Anda di halaman 1dari 18

PENDAHULUAN

Untuk mencegah bahaya yang potensial terjadi di


RS, maka perlu suatu sistim pelayanan kesehatan
yang bermutu yang selalu di perbaiki dari waktu
ke waktu
Siapa yang “concern” terhadapt mutu ??
• Pelanggan
• Asuransi
• Pemilik RS
• Semua pekerja kesehatan
KONSEP MUTU
• Aspek teknik / keilmuan:
– Bagaimana keahlian klinik diterapkan dalam suatu
keadaan / pelayanan kesehatan
– Contoh: melakukan prosedur klinik dengan benar
• Aspek interpersonal / non teknik /hub antar
manusia :
– bagaimana seorang pekerja kesehatan membuat
pasien merasa puas
– Contoh : keahlian berkomunikasi, pelayanan yg
nyaman dan tepat waktu, lingkungan yang nyaman
dan aman
• Efficacy :
– Dampak pelayanan kesehatan yang diberikan adalah
perbaikan pada kondisi pasien
• Appropriateness :
– Prosedur / tindakan yang diberikan pada pasien
adalah tindakan yang BENAR dan TEPAT sesuai dengan
keadaan pasien saat itu
• Caring function :
– Pelayanan kesehatan yang ditawarkan harus tersedia,
tepat waktu, efektif, aman, efisien, menghargai dan
memenuhi kebutuhan pasien
Dokter Avedis Donabedian :
Total Quality Management through Continuous
Quality Improvement
Komponennya :
 Struktur : manajemen yang baik ; sumber daya
dengan jumlah cukup , ada pemimpin ; peralatan
yang “safety”
 Proses : prosedur dan keahlian personal
 Hasil : ( hasil yang buruk = 5 D ;
death,disease,disability,discomfort,dissatisfaction)
Suatu kerangka kerja dan komitmen dari manajemen
untuk memperbaiki struktur, proses, hasil dari pelayanan
kesehatan dan kepuasan pasien
Suatu proses analitik untuk memastikan akurasi dan
reliability hasil suatu lab
Suatu proses menilai “performance” suatu pelayanan
yang di nilai oleh suatu badan yang ditetapkan, dengan cara
mengerjakan “blind sample” dn hasilnya akan di
“feedback”kepada laboratorium . Di Indonesia ada program
PME
Usaha CQI untuk pelayanan phlebotomi :

