Analisis Pengaruh Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi: Skripsi
Analisis Pengaruh Investasi Terhadap Pertumbuhan Ekonomi: Skripsi
PERTUMBUHAN EKONOMI
(Studi Pada 33 Provinsi di Indonesia)
SKRIPSI
Disusun Oleh :
Puspasari Windy Astuti
135020400111018
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2018
ii
iii
iv
RIWAYAT HIDUP
Nama Lengkap : Puspasari Windy Astuti
Tempat / Tanggal Lahir : Kupang, 02 April 1996
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Alamat : Jalan Perintis Kemerdekaan 1, Kecamatan Oebobo,
Kelurahan Kayu Putih, Kota Kupang – Nusa Tenggara Timur.
No HP : 081232076760
Email : aii_achyarii@ymail.com & puspasariwa@gmail.com
Riwayat Pendidikan
v
KATA PENGANTAR
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala curahan
(Studi Pada 33 Provinsi di Indonesia)” dengan baik dan sesuai yang diharapkan
sebagai salah satu syarat untuk meraih gelar sarjana ekonomi pada Jurusan Ilmu
Namun, penulis berusaha memberikan yang terbaik agar skripsi ini dapat
datang. Dalam hal bahan refrensi bagi penelitian selanjutnya maupun sumber
bacaan. Dalam penyusunan skripsi ini penulis menyadari pula bahwa tidak akan
selesai tanpa bantuan dari berbagai pihak, untuk itu dalam kesempatan ini penulis
2. Kedua orang tua penulis Bapak Abdul Aziz dan Ibu Nyai M. Achyari
vi
4. Bapak Dr.rer.pol. Wildan Syafitri, SE., ME. selaku Ketua Jurusan Ilmu
5. Ibu Dr. Nurul Badriyah, SE., ME. selaku Sekretaris Jurusan Ilmu
6. Bapak Setyo Try Wahyudi, SE., Mec., Ph.D. selaku Ketua Program
8. Bapak Dr. Rachmad Kresna Sakti, SE., M.Si. selaku dosen penguji 1
9. Bapak Setyo Try Wahyudi, SE., Mec., Ph.D. selaku dosen penguji 2
10. Seluruh Dosen Pengajar Ilmu Ekonomi dan Staff yang telah
11. Untuk pacar penulis, Asep Firman. Terimakasih sudah setia menemani,
yang juga selalu menghibur dan menemani dari awal sampai akhir, dan
vii
menjadi keluarga kedua bagi penulis, Emil, Hanum, Prima, Maria,
Sintha, Dian, Rifki, Eko, Chiko, Adam, Fadlian, Ihsan, Ilham, Pe, Devy,
Adie, Yuslim, dan semuanya yang tidak bias di tulis satu-satu. I’m
13. Dan terakhir untuk sahabat penulis yang di Kupang, Regina Kemis,
Ratnadhila Ukkas, Raquel Nguru Mata, Arlyn Koro, dan Icha Sina yang
semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu per satu, namun
dalam penulisan laporan ini masih banyak kekurangan dan kesalahan baik yang
penulisan ini dapat memberikan manfaat selain bagi penulis, tetapi juga bagi
semua pihak.
Puspasari
Penulis
viii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL i
LEMBAR PENGESAHAN ii
LEMBAR PESETUJUAN iii
LEMBAR PERNYATAAN iv
RIWAYAT HIDUP v
KATA PENGANTAR vi
DAFTAR ISI ix
DAFTAR TABEL xi
DAFTAR GAMBAR xii
ABSTRAK xiii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang............................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................9
1.3 Tujuan Penelitian ........................................................................................9
1.4 Manfaat Penelitian ......................................................................................10
ix
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Gambaran Umum Objek Penelitian .............................................................63
4.1.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi Indonesia ............................63
4.1.2 Perkembangan PMA di Indonesia .....................................................65
4.1.3 Perkembangan PMDN di Indonesia ..................................................67
4.1.4 Perkembangan Tenaga Kerja di Indonesia .......................................67
4.1.5 Perkembangan Ekspor Neto di Indonesia .........................................68
4.1.5.1 Ekspor di Indonesia ...............................................................68
4.1.5.2 Impor di Indonesia .................................................................70
4.1.5.3 Ekspor Neto di Indonesia ......................................................71
4.1.6 Perkembangan Belanja Pemerintah di Indonesia ..............................72
4.2 Hasil Estimasi Model ..................................................................................73
4.3 Pemilihan Model ........................................................................................78
4.4 Analisis Hasil Estimasi ................................................................................80
4.4.1 Hasil Uji Koefisien Determinasi .........................................................81
4.4.2 Hasil Uji F-Statistik ............................................................................81
4.4.3 Hasil Uji t-Statistik .............................................................................81
4.4.4 Model Regresi Random Effect Model ................................................82
4.5 Pembahasan Hasil Estimasi ......................................................................85
4.5.1 Pengaruh PMA terhadap Pertumbuhan Ekonomi ..............................85
4.5.2 Pengaruh PMDN terhadap Pertumbuhan Ekonomi ............................90
4.5.3 Pengaruh Tenaga Kerja terhadap Pertumbuhan Ekonomi .................95
4.5.4 Pengaruh Ekspor Neto terhadap Pertumbuhan Ekonomi ...................96
4.5.5 Pengaruh Belanja Pemerintah terhadap Pertumbuhan Ekonomi .......99
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan …………………………………………………………………….. 102
5.2 Saran ……………………………………………………………………………. 104
x
DAFTAR TABEL
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Grafik Teori Penduduk Optimum ....................................................17
Gambar 2.2 Kerangka Pemikiran Penelitian ......................................................48
Gambar 4.1 Perkembangan Pertumbuhan Ekonomi di Indonesia .....................63
Gambar 4.2 Perkembangan Realisasi Investasi Indonesia 2012-2016 .............66
Gambar 4.3 Perkembangan Tenaga Kerja di Indonesia ....................................68
Gambar 4.4 Perkembangan Ekspor di Indonesia ..............................................69
Gambar 4.5 Perkembangan Impor di Indonesia ................................................70
Gambar 4.6 Perkembangan Ekspor Neto di Indonesia .....................................71
Gambar 4.7 Perkembangan Belanja Pemerintah di Indonesia ...........................72
Gambar 4.8 Laju Pertumbuhan PDRB ADHK Pulau Sumatera ..........................87
xii
ANALISIS PENGARUH INVESTASI TERHADAP PERTUMBUHAN EKONOMI
(Studi Pada 33 Provinsi di Indonesia)
Dosen Pembimbing :
Al Muizzuddin Fazaalloh, SE., ME.
ABSTRAKSI
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh investasi baik PMA dan
PMDN, tenaga kerja, ekspor neto dan belanja pemerintah terhadap pertumbuhan
ekonomi di Indonesia periode penelitian tahun 2012 hingga tahun 2016. Metode
yang digunakan adalah analisis regresi data panel. Hasil dari penelitian ini
menunjukkan bahwa variabel PMA, tenaga kerja, dan belanja pemerintah
berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Sedangkan variable
PMDN dan ekspor neto tidak berpengaruh signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi.
xiii
BAB I
PENDAHULUAN
produksi barang dan jasa di suatu wilayah perekonomian dalam selang waktu tertentu.
Produksi tersebut diukur dalam konsep nilai tambah (value added) yang diciptakan
oleh sektor-sektor ekonomi di wilayah bersangkutan yang secara total dikenal sebagai
Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat menjadi indikator keberhasilan negara dalam
1
2
masyarakat mengelola sumber daya yang ada dan selanjutnya membentuk suatu pola
kemitraan antara pemerintah daerah dengan sektor swasta untuk menciptakan suatu
negara lain, akan tetapi pada kenyataannya Indonesia belum mampu melakukan hal
tersebut. Terlebih lagi saat sekarang ketika arus globalisasi yang tinggi mempersulit
bantuan dari negara lain. Dengan kondisi tersebut, Indonesia akhirnya terpaksa harus
mengikuti arus tersebut, yaitu mencoba membuka diri dengan menjalin kerja sama
dengan negara lain untuk pembangunan nasional terutama pada sektor ekonomi
nasional.
Pancasila dan UUD 1945, sehingga untuk dapat mencapai tujuan itu maka
salah satu hal penting bagi pertumbuhan ekonomi. Investasi dapat digunakan sebagai
kemiskinan.
3
modal asing (PMA) dan penanaman modal dalam negeri (PMDN) merupakan solusi
untuk memenuhi kebutuhan akan investasi. Penanaman Modal Asing (PMA) masih
modal, bahan baku dan komponen sebagai subtitusi impor, barang jadi dan barang
setengah jadi guna menciptakan kesempatan usaha dan lapangan kerja (Sukirno,
2004).
baru yang merupakan tambahan neto terhadap cadangan atau stok modal.
terakhir, walaupun pada tahun 2014 mengalami penurunan. Hal ini berarti Indonesia
termasuk ke dalam negara yang dilihat oleh negara lain sebagai negara yang memiliki
Meskipun nilai realisasi PMA dalam enam tahun terakhir selalu meningkat
tetapi masih belum dapat merata di seluruh wilayah Indonesia. Dari data Badan
Koordinasi Penanaman Modal (BKPM, 2016) realisasi penanaman modal asing dalam
kurun waktu 6 tahun terakhir masih terpusat pada Pulau Jawa dengan jumlah modal
asing sebanyak 59%. Sedangkan untuk PMA di luar Jawa di dominasi oleh wilayah
pasar seperti ekspor. Jika pasar di suatu wilayah lebih terbuka, maka investor lebih
terpusatnya perputaran ekonomi di wilayah Jawa membuat PMA tidak dapat tersebar
yang berguna bagi kegiatan produktif, maka output potensial suatu negara akan
bertambah dan pertumbuhan ekonomi jangka panjang juga akan meningkat. Jelas
(PMDN) juga memainkan peranan penting dalam menentukan jumlah output dan
pendapatan. Namun minat investasi, dalam hal ini PMDN dan PMA 5 tahun
pemerintah itu dapat mencapai hasil yang optimal dan dapat mengadakan
aktivitas ekonomi Indonesia pada umumnya, bukan saja karena pengeluaran ini dapat
tetapi juga merupakan salah satu komponen dari permintaan agregat yang
serta upaya peningkatan efisiensi dan produktivitas, yang pada gilirannya akan
sektor perdagangan luar negeri, yaitu ekspor dan impor. David Ricardo telah
perekonomian, serta mengenai keuntungan yang dapat diperoleh dari spesialisasi dan
perdagangan antar negara (Sukirno, 2008). Kegiatan ekspor impor didasari oleh
kondisi bahwa setiap negara memiliki karakteristik sumber daya masing-masing dan
tentunya karakteristik tersebut berbeda antara satu negara dengan negara lainnya.
impor dilakukan. Penting pula untuk diketahui, secara tidak langsung, kegiatan ekspor
dan impor mempunyai andil yang cukup penting dalam memacu pertumbuhan
Ekspor merupakan salah satu tolak ukur penting untuk mengetahui seberapa
besar pertumbuhan ekonomi di suatu negara. Dari kegiatan ekspor ini maka dapat
terjamin kegiatan bisnis di sektor riil semakin terjaga. Produksi barang tidak hanya
berputar di dalam negeri saja akan tetapi juga berputar di perdagangan Internasional.
Oleh sebab itulah, dalam jangka panjang kegiatan ekspor dapat menjadi pahlawan
ekonomi nasional. Ekspor telah menjadi fokus utama pemerintah dalam memacu
Semakin tinggi pendapatan masyarakat, maka semakin tinggi pula impor yang
akan mereka lakukan. Dengan adanya impor, pemenuhan kebutuhan suatu negara
dapat terpenuhi. Impor bermanfaat untuk mengisi kekosongan barang atau jasa yang
Jika semakin banyak permintaan barang dari luar negeri maka produksi akan
pengangguran. Jika masyarakat bekerja maka daya beli masyarakat akan meningkat
dan perputaran tingkat konsumsi akan semakin lebih baik dan akhirnya tujuan dalam
Indonesia memiliki perekonomian yang masih rapuh dan tidak konstan dari
dana pembangunan dan jumlah modal yang dibutuhkan. Untuk mencapai tujuan
efisiensi dan produktivitas, yang pada gilirannya akan menunjang tercapainya sasaran
Investasi merupakan salah satu hal penting bagi pertumbuhan ekonomi, guna
ekonomi, dan perlu disadari bahwa ekspor mempunyai peranan penting dalam
keseluruhan dapat menjamin persediaan devisa yang cukup. Oleh karena itu,
produksi dalam negeri. Jika semakin banyak permintaan barang dari luar negeri maka
kerja secara tradisional dianggap sebagai salah satu faktor positif yang memacu
pertumbuhan ekonomi. Jumlah tenaga kerja yang lebih besar berarti akan menambah
tingkat produksi, sedangkan pertumbuhan penduduk yang lebih besar berarti ukuran
pasar domestiknya lebih besar. Pesatnya aliran modal masuk, menciptakan banyak
lapangan pekerjaan baru sehingga jumlah tenaga kerja meningkat. Pada tahun 2008
terhadap PDB yang merupakan efek dari penanaman modal setahun sebelumnya.
dan hasil penelitian sebelumnya maka penulis tertarik untuk membahas masalah
asing, penanaman modal dalam negeri, tenaga kerja, ekspor neto dan belanja
Provinsi di Indonesia “
9
sebagai berikut :
provinsi di Indonesia?
di Indonesia?
provinsi di Indonesia?
provinsi di Indonesia.
10
2. Penelitian ini diharapkan dapat menjadi wacana yang baik untuk menambah
yang lain yang sedang meneliti topik yang berkaitan dengan penelitian ini, atau
TINJAUAN PUSTAKA
meningkat.
tingkat pertumbuhan Produk Domestik Bruto (PDB), yang mengukur pendapatan total
setiap orang dalam perekonomian (Mankiw, 2000). PDB adalah pendapatan total dan
pengeluaran total nasional atas output barang dan jasa pada periode tertentu. PDB
ini dapat mencerminkan kinerja ekonomi, sehingga semakin tinggi PDB suatu negara
maka dapat dikatakan bahwa semakin bagus pula kinerja ekonomi di negara tersebut.
bertambah tinggi dan akan mendorong dilakukanya lebih banyak investasi. Dengan
kata lain, dalam jangka panjang apabila PDB bertambah tinggi, maka investasi akan
bertambah pula.
