Anda di halaman 1dari 33

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Untuk mensukseskan program indonesia sehat melalui pendekatan
keluarga, Puskesmas melakukan pendekatan keluarga diwilayah kerjanya
melalui kunjungan rumah sehingga setiap anggota rumah tanga dapat
terpantau kondisi kesehatannya. Pendekatan keluarga merupakan strategi
pendekatan pelayana terintegrasu antara upaya kesehatan perorangan dan
upaya kesehtan masyarakat yang didasari oleh data dan informasi profil
kesehatan keluarga.
Pendekatan keluarga sehat melalui kunjungan rumah oleh petugas
kesehatan, tidak hanya sekedar mengumpulkan data kesehtan keluarga, tetapi
juga diharapkan agar keluarga mampu mengenali masalah kesehatannya,
upaya mengatasinya serta memotivasi agar keluarga diwilayah kerja
Puskesmas tersebut mampu melakukan upaya pencegahan serta peningkatan
status kesehtan keluarganya dengan mengoptimalkan potensi dan
kemampuannya.
Keluarga merupakan unit terkecil dari masyarakat, masalah kesehatan
yang dialami oleh keluarga-keluarga disatu wilayah administrasi, akan
menjadi masalah kesehatan masyarakat. Hal ini harus dipahami oleh kepala
Puskesmas dan jajarannya tentang pentingnya upaya memberdayakan
keluarga untuk hidup sehat, melalui pendataan keluarga sehat. Mengingat
penting dan strategisnya program keluarga sehat tersebut, maka diperlukan
penguatan kompetensi tenaga kesehatan melalui pelatihan.
Salah satu rangkaian dalam proses pembelajaran keluarga sehat adalah
praktik lapangan (PL), dimana kegiatan PL ini adalah sebagai bentuk
penerapan materi pembelajaran terutama untuk materi komunikasi dan materi
manajemen pendekatan keluarga.

1
1.2 Tujuan
Pelaksanaan praktik lapangan (PL) ini tidak semata untuk
pengumpulan data dalam rangka mempraktikkan cara pengumpulan data
untuk pengisian Prokesga. Data yang dikumpulkan saat pelaksanaan
praktik dapat dimanfaatkan Puskesmas sebagai data dasar (baseline data)
untuk mendapat informasi indeks keluarga sehat diwilayah yang
digunakan sebagai fokul praktek lapangan (PL)
a. Tujuan khusus
Setelah selesai melakukan praktik lapangan (PL) peserta mampu
melakukan manajemen pendekatan keluarga dengan kunjungan rumah.
b. Tujuan umum
1. Melakukan komunikasi efektif pada saat melakukan pendataan
keluarga
2. Melakukan manajemen pendekatan keluarga dengan :
 Pendataan keluarga dengan menggunakan instrumen keluarga
sehat manual.
 Intervensi : penyampaian pesan kepada individu dan keluarga
yang dikunjungi
 Pengecekan hasil pengumpulan data (cleaning data)
 Pengentrian data hasil pendataan keluarga dengan bantuan
aplikasi keluarga sehat
 Analisis perhitungan indeks keluarga sehat (IKS) untuk
mengidentifikasi masalah

1.3 Sasaran
Sasaran praktek lapangan adalah 5 keluarga di Kelurahan Nan Balimo
Kota Solok

1.4 Waktu dan tempat


Praktek lapagan dilakukan pada tanggal 5 Februari 2019 di Kelurahan
Nan Balimo Kota Solok Provinsi Sumatera Barat

2
BAB II
PROGRAM INDONESIA SEHAT PENDEKATAN KELUARGA
(PISPK)

2.1 Persiapan Pendataan


Persiapan pendataan meliputi kegiatan-kegiatan sebagai berikut:
1. Melakukan inventarisasi data jumlah keluarga di wilayah kerja.
Puskesmas ber-koordinasi dengan kelurahan, kecamatan, serta data
kependudukan dan catatan sipil.
2. Menyiapkan instrumen pendataan
Instrumen yang perlu disiapkan dalam proses pengumpulan data
kesehatan keluarga adalah:
a. Formulir Prokesga, yang dapat berbentuk tercetak atau elektronik.
Instrumen ini merupakan sarana untuk merekam dan menyimpan data-
data sebagai berikut:
1) Data anggota keluarga berupa umur, jenis kelamin, status
perkawinan, kehamilan, tingkat pendidikan, dan jenis pekerjaan.
2) Data kesehatan keluarga terkait penyakit hipertensi,
tuberkulosis, dan gangguan jiwa.
3) Perilaku individu anggota keluarga terkait merokok, mengikuti
program KB, memantau pertumbuhan dan perkembangan balita,
memberikan ASI eksklusif, buang air besar (BAB), dan
penggunaan air bersih.
4) Data lingkungan rumah (sarana air bersih dan jamban sehat)
b. Paket Informasi Kesehatan Keluarga (Pinkesga) yang berupa flyer
untuk diberi-kan kepada keluarga yang dikunjungi sebagai media
komunikasi, informasi dan edukasi (KIE). Flyer yang dimaksud adalah
flyer tentang Keluarga Berencana (KB), Pemeriksaan Kehamilan,
Imunisasi, ASI Eksklusif, Penimbangan Balita, Tuberkolosis,
Hipertensi, Kesehatan Jiwa, Bahaya Merokok, Sarana Air Bersih,
Jamban Sehat, dan Jaminan Kesehatan Nasional.

3
Menggandakan formulir Prokesga (jika pengumpulan data
menggunakan formulir tercetak) atau mengunduh aplikasi Keluarga Sehat (jika
pengumpulan data meng-gunakan formulir elektronik). Di samping itu, perlu
juga digandakan Pinkesga (bila jumlah yang ada belum mencukupi).

Perekrutan petugas pendataan dilaksanakan oleh pihak Puskesmas


berdasarkan pada analisis kebutuhan tenaga pendataan dengan
mempertimbangkan aspek ketersediaan tenaga di Puskesmas, jumlah keluarga
di wilayah kerja Puskesmas, luas wilayah kerja, kondisi geografis wilayah
kerja, dan pendanaan. Perekrutan petugas pendataan dapat dilaksanakan
apabila hasil dari analisis kebutuhan tenaga menyatakan bahwa membutuhkan
tenaga tambahan. Petugas pendataan yang direkrut adalah tenaga kesehatan
maupun tenaga non kesehatan.

