Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume12, No.

1Februari2016

KEPENTINGAN BERSAMA PERAWAT-DOKTER DENGAN KUALITAS


PELAYANAN KEPERAWATAN

Tuti Anggarawati1 , Novita Wulan Sari2


1,2Akper Kesdam IV/Diponegoro

ABSTRACT
Nurse is as front line of component health care provider, so it
determine the image of hospital. So the quality of nursing care is ahigh
impactin the quality of health services. Nurse-physician relationship is a
significant role in providing health services to patients. Collaboration
between nurse-physician relationships are the foundation of a broader, not
only serves to protect the rights, powers and responsibilities of nurses and
doctors, but also serves to improve nursing care.
This study aimed to know relationship quality nurse-physician
collaboration: relationship of common interest with the quality nursing
services. The methods used in this study was descriptive analytic cross
sectional design of the study on nurses and doctors in general hospitals
Tugurejo Semarangin accordance with the inclusion and exclusion criteria
of the sample at 186 with a sampling technique in probability sampling with
stratified random sampling. Bivariate data analysis using Chi Square.The
result show that there are a relationshipof common interest with nursing
services (p= 0,000).

Keywords : Nursing services, collaboration, common interest.

PENDAHULUAN berkualitas. 3. Sumber daya yang


Pelayanan dengan terbesar dari rumah sakit adalah
mengedepankan kepuasan perawat. Sekitar 40% tenaga
pelanggan diperlukan paradigma keperawatan mempengaruhi
dan sikap mental yang kinerja sebuah rumah sakit
berorientasi melayani, serta ataupun pelayanan kesehatan
pengetahuan dan ketrampilan secara langsung.4 Keperawatan
yang memadai dalam yang merupakan komponen garis
melaksanakan pelayanan prima. terdepan dalam pemberi
Pelanggan akan memilih rumah pelayanan kesehatan sangat
sakit yang mampu melayani menentukan baik buruknya citra
dengan baik sesuai dengan suatu rumah sakit. Sehingga
keiginan atau harapannya. Agar mutu pelayanan keperawatan
tetap dapat eksis melayani merupakan daya ungkit yang
pelanggannya, rumah sakit harus besar dalam mutu pelayanan
memiliki kemauan dan kesehatan. 6Kualitas pelayanan
kemampuan dalam memberikan sangat penting dalam
pelayanan yang prima serta meningkatkan kepuasan pasien
sumber daya manusia yang

44
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume12, No. 1Februari2016

karena pasien merupakan penilai korelasi positif antara kualitas


terakhir dari kualitas. hubungan dokter-perawat dengan
Peningkatan kualitas kualitas hasil yang didapatkan
pelayanan terhadap pasien harus
pasien. Bekerja sama dalam
memperhatikan manajemen
perawatan pasien yang dikelola memberikan pelayanan kepada
oleh dokter, perawat dan tenaga pasien tentunya saling
kesehatan lainnya yang harus menghargai dan menghormati
berkolaborasi, berkoordinasi, peran dan fungsi profesi,
bekerjasama saling memberikan mempunyai kekuasaan atau
informasi dan mempunyai tujuan wewenang secara profesional,
bersama yaitu kesembuhan
saling memberikan informasi
pasien. Hubungan perawat dan
dokter adalah dua profesi yang antar disiplin ilmu, mempunyai
memiliki peran cukup signifikan kepentingan serta tujuan
dalam memberikan layanan bersama.
kesehatan kepada
pasien.9Kolaborasi didasarkan Sehingga konflik yang
pada saling menghargai, saling sering terjadi antara hubungan
menghormati dan kasih sayang. perawat-dokter bisa
Tidak ada satupun profesi di diminimalisasi dan kesalahan
rumah sakit baik dokter maupun sikap atau tindakan karena
perawat tanpa saling kurangnya komunikasi antara
ketergantungan. Semuanya bisa mereka bisa dihindari. Tapi
berjalan dengan baik, pasien kenyataannya sampai saat ini
terkelola dengan baik, masalah masih saja timbul konflik dari
masalah dapat terselesaikan hubungan perawat-dokter seperti
dengan baik, justru ketika perilaku dokter yang terlalu
semuanya mampu melakukan arogan sehingga tidak mau
kerjasama.10 menerima masukan dari perawat
Beberapa penelitian tentang masalah pasien, perawat
menunjukkan bahwa ada yang selalu mengikuti perintah
dokter tanpa mempunyai
beberapa aspek positif yang dapat
kewenangan secara mandiri.
ditimbulkan bila hubungan Sehingga pelayanan kepada
kolaborasi dokter-perawat pasien menjadi tidak prima dan
berlangsung baik. American menambah hari pasien tinggal di
Nurses Credentialing Center rumah sakit.12Tujuan penelitian
(ANCC) melakukan risetnya pada ini untuk mengetahui kualitas
14 rumah sakit melaporkan kolaborasi yaitu kepentingan
bersama perawat-dokter dengan
tentang hubungan dokter-perawat
kualitas pelayanan keperawatan.
bukan hanya mungkin dilakukan,
tetapi juga berdampak langsung METODE PENELITIAN
pada hasil yang dialami Penelitian kuantitatif non
pasien.10Terdapat hubungan eksperimental dengan pendekatan

