Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
kecamatan sehat, merupakan gambaran masyarakat kecamatan masa depan yang ingin
dicapai melalui pembangunan kesehatan yang ditandai dengan penduduknya hidup dalam
lingkungan sehat dan dengan prilaku hidup sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau
pelayanan kesehatan yang bermutu secara adil dan merata serta memiliki derajat kesehatan
oleh puskesmas terpadu dan berkesinambungan yang sangat dibutuhkan oleh sebagian
besar masyarakat serta mempunyai nilai strategis untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat.
Indonesia serta mempunyai daya ungkit tinggi dalam mengatasi permasalahan kesehatan
nasional dan internasional yang berkaitan dengan kesakitan, kecacatan dan kematian.
setempat terutama yang bersifat KLB atau sesuai dengan tuntutan masyarakat sebagai
1
UPTD Puskesmas Jati Raya merupakan pemekaran dari Puskesmas Perumnas , dan
resmi menjadi Puskesmas Induk berdasarkan Keputusan Kepala Dinas Kesehatan Kota
Kendari Nomor 820 / 985.A yaitu tentang penetapan puskesmas pembantu Jati Raya
Letak UPTD Puskesmas Jati Raya sangat strategis dan mudah di akses oleh
masyarakat di wilayah kerja Puskesmas maupun masyarakat yang berada di luar wilayah
kerja UPTD Puskesmas Jati Raya, karena UPTD Puskesmas Jati Raya dilalui oleh jalur
transportasi dari Kota Kendari menuju Kampus Baru, dengan rata-rata kunjungan pasien
perhari sekitar 30 – 60 orang. UPTD Puskesmas Jati Raya yang merupakan Puskesmas
Rawat Jalan ditunjang oleh adanya layanan pemeriksaan Laboratorium sederhana dan
dapat melayani Pemeriksaan Malaria & Basil Tahan Asam (BTA).Sejak bulan Februari tahun
2008, UPTD Puskesmas Jati Raya bekerjasama dengan Lembaga Advokasi HIV/AIDS
(LAHA) SULTRA membuka layanan Konseling & Terapi bagi pecandu NAPZA di Kota
Kendari, dengan waktu pelayanan setiap hari Selasa dan Kamis, pukul 15.00 – 18.00 WITA.
Walaupun UPTD Puskesmas Jati Raya hanya memiliki sarana dan prasarana
Kesehatan yang sederhana serta sumber daya manusia yang terbatas, tetapi semangat
untuk memberikan pelayanan yang berkualitas dan terjangkau bagi masyarakat dalam
rangka mewujudkan Kota Kendari Sehat, menjadi niat dan tekad UPTD Puskesmas Jati
Profil puskesmas sebagai sarana informasi kesehatan dapat memberikan bukti- bukti
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan
2
1. Tujuan Instruksional Umum
Diharapkan sesudah melakukan kegiatan keterampilan klinik mahasiswa mampu
melakukan penilaian masalah kesehatan disuatu wilayah kerja sesuai standar
kompetensi dokter.
D. Manfaat
3
BAB II
ANALISIS SITUASI
A. Puskesmas
Terwujudnya UPTD Puskesmas Jati Raya Sebagai Pusat Pelayanan Kesehatan Yang
Merata Kepada Masyarakat Guna Tercapainya Kecamatan Sehat Pada Tahun 2022.
e. Meningkatkan peran serta masyarakat dan lintas sektor dalam pembangunan yang
berwawasan kesehatan.
3. Tugas Pokok
3. Membina kerjasama lintas sektoral yang terkait untuk melaksanakan pembagunan yang
berwawasan kesehatan.
4. Tujuan
standar dan peraturan yang berlaku, dengan berorientasi pada kepuasan masyarakat;
4
b. Memberikan pelayanan dengan menggunakan tenaga yang berkompeten dibidangnya
masing-masing;
c. Mewujudkan tata kelola puskesmas yang profesional, efektif, efisien, transparan dan
5. Tata Nilai
Tata nilai dalam memberikan pelayanan terdiri dari dari Profesional, Kualitas, Mandiri dan
6. Motto
Motto dalam memberikan pelayanan yaitu Melayani Setulus Hati, disingkat dengan MELATI.
1. Geografi
UPTD Puskesmas Jati Raya terletak di dalam Kota Kendari yaitu di Jalan Rambutan
Kelurahan Wowawanggu Kecamatan Kadia, dengan titik koordinat lintang 3°59'41.5"S dan
5
Anaiwoi, dan Kelurahan Bonggoeya, yang merupakan administratif kecamatan Kadia dan
2. Luas Wilayah
Luas wilayah kerja UPTD Puskesmas Jati Raya secara keseluruhan yaitu 3,42 km2, -
3. Demografi
Jumlah Penduduk dalam wilayah kerja UPTD Puskesmas Jati Raya dari data tahun 2018
Tabel 1
Jumlah Penduduk Pada Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Jati Raya
Pada Tahun 2018
JUMLAH PENDUDUK JUMLAH
NO KELURAHAN TOTAL RUMAH
LAKI-LAKI PEREMPUAN
PENDUDUK TANGGA
1 BONGGOEYA 3140 3269 6409 1492
2 WOWAWANGGU 1956 1888 3844 888
3 ANAIWOI 1068 1136 2204 490
JUMLAH 6164 6293 12457 2870
Sumber : Kantor Kelurahan Wowawanggu, Bonggoeya, Anaiwoi (2018)
6
Tabel 2.
Jumlah KK Miskin Pada Wilayah Kerja UPTD Puskesmas Jati Raya
Pada Tahun 2018
1 BONGGOEYA 130
2 WOWAWANGGU 237
3 ANAIWOI 75
JUMLAH 442
4. Program Pokok
Kegiatan pokok UPTD Puskesmas Jati Raya Kota Kendari dilaksanakan sesuai
kemampuan tenaga maupun fasilitasnya, karena kegiatan pokok di setiap Puskesmas dapat
berbeda-beda. Namun kegiatan pokok UPTD Puskesmas Jati Raya yang lazim dan
Pemeriksaan Kehamilan
Kemitraan Bidan-Dukun
7
Kunjungan rumah PUS yang tidak berKB atau DO
Pendataan BIAS
8
Pemeriksaan kontak serumah penderita Tb Paru
Survey jentik
Pelaksanaan STBM
9
i. Upaya Promosi Kesehatan
Pembinaan PHBS RT
Pembinaan Toga
j. Imunisasi
5. Fungsi Puskesmas
Berupaya menggerakkan lintas sektor dan dunia usaha wilayah kerjanya agar
1) Memiliki kesadaran, kemauan dan kemampuan melayani diri sendiri dan masyarakat
10
6) Memberikan petunjuk kepada masyarakat tentang bagaimana menggali dan
berkesinambungan :
D. Struktur Organisasi
UPTD Puskesmas Jati Raya merupakan UPTD Kota Kendari (dibawah naungan
Anggaran bertanggung jawab langsung kepada Walikota Kendari (melalui Sekretaris Kota
Kendari).
