Refrensi Segitiga Kecepatan 1 PDF
Refrensi Segitiga Kecepatan 1 PDF
TUGAS AKHIR
Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Teknik
Program Studi Teknik Mesin
Oleh :
Yohanes Erwan Sutarja
NIM : 055214029
i
THE CROSSFLOW TURBINE
WITH 740 OF CENTRAL ANGLE
THAT MADE FROM CUTTING PIPE LENGTHWISE
WITH BLADE RADIUS 0,875 INCH
FINAL PAPER
Presented as Fulfillment of the Requirements
For the Degree of Mechanical Engineers
Mechanical Engineering Study Programme
By :
Yohanes Erwan Sutarja
Student Number : 055214029
ii
Lari dan ikuti matahari hidupmu dengan
kemantapan dan warnailah jiwamu dengan
tantangan
Kupersembahkan teruntuk :
v
INTISARI
Turbin aliran silang banyak digunakan untuk pembangkit listrik skala mikro.
Pembuatan sudu turbin dari plat yang dilengkung sulit dilakukan oleh masyarakat.
Geometri sudu turbin aliran silang sebenarnya sama dengan geometri pipa yang
dibelah dengan busur tertentu. Penelitian ini bertujuan untuk mempelajari unjuk kerja
turbin aliran silang dengan sudu dari bilah pipa yang digunakan untuk pembangkit
listrik.
Peralatan yang digunakan adalah sebuah turbin aliran silang. Sudu turbin
dibuat dari pipa dengan diameter 1,75 inci. Diameter runner adalah 98 mm dengan
panjang runner 104 mm. Jumlah sudu pada runner 18 buah dan busur sudu 740.
Penelitian dilakukan dengan memvariasikan debit dan tinggi bukaan nosel 9 mm, 14
mm, 19 mm. Untuk menghasilkan listrik, turbin dihubungkan dengan generator.
Pengukuran daya yang dihasilkan turbin dilakukan dengan mengukur tegangan dan
arus yang dihasilkan generator pada kondisi generator diberi variasi pembebanan dari
10 W, 20 W, 30 W, 40 W, 50 W, 60 W, 70 W, 80 W, 90 W, dan 100 W. Pada setiap
pembeban, putaran turbin diukur dengan tachometer.
Turbin Aliran Silang dengan busur sudu 74o dan jumlah sudu 18 mampu
menghasilkan daya sebesar 68,9 watt pada variasi tinggi bukaan nosel 9 mm dan
debit 8,2 l/s, dan memiliki efisiensi sebesar 17,26 % pada variasi tinggi nosel 14 mm
dan debit 10,7 l/s. Semakin tinggi putaran poros, maka daya dan efisiensi yang
dihasilkan juga akan semakin kecil.
Kata kunci : Turbin aliran silang, bilah pipa.
viii
KATA PENGANTAR
Puji Syukur penulis panjatkan kepada Allah Bapa yang Maha Kasih dan
Yesus Kristus atas segala berkat dan bimbingan-Nya dalam penyusunan skripsi
Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana
Teknik pada Program Studi Teknik Mesin, Fakultas Sains dan Teknologi, Universitas
Sanata Dharma Yogyakarta, sekaligus sebagai wujud harapan dan cita-cita penulis
Penyusunan skripsi ini tidak mungkin dapat terlaksana dengan baik tanpa
adanya bantuan dan kerjasama dari berbagai pihak yang terkait. Pada kesempatan ini,
dengan segala kerendahan hati, penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada :
1. Bapak Yosef Agung Cahyanta, S.T., M.T. selaku Dekan Fakultas Sains dan
2. Bapak Budi Sugiharto, S.T., M.T. selaku Ketua Program Studi Teknik Mesin
3. Bapak Ir. FA. Rusdi Sambada, M.T. yang telah banyak membantu kami dalam
ix
5. Kepala Laboratorium Konversi Energi Jurusan Teknik Mesin Universitas
Sanata Dharma yang telah memberikan ijin dan fasilitas yang dipergunakan.
8. Drs. Dwi Sujoko M.T., Guru STM Pembangunan yang telah membantu dalam
pengelasan runner.
9. Nenekku Asmo Pawiro untuk segala petuah-petuah dan perhatian selama ini.
10. Bapak Mateus Sutardjo dan Ibu Indarti yang selalu mencurahkan tenaga,
pikiran, kasih sayang, doa serta dukungan dalam segala hal selama ini.
11. Adikku Petrus Santosa yang membuat lika-liku kehidupan ini benar-benar
nyata.
12. Teman-teman Mudika Stasi Santo Thomas dan Mudika Gregorius Margokaton
13. Teman-teman kelompok penelitian microhydro yang tidak bisa saya sebutkan
satu persatu yang telah banyak membantu selama pengambilan data dan
penyusunan skripsi.
Jurusan Teknik Mesin Universitas Sanata Dharma serta semua pihak yang tidak
x
Penulis menyadari sepenuhnya bahwa laporan ini masih jauh dari sempurna
karena keterbatasan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh karena itu, penulis
menyempurnakan laporan ini. Akhir kata, semoga laporan ini dapat berguna bagi
pembaca semua.
Penulis
xi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL .............................................................................. i
HALAMAN PENGESAHAN................................................................. iv
INTISARI................................................................................................ viii
DAFTAR TABEL................................................................................... xv
xii
BAB II. DASAR TEORI ........................................................................ 5
xiii
3.3.2. Variabel yang Diukur........................................................ 41
BAB V. PENUTUP................................................................................. 59
5.1. Saran........................................................................................... 60
LAMPIRAN
xiv
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1. Data Penelitian pada Tinggi Nosel 9 mm dan Debit 8,2 l/s
Tabel 4.2. Data Penelitian pada Tinggi Nosel 9 mm dan Debit 7,9 l/s
Tabel 4.3. Data Penelitian pada Tinggi Nosel 14 mm dan Debit 10,7 l/s
Tabel 4.4. Data Penelitian pada Tinggi Nosel 14 mm dan Debit 9,5 l/s
Tabel 4.5. Data Penelitian pada Tinggi Nosel 19 mm dan Debit 12 l/s
Tabel 4.6. Data Penelitian pada Tinggi Nosel 19 mm dan Debit 11,3 l/s
Tabel 4.7. Perhitungan pada Tinggi Nosel 9 mm dan Debit 8,2 l/s
Tabel 4.8. Perhitungan pada Tinggi Nosel 9 mm dan Debit 7,9 l/s
Tabel 4.9. Perhitungan pada Tinggi Nosel 14 mm dan Debit 10,7 l/s
xv
Tabel 4.10. Perhitungan pada Tinggi Nosel 14 mm dan Debit 9,5 l/s
Tabel 4.12. Perhitungan pada Tinggi Nosel 19 mm dan Debit 11,3 l/s
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
xvii
Gambar 4.3. Grafik Daya vs Putaran Poros dengan Tinggi Nozzle 19 mm
xviii
BAB I
PENDAHULUAN
berikut : Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA), Pembangkit Listrik Tenaga Gas
Bumi (PLTG), Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU), Pembangkit Listrik Tenaga
Diesel (PLTD), dan Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir (PLTN). Dari semuanya itu
ada sebagian yang menggunakan minyak bumi, batu bara dan gas alam.
