan dalam rangka penyuguhan tulisan-tulisan ilmiah.
3) Menyuguhkan data untuk menyusun keperluan bahan-bahan, alat-alat
baru, dan lain-lain.
4) Menilai kualitas pelayanan di RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya.
5) Mengerahkan study epidemiologi
6) Mengakumulasikan data manajemen beresiko, seperti insiden komplikasi
medis dan bedah
7) Menyusun data morbiditas dan data statistic RS
c. Indeks Kematian
34
a. Jenis data yang diminta : Data medik/ resume untuk asuransi jasa raharja,
jawaban konsul, pemeriksaan CPW
b. Yang berhak meminta : Pasien atau yang diberi kuasa, Misal Asuransi.
4. Kabag Minmed atas rekomendasi tertulis kadepbangdiklat
a. Jenis data yang diminta : Data pada file pasien atau pada laporan bag
minmed sesuai dengan kebutuhan (obyek penelitian) nya.
b. Yang berhak meminta : Mahasiswa kesehatan yang PKL / penelitian di
RSAL (PPDS, FK,FKG, Akbid, Akper, dst) dan tim Wasrik
5. Kabag Minmed
a. Jenis data yang diminta : Legalisir Kematian
b. Yang berhak meminta : Pasien (keluarga pasien)
c. Data tentang pasien (Data Medik, Jawaban Konsul, Resume, Form
Asuransi) di proses oleh Minmed yang diketahui oleh Kabag Minmed
sebelum diajukan ke dokter yang merawat atau pengganti
d. Data yang dibaca dari berkas rekam medis pasien maka harus dibaca di
ruang file, tidak boleh dipinjam keluar, difoto atau difotocopy.
e. Berkas rekam medis yang dipinjam keluar bukan untuk pelaporan pasien
harus dicatat dibuku ekspedisi berkas rekam medis keluar, siapa yang
beranggung jawab pinjam sedapat mungkin tidak ≥ 24 jam serta harus
diantar ke ruang file bila digunakan pasien untuk control.
f. Peminjam dilarang mengambil sendiri berkas rekam medis dari raknya,
harus dilayanioleh petugas file
g. Pelayanan file dilakukan setelah jam pelayanan poli atau diluar jam kerja.
Berdasarkan hasil observasi pada bagian filling masih ditemukan beberapa
permasalahan seperti berkas rekam medis pasien yang tidak ada pada rak filling /
roll o’pack dan juga tidak terdapat pada buku ekspedisi. Hal ini berkaitan dengan
kerahasiaan berkas rekam medik asien di RUMKITAL DR. Ramelan yang telah
disesuai dengan standart operasional prosedur yang ada pada RSAL. Sehingga
hal ini berdampak pada kenyamanan pasien di poli. Pasien menunggu lama untuk
mendapatkan pelayanan di karenakan berkas yang belum sampai di poli yang
dituju.
36
Badan-badan sosial boleh mengetahui isi data sosial dari berkas rekam
medis pasien, apabila memiliki alasan yang sah untuk memperoleh
informasi, namun untuk data medisnya tetap diperlukan surat persetujaun.
Permohonan pasien atau keluarga pasien untuk mendapatkan
innformasicatatan dirinya yang dibuat oleh dokter yang merawat.
5. Ruang file harus ada alat pemadam kebakaran (APAR), dilakukan fogging
setiap 6 bulan sekali kecuali keadaan tertentu
6. Pengambialan / penyimpanan berkas rekam medis pasien dari / ke rak file
hanya boleh dilakukan oleh anggota rekam medis
7. Setiap orang yang mengakses rekam medis harus teridentifikasi dan
dicatat pada buku pinjaman
8. Pengiriman / pengambilan berkas rekam medis pasien keluar dari gedung
URJ menggunakan tempat tertutup
9. Ruang file dijaga selama 24 jam
10. Database identitas pasien hanya dapat di akses oleh petugas administrasi
medis yaitu petugas pendaftaran pasien rawat jalan, petugas pendaftaran
rawat inap dan petugas pendaftaran IGD. Setiap petugas administrasi
medis memiliki password tersendiri shingga tidak semua orang dapat
mengakses database.
Berdasarkan hasil observasi dan waawancara, disisi lain ruang
penyimpanan file RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya terletak secara terpisah
yakni lantai 1 dan lantai 2. Pada ruang filling bawah saat pelayanan pendaftaran
pasien ditutup pasien masih bisa masuk ke ruang filling. Penyebab pasien masuk
ke ruang filling yaitu petugas kurang menjaga ruang filling dengan maksimal.
Dampak : Hal ini berkaitan dengan keamanan dan kerahasiaan rekam medis
yang sudah seharusnya dapat terjamin.
Solusi : Harus ada pelaksanaan yang sinergi sesuai dengan ketentuan SPO
Rukital Dr. Ramelan Surabaya. Pintu ruang filing seharusnya tidak boleh
dibuka, selain petugas yang berwenang dilarang masuk.
atas hilang, rusak, pemalsuan dan/atau penggunaan oleh orang atau badan yang
tidak berhak atas rekam medis.
a. UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran
Menurut UU No. 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran, pasal 79 butir
undang-undang nomor 29 tahun 2004 tentang praktik kedokteran “ dokter
atau dokter gigi atau tenaga kesehatan lainnya yang dengan sengaja tidak
membuat rekam medis dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama
(satu) tahun atau denda paling banyak Rp. 50.000.000 (lima puluh juta
rupiah). “
b. SK karumkital Dr. Ramelan No.kep/7X/2012 tentang pemberlakuan buku
pedoman manajemen administrasi medis (buku pedoman penyelenggaraan
rekam medis) revisi III lingkungan rumkital Dr. Ramelan Surabaya.
Dalam rangka menciptakan keseragaman penyelenggaraan rekam medis di
rumah sakit, maka perlu adanya buku pedoman manajemen administrasi medis
(buku pedoman penyelenggaraan rekam medis (BPPRM) di rumkital Dr. Ramelan
surabaya yang mengacu pada permenkes No.269/menkes/per/III/2008, serta buku
pedoman manajemen informasi kesehatan di sarana pelayanan kesehatan tahun
2008.
Berdasarkan Hasil wawancara, disisi lain cara dan bentuk sosialisasi
mengenai kerahasiaan dan kamanan rekam medis. Bagian Minmed mengadakan
rapat kepada kabag diruangan tertutup kemudian bagian kabag menyampaikan
keanggotanya dari hasil rapat tersebut. Jika informasi mengenai rumah sakit
sosialisasi dilakukan ketika apel pagi dan informasi rumah sakit diluar tanggung
jawab minmed mengenai informasi tersebut.
3 Dokter yang Data Medik / resume untuk Pasien atau yang diberi
merawat / Kabag asuransi, jasa raharja, kuasa
Minmed jawaban konsul,
pemeriksaan CPW.
4 Kabag Minmed atas Data pada dile atau a. Mahasiswa
rekomendasi pelaporan bag Minmed kesehatan yang PKL
tertulis sesuai kebutuhan (objek / penelitian di RSAL
42
1. Setiap tindakan medis yang akan dilakukan terhadap pasien harus mdendapat
persetujuan baik tertulis maupun lisan. Tindkaan yang mengandung resiko
tinggi harus dengan persetujuan tertulis yang ditandatangani oleh yang
berhak memberikan persetujuan.
2. Persetujan sebagaimana dimaksud pada no. 1 diberikan setelah pasien
mendapat informasi tentang perlunya tindakan medis yang bersangkutan serta
resiko yang ditimbulkan.
3. Cara penyampaian isi informasi harus disesuaikan dengan ingkat pendidikan
serta kondisi dan situasi pasien
4. Informasi diberikan secara lisaan dengan juur dan benar kecuali bila dokter
menilai bahwa itu dapat merugikan kepentingan kesehatan pasien.
5. Surat persetujuan tindakan medis harus dibaca dan ditandatangani oleh setiap
pasien yang akan rawat inap maupun yang akan dilakukan tindakan
medis/operasi di RUMKITAL Dr. Ramelan.
6. Dokter yang melakukan tindakan, berkewajiban untuk memberikan informasi
sejelas-jelasnya baik diminta maupun tidak diminta tentang penyakit dan
tindakan medis yang bersiat teurapeutik maupun diagnostic, terutama pada
tindakan operasi dan tindakan lain yang bersifat invasive.
7. Dalam hal tindakan yang bukan bedah (operasi) dan tindakan yang tidak
invasive lainnya, informasi dapat diberikan oleh dokter lain atau perawat,
dengan sepengetahuan atau petunjuk dokter yang bertanggung jawab.
8. Macam informasi yang disampaikan adalah :
a. Tujuan dilakukannya rawat inap
b. Tujuan dilakukannya tindakan medis
c. Tata cara tindakan medis yang dilakukan
d. Resiko yang akan dihadapi ( keuntungan dan kerugian )
e. Prognosa bila tindakan tersebut dilakukan atau tidak dilakukan.
f. Bila penderita menolak tindakan yang akan diberikan, maka penderita
wajib menandatangani formulir “Pemberian Informasi dan Pernyataan
Penolakan Operasi / Tindakan Medis / Tindakan Diagnostik”. Jika
penjelasan ini diperkirakan dapat memperburuk keadaan penderita maka
dokter dapat menahan sebagian atau seluruh penjelasan yang dimaksud
44
consent pasien rawat jalan, inform consent pasien rawat inap, dan inorm consent
tindakan operasi. Untuk inform consent pasien yang akan rawat inap baik melalui
poliklinik atau IGD, keluarga atau orng terdekat pasien mengisi informed consent
sesuai tempat pasien mendaftar. Dan untuk informed consent tindakan operasi
diisi pada saat dokter atau perawat akan melakukan tindakan terhadap pasien.
bulanan dan triwulan yang dikirimkan ke Pusat Kesehatan TNI, Dinas Kesehatan
TNI Angkatan Laut dan Dinas Kesehatan TK. I dan TK. II.
Sistem pelaporan Rumah Sakit Mulai dilakukan 1 Januari 1973 sebagai
penyempurnaan terhadap bentuk pelaporan yang di tetapkan tahun 1952. Sistem
pelaporan ini mencakup semua rumah sakit baik yang di kelola pemerintah seperti
Depkes, Pemda, TNI, maupun Departemen lainnya serta Rumah Sakit yang
dikelola sektor swasta. Sisitem pelaporan ini berlaku bagi semua jenis/katagori
Rumah Sakit seperti RS Umum, RS Jiwa RS Mata, RS Bersalin dan sebagainya.
Setiap Rumah sakit yang telah tercatat di Depkes harus mengikuti sisitem
pelaporan Rumah Sakit yang telah ditetapkan sesuai dengan prsedure sebagai
berikut:
Setiap Rumah Sakit termasuk RS Bersalin harus mempunyai surat ijin
penyelenggaraan Rumah Sakit ( tetap / sementara ) dari Depkes atau surat
penetapan sebagai Rumah Sakit dari Instalasi yang berwewenang.
Surat ijin penetapan Rumah Sakit dikirimkan ke Dirjen Pelayanan Medis untuk
mendapatkan nomer kode Rumah Sakit yang bersangkutan dan rumah skait
yang telah mempunyai nomor kode berarti telah tercatat di Depkes.
Nomor kode Rumah Sakit ditetapkan oleh Dirjen Pelayanan Medis dan
disampaikan ke Rumah Sakit yang bersangkutan melalui Kantor Wilayah
setempat.
Pelaporan dan analisis merupakan bagian yang mempunyai tugas dan
tanggung jawab dalam pengumpulan, pengelolaan, pengenalasisan dan
dilanjutkan dengan menyajikan laporan, baik laporan dalam rumah sakit (intern)
maupun keluar ruamah skait (ekstern).
a. Dokumen yang digunakan:
Formulir RL 1 sampai dengan RL 5
Formulir Produksi Fisik Internal
Formulir Indeks (komputer)
b. Catatan-catatan yang digunakan :
Buku Ekspedisi
Buku catatan evaluasi pengiriman data dasar laporan (Komputer)
48
keadaan mulai tanggal 1 bulan pertama sampai dengan tanggal 30/31 bulan
ketiga pada setiap triwulan yang bersangkutan, meliputi :
Pelayanan Rawat Inap
Pelayanan Rawat Jalan
Pengunjung Rumah Sakit
Kegiatan Klinik Instalasi Gawat Darurat
Kegiatan Kebidanan
Kegiatan Imunisasi
Kegiatan Pembedahan
Kegiatan Anestesi
Kegiatan Pelayanan Gigi dan Mulut
Kegiatan Intervensi Non Bedah
Kegiatan Kesehatan Jiwa
Kegiatan Pengujian Kesehatan
Kegiatan Rehabilitasi Medis
Kegiatan Pemeriksaan Laboratorium Klinik
Kegiatan Kamar Jenazah
Kegiatan Keluarga Berencana
Kegiatan Rujukan
Kegiatan Penyuluhan Kesehatan
Kegiatan Latihan Kerja
Kegiatan Kunjungan Rumah Sakit
Kegiatan Perkampungan Kusta
Kegiatan Pelatihan / Kursus / Penataran yang berakhir triwulan ini,
tidak termaksuk PKBRS
Tingkat Pemanfaatan Rumah Sakit
b) STP Rawat Inap (Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Inap)
Formulir STP Rawat inap memuat data komplikasi penyakit/morbiditas
pasien rawat inap yang dikelompokan menurut Daftar Tabulasi Dasar KIP/10.
Untuk masing-masing kelompok penyakit dilaporkan mengenai jumlah pasien
53
keluar menurut golongan umur dan menurut jenis kelamin, serta jumlah pasien
mati untuk masing-masing kelompok penyakit.
Data dikumpulkan secara sampling sebesar 10,9 % setahun atau 10 hari
dalam tengan satu triwulan. Periode data meliputi 10 hari pertama bulan kedua
triwulan yang bersangkutan atau pada tanggal 1-10 bulan Februari, Mei, Agustus
dan November dibuatkan kompilasinya dan dilaporkan dengan mengisi foemulir
STP Rawat Inap. Pengelompokan jenis penyakit yang terdapat pada formulir
STMei, Agustus dan November dibuatkan kompilasinya dan dilaporkan dengan
mengisi formulir STP Rawat Inap. Pengelompokan jenis penyakit yang terdapat
pada formulir STP Rawat Inap disusun menurut pengelompokan jenis penyakit
sesuai dengan daftar tabulasi dasar KIP. Data jumlah pasien keluar rumah sakit
untuk setiap jenis kelamin dan golongan umur.
Formulit STP Rawat Inap dibuat rangkap 6. Lembar pertama untuk Depkes.
Sedangkan lembar berikutnya untuk masing-masing instansi sesuai dengan
ketentuan saluran-saluran pengiriman data ( Kanwil, Dinkes, Profinsi, Dinkes
Kab/Kodya, Pemilik RS dan Arsip)
c) STP Rawat Jalan (Data Keadaan Morbiditas Pasien Rawat Jalan)
Formulir STP Rawat Jalan memuat data komplikasi penyakit/morbiditas
pasien rawat jalan yang dikelompokkan menurut daftar tabulasi dasar KIP/10.