11
Gambar 1.
Struktur Organisasi UPTD Puskesmas Jati Raya
Tahun 2018
KEPALA PUSKESMAS
MASRIN, S.Gz., M.P.H.
12
E. Tujuan
1) Tujuan Umum
Profil ini diharapkan dapat memberikan gambaran kesehatan yang menyeluruh di daerah
UPTD Puskesmas Jati Raya dalam rangka meningkatkan kemampuan manajemen secara
2) Tujuan Khusus
F. Manfaat
13
BAB III
IDENTIFIKASI MASALAH
A. Analisis Masalah
Analisis masalah di Puskesmas Jati Raya pada bulan Januari –
Desember tahun 2018 terdiri dari 46 indikator dengan terbagi atas 5 upaya
kesehatan wajib, yaitu Program Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga
Berencana (KIA/KB),Promosi Kesehatan (Promkes),Kesehatan Lingkungan
(Kesling), Gizi, dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M). Adapun yang
akan dianalisis pada laporan ini adalah masalah upaya Program Wajib di
Puskesmas Jati Raya. Upaya Wajib Puskesmas Jati Raya memiliki 5
indikator yaitu Program Kesehatan Ibu dan Anak serta Keluarga Berencana
(KIA/KB),Promosi Kesehatan (Promkes),Kesehatan Lingkungan (Kesling),
Gizi, dan Pemberantasan Penyakit Menular (P2M).
Tabel 4. Analisis masalah Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas Jati Raya
bulan Januari- Oktober 2018
No Indikator Program Sasaran Cakupan Selisih
(%) (%) (%)
Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga Berencana
1 K1 100 100 0
2 K4 100 100 0
3 KN1 100 100 0
4 Persalinan 100 100 0
5 KN Lengkap 100 100 0
6 Kunjungan Nifas ke-3 100 100 0
7 Deteksi Faktor Resti 100 100 0
8 Komplikasi obstentri 100 100 0
9 Kompilkasi neonatus 100 100 0
10 Kunjungan Bayi 100 100 0
11 Pelayanan anak balita 100 100 0
12 KB Aktif 75 75 0
Imunisasi
14
13 HB 0 100 92,4 7,6
14 BCG 100 77,9 22,1
15 DPT HB HIB 1 100 79,2 20,8
16 DPT HB HIB 2 100 92,4 7,6
17 DPT HB HIB 3 100 87,9 12,1
18 Polio 1 100 81,1 18,9
19 Polio 2 100 92,2 7,8
20 Polio 3 100 94,1 5,9
21 Polio 4 100 85,2 14,8
22 IPV 100 81,1 18,9
23 Campak 100 103,9 +3,9
P2M
24 TBC 100 80 20
Kesehatan Lingkungan
25 Pemeriksaan Jaga 78 100 +22
26 Pemeriksaan Rumah 92 93,6 +1,6
27 Pemeriksaan SPAL 92 93,3 +1,6
28 PEMERIKSAAN TPS 92 94,4 +2,4
29 TTU 85 85,5 +0,5
30 TPM 89 89,2 +0,2
31 Jentik 95 95 0
32 Air minum 100 100 0
33 PDDK Akses Air minum 68 85 +17
berkualitas
34 Jumlah Sarana air bersih 100 100 0
Promosi Kesehatan
35 Posyandu 100 85 15
36 PHBS rumah tangga 85 62,17 22,83
37 Desa Siaga aktif 100 85 15
38 PHBS sekolah 100 100 0
Perbaikan Gizi Masyarakat
39 Balita yang ditimbang Bbnya 100 94,2 5,8
40 Konsumsi Garam Beryodium 100 100 0
41 Bayi 6-59 bulan mendapat 100 95,2 4,8
15
kapsul Vit.A
42 BUMIL KEK yang mendapat PMT 100 100 0
43 Balita yang mendapat makanan 100 100 0
tambahan
44 Remaja putri yang mendapat 100 92,3 7,7
TTB
45 Balita Gizi Buruk mendapat 100 100 0
perawatan
46 Bayi usia <6 bulan mendapat 100 100 0
ASI eksklusif
47 BUMIL yang mendapat TTD 100 94 6
48 Ibu nifas yang mendapat kapsul 100 100 0
Vit.a
49 BBL yang mendapat IMD 100 90 10
50 Balita yang mendapat KMS 100 96 4
51 Balita Ditimbang Yang Naik 100 92 8
Bbnya
Sumber : Data primer puskesmas Jati Raya bulan Januari – Desember 2018
B. Prioritas Masalah
Dalam penentuan prioritas masalah kita harus melalui beberapa
tahap yaitu menilai besar masalah, kegawatan masalah, kemudahan
penanggulangan dan PEARL faktor. Dalam Analisa Penyebab Masalah
dilakukan analisis secara individu oleh seorang dokter muda.