energi yang tidak dapat diperbarui dewasa ini. Akhir-akhir ini manusia dikhawatirkan
dengan krisis menipisnya dan mahalnya energi bahan bakar fosil dan efek buruk hasil
pembakaran dari bahan bakar fosil berupa polutan yang berpotensi merusak ozon dan
potensi pemanasan global. Dan untuk mengatasi hal itu maka dikembangkan berbagai
bentuk energi alternatif dengan memanfatkan energi alam berupa energi surya, air,
dan angin.
Air merupakan salah satu sumber daya alam yang tidak terbatas jumlahnya.
Air juga memiliki potensi yang sangat besar dan dapat digunakan sebagai sumber
energi yang dapat menggantikan penggunaan energi fosil. Air merupakan sumber
1
2
energi yang bersih karena tidak menghasilkan polutan, selain itu air juga tidak
Dari data yang dikeluarkan oleh Departemen Energi dan Sumber Daya
Mineral Republik Indonesia, pemanfaatan energi air di Indonesia masih sangat kecil,
baru sekitar 25 % dari potensi yang bisa mencapai 75000 MW. Di Indonesia terdapat
1315 kawasan yang berpotensi menjadi sumber energi tenaga air, dan daerah-daerah
memiliki potensi tersebut, antara lain : Papua 22371 MW, Kalimantan 21611 MW,
Sumatera 15804 MW, Sulawesi 10203 MW, Jawa 4531 MW, Nusa Tenggara (Bali,
NTB dan NTT) 674 MW dan Maluku 430 MW. Data-data di atas merupakan sumber
pembangkit tenaga air dengan kapasitas kecil. Untuk memanfaatkan potensi tersebut
diperlukan suatu teknologi terapan agar masyarakat kecil dapat menyediakan energi
mengkonversi potensi energi air menjadi energi mekanik untuk memutar generator
(crossflow) banyak digunakan. Sudu turbin crossflow biasanya dibuat dari plat yang
dilengkungkan. Pembuatan sudu tersebut tentu saja tidak mudah, apalagi bagi
geometri pipa yang dibelah dengan besar sudut busur tertentu. Oleh karena itu, sudu
3
turbin dapat dibuat dari pipa yang dibelah, sehingga pembuatannya lebih mudah.
Pembuatan runner yang mudah akan membuat biaya yang dikeluarkan menjadi
berswadaya energi listrik. Sampai sekarang ini pemanfaatan pipa dibelah sebagai
sudu turbin crossflow tidak banyak dilakukan sehingga informasi mengenai unjuk
Informasi tentang unjuk kerja turbin crossflow dengan sudu dibuat dari pipa
yang dibelah tidak diketahui. Pada penelitian ini akan dibuat turbin crossflow dengan
sudu dari pipa yang dibelah. Turbin tersebut akan diteliti unjuk kerjanya pada
1.3.1 Tujuan
b. Mengetahui daya dan efisiensi total terbaik dari turbin crossflow dengan
1.3.2 Manfaat
mikrohidro.
secara swadaya.
dan mahal.
DASAR TEORI
Unjuk kerja turbin crossflow dipengaruhi oleh banyak parameter antara lain
adalah jumlah sudu, sudut pancaran air masuk, sudut keluar, posisi pancaran air
masuk, lintasan aliran di dalam turbin, rasio lebar, dan diameter runner, rasio
diameter dalam dan diameter luar serta manufaktur runner maupun nozzle.
Penelitian tentang turbin crossflow banyak dilakukan untuk sudu yang dibuat
dari plat yang dilengkung. Turbin crossflow yang dilengkapi dengan saluran pengarah
di dalam runner-nya pernah dibuat dan diuji (Olgun, 2000). Saluran pengarah dibuat
dengan tujuan untuk mengumpulkan dan mengarahkan air yang keluar dari sudu atas
agar dapat menuju sudu bawah dengan lebih baik. Tiga bentuk saluran telah dibuat
dan diuji dengan berbagai variasi posisi saluran pengarah serta variasi bukaan nozzle.
Penambahan saluran di dalam runner ternyata tidak menaikkan efisiensi tetapi justru
runner juga telah dilakukan (Olgun, 1998). Dalam penelitian ini digunakan 4 buah
runner. Runner yang diuji mempunyai jumlah sudu 28 buah, diameter luar 170 mm,
dan lebar 114 mm. Perbandingan diameter dalam dan diameter luar untuk tiap runner
5
6
dibuat berbeda. Perbandingan diameter dalam dan diameter luar yang digunakan
adalah 0,75, 0,65, 0,58 dan 0,54. Sudut masuk pancaran air dipilih sebesar 16o. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa efisiensi tertinggi dicapai pada perbandingan 0,75 dan
terendah pada perbandingan 0,54 dengan perbedaan sebesar 3%. Efisiensi yang biasa
semakin besar jika sudut nozzle semakin besar (Khosrowpanah, 1988). Penelitian ini
menggunakan 3 buah runner dengan jumlah sudu 20, 15, dan 10 serta 1 buah runner
dengan diameter setengah dari diameter runner yang lain, sedangkan jumlah sudunya
20. Dari penelitian ini juga didapatkan bahwa efisiensi tertinggi dari tiap runner
dicapai pada kecepatan spesifik yang sama. Semakin banyak jumlah sudu akan
memberikan efisiensi yang semakin tinggi, namun jumlah sudu tersebut ada batasnya.
