Anda di halaman 1dari 25

LAPORAN PENDAHULUAN

ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA

OLEH :
OLGA NOVTALIA KARTIKASARI
01503180230

PROGRAM STUDI PROFESI NERS BATCH XI


FAKULTAS KEPERAWATAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS PELITA HARAPAN
TANGERANG
MARET 2019
BAB I
KONSEP KELUARGA
Pada bab ini akan membahas mengenai konsep keluarga secara umum, pengertian
keluarga, tipe keluarga, perkembangan keluarga, tahapan keluara sejahtera, tugas dan fungsi
kesehatan keluarga.

Komponen sistem keluarga (Harmoko, hal 15; 2012) :

a. Masukan (input), terdiri dari : anggota keluarga, fungsi keluarga, aturan dari keluarga
(masyarakat) sekitar (luas), budaya, agama dan sebagainya.

b. Proses (throughput), merupakan proses yang terjadi dalam melaksanakan fungsi keluarga.

c. Keluaran (output) adalah hasil dari suatu proses yang berbentuk perilaku keluarga yang
terdiri atas perilaku sosial, perilaku kesehatan, perilaku sebagai warga negara, dan lain-lain.

d. Umpan balik (feedback) adalah pengontrol dalam masukan dan proses yang ebrasal dari
keluaran.

1. Definisi Keluarga
Keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu yang diikat oleh hubungan
darah, perkawinan atau adopsi, dan tiap-tiap anggota keluarga selalu berinteraksi satu
sama lain (Harmoko, 2012).
Keluarga adalah dua atau lebih dari dua individu yang tergabung karena
hubungan darah, hubungan perkawinan atau pengangkatan dan mereka hidup dalam
satu rumah tangga, berinteraksi satu sama lain dan di dalam perannya masing-masing
mencipakan serta mempertahankan kebudayaan (Friedman, 2010).
Keluarga merupakan perkumpulan dua orang atau lebih individu yang hidup
bersama dalam keterikatan, emosional dan setiap individu memiliki peran masing-
masing yang merupakan bagian dari keluarga (Fatimah, 2010).
Menurut Mubarak (2009) keluarga adalah perkumpulan dua atau lebih individu
yang terikat oleh hubungan perkawinan, hubungan darah, ataupun adopsi, dan setiap
anggota keluarga saling berinteraksi satu dengan lainnya. Sedangkan menurut UU No.
52 Tahun 2009, mendifinisikan keluarga sebagai unit terkecil dari masyarakat yang
terdiri dari suami istri dan anaknya, atau ayah dan anaknya, atau ibu dan anaknya
(Wirdhana et al., 2012).
Sehingga dapat disimpulkan bahwa keluarga adalah sekumpulan dua orang atau
lebih yang dihubungkan oleh ikatan perkawinan, adopsi, hubungan darah, hidup dalam
satu rumah tangga, memiliki kedekatan emosional, dan berinteraksi satu sama lain.
2. Tipe Keluarga
Tipe keluarga (Harmoko, 2012) :
a. Nuclear Family
Nuclear family adalah keluarga inti yang terdiri dari ayah, ibu dan anak yang tinggal
dalam satu rumah, ditetapkan oleh sanksi-sanksi legal dalam suatu ikatan
perkawinan satu atau keduanya dapat bekerja di luar rumah.
b. Extended Family
Extended family yaitu keluarga inti ditambah dengan sanak saudara yang ikut tinggal
bersama seperti nenek, kakek, keponakan, sepupu atau yang lainnya.
c. Reconstitud Nuclear
Reconstitud nuclear yaitu pembentukan baru dari keluarga inti. Hal ini terjadi karena
terjadi perkawinan kembali suami atau istri, tinggal dalam satu rumah dengan anak-
anaknya baik bawaan dalam pernikahan lama maupun hasil dari perkawinan baru.
d. Middle Age/Aging Couple
Middle age/aging couple adalah suami sebagai pencari nafkah atau keduanya
sebagai pencari nafkah. Kemudian anak-anaknya sudah meninggalkan rumah karena
sekolah, kerja atau perkawinan.
e. Dyadic Nuclear
Dyadic nuclear adalah suami istri yang sudah berumur dan tidak mempunyai anak.
f. Single Parent
Single parent yaitu sat orang sebaga akibat perceraian atau kematian pasangannya
dan anak-anaknya dapat tinggal di rumah atau di luar rumah.
g. Dual Carier
Dual Carier yaitu suami istri bekerja tanpa memiliki anak.
h. Commuter Married
Commuter married yaitu suami istri atau keduanya berkarier dan tinggal terpisah
pada jarak tertentu.
i. Single Adult
Single adult yaitu wanita atau pria dewasa yang tinggal sendiri dengan tidak adanya
keinginan untuk menikah.
j. Three Generation
Three generation yaitu tiga generasi yang tinggal dalam satu rumah.
k. Institutional
Institutional yaitu anak-anak atau orang-orang dewasa tinggal dalam satu panti.
l. Comunal
Comunal yaitu satu rumah terdiri atas dua atau lebih pasangan yang monogami
dengan anak-anaknya dan bersama-sama dalam penyediaan fasiitas.
m. Group Marriage
Satu perumahan terdiri atas orang tua dan keturunannya di dalam satu kesatuan
keluarga dan tiap individu adalah menikah dengan yang lain dan semua adalah orang
tua dari anak-anak.
n. Unmarried parent and child
Ibu dan anak dimana perkawinan tidak dikehendaki, anaknya diadopsi.
o. Cohibing Couple
Dua orang/ satu pasangan yang tinggal bersama tanpa pernikahan.
3. Perkembangan Keluarga
Tahap perkembangan keluarga:
a. Tahap I ( keluarga pasangan baru/ beginning family)
Keluarga baru di mulai pada saat masing-masing individu, yaitu suami istri
membentuk keluarga melalui perkawinan yang sah dan meninggalkan keluarga
masing-masing, secara psikologis keluarga tersebut sudah memiliki keluarga baru.
(Harmoko, hal 52; 2012).