45
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume12, No. 1Februari2016

deskriptif analitik design kuesioner yang telah diuji


penelitian Cross Sectional reliabilitas dan validitas. Data
Studydilakukan pada seluruh yang sudah dikumpulkan dan
perawat dan dokter yang bekerja sudah diperiksa kelengkapannya
di Rumah Sakit Tugurejo dilakukan teknik pengolahan data
Semarang mulai bulan Agustus dengan menggunakan SPSS 16.0
2013dengan kriteria inklusi : untuk dianalisis. Uji stastistik
bekerja di ruang rawat inap, bivariat menggunakan Chi square.
memberikan pelayanan kesehatan
di ruang rawat inap. Besarnya HASIL DAN BAHASAN
sampel adalah 186secara Hubungan kepentingan bersama
probability sampling dengan dengan kualitas pelayanan
stratified random sampling.Alat keperawatan
penelitian menggunakan
Tabel 1 Analisis hubungan kepentingan bersama dengan kualitas
pelayanan keperawatan

Berdasarkan hasil analisis hubungan antara kepentingan


hubungan kepentingan bersama bersama dengan kualitas
dan kualitas pelayanan pelayanan keperawatan di RSUD
keperawatan pada tabel 4.5 Tugurejo.
dengan anilisis Chi-Square Ketepatan memberikan
menunjukkan bahwa ada 88 asuhan keperawatan tidak
responden tidak melakukan terlepas bagaimana perawat dalam
kepentingan bersama dengan melakukan interaksi yang
kualitas pelayanan keperawatan dipergunakan untuk mengontrol
yang diberikan baik 27 (30,7%) kekuasaan perawat-dokter.
dan 61 (69,3%) menganggap Interaksi perawat-dokter tersebut
kualitas pelayanan keperawatan bisa terjadi pada saat melakukan
kurang baik. Sedangkan ada 98 komunikasi dengan tatap muka,
responden yang melakukan lewat telepon atau pada saat
kepentingan bersama dengan mengadakan pemeriksaan keliling
memberikan kualitas pelayanan bersama-sama. Perawat tercatat
keperawatan baik 68 (69,4%) dan paling sering mengawali interaksi
30 (30,6%) kualitas pelayanan apabila ia membutuhkan lebih
keperawatan kurang baik. Hasil banyak informasi dari dokter
uji statistik diperoleh nilai tentang kondisi penyakit untuk
p=0,000, α= 0,05, maka dapat mengembangkan rencana
disimpulkan bahwa ada keperawatan. Dengan