3. Melakukan pembagian wilayah binaan


Puskesmas harus membagi wilayah kerjanya menjadi beberapa wilayah
binaan berdasarkan desa yang disesuaikan dengan luas wilayah, jumlah

4
keluarga, jumlah tenaga pendata, kondisi geografis, dan pendanaan. Setiap desa
sebagai suatu wilayah binaan memiliki seorang penanggung jawab wilayah
yang disebut Pembina Keluarga. Pendataan harus dilakukan kepada seluruh
keluarga di wilayah kerja Puskesmas (total coverage). Pendataan dilakukan
secara utuh dan tidak dilakukan setengah-setengah (maksudnya. Bila ada
keterbatasan sumber daya baik tenaga ataupun biaya maka pendataan
dilakukan untuk seluruh keluarga dalam satu desa terlebih dahulu baru
dilanjutkan ke desa berikutnya).

4. Menetapkan pembina keluarga.


Setiap tenaga kesehatan Puskesmas dapat diajukan sebagai Pembina
Keluarga. Pembina Keluarga bertanggung jawab mengumpulkan data
kesehatan keluarga, melakukan analisis Prokesga di wilayah binaannya,
melakukan koordinasi lintas program untuk intervensi permasalahan keluarga
di wilayah binaannya, serta melakukan pemantauan kesehatan keluarga.
Pembina Keluarga harus memahami secara makro/garis besar dan menyeluruh
tentang kesehatan. Pelatihan (pembekalan) Pembina Keluarga perlu dilakukan
oleh Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota.
Puskesmas dapat menjalin kerjasama dengan institusi/LSM yang sudah
berpengalaman atau dianggap mampu melakukan survei, mengumpulkan data
dan menyusunnya ke dalam bentuk database keluarga, misalnya: lembaga
pendidikan dan organisasi kemasyarakatan. Kerjasama dapat juga dilakukan
dengan pegawai kelurahan/desa, pengurus RT/RW atau Tim Penggerak PKK
setempat. Keuntungan dari kerjasama ini adalah terbangun rasa memiliki
karena mereka (pengurus RT/RW atau TP PKK) juga bertugas untuk
melakukan pembinaan. Hal yang perlu dipertimbangkan adalah, bahwa
Puskesmas tetap harus melakukan bimbingan dan pemantauan selama
pengumpulan data dan pembuatan database, karena tenaga pendata tersebut
belum tentu paham akan istilah-istilah pada bidang kesehatan.

5
2.2 Mengumpulkan dan Mengolah data

Penyusunan rencana Puskesmas perlu dikumpulkan data umum dan


khusus. Data umum mencakup: peta wilayah kerja Puskesmas, data sumber daya,
data peran serta masyarakat, serta data penduduk dan sasaran program. Data
khusus mencakup: status kesehatan, kejadian luar biasa, cakupan program
pelayanan kesehatan, dan hasil survei. Pada pendekatan keluarga perlu
ditambahkan satu kategori data lagi, yaitu data keluarga yang mencakup data tiap
keluarga dari semua keluarga yang ada di wilayah kerja Puskesmas (total
coverage).

a. Pengumpulan Data Keluarga

Pendataan keluarga secara menyeluruh dapat dilakukan sendiri oleh


Puskesmas, karena jumlah indikator keluarga hanya dua belas dan hanya
menggunakan tiga jenis formulir. Keuntungannya bila dilakukan oleh tenaga
Puskesmas adalah pada saat pendataan, sudah bisa langsung dilakukan intervensi
minimal berupa pemberian lembar informasi kesehatan dan penyuluhan kesehatan
yang sesuai dengan masalah kesehatan yang ditemui di keluarga tersebut.
Keuntungan lain dari segi pembiayaan, tentu saja akan lebih hemat. Puskesmas
harus menunjuk beberapa tenaga kesehatan Puskesmas yang ditugasi sebagai
Pembina Keluarga.

Pembina Keluarga dan/atau petugas pendataan berkoordinasi dengan ketua


RT dan RW, kepala desa berkaitan dengan jadwal pelaksanaan, pembagian
keluarga yang akan dikunjungi, dan jumlah instrumen Prokesga, sebelum
memulai pendataan. Guna memperlancar proses, pendataan sebaiknya didampingi
oleh pihak RT/RW atau kader Posyandu.

Wawancara ditunda dan buatlah janji kunjungan kembali ke keluarga


tersebut untuk melengkapi pengisian kuesioner dari responden yang belum
diwawan-carai bila responden tidak ada ditempat saat pengumpulan data. Batas
waktu kembalinya petugas untuk pengumpulan data ditentukan berdasarkan

6
kesepa-katan masing-masing daerah. Hal tersebut akan sangat tergantung kepada
frekuensi dan rentang waktu intervensi yang direncanakan oleh masing-masing
wilayah. Pengumpul data juga harus menghormati norma sosial setempat.
Kunjungan rumah diupayakan dapat diatur sedemikian rupa agar tidak meng-
ganggu kegiatan seluruh anggota keluarga.

Petugas terlebih dahulu harus menjelaskan tujuan wawancara dan


pengamatan sebelum melakukan pendataan karena pengumpulan data dilakukan
dengan wawancara dan pengamatan lingkungan rumah. Upayakan agar seluruh
rumah tangga dan anggota keluarga di dalamnya dapat didata. Petugas dapat ber-
koordinasi dengan kader Posyandu/RT/RW setempat bila ada kesulitan dalam
pengumpulan data. Kadangkala probing, yakni menggali atau memancing, dapat
digunakan sebagai teknik untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas jawaban
responden perlu dilakukan. Petugas sebaiknya memotong dan mengulang
pertanyaannya dengan kalimat yang lebih mudah dipahami oleh responden bila
responden menjawab dengan panjang lebar tetapi tidak relevan dengan
pertanyaan. Responden diberi waktu sejenak untuk berpikir bila terlihat bingung
dan tidak dapat menjawab pertanyaan.

Berikut sejumlah pengertian dan penjelasan terkait keluarga dan anggota


keluarga, yang beberapa di antaranya mengacu kepada Pedoman Riset Kesehatan
Dasar (Riskesdas) Badan Litbangkes Tahun 2013. Keluarga adalahunit terkecil
dari masyarakat yang terdiri dari kepala keluarga dan beberapa orang yang
berkumpul serta tinggal di suatu tempat, di bawah satu atap dalam keadaan saling
bergantung. Pada pendataan ini, keluarga dikategorikan men-jadi dua jenis, yaitu
keluarga inti (nuclear family) dan keluarga besar (extendedfamily).