• Mengevaluasi :
– Teknik phlebotomi
– Komplikasi dari tindakan phlebotomi
– Pengambilan sampel ulang
– Tusukan berulang pada 1 pasien
• CQI pelayanan phlebotomi HARUS meminimalkan
problem yang berhubungan dengan hal di atas
• Data di dapat dari : medical record, incident
report; tulisan komplainn; kuesioner; dll
• Catatan incident report yang berhubungan
dengan phlebotomy di “ review “ tiap bulan
• Digunakan untuk memperbaiki kesalahan
sehingga tidak terulang
Penilaian untuk pelayanan phlebotomi
• Respon time pekerja lab untuk (pasien rawat inap )
• Waktu tunggu pasien ( untuk pasien rawat jalan )
• Waktu yang dibutuhkan 1 prosedur phlebotomy sampai
selesai
• % phlebotomy yang sukses pada tusukan pertama
• Jumlah phlebotomy dengan usaha tusukan > 1x
• Vol kehilangan darah / pasien karena pungsi vena
• Jumlah dan ukuran hematom
• Jumlah pasien yg pingsan
• Jumlah waktu yg terbuang dan jumlah panggilan telepon yang
dilakukan untk menanyakan identitas pasien yang tidak jelas
• Jumlah permintaan sampel ulang karena “inadequate “
sampel
• Jumlah form yang tidak lengkap
• Jumlah dokumen tes monitoring obat yang salah atau tidak
tepat waktu
• Jumlah sampel dengan tabung yang salah
• Rerata kultur darah yang terkontaminasi
• Hasil kepuasan pasien berhubungan dengan layanan
phlebotomi
• Jumlah komplain dari pasien
PROSEDUR PENGAMBILAN DARAH
BERKUALITAS
• Tujuan utama pengambilan sampel adalah
MENDAPATKAN SAMPEL YANG AKURAT
UNTUK DIANALISAS
• Sampel darah yang dimasukan kedalam
tabung dengan antikoagulan / pengawet
harus dalam jumlah yang tepat dan segera
diaduk perlahan untuk memastikan
antikoagulan tercampur dengan darah
• Monitoring dan kurangi jumlah tindakan
phlebotomi >1x tusukan. Sebaiknya ada
prosedur yang dikerjakan bila :
– Usaha phlebotomi gagal
– Pasien menolak / tidak bersedia
• Kehilangan darah karena phlebotomi perlu
dipertimbangkan sesuai kondisi pasien. Ambil
seminimal mungkin yang dibutuhkan, cara :
– Pakai tabung yg membutuhkan jumlah darah minimal ( c/
tabung EDTA 1,8 ml bukan yang 3 ml )
– Hindari pengulangan test karena QC gagal
– Usahakan tidak ada penambahan test setelah pengambilan
sampel pertama . Mis dengan membuat jadwal pengambilan
darah sehingga klinisi benar-benar mempersipkan tes yang perlu
di minta.
– Pengiriman sampel ke lab rujukan sudah di dalam bentuk serum
aliquot.
• Kompetensi petugas
Hal yang dibutuhkan untuk sampel yang berkualitas :
1. Gunakan standar kewaspadaan umum ( universal precaution ) untuk persiapan
pasien dan cegah interverensi obat jika memungkinkan
2. Ambil sampel dari pasien yang benar dan beri label dengan tepat
3. Pakai tabung dengan antikoagulan yang tepat dan jumlah sampel harus benar
4. Sampel seharusnya tidak lisis
5. Sampel puasa harus diambil tepat waktu
6. Waktu pengambilan sampel harus benar dan dicatat
7. Sampel yang tidak memerlukan antikoagulan HARUS didiamkan minimal 30 menit
supaya terbentuk “clot”dengan lengkap
8. Sampel harus di bawa ke lab dalam waktu yang tepat untuk memelihara kesegaran
sampel ( dalam waktu 45 menit )
Subjek Quality Control Proses
Preanalitik
Variabel dan proses Peralatan
Persiapan Pasien Tabung sampel darah
Identias Cup Urine
Informasi diet ( lihat tgl exp )
Posisi Alat penghangat
Komplikasi sebelumnya
Informasi kepad pasien
Menghangatkan daerah pungsi
Persiapan Specimen Formulir permintaan
Mencatat permintaan Identifikasi sampel
Label
Pengambilan Sampel Jarum
Waktu Tabung
Membersihkan area Desinfectan
Pemilihan vena
Posisi jarum
Pesanan untuk tabung >1
Transportasi Sampel Transport container
Tepat waktu Pneumatic tube system
Tarnsportasi dengan suhu dingin ( on ice ) Cooling system
Penegahan terhadap paparan sinar
Mengcegah bocor atau pecah
Prosesing Sampel
Kesiapan untuk analitik Sentrifus
Persiapan aliquot Pipet
Sentrifugasi
Penyimpanan Sampel Refrigerator
Waktu Frezzer
Lokasi dan suhu Container
Persiapan setelah penyimpanan
KEPUASAN PELANGGAN
• Puas ~~ kualitas
• Quality Planning ( QP )
• Quality Laboratory Practices
• Quality Control (QC ) of Processes
• Monitoring performance, Quality Assesment
• Quality Improvement ( QI ) when problem
occur
5Q
TOOLS untuk menilai dan memelihara
mutu Phlebotomy?
• Kuesioner kepuasan pasien
• Laporan insiden yang berhubungan dengan
tindakan phlebotomi
• Langkah-langkah mencari akar masalah/ root
cause analysis (RCA)
• Brainstorming ( mis dengan Failure Mode Effect
Analysis )
• Flowchart
• Pareto chart

Anda mungkin juga menyukai