46
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume12, No. 1Februari2016

kemampuan, keilmuan dan Praktek Kedokteran dijelaskan


pengetahuan yang dimiliki bahwa kewenangan dokter dalam
perawat mampu memberikan menjalankan praktek kedokteran
informasi dan merespon tindakan adalah mewawancarai pasien,
yang diberikan kepada pasien oleh memeriksa fisik dan mental
dokter. pasien, menentukan pemeriksaan
Perawat dalam penunjang, menegakkan
pelayanannya memberikan diagnosis, menentukan
pelayanan yang tepat dan dapat penatalaksanaan dan pengobatan
diandalkan. Asuhan keperawatan pasien, melakukan tindakan
diberikan sesuai dengan standar kedokteran, menulis resep obat
asuhan keperawatan dan standar dan alat kesehatan, menerbitkan
prosedur operasional. surat keterangan dokter,
Pelayanannya pun disampaikan menyimpan obat dalam jumlah
perawat dengan sikap ramah dan dan jenis yang diizinkan.34
merespon keluhan atau Paradigma perawat saat ini
permintaan dari pasien dan saat sudah mulai berubah yaitu
bekerjasama dengan teman sebagai mitra dokter yang
sejawat atau dokter dalam sebelumnya adalah sebagai
memberikan pelayanan tangan panjangnya dokter atau
kesehatan. sebagai pembantu dokter.
Perawat – dokter yang mengetahui Tentunya dari segi keilmuan
dan melakukan batasan-batasan perawat harus mampu
kekuasaannya masing-masing dan mengembangkan potensinya
terjadi kerjasama yang baik tanpa sehingga benar-benar kompeten
salah satu mendominasi dengan dalam bidang keperawatan. Hal
yang lain akan memberikan ini telah disambut baik oleh pihak
kepuasan bagi perawat ataupun manajemen RSUD Tugurejo
dokter dalam bekerja. Saling Semarang untuk meningkatkan
menghargai kekuasaan pihak lain pendidikan perawat dari D3 ke
dengan mengenal dan menerima jenjang S1 Ners karena tenaga
profesi masing-masing akan keperawatan yang terbesar saat
menumbuhkan kualitas ini di RSUD Tugurejo Semarang
hubungan atau interaksi yang adalah D3 keperawatan. Akan
baik terutama interaksi dalam tetapi peningkatan pendidikan
memberikan pelayanan keperawatan ini tetap diatur oleh
kesehatan. Pasien akan merasa peraturan atau kebijakan rumah
puas karena mendapatkan sakit. Hasil penelitian Rumanti
pelayanan keperawatan yang (2005) bahwa ada hubungan yang
berkualitas. bermakna antara pendidikan
Sebagaimana perawat, dokter dengan praktek kolaborasi.
juga mempunyai kewajiban dan Peningkatan pendidikan akan
kewenangan dalam tugasnya menambah pengetahuan dan
sebagai tenaga medis yaitu sesuai ketrampilan perawat serta mampu
UU No 29 Tahun 2004 tentang merubah pola pikir perawat