Untuk sudut nozzle tertentu efisiensi maksimum dicapai pada jumlah sudu tertentu.
Ada jumlah sudu optimum untuk sudut nozzle tertentu (Joshi, 1995).
Turbin air adalah suatu mesin berputar yang mengkonversi energi dari suatu
gerakan aliran air menjadi energi mekanis. Energi mekanis ini kemudian ditransfer
melalui suatu poros untuk mengoperasikan mesin atau generator. Turbin air
7
digunakan pada Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) untuk mengubah energi
mekanik menjadi energi listrik, dengan memanfaatkan aliran dan tinggi air jatuh. Air
di bawah tekanan tinggi di dalam dam dilepaskan ke dalam suatu saluran dimana
akan menggerakkan impeler turbin sehingga menyebabkan putaran yang cepat. Daya
mekanis ini kemudian ditransfer ke generator oleh suatu poros dan kemudian akan
lokasi, karena menentukan tinggi air jatuh dan kapasitas air. Selain itu pemilihan
turbin juga tergantung dari kecepatan putar yang diminta oleh generator.
tertentu, kapasitas aliran, dan tinggi air jatuh. Oleh karena itu, turbin air
menurut tinggi air jatuh (head) dan juga prinsip kerja turbin tersebut merubah energi
air menjadi energi puntir. Berdasarkan klasifikasi ini turbin air dibagi menjadi :
Bangki (Honggaria), sehingga turbin ini disebut juga turbin Michell-Bangki. Turbin
aliran silang disebut juga turbin ossberger, yaitu arah aliran masuk air ke sudu turbin
secara radial. Air dialirkan melewati sudu-sudu jalan yang berbentuk silinder,
pertama-tama air dari luar masuk melalui sudu-sudu silinder dan kemudian dari
dalam keluar melalui sudu-sudu. Aliran air yang melewati sudu ada dua tingkatan.
Tingkatan pertama, air masuk melalui sudu atas. Daya yang dihasilkan lebih besar
dari tingkat pertama yaitu 80 % dari tingkat kedua. Tingkat kedua, air keluar melalui
sudu bagian bawah. Daya yang dihasilkan kurang lebih 20% dari daya yang
Turbin aliran silang (crossflow) sangat baik digunakan untuk pusat tenaga air
yang kecil dengan daya yang dihasilkan ± 750 KW. Ketinggian head yang bisa
digunakan yaitu diatas 1 m sampai dengan 200 m. Kapasitas aliran air 0,02 m2/detik
sampai dengan 7 m2/detik. Kecepatan putaran turbin aliran silang antara 60 rpm
sampai 200 rpm. Hal ini dipengarui oleh diameter roda jalan. Aliran turbin aliran
silang sangat besar yaitu mencapai 87,7 %. Dengan daerah daya turbin yang disebut
Pada dasarnya turbin aliran silang terdiri dari tiga bagian utama, yaitu:
1. Roda Jalan
Roda jalan (runner) turbin aliran silang terdiri dari beberapa sudu yang dipasang
2. Alat Pengarah
Alat pengarah pada turbin sering disebut dengan nozzle. Nozzle pada turbin aliran
runner turbin.
3. Rumah Turbin
Rumah turbin digunakan untuk memasang turbin agar dapat berputar. Rumah
turbin dilengkapi dengan bantalan agar poros turbin dapat berputar tanpa adanya
kecil. Untuk itu perlu adanya komponen tambahan yang disebut generator. Generator
jumlah putaran rotornya sama dengan jumlah putaran medan magnet pada stator.
Kecepatan sinkron ini dihasilkan dari kecepatan putar rotor dengan kutub-kutub
magnet yang berputar dengan kecepatan yang sama dengan medan putar pada stator.
a. Rotor
Rotor adalah bagian yang berputar yang menjadi satu dengan poros alternator
yang terdapat magnet permanen atau lilitan induksi magnet. Pada rotor
terdapat bagian yang berfungsi sebagai kutub magnet yang terletak pada sisi
luar dari lilitan. Rotor ditumpu oleh dua buah bearing, pada bagian depannya
menginduksikan ke stator.
b. Stator
Stator adalah bagian yang statis pada altenator yang berupa inti besi yang
dibungkus dengan kawat tembaga. Bagian ini berupa lilitan yang berfungsi
c. Dioda
Besarnya arus yang dihasilkan oleh motor induksi tergantung pada besarnya
dengan prinsip yang sama pada DC generator, yakni adanya arus pengumpan yang
disebut arus eksitasi saat terjadi medan magnet disekitar kumparan. Dari alternator
dapat di ukur arus (I) dan tegangan keluaran (V) yang kemudian digunakan untuk
Dari kapasitas air dan tinggi air jatuh dapat diperoleh potensi daya air yang
Pin = ρ ⋅ g ⋅ Q ⋅ H .............................................................................................2.1
Dengan :
Pada gambar 2.6 diasumsikan bahwa pancaran air dari nosel masuk ke dalam
Kecepatan air memasuki runner (V1) dihitung dengan (Mockmore, 1949, hal 6) :
V1 = C ⋅ (2 ⋅ g ⋅ H ) 2 ........................................................................................2.2
1
Dengan :
V1 = Kecepatan absolut.
runner dan β adalah sudut antara kecepatan relatif dengan kecepatan keliling
14
Alur pergerakan air pada kenyataannya tidak seperti yang terdapat dalam
(gambar 2.6) karena terdapat defleksi sebesar θ seperti dalam (gambar 2.7).
jika α1 = 16o, maka β1 = 29o, 30o atau 50o atau nilai pendekatan. (Mockmore,
Β2’ adalah sudut sudu keluar sisi atas pada keliling dalam runner. Dengan
asumsi v1 = v2 dan α1 = α2, untuk membuat aliran pancaran air radial maka besarnya
β2’ = 90o.
16
Dengan :
144 ⋅ Q ⋅ N
L= (Mockmore, 1949, hal 15)…….................…2.6
⋅ C ⋅ k ⋅ (2 ⋅ g ⋅ H )
1 1
862 ⋅ H 2 2
17
Dengan :
C = Koefisien nosel.
= 0.98
K = Faktor koreksi.