b. Tahap II ( keluarga dengan kelahiran anak pertama/ child bearing family)

Tahap II mulai dengan kelahiran anak pertama dan berlanjut sampai bayi berusia 30
bulan. Transisi ke masa menjadi orangtua adlah salah satu kunci dalam siklus
kehidupan keluarga. Dengan kelahiran anak pertama, keluarga menjadi kelompok
trio, membuat sistem yang permanen pada keluarga untuk pertama kalinya (yaitu,
sistem berlangsung tanpa memerhatikan hasil akhir dari pernikahan) (McGoldrick,
Heiman, & Carter, 1993 dalam Marilyn M. Friedman, hal 108: 2010).

c. Tahap III ( keluarga dengan anak prasekolah/ families with prescholl)

Tahap III siklus kehidupan keluarga dimulai ketika anak pertama berusia 2 tahun
dan diakhiri ketika anak berusia 5 tahun. Keluarga saat ini dapat terdiri dari tiga
sampai lima orang, dengan posisi pasangan suami-ayah, istri-ibu, putra-saudara laki-
laki, dan putri-saudara perempuan. Keluarga menjadi lebih kompleks dan berbeda
(Duvall & Miller, 1985 dalam Marilyn M. Friedman, hal 111: 2010).

d. Tahap IV ( keluarga dengan anak sekolah/ families with children)

Tahap ini dimulai pada saat anak tertua memasuki sekolah pada usia 6 tahun dan
berakhir pada usia 12 tahun. Pada fase ini umumnya keluarga mencapai jumlah
anggota keluarga maksimal, sehingga keluarga sangat sibuk. Selain aktifitas sekolah,
masing-masing anak memiliki aktifitas di sekolah, masing-masing akan memiliki
aktifitas dan minat sendiri. Demikian pula orang tua yang mempunyai aktifitas
berbeda dengan anak (Harmoko, hal 56; 2012).

e. Tahap V ( keluarga dengan anak remaja/ families with teenagers)

Ketika anak pertama berusia 13 tahun, tahap V dari siklus atau perjalanan kehidupan
keluarga dimulai. Biasanya tahap ini berlangsung selama enam atau tujuh tahun,
walaupun dapat lebih singkat jika anak meningglakan keluarga lebih awal atau lebih
lama jika anak tetap tinggal di rumah pada usia lebih dari 19 atau 20 tahun. Anak
lainnya yang tinggal di rumah biasanya anak usia sekolah. Tujuan utama keluarga
pada tahap anak remaja adalah melonggrakan kebebasan remaja yang lebih besar
dalam mempersiapkan diri menjadi seorang dewasa muda (Duvall & Miller, 1985
dalam Marilyn M. Friedman, hal 115: 2010).

f. Tahap VI ( keluarga dengan anak dewasa/ launching center families)