47
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume12, No. 1Februari2016

sehingga perawat akan bersama dengan praktek


melakukan perannya dengan baik kolaborasi perawat-dokter di
dan berinteraksi secara lebih baik ruang rawat inap RSJD Amino
dengan dokter. Gondhohutomo Semarang dengan
Perawat akan mampu nilai p = 0,001.
menumbuhkan kepercayaan Kepentingan bersama ini
kepada dokter dan pasien karena implikasinya merupakan usaha
perawat menguasai pengetahuan perawat maupun dokter untuk
dan ketrampilan yang dibutuhkan memuaskan diri sendiri dan
untuk menangani setiap masalah memuaskan kepentingan orang
atau pertanyaan dari pasien atau lain atau profesi lain. Usaha yang
dokter. Dokter sebagai mitra akan dilakukan adalah dalam bentuk
merasa puas dalam pekerjaannya kerja sama. Perawat dan dokter
karena mempunyai rekan atau tim mempunyai kepentingan yang
kerja yang berkompeten. sama terhadap pasien yaitu
Kepuasaan ini akan menimbulkan memberikan pelayanan kesehatan
kepuasan juga kepada perawat yang prima. Adapun bagaimana
sehingga akan berdampak dalam pelayanan dari masing-masing
pemberian pelayanan profesi tersebut tergantung
keperawatan atau asuhan bagaimana mereka
keperawatan yang bermutu. memberikannya kepada pasien
Perawat akan memberikan dan pasien merasakan kepuasan
pelayanan keperawatan sesuai pelayanannya.
dengan standar prosedur Penampilan yang rapi,
operasional dan standar asuhan menguasai ilmu dan ketrampilan,
keperawatan. bersikap ramah dan sopan,
Hasil uji bivariat tentang tanggap terhadap permasalahan
hubungan kepentingan bersama dari pasien, dokter maupun teman
dan pelayanan keperawatan sejawat , mampu berkomunikasi
menunjukkan ada 32,6% perawat- dengan baik, mampu memberikan
dokter tidak melakukan kemudahan, memahami
kepentingan bersama dan kebutuhan dokter dalam
pelayanan keperawatan baik, memberikan pelayanan bersama-
sedangkan 68,8% perawat-dokter sama adalah usaha perawat
melakukan kepentingan bersama dalam memberikan pelayanan
dan pelayanan baik dan keperawatan. Dokter dan pasien
mempunyai nilai p = 0,000 merasa puas terhadap pelayanan
sehingga disimpulkan bahwa ada keperawatan yang berkualitas.
hubungan kepentingan bersama Kepuasan ini merupakan
dengan pelayanan keperawatan. modal untuk meningkatkan
Penelitian oleh Rumanti juga komitmen dan kinerja pelanggan
menunjukkan adanya hubungan internal sehingga berdampak
yang bermakna antara terhadap peningkatan kualitas
pengetahuan perawat tentang pelayanan pelanggan eksternal.
indikator kolaborasi kepentingan Pelanggan internal diartikan

48
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume12, No. 1Februari2016

sebagai mereka yang terkena Komunikasi ini juga


dampak dari produk atau proses mengurangi konflik yang ada
pelayanan dan merupakan antara perawat dan dokter yang
anggota organisasi yang kerap kali terjadi karena
menghasilkan produk tersebut. perbedaan sikap profesional
Pelanggan internal yang dimaksud mereka terhadap pasien.34
disini adalah dokter, perawat, Perawat akan merasa nyaman
manajemen, ahli gizi, apoteker, dalam melakukan tugasnya
psikologi, radiografer dan tenaga sehingga pelayanan keperawatan
kesehatan atau tenaga penunjang bisa optimal diberikan kepada
lainnya yang merupakan pasien. Dokter merasa puas
karyawan RSUD Tugurejo dengan apa yang seharusnya dia
Semarang. dapatkan dari perawat sebagai
Kualitas pelayanan yang mitra kerjanya. Hal ini sesuai
diberikan oleh pihak rumah sakit dengan hasil penelitian Baggs dan
cenderung dilihat atau dinilai oleh Ryan (2003) menunjukkan hasil
pasien atau masyarakat pengguna statistik yang signifikan hubungan
fasilitas kesehatan tersebut dari antara persepsi kolaborasi
bentuk pelayanan yang diberikan perawat dan kepuasan dengan
oleh perawat dan dokter terutama pembuatan keputusan. Hal ini
di ruang rawat inap. Hal ini diimplikasikan dengan
karena mereka lama berhubungan meningkatkan profesionalisme
dengan rumah sakit dimulai perawat maupun dokter dalam
berinteraksi pertama ke bagian memberikan pelayanan yang
poli atau UGD yang kemudian berorientasi kepuasaan
dilanjutkan di ruang perawatan pelanggan. Berbagai acara
untuk beberapa hari. Pasien diselenggarakan untuk
merasa puas bila perawat dan meningkatkan kualitas pelayanan
dokter melakukan hubungan atau seperti pelatihan service excellent,
kerjasama yang baik atau pertemuan profesional perawat-
berkualitas karena semakin dokter dalam simposium bersama.
berkualitas jasa yang diberikan Acara family gattering yaitu acara
maka kepuasan yang dirasakan refresing bersama keluarga juga
oleh pasien semakin tinggi.1,2 Jasa diselenggarakan dalam
yang dimaksud di sini adalah meningkatkan hubungan personal
pelayanan perawat-dokter yang antar profesional.
saling memberikan pelayanan Peningkatan hubungan
bersama-sama. Tentunya dengan perawat-dokter dalam melakukan
memiliki komunikasi yang efektif, pelayanan keperawatan dilakukan
bertanggungjawab dan saling melalui pendokumentasisn atau
menghargai perawat-dokter pencatatan data kesehatan
mampu memberikan kontribusi pasien. Data tersebut sebagai alat
yang terbaik dalam hubungan komunikasi dan masih bersifat
kerjasama. satu arah dan terpisah antara
catatat keperawatan dan catatan