Untuk masing – masing kelompok penyakit dilaporkan mengenai jumlah kasus
menurut golongan umur dan menurut jenis kelamin dari kasus baru tersebut dan
jumlah kunjungan.
d) STP Rawat Inap (Data Keadaan Penyakit Khusus Pasien Rawat Inap Rumah
Sakit)
Formulir STP Rawat Inap adalah formulir untuk data keadaan morbiditas
rawat inap surveilens terpadu Rumah Sakit yang merupakan formulir rekapitulasi
dari jumlah pasien keluar Rumah Sakit (hidup + mati) untuk periode yang
ditetapkan. Data terperinci menurut golongan umur dan menurut seks sesuai
dengan daftar jenis penyakit (DTD).
e) STP Rawat Jalan ( Data Keadaan Penyakit Khusus Pasien Rawat Jalan
Rumah Sakit)
54
Formulir STP rawat jalan adalah formulir untuk keadaan morbiditas rawat
jalan surveilens terpadu rumah sakit yang merupakan formulir rekapitulasi dari
jumlah kasus baru dan jumlah kunjungan yang terdapat pada instalasi rawat jalan
rumah sakit untuk periode yang ditetapkan. Data dirinci menurut golongan umur
dan menurut seks sesuai dengan daftar jenis penyakit (DTD)
f) RL2C (Data status imunisasi)
Formulir RL2C merupakan lampiran dari formulir STP rawat jalan jika pada
anak umur 0-14 tahun terdapat kasus penyakit khusus dapat dicegah dengan
imunisasi. Penyakit – penyakit khusus tersebut adalah difteri, Pertusis Tetanus,
Tetanus Neonatorum, TBC Paru, Campak, Polio, Hepatitis.
g) RL2.1 (Data Individual Morbiditas Pasien Umum Rawat Inap)
Laporan morbiditas rawat inap yang dibuat setelah pasien diizinkan keluar
rumah sakit atau pasien meninggal dirumah sakit yang memungkinkan dilakukan
pemeriksaan dilaboratorium, radiologi dan sebagainya, sehingga diharapkan
penentuan diagnosa penyakit akan lebih tepat. Data dikumpulkan secara
individual khusus pasien umum rawat inap ( tidak termasuk ibu melahirkan
dirumah sakit dan bayinya serta pasien abortus).
h) RL2.2 (Data Individual Morbiditas Pasien Obstetric Rawat Inap)
Laporan morbiditas rawat inap yang dibuat setelah pasien diizinkan keluar
rumah sakit atau pasien meninggal dirumah sakit yang memungkinkan dilakukan
pemeriksaan dilaboratorium, radiologi dan sebagainya, sehingga diharapkan
penentuan diagnosa penyakit akan lebih tepat. Data dikumpulkan secara
individual khusus pasien obstetrik rawat inap (ibu melahirkan dirumah sakit dan
pasien abortus).
i) RL2.3 (Data Individual Morbiditas Pasien Bayi Lahir Rawat Inap)
Laporan morbiditas pasien rawat inap dibuat setelah pasien diizinkan keluar
rumah sakit atau pasien meninggal dirumah sakit yang memungkinkan dilakukan
pemeriksaan dilaboratorium, radiologi dan sebagainya, sehingga diharapkan
penentuan diagnosa penyakit akan lebih tepat. Data dikumpulkan secara
individual khusus pasien bayi baru lahir hidup atau mati rawat inap ( jika terjadi
kelahiran kembar maka masing – masing bayi dibuatkan formulir RL2.3)
j) RL 3 ( Data Dasar Rumah Sakit)
55
Formulir RL 3 adalah formulir standart untuk data dasar rumah sakit, formulir
tersebut diisi oleh rumah sakit satu kali dalam setahun untuk keadaan setiap
tanggal 31 Desember.
k) RL 4 (Data Ketenagaan Rumah Sakit)
Data Ketenagaan Rumah Sakit (Formulir RL 4) merupakan rekapitulasi
semua tenaga yang ditetapkan resmi bekerja di RUMKITAL Dr. Ramelan
Surabaya termasuk TENAGA DOKTER yang hanya memberikan pelayanan
rawat inap dan rawat jalan saja,termasuk pegawai tidak tetap (PTT).
l) RL 5 (Data Peralatan Medik Rumah Sakit Dan Data Kegiatan Kesehatan
Lingkungan)
Data peralatan medic rumah sakit dikumpulkan setaahun sekali sesuai
keadaan pada tanggal 31 Desember tahun laporan. Unit IPSRS bertanggungjawab
untuk mengkoordinasikan pengumpulan data peralatan medis dan kesehatan
lingkungan rumah sakit serta mengisi kelengkapan dan kebenaran pengisian
formulir RL 5.
m) RL 6 (Data Infeksi Nosokomial Rumah Sakit)
Data Infeksi Nosokomial Rumah Sakit dikumpulkan sekali sebulan dari
tanggal 1 sampai tanggal 30 / 31 akhir setiap bulan dan dilaporkan pada tanggal 5
setiap bulan.
3. Laporan Khusus Ke Dinas Kesehatan Dati Ii Kodya Surabaya, laporan –
laporan tersebut antara lain :
a. Laporan DBD
Laporan ini segera dikiimkan ke DKK, setiap kali ada kasus (sifat laporan
: individual)
b. Laporan Penyakit Menular
Laporan ini merupakan rekapitulasi dari kasus penyakit menular.
c. Laporan LPD
Laporan ini tentang kegiatan selama hamil, selam menyusui, dan
imunisasi.
d. Laporan Imunisasi
Kegiatan pelaporan imunisasi yang dilakukan di RS PHC dilaporkan satu
bulan sekali.
56
e. Laporan Kematian
Laporan ini dilaporkan satu bulan sekali.
f. Laporan Penyakit AFP, TN, Campak
Periode laporan : mingguan
3.4.2 Jenis Pasien Dan Jenis Pembayaran Di RUMKITAL Dr. Ramelan
Surabaya.
a. Pengertian pasien
Pasal 1 Undang-undang No. 44 Tahun 2009 Tentang Rumah Sakit
dijelaskan pengertian Pasien adalah setiap orang yang melakukan konsultasi
masalah kesehatannya untuk memperoleh pelayanan kesehatan yang diperlukan,
baik secara langsung maupun tidak langsung di Rumah Sakit.
b. Jenis pembayaran di rumah sakit menurut Wordpress.com (2010),yaitu :
1) Fee fro services/ Cost Based Payment System.
Cara pembiayaan ini merupakan yang paling sering kita jumpai di
kebanyakan rumah sakit. Pasien akan membayar biaya pelayanan
kesehatan berdasarkan pelayanan yang diberikan rumah sakit. Jika seorang
pasien di rawat selama 3 hari di rumah sakit, maka rincian biaya yang
harus dibayar pasien adalah misalnya: biaya kamar selama 3 hari, biaya
administrasi, biaya layanan penunjang yang diberikan, dan lain
sebagainya. Jadi bisa disimpulkan besarnya biaya yang dibayar pasien
tergantung pada banyaknya tindakan atau pelayanan yang diberikan rumah
sakit. Kelemahan dari fee for services ini adalah rawan terjadi kecurangan
dari pihak rumah sakit, misalnya dengan memberikan pelayanan yang
tidak perlu kepada pasien, agar biaya yang harus dibayar lebih tinggi dan
rumah sakit memperoleh untung lebih banyak. Selain itu, biaya
administrasi untuk pelaksanaanya sangat tinggi. Terlebih jika pembayaran
pasien ditanggung oleh asuransi, seluruh bukti tindakan dan pelayanan
medis yang dilakukan terhadap pasein beserta biayanya harus di arsipkan
untuk membuat klaim pada pihak asuransi.
2) INA – DRG
INA DRG merupakan turunan dari sistem DRG yang pertama kali
dikenalkan di Amerika Serikat untuk program perawatan kesehatan
57
1000 pasien tanggungan pihak asuransi, maka tiap bulan dokter akan
dibayar oleh pihak asuransi sebesar 2.000.000 (2000 rupiah x 1000
pasien).
Pada awalnya terkesan dokter akan merugi karena harus melayani
1000 pasien tiap bulanya dengan biaya pelayanan yang sangat murah.
Namun sebenarnya dokter tidak akan mungkin melayani seluruh pasien
yang ditanggungnya, melainkan hanya kurang lebih 20% saja. Jadi
perhitunganya jika yang dilayani adalah 20% pasien, 2.000.000 dibagi 200
pasien (20% x 1000), jadi dokter akan mendapatkan 10.000 per pasien
yang dilayani. Singkatnya, kapitasi merupakan pembiayaan pelayanan
kesehatan yang didasarkan pada jumlah peserta atau calon pasien yang
terdaftar/berhak mendapatkan pelayanan di suatu pelayanan kesehatan,
tanpa memperhatikan jenis pelayanan yang diberikan atau pun banyak
pasien yang datang ke pelayanan kesehatan.
c. Jenis-jenis pasien di RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya beserta contoh
pembayarannya.
Jenis-jenis pasien di RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya dibedakan
menjadi tiga jenis yaitu Pasien Umum, Pasien Asuransi, dan Pasien BPJS.
1) Pasien Umum di RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya dibedakan
menjadi tiga jenis, yaitu : Pasien Umum, Pasien Asuransi Perusahaan
dan Asuransi Kesehatan.
a) Pasien Umum ialah pasien yang mendapat pelayanan kesehatan
medis di Poliklinik dengan membayar dan tanpa jaminan. Biasanya
jenis pasien ini menggunakan jenis pembayaran fee for
services/Cost Based Payment system.
b) Pasien Asuransi Kesehatan adalah pasien yang di tanggung asuransi
perusahaan baik yang suda melakukan Ikatan Kerja Sama (IKS)
maupun yang belum IKS. Terdapat 40 daftar perusahaan yang
bekerjasama dengan RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya yaitu di
antanya :
(1) PT. Filtron menjamin biaya perawatan Rawat Inap dengan
syarat membawa surat jaminan
60
(2) PT. Pertamina menjain biaya perawatan Rawat Inap dan Rawat
Jalan dengan syarat membawa rujukan atau surat jaminan hari
libur dan menunjukan ID
(3) PT. Ultar Prima Abadi menjamin perawatan biaya Rawat Inap
dan Rawat Jalan cek Lab + Rad dengan syarat membawa
rujukan (Lap, Humas)
(4) PT. Smart menjamin biaya perawatan Rawat Inap dan Rawat
Jalan dengan syarat surat jaminan (Kec. Kerja )
(5) PT. Kedaung indah CAN Tbk. Menjamin biaya perawatan
seluruhnya (ditanggung perusahaan), dll.
(5) Asuransi BNI Life menjamin biaya Rawat Inap dengan syarat
membawa kartu peserta dan surat jaminan yang di lampirkan
Laporan Informed.
2) Pasien PBJS
Pasien PBJS adalah pasien yang tidak hanya wajib bagi peserta
disektor formal namun juga pekerja informal. Para pekerja wajib
mendaftrkan dirinya dan membayar iuran sesuai dnegan tinkat manfaat
yang diinginkan. Sedangkan bagi warga miskin iuran BPJS ditanggung
pemerintah melalui program bantuan iuran.
BPJS akan menggantikan sejumlah lembaga jaminan sosial yang
ada di Indonesia yaitu lembaga asuransi jaminan esehatan PT. Askes
Indonesia menjadi BPJS Kesehatan dan lembaga jaminan sosial ketenaga
kerjaan PT. Jamsostek menjadi BPJS Ketenagakerjaan.
Pasien BPJS di RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya dibedakan
menjadi 2 yaitu HANKAM dan ASKES NON HANKAM:
(1) Pasien HANKAM, meliputi : TNI AL, TNI AD, dan TNI AU
(2) ASKES NON HANKAM, meliputi : Purnawirawan, Pasien Askes,
pasien Jamsostek, Pasien Miskin dll
Jenis pasien ini menggunakan jenis pembayaran dengan cara
pembayaran INA-DRG
62
3.4.3 Laporan 10 Besar Penyakit Rawat Inap Dan Rawat Jalan di RUMKITAL Dr. RAMELAN SURABAYA
Tabel 4.3 Data 10 Besar Penyakit Rawat Jalan
NO. NO. NO. DAFTAR GOLONGAN TNI AL TNI PURN ANH BPJS PBI UMUM JUM
DTD TERPERINCI SEBAB – MIL PNS KEL NON AL LAH
I SEBAB SAKIT &KEL
1. 206.1 M54.5 Nyeri Punggung 1586 421 1010 215 3990 521 219 211 736 10888
Bawah
2. 155 I64 Strok Tak 1330 128 344 223 2744 501 1320 127 373 7090
Menyebut
Pendarahan Atau
Infark
3. 073 C50 Neoplasma Ganas 46 84 322 63 308 462 4630 413 119 6447
Payudara
4. 104.0 E11 Diabetes Militus 608 446 600 8 2771 457 1020 195 112 6217
Tidak Bergantung
Insulin
5. 201 M15-M19 Artrosis 931 225 993 59 1868 311 1315 78 414 6134
6. 104.0 E10 Diabetes Militus 722 183 614 13 2475 395 1051 64 1 5518
Bergantung Insulin
7. 146 I11-I15 Penyakit Hipertensi 508 354 429 1067 1584 407 552 108 188 5194
Lainnya
8. 205 M50-M51 Gangguan Diskus 408 142 191 20 489 195 2580 7 370 4402
Servikal Dan
Intervertebral
Lainnya
9. 199.9 L10-L22,L25-L99 Penyakit Kulit Dan 271 331 898 12 302 80 676 8 1531 4110
Jaringan Subkutan
Lainnya
10. 181.2 K04 Penyakit Pulpa Dan 358 213 1355 10 381 310 742 76 359 3804
Periapikal
63
Berdasarkan data 10 besar penyakit terbesar rawat jalan tahun 2018 diatas
tersebut diketahui bahwa nyeri punggung bawah menjadi urutan diagnosis
penyakit urutan pertama pada tahun 2018 yaitu sebesar 10888. Mayoritas penyakit
ini dialami oleh purnawirawan atau pensiunan TNI, kemungkinan disebabkan oleh
aktivitas menjadi seorang TNI berat terutama dalam hal latihan fisik. berikut
merupakan penjelasan mengenai penyakit nyeri punggung yaitu :
1. Definisi
Sakit punggung merupakan salah satu penyakit yang umumnya diderita oleh
laki – laki. Penelitian Community Oriented Program for Control of Rheumatic
Disease (COPORD ) di Indonesia menemukan bahwa prevalensi nyeri punggung
adalah 13,6 persen pada wanita dan 18,2 persen pada laki-laki. Sakit punggung
terjadi karena meregangnya otot punggung atau meregangnya ligamen. Namun
ada kalanya sakit timbul begitu saja secara perlahan.
2. Gejala
Gejala nyeri punggung bawah bisa muncul ketika terjadi cidera pada
pinggang, sensasi seperti kesetrum atau panas, rasa sakit, atau kesemutan. Rasa
sakit dapat ringan atau bisa jadi serius sampai tidak bisa bergerak. Nyeri
punggung dapat disebabkan karena berbagai hal, mulai dari kebiasaan yang buruk
hingga efek samping dari cedera. Walau demikian, gejala yang diderita biasanya
akan sama, antara lain:
Nyeri yang tajam dan terlokalisir di daerah punggung bagian bawah, bagian
atas maupun leher. Kondisi ini terutama dirasakan sesaat setelah melakukan
aktivitas tertentu atau mengangkat benda berat.