1) Keluarga inti, adalah keluarga yang dibentuk karena ikatan perkawinan


yang direncanakan yang terdiri dari suami, istri, dan anak- anak baik
karena kelahiran (natural) maupun adopsi.
2) Keluarga besar, adalah keluarga inti ditambah orang lain yang memiliki
hubungan darah (misalnya kakek, nenek, bibi, paman, dan lain-lain) dan
juga yang tidak memiliki hubungan darah tetapi ikut tinggal atau
bermaksud tinggal selama minimal 6 bulan dan makan dalam keluarga

7
tersebut (pem-bantu, supir, dan lain-lain). keluarga besar dapat terdiri atas
beberapa keluarga inti

Berkaitan dengan hal tersebut, pada saat melakukan pendataan terdapat


beberapa hal yang perlu dicermati, yakni:

1) Jika dalam satu bangunan rumah terdiri dari satu atau lebih keluarga
inti/ keluarga besar, maka nama kepala keluarga tidak secara langsung
diambil dari kartu keluarga melainkan diambil berdasarkan status kepala
keluarga di setiap keluarga inti/keluarga besar.
2) Anggota keluarga (AK) adalah semua orang yang menjadi bagian dari
keluarga dan tinggal di keluarga tersebut, yang dijumpai pada waktu
periode pendataan di setiap wilayah. Kepala keluarga sekaligus adalah
juga AK. Orang yang telah tinggal di suatu keluarga selama 6 bulan atau
lebih, atau yang telah tinggal di keluarga kurang dari 6 bulan tetapi
berniat tinggal di keluarga tersebut selama 6 bulan atau lebih, dianggap
sebagai AK. Anggota keluarga yang telah bepergian selama 6 bulan atau
lebih dan AK yang bepergian kurang dari 6 bulan tetapi dengan tujuan
pindah/akan meninggalkan keluarga selama 6 bulan atau lebih, dianggap
bukan AK.
3) Pembantu rumah tangga, sopir, tukang kebun yang tinggal dan atau
makan di rumah majikannya dianggap sebagai AK majikannya. Tetapi
jika hanya makan saja (tidak tinggal), dianggap bukan AK majikannya.
4) Bangunan sensus atau rumah tangga yang bukan rumah tangga biasa
(RS, lembaga pemasyarakatan, panti sosial, asrama, pasar, dan lain-lain
sesuai definisi BPS), tidak diambil datanya.
5) Penghuni rumah kost yang ≤ 15 orang (termasuk AK pemilik kost),
dimasukkan ke dalam satu Prokesga.
6) Dalam kasus pemilik kost tinggal di bangunan yang sama dengan peng-
huni kost, maka apabila satu kamar diisi lebih dari satu orang dengan
hubungan keluarga baik suami/isteri/anak/sepupu/kakak/adik, semuanya
dimasukkan ke dalam satu Prokesga.

8
7) Apabila penghuni kost tinggal di bangunan yang terpisah dari pemilik
kost, maka mereka didata sebagai keluarga tersendiri.

Data keluarga dikumpulkan dengan menggunakan formulir Prokesga, yang


berbentuk tercetak atau elektronik (aplikasi).

Profil Kesehatan Keluarga mengacu kepada indikator keluarga sehat, yang untuk
saat ini ditetapkan sebanyak dua belas indikator sebagai berikut:

Data keluarga yang telah dikumpulkan, selanjutnya disimpan dalam pangkalan


data keluarga, yang selalu harus diremajakan (updated) sesuai dengan perubahan
yang terjadi di keluarga yang dijumpai pada saat dilakukan kunjungan rumah
(misalnya adanya kelahiran bayi, telah berubahnya bayi menjadi balita, sudah
diberikannya imunisasi dasar lengkap kepada bayi, dan lain-lain).

b. Penyimpanan Data
Data keluarga yang telah dikumpulkan dengan menggunakan aplikasi
program entry selanjutnya disimpan dalam pangkalan data keluarga yang
merupakansubsistem dari sistem pelaporan Puskesmas. Data-data tersebut, harus
selalu diremajakan (updated) sesuai dengan perubahan yang terjadi di keluarga

9
yang dijumpai pada saat dilakukan kunjungan rumah ulang (misalnya adanya
kelahiran bayi, telah berubahnya bayi menjadi balita, sudah diberikannya
imunisasi dasar lengkap kepada bayi, dan lain-lain).

Data keluarga ini juga dimanfaatkan untuk mengisi data pelaporan


Puskesmas yang selanjutnya akan masuk ke dalam pangkalan data di Dinas
Kesehatan Kabupaten/Kota. Dari sistem pelaporan Dinas Kesehatan
Kabupaten/Kota, data mengalir ke pangkalan data di Dinas Kesehatan Provinsi
dan akhirnya dengan sistem pelaporan Dinas Kesehatan Provinsi sampai ke
pangkalan data di Kementerian Kesehatan. Data dalam pangkalan-pangkalan data
tersebut diolah dan dianalisis, akan keluar Indeks Keluarga Sehat (IKS) pada
tingkat desa atau kelurahan, kabupaten atau kota, provinsi, dan nasional.
Bersamaan dengan itu, melalui mekanisme serupa, tentunya akan dilaporkan pula
(oleh program-program kesehatan) kemajuan Indikator Individu Sehat (IIS),
Indikator Tatanan Sehat (ITS), dan Indikator Masyarakat Sehat (IMS), sehingga
akan diketahui pula IIS, ITS dan IMS tingkat desa atau kelurahan, kabupaten atau
kota, provinsi, dan nasional. IKS, IIS, ITS, dan IMS, secara bersama-sama akan
menjadi indikator Desa/ Kelurahan Sehat, Kabupaten/Kota Sehat, Provinsi Sehat,
dan Indonesia Sehat.

c. Pengolahan Data Keluarga


Data umum dan khusus diolah dengan mengikuti kaidah-kaidah
pengolahan data, yaitu misalnya dengan menghitung rerata, moda, cakupan, dan
lain-lain. Data keluarga diolah untuk menghitung IKS masing-masing keluarga,
IKS tingkat RT/RW/ Kelurahan/Desa dan cakupan tiap indikator dalam lingkup
RT/RW/Kelurahan/Desa, serta IKS tingkat kecamatan dan cakupan tiap indikator
dalam lingkup kecamatan.
1) Menghitung Indeks Keluarga Sehat (IKS)
Formulir-formulir untuk setiap anggota keluarga dari satu keluarga yang
telah diisi, kemudian dimasukkan ke dalam formulir rekapitulasi (jika digunakan
formulir dalam bentuk aplikasi, maka rekapitulasi ini akan terjadi secara
otomatis). Contoh formulir rekapitulasi yang sudah diisi dari suatu keluarga
(contohnya Keluarga A) adalah sebagaimana tampak pada Tabel 1.