1. Besar Masalah (Kriteria A)
Penilaian besar masalah dengan menggunakan interval
menggunakan rumus sebagai berikut:
a. Kelas N = 1 + 3,3 log n
= 1 + 3,3 log 51
= 1 + 3,3 (1,7)
= 1 + 5,61
= 6,61
=7
16
Interval = ( nilai tertinggi – nilai terendah )
Jumlah kelas
= (22,83 – 0) / 7
= 22,83 / 7
= 3,26
17
balita
12 KB Aktif X 1,4
Imunisasi
13 HB 0 X 4,2
14 BCG X 10
15 DPT HB HIB 1 X 10
16 DPT HB HIB 2 X 4,2
17 DPT HB HIB 3 X 5,6
18 Polio 1 X 8,4
19 Polio 2 X 4,2
20 Polio 3 X 2,8
21 Polio 4 X 7,0
22 IPV X 8,4
23 Campak X 1,4
P2M
24 TBC X 10
Kesehatan Lingkungan
25 Pemeriksaan Jaga X 1,4
26 Pemeriksaan X 1,4
Rumah
27 Pemeriksaan SPAL X 1,4
28 PEMERIKSAAN X 1,4
TPS
29 TTU X 1,4
30 TPM X 1,4
31 Jentik X 1,4
32 Air minum X 1,4
33 PDDK Akses Air X 1,4
18
minum berkualitas
34 Jumlah Sarana air X 1,4
bersih
Promosi Kesehatan
35 Posyandu X 7,0
36 PHBS rumah X 10
tangga
37 Desa Siaga aktif X 7,0
38 PHBS sekolah X 1,4
Perbaikan Gizi Masyarakat
39 Balita yang X 2,8
ditimbang BBnya
40 Konsumsi Garam X 1,4
Beryodium
41 Bayi 6-59 bulan X 2,8
mendapat kapsul
Vit.A
42 BUMIL KEK yang X 1,4
mendapat PMT
43 Balita yang X 1,4
mendapat makanan
tambahan
44 Remaja putri yang X 4,2
mendapat TTB
45 Balita Gizi Buruk X 1,4
mendapat
perawatan
46 Bayi usia <6 bulan X 1,4
mendapat ASI
eksklusif
47 BUMIL yang X 2,8
19
mendapat TTD
48 Ibu nifas yang X 1,4
mendapat kapsul
Vit.a
49 BBL yang X 5,6
mendapat IMD
50 Balita yang X 2,8
mendapat KMS
51 Balita Ditimbang X 4,2
Yang Naik Bbnya
20
7 Deteksi Faktor Resti 2 3 4 9
8 Komplikasi obstentri 4 4 3 11
9 Kompilkasi neonatus 4 4 3 11
10 Kunjungan Bayi 1 2 4 7
11 Pelayanan anak balita 1 1 4 6
12 KB Aktif 1 2 3 6
Imunisasi
13 HB 0 5 4 5 14
14 BCG 5 4 5 14
15 DPT HB HIB 1 4 4 4 12
16 DPT HB HIB 2 4 4 4 12
17 DPT HB HIB 3 4 4 4 12
18 Polio 1 4 4 4 12
19 Polio 2 4 4 4 12
20 Polio 3 4 4 4 12
21 Polio 4 4 4 4 12
22 IPV 4 4 4 12
23 Campak 4 4 4 12
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
26 TBC 5 4 5 14
Kesehatan Lingkungan
25 Pemeriksaan Jaga 1 1 5 7
26 Pemeriksaan Rumah 2 1 5 8
27 Pemeriksaan SPAL 3 3 5 11
28 PEMERIKSAAN TPS 3 4 4 11
29 TTU 1 1 5 7
30 TPM 4 3 3 10
31 Jentik 3 4 5 12
32 Air minum 1 4 4 9
33 PDDK Akses Air minum 1 4 4 9
berkualitas
21
34 Jumlah Sarana air bersih 1 3 4 8
Promosi Kesehatan
35 Posyandu 4 2 4 10
36 PHBS rumah tangga 1 1 5 7
37 Desa Siaga aktif 1 1 3 5
38 PHBS sekolah 1 1 4 6
Perbaikan Gizi Masyarakat
39 Balita yang ditimbang 2 1 5 8
Bbnya
40 Konsumsi Garam 1 1 5 7
Beryodium
41 Bayi 6-59 bulan mendapat 1 1 5 7
kapsul Vit.A
42 BUMIL KEK yang mendapat 5 3 5 13
PMT
43 Balita yang mendapat 3 4 4 11
makanan tambahan
44 Remaja putri yang 3 3 4 10
mendapat TTB
45 Balita Gizi Buruk mendapat 5 5 5 15
perawatan
46 Bayi usia <6 bulan 5 5 5 15
mendapat ASI eksklusif
47 BUMIL yang mendapat 5 5 5 15
TTD
48 Ibu nifas yang mendapat 2 2 4 8
kapsul Vit.a
49 BBL yang mendapat IMD 5 5 5 15
50 Balita yang mendapat KMS 3 3 5 11
51 Balita Ditimbang Yang Naik 3 3 5 11
Bbnya
22
3. Penilaian Kemudahan Penanggulangan (Kriteria C)
Sangat mudah :5 Sulit :2
Mudah :4 Sangat sulit :1
Netral :3
Tabel 7. Kriteria C (Kemudahan Penanggulangan)
No Indikator program Kemudahan
penaggulangan
Kesehatan Ibu Anak dan Keluarga Berencana
1 K1
2 K4
3 KN1
4 Persalinan
5 KN Lengkap
6 Kunjungan Nifas ke-3
7 Deteksi Faktor Resti
8 Komplikasi obstentri
9 Kompilkasi neonatus
10 Kunjungan Bayi
11 Pelayanan anak balita
12 KB Aktif
Imunisasi
13 HB 0
14 BCG
15 DPT HB HIB 1
16 DPT HB HIB 2
17 DPT HB HIB 3
18 Polio 1
19 Polio 2
20 Polio 3
23
21 Polio 4
22 IPV
23 Campak
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
24 TBC
Kesehatan Lingkungan
29 Survey Jentik 3,2
30 SAB 3,4
31 SPAL 2,9
32 TPM 2,6
33 TPS 3,1
34 JAGA Sehat 2,7
Promosi Kesehatan
35 Penyuluhan Penyakit Menular 3
36 Advokasi Kesehatan 3
37 Posyandu 4
38 Posbindu 3
39 Penyuluhan KTR di Sekolah dan Instansi 3
Pemerintah
40 Survey PHBS 4
41 UKK 3
42 Pembinaan Sekolah Sehat 4
43 Pos Lansia 4
Perbaikan Gizi Masyarakat
44 D/S 4
45 Pemberian Tablet Fe 4
46 Pemberian vitamin A (usia 6-11 bulan) 3
47 N/S 3
48 MP ASI 3