Nyeri pungung yang menjalar dari punggung bagian bawah hingga ke bokong
turun ke belakang paha dan ke jari-jari kaki.
Kaku dan nyeri yang menetap yang dirasakan sepanjang tulang
belakang. Tidak mampu berdiri tegak tanpa disertai rasa nyeri atau kaku otot di
punggung bagian bawah.
Nyeri kronis di punggung bagian bawah atau tengah, terutama setelah duduk
atau berdiri lama.
3. Penyebab
64
f) Kurang tidur
Diskus tulang belakang tidak memiliki pembuluh darah sehingga mereka
tidak mendapat cukup nutrisi. Akibatnya diskus lebih rentan retak dan dehidrasi.
"Usahakan untuk tidur cukup minimal 7 jam setiap malam karena di malam hari
diskus akan terhidrasi kembali," katanya.
g) Kasur empuk
Alas tidur yang terlalu empuk dan melengkung di bagian tengah akan
membuat struktur tulang berubah. Ketika mengalami rasa sakit pada punggung
dan leher, aktivitas ringan sehari – hari seperti berjalan, makan, batuk dan bersin
menjadi sangat menyiksa. untuk memastikan nyeri punggung harus dicermati
riwayat penyakit dan pemeriksaan penunjang atau pemeriksaan radiologi.
h) Pengobatan atau Penanganan
Menangani nyeri punggung jangka pendeku mumnya perawatan di rumah dan
konsumsi pereda rasa sakit yang dijual bebas di apotek dapat mengobati nyeri
punggung yang terjadi kurang dari 1,5 bulan.
i) Teruslah bergerak aktif
Pengidap nyeri punggung biasanya berpikir untuk beristirahat hingga sakit
mereda, namun nyatanya diketahui bahwa dengan tetap beraktivitas, penderita
nyeri punggung justru memiliki waktu penyembuhan yang lebih cepat. Olahraga
ringan seperti berjalan kaki atau melakukan kegiatan sehari-hari justru akan
membantu pemulihan nyeri.
j) Obat pereda rasa sakit
Berikut ini adalah obat-obatan yang pada umumnya digunakan untuk
meredakan nyeri punggung:
Paracetamol
Obat-obatan anti-inflamasi non-steroid seperti .
Kodein, bersifat lebih keras dan kadang-kadang digunakan bersamaan dengan
paracetamol
11. Terapi dingin dan panas
Perubahan temperatur dapat membantu mengurangi ketegangan otot dan
membantu meredakan nyeri. Tempatkan benda dingin atau hangat pada area yang
66
sakit. Namun hindari meletakkan es langsung pada kulit. Bungkus kemasan berisi
es dengan kain, lalu letakkan pada bagian yang sakit. Selain itu, kompres yang
dibasuh air hangat yang kemudian diletakkan pada area yang nyeri dapat dijadikan
alternatif terapi. Mandi air hangat juga dapat membantu.
12. Mengubah gaya hidup
Kelebihan berat badan, stress, dan postur tubuh yang buruk juga bisa menjadi
penyebab nyeri punggung. Olahraga teratur dapat membantu mencegah kondisi
ini, sehingga terhindar dari nyeri.
13. Posisi tidur
Jika terbiasa tidur telentang, tempatkan bantal di bawah lutut. Sementara jika
biasa tidur menyamping, angkat sedikit kaki ke arah dada, lalu tempatkan sebuah
bantal di antara kedua kaki. Posisi-posisi ini akan membantu menjaga postur
punggung bawah tetap pada posisi normal.
Pengubahan posisi tidur ini dapat membantu mengurangi rasa nyeri dan
meredakan tekanan pada punggung.
14. Merelaksasi otot dan pikiran
Khawatir akan situasi yang sedang hadapi membuat otot-otot
menegang. Penelitian membuktikan bahwa orang yang tetap optimis saat
mengidap nyeri punggung cenderung lebih cepat pulih dan dapat terhindar dari
sakit jangka panjang.
15. Pengobatan Nyeri Punggung Jangka Panjang
Berikut ini adalah beberapa pengobatan yang dapat pilih jika mengalami
nyeri punggung kronis (lebih dari 1,5 bulan). Perawatan-perawatan ini efektif
untuk pengidap yang merasa nyeri punggungnya sangat mengganggu mereka
dalam menjalani aktivitas.
16. Terapi manual
Ahli fisioterapi atau chiropractic dapat membantu mengurangi nyeri dengan
pemijatan. Beberapa kegunaan dari terapi manual, antara lain:
Fisioterapi: terapi untuk memperbaiki fungsi gerak motorik akibat cedera,
cacat, atau penyakit.
67
psikologi dari rasa sakit. Jika semua cara di atas tidak berhasil, terdapat
kemungkinan dokter akan menyarankan pilihan untuk melakukan pembedahan.
22. Pembedahan Akibat Nyeri Punggung
Jenis bedah yang akan diterapkan tergantung pada tipe dan tingkat keparahan
nyeri. Opsi ini dipilih jika nyeri yang dialami sudah berlangsung terus-menerus
dan terasa tidak tertahankan lagi hingga membuat tidak dapat beraktivitas
ataupun tidur.
Berikut ini adalah beberapa jenis bedah yang dapat dijalani:
23. Disektomi
Disektomi adalah jenis pembedahan untuk mengangkat cakram sendi yang
terletak di antara ruas vertebra pada sepanjang tulang belakang yang mengalami
pergeseran. Prosedur ini dilakukan untuk mencegah timbulnya tekanan pada
jaringan saraf di sekitarnya
24. Operasi fusi atau penyatuan tulang belakang
Operasi fusi tulang belakang adalah prosedur yang mana sendi penyebab
nyeri disatukan dengan sendi lain agar tuang belakang lebih stabil. Proses ini
dilakukan untukmengurangi rasa sakit.
Sebelum menyetujui prosedur, diskusikan risiko dan manfaat dari masing-
masing prosedur ini dengan dokter karena langkah ini tidak selalu memberikan
hasil yang diinginkan. dapat saja mengalami hambatan dalam bergerak dan tetap
merasakan sakit setelah dioperasi. Prosedur operasi juga memiliki risiko
komplikasi yang serius sehingga perlu dipertimbangkan dengan baik, seperti
kelumpuhan pada salah satu atau kedua kaki.
4. Pencegahan
Cara sederhana terbaik mencegah nyeri punggung adalah tetap aktif dan
berolahraga secara teratur, serta menjaga postur tubuh dengan baik. cara
mencegah sakit punggung diantaranya :
Tetap aktif berolahraga, seperti berenang dan berjalan kaki
Usahakan untuk mengurangi stres, ketegangan, dan kecemasan
69
Gunakan sepatu datar dengan bantalan pada alasnya untuk mengurangi tekanan
pada punggung. Hindari gerakan tiba-tiba yang dapat menyebabkan
ketegangan otot
Jika Anda merasakan nyeri punggung dan memang memiliki berat badan
berlebih, mengurangi berat badan dapat mengurangi beban tulang dan nyeri
yang dirasakan
Sejajarkan posisi keyboard komputer dengan pusar agar pundak tidak tertekan
Sejajarkan posisi layar komputer dengan pandangan mata untuk
menghindarkan leher dari ketegangan
Tingkatkan fleksibilitas otot punggung dengan olahraga yoga atau
pilates. Hentikan latihan jika nyeri bertambah buruk
70
virus juga bisa menyebar lewat kontak langsung dengan individu yang
terinfeksi. Gastroenteritis juga bisa disebabkan oleh bakteri E. coli dan
salmonella. Pada banyak kasus, bakteri salmonella dan campylobacter
sering kali menjadi penyebab utama gastroenteritis. Biasanya bakteri jenis
ini menyebar melalui daging unggas yang sudah matang, telur, serta hewan
peliharaan atau unggas yang masih hidup.
c. Gejala Diare dan Gastroenteritis
Diare
Kram perut atau melilit, neri perut, demam atau panas, tinja encer, rasa
melayang atau pusing karena dehidrasi
Gastroenteritis
Sakit dan kram perut, diare cair, mual dan muntah, penurunan nafsu
makan, penurunan berat badan, demam
d. Pengobatan Diare dan Gastroenteritis
1. Diare
Sebagian besar diare dapat sembuh dengan sendirinya setelah dua
sampai tiga hari, dan paling sering membutuhkan waktu satu hingga dua
minggu. Satu-satunya pengobatan diare yang paling diperlukan adalah
mencegah dehidrasi, yang dapat dilakukan dengan minum cairan
pengganti dan campuran elektrolit (Oralit). Kecukupan mineral seperti
natrium, magnesium, kalsium dan kalium sangat penting dalam menjaga
fungsi tubuh dan kelistrikan jantung agar tetap berdetak normal. diare
yang disebabkan oleh infeksi bakteri atau parasite pengobatannya
dilakukan oleh dokter yang biasanya berupa antibiotik
2. Gastroenteritis
Seperti halnya pengobatan pada diare yaitu dianjurkan untuk
meminum oralit untuk menghidari terjadinya dheidrasi.
73
3.4.4 Grafik Barber Johnson Tahun 2018 dan Interpretasi Di RUMKITAL Dr.
RAMELAN SURABAYA
a. Pengertian Grafik dan manfaat
1) Salah satu alat untuk mengukur tingkat efisiensi pengelolaan rumah sakit
2) Pada tahun 1973 Barry & David Johnson berusaha merumuskan dan
memadukan empat parameter untuk memantau dan menilai tingkat efisiensi
penggunaan TT untuk bangsal perawatan pasien.
b. Menurut Budi (2011), manfaat grafik BJ yaitu :
Sebagai alat untuk mengukur tingkat efisiensi pengelolaan rumah sakit
khususnya terkait dengan penggunaan sarana dan prasarana rumah sakit yaitu
tempat tidur
1) Memonitor kegiatan yang ada pada waktu tertentu dengan membandingkan
hasil kegiatan pada tahun sebelumnya. Sehingga dari grafik iniakan terlihat
peningkatan efisiensi pelayanan di rumah sakit.
2) Memonitoring kegiatan pengolahan pelaporan, dengan meletakan garis BOR,
AVLOS, TOI dan BTO pada grafik Barber Johnson.
3) Memonitoring kegiatan pengolahan pelaporan, dengan meletakan garis BOR,
AVLOS, TOI dan BTO pada grafik Barber Johnson.
a. Parameter yang digunakan untuk menghitung
1) BOR (Bed Occupancy Ratio) = 70-85%
BOR = ƩHp
X 100%
ƩTT x ƩHari 1 periode (3.1)
b. Langkah-Langkah Perhitungan
Untuk membuat grafik barber johnson diperlukan pehitungan terkait
statistik rumah sakit di antaranya adalah perhitungan BOR, LOS, TOI,
BTO. Dari data yang di dapat pada sensus harian rawat inap di Rumkital
Dr Ramelan Surabaya selama 1 tahun kebelakang yaitu tahun 2018 adalah
seperti tercantum pada lampiran 4.3. Pada lampiran tersebut dijelaskan
secara rinci pehitungan terkait grafik barber johnson .
5) ALOS
ALOS merupakan rata – rata lama perawatan seorang pasien yang digunakan
untuk mengukur tingkat efisiensi dan memberikan gambaran mutu pelayanan
rumah sakit.Hasil perhitungan ALOS pada RUMKITAL Dr.Ramelan pada tahun
2018 pada triwulan I yaitu 7 hari, triwulan II yaitu 7 hari, triwulan III yaitu 6 hari,
dan triwulan IV yaitu 7 hari. Dari hasil perhitungan ALOS pada triwulan I,II,III,
dan IV dapat disimpulkan bahwa lama hari perawatan pasien di RUMKITAL Dr.
Ramelan Surabaya sudah efisien sesuai dengan standart barber johnson yaitu 3-12
hari perawatan. LOS dianjurkan serendah mungkin tampa mengurangi kualitas
perawatan, LOS yang terlalu tinggi ditinjau dari aspek medis menunjukkan bahwa
kinerja kualitas medis yang kurang baik kemudian jika ditinjau dari aspek
ekonomi menunjukkan bahwa semakin tinggi biaya pemasukan Rumah Sakit
6) TOI
TOI merupakan tenggang perputaran atau rata – rata jumlah hari tempat tidur
tidak ditempati. Indikator ini memberikan gambaran tingkat efisiensi dari
penggunaan tempat tidur. hasil perhitungan TOI pada tahun 2018 triwulan I
sebesar 2 hari, triwulan II sebesar 3 hari, triwulan III sebesar 3 hari, dan triwulan
IV sebesar 2 hari. sedangkan standart barber johnson yang dianjurkan yaitu
sebesar 1-3 hari. dari hasilperhitungan tersebut dapat disimpulkan bahwa jumlah
TOI di RUMKITAL Dr.Ramelan Surabaya pada triwulan I, II, III, dan IV sudah
efisien dengan rata – rata 2-3 hari. TOI yang terlalu tinggi menujukkan bahwa
semakin lama TT “menganggur” atau semakin lama TT tidak digunakan oleh
pasien sehingga tidak menguntungkan bagi Rumah Sakit. Sebaliknya, TOI yang
terlalu rendah menujukkan bahwa semakin singkat saat TT menunggu pasien
berikutnya sehingga merugikan pasien karena TT tidak sempat disiapkan dengan
baik dan kemungkinan kejadian infeksi nasokomial meningkat, beban kerja tim
medis meningkat sehingga kepuasan dan keselamatan pasien menurun
7) BTO
BTO merupakan frekuensi pemakaian tempat tidur, berapa kali dalam satuan
waktu tertentu tempat tidur di suatu rumah sakit terpakai. frekuensi pemakaian
76
LOS BTO
No Triwulan T A D HP BOR (%) TOI (hr)
(hr) (ps)
1 I ( Januari - Maret ) 90 692 7473 49027 78,72 6,56 1,77 10,79
2 II (April - Juni ) 91 712 6737 44626 68,87 6,62 2,99 9,46
3 III ( Juli - September ) 92 712 6822 43696 66,71 6,41 3,20 9,58
4 IV ( Oktober - Desember ) 92 712 7156 47766 72,92 6,67 2,47 10
Tabel diatas merupakan tabel hasil perhitungan untuk membuat grafik barber johnson. Perlu diketahui untuk mendapatkan
hasil perhitungan BOR 78,72 % digunakan rumus 3.1 selanjutnya untuk menghiung LOS 6,56 hari didapatkan dari rumus 3.2.
kemudian sama halnya untuk menghitung TOI dan BTO selama 1,77 hari dengan BTO 10,79 adalah dengan menggunakan rumus 3.3
dan 3.4 . untuk perhitungan secara rinci dapat dilihat pada lampiran 4.3.