49
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume12, No. 1Februari2016

medis. Meskipun demikian memerlukan analisis kritis serta


catatan tersebut membantu kegiatan advokasi dengan
perawat mendapatkan informasi menunjukkan perilaku caring.
untuk memberikan Selain mempunyai tindakan
Komunikasi dibutuhkan untuk mandiri keperawatan yaitu
mewujudkan kolaborasi yang mencakup observasi keperawatan,
efektif dan dapat menyatukan tindakan keperawatan
data pasien secara komperhensif komplementer, tindakan
sehingga menjadi sumber keperawatan modalitas,
informasi bagi semua anggota tim penyuluhan kesehatan, advokasi,
dalam pengambilan keputusan. edukasi dan konseling
Komunikasi yang efektif antara keperawatan juga melakukan
perawat-dokter mampu tindakan kolaborasi dengan tim
menumbuhkan kepercayaan kesehatan lain dalam pemberian
antara profesi tersebut.55 Sehingga asuhan keperawatan,
adanya kendala dalam melakukan perencanaan terhadap upaya
kolaborasi karena masih ada penyembuhan serta pemulihan
persepsi dokter yang selalu kesehatan klien. Sehingga upaya
menganggap bahwa perawat dalam peningkatan kualitas
merupakan tenaga vokasional, pelayanan keperawatan terwujud.
perawat sebagai asistennya serta Sifat hubungan antara
kebijakan rumah sakit yang perawat-dokter menentukan
kurang mendukung akan mampu kualitas dalam melakukan
ditanggapi dengan benar dan kolaborasi. Efektifitas kolaborasi
proporsional. Akhirnya tidak ada membutuhkan mutual respek
hambatan dalam upaya untuk baik setuju atau ketidaksetujuan
melindungi kepentingan pasien yang dicapai dalam interaksi
dan masyarakat yang tersebut. Hubungan kemitraan
membutuhkan jasa pelayanan yang merupakan landasan dalam
kesehatan serta pengembangan interaksi pada pemberi pelayanan
dari keperawatan sebagai profesi. kesehatan merupakan usaha yang
Keperawatan merupakan baik bagi pasien dalam mencapai
bagian integral dari pelayanan upaya peyembuhan dan
atau asuhan kesehatan dimana memperbaiki kualitas hidup.
fokus keperawatan adalah respon Hubungan antara perawat-dokter
klien terhadap penyakit, selama menjalankan proses terapi
pengobatan dan lingkungan. dipengaruhi oleh beberapa hal
Pelayanan atau asuhan yaitu persepsi dokter dalam
keperawatan merupakan memahami profesi perawat,
rangkaian tindakan yang dilandasi kebijakan institusi tempat
aspek etik legal dan peka budaya pelayanan kesehatan dan karakter
untuk memenuhi kebutuhan masing-masing profesi.
klien.23 Kegiatan tersebut meliputi Ada beberapa pernyataan yang
tindakan prosedural, pengambilan diungkapkan oleh dokter tentang
keputusan klinik yang bagaimana kerjasama yang