11
12
- PDRB
kapita dalam jangka panjang. Tekanannya adalah pada tiga aspek, yaitu: proses,
output per kapita, dan jangka panjang. Produk Domestik Regional Bruto (PDRB)
menurut Badan Pusat Statistik (BPS) didefinisikan sebagai jumlah nilai tambah yang
dihasilkan oleh seluruh unit usaha dalam suatu wilayah, atau merupakan jumlah
seluruh nilai barang dan jasa akhir yang dihasilkan oleh seluruh unit ekonomi di suatu
sampai dimana kelangkaan sumber daya yang terdiri atas sumber daya manusia
(human capital), peralatan (man made recources) dan sumber daya alam (natural
kemampuan sumber daya manusia dan pemanfaatan sumber daya alam dengan
ketersediaan sumber daya alam dan sumber daya buatan dengan teknologi dalam
kemungkinan untuk memanfaatkan sumber daya alam yang tersedia guna mencapai
pemerataan yang mempunyai implikasi dalam pencapaian tujuan yang ketiga, sumber
daya dapat berkelanjutan maka tidak boleh terfokus hanya pada satu daerah saja
sehingga manfaat yang diperoleh dari pertumbuhan dapat dinikmati semua pihak.
syarat bahwa penggunaan sumber daya, baik yang ditransaksikan melalui sistem
pasar maupun diluar sistem pasar harus tidak melampaui kapasitas kemampuan
perekonomian.
ditentukan oleh 4 (empat) faktor yaitu jumlah penduduk, jumlah stok barang modal,
luas tanah dan kekayaan alam serta tingkat teknologi yang digunakan. Dari keempat
faktor tersebut yang menjadi titik berat perhatian mereka adalah pengaruh
dapat dilihat bahwa apabila terdapat kekurangan penduduk, produksi marjinal adalah
lebih tinggi daripada pendapatan per kapita. Akan tetapi apabila penduduk semakin
banyak, hukum hasil tambahan yang semakin berkurang akan mempengaruhi fungsi
produksi, yaitu produksi marjinal akan mulai mengalami penurunan. Oleh karenanya
pertumbuhannya.
14
terbatas guna mencapai tujuan tertentu. Dalam bukunya “An Inquiry into the Nature
and Cause of the Wealth of Nations” (1776) secara singkat sering disebut sebagai
jangak panjang secara sistematis. Terdapat dua aspek utama dalam pertumbuhan
ekonomi. Yang pertama adalah pertumbuhan output total (GDP) dan Pertumbuhan
Penduduk. Dalam pertumbuhan output, Adam Smith melihat sistem produksi suatu
memegang peranan dalam proses produksi adalah dua unsur produksi yang lain, yaitu
jumlah penduduk dan stok kapital yang ada. Dua unsur lain inilah yang menentukan
(dieksploitir), dan pada tahap ini sumber-sumber alam akan menbatasi output. Unsur
sumber alam ini akan menjadi batas atas dari pertumbuhan suatu perekonomian.
Dalam proses pertumbuhan output unsur ini dianggap peranan yang pasif, dalam arti
bahwa jumlah penduduk akan menyesuaikan diri dengan kebutuhan akan tenaga
kerja dari masyarakat tersebut. Apabila stok kapital yang tesedia membutuhkan,
misalnya, 1 juta orang untuk menggunakannya, dan apabila jumlah tenaga kerja yang
tersedia adalah 900 ribu orang, maka jumlah penduduk akan cenderung meningkat
sehingga tenaga kerja yang tersedia akhirnya menjadi 1 juta orang. Pada tahap ini,
bisa di anggap bahwa berapapun jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan dalam proses
Unsur produksi yang ketiga, yaitu stok kapital, yang secara aktif menentukan
tingkat output. Smith memang memberikan peranan sentral kepada pertumbuhan stok
kapital atau akumulasi kapital dalam proses pertumbuhan output. Apa yang terjadi
dengan tingkat output tergantung pada apa yang terjadi pada stok kapital, dan laju
pertumbuhan output tergantung pada laju pertumbuhan stok kapital (tentu saja sampai
meningkat jika tingkat upah yang berlaku lebih tinggi dari tingkat upah subsistence
yaitu tingkat upah yang pas-pasan untuk hidup. Jika tingkat upah diatas tingkat
subsistence, maka orang-orang akan menikah pada umur muda, tingkat kematian
sebaliknya jika tingkat upah yang berlaku lebih rendah dari tingkat upah subsistence,
maka jumlah penduduk akan menurun. Tingkat upah yang belaku, menurut Adam
Smith, ditentukan oleh tarik menarik antara kekuatan permintaan dan penawaran
tenaga kerja. Tingkat upah yang tinggi dan meningkat jika permintaan akan tenaga
16
kerja tumbuh lebih cepat dari pada penawaran tenaga kerja. Sementara itu
permintaan akan tenaga kerja ditentukan oleh stok modal dan tingkat output
masyarakat. Oleh karena itu, laju pertumbuhan permintaan akan tenaga kerja
ditentukan oleh laju pertumbuhan stok modal (akumulasi modal) dan laju
pertumbuhan output.
belakang dengan Adam Smith. Mereka mengkritik Adam Smith, bila Adam Smith
terlalu besar (hingga 2 kali lipat) bisa menyebabkan melimpahnya tenaga kerja.
Tenaga kerja yang melimpah menyebabkan upah yang diterima menurun, di mana
upah tersebut hanya bisa untuk membiayai tingkat hidup minimum (subsistence level).
Pada taraf ini, perekonomian mengalami stagnasi yang disebut Stationary State.
Pendapat Ricardo ini sejalan dengan teori yang dikemukakan oleh Thomas
menurut deret hitung. Sedangkan penduduk akan bertambah menurut deret ukur
sehingga pada saat perekonomian akan berada pada taraf subisten. Menurut Malthus,
kenaikan jumlah penduduk yang terus-menerus merupakan unsur yang perlu untuk
adanya tambahan permintaan. Tetapi kenaikan jumlah penduduk saja tanpa dibarengi
dengan kemajuan faktor-faktor atau unsur-unsur perkembangan yang lain sudah tentu
tidak akan menaikkan pendapatan dan tidak akan menaikkan permintaan. Agar
Dari ketiga teori tokoh klasik di atas dapat diketahui bahwa apabila terdapat
Akan tetapi, apabila penduduk sudah semakin banyak, hukum hasil tambahan yang
semakin berkurang akan mempengaruhi fungsi produksi yaitu produksi marginal akan
sering juga dikenal dengan teori penduduk optimum. Secara grafik dapat digambarkan
sebagai berikut :
berbagai jumlah penduduk, dan M adalah puncak kurva tersebut. Maka penduduk
optimal adalah jumlah penduduk sebanyak 𝑁0 dan pendapatan perkapita yang paling
maksimum adalah 𝑌0 . Dengan adanya pertumbuhan ekonomi, kurva YPK akan terus-
menjadi 𝑌1
sesudah Keynes yaitu Evsey Domar dan Sir Roy F. Harrod. Teori pertumbuhan
yang menyangkut investasi menjadi bahasan utamanya. Dalam teori ini disebutkan
bahwa investasi memiliki posisi yang sangat strategis dalam tataran pembangunan
perekonomian suatu negara. Disebutkan juga bahwa ada persyaratan tertentu agar
pertumbuhan yang mantap (steady state growth) dapat tercapai dan pembangunan
tidak tersendat-sendat.
perkembangan produksi nasional suatu negara karena tersedianya stok modal yang
menjadi faktor penting kelangsungan dunia usaha. Di sisi lain, investasi berpengaruh
permintaan yang muncul akibat penambahan pada investasi harus diimbangi dengan
pelaku usaha yang memiliki harapan dan pandangan yang tidak statis atau berubah
19
dari waktu ke waktu. Oleh karena itu, untuk mencapai steady-state growth atau
pertumbuhan ekonomi yang mantap diperlukan kondisi di mana para pelaku usahanya
memiliki harapan dan pandangan yang cenderung stabil. Dikatakan bahwa jika
ekonomi adalah suatu proses yang di beri nama inovasi, dan para pelakunya adalah
masyarakat hanya bisa diterangkan dengan adanya inovasi oleh para entrepreuner.
disebabkan oleh semakin banyaknya jumlah faktor produksi yang digunakan dalam
produksi itu sendiri. Pertumbuhan ekonomi adalah satu sumber kenaikan output,
inovasi yang dilakukan oleh para wiraswasta. Inovasi berarti perbaikan teknologi
dalam arti luas mencakup penemuan produk baru, pembukaan pasar baru dan
kwalitatif dari sistem ekonomi itu sendiri, yang bersumber dari kreativitas para
wiraswastanya.
20
yang menunjang kreativitas, maka akan timbul beberapa wiraswasta yang menjadi
pioner dalam mencoba menerapkan ide-ide baru dalam kehidupan ekonomi (cara
pertambahan faktor-faktor produksi antara lain tenaga kerja, akumulasi modal, serta
kemajuan teknologi. Teori ini didasarkan pada teori klasik yang mengasumsikan
perekonomian akan selalu berada pada kondisi “full employment” sehingga kapasitas
Sejak diperkenalkannya teori ini pada tahun 1956, teori ini telah berperan
Y sangat bergantung pada ketersediaan modal K dan tenaga kerja L. Teori ini
berasumsi bahwa fungsi produksi memiliki skala hasil yang tetap (constant return to
scale) artinya kenaikan produksi memiliki proporsi yang sama dengan penambahan
dengan persamaan:
dimana :
2.1.2 Investasi
pengeluaran agregat dan merupakan salah satu faktor penting dan utama dalam
pembangunan ekonomi yang telah diakui oleh banyak ahli ekonomi, bahkan di
katakan bahwa tak ada pembangunan tanpa investasi. Tujuan utama kegiatan
investasi dilakukan oleh para investor atau perusahaan yaitu untuk memperoleh
kecilnya investasi dalam kegiatan ekonomi ditentukan oleh tingkat suku bunga, tingkat
lainnya.
di beli untuk penggunaan di masa depan. Investasi dapat di bedakan dalam tiga
meliputi pembelian rumah baru, baik yang akan ditinggali oleh pemilik sendiri maupun
yang akan disewakan kembali, sedangkan inventory investment adalah barang yang
Para ahli ekonomi klasik berpendapat bahwa investasi merupakan fungsi dari
tingkat bunga. Makin tinggi tingkat bunga maka keinginan untuk melakukan investasi
akan semakin kecil. Makin rendah tingkat bunga, maka pengusaha akan terdorong
untuk melakukan investasi sebab biaya penggunaan dana juga semakin kecil (Nopirin,
1998).
mengharapkan untung dan harapan masa depan keuntungan bergantung pada iklim
investasi pada hari ini dan pada keuntungan nyata. Smith yakin keuntungan
cenderung menurun dengan adanya kemajuan ekonomi. Pada waktu laju pemupukan
modal meningkat, persaingan antar pemilik modal akan meningkat. Upah akan
pendapatan.
diharapkan dari sejumlah investasi yang menurut Keynes disebut sebagai marginal
suku bunga yang berlaku saat itu. Maka secara rasional keputusan pengusaha untuk
melakukan investasi kemungkinan terjadi antara lain jika keuntungan yang diharapkan
(MEC) lebih besar dari pada tingkat bunga, maka investasi di laksanakan. Dengan
demikian investasi akan naik atau menjadi besar. Jika keuntungan yang di harapkan
(MEC) lebih kecil dari pada tingkat bunga maka investasi tidak dilaksanakan. Ini
menyebabkan investasi akan turun atau semakin rendah. Jika keuntungan yang
diharapkan (MEC) sama dengan tingkat bunga maka investasi bisa di laksanakan dan
bisa juga tidak. Bila perusahaan berorientasi sosial maka investasi layak dilakukan,
sedangkan bila perusahaan berorientasi profit, maka investasi tidak akan dilakukan.
Keynes berslope negatif, artinya semakin rendah tingkat suku bunga maka investasi
semakin besar. Akan tetapi mengingat sekecil apapun suku bunga, bila investasi yang
dilakukan akan mendatangkan keuntungan yang lebih kecil dari suku bunga tersebut,
Investasi dipandang sebagai salah satu penggerak utama pertumbuhan ekonomi dan
penduduk, makin cepat perkembangan volume stok kapital rata-rata per tenaga kerja.
Makin tinggi rasio kapital per tenaga kerja cendrung makin tinggi kapasitas produksi
merupakan akumulasi kapital optimal. Menurut teori ini, stok kapital yang diinginkan
ditentukan oleh output dan harga dari jasa kapital relatif terhadap harga output. Harga
jasa kapital pada gilirannya bergantung pada harga barang-barang modal, tingkat
24
bunga, dan perlakuan pajak atas perusahaan. Jadi, menurut teori ini perubahan
didalam output akan mengubah atau mempengaruhi, baik stok kapital maupun
faktor produksi hingga pada suatu tingkat dimana nilai produksi marginalnya sama
dengan biaya yang dibelanjakan untuk memperoleh satu unit faktor produksi tersebut.