49 Perawatan Balita Gizi Buruk 4
24
Terdiri dari beberapa faktor yang saling menentukan yaitu :
a. Propriety : Kesesuaian dengan program daerah/ nasional/
dunia
b. Economy : Memenuhi syarat ekonomi untuk melaksanakannya
c. Acceptability : Dapat diterima oleh petugas, masyarakat, dan
lembaga terkait
d. Resources : Tersedianya sumber daya
e. Legality : Tidak melanggar hukum dan etika
Skor yang digunakan yaitu:
Setuju :1
Tidak Setuju : 0
25
19 Campak Anak 1 1 1 1 1 1
20 IPV 1 1 1 1 1 1
21 TT 1 1 1 1 1 1 1
22 TT 2 1 1 1 1 1 1
23 DT 1 1 1 1 1 1
24 TD 1 1 1 1 1 1
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
25 Diare 1 1 1 1 1 1
26 TBC 1 1 1 1 1 1
27 ISPA 1 1 1 1 1 1
28 DBD 1 1 1 1 1 1
Kesehatan Lingkungan
29 Survey Jentik 1 1 1 1 1 1
30 SAB 1 1 1 1 1 1
31 SPAL 1 1 1 1 1 1
32 TPM 1 1 1 1 1 1
33 TPS 1 1 1 1 1 1
34 JAGA Sehat 1 1 1 1 1 1
Promosi Kesehatan
35 Penyuluhan Penyakit Menular 1 1 1 1 1 1
36 Advokasi Kesehatan 1 1 1 1 1 1
37 Posyandu 1 1 1 1 1 1
38 Posbindu 1 1 1 1 1 1
39 Penyuluhan KTR di Sekolah dan 1 1 1 1 1 1
Instansi Pemerintah
40 Survey PHBS 1 1 1 1 1 1
41 UKK 1 1 1 1 1 1
42 Pembinaan Sekolah Sehat 1 1 1 1 1 1
43 Pos Lansia 1 1 1 1 1 1
Perbaikan Gizi Masyarakat
44 D/S 1 1 1 1 1 1
45 Pemberian Tablet Fe 1 1 1 1 1 1
46 Pemberian vitamin A (usia 6-11 1 1 1 1 1 1
bulan)
47 N/S 1 1 1 1 1 1
26
48 MP ASI 1 1 1 1 1 1
49 Perawatan Balita Gizi Buruk 1 1 1 1 1 1
27
22 TT 2 2,84 12 4,1 1 60,844 60,844
23 DT 2,84 12 3,8 1 56,392 56,392
24 TD 4,26 12 3,9 1 36,414 36,414
Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular
25 ISPA 7,1 9 4 1 64,3 64,3
26 DBD 10 9 4 1 76 76
27 Diare 1.42 8 3 1 28,26 28,26
28 TBC 1.42 8 3 1 28,26 28,26
Kesehatan Lingkungan
29 Survey Jentik 1.42 9 3,2 1 33,344 33,344
30 SAB 1.42 10 3,4 1 38,828 38,828
31 SPAL 1.42 10 2,9 1 33,118 33,118
32 TPM 4,26 8 2,6 1 31,876 31,876
33 TPS 1.42 8 3,1 1 29,202 29,202
34 JAGA Sehat 1.42 8 2,7 1 25,434 25,434
Promosi Kesehatan
35 Penyuluhan 1.42 7 3 1 25,26 25,26
Penyakit Menular
36 Advokasi 1.42 5 3 1 19,26 19,26
Kesehatan
37 Posyandu 1.42 10 4 1 45,68 45,68
38 Posbindu 1.42 9 3 1 31,26 31,26
39 Penyuluhan KTR 1.42 8 3 1 28,26 28,26
di Sekolah dan
Instansi
Pemerintah
40 Survey PHBS 1.42 10 4 1 45,68 45,68
41 UKK 1.42 10 3 1 34,26 34,26
42 Pembinaan 1.42 10 4 45,68 45,68
Sekolah Sehat
43 Pos Lansia 1.42 10 4 45,68 45,68
Perbaikan Gizi Masyarakat
44 D/S 1.67 10 4 1 46,68 46,68
45 Pemberian Tablet 1.67 9 4 1 42,68 42,68
Fe
28
46 Pemberian vitamin 1.67 9 3 1 32,01 32,01
A (usia 6-11 bulan)
47 N/S 1.67 9 3 1 32,01 32,01
48 MP ASI 1.67 11 3 1 38,01 38,01
49 Perawatan Balita 1.67 14 4 1 62,68 62,68
Gizi Buruk
Prioritas masalah :
1 DBD 76
2 ISPA 64,3
3 Perawatan Balita Gizi Buruk 62,68
4 TT 2 60,844
5 Campak Anak 58,536
6 DT 56,392
7 TT 1 55,022
8 HB 0 52,164
9 D/S 46,68
10 Campak Bayi 46,97
11 IPV 45,954
12 DPT HB-2 45,954
13 Bufas Resti 45,78
14 Pos Lansia 45,68
15 Pembinaan Sekolah Sehat 45,68
16. Survey PHBS 45,68
17. Posyandu 45,68
18 DPT HB-3 44,712
19 DPT HB-1 44,712
20 Pemberian Tablet Fe 42,68
21 BCG 40,986
22 SAB 38,828
23 MP ASI 38,01
24 Anbal 37,68
29
25 K4 37,68
26 Bumil Resti 37,26
27 TD 36,414
28 UKK 34,26
29 Neonatus 34,26
30 Persalinan nakes 34,26
31 Batita 33,6
32 K1 33,6
33 Survey Jentik 33,344
34 N/S 32,01
35 Pemberian vitamin A (usia 6-11 bulan) 32,01
36 TPM 31,876
37 Posbindu 31,26
38 KF lengkap 31,26
39 KF 1 31,26
40 SPAL 33,118
41 TPS 29,202
42 Penyuluhan KTR di Sekolah dan 28,26
Instansi Pemerintah
43 TBC 28,26
44 Diare 28,26
45 KB 25,68
46 JAGA Sehat 25,434
47 Penyuluhan Penyakit Menular 25,26
48 Advokasi Kesehatan 19,26
49 Bayi 18,84
30
BAB IV
PENUTUPAN
Hendrik E.Blum menyatakan bahwa untuk bisa mengerti suatu proses perencanaan
terhadap kesehatan masyarakat, kita perlu mengerti tentang dua paradigm yaitu:
status kesehatan masyarakat. Tinggi rendahnya derajat kesehatan ini dapat di ukur dari 12 aspek
31
/indicator yang dapat diukurLife span, lamanya umur harapan hidup dari masyarakatDisease or
infirmity adalah keadaan sakit atau cacat secara fisiologis dan anatomis darfi masyarakat.