Tahap ini dimulai pada saat anak terakhir meninggalkan rumah. Lama tahap ini
bergantung pada jumlah anak dalam keluarga atau jika anak yang belum berkeluarga
dan tetap tinggal bersama orangtua. Tujuan utama pada tahap ini adalah
mengorganisasi kembali keluarga untuk tetap berperan dalam melepaskan anaknya
untuk hidup sendiri (Harmoko, hal 59; 2012).

g. Tahap VII ( keluarga usia pertengahan/ middle age families)

Tahapan ini dimulai pada saat anak yang terakhir meningglakan rumah dan berakhir
saat pensiun atau salah satu pasangan meninggal. Beberapa pasangan pada fase ini
akan dirasakan sulit karena masalah usia lanjut, perpisahan dengan anak, dan
perasaan gagal sebagai orang tua. Pada tahap ini semua anak meninggallkan rumah,
maka pasangan berfokus untuk mempertahankan kesehatan dengan berbagai
aktifitas (Harmoko, hal 60; 2012).

h. Tahap VIII ( keluarga usia lanjut)

Tahap terakhir siklus kehidupan keluarga dimulai dengan pensiun salah satu atau
kedua pasangan, dan berakhir dengan kematian pasangan lainnya (Duvall & Miller,
1985 dalam Marilyn M. Friedman, hal 122: 2010).

4. Tahapan Keluarga Sejahtera


Tahapan pencapaian tingkat kesejahteraan keluarga adalah sebagai berikut menurut
Kantor Menteri Negara Kependudukan / BBKBN (1997, hal 14) yaitu :
a. Keluarga prasejahtera
Keluarga prasejahtera adalah keluarga-keluarga yang belum dapat memenuhi
kebutuhan dasarnya seperti kebutuhan agama, sandang, pangan, papan dan
kesehatan.
b. Keluarga sejahtera tahap I
Merupakan yang dapat memenuhi kebutuhan dasar tetapi belum dapat
memenuhi kebutuhan sosial psikologisnya.
c. Keluarga sejahtera tahap II
Keluarga yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan dasar dan kebutuhan sosial
psikologisnya tetapi belum dapat memenuhi kebutuhan perkembangannya
seperti menabung dan memperoleh informasi.
d. Keluarga sejahtera tahap III
Keluarga yang dapa memenuhi kebutuhan dasar, kebutuhan sosial psikologis,
dan kebutuhan pengembangan, namun belum dapat memberikan sumbangan
maksimal tehadap masyarakat.
e. Keluarga sejahtera tahap III plus
Keluarga yang dapat memenuhi seluruh kebutuhan meliputi kebutuhan dasar,
sosial psikologis, dan pengembangan, serta dapat memberikan sumbangan
nyata dan berkelanjutan bagi masyarakat.
5. Tugas dan Fungsi Kesehatan Keluarga
Tugas keluarga (Harmoko, 2012) :
a. Pemeliharaan fisik keluarga dan para anggotanya.
b. Pemeliharaan sumber-sumber daya yang ada dalam keluarga.
c. Pembagian tugas masing-masing anggota sesuai dengan kedudukannya masing-
masing.
d. Sosialisasi antara para anggotanya.
e. Pemeliharaan antara keterlibatan anggota keluarga.
f. Pengaturan jumlah anggota keluarga.
g. Membangkitkan dorongan dan semangat para anggotanya.

Fungsi keluarga adalah ukuran dari bagaimana sebuah keluarga beroperasi sebagai unit
dan bagaimana anggota keluarga berinteraksi satu sama lain. Hal ini mencerminkan
gaya pengasuhan, konflik keluarga, dan kualitas hubungan keluarga. Fungsi keluarga
mempengaruhi kapasitas kesehatan dan kesejahteraan seluruh anggota keluarga
(Families, 2010).

Fungsi keluarga menurut Friedman (2010) :


a. Fungsi afektif
Memfasilitasi stabilisasi kepribadian orang dewasa, memenuhi kebutuhan
psikologis anggota keluarga.
b. Fungsi sosialisasi
Memfasilitasi sosialisasi primer anak yang bertujuan menjadikan anak sebagai
anggota masyarakat yang produktif serta memberikan status anggota keluarga.
c. Fungsi reproduksi
Mempertahankan komunitas keluarga selama beberapa generasi dan untuk
keberlangsungan hidup masyarakat.
d. Fungsi ekonomi
Menyediakan sumber ekonomi yang cukup dan alokasi efektifnya.
e. Fungsi perawatan kesehatan
Menyediakan kebutuhan fisik-makanan, pakaian, tempat tinggal, perawatan
kesehatan.
Terdapat 8 fungsi keluarga dan berikut penjelasannya antara lain (Wirdhana et
al., 2013) :

a. Fungsi Keagamaan : Fungsi keluarga sebagai tempat pertama seorang anak


mengenal, menanamankan dan menumbuhkan serta mengembangkan nilai-nilai
agama, sehingga bisa menjadi insan-insan yang agamis, berakhlak baik dengan
keimanan dan ketakwaan yang kuat kepada Tuhan Yang Maha Esa.