Hukum ini bila diaplikasikan pada tenaga kerja berarti nilai produksi marginal seorang
tenaga kerja ( dinamakan hasil penjualan produksi tenaga kerja atau marginal revenue
product of labour) adalah sama dengan upah tenaga kerja tersebut. Apabila hukum
modal adalah sama dengan biaya untuk memperoleh satu unit tambahan modal
modal dan melakukan investasi adalah suku bunga, depresiasi, pendapatan nasional,
- Harrod-Domar
yang merupakan gabungan dari pendapat kaum klasik dan Keynes, dimana beliau
menghasilkan barang dan atau jasa, maupun sebagai pengeluaran yang akan
menambah permintaan efektif seluruh masyarakat. Dimana apabila pada suatu masa
Investasi asing dapat dilakukan dalam dua bentuk, yaitu investasi portofolio
dan investasi langsung atau foreign direct investment (FDI). Investasi portofolio ini
dilakukan melalui pasar modal dengan instrumen surat berharga seperti saham dan
Asing (PMA) merupakan bentuk investasi dengan jalan membangun, membeli total
tahun 2007 tentang Penanaman Modal. Dalam Undang-Undang ini yang dimaksud
dengan Penanaman Modal Asing adalah kegiatan menanam modal untuk melakukan
usaha di wilayah Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam modal asing, baik
Penanaman Modal).
banyak memberikan andil dalam alih teknologi, alih keterampilan manajemen, dan
membuka lapangan kerja baru. Lapangan kerja ini, sangat penting bagi negara
penyediaan lapangan kerja. Sedangkan, dalam investasi portofolio, dana yang masuk
Sekalipun ada emiten yang setelah mendapat dana dari pasar modal untuk
memperluas usahanya atau membuka usaha baru yang hal ini berarti membuka
lapangan kerja. Tidak sedikit pula dana yang masuk ke emiten hanya untuk
memperkuat struktur modal atau mungkin malah untuk membayar utang bank. Selain
itu proses ini tidak terjadi alih teknologi atau alih keterampilan manajemen. Secara
garis besar, manfaat penanaman modal asing terhadap pembangunan bagi negara
sedang berkembang dapat diperinci menjadi lima, yaitu: Sumber dana eksternal
(modal asing) dapat dimanfaatkan oleh negara sedang berkembang sebagai dasar
modal asing akan sangat membantu untuk dapat mendirikan pabrik-pabik baja, alat-
melakukan usaha yang beresiko tinggi seperti eksploitasi sumber-sumber daya alam
yang belum dimanfaatkan dan membuka lahan-lahan baru, maka hadirnya investor
pertanian berkurang dan pengangguran dapat diatasi. Inilah keuntungan sosial yang
27
terbuka daerah-daerah dan tergarap sumber-sumber baru. Resiko dan kerugian pada
neraca pembayaran dan tingkat inflasi, sehingga akan memperkuat sektor usaha
jangka pendek. PMA dalam jangka panjang dapat mengurangi tingkat tabungan yang
tercipta pada masa yang akan datang apabila kegiatan PMA justru mempertinggi
dengannya.
perusahaan-perusahaan nasional yang sudah ada, maka hal ini akan menimbulkan
(Mudrajad, 2000). Dengan demikian, dalam jangka panjang keuntungan tidak lagi
Modal asing adalah modal yang dimiliki oleh negara asing, perseorangan
warga negara asing, badan usaha asing, badan hukum asing, dan/atau badan hukum
Indonesia yang sebagian atau seluruh modalnya dimiliki oleh pihak asing. Penanam
modal asing adalah perseorangan warga negara asing, badan usaha asing, dan/atau
melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh penanam
modal asing, baik yang menggunakan modal asing sepenuhnya maupun yang
berpatungan dengan penanam modal dalam negeri. (UU no. 25 Tahun 2007 tentang
penanaman modal).
untuk melakukan usaha di wilayah negara Republik Indonesia yang dilakukan oleh
penanam modal dalam negeri dengan menggunakan modal dalam negeri. Ketentuan
Penanaman modal dalam negeri sebagai sumber domestik menjadi salah satu
permintaan efektif, di lain pihak dapat menciptakan efisiensi produktif bagi produksi
dimasa depan. Proses penanaman modal ini menghasilkan output nasional dalam
29
berbagai cara. Investasi dibidang barang modal tidak hanya meningkatkan produksi
modal ini akan membawa menuju kearah kemajuan teknologi. Kemajuan teknologi
pada gilirannya membawa kearah spesialisasi dan penghematan produksi skala luas.
pembayaran, serta membuat perekonomian bebas dari beban utang luar negeri.
negara harus bertumpu pada kemampuan dalam negeri, sementara sumber daya luar
Sumber yang dapat diarahkan untuk pembentukan modal ialah kenaikan pendapatan
adalah dengan adanya investasi berupa pembelian barang modal dan pelengkapan
dibutuhkan dalam perekonomian sehingga hal ini dapat meningkatkan PDB riil
produksi yang pada akhirnya berujung pada pembukaan lapangan kerja baru, yang
2010).
30
adalah proses pertukaran barang dan jasa yang didasarkan atas kehendak sukarela
antara penjual dan pembeli sehingga diantara keduanya terdapat manfaat yang
dilakukan oleh penduduk suatu negara dengan penduduk negara lain atas dasar
pembangunan perlu fokus pada kegiatan ekspor terutama produk sektor industri
(Jhingan, 2010). Bila nilai ekspor lebih besar dari nilai impor maka saldo ekspor neto
positif atau posisi neraca perdagangan luar negeri surplus, sehingga Y (income) naik
dan berarti pula PDB naik. Sebaliknya, bila nilai ekspor lebih kecil dari nilai impor maka
saldo ekspor neto negatif atau posisi neraca perdagangan luar negeri defisit, sehingga
Y (income) turun dan berarti pula PDB akan turun (Hamdy Hady, 2001). Perdagangan
luar negeri merupakan salah satu aspek penting dalam perekonomian setiap negara.
31
- Adam Smith
barang jika negara tersebut memiliki keunggulan mutlak (absolute advantage), serta
disadvantage).
- David Ricardo
absolut yang berbeda. Dengan demikian, bila hanya satu negara yang memiliki
keunggulan absolut untuk kedua jenis produk, maka tidak akan terjadi perdagangan
absolut Adam Smith. Namun, kelemahan ini diperbaiki oleh David Ricardo dengan
Teori David Ricardo didasarkan pada nilai tenaga kerja atau theory of labor
value yang menyatakan bahwa nilai atau harga suatu produk ditentukan oleh jumlah
waktu atau jam kerja yang diperlukan untuk memproduksinya. Menurut teori cost
tersebut dapat berproduksi relatif lebih efisien serta mengimpor barang di mana
internasional antara dua negara tetap dapat terjadi, walaupun hanya satu negara yang
32
dalam labor efficiency (cost comparative advantage) dan atau labor productivity
- Hecksher-Ohlin
antara satu negara dengan negara lain dapat terjadi karena adanya perbedaan jumlah
negara akan ditentukan oleh struktur dan proporsi faktor produksi yang
dimilikinya.
negara tersebut memiliki faktor produksi yang relatif sedikit dan mahal untuk
B. Ekspor
bersaing dalam pasaran luar negeri. (Sukirno, 2008). Ekspor akan secara langsung
selalu berlaku, yaitu kenaikan pendapatan nasional belum tentu menaikkan ekspor
oleh karena pendapatan nasional dapat mengalami kenaikan sebagai akibat dari
dan penggantian barang impor dengan barang buatan dalam negeri. (Sukirno, 2008).
Kedua faktor ini dapat dipandang sebagai faktor terpenting yang akan
yang bebas, kemampuan suatu negara menjual ke luar negeri tergantung kepada
Kemampuan suatu negara untuk menghasilkan barang yang bermutu dengan harga
yang murah akan menentukan tingkat ekspor yang dicapai suatu negara.
negara akan berkurang. Sebaliknya, kemajuan yang pesat di berbagai negara akan
hasil-hasil pertanian dan hasil-hasil industri barang konsumsi (misalnya pakaian dan
sepatu) dengan harga yang lebih murah dari di negara maju. Akan tetapi kebijakan
C. Impor
Impor merupakan pembelian suatu negara atas barang buatan luar negeri.
Penentu impor yang paling utama adalah pendapatan masyarakat suatu negara.
Semakin tinggi pendapatan masyarakat, maka semakin tinggi pula impor yang akan
permintaan impor karena sebagian barang impor adalah barang konsumsi dan
sebagian adalah barang investasi, maka faktor-faktor semacam upah riil setelah
pajak, pendapatan non tenaga kerja setelah pajak dan tingkat bunga mempengaruhi
belanja konsumsi; sehingga ini seharusnya juga mempengaruhi belanja atas impor.
mendorong belanja atas barang yang diproduksi di dalam negeri maupun yang
diproduksi asing. Ada satu pertimbangan tambahan dalam menentukan belanja impor:
harga relatif barang yang diproduksi dalam negeri dan diproduksi luar negeri. Jika
35
harga barang asing turun relatf terhadap harga barang domestik, orang akan
mengonsumsi relatif lebih banyak barang asing daripada barang domestic (Case &
Fair, 2007).
Hubungan antara ekspor neto dan pertumbuhan ekonomi adalah ekspor akan
menghasilkan devisa yang akan digunakan untuk membiayai impor bahan baku dan
barang modal yang diperlukan dalam proses produksi yang akan membentuk nilai
tambah. Agregasi nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh unit produksi dalam
yang mencakup aktivitas ekspor dan impor baik barang maupun jasa. Perananan
Tenaga kerja menurut UU N0. 13 Tahun 2003 adalah setiap orang yang
mampu melakukan pekerjaan guna menghasilkan barang atau jasa baik untuk
(International Labour Organization) tenaga kerja adalah penduduk usia kerja yang
berusia antara 15–64 tahun. Jumlah angkatan kerja yang bekerja merupakan
gambaran kondisi dan lapangan kerja yang tersedia. Semakin bertambah besar
lapangan kerja yang tersedia maka akan menyebabkan semakin meningkatkan total
produksi di Indonesia.
satu dari sisi permintaan dan yang satu sisi dari segi penawaran. Bila dilihat dari sisi
Dengan semakin tinggi orang akan menanamkan modalnya maka lapangan pekerjaan
akan semakin meluas atau tinggi. Karena mereka berinvestasi dengan membangun
langsung dengan mengalokasikan infrastruktur yang telah rusak. kebijakan ini juga
bahwa jumlah penduduk yang bekerja dan mencari kerja dinamakan sebagai
angkatan kerja atau labour force. Dengan semakin meningkatnya angkatan kerja yang
tergolong dalam pencari kerja maka akan menyebabkan semakin banyaknya beban
(1959) yang mengemukakan bahwa kelebihan pekerja satu sektor akan memberikan
andil terhadap pertumbuhan output dan penyediaan pekerja di sektor lain. Menurut
subsisten ke sektor kapitalis modern berjalan lancar dan perpindahan tersebut tidak
dibandingkan sarana produksi yang lain seperti bahan mentah, tanah, air, dan
untuk menghasilkan barang dan jasa (Simanjuntak, 2005). Penggunaan tenaga kerja
dalam proses produksi berhubungan dengan biaya produksi dan tingkat upah. Baik
dari sisi biaya produksi maupun tingkat upah, penggunaan (permintaan) tenaga kerja
berhubungan dengan produktifitas tenaga kerja dan return yang diterima faktor
produktivitas tenaga kerja sebagai akibat dari perubahan kuantitas dan kualitas
dan investasi melalui multiplier effects pada agregat permintaan. Belanja pemerintah
pada efek multiplier yang dihasilkan belanja itu sendiri. Berdasarkan teori
pertumbuhan ekonomi Neo Klasik Solow, fungsi produksi sederhana dari teori ini
Y=aK
Dimana Y adalah output, a adalah konstanta yang mengukur jumlah output yang
berarti terjadi pertumbuhan ekonomi, karena pertumbuhan ekonomi diukur dari PDB
yaitu tahap awal, tahap menengah dan tahap lanjut. Pada tahap awal perkembangan
ekonomi, persentase investasi pemerintah terhadap total investasi besar, sebab pada
prasarana transportasi.
namun pada tahap ini peranan investasi swasta sudah semakin besar. Peranan
pemerintah tetap besar pada tahap menengah, oleh karena peranan swasta semakin
pemerintah harus menyediakan barang dan jasa publik dalam jumlah yang lebih
aktivitas sosial seperti program kesejahteraan hari tua dan pelayanan kesehatan
masyarakat.
2. Hukum Wagner
meningkat maka secara relatif pengeluaran pemerintah pun akan meningkat. Dasar
dari hukum tersebut adalah pengamatan empiris dari negara-negara maju (Amerika
Serikat, Jerman, Jepang). Dalam hal ini Wagner menerangkan mengapa peranan
pandangannya dengan suatu teori yang disebut teori organis mengenai pemerintah
(organic theory of the state) yang menganggap pemerintah sebagai individu yang
Dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja (APB), baik Negara maupun daerah
Rincian kegiatan belanja operasi antara lain digunakan untuk belanja pegawai,
belanja barang dan jasa, pemeliharaan, perjalanan dinas, pinjaman, subsidi, hibah,
dan belanja opeasional lainnya. Kedua belanja modal. Belanja Modal digunakan untuk
tetap lainnya. Yang terakhir belanja tak terduga. Merupakan belanja tidak terduga
kenyamanan.
Ekonomi
sendiri berkorelasi kuat dan investasi pemerintah berkorelasi positif tetapi tidak
mengecil.
Penelitian terdahulu ini memuat berbagai penelitian yang telah dilakukan oleh
peneliti lain baik dalam bentuk penelitian biasa, skripsi, tesis dan jurnal. Penelitian
yang ada telah mendasari pemikiran penulis dalam penyusunan skripsi, adapun
1. Pada penelitian yang dilakukan oleh Audrey Liwan dan Evan Lau (2007) yang
selama beberapa tahun, yang mana membawa hubungan positif antara inflasi
berpengaruh bagi negara lain. Sebagai contoh, bila negara yang sulit itu
adalah negara tujuan ekspor negara lain yang sedang baik ekonominya, maka
saat sulit ekspor tidak akan menjadi lancar, sebaliknya bila suatu negara baik,
maka akan membutuhkan input dari negara lain dalam rangka mengatasi
3. Penelitian yang dilakukan oleh Meidiana dengan judul " Analysis Of The Effect
ekonomi di Indonesia.
4. Penelitian yang dilakukan oleh Suci Safitriani (2014) “International Trade and
terdapat hubungan satu arah antara ekspor dan FDI dan terdapat hubungan
dua arah antara impor dan FDI di Indonesia. FDI memberikan dampak jangka
43
panjang yang positif terhadap ekspor, sementara dalam jangka pendek, FDI
bahwa FDI memiliki dampak positif terhadap impor meskipun secara statistik
tidak signifikan.
5. Penelitian yang dilakukan oleh Yuliarti, Syamsul Amar dan Idris dengan judul
Squared (TSLS).
6. Penelitian yang dilakukan oleh Rahma dan Imam Prakoso dengan judul
dikarenakan PMA hanya mengisi kebutuhan dana atas sektor yang kurang
strategis.
8. Penelitian yang dilakukan oleh Jamzani Sodik & Didi Nuryadin dengan judul
9. Penelitian yang dilakukan oleh Novi, Oki dan Myrnawati Savitri pata tahun
ekonomi Indonesia.
10. Penelitian yang dilakukan oleh Eva Susanti pada tahun 2008 dengan judul
11. Penelitian yang dilakukan oleh Try Handayani pada tahun 2011 dengan judul
terhadap variabel terikat yaitu pengaruh PMA, PMDN, Tenaga Kerja, Ekspor Neto dan
modal. Investasi dapat dilakukan oleh swasta, pemerintah atau kerjasama antara
pemerintah dan swasta. Tenaga kerja merupakan sumber daya potensial sebagai
investasi dan tenaga kerja, ekspor juga merupakan faktor penting dalam merangsang
demikian tingkat investasi baik PMA, PMDN, Tenaga Kerja, Ekspor Neto dan Belanja
2.4 Hipotesis
kebenarannya dan perlu dibuktikan atau dugaan yang sifatnya masih sementara
variabel bebas dengan variabel tidak bebas di dalam penelitian. Berdasarkan teori
dan hasil penelitian sebelumnya yang terangkum dalam perumusan masalah yang
H1: Diduga terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara nilai realisasi
H2: Diduga terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara nilai realisasi
Indonesia.