= 0.087
210,6 ⋅ Q
L ⋅ D1 = 1
(Mockmore, 1949, hal 17)......................................................2.7
2
H
Dengan :
Jarak antar sudu meliputi jarak antar sudu pancaran air masuk (s1), jarak sudu
pancaran air keluar (s2) dan jarak antar sudu (t) (gambar 2.10)
⎛r ⎞
s 2 = t ⋅ ⎜⎜ 2 ⎟⎟ (Mockmore, 1949, hal 11) .............................................................2.11
⎝ r1 ⎠
s1
t= (Mockmore, 1949, hal 10) ...............................................................2.12
sin β ⋅1
19
D1
n =π ⋅ (Mockmore, 1949, hal 17) ...............................................................2.13
t
y1 =
(0,1986 − 0,945 ⋅ k ) − d (Mockmore Banki, 1949, hal 14) ………...........2.14
D1 2
20
1
Jika u1 = ⋅ V1 ⋅ cos α 1
2
ψ = Koefisien empiris yang nilainya sekitar (0,98). (Mockmore, 1949, hal 9).
1 2
ε max = ⋅ C ⋅ (1 + ψ ) ⋅ cos 2 ⋅ α 1 (Mockmore, 1949, hal 9) .................................2.16
2
21
k. Nosel
Meliputi penampang nosel (A) dan tinggi pancaran air nosel (so)
Q
A= (Mockmore, 1949, hal 17) ...............................................................2.17
V1
A
so = (Mockmore, 1949, hal 17) ..............................................................2.18
L
1 cos β1
Tan δ = ..................................................................................2.19
2 ⎛ sin β + r2 ⎞
⎜ 1 r1 ⎟⎠
⎝
m. Perhitungan poros
Pd = fc × P (kW) .......................................................................2.20
T = 9,74 × 105..........................................................................2.21
σB
σa = (kg/mm2) .............................................................................2.22
(Sf1 × Sf 2 )
ds = diameter minimal poros (mm)
1
⎡ 5,1 ⎤ 3
d s = ⎢ × Kt × Cb × T ⎥ …................................................................................2.23
⎣τ a ⎦
QHe
P=
8,8
QH
P= (HP)..................................................................................................2.24
8,8
Dimana :
Pout = V x I .........................................................................................................2.25
Dimana :
V = Tegangan (volt)
I = Arus (ampere)
Pout
T = 9,55 × ....................................................................................................2.26
n
Dimana :
n = Putaran
Pout
η= × 100% ..................................................................................................2.27
Pin
BAB III
METODE PENELITIAN
START
STUDI PUSTAKA
PENGAMBILAN DATA
PENGOLAHAN DATA
SELESAI
24
25
Pada tahapan ini, gambar kerja dibuat. Sebelum membuat gambar kerja,
terlebih dahulu dibuat sketsa alat dan menentukan ukuran alat yang akan dibuat.
Alat uji turbin juga akan digunakan pada pelaksanaan uji prestasi. Penelitian
akan dilaksanakan dengan membuat sebuah runner dengan diameter dan panjang
yang sama dengan runner bawaan dari alat uji turbin. Sedangkan perbedaannya
terletak pada jumlah sudu, sudut sudu, bahan sudu dan proses manufacturing runner.
Runner bawaan dari alat uji turbin akan dilepas, dan digantikan dengan runner
yang akan dibuat sendiri. Sedangkan komponen lain seperti rumah runner, generator,
transmisi belt, dan puli, panel-panel listrik dan nosel akan tetap dipakai pada
penelitian ini.
kelompok studi Rekayasa Tenaga Air. Untuk menggantikan laju aliran sungai
Pompa mengalirkan air yang ditampung pada sebuah bak air kapasitas 240
liter. Air tersebut dipompakan menuju ke nozzle melalui pipa penstock berdiameter 2
inch. Untuk mengatur debit dan head masuk nosel , dipasang dua buah kran pada pipa
penstock. Air yang masuk ke nosel akan digunakan untuk memutar runner di dalam
26
rumah runner, kemudian masuk kembali ke dalam bak penampung. Poros runner
bolak-balik. Besarnya arus yang dihasilkan oleh generator tergantung pada besarnya
putaran generator dan kekuatan medan magnet. Listrik yang dihasilkan oleh generator
= 14,765 ft
= 0,283 cfs
Perhitungan :
Perancangan Turbin Aliran Silang dengan sudu jalan yang terbuat dari pipa
V = C ⋅ 2⋅ g ⋅ H
V = 30,209 ft/s
ρ = 0,5 × d1
ρ = 0,5 × 1,75
ρ = 0,875 inch
ρ = 0,326 × r1
0,875
r1 =
0,326
210 × Q
LD1 = 1
2
H
210 × 0,283
LD1 =
(15,467 ) 12
LD1 = 15,467 inch
15,467
L=
D1
15,467
L=
2,684
1
862 × (14,765) 2
N=
2,684
858,1 rpm)
29
Q
A=
V
0,283
A=
30,209
A = 0,009 ft2
A
so =
L
0,009 × 144
so =
5,763
s o = 0,225 inch
s1 = k × D1
s1 = 0,087 × 2,684
s1 = 0,233 inch
s1
t=
sin β 1
0,233
t=
[ −1
(
sin tan 2 × tan 16 0 )]
t = 0,448 inch (pada penelitian ini jarak sudu pada runner 0,673 inch)
30
π × D1
n=
t
3,14 × 2,684
n=
0,448
a = 0,17 × D1
a = 0,17 × 2,684
a = 0,456 inch (pada penelitian ini radial rim width 0,95 inch)
D2 = D1 − 2 ⋅ a
D2 = 2,684 − 2 ⋅ (0,39)
D2 = 1,904 inch (pada penelitian ini diameter dalam runner 1,96 inch)
y1 = (0,1986 – 0,945 x k) x D1
= 0,312 inch
31
Q× H
Pin =
8,8 (Mockmore, 1949, hal 8)
0,283 × 14,765
Pin =
8,8
Pin = 0,475 HP
Pturbin = Pin × η
Pturbin = 0,417 HP
o. Perhitungan Poros
1. Menghitung torsi :
Pd
T = 9,74 x 105
N
0,417
= 9,74 x 105
1234,1
= 329,11
2. Bahan poros :
σ B = 10 kg/mm2
32
σB
τa =
Sf1 × Sf 2
10
τa =
3× 4
τ a = 0,833 kg/mm2
3. Diameter poros:
1
⎡ 5,1 ⎤3
d1 = ⎢ × K t × Cb × T ⎥
⎣τ a ⎦
1
⎡ 5,1 ⎤3
= ⎢ × 1,5 × 1 × 259,336⎥
⎣ 0,833 ⎦
turbin. Kerangka turbin digunakan untuk menempatkan generator, pulley, pompa, bak
penampungan air, unit rangkaian kelistrikan dan unit turbin. Pembuatan kerangka
didasarkan pada perancangan yang telah ada. Proses pembuatan kerangka turbin :
penampungan air.