Discomfort or illness adalah keluhan sakit dari masyarakat tentang keadaan somatik,
kejiwaan maupun sosial dari dirinya.Disability or incapacity adalah ketidak mampuan seseorang
dalam masyarakat untuk melakukan pekerjaannya dan menjalankan peranan sosialnya karena
sakit.
untukberpartisipasi dalam manjaga dirinya untuk selalau dalam keadaan sehat.Health behavior
adalah perilaku nyata dari anggota masyarakat yang secara langsung berkaitan dengan
kesehatan.
spesies lain, sumber daya alam dan ekosistem.Social behavior adalah perilaku anggota
sesamanya.Reserve or positive health adalah daya tahan anggota masyarakat terhadap penyakit
atau kapasitas anggota masyarakat dalam menghadapi tekanan-tekanan somatic, kejiwaan dan
sosial.
sosialnya, meliputi rumah, sekolah, pekerjaan, rekreasi, transportasi, dan sarana pelayanan
kesehatan yang ada.Internal satisfaction adalah kepuasan anggota masyarakat terhadap seluruh
32
2. PARADIGMA KEKUATAN LAPANGAN / THE FORCE FIELD PARADIGM
paradigm diatas. BLUM menjelaskan bahwa terdapat empat faktor yang mempengaruhi tinggi
Gambar 1.
Bagan Faktor Yang Mempengaruhi Derajat Kesehatan
Contoh : Akses terhadap air bersih, Jamban/ tempat BAB, Sampah, Lantai Rumah, Breeding
places, Polusi, Sanitasi tempat umum, Bahan Beracun Berbahaya (B3), Kebersihan TPU
Contoh : alkohol, rokok, promiscuity: tempat-tempat berisiko, narkoba, olah raga dan Health
seeking behavior : Kalau tidak sakit parah tidak akan pergi ke puskesmas.
33
Contoh : ketersediaan sarana dan prasarana kesehatan (balai pengobatan) maupun rujukan
Jumlah penduduk dan Pertumbuhan penduduk serta jumlah kelompok khusus/rentan: bumil,
Gambaran perkembangan derajat kesehatan masyarakat dapat dilihat dari kejadian kematian di
suatu wilayah dari waktu ke waktu.Disamping itu, kejadian kematian juga dapat digunakan
3. MORTALITAS.
kematian dalam masyarakat dari waktu ke waktu. Disamping itu kejadian kematian juga dapat
digunakan sebagai indikator dalam penilaian keberhasilan pelayanan kesehatan dan program
pembangunan kesehatan lainnya. Angka kematian pada umumnya dapat dihitung dengan
34
Tabel 3.
Angka Kematian Bayi Dan Balita UPTD Puskesmas Jati Raya Tahun 2018
JUMLAH KEMATIAN
LAKI – LAKI PEREMPUAN LAKI - LAKI + PEREMPUAN
NO KELURAHAN
NEONA ANAK NEONA ANAK NEONA ANAK
BAYI BALITA BAYI BALITA BAYIa BALITA
TAL BALITA TAL BALITA TAL BALITA
1 BONGGOEYA 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 WOWAWANGGU 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
3 ANAIWOI 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0 0
30
1. Angka Kematian Neonatal
Pada Tahun 2018 di wilayah kerja UPTD Puskesmas Jati Raya,yang terdiri dari Kelurahan
Angka kematian bayi (AKB) pada tahun 2018 di UPTD Puskesmas Jati Raya yaitu tidak ada
kematian bayi.
Angka kematian anak balita pada tahun 2018 di UPTD Puskesmas Jati Raya yaitu tidak ada
kematian.
Angka kematian balita pada tahun 2018 di UPTD Puskesmas Jati Raya tidak ada kematian
balita.
Angka Kematian Ibu diperoleh berbagai survei yang dilakukan secara khusus. Pada tahun
2018 untuk UPTD Puskesmas Jati Raya angka kematian ibu maternal yaitu tidak ada
kematian ibu.
31
4. MORBIDITAS
Tabel 4.
Sepuluh Besar Penyakit UPTD Puskesmas Jati Raya Tahun 2018
Jumlah
No. Nama Penyakit
2.520
1. ISPA
760
2. Penyakit Pada Sistem Otot dan Jaringan Pengikat
671
3. Penyakit dan Kelainan Susunan Saraf Lainnya
562
4. Penyakit Pulpa dan Jaringan Periapikal
513
5. Penyakit Kulit Alergi
453
6. Hipertensi
309
7. Diare
210
8. Tonsilitis
194
9. Penyakit Mata
197
10 Ginggivitis dan Penyakit Periodental
Infeksi Saluran Pernafasan Akut atau sering disebut sebagai ISPA adalah terjadinya infeksi
yang parah pada bagian sinus, tenggorokan, saluran udara, atau paru-paru. Infeksi yang terjadi
lebih sering disebabkan oleh virus meski bakteri juga bisa menyebabkan kondisi ini. Penyakit ini
tercatat sebagai penyakit yang terbanyak di UPTD Puskesmas Jati Raya tahun 2018 dengan
2.520 orang.
Kondisi ini menyebabkan fungsi pernapasan menjadi terganggu.Jika tidak segera ditangani,
ISPA dapat menyebar ke seluruh sistem pernapasan tubuh.Tubuh tidak bisa mendapatkan cukup
oksigen karena infeksi yang terjadi dan kondisi ini bisa berakibat fatal, bahkan mungkin
mematikan.
32
ISPA harus dianggap sebagai kondisi darurat, jika mencurigai terjadinya serangan ISPA,
segera cari bantuan medis.Kondisi ini berpotensi menyebar dari orang ke orang. Bagi yang
mengalami kelainan sistem kekebalan tubuh dan juga orang yang lanjut usia akan lebih mudah
terserang penyakit ini. Terlebih lagi pada anak-anak, di mana sistem kekebalan tubuh mereka
Seseorang bisa tertular infeksi saluran pernapasan akut ketika orang tersebut menghirup
udara yang mengandung virus atau bakteri.Virus atau bakteri ini dikeluarkan oleh penderita
infeksi saluran pernapasan melalui bersin atau ketika batuk. Selain itu, cairan mengandung virus
atau bakteri yang menempel pada permukaan benda bisa menular ke orang lain saat mereka
penyebaran virus maupun bakteri, sebaiknya mencuci tangan secara teratur terutama setelah
Gejala ISPA
ISPA akan menimbulkan gejala yang terutama terjadi pada hidung dan paru-paru. Beberapa
Apabila ISPA bertambah parah, gejala yang lebih serius akan muncul, seperti:
Kesulitan bernapas.