H3: Diduga terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara jumlah Tenaga
H4: Diduga terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara nilai Ekspor Neto
H5: Diduga terdapat pengaruh yang positif dan signifikan antara Belanja
METODE PENELITIAN
data empiris atau informasi yang digunakan. Metode penelitian digunakan untuk
memahami objek yang menjadi tujuan penelitian, oleh karena itu metode harus sesuai
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yaitu
data yang dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan dipublikasikan kepada
masyarakat pengguna data (Kuncoro, 2007). Data penelitian ini diperoleh dari Badan
pada situs www.kemendag.go.id dan Badan Pusat Statistik pada situs www.bps.go.id.
Sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini, untuk
operasional variabel. Definisi operasional variabel adalah suatu definisi yang diberikan
kepada suatu variable dengan cara memberikan arti atau menspesifikasikan kegiatan
50
51
atau memberikan suatu operasional untuk mengukur variabel atau konstruk tersebut
Variabel dependen adalah variabel terikat atau variabel yang dipengaruhi atau
yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas (Sugiyono, 2013). Dalam
tahun sekarang dengan Gross Domestik Product tahun lalu. Pertumbuhan Ekonomi
dalam penelitian ini menggunakan data pertumbuhan ekonomi setiap daerah yang di
Penanaman Modal Asing dalam penelitian ini adalah nilai realisasi investasi
Indonesia secara langsung setiap tahunnya. Data PMA diperoleh dari situs
resmi Badan Kordinasi Penanaman Modal (BKPM) dalam USD yang akan di
menggunakan modal dalam negeri yang telah disetujui dan telah terealisasi di
Indonesia. Data PMDN diperoleh dari situs resmi Badan Kordinasi Penanaman
Modal (BKPM) dalam milyar rupiah yang akan di ln dan menjadi persen.
- X3 : Tenaga Kerja
Tenaga kerja adalah penduduk dalam usia kerja suatu negara dalam
memproduksi barang dan jasa. Jumlah tenaga kerja yang dimaksud dalam
penelitian ini adalah jumlah penduduk berumur 15 tahun ke atas yang aktif
- X4 : Ekspor Neto
Ekspor Neto adalah selisih antara ekspor dan impor yang masuk kedalam
negeri. Ekspor neto diperoleh dari data yang dipublikasikan oleh Kementrian
Perdagangan. Data ekspor neto dinyatakan dalam juta USD yang akan di ln
- X5 : Belanja Pemerintah
kurun waktu tahunan. Data Belanja pemerintah diperoleh dari situs resmi
Badan Pusat Statistik (BPS) yang dinyatakan dalam Juta rupiah yang akan di
Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dalam
bentuk time-series dan cross section. Metode yang digunakan untuk mengumpulkan
data dalam penelitian ini adalah dengan studi kepustakaan yaitu dengan cara
akan diteliti.
3.5.1 Populasi
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peniliti untuk diteliti
adalah seluruh provinsi di Indonesia yang berjumlah 33 provinsi. Periode penelitian ini
3.5.2 Sampel
Menurut Sugiyono (2013) sampel adalah bagian dari jumlah karakteristik yang
dimiliki oleh populasi. Hasil yang dpielajari dalam sampel, dapat diberlakukan untuk
populasi. Untuk itu sampel yang diambil harus representatif. Teknik sampling yang
digunakan dalam penelitian ini adalah purposive sampling. Purposive sampling adalah
syarat yang digunakan sebagai dasar pengambilan sampel adalah provinsi yang
memiliki data dari keseluruhan variabel dengan jangka tahun 2012 – 2016.
digunakan dalam penelitian ini adalah 33 provinsi di Indonesia, Kalimantan Utara tidak
data menggunakan analisis data statistik karena untuk mengolah data angka. Menurut
Sora (2015), analisis data adalah kegiatan yang dilakukan untuk mengubah data hasil
dari penelitian menjadi informasi yang nantinya dapat dipergunakan dalam mengambil
kesimpulan. Tujuan dari analisis data adalah untuk mendeskripsikan data sehingga
dapat dipahami. Alat yang digunakan untuk menguji data adalah eviews. Eviews
merupakan program komputer berbasis Windows yang banyak dipakai untuk analisa
Analisis data dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi data panel
karena mengandung data time series dan cross section. Regresi data panel
merupakan gabungan antara data time series dan data cross section, dimana data
time series merupakan data pada kurun waktu tertentu, sedangkan data cross section
merupakan data dari beberapa unit observasi. Data panel merupakan data dari
beberapa individu sama yang diamati dalam kurun waktu tertentu. Menurut Gujarati
(2012), dalam data panel, unit individu yang sama disurvei dari waktu ke waktu dan
secara singkat, data panel memiliki dimensi ruang dan waktu. Tahapan-tahapan pada
regresi panel tidak seperti regresi biasanya, dimana regresi data panel harus melalui
Menurut Gujarati (2013) data panel sedikit terjadi kolinearitas antar variabel
tersebut asumsi klasik yang digunakan dalam penelitian adalah uji autokorelasi dan
Uji Heterokedastisitas.
55
A. Uji Autokorelasi
Autokorelasi muncul karena residual yang tidak bebas antar satu observasi ke
observasi lainya. Hal ini disebabkan karena error pada individu cenderung
yang sering terjadi pada data time series (runtut waktu). deteksi autokorelasi pada
data panel dapat melalui uji Durbin Watson. Nilai uji Durbin-Watson untuk mengetahui
B. Uji Heteroskedastisitas
varians yang konstan. Artinya setiap observasi mempunyai relabilitas yang berbeda-
beda akbiat perubahan kondisi yang melatarbekalangi tidak terangkum dalam model.
Gejala ini sering terjadi pada data cross section sehingga sangat dimungkinkan terjadi
heteroskedastisitas pada data panel dapat diperbaiki dengan model Cross Section
Metode analsis data dalam penlitian ini menggunakan estimasi analisis data
panel (pooled data) dengan alat pengeolahan data menggunakan software Eviews.
Analisis data panel sendiri merupakan kombinasi antara data time series dan cross
56
section, yang akan disertai dengan Uji Signifikansi. Berikut ini beberapa kelebihan
variabel-variabel spesifik.
2. Data panel mampu menyediakan data yang lebih banyak, sehingga dapat
freedom (df) yang lebih besar sehingga estimasi yang dihasilkan lebih baik.
3. Dengan menggabungkan informasi dari data time series dan cross section
5. Data panel lebih baik dalam mendeteksi dan mengukur efek yang secara
sederhana tidak mampu dilakukan oleh data time series murni dan data murni.
7. Data panel dapat meminimalkan bias yang dihasilkan oleh agregat individu,
Pada umumnya struktur model persamaan data panel dapat digambarkan seperti di
bawah ini :
Dimana:
𝛼 : Konstanta
Dari tiga pendekatan metode data panel, dua pendekatan yang sering
digunakan untuk mengestimasi model regresi dengan data panel adalah pendekatan
fixed effect model dan pendekatan random effect model. Menurut Ekananda (2016)
alternatif metode, yaitu: Common Effect, Fixed Effect, dan Random Effect.
Pada metode ini, model mengasumsikan bahwa data gabungan yang ada
variabel adalah sama dan slope koefisien dari variabel. Variabel yang digunakan
adalah identik untuk semua unit cross section. Di dalam pendekatan ini, unit cross
setiap unit. Metode ini adalah metode yang paling sederhana tetapi hasilnya tidak
dengan beberapa variabel independen dalam model. Kendala lain yang dimiliki oleh
model ini adalah asumsi yang menganggap intercept dan koefisien slope yang sama
untuk setiap unit cross section maupun time series. Mengatasi hal tersebut digunakan
untuk setiap subjek (cross section), tetapi slope setiap subjek tidak berubah seiring
waktu (Gujarati, 2012). Model ini mengasumsikan bahwa intercept adalah berbeda
setiap subjek sedangkan slope tetap sama antar subjek. Dalam membedakan satu
subjek dengan subjek lainnya digunakan variabel dummy (Kuncoro, 2012). Untuk
intersep yang berbeda – beda antara individu, perbedaan intersep bisa terjadi karena
perbedaan budaya kerja, menejerial, dan insentif. Model estimasi tersebut sering juga
Random effect disebabkan variasi dalam nilai dan arah hubungan antar subjek
Model ini mengestimasi data panel yang variabel residual diduga memiliki hubungan
antar waktu dan antar subjek. Menurut Widarjono (2009) model random effect
variabel dummy. Metode analisis data panel dengan model random effect harus
memenuhi persyaratan yaitu jumlah cross section harus lebih besar daripada jumlah
Setelah melakukan estimasi model regresi data panel yaitu model dengan
metode OLS atau common effect, model fixed effect, dan model random effect,
langkah selanjutnya adalah memilih teknik estimasi regresi data panel dengan model
Menurut Widarjono (2007), ada tiga uji untuk memilih teknik estimasi data
panel, yaitu :
F Test (Chow Test) digunakan untuk memilih antara metode Common Effect
atau Fixed Effect, dengan melihat residual sum of squared (RSS). Berikut model
effect)
𝑅𝑆𝑆2 : residual sum of squared teknik tanpa variabel dummy (fixed effect)
M : numerator
n-k : denumerator
Dasar pengambilan keputusan F Test (Chow Test) dapat dilihat pada nilai probabilitas
untuk cross-section F<0,05, 𝐻𝑜 ditolak yang berarti model yang lebih sesuai dalam
B. Hausman Test
Hausman Test dilakukan untuk memilih model yang terbaik antara Fixed Effect
atau Random Effect. Pengujian ini di dasari oleh hipotesis sebagai berikut:
sebagai berikut:
2
H = 𝑋(𝐾) = (𝛽𝑟𝑒 − 𝛽𝑓𝑒 )( Ʃ𝑓𝑟𝑒 − Ʃ𝑓𝑒 ) ⁻¹ (𝛽𝑟𝑒 − 𝛽𝑓𝑒 )
Keterangan :
𝑋 2 tabel, dimana jika statistikchi-square<𝑋 2 tabel maka 𝐻0 diterima dan model yang
akan dipilih adalah model analisis model random. Sebaliknya apabila nilai chi-
square>𝑋 2 maka 𝐻0 di tolak dan menerima 𝐻𝑎 yang berarti model yang digunakan
Uji Lagrance Multiplier digunakan untuk memilih antara common effect atau
random effect. Uji tersebut di kembangkan oleh Breusc dan Pagan dan di dasarkan
pada residu OLS. Berikut adalah persamaan statistik untuk Uji Lagrange Multiplier
𝑛𝑇 Ʃ𝑛 (𝑇ễ𝑡)
LM = 2(𝑡−1) . [Ʃ𝑛𝑡=1Ʃ𝑇 2 − 1 ]2
𝑡=1 𝑡=1 ệ𝑖𝑡
Dimana :
N : jumlah individu
Dasar pengambilan keputusan Uji LM adalah jika nilai LM statistik> nilai statistikChi-
square maka 𝐻0 di tolak dan 𝐻𝑎 diterima yang berarti model yang terpilih adalah model
random effect. Namun sebaliknya apabila LM statistik< dari nilai statstik chi-square
maka 𝐻0 diterima sedangkan 𝐻𝑎 di tolak, yang berarti estimasi data panel lebih baik
dari pengujian ini menunjukkan angka antara 0 dan 1, dimana hasil semakin kecil atau
variabel dependen dan lebih banyak faktor lain yang tidak diteliti dalam variabel,
sebaliknya dimana hasil uji semakin besar atau mendekati 1 maka proporsi variabel
independen yang diteliti memiliki pengaruh yang besar terhadap variabel dependen.
A. Uji F-Statistik
terhadap variable independent di dalam model. Kriteria untuk menentukan hasil uji F
terdapat dua cara yang pertama adalah menggunakan F hitung dan F table jika nilai
Fhitung > Ftabel dan Fstatistik < 0.05 maka H0 di tolak dan menerima H1, sebaliknya
apabila F hitung < F tabel atau F statistik > 0.05 maka H0 diterima dan menolak H1.
B. Uji t-statistik
kepercayaan sebesar 5% maka kriteria uji t statistik adalah jika t statistik > 0,05 maka
H0 diterima, begitu pula sebaliknya jika t hitung < 0,05 maka H0 ditolak atau menerima
H1. H0 dalam uji t ini adalah variabel independen berpengaruh secara signifikan
terhadap variabel dependen, sebaliknya H1 dalam uji t ini adalah variabel independen
Pada bab ini akan dijelaskan mengenai hasil penelitian dan pembahasan
Produk Domestik Regional Bruto adalah nilai tambah barang dan jasa yang
dihasilkan dari seluruh kegiatan perekonomian diseluruh daerah dalam tahun tertentu
dan periode tertentu. Nilai tambah sendiri memiliki pengertian yaitu nilai yang
ditambahkan dari kombinasi faktor produksi dan bahan baku dalam proses produksi.