Bagian penting dari turbin aliran silang yaitu roda jalan atau runner. Proses
1. Pembuatan Sudu
Sudu turbin dibuat dari pipa yang dibelah. Pipa yang digunakan berdiameter
44,45 mm, panjang pipa untuk sudu 104 mm, dan tebal 2 mm. Pipa yang akan dibelah
diberi mal dan digaris. Tujuannya untuk memudahkan dalam pembelahan. Pipa
dibelah dengan menggunakan mesin sekrap. Pipa dibelah menjadi empat bagian
dengan besar busur sudu 740. Jumlah sudu yang digunakan dalam pembuatan turbin
18 buah.
2. Pembuatan Piringan
Piringan runner dibuat dari plat besi dengan diameter 98 mm dan tebal 5 mm
dan berjumlah 2 buah. Piringan yang dibuat menyerupai piringan pada runner turbin
turbin.
3. Pembuatan Poros
Poros dibuat dari besi pejal dengan panjang 290 mm dan diameter 28 mm.
Pembuatan poros menggunakan mesin bubut. Poros dibentuk sesuai rancangan yang
35
telah ditetapkan. Bagian tengah poros yang digunakan dalam penelitian kali ini dibuat
kecil dengan diameter 10 mm. Hal ini bertujuan untuk menghindari terjadinya
untuk membuat alur sudu pada piringan runner sehingga memudahkan pembuatan
dengan mesin CNC. Selain itu, pemasangan sudu dengan menggunakan pengerjaan
mesin CNC bertujuan agar sudu yang dipasang pada kedua piringan dapat presisi.
Komponen runner yang sudah dibuat kemudian dilas. Pertama poros dan
piringan dilas dengan menggunakan las listrik. Piringan dipasang berhadapan dengan
jarak 104 mm. Pengelasan harus dilakukan dengan benar dan teliti agar hasilnya
simetris dan tidak oleng. Kemudian piringan yang sudah di mal dengan seng
kemudian dipasangi sudu satu persatu dengan cara di las listrik. Runner yang sudah
jadi, dilakukan finishing dengan mesin bubut. Tujuannya agar permukaan turbin rata
1. Ketidaklurusan bahkan pergeseran antara poros turbin dan poros pulley turbin
2. Kebocoran antara turbin dan base frame, antara turbin dengan nozzle, dan
Rumah turbin dipasang pada kerangka dan dudukan yang telah ditetapkan.
Rumah turbin dipasang tepat diatas bak penampungan air. Sebelum pemasangan
rumah turbin pada kerangka, sebaiknya diberi sealan agar tidak terjadi kebocoran
harus lurus dengan poros turbin. Tujuanya agar putaran turbin dapat maksimal.
37
generator harus dipasang simetris dengan pulley turbin dan pulley generator diatur
agar sabuk tidak kendur. Tujuannya agar pada saat pulley berputar sabuk tidak lepas.
generator harus lurus seperti rumah turbin dan pulley turbin. Jika sudah lurus,
Pompa yang digunakan ada dua buah dan dipasang paralel. Pompa dipasang
pada tempat yang telah ditentukan. Saluran hisap pompa harus dipasang sejajar
dengan lubang pada bak penampungan. Saluran buang pipa dibuat dua, satu untuk
masuk nozzle dan satu untuk pembuangan ke bak. Pemasangan pipa harus sejajar
dengan masukan nozzle dan tegak lurus agar tidak terjadi kebocoran.
a. Runner turbin aliran silang yang sudunya dibuat dari pipa besi yang
dibelah. Diameter pipa untuk sudu 1,75 inch. Diameter runner adalah 98
mm dengan panjang runner 104 mm. Jumlah sudu yang digunakan adalah
panjang.
c. 2 buah pompa air berkapasitas 600 liter/menit, daya 327 watt, dan head
maksimum 22 meter.
e. Lampu sebagai beban dengan daya masing-masing lampu 10, 20, 30, 40,
beban.
Turbin aliran silang akan bekerja jika ada aliran air yang memiliki ketinggian
head seperti aliran sungai atau air terjun. Pada penelitian ini, aliran sungai akan
diganti dengan pompa listrik yang berkapisitas 10 l/s dan head 22 m. pompa yang
digunakan ada dua buah. Penambahan pompa dikarenakan pada saat uji coba turbin
dengan satu buah pompa, debit dan head yang dihasilkan tidak terlalu besar untuk
PHB
Konsumen (Lampu)
Bak Penampungan
Air
Pompa Air
Gambar 3.2 Urutan kerja alat uji turbin
aliran tertutup. Air yang melewati turbin akan digunakan kembali dalam proses
selanjutnya. Pompa akan megalirkan air yang ditampung pada sebuah bak dengan
kapasitas 240 liter. Air akan dipompa menuju ke nozzle melalui pipa penstock
berdiameter 2 inch. Untuk mengatur debit dipasang dua buah kran pada sisi buang
dan sisi masuk nozzle. Sedangkan untuk mengatur nozzle menggunakan kontrol yang
Air yang masuk ke nozzle akan menyembur mengenai sudu-sudu turbin. Air
akan memutar turbin dan akan kembali dalam bak penampungan. Turbin yang
berputar akan menggerakan pulley turbin dan selanjutnya akan menggerakkan pulley
terjadinya perbedaan medan magnet sehingga menghasilkan listrik. Arus listrik akan
41
disalurkan menuju PHB (Panel Hubung Bagi). Dari PHB arus akan dialirkan menuju
1. Putaran generator.
4. Tekanan pompa.
3. Beban generator : 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90 dan 100 watt.
Pada penelitian ini, turbin yang akan dibuat dirancang untuk memanfaatkan
tenaga air yang memiliki head 4,5 meter dan debit 8 l/s. Sudu dibuat dari pipa hitam
berdiameter 1,75 inch, yang dibelah dengan sudut 74o dan jumlah sudu 18 buah.
debit 8,2 l/s pada bukaan penuh, 7,9 l/s pada bukaan tengah, 7 l/s pada bukaan kecil.