10
Tabel 1. Rekapitulasi Data Profil Kesehatan Keluarga dari Keluarga A

11
Keterangan :

= Not applicablel yang berarti indikator tersebut tidak mungkin ada pada
anggota keluarga.

N = indikator tersebut TIDAK BERLAKU untuk anggota keluarga atau


keluarga yang bersangkutan (misal: karena salah satu sudah mengikuti KB,
atau tidak dijumpai adanya penderita TB paru).

Y = kondisi/keadaan anggota keluarga atau keluarga SESUAI dengan


indikator (misal: ibu memang melakukan persalinan di fasilitas kesehatan)

T = kondisi/keadaan anggota keluarga atau keluarga TIDAK SESUAI dengan


indikator (misal: ayah ternyata merokok)

*) = Untuk indikator keluarga mengikuti KB jika salah satu pasangan sudah


mengikuti program KB (misalnya Ibu) maka penilaian terhadap pasangannya
(Ayah) Menjadi “N”, demikian sebaliknya.

*) = Untuk indikator bayi mendapatkan imunisasi dasar lengkap, jika ada salah
satu anggota keluarga berusia 12-23 bulan maka jawabannya diletakkan
pada kolom anak yang berusia 5 tahun

*) = Untuk indikator anggota keluarga tidak ada yang merokok jika jawabannya
“Ya merokok” maka dalam merekap statusnya “T”, sebaliknya jika jawabannya
“Tidak merokok” maka dalam rekapan statusnya “Y”.

Penilaian terhadap hasil rekapitulasi anggota keluarga pada satu indikator,


mengikuti persyaratan di bawah ini:

1) Jika dalam satu indikator seluruh anggota keluarga dengan status Y, maka
indikator tersebut dalam satu keluarga bernilai 1
2) Jika dalam satu indikator seluruh anggota keluarga dengan status T, maka
indikator tersebut dalam suatu keluarga bernilai 0
3) Jika dalam satu indikator seluruh anggota keluarga dengan status N maka
indikator tersebut dalam satu keluarga tetap dengan status N (tidak dihitung)

12
4) Jika dalam satu indikator ada salah satu anggota keluarga dengan status T,
maka indikator tersebut dalam satu keluarga akan bernilai 0 meskipun
didalamnya terdapat status Y ataupun N

Hasil perhitungan rekapitulasi dari semua anggota keluarga menjadi


kesimpulan keluarga, seperti terlihat pada tabel 1 kolom (L). Pada kolom ini
terlihat kesimpulan setiap indikator menjadi berkode “1”, “0” atau “N”. Dengan
menggunakan formula {1/(12-∑ N)}, artinya indeks KS dihitung berdasarkan
jumlah indikator bernilai ‘1’ dibagi jumlah indikator yang ada di keluarga (12-
∑N). Pada perhitungan diatas didapatkan skor IKS dari keluarga tersebut adalah
{1 / 12-1} = 0,636.

Selanjutnya IKS masing-masing keluarga dihitung dengan rumus:

Hasil perhitungan IKS tersebut, selanjutnya dapat ditentukan kategori kesehatan


masing-masing keluarga dengan mengacu pada ketentuan berikut:

1) Nilai indeks > 0,800 : keluarga sehat

2) Nilai indeks 0,500 – 0,800 : pra-sehat

3) Nilai indeks <0,500 : tidak sehat

Dalam contoh di atas, karena IKS Keluarga A bernilai 0,636, maka Keluarga A
termasuk kategori Keluarga Pra Sehat (IKS = 0,500 – 0,800).

b. Menghitung IKS Tingkat RT/RW/Kelurahan/Desa


IKS tingkat RT/RW/kelurahan/desa dihitung dengan rumus:

13
Hasil perhitungan IKS tersebut, selanjutnya dapat ditentukan kategori masing-
masing RT/ RW/kelurahan/desa dengan mengacu pada ketentuan berikut:

1) Nilai IKS tingkat RT/RW/Kelurahan/Desa > 0,800: RT/RW/


Kelurahan/Desa Sehat,
2) Nilai IKS tingkat RT/RW/Kelurahan/Desa = 0,500 – 0,800 : RT/RW/
Kelurahan/Desa Pra Sehat
3) Nilai IKS tingkat RT/RW/Kelurahan/Desa < 0,500 : RT/RW/
Kelurahan/Desa Tidak Sehat

Cakupan masing-masing indikator dihitung dengan rumus:

*) Jumlah seluruh keluarga yang yang memiliki indikator yang bersangkutan sama
artinya dengan jumlah seluruh keluarga yang ada di RT/RW/kelurahan/desa
dikurangi dengan jumlah seluruh keluarga yang tidak memiliki indikator yang
bersangkutan (N).

c. Menghitung IKS Tingkat Kecamatan


IKS tingkat kecamatan dihitung dengan rumus:

Hasil perhitungan IKS tersebut, selanjutnya dapat ditentukan kategori kecamatan


dengan mengacu pada ketentuan berikut:

1) Kecamatan dengan Keluarga Sehat, bila IKS tingkat kecamatan > 0,800
2) Kecamatan dengan Keluarga Pra Sehat, bila IKS tingkat kecamatan = 0,500 –
0,800
3) Kecamatan dengan Keluarga Tidak Sehat, bila IKS tingkat kecamatan < 0,500

14
BAB III

ANALISA HASIL PENILITIAN

Dari penelitian yang dilakukan terhadap keluarga sehat RT 004/ RW 004


Kelurahan Nan Balimo tahun 2018 maka didapatkan hasil sebagai berikut :