PDRB sendiri adalah sebuah suatu ukuran yang dijadikan dasar perhitungan laju
63
64
dipertahankan pada tingkat yang cukup tinggi, yaitu 6,03%. Di tengah menurunnya
terkendali, di mana perlambatan ekonomi 2013 tidak terlalu dalam yakni 5,56%.
dengan 5,6% pada tahun 2013. Dari sisi eksternal, perlambatan tersebut terutama
terutama dari emerging markets (EM) dan harga komoditas global, serta adanya
perlambatan ekspor dan sikap wait and see investor terkait Pemilu, kegiatan investasi
juga tumbuh melambat. Namun demikian, kinerja pertumbuhan ekonomi yang masih
cukup tinggi itu terutama ditopang oleh konsumsi rumah tangga dan didorong oleh
aktivitas perekonomian di Pulau Jawa yang tumbuh 5,59% dan Pulau Sumatera
kawasan ASEAN 5, pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun 2014 relatif lebih
tinggi.
perlambatan dari 5,01% pada 2014 menjadi 4,88% di tahun 2015, dimana ini adalah
kali pertama ekonomi Indonesia berada di bawah 5 persen sejak 2009, ketika terjadi
krisis keuangan global. Perekonomian Indonesia pada 2016 tetap berdaya tahan di
tengah kondisi perekonomian global yang masih belum kuat, perkembangan tersebut
65
tangga yang tetap kuat dan ekspor pada triwulan IV 2016 yang membaik seiring
berbagai daerah di Kawasan Timur Indonesia pada 2016 tetap tinggi, meskipun sedikit
melambat dibandingkan dengan kinerja 2016 akibat sektor pertambangan yang belum
kuat.
atau infrastruktur (Mankiw, 2012). Penanaman modal asing (PMA) atau Investasi
asing merupakan investasi yang dilaksanakan oleh pemilik pemilik modal asing di
dalam negeri kita untuk mendapatkan suatu keuntungan dari usaha yang
PMA pada tahun 2012 sebesar Rp 221 triliun, melonjak dari sebelumnya Rp 175,3
triliun di tahun 2011. Kinerja investasi pada tahun 2012 memberikan berdampak positif
tersebut. Arus investasi asing yang terjadi pada tahun 2013 hingga 2016 juga
berfluktuasi. Arus investasi asing yang terjadi pada tahun 2013 hingga 2016 juga
66
perlambatan ekonomi negara maju, serta melimpahnya sumber daya alam kian
1200
1000
dalam Rp Triliun
800
600
400
200
0
2012 2013 2014 2015 2016
Total 313.2 398.6 463.1 545.4 612.8
PMA 221 270.4 307 366 396.5
PMDN 92.2 128.2 156.1 179.4 216.3
Pulau Jawa masih menjadi tujuan utama investasi. Dari realisasi investasi
tahun 2012 sebesar 24.565 Juta USD, senilai 13.659 Juta USD atau 56 persennya
menjadi tujuan investasi asing terbesar kedua kemudian disusul Nusa Tenggara dan
salah satunya adalah mulai terjadinya pemerataan, tercermin dari porsi investasi di
luar Jawa yang terus naik. Pada tahun 2016 realisasi investasi asing di luar pulau
67
Jawa sebesar 49%, naik dari tahun-tahun sebelumnya. Pemerataan investasi ini
badan usaha Indonesia, Negara Republik Indonesia, atau daerah yang melakukan
Penanaman Modal (BKPM) mencatat realisasi investasi PMDN pada tahun 2012
sebesar Rp 92,2 triliun dan meningkat setiap tahunnya. Realisasi investasi tahun 2015
meningkat 17,8% atau sebesar Rp 545,4 triliun dibanding periode yang sama tahun
sebelumnya. Dari data yang dilansir dari keterangan BKPM, komposisi realisasi
investasi yang terdiri dari PMDN pada tahun 2015 meningkat 15% sebesar Rp 179,4
triliun. Realisasi investasi PMDN pada tahun 2016 meningkat 20,5% sebesar Rp
makanan, transportasi, listrik, gas, dan air. Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN)
pada tahun 2012-2014 jika dilihat berdasarkan lokasi masih didominasi oleh daerah-
investasi di luar pulau Jawa. Pada tahun 2015 realisasi investasi PMDN di luar pulau
Tenaga kerja merupakan salah satu faktor penting dalam berproduksi. Adanya
usia angkatan kerja (15-64 tahun) di Indonesia meningkat mengikuti laju pertumbuhan
jumlah penduduk Indonesia secara keseluruhan. Pada tahun 2016 BPS mencatat
68
jumlah tenaga kerja sebanyak 118.411.973 orang. Jumlah ini meningkat setiap
tahunnya. Provinsi dengan jumlah tenaga kerja terbanyak yaitu Jawa Timur dengan
jumlah tenaga kerja 19.114.563 orang, Jawa Barat sebanyak 19.202.038 orang dan
100,000,000
80,000,000
60,000,000
40,000,000
20,000,000
-
2012 2013 2014 2015 2016
Penduduk Berumur 15 Tahun Ke
176,873,832 179,967,361 182,992,204 186,100,917 189,096,722
Atas
Angkatan Kerja 119,849,734 120,172,003 121,872,931 122,380,021 125,443,748
Bekerja 112,504,868 112,761,072 114,628,026 114,819,199 118,411,973
Ekspor dapat diartikan sebagai hasil produksi dalam negeri yang dijual/dipakai
oleh masyarakat negara lain. Dengan kata lain, ekspor merupakan suatu injeksi untuk
meningkatkan neraca perdangan dalam negeri. Ekspor merupakan salah satu tolak
negara. Dari kegiatan ekspor ini maka dapat terjamin kegiatan bisnis di sektor riil
69
semakin terjaga. Produksi barang tidak hanya berputar di dalam negeri saja akan
Dalam jangka panjang kegiatan ekspor dapat menjadi pahlawan devisa bagi
pertumbuhan ekonomi negara. Sejak tahun 1987 ekspor Indonesia mulai didominasi
oleh komoditi non migas dimana pada tahun-tahun sebelumnya masih di dominasi
200,000
150,000
100,000
50,000
-
2012 2013 2014 2015 2016
EKSPOR 190,020 182,552 175,980 150,366 145,186
Non Migas 153,043 149,919 145,961 131,792 132,081
Migas 36,977 32,633 30,019 18,574 13,106
Berdasarkan gambar 4.4 total nilai ekspor Indonesia selama tahun 2012
sebesar 190.020 Juta US$ angka ini turun 6,61% dibanding periode sama tahun 2011.
Indonesia pada tahun 2014 mencapai 175,980 Juta US$ atau menurun 3,43%
dibanding periode yang sama tahun 2013 yaitu senilai 182.552 Juta US$.
Nilai ekspor selama tahun 2015 mencapai 150,366 Juta US$ turun 14,6%
(yoy). Penurunan ekspor selama 2015 dipicu oleh masih berlanjutnya penurunan
harga minyak mentah dan gas di pasar dunia. Nilai ekspor Indonesia tahun 2016
sebesar 145,186 Juta US$ atau menurun 3,95%. Masih lemahnya ekspor Indonesia
di tahun ini dikarenakan oleh melemahnya beberapa harga komoditas, seperti kopi,
lada hitam, putih, kakao, rumput laut, dan tanaman obat. Kondisi itu diperparah
dengan permintaan global yang tak kunjung membaik, sehingga volume ekspor
Sedangkan impor adalah suatu hasil dari membeli produksi dari luar negeri
kekosongan barang atau jasa yang tidak dapat diproduksi oleh negara itu sendiri.
250,000
200,000
150,000
100,000
50,000
-
2012 2013 2014 2015 2016
IMPOR 191,690 186,629 178,179 142,695 135,653
Non Migas 149,125 141,362 134,719 118,082 116,914
Migas 42,564 45,266 43,460 24,613 18,739
Total Impor Indonesia tahun 2012 sebesar 191,690 Juta US$ naik 8,0% (yoy).
Total impor selama 2013 mencapai 186,629 Juta US$ turun 2,6% (yoy), Peningkatan
yang terjadi pada impor migas selama 2013 disebabkan oleh naiknya permintaan
minyak mentah yang meningkat sebesar 25,8%. Sedangkan, nilai impor tahun 2014
secara kumulatif mencapai 178,179 Juta US$ atau turun 4,53% dan tetap turun pada
tahun 2016. Penurunan permintaan impor beberapa negara juga berdampak pada
mengalami defisit. Indonesia memiliki total ekspor neto yang negative, hal ini
disebabkan pengeluaran anggaran yang dilakukan untuk kegiatan impor lebih besar
dari pendapatan yang diterima dari kegiatan ekspor. Besarnya total impor yang
dibutuhkan oleh masyarakat yang tidak mampu diproduksi di dalam negeri, sehingga
untuk menutupi kebutuhan itu Indonesia terpaksa mengkonsumsi barang dan jasa dari
luar negeri.
15,000
10,000
5,000
(5,000)
2012 2013 2014 2015 2016
Ekspor Neto (1,669) (4,077) (2,199) 7,671 9,533
Namun pada tahun 2015 dan 2016 perkembangan ekspor neto Indonesia
barang ekspor migas menjadi factor utama naiknya nilai ekspor. Kenaikan ekspor di
sector migas disebabkan oleh meningkatnya ekspor minyak mentah, ekspor industry
pengelolahan minyak dan gas, kemudian batu bara, tembaga, permata mengalami
merupakan konsumen bagi barang dan jasa di dalam negeri. Pengeluaran pemerintah
fungsi utama pengeluaran pemerintah adalah sebagai alat kebijakan fiskal yang
300,000,000,000
200,000,000,000
100,000,000,000
-
2012 2013 2014 2015 2016
Belanja 179,445,843,759 203,748,431,932 219,334,869,858 247,041,478,847 288,758,817,419
pemerintah cenderung meningkat setiap tahunnya. Hal ini terjadi karena adanya
(Purba, 2006).
Dalam regresi data panel terdapat tiga model yang bisa digunakan dalam
menganalisis yaitu Common Effect Model, Fixed Effect Model dan Random Effect
parameter model data panel, yaitu dengan mengkombinasikan data cross section dan
time series sebagai satu kesatuan tanpa melihat adanya perbedaan waktu dan entitas
(individu). Dimana pendekatan yang sering dipakai adalah metode Ordinary Least
individu maupun waktu atau dengan kata lain perilaku data antar individu sama dalam
berbagai kurun waktu. Berikut hasil estimasi parameter dari model common effect :
74
R-Squared 0.333695
F-statistic 0.000000
Common Effet Model, dapat dilihat beberapa hasil, yaitu sebagai berikut :
lebih kecil dari α yang berarti secara simultan seluruh variabel independen
yaitu PMA, PMDN, tenaga kerja, ekspor neto dan belanja pemerintah
ekonomi.
Variabel PMA, Tenaga kerja, ekspor neto dan Belanja pemerintah bersama-
variabel–variabel independen.
individu adalah berbeda sedangkan slope antar individu adalah tetap (sama). Dengan
kata lain, dalam model fixed effect tidak terjadi perbedaan menurut waktu (time
variant), namun terdapat perbedaan intersept antar cross section. Untuk mengetahui
besaran intersept dapat dilakukan dengan differential intercept dummies yaitu dengan
disebut dengan Least Square Dummy Variable atau LSDV (Gujarati, 2003). Berikut
PMA
0.682725 0.264044 2.585653 0.0108
PMDN
-0.001430 0.257190 -0.005558 0.9956
Tenaga Kerja
4.956499 0.858875 5.770922 0.0000
Net Ekspor
0.088849 0.037605 2.362699 0.0197
Belanja Pemerintah
-4.814791 1.259383 -3.823134 0.0002
C
0.810964 8.420467 0.096309 0.9234
R-Squared 0.724706
F-statistic 0.000000
Fixed Effet Model, dapat dilihat beberapa hasil, yaitu sebagai berikut :
lebih kecil dari α yang berarti secara simultan seluruh variabel independen
yaitu PMA, PMDN, tenaga kerja, ekspor neto dan belanja pemerintah
ekonomi.
variabel–variabel independen.
variabel random atau stokastik. Model ini sangat berguna jika individu (entitas) yang
diambil sebagai sampel adalah dipilih secara random dan merupakan wakil populasi.
Teknik ini juga memperhitungkan bahwa error mungkin berkorelasi sepanjang cross
section dan time series. Berikut hasil estimasi parameter dari model random effect :
77
PMA
0.801174 0.219508 3.649871 0.0004
PMDN
-0.186679 0.216956 -0.860443 0.3908
Tenaga Kerja
3.038182 0.558381 5.441052 0.0000
Net Ekspor
0.039649 0.030182 1.313672 0.1908
Belanja Pemerintah
-4.786065 0.740651 -6.461967 0.0000
C
13.43427 3.715431 3.615806 0.0004
R-Squared 0.288992
F-statistic 0.000000
Random Effet Model, dapat dilihat beberapa hasil, yaitu sebagai berikut :
lebih kecil dari α yang berarti secara simultan seluruh variabel independen
yaitu PMA, PMDN, tenaga kerja, ekspor neto, dan belanja pemerintah
ekonomi.
variabel–variabel independen.
Metode yang dapat digunakan adalah Chow Test, Correlated Random Effects –
Hausman Test dan LM test (Lagrange Multiplier Test). Berikut adalah hasil setelah
dilakukan pengujian.
Chow test yakni pengujian untuk menentukan model Pooled OLS atau model
Fixed Effect yang paling tepat digunakan dalam mengestimasi data panel.
tingkat kepercayaan 95% yang berarti adalah H1 diterima yang berarti model regresi
digunakan untuk membandingkan Fixed Effect Model (FEM) dan Random Effect
Model (REM).
79
section sebesar 0,3403. Nilai signifikansi yang lebih besar dari alpha 5% menunjukkan
bahwa hipotesis yang diterima adalah 𝐻0 yang berarti model regresi yang digunakan
Test Hypothesis
untuk membandingkan Model Efek Random (The Random Effect) dan Ordinary Least
Square. Berdasarkan hasil pengujian didapatkan nilai signifikansi (p-value) dari cross-
section sebesar 0,000. Nilai signifikansi yang lebih kecil dari alpha 5% menunjukkan
bahwa hipotesis yang diterima adalah H1 yang berarti model regresi yang digunakan
Kesimpulan berdasarkan uji yang digunakan yaitu chow test, hausmant test,
dan lagrage multiplier test yang telah dilakukan adalah random effect model. Random
Effect Model menggunakan model Error Component Model (ECM) atau teknik
Generalized Least Square (GLS) yang digunakan untuk menyembuhkan data yang
tidak lolos uji asumsi klasik pada teknik Ordinary Least Square (OLS) sehingga tidak
perlu dilakukan uji asumsi klasik dalam pembentukan model ini. Tahapan selanjutnya
dalam penelitian ini adalah pembahasan dari hasil regresi menggunakan random
effect model.