50
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume12, No. 1Februari2016

dilakukan dengan perawat dan DAFTAR PUSTAKA


mereka mengatakan baik saja 1. Irine Diana Sari. Manajemen
tetapi dengan nada yang datar Pemasaran Usaha Kesehatan.
dan ekspresi wajah sedikit Cetakan Keempat. Yogyakarta.
dikeryitkan sambil mata melirik ke Nuha medika. 2010
arah perawat seolah-olah ada 2. S. Supriyanto & Ernawaty.
sesuatu kejelekan yang masih Pemasaran Industri Jasa
disembunyikan tentang hubungan Kesehatan. Edisi I.Yogyakarta.
perawat-dokter. Perkataan Penerbit Andi. 2010
tersebut diucapkan dengan wajah 3. Imbalo S. Pohan. Jaminan
tersenyum yang dibuat-buat dan Mutu Layanan kesehatan
sepertinya ada sesuatu kenyataan Dasar-dasar Pengertian dan
yang tidak baik yang sedang penerapan. Jakarta. Penerbit
disembunyikan. Apalagi terkadang Buku kedokteran EGC. 2004
perawat tidak bisa langsung 4. Lili Nur indah sari. 2012. Lima
memberikan informasi tentang Alasan Utama yang Melandasi
perkembangan pasien saat dokter Pentingnya Profesionalitas
visite dengan alasan dokternya Manajemen Keperawatan di
tidak memberikan kabar ke Rumah Sakit untuk
ruangan , pasiennya banyak Meningkatkan Mutu Layanan
sedangkan perawat yang bertugas Kesehatan.
sedikit, atau memang dari perawat Kompasiana.diterbitkan pada
itu sendiri tidak mau melihat tanggal 30 Maret 2012.
kondisi pasien secara bersama- 5. Ratminto & Atik Septi
sama karena dokternya galak dan Winarsih. Manajemen
tidak mau diajak berkolaborasi. Pelayanan: Pengembangan
Model Konseptual, Penerapan
Citizen’s Charter dan Standar
SIMPULAN Pelayanan Minimal. Cetakan
Kualitas kolaborasi dengan VII. Yogyakarta. Pustaka
melakukan kontrol bersama, pelajar. 2010
lingkup praktek, kepentingan 6. Home Keperawatan. Deklarasi
bersama dan tujuan bersama Pelayanan Keperawatan
mempunyai hubungan dengan Prima. Diakses tanggal 10
kualitas pelayanan keperawatan Desember 2012. http://ditjen
dengan nilai p < 0,001 dan bukkemenkes.ri.co.id .
kepentingan bersama sebagai 7. Fandy Tjiptono & Gregorius
variabel yang dominan terhadap Chandra. Service, Quality &
kualitas pelayanan keperawatan. Satisfaction Edisi 3.
Masih diperlukan penelitian lebih Yogyakarta. Penerbit Andi.
lanjut tentang kualitas kolaborasi 2011
perawat dokter dengan memakai 8. Atlastieka Praptiwi. 2009.
metode penelitian kualitatif. Pengelolaan Kepuasan
Pelanggan dalam Pelayanan
Kesehatan. Disampaikan pada