78
Triwulan 3
Gambar 3.4.6 Hasil Pengelolahan Efisiensi Pelaporan Rumah Sakit Triwulan III
Tahun 2018
Triwulan 4
KABAG MINMED
(REKAM MEDIS)
UR TU
OPERATOR
KOMPUTER
9) Rincian Kegiatan :
a. Membuat rencana sistem dan prosedur kerja manajemen rekam medis
yang cepat, tepat, akurat berdasarkan evaluasi sistem kerja yang telah
dan sedang berjalan
b. Mengatur Jadwal Kerja, mengawasi, mengevaluasi pelaksanaan semua
unit kerja Minmed
c. Menjaga ketertiban dan kelancaran tugas bidang rekam medis, termasuk
administrasi medis dan informasi medis dengan cara pengawasan
terhadap : Rencana kebutuhan logistik bulanan, pelaksanaan
administrasi, pelaksanaan pelayanan rekam medis pasien, pengumpulan
dan pengolahan data, prosedur pelaporan dan evaluasi dan penyajian
data medis
d. Mengadakan rapat anggota bulanan
e. Membuat usulan program Bangdiklat untuk SDM Bagminmed
f. Melaksanakan program orientasi bagi anggota baru
g. Melaksanakan bimbingan dan membantu kelancaran mahasiswa PKL
yang terkait dengan bidang Rekam Medis, mengajarkan materi rekam
medis kepada siswa Sekesal / Pihak lain yang memerlukan.
h. Menjalin kerjasama dengan perusahaan-perusahaan
i. Koordinasi dengan bagian / pihak lain baik didalam / diluar Rumkital
Dr. Ramelan untuk mendukung kelancaran tugas
10) Tanggung Jawab :
Bertanggung jawab atas kelancaran tugas dibagian Minmed Rumkital Dr.
Ramelan yang meliputi pelayanan berkas RM Pasien, Sistem Informasi
jaringan, administrasi medis dan ketersediaan data medis yang akurat dan
tepat waktu
11) Wewenang :
a. Merencanakan, melaksanakan, megawasi, mengevaluasi dan
mengembangkan system dan prosedur kerja manajemen rekam medis
b. Melakukan pembinaan dan penilaian kinerja personil Bagminmed
12) Bahan Kerja :
83
b. Ekstern :
a) Kadep / Kasubdep
b) Unit Rawat Inap
c) Unit Rawat Jalan
7) Ringkasan Tugas :
Bertanggung jawab atas semua kegiatan rawat jalan yang terkait dengan
bagian rekam medis
8) Rincian Tugas :
a. Mengatur keterlibatan, kelancaran registrasi pasien rawat jalan
b. Mengadakan koordinasi di unit kerja baik staf mmaupun semua
karyawan
9) Rincian Kegiatan :
a. Registrasi pasien rawat jalan baru, pembuatan kartu berobat dan
berkas rekam medis
b. Merekapitulasi sensus harian kunjungan rawat jalan
c. Menyiapkan kebutuhan berkas rekam medis
d. Mengirim dan mengambil berkas rekam medis ke / dari poli yang
membutuhkan
e. Menjaga kebersihan ruangan, merawat Berkas Rekam Medis dan
Filling berkas rekam medis
f. Merencanakan retensi sampai dengan pemusnahan berkas rekam
medis sesuai BPPRM
g. Melaksanakan tugas lain dari atasan
10) Tanggung Jawab :
Atas keterlibatan dan kelancaran registrasi pasien rawat jalan,
pengantaran / pengambilan berkasrekam medis pasien poliklinik.
11) Wewenang
a. Mengawasi semua kegiatan registrasi pasien rawat jalan dan
pelayanan berkas rekam medis ke poliklinik
92
b. Ruangan ber AC
c. Tenang
16) Resiko Kerja :
a. Jenuh
b. Lelah
c. Gangguan pernafasan
14. Kaur Berkas Rekam Medis
1) Nama Jabatan : Kaur Berkas Rekam Medis
2) Pangkat / Gol Jab : Kapten ( Kes )
3) Kualifikasi : Pama ~ Dikspespa
4) Atasan Langsung : Kasubbag Yanminmed
5) Bawahan Langsung :
a. Ur Distrinusi Berkas Rekam Medis 1
b. Ur Distribusi Berkas Rekam Medis 2
c. Ur Assembling
d. Perekam Medis pelaksana
e. Ur. Penyimpanan Berkas Rekam Medis 1
f. Ur. Penyimpanan Berkas Rekam Medis 2
6) Hubungan Kesamping / Diagonal
a. Intern : Kaur-kaur dibagian Minmed
b. Ekstern :
1. Unit Rawat Jalan
2. Unit Rawat Inap
7) Ringkasan Tugas :
Bertanggung jawab atas semua kegiatan urusan Berkas Rekam Meedis
8) Rincian Tugas :
a. Menyiapkan berkas rekam medis sesuai permintaan dari unit
pelayanan lain.
b. Melaksanakan tugas lain yang berhubungan dengan assembling.
107
9) Rincian Kegiatan :
1. Mengirim / mengambil berkas rekam medis sesuai permintaan
2. Menyerahkan rekam medsi pasien KRS ke bagian Coding
3. Melakukan penyisiran untuk mengetahui kesalahan masuk dan
kehilangan rekam medis
4. Mencari berkas rekam medis yang tidak ada ditempat
5. Mengecek berkas rekam medis yang kembali dari poli
6. Filling sesuai sistem numbering digit
7. Pencatatan dan pelaporan
10) Tanggung Jawab :
Melaksanakan semua kegiatan urusan Berkas Rekam Medis rawat inap
maupun rawat jalan
11) Wewenang :
a. Mengawasi semua kegiatan urusan Berkas Rekam Medis
b. Mengkoordinir kegiatan antar unit yang berada dibawah tugas dan
tanggung jawabnya
12) Bahan Kerja :
Berkas rekam medis pasien, blanko-blanko rekam medis, data pasien
13) Alat kerja : Komputer, ATK
Alat Komunikasi : Telephone
Alat Bantu : Juklak, Juknik, SOP
14) Hasil kerja :
a. Kerapian penataan berkas rekam medis di raknya masing-masing
b. Mempermudah pencarian rekam medis
c. Menjaga kerahasiaan berkas rekam medis
d. Pencatatan dan pelaporan yang terkait dengan uurusan Berkas Rekam
Medis
15) Kondisi Lingkungan Kerja :
a. Ruangan tertutup
b. Ruangan ber AC (AC Rusak)
108
c. Berdebu
16) Resiko Kerja :
a. Jenuh
b. Lelah
c. Gangguan pernafasan
15. Urusan Distribusi Berkas Rekam Medis 1s/d 2
1) Nama Jabatan : Ur Distribusi Berkas Rekam Medis 1
2) Pangkat / Gol Jab : Pengatur Muda TK.I II/b ( Min )
3) Kualifikasi :-
4) Atasan Langsung : Kaur Berkas Rekam Medis
5) Bawahan Langsung : Distribusi 2 (kurir)
6) Hubungan Kesamping / Diagonal
a. Intern :
1) Assembling
2) Coding
b. Ekstern :
1) Unit Rawat Jalan
2) Unit Rawat Inap
3) Instalasi Gawat Darurat
7) Ringkasan Tugas :
Mendistribusikan berkas rekam medis pasien ke unit-unit yang
memerlukan
8) Rincian Tugas :
Melayani permintaan berkas rekam medis dari unit rawat jalan, rawat inap,
IGD
9) Rincian Kegiatan :
a. Mencatat semua berkas rekam medis keluar / masuk
b. Mengatur berkas rekam medis ke unit pelayanan rawat jalan
c. Mangambil kembali dari unit pelayanan pada siang hari setelah
seledai pelayanan pasien
109
d. Mengantar berkas rekam medis sesuai permintaan dari unit rawat inap
maupun IGD
e. Menjaga kerapian, kebersihan ruangan
10) Tanggung Jawab :
Memeriksa kelengkapan berkas rekam medis sebelum dikirim, mencatat
dan mendistribusikan sesuai ketentuan
11) Wewenang :
Melaksanakan tindakan pengantaran / pengiriman berkas rekam medis
12) Bahan Kerja :
Berkas rekam medis pasien aktif
13) Alat kerja : Komputer, ATK
Alat Komunikasi : Telephone
Alat Bantu : Juklak, Juknik, SOP
14) Hasil kerja :
a. Pelayanan pengiriman di unit-unit lancar
b. Pengambilan di unit-unit rawat jalan lancar
15) Kondisi Lingkungan Kerja :
a. Ruangan tertutup
b. Ruangan ber AC ( AC rusak / mati )
c. Debu
16) Resiko Kerja :
a. Lelah
b. Gangguan pernafasan
1) Nama Jabatan : Ur Distribusi Berkas Rekam Medis 2
2) Pangkat / Gol Jab : Pengatur Muda II/a ( Min )
3) Kualifikasi :-
4) Atasan Langsung : Distribusi Berkas Rekam Medis 1
5) Bawahan Langsung :-
6) Hubungan Kesamping / Diagonal
a. Intern :
110
1) Assembling
2) Coding
b. Ekstern :
1) Unit Rawat Jalan
2) Unit Rawat Inap
3) Instalasi Gawat Darurat
7) Ringkasan Tugas :
Melaksanakan pemeriksaan kelengkapan berkas rekam medis sebelum
dikirim.
8) Rincian Tugas :
Melayani permintaan berkas rekam medis dari unit pelayanan
9) Rincian Kegiatan :
a. Mengantar berkas rekam medis ke unit pelayanan rawat jalan
b. Mengambil kembali dari unit pelayanan pada siang hari setelah selesai
pasien dilakukan tindakan
c. Mengantar berkas rekam medis sesuai permintaan dari unit rawat inap
maupun IGD
10) Tanggung Jawab :
Memeriksa kelengkapan berkas rekam medis sebelum dikirm.
11) Wewenang :
Melaksanakan tindakan pengantaran / pengiriman berkas rekam medis.
12) Bahan Kerja :
Berkas rekam medis
13) Alat kerja : Komputer, ATK
Alat Komunikasi : Telephone
Alat Bantu : SOP
14) Hasil kerja :
a. Pelayanan pengiriman di unit-unit lancar
b. Pengambilan di unit rawat jalan lancer
111
b. Ekstern :
1) Unit Rawat Jalan
2) Unit Rawat Inap
3) IGD
7) Ringkasan Tugas :
Melaksanakan tugas penyimpanan dan penyusunan berkas rekam medis
sesuai sistem numbering digit
8) Rincian Tugas :
a. Menyimpan dan menyusun berkas rekam medis aktif / in aktif /
meninggal
b. Melakukan retensi berkas rekam medis
9) Rincian Kegiatan :
a. Memilah berkas rekam medis yang sudah di coding / assembling
berdasarkan urutan tempat rak
b. Menyimpan kembali berkas rekam medis ke raknya masing-masing
c. Melakukan retensi sesuai jadwal
d. Menyimpan berkas rekam medsi in aktif ke rak rekam medis in aktif
e. Menyimpan berkas rekam medis pasien meninggal
f. Pencatatan / pelaporan tentang penyimpanan, peminjaman berkas
rekam medis
g. Menjaga kerapian dan kebersihan lingkungan kerja
h. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan
10) Tanggung Jawab :
Bertanggung jawab terhadap kehilangan, penyusunan, peminjaman dan
kerahasiaan berkas reakm medis
11) Wewenang :
a. Mengkoordinir, menilai anggota yang berada dibawah tanggung
jawabnya
b. Menyusun, sistem kerja sesuai bidang tugasnya
12) Bahan Kerja :
114
c. Terjaga kerahasiannya
15) Kondisi Lingkungan Kerja :
a. Ruangan tertutup
b. Ruangan ber AC ( AC rusak / mati )
c. Tenang
16) Resiko Kerja :
a. Lelah
b. Jenuh
c. Gangguan pernafasan
1) Nama Jabatan : Ur Penyimpanan Berkas Rekam Medis 2
2) Pangkat / Gol Jab : Pengatur Muda TK.I II/b ( Min )
3) Kualifikasi :-
4) Atasan Langsung : Kaur Berkas Rekam Medis
5) Bawahan Langsung :-
6) Hubungan Kesamping / Diagonal
a. Intern : Kaur-kaur dibagian Minmed
b. Ekstern :
1) Unit Rawat Jalan
2) Unit Rawat Inap
3) IGD
7) Ringkasan Tugas :
Melaksanakan tugas penyimoanan, pemeliharaan, penyusunan berkas
rekam medis
8) Rincian Tugas :
Menyimpan, memelihara, menyusun berkas rekam medis pasien
meninggal
9) Rincian Kegiatan :
a. Menyimpan berkas rekam medis pasien meninggal berdasarkan bulan
/ tahun meninggal
117
3) Kualifikasi : Diklapa
4) Atasan Langsung : Kabag Minmed
5) Bawahan Langsung :
a. Kaur Lahta
b. Kaur Laporan Medis
c. Kaur Infomed
6) Hubungan Kesamping / Diagonal
a. Intern : Kasubbag Yan Minmed
b. Ekstern :
1) Kasubdep Rawat Jalan / Inap
2) Unit Rawat Inap
3) Instalasi Gawat Darurat
7) Ringkasan Tugas :
Melaksanakan pengumpulan data medis rumah sakit, pengolahan dan
pelaporan, penyediaan data rumah sakit
8) Rincian Tugas :
Pengumpulan dan pengolahan data medis rumah sakit, pelaporan intern /
ekstern TNI Angkatan Laut, penyediaan data rumah sakit, perencanaan
sampai dengan evaluasi penyelenggaraan PKMRS terkait kepuasan pasien
dan customer service
9) Rincian Kegiatan :
a. Mengusulkan kebutuhan logistik bulanan sesuai bidang tanggung
jawabnya
b. Menyusun sistem, prosedur dan jadwal kerja anggita Sub Bag
Informed serta pembinaan kinerja anggota dilingkup tanggung
jawabnya
c. Mengawasi dan menilai kinerja anggota secara berkala sesuai aturan
yang berlaku
d. Membuat ususlan Bangdiklat anggota yang memenuhi persyaratan
119
c. Gudang arsip rekam medis yang bersih, rapi dan mudah didapatkan
bila dibutuhkan sewaktu-waktu
d. Kesiapan pakai sarana / prasarana Bag Minmed
15) Kondisi Lingkungan Kerja :
a. Ruangan tersendiri, cukup penerangan, ventilasi dan prasarannya
b. Lingkungan yang nyaman dan bersih
16) Resiko Kerja :
a. Jenuh, Capek
b. Gangguan mata dan saluran pernafasan
20. Kaur Pengolahan Data
1) Nama Jabatan : Kaur Pengolahan Data
2) Pangkat / Gol Jab : Kapten Kes
3) Kualifikasi : Dikpespa
4) Atasan Langsung : Kasubbag Informed
5) Bawahan Langsung :
a. Ur. Data 1
b. Ur. Data 2
c. Ur. Data 3
6) Hubungan Kesamping / Diagonal
a. Intern :
1. Kasubbag Yan Minmed
2. Semua Kaur dilingkungan Bag. Minmed
b. Ekstern :
1. Semua kadep / Kasubdep
2. Unit rawat Jalan
3. Unit Rawat Inap
7) Ringkasan Tugas :
Bertanggung jawab terhadapa pelancaran pengumpulan dan pengolahan
data pasien rawat jalan, rawat inap, IGD yang terkait dengan pelaporan
dan evaluasi yang menjadi tanggung jawab Bagminmed
121
8) Rincian Tugas :
a. Menyusun prosedur, mengumpulkan dan mengolah data pasien rawat
jalan rawat inap dan Igd
b. Koordinasi dengan semua Kaur dilingkungan bagian Minmed, bagian
URJ dan URI
9) Rincian Kegiatan :
a. Menyusun prosedur kerja Pullahta
b. Mengumpulkan data pasien rawat jalan : Jumlah pengunjung,
kunjungan, diagnosa
c. Mengumpulkan data pasien rawat inap : Jumlah MRS, KRS, hari
perawatan, diagnosa, dll
d. Memantau jumlah pasien IGD
e. Mengumpulkan data pasien yang meninggal
f. Mengumpulkan data tentang kelengkapan pengisian berkas rekam
medis (Resume, DPJP, Informed consent) pasien rawat jalan dan
rawat inap (hal 43)
g. Mengumpulkan data tentang waktu pengembalian berkas rekam medis
dari ruangan
h. Mengolah data yang ada sesuai keutuhan laporan mingguan, bulanan,
triwulan dan tahunan untuk DKK Kota Surabaya, Puskes TNI dan
Diskesal
i. Koordinasi dengan semua poli, ruangan dan bagian-bagian lain yang
terkait bidang tugasnya
j. Retensi berkas rekam medis pasien in aktif dan mengolah sesuai
BPPRM
k. Mengolah berkas rekam medis pasien meninggal
l. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan
10) Tanggung Jawab :
a. Mengumpulkan dan mengolah data pasien rawat jalan, rawat inap dan
IGD yang diperlukan untuk pelaporan dan evaluasi
122
3) Kualifikasi :-
4) Atasan Langsung : Ka Ur Pengolahan Data
5) Bawahan Langsung :-
6) Hubungan Kesamping / Diagonal
a. Intern :
1) Semua Kaur dilingkungan Sub Bag Informed
2) Semua Kaur dilingkungan Sub Bag Yanmed
b. Ekstern : Unit Rawat Jalan (termasuk ruang HD, fisioterapi,
anestesi, VCT, radioterapi )
7) Ringkasan Tugas :
Bertanggung Jawab terhadap kelancaran pengumpulan dan pengolahan
data pasien rawat jalan yang diperlukan untuk pelaporan dan evaluasi yang
menjadi tanggung jawab Bag Minmed
8) Rincian Tugas :
a. Menyusun prosedur pengumpulan dan pengolahan data pasien rawat
jalan ( jumlah kunjungan, jumlah pengunjung, diagnosa, frequensi
pemakai alkes / matkes tertentu sesuai format laporan yang dikehendaki
( DKK, Puskes TNI, Diskesal )
b. Koordinasi dengan bagian lain yang terkait
9) Rincian Kegiatan :
a. Menyusun prosedur Pullahta pasien rawat jalan
b. Mengumpulkan data pasien rawat jalan ( jumlah kunjungan, jumlah
pengunjung, diagnosa dsb nya )
c. Mengolah data sesuai kebutuhan laporan yang dikehendaki DKK,
Puskes TNI dan Diskesal
d. Mengumpulkan data kelengkapan pengisian berkas rekam medis
pasien rawat jalan secara berkala
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan
10) Tanggung Jawab :
126
5) Bawahan Langsung :
a. Ur. Informasi Medis
b. Ur. Bangsis
c. Ur. Hertek Infomed
6) Hubungan Kesamping / Diagonal
a. Intern :
1) Kaur Lahta
2) Kaur Lapmed
b. Ekstern :
1) Kadep / Kasubdep
2) Kabag / Karu / Ka poli
7) Ringkasan Tugas :
Bertanggung jawab atas tersedianya informasi mutakhir tentang data medis
Rumkital Dr. Ramelan
8) Rincian Tugas :
Menjamin tersedianya informasi rumah sakit yang mutakhir dan akurat
9) Rincian Kegiatan :
a. Menyajikan indormasi mutahir tentang fasilitas pelauanan kesehatan
dan data medis pasien di Rumkital Dr. Ramelan
b. Menyajikan informasi kesehatan kepada masyarakat rumah sakit
(PKMRS)
c. Mengevaluasi, mengembangkan sistem kerja unit-unit di lingkungan
bagian Minmed
d. Memlihara sarana / prasarana bagian Minmed agar siap pakai,
mengusulkan kebutuhan sesuai beban tugas
e. Melaksanakan tugas lain yang diberikan atasan
10) Tanggung Jawab :
Tersedianya informasi mutahir tentang data medis pasien Rumkital Dr.