80
Model regresi data panel yang paling cocok digunakan dalam penelitian ini
berdasarkan ketiga uji pemilihan model adalah Random Effect Model. Model ini
adalah model untuk mengatasi kelemahan model Fixed Effect Model yang
menggunakan variabel dummy dan dalam model ini diduga ada hubungan antara
waktu dan juga antar variabel, sehingga bentuk dari regresi Random Effect Model
menggunakan Error Component Model (ECM) atau teknik Generalized Least Square
(GLS), sehingga keunggulan dari model ini adalah menghilangkan efek dari
heterokedastisitas. Berikut ini akan dibahas mengenai hasil dari regresi Random
Effect Model dalam penelitian ini mengenai Uji koefisien Determinasi (R-Squared), Uji
Koefisien Regresi Simultan, Uji t-statistik dan model dalam penelitian ini.
dijelaskan oleh variabel lain diluar model. Berdasarkan tabel 4.7 nilai R-Squared
dalam penelitian ini sebesar 0.288992 atau sebesar 28,89%, yang berarti variabel
PMA, PMDN, Tenaga Kerja, Ekspor Neto, dan Belanja Pemerintah menjelaskan
memiliki perbedaan nilai yang cukup besar. Perbedaan nilai pada setiap variabel
dapat dilihat dengan adanya perubahan nilai yang positif pada satu provinsi kemudian
pada provinsi selanjutnya nilai di suatu provinsi menjadi negatif. Hal ini yang
menyebabkan nilai dari R2 cenderung rendah karena pada random effect model tidak
memasukan nilai intersep dari setiap variabel cross section yang diteliti.
dalam penelitian ini menujukan nilai Prob (F-Statistic) 0.0000 dimana nilai ini lebih
kecil dari 0.05. Angka tersebut menunjukan bahwa hasil uji koefisien regresi simultan
menerima H0 sehingga bisa dibuat kesimpulan dalam penelitian ini yaitu, variabel
PMA, PMDN, Tenaga Kerja, Ekspor Neto, dan Belanja Pemerintah secara simultan
Uji t-statistik digunakan untuk melihat apakah variabel PMA, PMDN, Tenaga
Kerja, Ekspor Neto, dan Belanja Pemerintah secara parsial berpengaruh signifikan
82
terhadap variabel Pertumbuhan Ekonomi. Berdasarkan pada tabel 4.7 dapat dibuat
Berdasarkan hasil estimasi dengan Random Effect Model dan telah diolah
dalam tabel 4.7 maka dapat dibuat model persamaan untuk penelitian ini yaitu :
a. Variabel PMA (Nilai koefisien regresi variabel PMA memiliki hubungan yang
dianggap tetap)
jika ada penurunan pada PMDN sebesar 1% maka nilai pertumbuhan ekonomi
c. Variabel Tenaga Kerja (Nilai koefisien regresi variabel Tenaga Kerja memiliki
tetap. Sebaliknya jika ada penurunan pada tenaga kerja sebesar 1% maka
nilai pertumbuhan ekonomi akan turun sebesar 3.038182 dengan faktor lain
dianggap tetap)
d. Variabel Ekspor Neto (nilai koefisien regresi variabel Ekspor Neto yang bernilai
jika ada penurunan pada ekspor neto sebesar 1% maka nilai pertumbuhan
ekonomi akan turun sebesar 0.039649 dengan faktor lain dianggap tetap)
faktor lain dianggap tetap. Sebaliknya jika ada penurunan pada ekspor neto
Indonesia bervariasi, di antaranya bernilai Negatif. Hal ini menunjukan bahwa adanya
dengan nilai negatif yaitu Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat, Riau, Sumatera
85
Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, NTB, NTT, Kalimantan Barat, Kalimantan Selatan
dan Kalimantan Timur. Sedangkan 17 provinsi dengan nilai positif yaitu Sulawesi
Maluku Utara, Papua Barat, Papua, Jambi, Bali, Kep. Riau, dan Kalimantan Tengah.
DKI Jakarta dan Sulawesi Tengah adalah 2 provinsi dengan nilai yang paling terbesar,
yang menjelaskan bahwa DKI Jakarta dan Sulawesi Tengah merupakan provinsi yang
Ekonomi
terhadap Pertumbuhan ekonomi, hal tersebut dinyatakan pada uji t bahwa, variabel
PMA pada tingkat kepercayaan 5% memiliki probabilitas 0,0004 < 0.05, yang artinya
pengaruh positif dan signifikan terhadap pertumbuhan ekonomi. Dari hasil tersebut
sejalan dengan teori yang sudah ada, semakin tinggi nilai investasi maka
investor asing, khususnya Jepang. Dalam lima tahun terakhir, Jepang secara
Indonesia. Pada tahun 2015 BUMN Korsel di bidang kelistrikan berminat untuk
86
mengikuti tender proyek pembangkit tenaga listrik di Provinsi Banten dan Jawa Barat
sebesar Rp 80 triliun.
Selain Jepang, dan Korea Selatan, Amerika Serikat juga tertarik untuk
menanamkan modalnya di Indonesia. Kali ini yang mereka geluti adalah industri
kelistrikan, industry minuman ringan, pakan ternak, industri remanufaktur suku cadang
alat berat, percetakan uang logam dan industri pengaman uang kertas dll.
Pada tahun 2016 total realisasi proyek PMA di Indonesia tercatat sebanyak
25.321 proyek dengan nilai US$ 28.964 juta. Ini berarti mengalami kenaikan yang
cukup besar jika dibanding tahun 2015 yang tercatat sebanyak 17.738 proyek.
Perkembangan investasi asing di Indonesia pada tahun 2012 hingga 2016 semakin
menunjukkan progress yang positif di berbagai sektor. Terlebih investasi asing yang
yang ada. Seperti dalam sektor pembangunan, sektor pariwisata, sektor transportasi,
sektor tambang dan menanamkan modal di Indonesia di sektor – sektor yang lain
indonesia sangat mendukung dan banyak investor asing yang memang banyak melirik
kondisi dan wilayah Indonesia yang menurut mereka memiliki keuntungan dalam
beberapa sektor tambang ataupun sektor lain yang dapat mereka manfaatkan.
investasi asing di Indonesia masih didominasi Pulau Jawa, yakni sebesar 14.772 Juta
US$ dengan jumlah proyek 17.060 (Tabel 4.10). Sedangkan proyek investasi di luar
Pulau Jawa baru mencapai angka 8.196. PMA didominasi sektor transportasi, gudang
dan telekomunikasi, industri alat angkutan dan transportasi lainnya. Pulau Sumatera
menjadi tujuan investasi terbesar kedua dengan realisasi investasi asing sebesar
5.665,3 Juta US$. Kemudian disusul Sulawesi (2.765,2 Juta US$), Kalimantan
(2.427,9 Juta US$), Maluku dan Papua (2224.5 Juta US$), Bali dan Nusa Tenggara
Hal ini dikarenakan perkembangan investasi asing di luar Pulau Jawa masih
dalam tahap awal atau tahap permulaan. Sumatera Selatan menjadi sasaran utama
penanaman modal asing (PMA) di Indonesia pada triwulan I 2016. Pada pertengahan
triwulan II tahun 2016, para investor mulai tertarik untuk menanamkan modalnya di
Manado, khususnya di sektor pariwisata. Siring Lion Air dan Sriwijaya Air memulai
melonjak.
ekonomi provinsi-provinsinya. Aceh pada tahun 2016 tercatat mencapai 3,31% (yoy),
jauh lebih tinggi dibandingkan tahun sebelumnya yang terkontraksi sebesar 0,73%
(yoy). Riau tercatat sebesar 2,23% (yoy), meningkat dibandingkan tahun 2015 yang
hanya tumbuh sebesar 0,22% (yoy). Peningkatan tersebut didorong kenaikan yang
cukup signifikan dari komponen sektor ekonomi dari komponen investasi asing (PMA)
dengan adanya realisasi proyek pemerintah seperti Masjid Raya, Bendungan Kreuto
Ekonomi di provinsi Lampung pada tahun 2016 masih mampu tumbuh sedikit
di atas 5% (yoy) yang terutama didorong oleh akselerasi investasi dan perbaikan
ekspor.
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
2012 2013 2014 2015 2016
-1
-2
sumber daya yang dimiliki antar provinsi satu dengan provinsi lainnya tidak merata
dan tidak seragam, oleh karena itu pertumbuhannya pun dapat berbeda. Meski begitu,
di luar pulau Jawa, agar meningkatkan investasi asing di luar pulau Jawa. Pemerintah
salah satunya adalah pembangunan smelter di wilayah yang kaya akan sumber daya
peningkatan di tahun 2016 dengan jumlah realisasi investasi asing sebesar 14.030,86
Juta US$, dibandingkan dengan tahun sebelumnya hanya mencapai 13.612,07 Juta
US$ (Tabel 4.10). Arus permodalan yang efektif dapat memajukan perusahaan
Sulawesi Tenggara pada triwulan IV 2016 tumbuh sebesar 7,0% (yoy), mengalami
6,0%(yoy).
5,18% (yoy) meningkat dibandingkan pertumbuhan tahun 2015 yang sebesar 5,03%
pemerintah dan swasta, diantaranya bendungan, sarana irigasi dan perairan, gedung
pemerintahan, pasar, pos lintas batas negara, rumah sakit, sarana perbelanjaan dan
hotel.
Pertumbuhan Ekonomi
signifikan terhadap Pertumbuhan ekonomi, hal tersebut dinyatakan pada uji t bahwa,
variabel PMDN pada tingkat kepercayaan 5% memiliki probabilitas 0,3908 > 0.05,
yang artinya penambahan investasi dalam negeri suatu daerah tidak mempengaruhi
pertumbuhan ekonomi. Hasil penelitian ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan
oleh Jamzani, hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa investasi PMDN tidak
Indonesia dapat dilihat pada tahun 2015. Hal ini disebabkan karena PMDN bukan
atau sebesar Rp 545,4 triliun, namun pertumbuhan ekonomi hanya sebesar 4,88%
(Gambar 4.2). Hal ini menunjukkan bahwa pertumbuhan investasi dalam negeri yang
investor dalam negeri untuk menanamkan modalnya. Hal ini juga sesuai dengan
penelitian (Tri Handayani, 2011) bahwa PMDN berpengaruh negatif dan tidak
Pada tabel 4.10 menunjukan bahwa para investor dalam negeri lebih banyak
menanamkan modalnya dalam sektor sekunder yaitu industri makanan, dan tidak
kalah banyak juga pada sektor primer yaitu pada tanaman pangan dan perkebunan.
Berbeda dengan investor asing yang lebih banyak menanamkan modalnya pada
dibandigkan dengan jumlah proyek PMDN, maka PMA lebih besar 17.810 proyek
pada tahun 2016. Hal ini menunjukkan bahwa peran PMA dalam perkembangan
Ekonomi
Jumlah proyek PMA rata-rata per tahunnya lebih besar daripada jumlah proyek
PMDN, Ini menandakan bahwa bagi perkembangan investasi jangka panjang di dalam
negeri, khususnya dalam periode pasca krisis, peran PMA jauh lebih penting daripada
PMDN. BKPM menyatakan pulau Jawa masih menjadi tujuan utama investor dalam
hal penanaman modal dalam negeri di Indonesia. Dari total rencana PMDN sebanyak
7.455 proyek di Indonesia pada tahun 2016 sebesar 58,16% atau 4.336 proyek
Jumlah PMDN pada setiap provinsi bervariasi bahkan ada provinsi yang tidak
memiliki arus PMDN yaitu Maluku pada tahun 2013 hingga 2015. Pertumbuhan
ekonomi provinsi Maluku Utara menurun pada tahun 2016 yang hanya sebesar 5,77%
turut menekan pertumbuhan investasi di Maluku Utara, PMA dan PMDN juga
Berdasarkan data BKPM, pada triwulan IV-2016, investasi dalam negeri yang
berlokasi proyek di Maluku Utara tercatat sebanyak 1 investasi dengan nilai sebesar
Rp 5 miliar. Sementara untuk PMA, tercatat terdapat 16 investasi dengan nilai 148
miliar USD. Dari sisi nilai investasi PMDN Maluku Utara berada pada peringkat 31 dari
penurunan dimana Maluku Utara berada pada peringkat 33 dari 34 provinsi dari total
nilai realisasi PMDN namun berada pada peringkat 13 dari 34 provinsi untuk total nilai
realisasi PMA.
94
miskin di luar Pulau Jawa lebih tinggi dibandingkan di Pulau Jawa. Jawa Timur
merupakan daerah incaran dari investor. Pada tahun 2012 dan 2013 saja, provinsi
Jawa Timur menduduki peringkat pertama realisasi Penanaman Modal Dalam Negeri
kedua terbanyak di Indonesia dari sisi jumlah penduduk miskin. Berdasarkan data
BPS sejak tahun 2014 hingga 2016, secara umum menunjukkan persentase
penduduk miskin di Pulau Jawa dan Kalimantan serta Bali dan Nusa Tenggara lebih
kemudahan dan kecepatan dalam pelayanan kepada para investor yang berminat
investor. Kesulitan kredit karena lumpuhnya system perbankan juga menjadi alasan
Pertumbuhan ekonomi, hal tersebut dinyatakan pada uji t bahwa, variabel tenaga
kerja pada tingkat kepercayaan 5% memiliki probabilitas 0,0000 < 0.05, hasil ini sesuai
dengan hasil penelitian Sodik (2007) yang menunjukkan bahwa tenaga kerja dilihat
dari proxy angkatan kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap pertumbuhan
ekonomi di Indonesia. Dari sudut pandang proses produksi maka keberadaan tenaga
tenaga kerja. Kualitas tenaga kerja yang baik tentunya akan memberikan hasil
pekerjaan yang baik pula. Tingkat pendidikan tenaga kerja Indonesia dari tahun 2012
hingga 2016 mengalami kenaikan walaupun tidak terlalu besar. Pada tahun 2012
pada tahun 2013 sebesar 94.61%, walaupun sempat mengalami penurunan pada
pada tahun 2016 meningkat sebesar 1.53% dari tahun 2015 yaitu sebesar 95.13%.
Sektor pertanian tetap berada di posisi teratas dalam hal penyerapan tenaga
kerja. Kontribusi sektor pertanian terhadap produk domestik bruto (PDB) Indonesia
tahun 2016 mencapai 13,6%. Ini merupakan tertinggi kedua setelah sektor industri
pengolahan yang berkontribusi terhadap PDB Indonesia sebesar 20,8%. Lebih dari
separuh PDB sektor industri pengolahan adalah berbasis pertanian. Selain itu, sektor
pertanian juga merupakan penyerap terbesar tenaga kerja, yaitu sekitar 38,3% dari
total tenaga kerja Indonesia tahun 2016. Meningkatnya kontribusi sektor pertanian
terhadap pertumbuhan ekonomi tidak terlepas dari upaya pemerintah untuk terus
Hal ini didukung dengan jumlah penduduk Indonesia yang banyak pada usia
program padat karya seperti PNPM akan berdampak positif. Hasil tersebut juga sesuai
dengan teori pertumbuhan output total dan teori pertumbuhan Solow yang
menyatakan peningkatan jumlah tenaga kerja yang pesat dapat mempercepat pula
laju pertumbuhan ekonomi. Karena tenaga kerja merupakan pelaku dan pengelola
faktor produksi lainnya sehingga peningkatan jumlah tenaga kerja di Indonesia akan
Pertumbuhan ekonomi, hal tersebut dinyatakan pada uji t bahwa, variabel ekspor neto
pada tingkat kepercayaan 5% memiliki probabilitas 0,1908 > 0.05, hasil ini sesuai
dengan hasil penelitian yang dilakukan Susanti (2008) dengan judul “Analisis faktor-
penelitian menunjukan variable ekspor neto berpengaruh positif tetapi tidak signifikan
perekonomian global sedang tidak stabil. Imbasnya terjadi penurunan nilai ekspor-
impor oleh Indonesia. Selain turunnya nilai ekspor, turunnya permintaan impor non-
migas dianggap sebagai indikasi menurunnya daya serap, produktivitas, dan daya
baku dari China. Impor terbesar dari China berupa mesin-mesin/pesawat mekanik
senilai US$ 2,33 miliar. Disusul impor mesin/peralatan listrik yang mencapai US$ 1,92
miliar, besi dan baja US$ 645 juta, dan bahan kimia organik sebesar US$ 368 juta.