33
Kesadaran yang menurun dan bahkan pingsan.
Penyebab ISPA
Berikut ini adalah beberapa mikroorganisme penyebab munculnya ISPA yang sudah diketahui.
Adenovirus.Gangguan pernapasan seperti pilek, bronkitis, dan pneumonia bisa disebabkan oleh
Rhinovirus.Ini adalah jenis virus yang menyebabkan pilek.Tapi pada anak kecil dan orang
dengan sistem kekebalan yang lemah, pilek biasa bisa berubah menjadi ISPA pada tahap yang
serius.
Pneumokokus.Ini adalah jenis bakteri yang menyebabkan meningitis. Tapi bakteri ini bisa
Sistem kekebalan tubuh seseorang sangat berpengaruh dalam melawan infeksi virus maupun
bakteri terhadap tubuh manusia. Risiko seseorang mengalami infeksi akan meningkat ketika
kekebalan tubuh lemah. Hal ini cenderung terjadi pada anak-anak dan orang yang lebih tua.Atau
siapa pun yang memiliki penyakit atau kelainan dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah.
ISPA sendiri akan lebih mudah menjangkiti orang yang menderita penyakit jantung atau memiliki
gangguan dengan paru-parunya. Perokok juga berisiko tinggi terkena infeksi saluran pernapasan
akut dan cenderung lebih sulit untuk pulih dari kondisi ini.
Untuk mendiagnosis ISPA, dokter akan memeriksa sistem pernapasan Anda. Suara napas Anda
akan diperiksa untuk mengetahui apakah ada penumpukan cairan atau terjadinya peradangan
pada paru-paru. Hidung dan tenggorokan juga akan diperiksa. Pemeriksaan dengan CT scan dan
X-ray mungkin diperlukan apabila ISPA yang diderita sudah memasuki tahap lanjutan. Kondisi
34
Prosedur tes fungsi paru-paru dilakukan untuk melihat seberapa jauh pernapasan pasien
masuk ke paru-paru, prosedur oksimetri nadi dapat dilakukan. Sedangkan untuk menentukan
jenis virus penyebab ISPA, sampel dahak akan diambil untuk diteliti di laboratorium.
Belum ada obat yang efektif membunuh kebanyakan virus yang menyerang manusia.Pengobatan
yang dilakukan biasanya hanya untuk meredakan gejala yang muncul akibat infeksi virus.
Apabila infeksi yang terjadi disebabkan oleh bakteri, serangkaian tes akan dilakukan untuk
mengetahui jenis bakteri. Setelah itu, dokter bisa menentukan antibiotik yang paling tepat untuk
Komplikasi yang terjadi akibat ISPA sangat serius dan bisa berakibat fatal atau mematikan jika
dibiarkan.Komplikasi yang sering kali terjadi bersamaan dengan ISPA adalah gagal napas dan
Mewaspadai ISPA
Pencegahan adalah cara terbaik dalam menangani ISPA. Berikut ini adalah beberapa pola hidup
Hindari menyentuh bagian wajah, terutama mulut, hidung, dan mata, agar Anda terlindung dari
sangat membantu dalam meningkatkan dan menjaga sistem kekebalan tubuh Anda.Hindari
merokok dan ketika anda bersin, pastikan menutupnya dengan tisu atau tangan. Hal ini dilakukan
untuk mencegah penyebaran penyakit yang bisa menular kepada orang lain.
35
Angka Kesakitan penduduk didapat dari data yang berasal dari petugas P2M Puskesmas
maupun dari sarana pelayanan kesehatan yang diperoleh melalui sistem pencatatan dan
pelaporan.
1. Penyakit Menular.
Penyakit menular yang disajikan data profil kesehatan antara lain penyakit TB Paru, Kusta,
DBD.
a. Penyakit TB Paru
Tabel 5.
Jumlah Kasus Tb Paru UPTD Puskesmas Jati Raya Tahun 2018
JUMLAH
JUMLAH KASUS KASUS TB
SELURUH
NO KELURAHAN BARU TB BTA+ ANAK 0-14
KASUS TB
TAHUN
L P L+P L P L+P
1 BONGGOEYA 5 4 9 7 5 12 1
2 WOWAWANGGU 9 5 14 11 9 20 0
3 ANAIWOI 4 4 8 4 4 8 0
JUMLAH 18 9 31 22 18 40 1
Menurut hasil kinerja petugas P2M UPTD Puskesmas Jati Raya tahun 2018, jumlah
kasus Tb paru baru pada tahun 2018 yaitu berjumlah 20 orang, dengan rincian 12 orang
laki-laki dan 8 orang perempuan. Sedangkan untuk jumlah kasus keseluruhan yaitu 30
36
b. Penyakit Kusta
Tabel 6.
Jumlah Kasus Kusta UPTD Puskesmas Jati Raya Tahun 2018
KASUS BARU
Pausi Basiler Multi Basiler (MB)/
NO KELURAHAN PB + MB
(PB)/Kusta kering Kusta Basah
L P L+P L P L+P L P L+P
1 WOWAWANGGU 0 0 0 0 0 0 0 0 0
2 BONGGOOEYA 1 0 0 0 0 0 1 0 1
3 ANAIWOI 0 0 0 0 0 0 0 0 0
JUMLAH 1 0 0 0 0 0 1 0 1
Menurut hasil kinerja UPTD Puskesmas Jati Raya tahun 2018, terdapatpenderita Kusta
denganpelaksanaan program imunisasi, pada studi ini akan dibahas penyakit campak, polio
dan hepatitis B.
Tabel 7.
Jumlah Kasus PD3I UPTD Puskesmas Jati Raya Tahun 2018
37
a. Campak
Campak merupakan penyakit menular yang sering menyebabkan kejadian luar biasa.
Sepanjang tahun 2018 di UPTD Puskesmas Jati Raya tidak terdapat penderita campak.
b. Polio
Polio termasuk penyakit menular yang jumlah kasusnya relatif rendah, rendahnya kasus
polio sangat dipengaruhi adanya program imunisasi, kasus Polio di UPTD Puskesmas Jati
c. Hepatitis B
Jumlah kasus Hepatitis pada tahun 2018yaitu tidak terdapat kasus Hepatitis B.