51
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume12, No. 1Februari2016

Pelatihan dan Workshop 16. John F. Schnelle. Determining


Manajemen Keperawatan di The Relationship between
RSUD ‘45” Kuningan, Jawa Staffing and Quality. The
Barat. Gerontologist. Feb 2004: 44, 1:
9. Eugenia, L.Siegle.,Fay W ProQuest Sociology pg. 10
Whitney., Kolaborasi Perawat 17. Catherine Leviten-Red and
Dokter, Penerbit Buku Ann Hoyt. Community-Based
Kedokteran EGC, Jakarta, Home Support Agencies:
2006 Comparing The Quality of care
10. Profil Rumah Sakit Umum of Cooperative and Non-Provit
Daerah Tugurejo Semarang. Organizations. Canadian
Propinsi Jawa Tengah. 2012 Journal on Aging/La Revue
11. Laporan Pelatihan Pelayanan Canadienne du vieillissement
Prima (Service Excellens). 28 (2). 2009 :107-120
RSUD Tugurejo Tahun 18. Linda H Aeken, Sean P Clarke
Anggaran 2010. and Douglas M Sloane.
12. Rumanti, E. Analisis Pengaruh Conference Paper: Hospital
Pengetahuan Perawat tentang Staffing, organization, and
Indikator Kolaborasi terhadap Quality of Care: Cross-
Praktek Kolaborasi Perawat National Findings.
Dokter di Unit Rawat Inap International journal for
RSJD Dr. Amino Quality in Health Care.
Gondohutomo Semarang. Volume 14, number 1; 2010.
Diakses tanggal 15 April 2013. pp. 5-13
http://www.eprint.undip.ac.id 19. Nursalam. Konsep &
13. Sitorus & Panjaitan. Penerapan Metodologi
Manajemen Keperawatan: Penelitian Ilmu Keperawatan:
Manajemen Keperawatan di Pedoman Skripsi, Tesis dan
Ruang Rawat. Cetakan I. Instrumen Penelitian
Jakarta. Sagung Seto. 2011 Keperawatan. Edisi I. Jakarta.
14. Terry Nolan, Patria Angos, Salemba Medika. 2003
Antonia J L A Cunha, et al. 20. Inna PPNI Pusat. Kode etik
Articles Quality of Hospital Perawat Indonesia.2012
care for seriously Ill Children http://www.inna-
in Less-Developed Countries. ppni.or.id/innappni/mntopp-
The Lancet; Jan 13, 2001:357, kode-etik.html. Diakses pada
9250; Proquest Biology tanggal 31 Januari 2013
Journals. Pg. 106 21. Laura Jones B. A. Customer
15. Shoshanna Sofaer and Kirsten Service excellence: challenging
Firminger. Patient Perception times in the public sector.
of The Quality of Health Customer service Excellence
Services. Annual Review of module, 2010, level 6. The new
Public Health: 2005: 26, researcher. Volume 4, 2011,
ProQuest Biology Journals pg. pp. 16-21
513

52
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume12, No. 1Februari2016

22. Nazir,Moh., Metode Penelitian, Diakses tanggal 17 Desember


Cetakan kelima , PT Ghalia 2012.http://businessjournal.g
Indonesia, Jakarta, 2003 allop.com.
23. Tri Yuningsih. Dasar-dasar 30. Deena David. Attitude of Nurse
Pelayanan Instansi that will help in successful
Pemerintah Menuju Pelayanan nursing practice. 2010.
Prima: Suatu Telaah teoritis. Diakses tanggal 17 Desember
Dialogue. JIAKP, Vol. 1, No. 1. 2012.Article Source:
2004.117-130. http://www.saching.com.
24. Kevin McManus. Making Great 31. Kompas.com. Perawat dan
Customer Connections. Profesi lain. Opini. 22
http://www.greatsyatems.com September 2012. Diakses
/customerps.html tanggal 15 Desember
25. Victoria Bellou. Achieving 2012.Departemen Kesehatan
long-term customer Rl., Standar Pelayanan Rumah
satisfaction through Sakit, Edisi I, Jakarta, 1995.
organizational culture 32. Nurachmah, E., Asuhan
Evidence from the health care Keperawatan Bermutu, Artikel
sector. Managing Service PD PERSI, 2007.
Quality. Vol.17 No. 5 . 33. Djojo Sugito, Achmad.,
2007.pp. 510-522. Kebijakan Pemerintahan
www.emeralddinsight.com/09 Dalam Bidang Pelayanan
60-4529.htm Kesehatan Menyongsong AFTA
26. Robert Johnston. Towards a 2003, www.pdpers.co.id, 2001.
better understanding of service 34. Way, D.,Jones,L.,Bursing,N.,
excellence. Managing Service Implementation Strategies:
Quality. Vol.14 No. 2/3 . 2004. Collaboration In Primary Care,
pp. 129-133. Family Doctors and Nurse
www.emeraldinsight.com/096 Practitioners Delivering,
0-4529.htm Shared Care Discussion Paper
27. Peraturan Menteri Kesehatan Written for the Ontario College
Republik Indonesia Nomor of Family
HK.02.02/MENKES/148/I/20 Physician,2000.www.familyme
10 tentang Izin dan dicine.
penyelenggaraan Praktek 35. Cecep riwibowo, Yulia
Perawat. Fauziyah. Malpraktik Etika
28. Peraturan Menteri Kesehatan Perawat Penyelesaian
Republik Indonesia Nomor Sengketa Melalui Mediasi.
HK.512/MENKES/PER/IV/20 Cetakan I. Nuha Medika.
07 tentang Izin Praktek dan Jakarta. Agutus 2012.
Pelaksanaan Praktek 36. Peraturan Menteri Kesehatan
Kedokteran. Republik Indonesia Nomor 262
29. Scott Simmons and Cristie / Menkes / Per/ VII/1979
Fraser. Why hospitals Don’t Tentang Standarisasi
Deliver Great service. 2012. Ketenagaan di Rumah Sakit.