Tinggi nozzle 14 mm dengan debit 10,7 l/s pada bukaan penuh, 9,5 l/s pada bukaan
42
tengah, 8,6 l/s pada bukaan kecil, dan tinggi nozzle 19 mm dengan debit 12 l/s pada
bukaan penuh, 11,3 l/s pada bukaan tengah, 9,6 l/s pada bukaan kecil. Untuk variasi
beban generatornya adalah 10, 20, 30, 40, 50, 60, 70, 80, 90 dan 100 watt.
berikut :
1. Hitung potensi daya air untuk tiap variasi debit dan ketinggian nozzle.
2. Hitung daya yang dihasilkan generator untuk tiap variasi beban generator,
3. Hitung efisiensi total untuk tiap variasi beban generator, tinggi bukaan
dengan daya dan grafik hubungan putaran turbin dengan efisiensi total
Pengujian menggunakan turbin aliran silang dengan busur sudu 74o dan
jumlah sudu 18 yang dibuat dari pipa dibelah, runner yang digunakan ini adalah
runner yang dibuat oleh peneliti. Data yang diperoleh dari sarana penelitian
adalah dengan variasi tinggi bukaan nozzle, debit, dan variasi beban.
Data yang diperoleh dari penelitian dengan variasi debit dan bukaan nozzle
sebagai berikut :
Tabel 4.1. Data penelitian pada tinggi nozzle 9 mm dan debit 8,2 l/s tekanan 10 Psi
Beban Arus Tegangan Putaran
No
(Watt) (Ampere) (Volt) (Rpm)
1 10 0,21 185 838,3
2 20 0,23 170 831,2
3 30 0,23 165 823,4
4 40 0,24 155 822,1
5 50 0,36 150 821,4
6 60 0,36 140 816,7
7 70 0,48 140 813,1
8 80 0,49 135 805,7
9 90 0,51 130 797,6
10 100 0,53 130 781,8
44
45
Tabel 4.2. Data penelitian pada tinggi nozzle 9 mm dan debit 7,9 l/s tekanan 8,5 Psi
No Beban Arus Tegangan Putaran
(Watt) (Ampere) (Volt) (Rpm)
1 10 0,13 175 823,7
2 20 0,15 160 821,3
3 30 0,20 155 818,1
4 40 0,21 145 817,5
5 50 0,29 140 812,3
6 60 0,29 130 805,4
Keterangan: beban 70, 80, 90 dan 100 watt tidak didapatkan data.
Pada tinggi nozzle 9 mm bukaan kecil yaitu dengan debit 7 l/s dan tekanan 6,5
Psi tidak didapatkan data.
Tabel 4.3. Data penelitian pada tinggi nozzle 14 mm dan debit 10,7 l/s tekanan 5 Psi
No Beban Arus Tegangan Putaran
(Watt) (Ampere) (Volt) (Rpm)
1 10 0,19 180 833,8
2 20 0,21 170 832,9
3 30 0,25 160 825,5
4 40 0,31 150 824,5
5 50 0,35 150 820,9
6 60 0,37 140 818,3
7 70 0,39 135 817,7
8 80 0,49 130 815,2
Keterangan: beban 90 dan 100 watt tidak didapatkan data.
46
Tabel 4.4. Data penelitian pada tinggi nozzle 14 mm dan debit 9,5 l/s tekanan 5 Psi
No Beban Arus Tegangan Putaran
(Watt) (Ampere) (Volt) (Rpm)
1 10 0,20 170 805,1
2 20 0,31 160 801,7
3 30 0,32 150 800,2
4 40 0,33 140 799,4
5 50 0,37 140 797,6
6 60 0,41 130 794,6
Keterangan: beban 70, 80, 90 dan 100 watt tidak didapatkan data.
Pada tinggi nozzle 14 mm bukaan kecil yaitu dengan debit 8,6 l/s dan tekanan
3,5 Psi tidak didapatkan data.
Tabel 4.5. Data penelitian pada tinggi nozzle 19 mm dan debit 12 l/s tekanan 3 Psi
No Beban Arus Tegangan Putaran
(Watt) (Ampere) (Volt) (Rpm)
1 10 0,19 160 793,4
2 20 0,21 150 791,1
3 30 0,24 140 789,9
4 40 0,28 135 785,9
5 50 0,30 130 782,2
Keterangan: beban 60, 70, 80, 90 dan 100 watt tidak didapatkan data.
Tabel 4.6. Data penelitian pada nozzle 19 mm dan debit 11,3 l/s tekanan 3 Psi
No Beban Arus Tegangan Putaran
(Watt) (Ampere) (volt) (Rpm)
1 10 0,13 150 797,7
2 20 0,17 135 782,9
3 30 0,29 130 768,3
Keterangan: beban 40, 50, 60, 70, 80, 90 dan 100 watt tidak didapatkan data.
Pada tinggi nozzle 19 mm bukaan kecil yaitu dengan debit 9,5 l/s dan tekanan
1,5 Psi tidak didapatkan data.