b. Fungsi Sosial Budaya : Fungsi keluarga dalam memberikan kesempatan kepada


seluruh anggota keluarganya dalam mengembangkan kekayaan sosial budaya
bangsa yang beraneka ragam dalam satu kesatuan.

c. Fungsi Cinta dan Kasih Sayang : Fungsi keluarga dalam memberikan landasan yang
kokoh terhadap hubungan suami dengan istri, orang tua dengan anak-anaknya, anak
dengan anak, serta hubungan kekerabatan antar generasi sehingga keluarga menjadi
tempat utama bersemainya kehidupan yang punuh cinta kasih lahir dan batin.

d. Fungsi Perlindungan : Fungsi keluarga sebagai tempat berlindung keluarganya dalam


menumbuhkan rasa aman dan tentram serta kehangatan bagi setiap anggota
keluarganya.

e. Fungsi Reproduksi : Fungsi keluarga dalam perencanaan untuk melanjutkan


keturunannya yang sudah menjadi fitrah manusia sehingga dapat menunjang
kesejahteraan umat manusia secara universal.

f. Fungsi Sosialisasi dan Pendidikan : Fungsi keluarga dalam memberikan peran dan
arahan kepada keluarganya dalam mendidikketurunannyasehingga dapat
menyesuaikan kehidupannya di masa mendatang.

g. Fungsi Ekonomi : Fungsi keluarga sebagaiunsur pendukung kemandirian dan


ketahanan keluarga.

h. Fungsi Pembinaan Lingkungan : Fungsi keluarga dalam memberi kemampuan


kepada setiap anggota keluarganya sehingga dapat menempatkan diri secara serasi,
selaras, dan seimbang sesuai dengan aturan dan daya dukung alam dan lingkungan
yang setiap saat selalu berubah secara dinamis.

Sementara menurut WHO (Ratnasari, 2011) fungsi keluarga terdiri dari :


a. Fungsi Biologis meliputi : fungsi untuk meneruskan keturunan, memelihara
dan membesarkan anak, memelihara dan merawat anggota keluarga, serta
memenuhi kebutuhan gizi keluarga.

b. Fungsi Psikologi meliputi : fungsi dalam memberikan kasih sayang dan rasa
aman, memberikan perhatian diantara anggota keluarga, membina
pendewasaan kepribadian anggota keluarga,serta memberikan identitas
keluarga.

c. Fungsi Sosialisasi meliputi : fungsi dalam membina sosialisasi pada anak,


meneruskan nilai-nilai keluarga, dan membina norma-norma tingkah laku
sesuai dengan tingkat perkembangan anak.

d. Fungsi Ekonomi meliputi : fungsi dalam mencari sumber-sumber


penghasilan, mengatur dalam pengunaan penghasilan keluarga dalam 8
rangka memenuhi kebutuhan keluarga, serta menabung untuk memenuhi
kebutuhan keluarga di masa mendatang.