Ramelan, terlaksananya PKMRS.
11) Wewenang :
135
b. Cukup penerangan
16) Resiko Kerja :
a. Lelah, Jenuh
b. Stress
30. Urusan Hartek Infomed
1) Nama Jabatan : Ur Hartek Informed
2) Pangkat / Gol Jab : Pengatur Muda II/a, (Min)
3) Kualifikasi :-
4) Atasan Langsung : Kaur Informasi Medis
5) Bawahan Langsung :-
6) Hubungan Kesamping / Diagonal
a. Intern :
1) Ur Informed
2) Ur Bangsis.
3) Ur-ur lainnya dilingkungan bagian Minmed
b. Ekstern : Unit-unit kerja yang terkait dengan bidang tugasnya
7) Ringkasan Tugas :
Menjamin kesiapan sarana / prasarana yang ada dilingkungan bagian
Minmed.
8) Rincian Tugas :
Menjamin kesiapan semua komputer bagian Minmed, alat-alat multimedia,
mesin cetak blanko, mesin cetak kartu, membelair, rak dll.
9) Rincian Kegiatan :
a. Menyusun jadwal dan pengecekan sarana / prasarana bagian Minmed
b. Menindak lanjuti setiap ketidak-siapan sarana / prasarana.
c. Menyusun kebutuhan sarana / prasarana sesuai beban tugas bagian
Minmed
d. Melaksanakan tugas lan dari atasan.
10) Tanggung Jawab :
Menjamin sarana / prasarana agar selalu siap untuk digunakan.
140
11) Wewenang :
Mengecek dan menindak lanjuti, ketidaksiapan sarana/prasana bagian
Minmed, mengusulkan kebutuhan sesuai beban kerja.
12) Bahan Kerja :
Kondisi sarana / prasarana yang ada di bagian Minmed.
13) Alat kerja : ATK
Alat Komunikasi : Telephone
Alat Bantu : Juklak, Juknik.
14) Hasil kerja :
a. Sarana / prasarana yang siap pakai
b. Usulan kebutuhan sarana / prasarana sesuai beban kerja
15) Kondisi Lingkungan Kerja :
a. Aman dan Nyaman
b. Cukup penerangan
16) Resiko Kerja :
Lelah, Jenuh
3.6.3 Prosedur Perhitungan Kebutuhan SDM Kesehatan dengan
menggunakan metode WISN (Work Load indicator Staff
need/kebutuhan SDM Kesehatan berdasarkan indicator beban kerja)
a. Metode perhitungan kebutuhan SDM dengan metode WISN
Salah satu metode perencanaan kebutuhan tenaga adalah workload
Indicator Of Staffing Need (WISN),yaitu metode perhitungan kebutuhan SDM
kesehatan berdasarkan pada beban kerja nyata yang di laksanakan oleh tiap
kategori SDM kesehatan pada tiap unit kerja di fasilitas pelayanan kesehatan
,kelebihan metode ini mudah di operasikan,mudah digunakan,secara teknis mudah
di terapkan,komprehensif dan realistis.Metode WISN dapat diterapkan untuk
menghitung setiap jenis tenaga di fasilitas kesehatan termasuk rumah sakit Salah
satu unit di rumah sakit yang berperan besar dalam menunjang kegiatan
operasional kegiatan rumah sakit adalah instalasi Rekam Medis.
Adapun kelebihan metode WISN, yaitu:
141
1) Mudah dioperasionalkan
2) Mudah digunakan
3) Secara teknis mudah diterapkan
4) Komprehensif
5) Realistis
Keterangan :
A : Jumlah Hari Kerja
B : Cuti Tahunan
C : pendidikan dan pelatihan
D : Hari Libur Nasional
E : Ketidakhadiran Kerja
142
F : Waktu Kerja
3) Menetapkan Komponen Beban Kerja
Komponen – komponen beban kerja dibagi menjadi tiga kelompok yaitu:
a) Kegiatan utama unit kerja yang dilaksanakan oleh semua staf tersebut.Ada
catatan statistik untuk kegiatan - kegiatan ini.
b) Kegiatan penunjang penting yang di lakukan oleh semua staf
tersebut.Tidak ada catatan statistik untuk kegiatan - kegiatan ini.
c) Kegiatan lain yang dikerjakan oleh staf tertentu (bukan semua)dalam
kategori staf ini.Tidak ada catatan statistik untuk kegiatan – kegiatan ini.
4) Menetapkan Standar Kegiatan
Suatu standar kegiatan adalah waktu yang dibutuhkan oleh seorang pekerja
yang terdidik dan terlatih dengan baik,terampil,dan bededikasi untuk
melaksanakan suatu kegiatan sesuai dengan standar professional dalam
keadaan setempat.Ada dua jenis standar kegiatan yang berbeda yaitu:
a) Standar Pelayanan
Standar pelayanan adalah standar kegiatan bagi kegiatan – kegiatan
yang baginya tersedia catatan statistik tahunan.Ini diukur sebagai waktu
rata-rata yang dibutuhkan seorang staf untuk melaksanakan kegiatan
tersebut.Dalam menetapkan standar pelayanan,perhitungan waktunya
dimulai dari saat suatu kegiatan mulai dilaksanakan hingga kegiatan yang
sama berikutnya dimulai.
b) Standar Kelonggaran
Standar kelonggaran ditulis sebagai persentase dari waktu kerja
atau waktu kerja sesungguhnya.Pencatatan dan pelaporan merupakan
kegiatan penunjang yang penting bagi banyak tenaga kesehatan. Standar
kelonggaran bagi kegiatan penunjang dapat dinyatakan sebagai “empat
belas persen dari waktu kerja” atau sebagai “satu jam setiap hari kerja”
(dimana rata-rata waktu kerja harian adalah 7,2 jam).
5) Menyusun Beban – beban Kerja Standar
143
(3.6)
7) Perhitungan kebutuhan tenaga per unit
(3.7)
3.6.4 Mengidentifikasi Perhitungan Kebutuhan Tenaga Kerja Assembling Di
RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya
Menurut hasil observasi yang dilakukan tugas pokok pada bagian
assembling yang berdasarkan di Rumah sakit Dr.Ramelan Surabaya meliputi
petugas melakukan pengecekan BRM yang masuk dari poliklinik ke bagian
assembling, Mencatat nomor rekam medis yang masuk pada hari tertentu , Merakit
berkas rekam medis pasien.
a. Menetapkan Waktu Kerja Tersedia Assembling
Tabel 3.6.1 Waktu Kerja Tersedia Assembling
8 jam
Waktu kerja (waktu kerja dalam Jam per hari
F (25% X 8 = 2)
sehari
8-2= 6 jam/hari
144
145
Rata-rata
No Kegiatan Pokok
waktu/menit
Petugas melakukan pengecekan BRM yang masuk
1. 2,10
dari poliklinik ke bagian assembling
Mencatat nomor rekam medis yang masuk pada hari
2. 1,29
tertentu
3. Merakit berkas rekam medis pasien 2
Jumlah 5,39
Berdasarkan pengamatan waktu yang di butuhkan subbagian assembling,
kegiatan yang dilakukan meliputi Petugas melakukan pengecekan BRM yang masuk
dari poliklinik ke bagian assembling, Mencatat nomor rekam medis yang masuk pada
hari tertentu, Mengassembling berkas rekam medis pasien diperoleh total waktu 5,39
menit.
Perhitungan untuk standar beban kerja subbagian assembling
71.640
=
5,39
= 13.291
c. Standar Kelonggaran assembling
Tabel 3.6.3 Standar Kelonggaran Kategori Petugas Assembling RUMKITAL Dr.
Ramelan Surabaya
Waktu Kelonggaran Waktu
N Frekuensi
Kegiatan Kerja % SK
o. (hari) (Menit) (Menit/Tahun) Tersedia
Jumlah 0,52
= 2 orang petugas
Jadi kebutuhan petugas assembling rawat inap rata-rata membutuhkan petugas
untuk dibagian assembling sebanyak 2 ( dua) petugas.
147
8 jam
Waktu kerja (waktu kerja dalam Jam per hari
F (25% X 8 = 2)
sehari
8-2= 6 jam/hari
= { 240 – (10 + 3+ 18 + 10 ) }
= 119 Hari kerja /tahun
Waktu kerja tersedia koding = {A – (B + C + D + E) × F}
= {240 – (10 + 3+ 18 + 10 ) x 6}
= 1.194 jam kerja/tahun
= 71.640 (Dalam Menit)
= 16.281
c. Standar Kelonggaran Koding
Tabel 3.6.6 Standar Kelonggaran Kategori Petugas Koding RUMKITAL Dr.
Ramelan Surabaya
Waktu Kelonggaran Waktu
Frekuensi
No. Kegiatan Kerja % SK
(hari) (Menit) (Menit/Tahun) Tersedia
149
Jumlah 0,52
16,281
= 0,85 + 0,52
= 2 orang petugas koding
Jadi kebutuhan petugas koding rawat inap rata-rata membutuhkan petugas untuk
dibagian koding sebanyak 2 petugas koding .
3.6.6 Mengidentifikasi Perhitungan Kebutuhan Tenaga Kerja TPPRJ (
Tempat Pendaftran Pasien Rawat Jalan ) Di RUMKITAL Dr.
Ramelan Surabaya
Menurut hasil observasi yang dilakukan tugas pokok pada bagian TPPRJ
di Rumkital Dr.Ramelan Surabaya adalah Menginputkan data pasien baru,
Mencetak KIB ,Cetak label barcode dan Membuat DRM baru.
Menetapkan Waktu Kerja Tersedia TPPRJ
Tabel 3.6.7 Waktu Kerja Tersedia TPPRJ Pasien Baru
48(minggu) tahun
8 jam
Waktu kerja (waktu kerja dalam Jam per hari
F (25% X 8 = 2)
sehari
8-2= 6 jam/hari
Tabel 3.6.8 Kegiatan Pokok Petugas TPPRJ untuk pasien baru di RUMKITAL
Dr. Ramelan Surabaya
Rata-rata
No Kegiatan Pokok
waktu/menit
1. Menginputkan data pasien baru 1,6
Mencetak KIB ,Cetak label barcode dan
2. 0,20
Membuat DRM baru
Jumlah 1,8
Berdasarkan pengamatan waktu yang di butuhkan TPPRJ diperoleh total waktu
1,8 menit.
= 71,640
1,8
= 39,800
b. Standar Kelonggaran TPPRJ pasien baru
Tabel 3.6.9 Standar Kelonggaran Kategori Petugas TPPRJ Pasien Baru
RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya
Jumlah 0,52
= 57,600
39,800
= 1,44 + 0,52
= 1,96
= 2 orang petugas TPPRJ Pasien Baru
Jadi kebutuhan petugas TPPRJ Pasien Baru rata-rata membutuhkan petugas untuk
dibagian TPPRJ Pasien Baru sebanyak 2 petugas.
Menurut hasil observasi yang dilakukan tugas pokok pada bagian TPPRJ
pasien lama di Rumkital Dr.Ramelan Surabaya adalah Menginputkan nomor RM
Pasien lama dan menginputkan ke poliklinik tujuan, mencari DRM .