Tabel 1. Data Keluarga Sehat RT 004/ RW 004 Kelurahan Nan Balimo Tahun
2018

INDIKATOR
Pend
Kel erita Pend Pend Kelu
Kelu
uarg tuber erita erita arga
Ibu Balit arga
a Bayi kulos hiper ggn suda Kelu
mela a Angg mem
men Bayi mend is tensi jiwa h arga
kuka mend ota puny
giku mend apat paru mela mend menj mem
n apatk kelua ai
ti apat air mend kuka apatk adi puny
N persa an rga akses
KELUARGA prog imun susu apatk n an angg ai IKS
O linan pema tidak atau
ram isasi ibu an peng peng ota akses
di ntaua ada meng
Kel dasar (ASI peng obata obata Jami saran
fasili n yang guna
uarg lengk ) obata n n dan nan a air
tas pertu mero kan
a ap ekskl n secar tidak Kese bersi
kese mbu kok jamb
Ber usif sesua a ditela hatan h
hatan han an
enca i terat ntark Nasi
sehat
na stand ur an onal
ar
IRVAN
KHARISMA Y N Y Y Y N N N Y Y Y Y 1
1 PUTRA
2 ISKANDAR Y N N N N N N N T Y Y Y 0,8
3 ANDRI Y N N N N N N N T Y Y Y 0,8
4 MAIZUL T N N N N N Y N T Y Y Y 0,6
5 KARNAINI T N N N N N N N T Y Y Y 0,8
6 DASIMA N N N N N N Y N T Y Y Y 0,5
7 DEFRINALDI T N N N T N N N T Y Y Y 0,8

15
8 SRI HAYATI N N N N N N N Y Y T Y Y 0,8
9 HASRUL Y N N N N N N N T Y Y Y 0,8
10 BACHTIAR N N N N N N Y N Y T Y Y 0,5
SARBAINI
T N N N N N Y N T T Y Y 0,8
11 CANDRA
RAHMAD
Y N N N N N N N T Y Y Y 1
12 GINO SININ
13 SUNARDI Y N N N Y N N N Y Y Y Y 1
14 NURAINI N N N N N N N N Y Y Y Y 0,75
15 MUSWAR N N N N N N N N T Y Y Y 0,6
PAIDI
T N N N N N N N T Y Y Y 0,8
16 YUSUF
17 YULIADI Y N N N N N N N T Y Y Y 0,5
18 ZULKIFLI T Y N N N N N N T Y T Y 0,67
19 JAMPRIADI T N N N N N Y N T Y Y Y 0,8
20 AZHARI Y N N N N N N N T Y Y Y 0,8
HERMANSY
Y N N N N N T N T Y Y Y 0,67
21 AH
EKA
Y Y N N Y N N N T T Y Y 0,714
22 MASRONI
23 NURSIDA N N N N N N N N Y Y Y Y 1
24 M.IQBAL Y N N N Y N N N T T Y Y 0,67
25 HASNIL Y N N N N N N N T Y Y Y 0,8
JOKO
Y N N N N N N N T Y Y Y 0,8
26 SASTRO
VERY
Y Y N N N N N N T Y Y Y 0,833
27 AWAMY
DELFI
Y N N N N N N N T Y Y Y 0,8
28 INDRA
29 ASRAL Y N N N N N N N T Y Y Y 0,8
HENDRI
Y N N N N N N N T Y Y Y 0,8
30 OSWARI
31 SRI AMELIA N N N N N N N N Y Y Y Y 1
32 UPIK N N N N N N N N Y Y Y Y 1

16
33 FARIZAL Y N N N N N N N T Y Y Y 0,8
34 HAYOTO Y N N N N N N N Y Y Y Y 1
35 KHAIRUL T N N N N N N N T Y Y Y 0,6
FAUZI
T N N N N N N N T T Y Y 0,4
36 RUSDI
RAMA
Y N N N N N N N T Y Y Y 0,8
37 SIRINGGO
38 YOSMENDRI T N N N N N N N Y Y Y Y 0,6
39 YUSFARIDA N N N N N N N N T Y Y Y 0,75
40 KASRIDAN Y N N N N N N N T Y Y Y 0,8
AFDAL
Y N N N Y N N N T Y Y Y 0,833
41 MUSTIKA
42 ALFENI Y N N N Y N N N T Y Y Y 0,833
SUTAN
MUUHAMM Y N N N N N N N T Y Y Y 0,8
43 AD RAJA
NEFO
N N N N N N N N T Y Y Y 0,75
44 APRIAZA
45 APRIYANTO Y N N N N N N N T Y Y Y 0,8
NEFO
N N N N T N T N T Y Y Y 0,5
46 APRIAZA
47 ASBEN JONI T N N N N N N N Y Y Y Y 0,8
48 AFRIDON Y N N N N N N N Y Y Y Y 1
YULI
Y N N N Y N N N T Y Y Y 0,833
49 HENDRI
50 HERMAN Y N N N N N N N T Y Y Y 0,8
51 JULI Y N N N Y N N N Y Y Y Y 1
52 ZULFAHMI Y N N N N N N N T Y Y Y 0,8
53 ISMUL HADI Y N N N N N N N T Y Y Y 0,8
54 SONI RUSLI Y N N N N N N N T Y Y Y 0,8
55 JASMANTO N N N N N T N N T Y Y Y 0,6
56 DEFI PUTRA Y N N N N T Y N Y Y Y Y 0,857
57 SOFIA N N N N N N N N T Y Y Y 0,75
58 HASAN . B N N N N N N N N Y Y Y Y 1

17
N 14 55 57 57 48 56 50 57 0 0 0 0
Y 33 3 1 1 8 0 6 1 15 52 57 58

Dari 58 keluarga yang dikunjungi di Kelurahan Nan Balimo didapatkan :

1) Terdapat 37 KK kategori sehat


2) Terdapat 18 KK kategori pra sehat
3) Terdapat 3 KK kategori tidak sehat.