e. Fungsi Pendidikan meliputi : fungsi dalam mendidik anak sesuai dengan


tingkatan perkembangannya, menyekolahkan anak agar memperoleh
pengetahuan, keterampilan dan membentuk perilaku anak sesuai dengan
bakat dan minat yang dimilikinya, serta mempersiapkan anak dalam
mememuhi peranannya sebagai orang dewasa untuk kehidupan dewasa di
masa yang akan datang.
BAB II
PRIORITAS MASALAH : SKORING
Pada bab ini akan menjelaskan cara menentukan prioritas masalah melalui skoring,
yaitu dimulai dari pengelompokan data, perumusan diagnosa keperawatan keluarga, tipologi
diagnosis keperawatan keluarga, dan penilaian (skoting) diagnosis keperawatan.
1. Pengelompokan data
Pngelompokan data tidak berbeda dengan analisa pada asuhan keperawatan koinik.
Perawat mengeompokkan data hasil pengkajian dalam data subjektif dan objektif.
2. Perumusan diagnosa keperawatan
Perumusan keperawatan yang dilakukan dala keluarga yaitu meliputi masalah
(problem), penyebab (etiologi), dan tanda (sign).
a. Masalah/ problem
Merupakan pernyataan yang ditandai dengan tidak terpenuhinya kebutuhan
dasar manusia yang dialami oleh keluarga atau anggota keluarga.
b. Penyebab/ etilogi
Merupakan suatu pernyataan yang dpat menyebabkan maslah degan mengacu
kepada lima tugas keluarga yaitu mengenal masalah, mengambil keputusan
yang tepat, merawat anggota keluarga, memelihara lingkungan atau
memanfaatkan fasilitas oelayanan kesehatan.
c. Tanda/ sign
Merupakan sekumpulan data subjektif dan objektif yang diperoleh perawat dari
keluarga secara langsung.
3. Tipologi diagnosa keperawatan keluarga
a. Diagnosa aktual : masalah yang sering dialami oleh keluarga dan memerlukan
bantuan perawat dengan cepat.
b. Diagnosa risiko tinggi : masalah yang belum terjadi namun tanda untuk menjadi
masalah keperawatan aktual dapat terjadi dengan cepat apabila tidak tertangani.
c. Diagnosa potensial : suatu keadaan sejahtera dari keluarga ketika keluarga
mampu memenuhi kebutuhan kesehatannya dan dapat mempunyai sumber
penunjang kesehatan yang memungkinkan dapat ditingkatkan.

Masalah keperawatan yang dapat diangkat dalam masalah keluarga masih


menggunakan daftar keperawatan yang dibuat oleh asosiasi perawat Amerika
(NANDA), yang meliputi masalah aktual, risiko dan potensial, diantaranya yaitu :
a. Gangguan proses keluarga
b. Gangguan pemeliharaan kesehatan
c. Perubahan kebutuhan nutrisi : kurang atau lebih dari kebutuhan tubuh
d. Gangguan peran menjadi orang tua
e. Gangguan pola eliminasi
f. Gangguan pola seksual
g. Risiko ketidakefektifan performa peran
4. Penilaian (skoring) diagnosa keperawatan keluarga
Skoring dalam diagnosa keperawatan dapat menggunakan skala yang telah dirumuskan
oleh Bailon dan Maglaya (1978) :
a. Tentukan skor sesuai dengan kriteria yang dibuat perawat
b. Skor dibagi dengan skor tertinggi dan dikalikan dengan bobot
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑦𝑎𝑛𝑔 𝑑𝑖𝑝𝑒𝑟𝑜𝑙𝑒ℎ
Skor = 𝑥 𝑏𝑜𝑏𝑜𝑡
𝑠𝑘𝑜𝑟 𝑡𝑒𝑟𝑡𝑖𝑛𝑔𝑔𝑖
c. Jumlahkan skor untuk semua kriteria (skor maksimum sama dengan jumlah
bobot yaitu 5
Kriteria Skor Bobot
Sifat masalah
 Tidak/kurang sehat 3
1
 Ancaman kesehatan 2
 Krisis/ keadaan sejahtera 1
Kemungkinan masalah untuk diubah
 Dengan mudah 2
2
 Hanya sebagian 1
 Tidak dapat 0
Potensial masalah untuk dicegah
 Tinggi 3
1
 Cukup 2
 Rendah 1
Menonjolnya masalah
 Masalah berat, harus segera ditangani 2
1
 Ada masalah tetapi tidak perlu segera 1
ditangani
 Masalah tidak dirasakan 0
Jumlah

Penentuan prioritas sesuai dengan kriteria skala :