47
Berdasarkan data hasil penelitian, maka pengolahan data yang dapat dilakukan
sebagai berikut :
Contoh perhitungan untuk bukaan penuh debit 8,2 l/s, tinggi bukaan
= 7,03 m H2O
= 0,0082 m3/s
= 565,51 Watt
= 185 x 0,21
= 38,85 Watt
Pout
Effisiensi total (η) = × 100%
Pin
48
38,85
= × 100%
565,61
= 6,87 %
Hasil perhitungan untuk beban yang lain dituliskan dalam table berikut :
Tabel 4.7. Perhitungan pada tinggi nozzle 9 mm dan debit 8,2 l/s tekanan 10 psi
Arus Pout Pin Effisiensi Total
No
(Ampere) (Watt) (Watt) (%)
1 0,21 38,85 565,56 6,87
2 0,23 39,10 565,56 6,91
3 0,23 37,95 565,56 6,71
4 0,24 37,20 565,56 6,58
5 0,36 54,00 565,56 9,55
6 0,36 50,40 565,56 8,91
7 0,48 67,20 565,56 11,88
8 0,49 66,15 565,56 11,70
9 0,51 66,30 565,56 11,72
10 0,53 68,90 565,56 12,18
Tabel 4.8. Perhitungan pada tinggi nozzle 9 mm dan debit 7,9 l/s tekanan 8,5 psi
No Arus Pout Pin Effisiensi Total
(Ampere) (Watt) (Watt) (%)
1 0,13 22,75 463,14 4,91
2 0,15 24,00 463,14 5,18
3 0,20 31,00 463,14 6,69
4 0,21 30,45 463,14 6,57
5 0,29 40,60 463,14 8,77
6 0,29 37,70 463,14 8,14
Pada tinggi nozzle 9 mm bukaan kecil yaitu dengan debit 7 l/s dan tekanan 6,5
= 3,515 m H2O
= 0,0107 m3/s
= 368,96 Watt
= 180 x 0,19
= 34,2 Watt
Pout
Effisiensi total (η) = × 100%
Pin
34,2
= × 100%
368,96
= 9,27 %
50
Hasil perhitungan untuk beban yang lain dituliskan dalam tabel berikut:
Tabel 4.9. Perhitungan pada tinggi nozzle 14 mm dan debit 10,7 l/s tekanan 5 Psi
No Arus Pout Pin Effisiensi Total
(Ampere) (Watt) (Watt) (%)
1 0,19 34,20 369,00 9,27
2 0,21 35,70 369,00 9,67
3 0,25 40,00 369,00 10,84
4 0,31 46,50 369,00 12,60
5 0,35 52,50 369,00 14,23
6 0,37 51,80 369,00 14,04
7 0,39 52,65 369,00 14,27
8 0,49 63,70 369,00 17,26
Tabel 4.10. Perhitungan pada tinggi nozzle 14 mm dan debit 9,5 l/s tekanan 5 Psi
Arus Pout Pin Effisiensi Total
No
(Ampere) (Watt) (Watt) (%)
1 0,2 34,00 327,61 10,38
2 0,31 49,60 327,61 15,14
3 0,32 48,00 327,61 14,65
4 0,33 46,20 327,61 14,10
5 0,37 51,80 327,61 15,81
6 0,41 53,30 327,61 16,27
Pada tinggi nozzle 14 mm bukaan kecil yaitu dengan debit 8,6 l/s dan tekanan
= 2,109 m H2O
= 0,012 m3/s
= 248,27 Watt
= 160 x 0,19
= 30,4 Watt
Pout
Effisiensi total (η) = × 100%
Pin
30,4
= × 100%
248,27
= 12,24 %
52
Hasil perhitungan untuk beban yang lain dituliskan dalam tabel berikut:
Tabel 4.11. Perhitungan pada tinggi nozzle 19 mm dan debit 12 l/s tekanan 3 Psi
No Arus Pout Pin Effisiensi Total
(Ampere) (Watt) (Watt) (%)
1 0,19 30,40 248,30 12,24
2 0,21 31,50 248,30 12,69
3 0,24 33,60 248,30 13,53
4 0,28 37,80 248,30 15,22
5 0,30 39,00 248,30 15,71
Tabel 4.12. Pehitungan pada tinggi nozzle 19 mm dan debit 11,3 L/s tekanan 3 Psi
Arus Pout Pin Effisiensi Total
No
(Ampere) (Watt) (Watt) (%)
1 0,13 19,50 233,81 8,34
2 0,17 22,95 233,81 9,82
3 0,29 37,70 233,81 16,12
Pada tinggi nozzle 19 mm bukaan kecil yaitu dengan debit 9,6 l/s dan tekanan
4.3.1 Pembahasan Daya Keluaran Turbin Aliran Silang Dengan Busur Sudu 74o
80
70
60
Daya (Watt)
50
40
30
20
10
0
770 780 790 800 810 820 830 840 850
70
60
50
Daya (Watt)
40
30
20
10
0
790 800 810 820 830 840
45
40
35
30
Daya (Watt)
25
20
15
10
5
0
765 770 775 780 785 790 795 800
Dari data hasil penelitian dengan menggunakan variasi tinggi bukaan nosel 9
mm dengan variasi debit yang bekerja adalah 8,2 l/s, 7,9 l/s didapat grafik yang
menghasilkan daya maksimal terbesar sebesar 68,9 watt pada variasi tinggi bukaan
nosel 9 mm dengan debit 8,2 l/s. Dari data hasil penelitian dengan menggunakan
variasi tinggi bukaan 14 mm dengan variasi debit 10,7 l/s, 9,5 l/s didapat grafik yang
menghasilkan daya maksimal terbesar sebesar 63,7 watt pada variasi tinggi bukaan
nosel 14 mm dengan debit 10,7 l/s. Dan untuk variasi tinggi bukaan nosel 19 mm
dengan variasi debit 12 l/s, 11,3 l/s didapat grafik yang menghasilkan daya maksimal
terbesar sebesar 39 watt pada variasi tinggi bukaan nosel 19 mm dengan debit 12 l/s.
Pada tinggi bukaan nosel 9 mm dengan variasi debit 7 l/s, tinggi bukaan nosel
14 mm dengan variasi debit 8,6 l/s dan tinggi bukaan nosel 19 mm dengan variasi
debit 9,6 l/s tidak didapatkan data tegangan dan arus karena tombol on pada PHB
tidak bisa mengunci, sehingga data arus dan tegangan juga tidak bisa diperoleh. Hal
55
ini dikarenakan daya yang masuk generator tidak sesuai sehingga PHB tidak dapat
bekerja dengan baik. Sehingga tidak didapatkan grafik perbandingan putaran poros
dengan daya.
Semakin besar putaran poros, maka daya yang terjadi akan makin kecil. Hal
ini disebabkan arus yang dihasilkan semakin besar dan terjadi penurunan tegangan
karena bertambahnya beban. Setelah tercapai daya maksimum maka daya akan turun.
Kenaikan dan penurunan daya seperti dasar teori (Mock More, hal 20).
Debit air yang dipakai dalam penelitian ini tidak memenuhi kriteria daerah
penggunaan yang baik turbin crossflow ini. Debit yang baik adalah 0,02 m3/detik
sampai 7 m3/detik (Fritz Dietzel, 1996, hal 38), sedangkan yang dipakai dalam
4.3.2 Pembahasan Efisiensi Total Turbin Aliran Silang Dengan Busur Sudu 74o
dan Jumlah Sudu 18.