Penyakit Demam Berdarah Dengue (DBD) telah menyebar luas ke seluruh wilayah.
Penyakit ini sering muncul sebagai KLB dengan angka kesakitan dan kematian relatif tinggi,
Demam dengue atau yang dikenal secara umum oleh masyarakat Indonesia sebagai
demam berdarah merupakan penyakit yang dapat membuat suhu tubuh penderita menjadi
sangat tinggi dan pada umumnya disertai sakit kepala, nyeri sendi, otot, dan tulang, serta
Sesungguhnya demam dengue dan demam berdarah merupakan dua kondisi yang
berbeda, namun sebagian besar masyarakat Indonesia sudah sering salah kaprah.Demam
berdarah atau dengue hemorrhagic fever (DBD) merupakan komplikasi dari demam dengue
(dengue fever) yang memburuk.Gejala DBD tergolong parah (meskipun pada fase ini panas
tubuh mengalami penurunan) di antaranya adalah kerusakan pada pembuluh darah dan
kelenjar getah bening, muntah-muntah yang disertai darah, keluarnya darah dari gusi dan
38
hidung, napas terengah-engah, dan pembengkakan organ hati yang menyebabkan nyeri di
tulisan ini tetap diberi judul “Demam Berdarah” namun tanpa mengurangi nilai edukasinya.
Penyakit demam dengue disebabkan oleh virus dengue yang penyebarannya terjadi
melalui gigitan nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus.Karena diperantarai oleh kedua
serangga tersebut, maka demam dengue tidak bisa menular dari orang ke orang secara
langsung selayaknya penyakit flu. Nyamuk Aedes aegypti dan Aedes albopictus banyak
berkembang biak di daerah padat penduduk, misalnya di kota-kota besar beriklim lembap
dan hangat.
Masalah penyakit demam dengue biasanya dialami oleh negara-negara subtropis dan
tropis, termasuk Indonesia.Diperkirakan ada seratus juta kasus demam dengue yang terjadi
pada tiap tahunnya di dunia, bahkan ribuan orang di antaranya terjangkit dalam waktu
Menurut data yang dihimpun oleh Kementerian Kesehatan Republik Indonesia pada
tahun 2013, telah terjadi 112.511 kasus demam dengue di 34 provinsi di Indonesia.Dari
Pada tahun 2014, kasus demam dengue di Indonesia mengalami penurunan. Menurut
data yang dikumpulkan hingga pertengahan Desember 2014, telah terjadi 71.668 kasus
Data di atas menempatkan Indonesia sebagai negara nomor 1 di Asia Tenggara terkait
Brazil.
39
Diagnosis dan pengobatan demam dengue
Jika Anda mengalami gejala seperti flu (misalnya sakit kepala dan demam tinggi) selama
lebih dari satu minggu, sebaiknya periksakan diri Anda ke dokter.Terlebih lagi jika gejala tersebut
dirasakan setelah berkunjung ke daerah yang sedang dilanda wabah demam dengue.
Para dokter yang sudah terbiasa menangani demam dengue biasanya dapat langsung
mengenali penyakit ini hanya dari gejala-gejala yang Anda rasakan.Apabila dokter yang
memeriksa Anda belum yakin bahwa Anda terkena demam dengue, maka pemeriksaan darah
dapat dilakukan untuk melihat keberadaan virus di dalam aliran darah.Selain untuk memperkuat
diagnosis, pemeriksaan darah juga bisa dilakukan untuk mengetahui dampak infeksi terhadap
darah.
Demam dengue bisa ditangani dengan meminum banyak cairan, beristirahat, serta
biasanya gejala demam dengue akan mulai menunjukkan tanda-tanda pulih dalam waktu 2-5
hari.
Tidak diperbolehkan untuk mengonsumsi obat pereda nyeri jenis ibuprofen, aspirin, dan
naproxen sodium jika Anda menderita demam dengue karena dikhawatirkan dapat meningkatkan
Berikut ini beberapa langkah pencegahan demam berdarah yang bisa Anda terapkan, di
antaranya:
Mensterilkan bagian dalam rumah Anda dengan menyemprotkan cairan pembasmi nyamuk
Membersihkan bak mandi dan menaburkan serbuk abate agar jentik-jentik nyamuk mati.
Menutup, membalik, atau jika perlu menyingkirkan media-media kecil penampung air lainnya
40
Memasang kawat antinyamuk di seluruh ventilasi rumah Anda.
yang terbukti efektif. Namun jangan gunakan produk ini pada bayi yang masih berusia di
Mengenakan pakaian yang longgar yang bisa melindungi Anda dari gigitan nyamuk.
Meski hanya terjadi pada segelintir kasus, demam dengue bisa berkembang menjadi
komplikasi yang lebih serius, yaitu dengue hemorrhagic fever atau demam berdarah dengue
(DBD) dan dengue shock syndrome yang dapat menyebabkan kematian akibat pendarahan
hebat.
Kedua komplikasi tersebut berisiko tinggi dialami oleh orang yang sistem kekebalan
tubuhnya tidak mampu melawan infeksi dengue yang dia derita, atau oleh orang yang
sebelumnya pernah terkena demam dengue lalu terkena kondisi ini kembali.
Segera bawa ke rumah sakit apabila di sekitar Anda ada penderita demam dengue yang
gejalanya mengarah pada demam berdarah dengue dan dengue shock syndrome.