- Untuk kriteria pertama yaitu prioritas utama diberikan pada tidak atau
kurang sehat karena perlu tindakan segera dan biasanya didasari oleh
keluarga
- Kriteria kedua :
a. Pengetahuan yang ada sekarang, teknologi dan tindakan menangani
masalah
b. Sumber daya keluarga : fisik, keuangan dan tenaga
c. Sumber daya perawat : pengetahuan, keterampilan dan waktu
d. Sumber daya lingkungan : fasilitas, organisasi, dan dukungan
- Kriteria ketiga yang perlu diperhatikan :
a. Kepelikan dari masalah yang berhubungan dengan penyakit atau
masalah
b. Lama masalah
c. Tindakan yang sedang dijalankan
d. Adanya kelompok beresiko untuk dicegah supaya tidak menjadi
aktual dan menjadi parah
- Kriteria keempat :
Perawat perlu menilai presepsi atau bagaimana keluarga menilai masalah
tersebut.
BAB III
PERENCANAAN ASUHAN KEPERAWATAN KELUARGA
1. Perencanaan
Rencana keperawatan keluarga merupakan kumpulan tindakan yang
direncanakan perawatuntuk dilaksanakan dalam menyelesaikan atau mengatasi
masalah kesehatan/masalahkeperawatan yang telah di identifikasi. Langkah-langkah
mengembangkan rencana asuhan keperawatan keluarga (Harmoko, hal94; 2012)
a. Menentukan sasaran atau goal
b. Menentukan tujuan dan objek
c. Menentukan pendekatan dan tindakan keperawatan yang akan dilakukan
d. Menentukan kriteria dan standar kriteria.
2. Implementasi
Pelaksanaan merupakan salah satu tahap dari proses keperawatan keluarga
dimana perawat mendapatkan kesempatan untuk membangkitkan minat
keluarga dalam mengadakan perbaikan ke arah perilaku hidup sehat. Tindakan
keperawatan keluarga mencakup hal-hal di bawah ini (Harmoko, hal 98; 2012) :
a. Menstimulasi kesehatan atau penerimaan keluarga mengenai kebutuhan
kesehatandengan cara memberikan informasi kesehatan, mengidentifikasi
kebutuhan, danharapan tentang kesehatan, serta mendorong sikap emosi yang sehat
terhadap masalah
b. Menstimulasi keluarga untuk memutuskan cara perawatan yang tepat dengan
caramengidentifikasi konsekuensi untuk tidak melakukn tindakan,
mengidentifikasisumber-sumber yang dimiliki keluarga, dan mendiskusikan
konsekuensi setiap tindakan
c. Memberikan kepercayaan diri dalam merawat anggota keluarga yang sakit dengan
caramendemonstrasikan cara perawatan, menggunakan alat dan fasilitas yang ada
di rumah,dan mengawasi keluarga melakukan perawatan
d. Membantu keluaga untuk menemukan cara membuat lingkungan menjadi sehat
denganmenemukan sumber-sumber yang dapat digunakan keluarga dan melakukan
perubahanlingkungan keluarga seoptimal mungkin
e. Memotivasi keluarga untuk memanfaatkan fasilitas kesehatan dengan
caramengenalkan fasilitas kesehatan yang ada dilingkungan keluarga cara
menggunakanfasilitas tersebut.
3. Evaluasi
Sesuai dengan rencana tindakan yang telah diberikan, tahap penilaian diberikan untuk
melihatkeberhasilannya. Bila tidak/ belum berhasil, maka perlu disusun rencana baru
yang sesuai(Harmoko, hal 100; 2012).
Diagnosa Tujuan Evaluasi Rencana Tindakan
Keperawatan Umum Khusus Kriteria Standar
Ketidakseim Setelah Setelah dilakukan - keluarga mampu - Ketidakseimbangan - berikan pendidikan kesehatan
bangan dilakukan tindakan menyebutkan ketidak nutrisi merupakan tentang ketidak seimbangan
nutrisi tindakan keperawatan seimbangan nutrisi keadaan tidak cukupnya nutrisi
kurang dari keperawatan selama 3 kali - ibu mampu memberikan asupan protein dan kalori - jelaskan kepada orang tua
kebutuhan selama 3 bulan, pertemuan, nutrisi yang tepat untuk yang dibutuhkan oleh tentang pilihan makanan yang
tubuh pada status nutrisi keluarga mampu anak seperti protein, tubuh. diperlukan oleh anak
keluarga Bp keluarga Bp Y mengenal masalah karbohidrat, lemak, - Pemilihan makanan yang - jelaskan pada orang tua tentang
Y khususnya khususnya anak tentang ketidak mineral, vitamin, dan air diperlukan untuk cara pemberian protein vit.c
pada anak R R seimbang seimbangan nutrisi - ibu dapat memberikan pertumbuhan dan dengan tepat
pada anak R dan vitamin C pada anak perkembangan seperti - jelaskan pada orang tua untuk
mampu merawat - Ibu dapat memberikan protein, karbohidrat, memonitor catatan pemasukan
anak R dengan makanan mengandung zat lemak, mineral, vitamin, nutrisi dan kalori