Menetapkan Waktu Kerja Tersedia TPPRJ
Tabel 3.6.10 Waktu Kerja Tersedia TPPRJ Pasien Lama
8 jam
Waktu kerja (waktu kerja dalam Jam per hari
F (25% X 8 = 2)
sehari
8-2= 6 jam/hari
= 71,640
4,4
= 16,281
c. Standar Kelonggaran TPPRJ pasien lama
Tabel 3.6.12 Standar Kelonggaran Kategori Petugas TPPRJ Pasien lama
RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya
Jumlah 0,52
= 40,800
16,281
= 2,50+ 0,52
= 3,02
= 4 orang petugas TPPRJ Pasien lama
Jadi kebutuhan petugas TPPRJ Pasien lama rata-rata membutuhkan petugas untuk
dibagian TPPRJ Pasien lama sebanyak 4 orang petugas TPPRJ Pasien lama
155
8 jam
Waktu kerja (waktu kerja dalam Jam per hari
F (25% X 8 = 2)
sehari
8-2= 6 jam/hari
= 71,640
2,7
= 26,534
b. Standar Kelonggaran TPPRI
Tabel 3.6.15 Standar Kelonggaran Kategori Petugas TPPRI RUMKITAL Dr.
Ramelan Surabaya
Kegiatan
2) N Frekuensi Waktu Kelonggaran Waktu % SK
157
o (hari) Kerja
(Menit) (Menit/Tahun)
. Tersedia
Jumlah 0,52
= 12,240
26,534
= 0,46 + 0,52
= 0,98
= 1 orang petugas TPPRI
Jadi kebutuhan petugas TPPRI rata-rata membutuhkan petugas untuk dibagian
TPPRI sebanyak 1 orang petugas TPPRI.
3.6.8 Mengidentifikasi Perhitungan Kebutuhan Tenaga Kerja IGD (Instalasi
Gawat Darurat) Di RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya
Berdasarkan SOP yang dilakukan tugas pokok pada bagian IGD di
Rumah sakit Dr.Ramelan Surabaya meliputi Menginputkan data pasien baru ,bila
pasien lama hanya menginputkan nomer RM dan mencetak barcode, Menuliskan
trease dan untuk pasien baru dibuatkan DRM baru. Menurut observasi yang dilakukan
tugas pokok IGD sama dengan berdasarkan SOP
a. Menetapkan Waktu Kerja Tersedia IGD
158
8 jam
Waktu kerja (waktu kerja dalam Jam per hari
F (25% X 8 = 2)
sehari
8-2= 6 jam/hari
= 71,640
4
= 17,910
c. Standar Kelonggaran IGD
Tabel 3.6.18 Standar Kelonggaran Kategori Petugas IGD RUMKITAL Dr.
Ramelan Surabaya
Jumlah 0,52
= 12,000
17,910
= 0,67+ 0,52
= 1,19
= 2 orang petugas IGD
Jadi kebutuhan petugas IGD rata-rata membutuhkan petugas untuk dibagian IGD
sebanyak 2 orang petugas IGD.
3.6.9 Mengidentifikasi Perhitungan Kebutuhan Tenaga Kerja Analisis
KLPCM Di RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya
Berdasarkan SOP yang dilakukan tugas pokok pada bagian Analisis
KLPCM di Rumah sakit Dr.Ramelan Surabaya meliputi Pengecekan data terhadap
kelengkapan pengisian data DRM, Menginputkan data pasien tentang kelengkapan
DRM . Menurut observasi yang dilakukan tugas pokok Analisis KLPCM sama
dengan berdasarkan SOP.
a. Menetapkan Waktu Kerja Tersedia Analisis KLPCM
Tabel 3.6.19 c
8 jam
Waktu kerja (waktu kerja dalam Jam per hari
F (25% X 8 = 2)
sehari
8-2= 6 jam/hari
= 71,640
2,05
= 34,946
c. Standar Kelonggaran Analisis KLPCM
Tabel 3.6.21 Standar Kelonggaran Kategori Petugas Analisis KLPCM
RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya
Jumlah 0,52
= 12,240
34,946
= 0,35+ 0,52
= 0,87
= 1 orang petugas Analisis KLPCM
Jadi kebutuhan petugas Analisi KLPCM rata-rata membutuhkan petugas untuk
dibagian Analisis KLPCM sebanyak 1 orang petugas Analisis KLPCM.
163
8 jam
Waktu kerja (waktu kerja dalam Jam per hari
F (25% X 8 = 2)
sehari
8-2= 6 jam/hari
= 71,640
10,49
= 6,829
c. Standar Kelonggaran Filling
Tabel 3.6.24 Standar Kelonggaran Kategori Petugas Filling RUMKITAL Dr.
Ramelan Surabaya.
Jumlah 0,52
= 168,240
6,829
= 24,56 + 0,52
= 25,08
= 26 orang petugas Filling
Jadi kebutuhan petugas Filling rata-rata membutuhkan petugas untuk dibagian
filling sebanyak 26 orang petugas Filling.
3.6.11 Mengidentifikasi Perhitungan Kebutuhan Tenaga Kerja Pelaporan
Di RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya
Berdasarkan SOP yang dilakukan tugas pokok pada bagian Pelaporan di
Rumah sakit Dr.Ramelan Surabaya meliputi Melakukan pengumpulan data kegiatan
pelayanan kesehatan seperti data kunjungan rawat jalan/rawat inap, Menginputkan
data pelaporan kematian dan pelaporan tentang sensus harian atau sensus tahunan,
Melakukan pengolahan data menjadi pelaporan dan kemudian diperiksa oleh Kabag
Minmed, Setiap pelaporan yang diinputkan /pengiriman dicacat pada buku ekspedisi.
Menurut observasi yang dilakukan tugas pokok Pelaporan yaitu Melakukan
pengumpulan data kegiatan pelayanan kesehatan seperti data kunjungan rawat
jalan/rawat inap, Menginputkan data pelaporan kematian dan pelaporan tentang
sensus harian atau sensus tahunan, Melakukan pengolahan data menjadi pelaporan
166
dan kemudian diperiksa oleh Kabag Minmed, Setiap pelaporan yang diinputkan
/pengiriman dicacat pada buku ekspedisi.
a. Menetapkan Waktu Kerja Tersedia Pelaporan
Tabel 3.6.25 Waktu Kerja Tersedia Pelaporan
Keterangan Faktor – Faktor Waktu Kerja Keterangan
= 71,640
1,78
= 40,274
c. Standar Kelonggaran Pelaporan
Tabel 3.6.27 Kegiatan Pokok Petugas assembling di RUMKITAL Dr. Ramelan
Surabaya
Kegiatan
6) N Frekuensi Waktu Kelonggaran Waktu % SK
168
o (hari) Kerja
(Menit) (Menit/Tahun)
. Tersedia
Jumlah 0,52
= 168,240
40,274
= 4,17 + 0,52
= 4,69
= 5 orang petugas pelaporan
Jadi kebutuhan petugas pelaporan rata-rata membutuhkan petugas untuk
dibagian pelaporan sebanyak 5 orang petugas pelaporan.
3.6.12 Perhitungan Kebutuhan Rak
Rak Atas
Kebutuhan rak penyimpanan rekam medis di Rumah Sakit AL Dr Ramelan
Surabaya. Perhitungan kebutuhan Rak Penyimpanan Rekam Medis menggunakan
metode IFHRO. Menurut IFHRO (International Federation Health Record
Organization) (2007), menyatakan langkah-langkah perhitungan jumlah rak yaitu:
a. Rata-rata Kunjungan Pasien Baru dan pasien lama perhari di rawat jalan
RSAL DR Ramelan tahun 2018
1) Kunjungan Pasien baru
169
Dari jumlah Rata-rata kunjungan pasien baru dan lama maka didapatkan
hasil perkiraan jumlah berkas RM untuk 5 tahun yang akan datang yaitu:
a) Rata-rata kunjungan pasien baru dan lama = {(tahun x jumlah hari kerja
aktif x pasien RJB) + Pasien RJL}
b) Rata-rata kunjungan pasien baru dan lama = {(5 x 260 x 275) + 793}
c) Rata-rata kunjungan pasien baru dan lama = (357500+793)
d) Rata-rata kunjungan pasien baru dan lama = 358293 Per 5 Tahun
e) Jadi Perkiraan Jumlah berkas RM 5 tahun yang akan datang adalah =
358293
f) Keterangan :1. RJB = Rawat Jalan Baru
2. RJL = Rawat Jalan Lama
b. Rata-rata ketebalan berkas RM RSAL DR Ramelan Tahun 2018
Berdasarkan hasil kerja PKL terhadap Berkas Rm Maka diketahui ketebalan
berkas rekam medis sebagai berikut:
1) Berkas Rekam Medis yang tebal
a) Total DRM yang tebal dari 10 berkas total ketebalan berkas = 21 cm
b) Rata-rata berkas rekam medis yang tebal yaitu cm
1)
1) =
Rak Bawah
Kebutuhan rak penyimpanan rekam medis di Rumah Sakit AL Dr Ramelan
Surabaya. Perhitungan kebutuhan Rak Penyimpanan Rekam Medis menggunakan
metode IFHRO. Menurut IFHRO (International Federation Health Record
Organization) (2007), menyatakan langkah-langkah perhitungan jumlah rak yaitu:
e. Rata-rata Kunjungan Pasien Baru dan pasien lama perhari di rawat jalan
RSAL DR Ramelan tahun 2018
1) Kunjungan Pasien baru
Dari jumlah Rata-rata kunjungan pasien baru dan lama maka didapatkan
hasil perkiraan jumlah berkas RM untuk 5 tahun yang akan datang yaitu:
g) Rata-rata kunjungan pasien baru dan lama = {(tahun x jumlah hari kerja
aktif x pasien RJB) + Pasien RJL}
h) Rata-rata kunjungan pasien baru dan lama = {(5 x 260 x 275) + 793}
i) Rata-rata kunjungan pasien baru dan lama = (357500+793)
j) Rata-rata kunjungan pasien baru dan lama = 358293 Per 5 Tahun
k) Jadi Perkiraan Jumlah berkas RM 5 tahun yang akan datang adalah =
358293
l) Keterangan :1. RJB = Rawat Jalan Baru
2. RJL = Rawat Jalan Lama
f. Rata-rata ketebalan berkas RM RSAL DR Ramelan Tahun 2018
Berdasarkan hasil kerja PKL terhadap Berkas Rm Maka diketahui ketebalan
berkas rekam medis sebagai berikut:
1) Berkas Rekam Medis yang tebal
a) Total DRM yang tebal dari 10 berkas total ketebalan berkas = 21 cm
b) Rata-rata berkas rekam medis yang tebal yaitu cm
1) =
1)
1) =
3.7 Aspek TI
3.7.1 Hasil identifikasi jenis aplikasi yang digunakan dalam
penyelenggaraan unit rekam medis di Rumah Sakit.
Jenis aplikasi yang digunakan dalam penyelenggaraan unit rekam medis di
RUMKITAL Dr. Ramelan Surabaya adalah aplikasi SIMRS berbasis Web dimana
dibutuhkan jaringan internet untuk mengakses sistem Rumah Sakit. Aplikasi unit
Rekam Medis di Rumah Sakit menggunakan software Java dan Web BIZ. Website
merupakan halaman situs sistem informasi yang dapat diakses secara cepat.
Website ini didasari dari adanya perkembangan teknologi informasi dan
komunikasi. Melalui perkembangan teknologi informasi, tercipta suatu jaringan
antar komputer yang saling berkaitan. Jaringan yang dikenal dengan istilah
internet secara terus-menerus menjadi pesan–pesan elektronik, termasuk e-mail,
173
transmisi file, dan komunikasi dua arah antar individu atau komputer.BIZ adalah
Biz merupakan Singkatan dari Business (bisnis, usaha). Walaupun BIZ bisa
digunakan untuk jenis blog atau website apa saja, namun, Ekstensi ini sering dan
lebih tepat digunakan untuk usaha/bisnis, lembaga usaha, toko online dan lainnya
yang terkait. Ekstensi domain ini sebenarnya hampir sama tujuannya dengan .com
dan .net yang bisa dijadikan alternatif jika domain tersebut sudah ada yang punya.
Dengan bahasa pemrograman PHPMySQL (Pretext Hyper Processor) yaitu
bahasa pemrograman script yang paling banyak dipakai saat ini.Aplikasi unit
Rekam Medis Rumah Sakit menggunakan Topologi Star.
Dasar Hukum Penyelenggaraan Rekam Medis Menuju Elektronik Medical
Record Di Rumkital Dr. Ramelan Surabaya
a. Berpedoman pada permenkes No.269/MENKES/PER/III/2008 Tentang rekam
medis, khususnya pasal 2 ayat 1 dan 2 dijelaskan:“ayat 1 berbunyi Rekam medis
dibuat harus dibuat secara tertulis, lengkap dan jelas atau secara elektronik. Ayat 2
berbunyi Penyelenggaraan rekam medis dengan menggunakan teknologi
informasi elektronik diatur lebih lanjut dengan peraturan tersendiri”.
b. Berpedoman pada penjelasan pasal 46 Undang-Undang Republik Indonesia
nomor 29 tahun 2004, tentang praktek kedokteran dijelaskan pada ayat 1 sampai 3
Undang-Undang informasi dan transaksi elektronik (ITE), khususnya Pasal 5 ayat
1 sampai 4, Pasal 6, Pasal 11 ayat 1, Pasal 16 ayat 1.
3.7.2 Pengoprasian Aplikasi INACBG’s, SIMRS Serta Trouble Shooting
Yang Ada
Dalam Sistem Informasi Manajemen Rumah sakit (SIM RS) dan INACBG’s
yang di gunakan pada Rumkital Dr. Ramelan Surabaya, tempat penggunaannya di
bedahkan atau dipisahkan berdasarkan lokasi, untuk penggunaan SIM RS
digunakan di pendaftaran unit rawat jalan, rawat inap dan unit gawat darurat,
sedangkan untuk aplikasi INA CBG’s di gunakan pada pendaftaran BPJS (Badan
Penyelenggara Jaminan Sosial).Sedangkan trouble shooting untuk penggunaan
174
SIM RS di Rumkital Dr. Ramelan Surabaya, masih sering terjadi hal ini
disebabkan aplikasi SIM RS yang masih baru sehingga perlu adanya pembaruan
aplikasi sesuai dengan kebutuhan para pengguna.
3.7.3 Hasil Analisis Sistem Informasi Pendaftaran Rawat Jalan dan Rawat
Inap Menggunakan Flowchart Sistem
Flowchart Sistem Rawat Jalan & Rawat Inap
Petugas Loket Pendaftaran Rawat Jalan Petugas Loket Pendaftaran Rawat Inap
Start
Baru?
DB
Entry Data
Sosial Cari No. RM
DB
Proses Cari
Ketemu?
Rekam Medis
DB
Entry Kunjungan
DB
Rekam Medis
DB
Rekam Medis
Rekam Medis
End
21 Kotama Character
22 NRP/NIP Numberic
23 Satker Character
24 Jenis_Pasien Character
5 Telp Character
8. Tabel Dokter
No Field Jenis Keterangan
1 Id_Dokter Character Primary Key
2 Nama Character
178
9. Tabel Diagnosa
No Field Jenis Keterangan
1 Id_Diagnosa Integer Primary Key
2 Diagnosa Character
terputus atau terjadi kerusakan, maka tidak akan mengganggu Workstation lain
yang sedang bekerja. Yang bertindak sebagai konsentrator dalah Hub dan Switch.