dapat berperan serta dalam pemberantasan sarang nyamuk (gerakan 3 M), pemantauan angka
bebas jentik (ABJ) serta pengenalan gejala DBD dan penanganannya di rumah tangga. Jumlah
Kasus Demam Berdarah Dengue di wilayah kerja UPTD Puskesmas Jati Raya yaitu 10 kasus
41
b. Diare
Diare merupakan kondisi yang ditandai dengan encernya tinja yang dikeluarkan dengan
frekuensi buang air besar (BAB) yang lebih sering dibandingkan dengan biasanya.Pada
umumnya, diare terjadi akibat konsumsi makanan atau minuman yang terkontaminasi
bakteri, virus, atau parasit.Biasanya diare hanya berlangsung beberapa hari, namun pada
Indonesia. Berdasarkan riset yang dilakukan oleh Departemen Kesehatan RI pada tahun
2007, diare menduduki peringkat ketigabelas sebagai penyebab kematian semua umur
dengan proporsi sebesar 3,5 persen. Sedangkan berdasarkan kategori penyakit menular,
diare menduduki urutan ketiga penyebab kematian setelah Pneumonia dan TBC. Dari data
tersebut, golongan usia yang paling banyak mengalami diare adalah balita dengan
Diare bisa berdampak fatal apabila penderita mengalami dehidrasi akibat kehilangan
banyak cairan dari tubuh.Oleh sebab itu diare tidak boleh dianggap enteng walaupun kondisi
Gejala diare
Gejala diare bermacam-macam, dimulai dari yang hanya merasakan sakit perut singkat
dengan tinja yang tidak terlalu encer hingga ada yang mengalami kram perut dengan tinja
yang sangat encer. Pada kasus diare parah, kemungkinan penderitanya juga akan
42
Faktor penyebab diare secara umum
Penyebab diare pada orang dewasa dan anak-anak umumnya adalah infeksi
usus.Infeksi usus bisa terjadi ketika kita mengonsumsi makanan atau minuman yang kotor
Diagnosis diare
Dalam mendiagnosis diare, dokter biasanya akan menanyakan seputar gejala yang
dialami dan melakukan pemeriksaan fisik, termasuk mencari apakah terjadi dehidrasi. Pada
sebagian kasus, dokter perlu melakukan pemeriksaan rektum, meneliti sampel tinja, atau
Jika parah, diare bisa berujung kepada dehidrasi.Dehidrasi memiliki konsekuensi yang
fatal dan berpotensi merenggut nyawa penderita, terutama jika terjadi pada anak-anak.Hal
ini karena ketahanan tubuh anak-anak terhadap dehidrasi jauh lebih rendah dibandingkan
orang dewasa.Maka dari itu, orang tua disarankan untuk mewaspadai tanda-tanda dehidrasi
pada anak.Penderita juga disarankan untuk meminum banyak cairan selama diare masih
berlangsung.
terlebih dahulu dengan dokter atau apoteker, terutama jika Anda menderita penyakit
43
Obat antidiare biasanya tidak terlalu dibutuhkan, kecuali bagi mereka yang memiliki
aktivitas padat atau yang ingin bepergian jarak jauh.Salah satu obat antidiare yang efektif
dan cepat dalam menghentikan diare adalah loperamide.Meski begitu, loperamide tidak
Sebagian besar penderita diare sembuh setelah beberapa hari tanpa melakukan
pada anak-anak, diare biasanya berlangsung lebih lama, yaitu antara 5-7 hari.
Jika anak Anda mengalami diare yang parah, berkelanjutan, atau jika dia mulai
kali atau lebih dalam jangka waktu 24 jam pada anak juga sebaiknya dikonsultasikan
kepada dokter.
Begitu juga dengan diare yang membuat kondisi tubuh menurun drastis harus
dikonsultasikan kepada dokter, terlebih jika ada darah atau nanah pada tinja.Pemeriksaan
tinja di laboratorium mungkin diperlukan sebagai bagian dari penelitian lebih jauh.Diare yang
berlangsung lebih dari beberapa minggu pada orang dewasa bisa diakibatkan oleh sindrom
Diare bukan saja berdampak kepada diri penderita, tapi juga berpotensi menyebar,
terutama kepada anggota keluarga.Oleh sebab itu, diare sebaiknya dicegah mulai dari
Menjauhi makanan yang kebersihannya diragukan dan tidak minum air keran.
44
Utamakan bahan makanan yang segar.
Jika tinggal satu rumah, pastikan penderita menghindari penggunaan handuk atau
Tetap berada di rumah setidaknya 48 jam setelah periode diare yang terakhir.
Mencuci tangan setelah menggunakan toilet atau sebelum makan dan sebelum
menyiapkan makanan.
Jumlah Kasus diare di wilayah kerja UPTD Puskesmas Jati Raya yaitu 316 kasus dengan
45
4. Status Gizi
Status gizi masyarakat dapat diukur melalui beberapa indikator, antara lain bayi dengan beat
badan lahir rendah (BBLR), status gizi balita, status gizi wanita usia subur kurang energi kronis
(KEK).
Tabel 8.
Jumlah Kasus BBLR UPTD Puskesmas Jati Raya Tahun 2018
Berat badan lahir rendah (kurang dari 2.500 gram) merupakan salah satu faktor utama yang
berpengaruh terhadap kematian perinatal dan neonatal. BBLR dibedakan dalam 2 kategori yaitu
BBLR karena premature atau BBLR karena intrauterine growth retardation (IUGR), yaitu bayi
yang lahir cukup bulan tetapi berat badannya kurang. Untuk tahun 2018 di UPTD Puskesmas Jati
Raya terdapat 14 bayi BBLR yaitu 9 orang di Kelurahan Bonggoeya, dan 5 orang Kelurahan
Anaiwoi.
Status gizi balita merupakan salah satu indikator yang menggambarkan tingkat
kesejahteraan masyarakat. Salah satu cara penilaian status gizi balita adalah pengukuran secara
46
Tabel 9.
Jumlah Kasus Gizi Buruk UPTD Puskesmas Jati Raya Tahun 2018
5. Jumlah Kelahiran
Jumlah Kelahiran Hidup sepanjang tahun 2018 adalah 437 orang yaitu
Tabel 10.
Jumlah Bayi Baru Lahir UPTD Puskesmas Jati Raya Tahun 2018
47
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Penyakit yang tertinggi di UPTD Puskesmas Jati Raya untuk tahun 2018adalah ISPA
2. Program pelayanan gizi buruk di UPTD Puskesmas Jati Raya pada tahun 2018 yaitu
3. Jumlah keseluruhan Penderita TB Paru BTA Positif di wilayah kerja UPTD Puskesmas
4. Sarana dan prasarana yang ada di UPTD Puskesmas Jati Raya masih belum memadai
seperti kendaraan roda dua yang masih kurang dan barang meubiler (Meja, Kursi dan
Lemari/Rak).
5. Di UPTD Puskesmas Jati Raya belum memiliki SPAL dan pagar keliling yang juga
kurang memadai.
B. Saran
2. Perlunya penambahan fasilitas kendaraan roda dua, roda empat dan barang meubiler
48
Lampiran
49