kriteria: besi seperti sayur, susu. dan air. - anjurkan kepada keluarga untuk
- pemasukan nutrisi - Ibu dapat memasak sayur - Pemberian vitamin C meningkatkan asupan makanan
:3 dengan tidak terlalu untuk meningkatkan yang mengandung zat besi
- pemasukan cairan matang. kekebalan tubuh. - berikan informasi yang tepat
:3 - Ibu dapat memilih - Pemberian zat besi untuk kepada keluarga dan bagaimana
- pemasukan makanan yang banyak meningkatkan cara mengolah nutrisi tersebut
makanan:3 mengandung makanan pertumbuhan tulang dan - jelaskan pada keluarga tentang
- peningkatan BB/ yang sehat dan bergizi kekuatan pada tulang. diet hidup sehat pada anak
TB:2 seperti sayuran, buah, dan - Mengolah nutrisi tidak - anjurkan keluarga untuk
- energi:3 susu. terlalu lama dan terlalu meningkatkan BB anak yang
- tonus otot :2 - Ibu mampu melakukan hal matang agar kandungan tepat
- pemasukan yang dapet membuat BB vitamin tidak larut dalam - berikan pengertian kepada
cairan:3 anak meningkat, seperti air rebusan. keluarga tentang pentingnya
memberi makanan yang - Memilih makanan yang meningkatkan nutrisi pada
bergizi. banyak mengandung anaknya
vitamin dan zat gizi untuk
meningkatkan
pertumbuhan anak
- Ibu mampu memilih - BB anak sesuai usia dan
makanan yang sesui dengan
mengandung nutrisi. pertumbuhan.
- Nutrisi adalah makanan
yang mengandung empat
komponen yaitu
karbohidrat, lemak,
protein, vitamin.
Keterlambata Setelah Setelah dilakukan - keluarga mampu - motorik kasar merupakan - ajarkan orang tua bagaimana
n dilakukan tindakan mengajarkan anak dengan perkembangan pada anak menghibur anaknya dengan
pertumbuhan tindakan keperawatan permainan “pok ame ame” meliputi gerak anak, prilaku teknik peredaan seperti
&perkemban keperawatan selama 4 kali - keluarg mampu prilaku anak. menpuk tangan (motorik kasar)
gan pd bp Y selama 6 bulan, pertemuan memberikan pujian saat - Penghargaan yang- ajarkan orang tua untuk
khususnya pertumbuhan dan keluarga mampu anaknya mampu realistik merupakan suatu memberikan penghargaan yang
pada anak R paerkembangan merawat anggota melakukan gerakan pujian kepada anak realistik untuk prilaku dan
pada keluarga bp keluarga,menggun motorik kasar. meliputi ucapan yang perkembangan anak
Y khususnya akan fasilitas - Keluarga mampu memuji. - ajarkan kepada orang tua untuk
anak R membaik kesehatan dan menemani anak ketika - Berpartisispasi pada saat berpartisipasi pada saat makan
sesuai dengan modifikasi anak sedang makan di -
makan yaitu orang tua ikut ajarkan kepada orang tua untuk
usia. lingkungan dengan meja makan serta dalam menemani ciptakan rencana untuk
kriteria: - Keluarga mampu anak makan. pertumbuhan individu setiap
- pertumbuhan dan membawa anak - Rencana pertumbuhan anak dan memperbaharui secara
perkembangan keposyandu atau tenaga merupakan suatu strategi teratur.
normal:3 kesehatan untuk untuk melihat seberapa - Ajarkan keluarga untuk
- prilaku anak yang mengetahui jauh perkembangan anak. memonitor stimulasi anak di
normal:3 perkembangan anak - Stimulasi anak yaitu dalam lingkungan
- kebutuhan - Keluarga mampu memberi rangsangan- Ajarkan orang tua untuk
stimulasi :4 memberi stimulasi anak kepada anak agar anak memberikan stimulasi berupa
- kebutuhan dasar dengan bermain dengan mampu melakukan hal rekaman instrumen
perawatan:3 anak. yang distimulasi oleh musik,sentuhan, dan gerakan
- kebutuhan emosi:3 - Keluarga mampu orang tua. secara tepat
memberikan anak
- tersedianya stimulasi dengan - Stimulasi anak yaitu - Sediakan lingkungan yang
motifasi pada mendengarkan musik, memberi rangsangan tenang nyaman setelah memberi
keluarga:3 sentuhan dan gerakan kepada anak agar anak makan untuk menghindari
- kebutuhan seprti mengajari berjalan. mampu melakukan hal tersedak
pengawasan - Keluarga mampu yang distimulasi oleh
kesehatan:3 menciptakan lingkungan orang tua.
- strategi untuk yang nyaman dan bersih - Lingkungan yang nyaman
mengatur faktor” saat anak makan. yaitu lingkungan yang
lingkungan yang tidak bising, tidak terdapat
berisiko:3 keramaian dan bersih agar
- pencegahan perhatian anak tidak
cedera:3 teralihakan.
- strategi
komunikasi pada
anak:3