1. Keunggulan
a. Fleksibel dalam hal pemasangan jaringan baru, tanpa mempengaruhi
jaringan yang sudah ada sebelumnya.
b. Bila salah satu kabel koneksi User putus, maka hanya komputer User yang
bersangkutan saja yang tidak berfungsi dan tidak mempengaruhi User yang
lain (keseluruhan hubungan jaringan masih tetap bekerja).
2. Kelemahan
a) Boros dalam pemakaian kabel, jika dihubungkan dengan jaringan yang
lebih besar dan luas.
b) Bila pengiriman data secara bersamaan waktunya, dapat terjadi Collision.
c. Topologi Ring
Untuk membentuk jaringan cincin, setiap sentral harus dihubungkan seri satu
dengan yang lain dan hubungan ini akan membentuk Loop tertutup. Dalam sistem
ini setiap sentral harus dirancang agar dapat berinteraksi dengan sentral yang
berdekatan maupun berjauhan. Dengan demikian topologi ini memiliki
kemampuan melakukan Switching ke berbagai arah Workstation. Keuntungan
dari topologi jaringan ini antara lain adalah tingkat kerumitan jaringan rendah
(sederhana). Topologi ini sering digunakan untuk jaringan yang luas pada satu
kota dengan menggunakan media transmisi kabel fiber optik, misalnya untuk
menghubungkan beberapa ISP pusat dan cabang dalam satu kota.
1. Keunggulan
a) Hemat kabel.
b) Untuk membangun jaringan dengan topologi ini lebih murah bila
dibandingkan dengan Topologi Star
2. Kelemahan
a. Sangat peka terhadap kesalahan jaringan.
181
Provider) untuk memastikan bila terjadi kerusakan pada salah satu sistem
komputer maka tidak akan mengganggu hubungan jaringan dengan sistem
komputer lain dalam jaringan.
1. Keunggulan :
Topologi Mesh memiliki tingkat Redundancy yang tinggi, sehingga jika
terdapat satu Link yang rusak maka suatu Node (Station) dapat mencari Link yang
lainnya
2. Kelemahan
a. Membutuhkan biaya yang cukup besar, karena membutuhkan banyak kabel,
setiap Node harus dipasang LAN Card sebanyak n-1 (n=Jumlah Node).
b. Jaringan ini tidak praktis.
a. Topologi Jaringan yang digunakan di unit rekam medis Rumkital Dr.
Ramelan Surabaya
Pada Rumkital Dr.Ramelan jaringan yang digunakan yaitu jaringan LAN
dimana jaringannya hanya mencangkup wilayah Rumkital saja. Sedangkan
topologi jaringan yang digunakan yaitu topologi star. Topologi star merupakan
jenis topologi yang paling umum digunakan oleh banyak pengguna karena
topologi star ini tergolong simpel dalam pengimplementasiannya khususnya bagi
Rumkital Dr.Ramelan. Topologi star yang digunakan Rumkital ini memanfaatkan
salah satu hardware penting dalam pembentukan jaringan komputer yaitu Hub dan
2 Switch yang terletak diruangan dekat Sangkar burung. Hub dan 2 switch
tersebut akan mentransmisikan sinyal dan juga paket data ke semua komputer
terutama di bagian pendaftaran Rawat Jalan. Dengan menggunakan topologi star
sebagai dasar implementasinya, maka setiap komputer di Rumkital Dr.Ramelan
menggunakan instalasi kabel, kabel yang digunakan yaitu jenis fiber optik.
Pengguanaan kabel fiber optic tersebut dapat menghantarkan jauh lebih banyak
sinyal sehingga tanpa memerlukan lagi bantuan perangkat repeater atau penguat
sinyal.
183
Pusat server tertinggi yang berperan sebagai pusat kontrol adalah bagian
IT dibawahnya adalah kepala bagian adminstrasi medis, kemudian diikuti oleh
unit rawat jalan sebagai tempat mendaftar pasien baru dan IGD sebagai pengganti
unit rawat jalan ketika berada diluar jam kerja. Lalu dibawahnya adalah tempat
registrasi rawat inap.
3.7.7 Analisa Teknologi Yang Digunakan Serta Rancangan Sistem Yang
Dibutuhkan Untuk Menyempurnakan Fitur Dan Sistem Yang Ada
Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) Dr.Ramelan Surabaya merupakan
salah satu rumah sakit rujukan TNI paripurna yang berada di wilayah indonesia
timur sebagai unsur pelaksana Teknis Dinas Kesehatan TNI AL yang
berkedudukan langsung dibawah Dinas Kesehatan TNI AL. Rumah Sakit
Angkatan Laut (RSAL) Dr. Ramelan Surabaya memiliki ciri khusus yang berbeda
dari rumah sakit lain sehingga status pasien di klasifikasikan antara lain pasien
BPJS dan Pasien Umum . Pasien BPJS meliputi BPJS Mandiri, BPJS TNI AL,
BPJS TNI AD, BPJS TNI AU, BPJS Sipil AL, BPJS Sipil AD, BPJS Sipil AU,
BPJS Keluarga AL, BPJS Keluarga AL, BPJS Keluarga AD, BPJS Keluarga AU,
BPJS Purna Hankam, BPJS Non Hankam, BPJS Taruna AL/Kadet, BPJS
Dikmaba, BPJS Dikmata, BPJS PBI-Jamkesmas, BPJS PBI-Jamkesda, BPJS PBI-
SKTM, dan BPJS PHL /Honorer. Pasien Umum meliputi Pasien Pribadi dan
Pasien Kerjasama /Perusahaan.
Berdasarkan informasi yang didapat saat praktek kerja lapang di Rumkital
Dr Ramelan Surabaya, rumah sakit telah mengalami perubahan Sistem Informasi
Manajemen Rumah Sakit (SIMRS) sebanyak 4 kali. Sistem informasi pendaftaran
pasien di Rumah Sakit Angkatan Laut (RSAL) Dr.Ramelan dilaksanakan di 3
tempat yakni di Unit Rawat Jalan,Rawat Inap Dan Instalasi Gawat Darurat.
Adapun tampilan SIMRS saat ini sebagai berikut:
184
SIMRS saat ini sangat user-friendly (mudah digunakan) dan sangat mudah
mengajarkan sistem informasi rumah sakit pada orang baru. Adapun langkah-
langkah dalam menjalan SIM RS sebagai berikut:
7) Admisi Rawat Jalan
a. Pertama kali kita login dulu ke rumkital dr ramelan sama halnya dengan
admisirj, akan memasukkan user name ADMISIRI dengan pasword
123.kemudian akan muncul bagian bagian yang akan kita klik. Fungsi dari
user name dan pasword itu sendiri untuk petugas bisa login ke ADMISIRJ.
b. Yang kedua akan muncul gambar seperti dibawah ini : yakni admisi rawat
jalan, data pasien, daftar pasien masuk poli, daftar pasien masuk UT,
daftar kunjungan poli, daftar kunjungan UT, rekam kunjungan poli, rekam
kunjungan UT, riwayat kunjungan pasien, daftar pengambilan RM, jadwal
operasi, daftar pasien KRS, daftar pemesanan kamar.
c. Yang pertama yaitu data pasien, data pasien ini sendiri berfungsi untuk
penginputan data pasien rawat jalan, yang akan yang akan kita klik view
dan akan muncul seperti edit, hapus, kunjungan,edit kunjungan,pesan
kamar ,cetak barcode,cetak kartu, data pasien, dan cetak SEP.
186
d. Menu edit berfungsi untuk pengubahan status pasien dan melengkapi data
pasien yang kosong, hapus berfungsi untuk penghapusan edit data pasien,
edit kunjungan yaitu jika pasien sudah mendaftar ke poli namun data
pasien salah memasukkan poli maka bisa di edit kunjungan pasien,
kunjungan berfungsi untuk penginputan data pasien berobat yang akan
diinputkan yaitu pasien dirujuk, pasien bpjs atau umum, poli mana, kelas
berapa, jika pasien bpjs akan diklik paling bawah sendiiri lalu simpan,
fungsi cetak barcode untuk pasien baru agar di tempelkan di file pasien
dan untuk file yang rusak, cetak kartu fungsinya yaitu jika pasien berobat
harus selalu membawa kartu berobat RSAL agar mudah penginputan data
pasien.
e. Jika pasien komplain bisa dilihat jam berapa pasien datang dan dimana
terkahir berobat yaitu diriwayat kunjungan pasien.
8) Admisi Rawat Inap
a. Pertama kali kita login dulu ke rumkital dr ramelan sama halnya dengan
admisirj, akan memasukkan user name ADMISIRI dengan pasword
123.kemudian akan muncul bagian bagian yang akan kita klik. Fungsi dari
user name dan pasword itu sendiri untuk petugas bisa login ke ADMISIRI.
b. Yang kedua akan muncul gambar seperti dibawah ini : yakni admisi rawat
inap, data pasien, daftar permintaan opname, informasi kamar, pencarian
pasien dikamar, riwayat kunjungan pasien, laporan pasien rawat inap,
laporan pasien sedang dirawat, daftar pasien KRS, dan pemesanan kamar.
c. Lalu data pasien, data pasien ini sendiri berfungsi untuk penginputan data
pasien rawat inap, yang akan yang akan kita klik view dan akan muncul
seperti edit, hapus, kunjungan,edit kunjungan,pesan kamar cetak barcode,
cetak kartu, data pasien, dan cetak SEP. Fungsi dari penjelasan tersebut
yaitu mencetakdata pasien pasien yang akan dirawat inapkan, pengeditan
jika data pasien tidak terisi lengkap, edit itu sendiri melakukan perubahan,
187
maka tingkat kejadian K3 petugas filing semakin tinggi. Adanya hal tersebut maka
perlu dilakukannya suatu kebutuhan anggaran yang baik agar manajemen
keuangan rekam medis menjadi sistematis.
193
194
tentang kesehatan dan keselamatan kerja namun ada beberapa petugas yang tidak
pernah menghiraukan terkait K3 petugas agar terhindar dari kecelakaan seperti
petugas tidak menggunakan masker saat di rak filing. Hal ini didukung oleh
penelitian Febriyanti (2016) yang menyatakan bahwa faktor dominnan yang
mempengaruhi perilaku petugas adalah pengetahuan petugas, sehingga dapat
disimpulkan bahwa semakin tinggi tingkat pengetahuan petugas maka semakin
baik pula perilaku petugas itu sendiri, begitupun sebaliknya semakin rendah
pengetahuan petugas maka semakin buruk perilaku petugas itu sendiri
.
5.1.2 Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kejadian K3 petugas pada
bagian filing menggunakan aspek money yaitu anggaran dalam
pelaksanaan K3 petugas filing.
Money yang dimaksud dalam indentifikasi penelitian merujuk pada
anggaran yang digunakan dalam kesehatan dan keselamatan kerja petugas seperti
fasilitas-fasilitas yang menunjang seperti penyediaan masker, penyedian obat-
obatan, dan lain-lain. Dalam penyediaan dana atau anggaran di RUMKITAL Dr.
Ramelan Surabaya terkait K3 petugas filing tidak ada anggaran khusus.
Penyediaan anggaran masker, obat-obatan dan alat sarana dan prasarana di
sediakan jika alat dan kebutuhan itu habis. Pujilestari (2016) menyatakan bahwa
dana adalah salah satu hal yang paling berperan untuk mencapai suatu sistem di
rumah sakit agar tercapai pelayanan yang baik dan cepat sesuai dengan yang di
harapkan pasien. Apabila dana rumah sakit tidak memenuhi dalam pengadaan
peralatan pendukung maka tingkat kejadian K3 petugas filingsemakin tinggi.
Adanya hal tersebut maka perlu dilakukannya suatu kebutuhan anggaran yang
baik agar manajemen keuangan rekam medis menjadi sistematis.
195
A 23 23 14 66
B 18 17 20 55
C 9 6 9 24
D 6 9 9 24
E 15 16 17 41
Tabel 5.1 hasil scoring jawaban petugas
dengan menggunakan teknik USG di peroleh perhitungan sebagai berikut
dengan rincian yang terlampir pada lampiran 4.2 pada pedoman metode USG
199
6.1 Kesimpulan
Berdasarkan uraian hasil pembahasan dari penelitian tentang upaya perbaikan
Kesehatan dan Keselamatan kerja petugas filing di Rumkital Dr. Ramelan
Surabaya dapat diambil kesimpulan sebagai berikut :
Identifkasi penyebab pelaksanaan kesehatan dan keselamatan kerja petugas filing
berdasarkan unsur – unsur manajemen yaitu :
a. Man : tidak adanya sosialisasi kepada petugas rekam medis di bagian
filling terkait upaya perbaikan kesehatan dan keselamatan kerja petugas
b. Money : tidak ada anggaran khusus terkait pelaksaan K3 petugas seperti
penyediaan kota P3K di bagian filing dan alat-alat terkait pelaksaan K3
petugas filing
c. Material : Bahan dari rak rekam medis harus terbuat dari bahan yang tidak
menimbulkan permasalahan kepada petugas dan memudahkan petugas
dalam bekerja.
d. Machine : tidak adanya alat bantu seperti tanda peringatan bahwa sedang
ada petugas yang mencari berkas rekam medis di dalam Roll O’Pack
membuat kerja petugas akan terhambat dan sering di temukan petugas
yang terjepit saat mencari berkas.
e. Methode : tidak adanya SOP terkait Kesehatan dan Keselamatan kerja
petugas membuat petugas kurang mengerti akan aturan kerja di bagian
filing untuk mencegah resiko kecelakaan kerja.
Berdasarkan prioritas masalah dengan menggunakan teknik USG dari
penelitian tentang upaya perbaikan Kesehatan dan Keselamatan kerja petugas
filing di Rumkital Dr. Ramelan Surabaya dapat diambil kesimpulan sebagai
berikut :
a. Tidak adanya SOP terkait Kesehatan dan Keselamatan Kerja petugas di
bagian filing
200
201
6.2 Saran
a. Perlu diadakan kegiatan sosialisasi kepada petugas filing terkait upaya
perbaikan kesehatan dan keselamatan kerja petugas
b. Implementasian terhadap tanda peringatan yang telah di rancang untuk
memberikan informasi bahwa sedang ada petugas yang sedang mencari
berkas di Roll O’Pack
c. Implementasian terhadap SOP petugas terkait K3 di bagian filing yang
telah di buat untuk di terapkan kepada petugas di Rumkital Dr Ramelan
Surabaya
202
DAFTAR PUSTAKA
Adam, M dan Zuhny, E. 2010. Modul Keselamatan Dan Kesehatan Kerja.
Fakultas Teknik Universitas Negeri Yogyakarta. Yogyakarta:
Budi, S.C. 2011. Manajemen Unit Kerja Rekam Medis. Jogjakarta : Quantum.
Cyntia, Sellea dkk. 2013. Hubungan Pengetahuan Dan Sikap Perawat Dengan
Pelaksanaaan Keselamatan Pasien (Patient Safety) Di Ruang Rawat Inap
Rsud Liun Kendage Tahuna. Volume1 Nomor 1, Agustus 2013. Diambil
dari : https://ejournal.unsrat.ac.id/index.php/jkp/article/view/2237/1794. (10
Maret 2019).