Impor dari China, menguasai lebih dari 25 persen dari total barang impor yang masuk
hasil minyak dan gas di tengah tren penurunan harga minyak dan komoditas
internasional.
98
Menurut negara tujuan, penurunan ekspor nonmigas November 2014 terutama terjadi
ke negara ASEAN, Uni Eropa, Jepang, Amerika Serikat, India, Australia, Korea
domestik. Impor nonmigas tercatat menurun dari USD11,7 miliar pada Oktober 2014
menjadi USD10,6 miliar pada November 2014. Penurunan itu terutama karena
turunnya impor mesin dan peralatan mekanik, besi dan baja, plastik dan barang dari
plastik, bahan kimia organik, kendaraan bermotor dan bagiannya, serealia, sisa
Daya beli lemah negara mitra yang terkena krisis ikut melemahkan permintaan
dikarenakan terjadinya penurunan permintaan terhadap barang dan jasa di luar negeri
sehingga impor lebih besar dari pada ekspor dan hal ini akan mengakibatkan
penurunan produksi barang dan jasa. Penurunan produksi barang dan jasa ini
tahun berturut-turut. Hal itu dipicu adanya impor pesawat terbang dari Perancis senilai
Nusa. Negara utama tujuan ekspor dari NTT yakni Timor Leste dengan kelompok
Pertumbuhan ekonomi, hal tersebut dinyatakan pada uji t bahwa, variabel belanja
pemerintah pada tingkat kepercayaan 5% memiliki probabilitas 0,0000 < 0.05, hasil
ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Taufan dan Heny (2014). Hasil
PDRB.
terjadi karena adanya langkah-langkah kebijakan yang diambil oleh pemerintah dalam
nominal.
100
penurunan sebesar 4.786065 dengan faktor lain dianggap tetap. Penurunan terjadi
diakibatkan belanja pemerintah dari tahun 2012 hingga 2016 lebih besar disektor
belanja pegawai dibandingkan belanja modal yang terjadi hampir di seluruh provinsi
Realisasi belanja modal pemerintah provinsi Jawa Barat pada tahun 2016
mencapai Rp 2,88 Triliun, atau secara pertumbuhan belanja modal sebesar 17,1%
(yoy) melambat cukup signifikan dibandingkan dengan tahun 2015 yang tumbuh
71,8% (yoy). Terkait proyek pembangunan infrastruktur, penyelesaian Tol Soroja yang
ditargetkan selesai pada akhir tahun 2016 juga belum terealisasi dan mundur hingga
ke april 2017.
101
Pada tahun 2016, realisasi belanja Provinsi Jawa Tengah sebesar 91,55% dari
total anggaran belanja 2016. Angka ini lebih tinggi dibandingkan dengan persentase
realisasi ini terutama didorong oleh peningkatan belanja tidak langsung yang memiliki
peran dominan, yakni sebesar 70,88%. Berdasarkan jenisnya, realisasi belanja pada
tahun 2016 terutama didorong oleh peran komponen belanja pegawai, yakni sebesar
44,25% dari total belanja. Sementara belanja modal hanya sebesar 22,33%.
Secara total belanja pemerintah NTT (pusat dan daerah) selama tahun 2015
di PTN dan alokasi untuk dana desa. Di sisi lain, realisasi belanja pemerintah masih
relatif rendah, baru mencapai angka 23,9%. Rendahnya realisasi ini terjadi seiring
yang masih terjadi di beberapa Kementerian, masih belum selesainya proses lelang
di berbagai proyek, kontraktor yang tidak mencairkan anggaran sesuai dengan termin
proyek, penolakan pegawai untuk menjadi Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) dan
Pengeluaran (Rp)
Jenis
2012 2013 2014 2015 2016
Pengeluaran
Belanja Modal
29,969,889,370 36,569,394,215 36,839,387,037 45,158,055,320 61,389,254,575
Belanja
Pegawai 33,845,642,853 36,466,756,884 38,141,356,846 45,237,745,831 53,268,992,931
PENUTUP
berdasarkan hasil penelitian dan saran yang diberikan terkait hasil penemuan yang
5.1 Kesimpulan
pertumbuhan ekonomi Indonesia. PMA juga memilihi hubungan yang positif dengan
pertumbuhan ekonomi Indonesia, Sejalan dengan teori semakin tinggi investasi asing
peningkatan investasi asing berdampak pada meningkatnya produksi barang dan jasa
yang akan meningkatkan pertumbuhan ekonomi. Investasi asing atau PMA memberi
terhadap pertumbuhan ekonomi. Hal ini disebabkan karena PMDN bukan merupakan
modalnya.
Jumlah tenaga kerja di Indonesia memiliki hasil yang berpengaruh dan juga
93
94
tenaga kerja akan semakin meningkat sehingga hal ini dapat memacu pertumbuhan
ekonomi di Indonesia.
sempat mengalami defisit. Hal ini disebabkan pengeluaran anggaran yang dilakukan
untuk kegiatan impor lebih besar dari pada pendapatan yang diterima dari kegiatan
Penurunan nilai ekspor impor secara menyeluruh didukung oleh penurunan untuk
migas dan nonmigas. Faktor ekonomi global dan pelemahan harga komoditas ekspor
Indonesia. Permodalan yang meliputi tanah, mesin, bangunan, transportasi dan media
kerja yang semakin meningkatkan rasio modal atau rasio tenaga kerja. Sebagai
5.2 Saran
agar para investor, baik asing maupun dalam negeri, dapat merasa aman dan
pertumbuhan ekonomi.
dalam jangka pendek maupun jangka panjang dari penanaman modal oleh
asing. Serta lebih selektif dalam memilih perusahaan asing yang memiliki
prospek kerja yang berbeda dari perusahaan dalam negeri yang telah ada,
potensinya.
- Dalam hal PMDN, pemerintah harus dapat menjaga kestabilan dan keamanan
lapangan kerja padat karya untuk jangka panjang maupun jangka pendek di
berbagai bidang usaha sehingga banyak angkatan kerja yang dapat terserap
- Cara lain untuk meningkatkan jumlah tenaga kerja adalah mempermudah arus
- Dalam hal ekspor neto, perlu dilakukan upaya untuk mendorong pertumbuhan
untuk belanja modal, karena selama ini kecenderungan yang terjadi adalah
106
107
107
108
Muana Nanga. 2005. Makro Ekonomi: Teori, Masalah dan Kebijakan. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada
Nopirin. 2000. Ekonomi Moneter. Buku II. Edisi ke 1. Cetakan Kesepuluh. BPFE
UGM.Yogyakarta.
Rahardja, Prathama. 2004 ―Teori ekonomi makro: suatu pengantar”, Edisi kedua,
Lembaga Penerbit FE UI, Jakarta
Salim HS dan Budi Sutrisno, 2008. Hukum Investasi di Indonesia. Penerbit PT Raja
Grafinfo Persada : Jakarta.
Samuelson, Paul A. Dan Nordhaus William D. 2004. Ilmu Makro Ekonomi (Edisi
Terjemahan) Edisi Tujuh Belas. Jakarta : PT Media Global Edukasi.
Sastrohadiwiryo, Siswanto. 2005. Manajemen Tenaga Kerja Indonesia Pendekatan
Administratif dan Operasional, Cetakan Ketiga, Bumi Aksara, Jakarta
Simanjuntak, Payaman. 2005. Pengantar Ilmu Ekonomi Sumber Daya Manusia. LPFE
UI. Jakarta.
Simanjuntak., Payaman J. 2007. Sumber Daya Manusia dan Tenaga
Kerja.LPFF.Universitas Indonesia. Jakarta
Sodik, Jamzani. 2007. Pengeluaran Pemerintah dan Pertumbuhan Ekonomi Regional:
Studi Kasus Data Panel di Indonesia. Jurnal Ekonomi Pembangunan Kajian
Ekonomi Negara Berkembang, Hal: 27-36
Soelistyo, Nopirin. 1990 “Teori Perdagangan Internasional”, Penerbit Erlangga,
Jakarta
Solow, R. M. (1956). A Contribution to the Theory of Economic Growth. Quarterly
Journal of Economics, 70 (1): 65-94.
Sugiyono. 2003.”Metodologi Penelitian”. Bandung: Alfa beta.
Sugiyono. 2007. Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV ALFABETA
Sukirno, Sadono. 2000. Pengantar Teori Makro Ekonomi. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sukirno, Sadono. 2004. Makro Ekonomi Teori Pengantar Edisi Ketiga. Jakarta: PT.
Raja Persada Grafindo.
Sukirno, Sadono. 2007. Ekonomi Pembangunan. Jakarta: Lembaga Penerbit Fakultas
Ekonomi Universitas Indonesia.
Sukirno, Sadono. 2008 "Makro Ekonorni Teori Pengantar”, PT. Raja Grafindo
Persada, Jakarta.
Sukirno, Sadono. 2010. Ekonomi Pembangunan: Proses, Masalah, dan Dasar
Kebijakan. Jakarta : Kencana.
108
109
109
LAMPIRAN
110
111
Data Mentah Pertumbuhan Ekonomi, PMA, PMDN, Ekspor, Impor, Belanja Pemerintah
Laju
Tenaga Belanja
PDRB PMA PMDN Ekspor Impor
Kerja Pemerintah
ADHK
Provinsi Tahun
Y X1 X2 X3 X5
Juta US$ Rp Milyar Orang Juta US$ Juta US$ Rp Juta
ACEH
2012 3.85 172,300,000 60,200,000 1,808,357 957,362 85,316 8,757,320
ACEH
2013 2.61 94,200,000 3,636,400,000 1,842,671 962,969 11,130 11,220,428
ACEH
2014 1.55 31,100,000 5,110,300,000 1,931,823 55,292 40,515 12,045,848
ACEH
2015 1.02 21,189,100 4,192,400,000 1,966,018 93,355 116,817 12,149,422
ACEH
2016 3.31 134,500,000 2,456,100,000 2,087,045 22,869 28,994 12,874,632
SUMATERA
UTARA 2012 6.45 645,300,000 2,550,300,000 5,880,885 10,393,624 5,164,750 7,633,634
SUMATERA
UTARA 2013 6.07 887,500,000 5,068,900,000 6,081,301 9,598,008 5,108,511 7,260,468
SUMATERA
UTARA 2014 5.23 550,800,000 4,223,900,000 5,881,371 9,361,110 5,046,512 7,808,557
SUMATERA
UTARA 2015 5.10 1,246,096,200 4,287,400,000 5,962,304 7,752,818 3,992,117 7,959,167
SUMATERA
UTARA 2016 5.18 1,014,700,000 4,864,200,000 5,991,229 7,776,000 3,341,000 9,950,844
SUMATERA
BARAT 2012 6.31 75,000,000 885,300,000 2,085,483 2,363,583 1,242,927 2,962,291
SUMATERA
BARAT 2013 6.08 91,400,000 677,800,000 2,061,109 2,209,011 1,035,004 3,113,313
SUMATERA
BARAT 2014 5.88 112,100,000 421,100,000 2,180,336 2,105,613 1,034,605 3,483,673
SUMATERA
BARAT 2015 5.52 57,133,400 1,552,400,000 2,184,599 1,753,308 632,798 4,022,257
SUMATERA
BARAT 2016 5.26 79,300,000 3,795,600,000 2,347,911 1,708,000 71,000 4,774,204
RIAU
2012 3.76 1,152,900,000 5,450,400,000 2,399,851 19,144,904 2,261,998 6,670,764
RIAU
2013 2.48 1,304,900,000 4,874,300,000 2,479,493 17,557,157 1,972,524 7,525,283
RIAU
2014 2.71 1,369,500,000 7,707,600,000 2,518,485 17,248,436 1,716,762 5,602,074
RIAU
2015 0.22 653,394,700 9,943,000,000 2,554,296 14,374,251 1,341,045 7,760,972
RIAU
2016 2.23 869,100,000 6,613,700,000 2,765,946 11,232,000 1,068,000 10,972,074
JAMBI
2012 7.03 156,300,000 1,445,700,000 1,436,527 1,845,235 120,137 2,531,598
JAMBI
2013 6.84 34,300,000 2,799,600,000 1,397,247 1,437,144 275,063 3,010,741
JAMBI
2014 7.36 51,400,000 908,000,000 1,491,038 1,267,280 196,851 3,204,633
JAMBI
2015 4.20 107,731,700 3,540,200,000 1,550,403 1,076,261 109,026 3,425,566
JAMBI
2016 4.37 61,000,000 3,884,400,000 1,624,522 880,000 127,000 3,742,023
SUMATERA
SELATAN 2012 6.83 786,400,000 2,930,600,000 3,582,099 4,371,655 506,686 5,060,923
SUMATERA
SELATAN 2013 5.31 485,900,000 3,396,000,000 3,524,883 3,915,682 565,994 5,678,704
SUMATERA
SELATAN 2014 4.79 1,056,500,000 7,042,800,000 3,692,806 3,084,044 750,206 5,770,733
112
Y X1 X2 X3 X4 X5