Tabel 2. Cakupan masing-masing indikator PIS-PK

No Indikator Cakupan Target


1 Keluarga mengikuti KB 75 % 79 %
2 Ibu bersalin di faskes 100 % 90 %
3 Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap 100% 95 %
4 Bayi diberi ASI eksklusif selama 6 bulan 100% 42 %
5 Pertumbuhan balita dipantau tiap bulan 80% 90 %
6 Penderita TB Paru berobat sesuai standar N 85 %
7 Penderita hipertensi berobat teratur 75% 100 %
8 Gangguan jiwa berat tidak ditelantarkan 100% 100 %
9 Tidak ada anggota keluarga yang merokok 25% 65 %
10 Sekeluarga menjadi anggota JKN 89% 80 %
11 Keluarga mempunyai akses terhadap air bersih 98% 90 %
12 Keluarga mempunyai akses atau menggunakan jamban sehat 100% 90 %

Dari ke 12 indikator PIS-PK, ada 4 indikator yang tertinggal :

1) Tidak ada anggota keluarga yang merokok


2) Keluarga yang mengikuti KB
3) Pertumbuhan balita dipantau tiap bulan
4) Penderita hipertensi melakukan pengobatan secara teratur

Ke empat indikator tersebut diatas perlu untuk dilakukan intervensi. Intervensi


dilakukan secara perseorangan mengingat masalah terdapat pada anggota

18
keluarga. Dalam hal ini dapat diberikan penyuluhan menggunakan Paket
Informasi Kesehatan Keluarga (PinKesGa) dengan topik merokok,keluarga
berencana , JKN, imunisasi lengkap, dan perkembangan balita.

3.1 Penetapan Prioritas masalah

Identifikasi masalah dilakukan melalui analisis data sekunder, observasi


dan wawancara dengan kepala puskesmas dan penangggung jawab program PIS
PK di Puskesmas Nan Balimo . Terdapat 12 Indikator PIS PK yaitu : Keluarga
mengikuti KB, Ibu bersalin di faskes, Bayi mendapat imunisasi dasar lengkap,
BAyi diberi ASI ekslusif selama 6 bulan , Pertumbuhan balita dipantau setiap
bulan, Penderita TB paru berobat sesuai standar, Penderita hipertensi berobat
teratur Gangguan jiwa berat tidak ditelantarkan, Tidak ada anggota keluarga yang
merokok, Sekeluarga menjadi anggota JKN , Keluarga mempunya akses terhadap
air bersih, Keluarga mempunyai akses atau meggunakan jamban sehat. .
Identifikasi masalah dilakukan pada masing-masing indikator PIS PK . Pada
capaian target indikator tersebut masih terdapat kesenjangan antara target dan
pencapaian. Berdasarkan keseluruhan indikator dipilih yang belum mencapai
target, dipilih dua masalah yang memiliki skor tertinggi berdasarkan skala
prioritas Urgens, Seriousness, Growth (USG). Penilaian dua masalah prioritas
tersebut ditentukan berdasarkan hasil turun ke lapangan . Permasalahan ini tidak
hanya dilihat dari kesenjangan antara target dan pencapaian, tetapi juga dilihat
dari Urgens, Seriousness, Growth.
Uraian empat permasalahan kesehatan yang dipilih tersebut yaitu :
1. Rendahnya cakupan keluarga mengikuti KB di RT 005 / RW 004
kelurahan Nan Balimo
2. Masih terdapatnya anggota keluarga yang merokok
3. Rendahnya penderita hipertensi melakukan pengbatan secara teratur
4. Rendahnya cakupan balita yang dipantau tiap bulan

Beberapa masalah yang ditemukan di Puskesmas Nan Balimo harus


ditentukan prioritas masalahnya dalam rangka meningkatkan mutu pelayanan

19
Puskesmas.Upaya yang dilakukan untuk menentukan prioritas masalah tersebut
adalah menggunakan teknik skoring sebagai berikut:
1. Urgensi (merupakan masalah yang penting untuk diselesaikan)
Nilai 1 : tidak penting
Nilai 2 : kurang penting
Nilai 3 : cukup penting
Nilai 4 : penting
Nilai 5 : sangat penting
2. Seriousness (tingkat keseriusan masalah)
Nilai 1 : tidak penting
Nilai 2 : kurang penting
Nilai 3 : cukup penting
Nilai 4 : penting
Nilai 5 : sangat penting
3. Growth (tingkat perkembangan masalah)
Nilai 1 : tidak penting
Nilai 2 : kurang penting
Nilai 3 : cukup penting
Nilai 4 : penting
Nilai 5 : sangat penting

3.2 Penilaian Prioritas Masalah PIS PK di Puskesmas Nan Balimo


Berdasarkan keseluruhan program yang belum mencapai target, dipilih
dua masalah yang memiliki skor tertinggi berdasarkan skala prioritas USG.
Penilaian dua masalah prioritas tersebut ditentukan berdasarkan data laporan
tahunan puskesmas dan wawancara dengan pemegang program. Permasalahan ini
tidak hanya dilihat dari kesenjangan antara target dan pencapaian, tetapi juga
dilihat dari Urgensi, Seriousness, dan Growth.

20
Tabel. Urgensi, Seriousness, Growth
Masalah U S G P Pioritas

Rendahnya cakupan 5 4 5 14 P1
keluarga mengikuti
KB di RT 005 / RW
004 kelurahan Nan
Balimo
Masih terdapatnya 5 4 4 13 P2
anggota keluarga
yang merokok
Rendahnya 5 4 3 12 P3
penderita hipertensi
melakukan
pengobatan secara
teratur
Rendahnya cakupan 4 3 2 9 P4
balita yang dipantau
tiap bulan

Adapun masalah yang menjadi prioritas utama berdasarkan skala USG adalah
Rendahnya cakupan keluarga yang mengikuti KB di wilayah kerja Puskesmas
Nan Balimo bulan maret tahun 2019 .Alasan mengapa Cakupan KB menjadi
prioritas utama karena program KB sangat penting untuk memperbaiki kesehatan
dan kesejahteraan ibu, anak, keluarga dan bangsa; Mengurangi angka kelahiran
untuk menaikkan taraf hidup rakyat dan bangsa; Memenuhi permintaan
masyarakat akan pelayanan KB dan KR yang berkualitas, termasuk upaya-upaya
menurunkan angka kematian ibu, bayi, dan anak serta penanggulangan masalah
kesehatan reproduksi.

21
3.3 Analisis Sebab Akibat Masalah

Berdasarkan Diagram Sebab Akibat dari Ishikawa (Fishbone) maka dapat


dilakukan analisis sebab akibat masalah tersebut selanjutnya diambil tindakan
perbaikan.Dari berbagai penyebab yang ditemukan maka selanjutnya dicari
alternatif pemecahan masalah tersebut.

