Anda di halaman 1dari 2

BAB I

Space Occupying lessiong (SOL) didefinisikan sebagai suatu lesi atau massa yang berada pada
rongga cranial yang dapat disebabkan oleh berbagai penyebab serperti keganasan, inflamasi,
infeksi parasite, traumatic brain injury, dan bawaan kongenital. Penyebab tersering dari SOL ialah
keganasan sebanyak 95%, sedangkan yang disebabkan infeksi umumnya berasal dari infeksi HIV
jarang sekali ditemukan SOL yang disebabkan Amoebiasis dan sistiserkosis,

Angka kejadian kasus baru dari tumor otak dan bagian sistem saraf pusat di Amerika pada
tahun 2013 sebanyak 23.130 dan yang menyebabkan kematian akibat tumor otak dan sistem saraf
pusat sebanyak 14.080 kejadian, serta didapatkan pada rumah sakit di Amerika serikat didapatkan
sebanyak 1 banding 10.000 kasus pasien mengalami abses pada otak dan banyak terjadi pada usia
muda, serta dimana perbandingan kasus pria dengan wanita ialah 3:1.

Gejala klinis pada pasien penderita SOL umumnya ialah nyeri kepala , nyeri kepala yang
dirasakan tumpul tetapi konstant, tetapi akan meningkat apabila terjadi peningkatan tekanan
intracranial pada saat keadaan seperti batuk, bersin, Valsava maneuver, nyeri kepala hebat jarang
terjadi kecuali telah timbul obstuktif hydrocephalus dan iritasi pada meningeal, nyeri kepala dapat
memberat saat malam hari dan dapat sampai membangunkan dari tidur, hal ini terjadi karena
peningkatan PCO2 yang menyebabkan vasodilator yang poten sehingga menurunkan cerebral
venous return gejala lain dari SOL dapat berupa mual, muntah, kejang, perubahan sifat dan prilaku,
mudah merasa Lelah,depresi dan terjadi kelainan pada pemeriksaan neurologic.

Gejala klinis pada pasien SOL bergantung pada lokasi lesi seperti apa bila pada bagian
cerebellum akan terjadi ataxia, tremor, nystagmus, pada area lobus temporal biasa terjadi
perubahan sifat dan emotional , halusinasi terhadap bau , suara, rasa dan penglihatan, gangguan
lapang pandang terutama pada bagian kontralateral upper quadrant, sedangkan apabila terkena
pada bagian lobus frontal dapat terjadi Anosmia (tidak mampu mencium bau), dysphasia karena
terkena pada area broka, hemiparesis pada sisi kontralateral, pada lobus parietal dapat terjadi
kehilang sensoris, dan kemampuan mengenali atau mengendalikan satu sisi tubuh, sedangkan pada
lobus occipital dapat terjadi bitemporal hemianopia. Gejala klinis pada lesi bagian midbrain dapat
berupa pupil anisokor, ketidak mampuan mata untuk digerakkan keatas dan kebawah, amnesia dan
somnolen.

Anda mungkin juga menyukai