1 3.85 8.236 7.780 6.257 5.941 6.942
2 2.61 7.974 9.561 6.265 5.979 7.050
3 1.55 7.493 9.708 5.629 4.170 7.081
4 1.02 7.326 9.622 5.629 -4.370 7.085
5 3.31 8.129 9.390 6.320 -3.787 7.110
6 6.45 8.810 9.407 6.769 6.718 6.883
7 6.07 8.948 9.705 6.784 6.652 6.861
8 5.23 8.741 9.626 6.769 6.635 6.893
9 5.1 9.096 9.632 6.775 6.575 6.901
10 5.18 9.006 9.687 6.778 6.647 6.998
11 6.31 7.875 8.947 6.319 6.049 6.472
12 6.08 7.961 8.831 6.314 6.070 6.493
13 5.88 8.050 8.624 6.339 6.030 6.542
14 5.52 7.757 9.191 6.339 6.049 6.604
15 5.26 7.899 9.579 6.371 6.214 6.679
16 3.76 9.062 9.736 6.380 7.227 6.824
17 2.48 9.116 9.688 6.394 7.193 6.877
18 2.71 9.137 9.887 6.401 7.191 6.748
19 0.22 8.815 9.998 5.641 7.115 6.890
20 2.23 8.939 9.820 6.442 7.007 7.040
117
Y X1 X2 X3 X4 X5
21 7.03 8.194 9.160 6.157 6.237 6.403
22 6.84 7.535 9.447 6.145 6.065 6.479
23 7.36 7.711 8.958 6.173 6.030 6.506
24 4.2 8.032 9.549 6.190 5.986 6.535
25 4.37 7.785 9.589 6.211 5.877 6.573
26 6.83 8.896 9.467 6.554 6.587 6.704
27 5.31 8.687 9.531 6.547 6.525 6.754
28 4.79 9.024 9.848 6.567 6.368 6.761
29 4.42 8.810 10.039 6.568 5.990 6.715
30 5.03 9.446 9.931 6.602 5.933 6.761
31 6.83 7.483 7.721 5.931 5.362 6.181
32 6.07 7.348 8.040 5.920 4.589 6.237
33 5.48 7.286 7.892 5.939 4.920 6.287
34 5.13 7.313 8.743 5.956 4.862 6.358
35 5.3 7.746 8.977 5.985 4.738 6.396
36 6.44 8.058 8.483 6.546 5.652 6.584
37 5.77 7.670 9.122 6.541 5.750 6.589
38 5.08 8.195 9.544 6.565 5.619 6.649
39 5.13 8.411 9.042 6.561 6.163 6.680
40 5.15 7.933 9.780 6.595 6.250 6.729
41 5.5 7.772 8.727 5.768 6.348 6.125
42 5.2 8.051 8.784 5.776 6.331 6.207
43 4.67 8.021 8.789 5.781 6.306 6.203
44 4.08 7.917 9.010 5.795 6.132 6.272
45 4.11 7.722 9.343 5.837 6.021 6.387
46 7.63 8.730 7.638 5.904 7.227 6.352
47 7.21 8.499 8.621 5.906 7.193 6.434
48 6.6 8.593 8.455 5.914 7.191 6.520
49 6.01 8.806 8.787 5.923 7.115 6.416
50 5.03 8.715 8.692 5.934 6.336 6.485
51 6.53 9.614 9.931 6.683 -7.688 7.499
52 6.07 9.413 9.760 6.669 -7.631 7.583
53 5.91 9.654 10.251 6.666 -7.563 7.577
54 5.89 9.559 10.191 6.674 -7.393 7.634
55 5.85 9.531 10.087 6.687 -7.376 7.778
56 6.5 9.624 10.056 7.270 -6.109 7.228
57 6.33 9.853 9.955 7.273 -6.267 7.265
58 5.09 9.817 10.272 7.284 -5.752 7.318
59 5.04 9.759 10.420 7.274 -6.043 7.388
60 5.67 9.738 10.482 7.283 -6.057 7.456
118
Y X1 X2 X3 X4 X5
61 5.34 8.383 9.763 7.218 -6.972 7.059
62 5.11 8.667 10.100 7.217 -6.994 7.105
63 5.27 8.666 10.134 7.219 -7.007 7.179
64 5.47 8.930 10.188 7.216 -6.730 7.251
65 5.28 9.013 10.381 7.218 5.072 7.351
66 5.37 7.929 8.524 6.280 7.066 6.313
67 5.47 7.471 8.453 6.276 7.152 6.400
68 5.17 7.812 8.848 6.291 7.190 6.474
69 4.95 7.950 8.559 6.277 6.959 6.544
70 5.05 7.292 8.977 6.310 6.845 6.622
71 6.64 9.362 10.333 7.286 -6.915 7.185
72 6.08 9.531 10.542 7.291 -6.977 7.224
73 5.86 9.256 10.581 7.286 -6.812 7.301
74 5.44 9.414 10.550 7.287 -6.335 7.361
75 5.55 9.288 10.666 7.281 6.360 7.363
76 6.83 9.434 9.709 6.669 -7.014 6.726
77 6.67 9.571 9.603 6.671 -7.037 6.724
78 5.51 9.308 9.907 6.686 -7.029 6.792
79 5.4 9.405 10.030 6.684 -6.949 6.908
80 5.26 9.464 10.094 6.707 -6.705 6.945
81 6.96 8.683 9.492 6.353 5.245 6.552
82 6.69 8.592 9.475 6.351 3.698 6.588
83 6.73 8.631 8.403 6.357 -4.895 6.652
84 6.03 8.695 9.097 6.366 5.090 6.699
85 6.24 8.654 8.683 6.383 5.100 6.774
86 1.54 8.803 7.657 5.530 5.485 6.340
87 5.16 8.689 9.146 6.308 5.298 6.377
88 5.17 8.741 8.327 6.321 5.275 6.417
89 12.53 9.845 8.541 6.328 6.116 6.527
90 5.82 8.642 9.128 6.374 6.151 6.553
91 5.46 6.940 7.158 6.326 -4.464 6.335
92 5.41 6.996 7.246 6.323 -5.325 6.377
93 5.05 7.179 6.556 6.337 -4.037 6.430
94 5.03 7.844 9.112 6.346 4.206 6.522
95 5.18 7.765 8.915 6.357 4.230 6.591
96 5.91 8.599 9.449 6.342 5.887 6.483
97 6.05 8.813 9.402 6.337 5.934 6.518
98 5.03 8.985 9.636 6.348 5.208 6.563
99 4.86 9.126 9.788 6.349 -4.794 6.615
100 5.22 8.800 9.955 6.359 5.554 6.680
119
Y X1 X2 X3 X4 X5
101 6.87 8.720 9.656 6.046 6.008 6.371
102 7.37 8.683 9.264 6.051 6.121 6.467
103 6.21 8.978 8.991 6.062 5.996 6.510
104 7.01 8.970 9.104 6.084 5.997 6.542
105 6.36 8.611 9.913 6.096 5.365 6.626
106 5.97 8.435 9.545 6.263 6.785 6.603
107 5.33 8.416 9.919 6.263 6.775 6.677
108 4.84 8.701 9.418 6.271 6.743 6.692
109 3.83 8.983 9.314 6.276 6.630 6.708
110 4.38 8.397 9.790 6.293 6.748 6.760
111 5.48 9.304 9.770 6.206 7.393 7.055
112 2.76 9.126 10.205 6.205 7.310 7.139
113 1.71 9.332 10.109 6.225 7.219 7.052
114 -1.21 5.377 9.983 5.615 7.078 6.934
115 -0.38 9.057 9.838 5.620 6.953 7.045
116 6.86 7.669 8.832 5.988 5.922 6.248
117 6.38 7.818 7.825 5.985 5.798 6.307
118 6.31 7.993 7.919 5.992 5.945 6.348
119 6.12 7.944 8.432 6.000 5.867 6.430
120 6.17 8.583 9.705 6.046 5.862 6.486
121 9.53 8.907 8.780 6.088 5.542 6.304
122 9.59 8.932 8.782 6.093 5.032 6.331
123 5.07 9.174 7.981 6.112 -4.676 6.388
124 15.52 9.535 8.986 6.123 4.970 6.470
125 9.98 9.204 9.034 6.164 4.431 6.531
126 8.87 8.765 9.365 6.534 5.746 6.663
127 7.62 8.665 8.964 6.528 5.331 6.692
128 7.54 8.449 9.695 6.547 5.960 6.748
129 7.17 8.368 9.965 6.542 5.668 6.789
130 7.41 8.571 9.523 6.568 5.627 6.827
131 11.65 9.553 8.958 5.998 5.871 6.234
132 7.5 7.937 9.101 5.999 5.730 6.258
133 6.26 8.209 9.097 6.016 -5.402 6.320
134 6.88 8.161 9.304 6.031 -5.445 6.371
135 6.51 8.575 9.254 6.086 -4.591 6.442
136 7.91 7.548 8.217 5.658 -4.626 5.947
137 7.67 7.410 7.926 5.662 -4.646 6.022
138 7.27 6.613 7.654 5.680 -4.571 6.081
139 6.22 6.840 7.975 5.693 -4.853 6.149
140 6.52 7.104 9.343 5.738 -4.342 6.229
120
Y X1 X2 X3 X4 X5
141 9.25 5.301 8.359 5.757 3.755 5.939
142 6.93 6.398 8.836 5.737 3.763 6.019
143 8.86 7.212 8.839 5.775 4.328 6.089
144 7.39 6.307 8.043 5.775 4.490 6.142
145 6.03 7.314 7.925 5.795 -4.398 6.333
146 7.16 6.929 6.531 5.788 -5.301 6.132
147 5.24 7.723 6.748 5.780 -5.175 6.198
148 6.64 7.117 6.806 5.779 -5.340 6.237
149 5.48 7.916 6.940 5.816 -5.331 6.358
150 5.76 8.011 7.057 5.839 4.869 6.408
151 6.98 7.956 8.506 5.653 5.733 6.100
152 6.36 8.429 9.047 5.658 5.861 6.142
153 5.49 7.994 8.194 5.659 4.259 6.171
154 6.1 8.309 7.683 5.684 -4.704 6.257
155 5.77 8.642 6.944 5.702 -5.314 6.369
156 3.63 7.505 7.661 5.541 4.348 6.591
157 7.36 7.734 8.483 5.556 4.030 6.654
158 5.38 8.186 8.000 5.578 4.383 6.735
159 4.15 8.413 7.802 5.580 3.762 6.838
160 4.52 8.711 7.025 5.605 -4.716 6.841
161 1.72 9.080 7.738 5.617 6.039 6.860
162 8.55 9.373 8.767 6.193 6.347 6.912
163 3.65 9.101 8.398 6.209 5.712 7.013
164 7.47 8.953 8.106 6.223 6.101 7.093
165 9.21 9.068 8.343 6.221 6.153 6.825
121
Effects Specification
Dependent Variable: PE
Method: Panel EGLS (Cross-section random effects)
Date: 10/25/17 Time: 08:43
Sample: 2012 2016
Periods included: 5
Cross-sections included: 33
Total panel (balanced) observations: 165
Swamy and Arora estimator of component variances
Effects Specification
S.D. Rho
Weighted Statistics
Unweighted Statistics
Chi-Sq.
Test Summary Statistic Chi-Sq. d.f. Prob.
Effects Specification
Test Hypothesis
Cross-section Time Both
DATA INDONESIA
Ekspor Impor Ekspor Neto Belanja Tidak Langsung Belanja Langsung Total
US$ Ribuan Rupiah
Laju pertumbuhan
Penduduk Berumur
PDRB ADHK 33 Angkatan Kerja Bekerja
15 Tahun Ke Atas
Prov
DATA Per-Pulau
Pulau Sumatera
Pulau Jawa
103,758,000,00 126,354,000,00
PMDN 52,693,000,000 66,495,600,000 97,057,200,000 0 0
Tenaga
Kerja 65,878,421 65,997,749 66,532,537 66,035,108 66,820,466
Pulau Kalimantan
Pulau Sulawesi
Pulau Pulau
PE PMA PE PMA
Sumatera Kalimantan
Penduduk Berumur 15 tahun ke atas menurut jenis kegiatan tahun 2012 - 2016
1 Penduduk Berumur 15 Tahun Ke Atas 176 873 832 179 967 361 182 992 204 186 100 917 189 096 722
2 Angkatan Kerja 119 849 734 120 172 003 121 872 931 122 380 021 125 443 748
a. Tingkat Partisipasi Angkatan Kerja
67.76 66.77 66.60 65.76 66.34
(%)
b. Bekerja 112 504 868 112 761 072 114 628 026 114 819 199 118 411 973
c. Pengangguran Terbuka *) 7 344 866 7 410 931 7 244 905 7 560 822 7 031 775
d. Tingkat Pengangguran Terbuka (%) 6.13 6.17 5.94 6.18 5.61
3 Bukan Angkatan Kerja 57 024 098 59 795 358 61 119 273 63 720 896 63 652 974
a. Sekolah 14 549 659 14 630 852 16 769 494 16 734 963 15 922 029
b. Mengurus Rumah Tangga 34 127 548 36 036 779 36 019 249 38 203 701 39 335 203
c. Lainnya 8 346 891 9 127 727 8 330 530 8 782 232 8 395 742
Realisasi Penerimaan dan Pengeluaran Pemerintah Desa Seluruh Indonesia, 2012-2016 (Ribu Rupiah)
I. PENDAPATAN/REVENUE 19 092 917 196 22 646 541 589 26 663 873 792 52 051 101 858 77 324 353 438
1 Pendapatan Asli Daerah 3 800 357 214 4 127 631 363 4 229 919 831 4 220 575 276 4 336 261 837
2 Bagi Hasil Pajak 458 091 038 533 091 496 756 548 850 1 464 682 924 1 753 793 195
3 Bagi Hasil Retribusi 79 889 567 98 908 379 156 006 280 208 283 275 309 592 320
4 Dana Perimbangan 6 731 128 726 8 082 794 628 10 242 392 456 22 846 743 586 29 348 764 389
5 Bantuan Keuangan 7 185 948 267 8 756 846 145 10 149 591 329 22 705 815 090 40 835 269 375
6 Hibah 587 125 282 732 958 316 719 553 297 449 752 950 488 529 297
7 Sumbangan dari Pihak Ketiga 250 377 102 314 311 262 409 861 749 155 248 757 252 143 025
Il. BELANJA 18 586 849 106 22 039 502 331 25 623 659 842 49 790 063 731 75 309 382 040
1 Belanja Pegawai 7 089 368 535 8 064 969 634 9 804 410 603 13 810 092 082 17 994 063 222
2 Belanja Barang dan Jasa 2 285 920 618 2 822 157 503 3 455 867 035 7 210 841 648 10 599 296 747
3 Belanja Modal 5 971 830 876 7 387 688 036 8 285 545 183 23 502 966 899 39 513 697 476
4 Belanja Subsidi 141 554 230 152 068 708 183 176 176 327 304 609 475 233 696
5 Belanja Hibah 590 216 733 970 497 912 814 249 474 959 567 572 1 308 834 960
6 Belanja Bantuan Sosial 1 118 118 592 1 116 894 225 1 236 342 114 2 143 352 196 3 150 568 552
7 Belanja Bantuan Keuangan 928 085 539 1 201 962 657 1 575 127 550 1 248 087 995 1 327 771 364
8 Pengeluaran Tidak Terduga 461 862 983 323 263 656 265 941 707 587 850 730 939 916 023
134
RATA-RATA Investasi Asing dan Pertumbuhan Ekonomi Provinsi Indonesia selama 5 Tahun
(2012-2016)