MAN Metode

- Pengetahuan suami istri kurang - penyuluhan tetang KB, dan efek


terhadap manfaat dan tujuan KB samping serta cara mengatasinya
- tingkat pendidikan masyarakat - Memberikan reward dalam bentuk
rendah piagam dan uang kepada keluarga
- kurangnya dukungan dari suami yang ikut berperan dalam KB
- Masyarakat tidak menyukai efek
samping KB - memberikan pelatihan kepada
petugas KB
Rendahnya pencapaian
pertumbuhan KBbalita
dipuskesms Nan
dipantai tiap bulan di
- Pengetahuan suami istri Balimo sebesar 75%
- Belum tersedia - Sikap keluarga puskesmas Nan Balimo
kurang terhadap dana khusus untuk yangkurang sebesar 86%
manfaat dan tujuan KB penyuluhan- dan begitu respon
- tingkat pendidikan pembuatan terhadap
masyarakat rendah pamphlet, poster, program KB Rendahnya pencapaian
- kurangnya dukungan tentang program KB - Anggapan KB di puskesmas Nan
dari suami
Banyak anak Balimo sebesar 40%
- Masyarakat tidak - Dana untuk kader
banyak rezeki
menyukai efek samping KB masih kurang
KB

Saran Dana Lingkungan


Tab

22
3.11 Analisis Sebab Akibat Masalah

No Variabel Masalah

Faktor Penyebab Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan


Masalah

1. Manusia a. Kurangnya pengetahuan a. Memberikan informasi


tentang KB seputar KB terutama
b. Adanya anggapan bahwa manfaat, pentingnya KB
KB tidak penting dan akibat bila tidak KB
menyebabkan efek b. Memberikan pengertian
samping kepada ibu dan masyarakat
c. Kurang mengikutsertakan tentang efek samping KB
keluarga dan kurang nya dan cara mengatasinya
dukungan keluarga c. Memberikan informasi
d. Kurangnya kunjungan Menjelaskan kepada
rumah petugas kesehatan anggota keluarga akan
penting nya KB dan
pentingnya dukungan
keluarga
d. Petugas lebih aktif turun
kelapangan untuk
memberikan alat KB
kepada orangtuanya tidak
sempat ke puskesmas
ataupun pusat pelayanan
kesehatan
e. Petugas lebih aktif
melakukan kunjungan ke
rumah untuk mendata dan
memberikan penyuluhan
2. Metode a. Keterlibatan keluarga, a. Utamakan memberikan

23
terutama suami untuk informasi kepada suami dan
mendukung KB pentingnya mendukung
b. Penyuluhan saat tatap program KB
muka terlalu banyak b. Sempatkan untuk diadakan
informasi, sehingga pertemuan para orang tua
kurang efektif untuk membagi pengalaman
dan keuntungan mengenai
KB
3. Money a. Terbatasnya biaya a. Khusus pasien miskin
transportasi untuk harusnya mendapat
pergi ke pelayanan fasilitas uang
kesehatan transportasi dari rumah
b. Belum ada dana ke Puskesmas atau
khusus untuk kunjungan oleh petugas
penyuluhan imunisasi, kesehatan ke rumah
pembuatan pamphlet, b. Mengajukan dana
serta poster khusus untuk
penyuluhan KB ,
pembuatan pamphlet,
serta poster
4. Material Pemilihan jenis KB,Efek Adakan sosialisasi Program
samping dan cara megatasi KB pada seluruh staf
efek samping KB kurang Puskesmas
dipahami oleh seluruh
petugas puskesmas

- Minimnya informasi dan


penjelasa program KB

5. Machine Kurangnya informasi adanya Memberikan informasi tentang


Program KB di Pelayanan KB yang dapat dilakukan di
kesehatan Puskesmas Nan balimo serta
memberikan

24
pemahamankepada pasien
tentang manfaat KB dan
kerugian bila tidak megikuti
KB

MAN Metode

- Pengetahuan suami istri - penyuluhan tetang pertumbuhan


kurang terhadap manfaat dan balita dipantau tiap bulan, dan efek
tujuan pertumbuhan balita samping serta cara mengatasinya
dipantau tiap bulan
- Memberikan reward dalam bentuk
- tingkat pendidikan
piagam dan uang kepada keluarga yang
masyarakat rendah
ikut berperan dalam pertumbuhan
- kurangnya dukungan dari
balita dipantau tiap bulan
suami
-memberikan pelatihan kepada
petugas puskesmas

Rendahnya pencapaian
pertumbuhn balita tiap
Rendahnya pencapaian
bulan dipuskesmas Nan
-Melakukan Belum tersedia dana Sikap keluarga balimo sebesar 80%
penyuluhan yang khusus untuk penyuluhan yangkurang begitu
lebih intens terhadap dan pembuatan pamphlet, respon terhadap
pasangan usia subur poster, tentang program program
yang sudah memiliki pertumbuhan pertumbuhan balita
anak untuk balitadipantau tiap bulan dipantau tiap bulan
mengetahui
pentingnya
pertumbuhan balita
dipantau tiap bulan

Saran Dana Lingkungan

25
No Variabel Masalah

Faktor Penyebab Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan


Masalah

1. Manusia a. Kurangnya pengetahuan a) Memberikan informasi


tentang pentingnya seputar pertumbuhan
pertumbuhan balita balitaterutama manfaat,
dipantau tiap bulan pentingnya pertumbuhan
b. Adanya anggapan balita dipantau tiap
bahwapertubuhan bulan,akibat bila tidak
balitatidak penting untuk dipantau pertumbuhan
dipantau balita.
c. Kurang b) Memberikan pengertian
mengikutsertakan kepada ibu dan masyarakat
keluarga dan kurang nya tentang efek samping
dukungan keluarga pertumbuhan balita
d. Kurangnya kunjungan dipantau tiap bulan jika
rumah petugas kesehatan tidak dipantau dan cara
mengatasinya
c) Memberikan informasi
Menjelaskan kepada
anggota keluarga akan
penting nya pertumbuhan
balita dipantau tiap bulan
dan pentingnya dukungan
keluarga
d) Petugas lebih aktif turun
kelapangan untuk
memberikan layanan
pertumbuhan balita
dipantau tiap bulan kepada
orangtuanya tidak sempat