Ketidakefekt Setelah Setelah dilakukan- Kedua orang tua mampu - Keluarga inti dapat- Anjurkan anggota keluarga
ifan dilakukan tindakan membina hubungan saling membangun hubungan untuk membina hubungan saling
menejemen tindakan keperawatan percaya dengan anaknya. saling percaya antara percaya
regimen keperawatan selama 3 kali- Keluarga Bpk Y mampu suami dan istri, orang tua- Dampingi keluarga untuk
terapeutik selama 3 bulan pertemuan bertahan dan dan anak-anak, serta membangun mekanisme koping
keluarga pda manajemen keluarga Bpk Y mengantisipasi sesama anak-anak. adaptif untuk mencapai
keluarga bpk regimen khususnya pada masalahnya. - Tindakan yang dapat kesepakatan sebagai orang tua
y khususnya terapeutik ibu N dan Bpk Y- Keluarga Bpk Y dalam menyesuaikan diri dan- Edukasi orang tua tentang
pda ibu dn keluarga Bpk Y mampu mengenal menyelesaikan masalah perilaku dengan potensial anggota keluarga yang
bpk khususnya pada masalah tentang dengan cara musyawarah konstruktif. Individu lebih berkomplik
ibu N dan Bpk Y ketidakefektifan - Keluarga membuat jadwal mampu bertahan dan- Anjurkan keluarga untuk
menjadi efek-tif manajemen untuk rekreasi bersama mengantisipasi menghabiskan waktu bersama
regimen terapeutik keluarga kemungkinan adanya sebagai sepasang orang tua
dan mampu bahaya. untuk memelihara sesuatu yang
mengambil - Cara pemecahan masalah memuaskan dalam hubungan
yang baik dengan keluarga
keputusan dengan- Orang tua mampu musyawarah antara- Dampingi orang tua untuk
kriteria: membagi waktu untuk keluarga dan saling mencapai keseimbangan dalam
- Mengolah menemani anaknya. menghargai, menghormati bekerja, sebagai orang tua dan
problem keluarga di setiap anggota keluarga, peran sebagai sepasang suami
:3 saling membantu. istri
- Melibatkan - Rekreasi merupakan cara
anggota keluarga untuk menghabiskan
dalam diskusi waktu untuk keluarga dan
keluarga :3 cara untuk mempererat
- Mengekpresikan hubungan keluarga.
secara terbuka - Pengaturan waktu antara
perasaan dan jam bekerja dan kumpul
emosi setiap dengan keluarganya.
anggota keluarga:
3
- Menggunakan
strategi untuk
mengolah konplik
dalam keluarga:3
- Berbagi respon
dalam tugas
keluarga :3
- Memanajemen
stabilitas
keuangan:3
DAFTAR PUSTAKA
Fatimah. (2010). Hubungan Persepsi Anak terhadap Keharmonisan Keluarga dan Pola Asuh
Orang Tua dengan Motivasi Belajar. Surakarta : UNS.
Families, C. A. S. S. (2010). The State of Victoria’s Children 2010. Victoria : Families,
Communities and Social Support.
Friedman, M. (2010). Buku ajar Keperawatan Keluarga : Riset, Teori & Praktik, edisi 5. Jakarta
: EGC.
Harmoko. (2012). Asuhan Keperawatan Keluarga. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Mubarak, C & Bambang. (2009). Ilmu Keperawatan Komunitas, Konsep dan Aplikasi. Jakarta
: Salemba Medika.
Ratnasari, N. Y. (2011). Pengaruh Pendidikan Kesehatan Activities Daily Living (ADL) Lansia
terhadap Pengetahuan dan Sikap Keluarga. Surakarta : UNS.
Wirdhana, I., Muin, E., Windrawati, W., Hendardi, A., Nuranti, A., Trihantoro, D.,
Angkawijaya, A., Isyanah, A., Suparyati, R., Marifah, K. Kusumastuti, I., Suharno,
R., Soetriningsih., Zuhdi, A., Setiadi, E., Susilo, P. (2013). Buku Pegangan Kader
BKR tentang Delapan Fungsi Keluarga. Jakarta : BKKBN.

Anda mungkin juga menyukai