Depkes RI. 2009. Undang-Undang Republik Nomor 44 Tahun 2009. Tentang
Rumah Sakit.
Menkes RI. 2007. Kemenkes RI Nomer 377/Menkes/SK/III/2007 Tentang Standart
Profesi Perekam Medis dan Informasi Kesehatan. Menkes RI.
Menteri Kesehatan Republik Indonesia. 2016. Peraturan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 66 Tahun 2016, tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Rumah Sakit. Jakarta.
Notoatmodjo, S. 2003. PengantarPendidikanKesehatandanPerilakuKesehatan.
Jakarta: Rineka Cipta.
203
204
LAMPIRAN
LEMBAR WAWANCARA
26 dek
3
26
4
215
26 dek
5
Kira-kira 26 dek
6
26 dek
7
Kesimpulan
Jumlah petugas filing ada 26 orang
5 Kurang mengetahui
K3 petugas dek
3 Tidak ada
Variabel Machine
Sub Variabel : Sarana dan prasarana
8. Bagaimana sarana dan Sarana dan prasarana di ruangan
1
prasarana yang terdapat filling sudah cukup
di unit filling? 2 Sudah cukup membantu dek
3 Sudah membantu
5 Sudah cukup
Cukup
4
Sudah cukup
5
Sudah dek
7
219
Kesimpulan
Lift yang ada di ruang filing sudah cukup
Kesimpulan
Lift di ruang filing sudah ergonomis
3 Mengganggu
4 Mengganggu dek
7 Mengganggu dek
D. Total Keseluruhan
Total
Keseluruhan
Masalah Urgency Seriousness Growth Total
A 23 23 14 66
B 18 17 20 55
C 9 6 9 24
D 6 9 9 24
E 15 16 17 41
Lampiran 4.3 SOP terkait Kesehatan dan Keselamatan Kerja petugas filing
224
225
udara.
4. Pastikan bahwa semua peralatan berfungsi
dengan baik sebelum di gunakan seperti
tangga yang di gunakan untuk mengambil
berkas rekam medis
5. Pastikan semua petugas dalam kondisi
kesehatan yang baik
6. Lakukan tindakan atau pekerjaan sesuai
SOP yang berlaku
7. Pastikan bahwa berkas rekam medis di tata
dengan rapi.
8. Rapikan kembali tempat kerja dan
peralatan kerja setelah melakukan
pekerjaan
9. Laporkan semua kejadian yang
berhubungan dengan keselamatan dan
kesehatan kerja atau kecelakaan dan
penyakit akibat kerja ke komite K3 RS.
10. Jangan melakukan pekerjaan yang di luar
tugas pokok dan fungsi ( TUPOKSI) dan
SOP pekerjaan.
11. Jika terjadi kebakaran ikutilah petunjuk
jalur evakuasi yang sudah ad
5) UNIT TERKAIT : 1. Rekam medis.
2. Petugas rawat jalan.
3. Petugas rawat inap.
4. K3 RS.
Lampiran 4.4 Tanda Bahaya K3 petugas
226
JAGALAH KEBERSIHAN
MAAF ..... !
DILARANG MASUK TANPA SEIJIN
PETUGAS
227
STOP... !!!
228
229
230
231
Lampiran 4.5 Materi Sosialisasi Kesehatan dan Keselamatan Kerja petugas
Modul Kesehatan dan Keselamatan Kerja Rekam Medis
A. Kompetensi
PEMBELAJARAN 1
KONSEP DASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
232
233
A. KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR:
Menguasai Konsep Dasar Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
INDIKATOR: Setelah mempelajari modul Pembelajaran I ini, petugas
diharapkan:
1) Mampu menjelaskan konsep Keselamatan Kerja.
2) Mampu menjelaskan konsep Kesehatan Kerja.
3) Mampu menjelaskan penyakit akibat kerja dan yang timbul
karena hubungan kerja dan pencegahannya.
4) Mampu menjelaskan Kecelakaan Kerja dan Pencegahannya
B. Materi
KONSEP DASAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Pendahuluan Berdasarkan Peraturan Menteri Tenaga Kerja No.
Per.05/MEN/1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja. Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Sistem
Manajemen K3) merupakan bagian dari sistem manajemen secara
keseluruhan yang meliputi struktur organisasi, perencanaan, tanggung
jawab, pelaksanaan, prosedur, proses dan sumber daya yang dibutuhkan
bagi pengembangan, penerapan, pencapaian, pengkajian dan pemeliharaan
kebijakan keselamatan dan kesehatan kerja dalam rangka pengendalian
resiko yang berkaitan dengan kegiatan kerja guna terciptanya tempat kerja
yang aman, efisien dan produktif.
Tujuan dan sasaran Sistem Manajemen K3 adalah untuk menciptakan
suatu sistem keselamatan dan kesehatan di tempat kerja dengan melibatkan
unsure manajemen, tenaga kerja, kondisi dan lingkungan kerja yang
terintegrasi dalam rangka mencegah dan mengurangi kecelakaan dan
penyakit akibat kerja serta terciptanya tempat kerja yang aman, efisien dan
produktif. Sistem Manajemen K3 wajib diterapkan oleh setiap perusahaan
yang mempekerjakan tenaga kerja sebanyak 100 orang atau lebih;
234
PEMBELAJARAN II
PERATURAN PERUNDANG-UNDANGAN
KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
A. KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR:
1) Menguasai peraturan perundang-undangan yang mengatur
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
2) Menguasai materi pokok yang diatur dalam Undang-Undang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
INDIKATOR: Setelah mempelajari modul Pembelajaran II ini,
petugas diharapkan :
1) Mampu menjelaskan tujuan dan ruang lingkup Undang-Undang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
2) Mampu menjelaskan materi pokok yang diatur dalam Undang-
Undang Keselamatan dan Kesehatan Kerja
246
B. MATERI
PERATURAN KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
Pentingnya Peraturan Perundang-Undangan tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Pembangunan nasional dapat berjalan dengan baik jika
kualitas, kompetensi dan profesionalisme sumber daya manusianya juga
baik, termasuk didalamnya sumber daya manusia keselamatan dan
kesehatan kerja (K3). Data menunjukkan bahwa di dunia terjadi 270 juta
kecelakaan kerja, 160 juta pekerja menderita penyakit akibat kerja, 2,2 juta
pekerja meninggal dunia dan kerugian yang dialami sebesar 1,25 triliun
USD. Sementara itu, data PT. Jamsostek (Persero) menunjukkan bahwa
dalam Periode 2002-2005 telah terjadi lebih dari 300 ribu kecelakaan kerja,
5.000 kematian, 500 cacat tetap dan kompensasi lebih dari Rp 550 milyar
(DK3N, 2007). Tenaga kerja merupakan asset penting perusahaan. Oleh
karena itu tenaga kerja harus diberikan perlindungan dalam hal K3, karena
terdapat ancaman dan potensi bahaya yang berhubungan dengan kerja.
Mengingat hal tersebut, pemerintah telah membuat kebijakan perlindungan
tenaga kerja terhadap aspek K3 melalui peraturan perundang-undangan K3.
Peraturan perundang-undangan K3 merupakan salah satu usaha dalam
pencegahan kecelakaan kerja, penyakt akibat kerja, kebakaran, peledakan
dan pencemaran lingkungan kerja yang penerapannya menurut jenis dan
sifat pekerjaan serta kondisi lingkungan kerja. Peraturan perundang-
undangan K3 perlu disosialisaikan baik kepada tenaga kerja dan pengusaha
agar semua memahami aturan tersebut terutama mengetahui hal dan
kewajibannya. Sosialisasi penting juga bagi petugas rekam medis di bagian
filing karena petugas filing merupakan tenaga kesehatan yang mempunyai
hak untuk memperoleh jaminan atas keselamatan dan kesehatan kerja.
1. Landasan Hukum Peraturan Perundangan-Undangan
Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Sumber hukum peraturan perundang-undangan tentang K3 adalah
UUD 1945 Pasal 27 ayat (2) yang menyatakan bahwa, ”Tiap warga negara
247
dan di udara dengan terdapat unsur dilakukan usaha, tenaga kerja yang
bekerja, dan sumber bahaya.
4. Materi UU No. 1 Tahun 1970 tentang Keselamatan Kerja
Materi UU Keselamatan Kerja lebih dominan berisi tentang hak dan
atau kewajiban tenaga kerja dan pengusaha/pengurus (manajemen) dalam
melaksanakan K3. Berikut adalah pokok-pokok materi dari UU
Keselamatan Kerja.
a. Hak Tenaga Kerja ditetapkan dalam Pasal 12 Huruf (d) dan (e)
- Huruf d: Meminta pada pengurus agar dilaksanakan
semua syarat keselamatan dan kesehatan kerja yang
diwajibkan.
- Huruf e: Menyatakan keberatan kerja pada pekerjaan
dimana syarat keselamatan dan kesehatan kerja serta
alat-alat perlindungan diri yang diwajibkan diragukan
olehnya kecuali dalam hal-hal khusus ditentukan lain
oleh pegawai pengawas dalam batas-batas yang masih
dipertanggungjawabkan.
b. Kewajiban tenaga kerja ditetapkan dalam Pasal 12 Huruf (a),
(b), dan (c)
- Huruf a: Memberikan keterangan yang benar bila
diminta oleh pegawai pengawas dan atau ahli
keselamatan kerja.
- Huruf b: Memakai alat-alat perlindungan diri yang
diwajibkan,
- Huruf c: Memenuhi dan mentaati syarat-syarat
keselamatan kerja dan kesehatan kerja yang
diwajibkan.
c. Kewajiban pengusaha/pengurus
1. Pasal 3 Ayat (1): Melaksanakan syarat-syarat keselamatan
kerja untuk:
250
2. Pasal 8
a) Ayat (1): Pengurus diwajibkan memeriksa
kesehatan badan, kondisi mental, dan kemampuan
fisik dari tenaga kerja yang akan diterimanya
maupun yang akan dipindahkan sesuai dengan
sifat-sifat pekerjaan yang diberikan kepadanya.
b) Ayat (2): Pengurus diwajibkan memeriksa semua
tenaga kerja yang berada dibawah pimpinannya,
secara berkala pada dokter yang ditunjuk oleh
pengusaha dan dibenarkan oleh direktur.
3. Pasal 9
a) Ayat 1: Pengurus diwajibkan menunjukkan dan
menjelaskan pada tiap tenaga kerja baru tentang: -
kondisi-kondisi dan bahaya-bahaya serta yang
dapat timbul dalam tempat kerja, - semua
pengamanan dan alat-alat perlindungan yang
diharuskan dalam tempat kerja, - alat-alat
perlindungan diri bagi tenaga kerja yang
bersangkutan, - cara-cara dan sikap yang aman
dalam melaksanakan pekerjaannya.
b) Ayat (2): Pengurus hanya dapat mempekerjakan
tenaga kerja yang bersangkutan setelah ia yakin
bahwa tenaga kerja tersebut telah memahami
syarat-syarat tersebut diatas.
c) Ayat (3): Pengurus diwajibkan menyelenggarakan
pembinaan bagi semua tenaga kerja yang berada
252
PEMBELAJARAN III
ALAT PELINDUNG DIRI
A. KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR:
1. Menguasai berbagai macam alat pelindung diri (APD) terutama
dalam bidang busana.
2. Memahami pentingnya penggunaan APD dalam pekerjaan
INDIKATOR: Setelah mempelajari modul Pembelajaran III ini,
petugas filing diharapkan :
1. Mampu menjelaskan berbagai macam alat pelindung diri (APD)
terutama dalam bidang busana.
2. Mampu menjelaskan pentingnya penggunaan APD dalam
pekerjaan
254
B. MATERI
ALAT PELINDUNG DIRI
Alat Pelindung Diri (APD) merupakan kelengkapan yang wajib digunakan
saat bekerja sesuai bahaya dan resiko kerja untuk menjaga keselamatan pekerja itu
sendiri dan orang di sekelilingnya. Kewajiban itu sudah disepakati oleh
pemerintah melalui Departement Tenaga Kerja Republik Indonesia
(http://id.wikipedia.org/wiki/alat_pelindung_diri).
Kecelakaan kerja adalah kejadian yang tidak terduga dan tidak diharapkan.
Biasanya kecelakaan menyebabkan kerugian material dan penderitaan dari yang
paling ringan sampai pada yang paling berat. Untuk menghindari risiko dari
kecelakaan dan terinfeksinya petugas laboratorium khususnya pada laboratorium
kesehatan sebaiknya dilakukan tindakan pencegahan seperti pemakaian APD,
apabila petugas filing tidak menggunakan alat pengaman, akan semakin besar
kemungkinan petugas filing terjadi kecelakaan kerja
1. Alat Pelindung Diri
Jenis APD adalah banyak macamnya menurut bagian tubuh yang
dilindunginya (Suma’mur PK, 1989: 296). Penggunaan alat pelindung
diri di rumah sakit ditentukan berdasarkan kesesuaian dengan potensi
bahaya yang ada. Beberapa alat pelindung diri yang dapat dipilih
sesuai jenis dan tempat kerja antara lain
(http://id.wikipedia.org/wiki/alat_pelindung_diri):
a. Sepatu pelindung (safety shoes). Seperti sepatu biasa, tapi dari
bahan kulit dilapisi metal dengan sol dari karet tebal dan kuat.
Berfungsi untuk mencegah kecelakaan fatal yang menimpa
kaki karena tertimpa benda tajam atau berat dll.
b. Sarung Tangan. Berfungsi sebagai alat pelindung tangan pada
saat bekerja di tempat atau situasi yang dapat mengakibatkan
cedera tangan. Bahan dan bentuk sarung tangan di sesuaikan
dengan fungsi masing-masing pekerjaan.
255
PEMBELAJARAN IV
PEMADAMAN KEBAKARAN
A) KOMPETENSI
KOMPETENSI DASAR:
1. Menguasai penyebab terjadinya kebakaran.
2. Memahami prinsip pemadaman kebakaran.
INDIKATOR: Setelah mempelajari modul Pembelajaran VIII ini,
mahasiswa diharapkan:
1. Mampu menjelaskan penyebab terjadinya kebakaran
berdasarkan konsep segitiga api,
2. Mampu menjelaskan kategorisasi/kelas kebakaran,
3. Mampu menjelaskan prinsip pemadaman kebakaran dan
pemilihan alat pemadam yang tepat.
B) MATERI
PEMADAM KEBAKARAN
1. Pengertian
Kebakaran Api adalah suatu reaksi kimia yang merupakan hasil
dari bertemunya unsur oksigen (O2), bahan bakar dan panas.
Ketiganya ini dikenal dengan segitiga api. Panas yang menyebabkan
terjadinya api adalah panas dengan tingkat suhu tertentu tergantung
bahan yang ada. Oksigen adalah unsur yang menyempurnakan
terjadinya api. Dengan meniadakan salah satu dari ketiga bahan
tersebut maka api akan padam. Jadi, untuk tindakan preventif maka
kita harus mencegah bertemunya ketiga bahan tersebut. Kebakaran
dapat digolongankan menjadi beberapa kelas, yaitu kelas A, B, C dan
D dengan ketentuan sebagai berikut:
a. Kelas A (Solid Fire) Kebakaran kelas A merupakan kebakaran
yang terjadi pada bahan-bahan seperti kayu, kertas, sampah, dan
259