26
ke puskesmas ataupun
pusat pelayanan kesehatan
e) Petugas lebih aktif
melakukan kunjungan ke
rumah untuk mendata dan
memberikan penyuluhan
2. Metode a. Keterlibatan keluarga, a) Utamakan memberikan
terutama suami untuk informasi kepada suami
mendukung pertumbuhan dan pentingnya
balita dipantau tiap bulan mendukung program
b. Penyuluhan saat tatap pertumbuhan balita
muka terlalu banyak dipantau tiap bulan
informasi, sehingga b) Sempatkan untuk diadakan
kurang efektif pertemuan para orang tua
untuk membagi
pengalaman dan
keuntungan mengenai
pertumbuhan balita
dipantau tiap bulan
3. Money a. Terbatasnya biaya a) Khusus pasien miskin
transportasi untuk pergi harusnya mendapat
ke pelayanan kesehatan fasilitas uang transportasi
b. Belum ada dana khusus dari rumah ke Puskesmas
untuk penyuluhan atau kunjungan oleh
imunisasi, pembuatan petugas kesehatan ke
pamphlet, serta poster rumah
b) Mengajukan dana khusus
untuk penyuluhan
pertumbuhan balita
dipantau tiap bulan,
pembuatan pamphlet, serta
poster

27
4. Material a. Efek samping dan cara Adakan sosialisasi Program
megatasi efek samping pertumbuhan balita dipantau
gangguan pertumbuhan tiap bulanpada seluruh staf
balita kurang dipahami Puskesmas
oleh seluruh petugas
puskesmas

b. Minimnya informasi dan


penjelasa program
pertumbuhan balita.

5. Machine Kurangnya informasi adanya Memberikan informasi tentang


Program pertumbuhan balita pertumbuhan balita dipantau
dipantau tiap bulandi tiap bulanyang dapat dilakukan
Pelayanan kesehatan di Puskesmas Nan balimo
serta memberikan pemahaman
kepada pasien tentang manfaat
permantauan pertumbuhan
balita dan kerugian bila tidak
megikuti pertumbuhan balita
dipantau tiap bulan

28
MAN METODE

*Memberikan informasi
seputar bahaya asap
rokok terhadap kesehatan Mengadakan tinjauan
rutin terhadap individu
*Memberikan pengertian yang sedang dalam
kepada masyarakat tahap pemberhentian
bahwa kecanduan merokok
terhadap rokok dapat
diterapi dengan
pembentukan pola pikir

Rendahnya
pencapaian
anggota
keluarga yang
tidak merokok
sebesar 25%

Memberikan informasi
tentang adanya klinik
Pemberian reward dari Adakan sosialisasi
berhenti merokok di
puskesmas bagi yang mengenai bahaya asap
puskesmas nan balimo
berhasil berhenti rokokpada seluruh staf
yang dapat diakses
merokok Puskesmas
oleh masyarakat dan
membantu dalam
usaha berhenti
merokok

MONEY MATERIAL MACHINE

29
No Variabel Masalah

Faktor Penyebab Penyebab Masalah Alternatif Pemecahan


Masalah

1. Manusia a. Kurangnya pengetahuan A. Memberikan informasi


tentang bahaya dan efek seputar bahaya asap rokok
samping asap rokok terhadap kesehatan
terhadap kesehatan B. Memberikan pengertian
b. Tinggi nya tingkat kepada masyarakat bahwa
kecanduan masnyarakat kecanduan terhadap rokok
terhadap rokok sehingga dapat diterapi dengan
menjadi penyulit untuk pembentukan pola pikir
berhenti merokok

2. Metode Kurangnya pemantauan Mengadakan tinjauan rutin


kepada individu yang sedang terhadap individu yang sedang
dalam tahap pemberhentian dalam tahap pemberhentian
merokok merokok
3. Money Kurangnya pemberian reward Pemberian reward dari
dari puskesmas untuk setiap puskesmas yang berhasil
masyarakat yang berhasil berhenti merokok
berhenti merokok
4. Material Efek samping dan cara Adakan sosialisasi mengenai
megatasi efek samping bahaya asp rokokpada seluruh
merokok kurang dipahami staf Puskesmas
oleh seluruh petugas
puskesmas

5. Machine Kurangnya informasi adanya Memberikan informasi tentang


Program Klinik Berhenti adanya klinik berhenti
merokok yang dapat diakses merokok di puskesmas nan
oleh masyarakat untuk balimo yang dapat diakses oleh

30
konsultasi dan pembinaan masyarakat dan membantu
dalam usaha berhenti dalam usaha berhenti merokok
merokok

31
BAB IV

PENUTUP

4.1 Kesimpulan

Dari 58 keluarga yang dikunjungi di Kelurahan Nan Balimo Kota

Solok terdapat 37 KK kategori sehat, 18 KK kategori pra sehat dan 3 KK

kategori tidak sehat. Pasangan usia subur yang ditemui masih ada yang belum

menggunakan kontrasepsi,, masih ada anggota keluarga keluarga yang

merokok. namun masyarakat telah menggunakan air bersih , penggunaan

jamban, persalinan di fasilitas kesehatan serta pemberian asi ekslusif telah

optimal.

Berdasarkan analisis data mengunakan skala prioritas dan fish bone

didapatkan penurunan presentase anggota keluarga yang merokok di

Puskesmas Nan Balimo, Penyebab rendahnya dikarenakan kurang nya

pengetahuan tentang bahaya dan efek samping asap rokok terhadap

kesehatan. .Hal ini sangat ditentukan oleh adanya dukungan dari semua pihak

sehingga jalan menuju kearah Indonesia Sehat dan dapat dicapai sebagaimana

yang diharapkan..

32
4.2 Saran

Agar program-program kerja di puskesmas dapat berjalan dengan baik dan

masalah dapat teratasi, maka penulis menyarankan :

1. Melakukan koordinasi antar program / lintas program dan tokoh

masyarakat / lurah (lintas sector)

2. Meningkatkan penyuluhan pada masyarakat dan keluarga pra-sehat

dengan materiPHBS yang menunjang untuk menjadi keluarga sehat .

3. Mengadakan tinjauan rutin terhadap individu yang sedang dalam tahap

pemberhentian merokok.

4. Memberikan informasi tentang adanya klinik berhenti merokok di

puskesmas nan balimo yang dapat diakses oleh masyarakat dan membantu

dalam usaha berhenti merokok

33

Anda mungkin juga menyukai