53
Jurnal Ilmiah Kesehatan Keperawatan, Volume12, No. 1Februari2016

37. Direktorat Jenderal Bina Konsep dan Praktek, Salemba


Pelayanan Medik Departemen Medika, Jakarta, 2001.
Kesehatan RI, Standar 45. Notoatmodjo, S., Pengantar
Pelayanan Minimal ,Jakarta, Pendidikan dan Ilmu Perilaku
2007.. Kesehatan.Andi Offset,
38. Werdati S, Kolaborasi dan Yogyakarta, 2003.
Kemitraan, Magister 46. Lindeke, L., Sieckert, A.
Managemen Rumah Sakit Nurse-Physician Workplace
Fakultas Kedokteran Collaboration, Online Journal
Universitas Gadjah Mada of Issues in Nursing. Vol.10
,2005. No.1, 2005.
39. Sri Astutik, Evaluasi Praktek 47. Leticia et al, The
Kolaborasi Perawat dengan Determinants of successful
Dokter di ruangVIP RSUD collaboration: A Review of
Pare, Kediri, 2003. Theoretical and Empirical
40. Rodroguez L.S.M., Beaulieu Studies,Journal of
M.D., D’Amour D., and Videla Interprofessional Care, 2005.
M.F. The Determinant of 48. Nasution B.J., Hukum
Successful Collaboration: A Kesehatan :
review of theoretical, and Pertanggungjawaban Dokter,
empirical studies. Journal of Rineka Cipta, Cetakan
International Care. 2005: Pertama, 2005.
I:132-147. 49. Wintari, H., Implementasi
41. Arlene D. Houldin, Mary D. Kinerja Perawat di Rumah
Naylor, Daniel G. Haller, Sakit, Pendidikan dan
Physician-Nurse Collaboration Komunitas, disampaikan
in Research in the 21st pada saat Semiloka RUU
Century,Journal of Clinical Praktek Keperawatan ,
Oncology, Vol 22, No 5 (March PELKESI, Jakarta, 2007
1), 2004: pp. 774-776. 50. Arikunto., Prosedur Penelitian
42. PPNI, Standar Praktek Suatu Pendekatan dan
Keperawatan Profesional, Praktek. Rineka Cipta,
Jakarta, 1995. Jakarta. 1993.
43. Werdati, Peranan dan 51. Nazir,Moh., Metode Penelitian,
Tanggungjawab Perawat Cetakan kelima , PT Ghalia
Dalam Pelayanan Indonesia, Jakarta, 2003
Keperawatan Keperawatan/ 52. Vazirani,S., et al, Effect of a
Kesehatan kepada Pasien. Multidisciplinary Intervention
Magister Managemen Rumah on Communication and
Sakit Fakultas Kedokteran Collaboration Among
Universitas Gadjah Mada , Physicians and Nurses,
2005. American Journal of Critical
44. Nursalam. Proses dan Care. 2005;14: 71-77.
Dokumentasi Keperawatan :

54

Anda mungkin juga menyukai