14
12
Efisiensi total (%)
10
8
6
4
2
0
770 780 790 800 810 820 830 840 850
20
Efisiensi total (%)
15
10
0
790 800 810 820 830 840
18
16
Efisiensi total (%)
14
12
10
8
6
4
2
0
765 770 775 780 785 790 795 800
Dari data hasil penelitian dengan menggunakan variasi tinggi bukaan nosel 9
mm dengan variasi debit yang bekerja adalah 8,2 l/s, 7,9 l/s didapat grafik yang
57
menghasilkan efisiensi total maksimal terbesar sebesar 12,18 % pada variasi tinggi
bukaan nosel 9 mm dengan debit 8,2 l/s. Dari data hasil penelitian dengan
menggunakan variasi tinggi bukaan 14 mm dengan variasi debit 10,7 l/s, 9,5 l/s
didapat grafik yang menghasilkan efisiensi total maksimal terbesar sebesar 17,26 %
pada variasi tinggi bukaan nosel 14 mm dengan debit 10,7 l/s. Dan untuk variasi
tinggi bukaan nosel 19 mm dengan variasi debit 12 l/s, 11,3 l/s didapat grafik yang
menghasilkan efisiensi total maksimal terbesar sebesar 16,12 % pada variasi tinggi
Pada tinggi bukaan nosel 9 mm dengan variasi debit 7 l/s, tinggi bukaan nosel
14 mm dengan variasi debit 8,6 l/s dan tinggi bukaan nosel 19 mm dengan variasi
debit 9,6 l/s tidak didapatkan data tegangan dan arus karena tombol on pada PHB
tidak bisa mengunci, sehingga data arus dan tegangan juga tidak bisa diperoleh. Hal
ini dikarenakan daya yang masuk generator tidak sesuai sehingga PHB tidak dapat
bekerja dengan baik. Sehingga tidak didapatkan grafik perbandingan putaran poros
dengan efisiensi.
,
Pada penelitian ini daya keluaran total tertinggi dihasilkan pada bukaan nozzle
Seharusnya effisiensi total tertinggi terjadi pada saat daya keluaran total tertinggi
juga, Hal ini disebabkan dalam perhitungan besar daya pompa, debit yang digunakan
kurang akurat. Debit yang seharusnya digunakan lebih kecil, karena semakin tinggi
head maka debit pompa akan semakin kecil. Sehingga dalam perhitungan effisiensi
58
terjadi penurunan. Untuk mengatasi masalah ini seharusnya dalam pengukuran debit
Efisiensi yang terjadi pada turbin memiliki batas maksimum. Setelah tercapai
effisiensi maksimum maka effisiensi akan turun. Kenaikan dan penurunan efisiensi
PENUTUP
5.1. KESIMPULAN
Dari hasil pengambilan data penelitian turbin aliran silang dengan variasi
1. Turbin aliran silang dengan busur sudu 74o dan jumlah sudu 18 buah,
menghasilkan daya paling tinggi sebesar 68,9 watt. Daya paling besar terjadi
pada saat debit sebesar 8,2 L/s dan bukaan tinggi nozzle 9 mm.
2. Turbin aliran silang dengan busur sudu 74o dan jumlah sudu 18 buah,
pada saat debit sebesar 10,7 L/s dan bukaan tinggi nozzle 14 mm.
3. Turbin penelitian dengan busur sudu 74o dan jumlah sudu 18 buah untuk saat
ini belum bisa diterapkan dalam masyarakat. Hal ini disebabkan karena daya
59
60
5.2. SARAN
Beberapa saran yang penting untuk penelitian pada bidang sejenis dengan
1. Dalam membuat runner hendaknya dibuat dengan tingkat kerapian dan presisi
2. Konstruksi alat uji turbin sebaiknya dibuat efektif, yaitu dengan cara
dikurangi belokan pipa saluran agar tidak terjadi rugi-rugi yang besar.
3. Ukuran rumah turbin dan runner sebaiknya dibuat presisi untuk menghindari
4. Variasi debit, beban, dan bukaan tinggi nozzle dalam penelitian ditambah,
Dietzel, F., 1996, Turbin Pompa dan Kompresor, cetakan ke-5, Penerbit Erlangga,
Jakarta
Joshi, C. B., Seshadri, V., Singh, S. N., Parametric Study on Performance of Cross-
Flow , Journal of Energy Engineering, Vol. 121, No. 1, April 1995, pp. 28-45
Khosrowpanah, S, Fiuzat, A. A., Albertson, M. L., Experimental Study of Cross-
Flow Turbine, Journal of Hydraulic Engineering, Vol. 114, No. 3, March 1988,
pp. 299-314
Mockmore, C. A., 1949, The Banki Water Turbine, Oregon State College.
Olgun, H., 2000, Effect of interior guide tubes in cross-flow turbine runner on
turbine performance, International Journal of Energy Research, Volume 24
Issue 11 , September 2000, Pages 935 – 964
Olgun, H., 1998, Investigation of the performance of a cross-flow turbine,
International Journal of Energy Research, Volume 22 Issue 11 , Pages 935 –
964
61
LAMPIRAN
Lampiran 1
Data Penelitian Turbin dengan Busur Sudu 74o dan Sudu 18 buah
1. Tinggi bukaan nozzle 9 mm dengan variasi debit 8,2 l/s, 7,9 l/s, 7 l/s
2. Tinggi bukaan nozzle 14 mm dengan variasi debit 10,7 l/s, 9,5 l/s, 8,6 l/s
3. Tinggi bukaan nozzle 19 mm dengan variasi debit 12 l/s, 11,3 l/s, 9,6 l/s
Data Penelitian Turbin dengan Busur Sudu 74o dan Sudu 28 buah
1. Tinggi bukaan nozzle 9 mm dengan variasi debit 8,2 l/s, 7,9 l/s, 7 l/s
2. Tinggi bukaan nozzle 14 mm dengan variasi debit 10,7 l/s, 9,5 l/s, 8,6 l/s
3. Tinggi bukaan nozzle 19 mm dengan variasi debit 12 l/s, 11,3 l/s, 9,6 l/s