Anda di halaman 1dari 9

PENYUSUNAN PETA TAKTUAL RSUP Dr.

SARDJITO YOGYAKARTA

Siti Muslichah
Siti.muslichah@mail.ugm.ac.id
Noorhadi Rahardjo
noorhadi@ugm.ac.id
Abstract
Blind people need a facility in recognizing spatial information around them that can be served
in the informative and practical map in tactile map. The location of research in RSUP Dr.
Sardjito which is the largest hospital in Yogyakarta. The purpose of this research are (1) to
find out the information that required by the blind about facilities RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta (2) to make a tactile map in cartographical of RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta (3)
to do the readability test on the tactile map RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. This research uses
interviews with blind people to determine the first point to created a master map and map
production with thermoforming technique and readability test tactual maps with a guide
questionnaire. The test results indicate that the area symbol more easily understood than the
other symbols.
Keywords: tactile map, map design, thermoforming.
Intisari
Tunanetra membutuhkan fasilitas dalam mengenali informasi spasial yang dapat disajikan dalam
bentuk peta taktual. Lokasi penelitian di RSUP Dr. Sardjito yang merupakan rumah sakit terbesar
yang ada di Yogyakarta. Tujuan penelitian yaitu (1) Mengetahui informasi yang dibutuhkan oleh
tunanetra tentang fasilitas RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta (2) Membuat peta taktual secara
kartografis RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta (3) Melakukan uji keterbacaan terhadap peta taktual
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Penelitian ini menggunakan wawancara dengan tunanetra untuk
menentukan tujuan satu, pembuatan master map dan produksi peta dengan tehnik thermoforming
dan uji keterbacaan peta taktual dengan panduan kuisioner. Hasil pengujian menunjukkan bahwa
simbol area lebih mudah dipahami dibandingkan dengan simbol yang lain.
Kata Kunci : peta taktual, design peta, thermoforming

PENDAHULUAN Undang-Undang Dasar 1945


amandemen kedua tahun 2000 yaitu pada

1
pasal 28 A dan 28 F menyebutkan bahwa Perkembangan kartografi taktual di
setiap manusia Indonesia berhak Indonesia diawali pada tahun 2007 yang
mendapatkan akses yang seluas-luasnya dikenalkan oleh Dinas Pendidikan, yang
dalam mencari, memperoleh, memiliki, selanjutnya dilanjutkan dengan
menyimpan, mengolah, dan menyampaikan diterbitkannya Atlas Taktual Nasional
informasi melalui berbagai media guna Indonesia oleh Badan Informasi Geospasial
meningkatkan kualitas dan kesejahteraan (BIG). RSUP Dr. Sardjito merupakan
hidup (Tim Pustaka Setia, 2001). Informasi rumah sakit terbesar yang ada di
yang disebutkan pada undang-undang Yogyakarta dengan memiliki beragam
tersebut informasi spasial juga termasuk objek atau fungsi ruang yang berbeda-beda
kedalamnya. Sehingga setiap manusia sehingga perlu dikenalkan sebagai
berhak memperoleh informasi spasial tidak pengetahuan lingkungan dan Peta RSUP
terkecuali dengan tunanetra Dr. Sardjito hanya disajikan dalam bentuk
lembaran oleh pihak RSUP Dr. Sardjito
Tunanetra adalah seseorang yang sehingga para tunanetra sulit untuk
memiliki hambatan dalam penglihatan atau mengetahui informasi keuangan yang ada
indera penglihatannya tidak berfungsi. di RSUP Dr. Sardjito.
Indera penglihatan seseorang berperan
penting dalam mendapatkan informasi dari Terdapat informasi yang diperoleh
lingkungan. Jika indera penglihatan dari penelitian yang telah dilakukan oleh
seseorang tidak berfungsi maka dalam Muslihah 2010, dimana diketahui bahwa
memperoleh informasi dari lingkungan pun adanya ketertarikan dan kebutuhan
akan hilang. Sehingga mengakibatkan terhadap informasi RSUP Dr.
seorang tunanetra tidak dapat memperoleh Sardjito.Tujuan penelitian ini mengenali
pengalaman baru yang ada di dunia ini pemetaan taktual yang dilakukan di RSUP
dengan menggunakan indera Dr. Sardjito ini diantaranya adalah :
penglihatannya. Bag tunanetra kekurangan
yang dimiliki pada indera penglihatannya 1. Mengetahui informasi yang
membuat keempat indera lainnya lebih dibutuhkan oleh tunanetra tentang
optimal dalam pemanfaatannya. fasilitas RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta.
Keterbatasan dalam berpindah 2. Membuat peta taktual secara
tempat bagi penyandang tunanetra salah kartografis yang berisi informasi
satu akibat langsung dari ketunanetraan tentang fasilitas di lingkungan
yang dialami oleh penyandang tunanetra. RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta.
Keanekaragaman informasi dan 3. Melakukan uji keterbacaan
keanekaragaman pengalaman yang dimiliki terhadap Peta Taktual RSUP Dr.
oleh seseorang pada saat berpergian atau Sardjito Yogyakarta.
berpindah-pindah tempat. Tunanetra
membutuhkan fasilitas dalam mengenali METODE PENELITIAN
informasi sapsial yang ada disekitarnya RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
yang dapat disajikan dalam bentuk peta sebagai rumah sakit terbesar di Yogyakarta,
yang informastif dan praktis. Peta disajikan yang berusaha mengembangkan diri
dalam bentuk hardcopy yang disajikan menjadi rumah sakit bertaraf internasional
berdasarkan kaidah kartografis, Sehingga agar mampu menangani permasalahan
mudah digunakan dan disebar luaskan. kesehatan dengan lebih baik. RSUP Dr.
Penggunaan representasi data dalam bentuk Sardjito terletak di Jl. Kesehatan No.1,
peta yang menggunakan indera peraba dan Sekip, Daerah Istimewa Yogyakarta 55284
variabel taktual dalam kartografi untuk yang berbatasan dengan Universitas Gadjah
menyusun peta taktual. Mada dibagian timur dan utara, dibagian

2
selatan dibatasi oleh Kecamatan Mlati di mengetahui data yang paling banyak
bagian selatan dan baratnya. muncul atau data yang paling banyak
berpengaruh.
Pembuatan peta taktual RSUP D.
Sardjito Yogyakarta dilakukan dengan Tahap awal yang dilakukan yaitu
menggunakan metode penelitian kualitatif. pengumpulan referensi tentang taktual dan
Penelitian ini menggunakan dua data yaitu teknis pembuatan peta taktual. Diskusi
data sekunder dan data primer. Data dengan tenaga ahli diperlukan untuk
sekunder merupakan data yang diperoleh memperoleh masukan-masukan dalam
secara tidak langsung dapat diperoleh dari pembuatan yang menggunakan tehnik
bahan/responden penilitian seperti data thermoforming dan tentang informasi
populasi tunanetra. Sedangkan data primer simbol yang bagus dan sesuai bagi
merupakan data yang diperoleh secara tunanetra dengan keterbatasan skala.
langsung dari responden penelitian seperti Mengetahui informasi dan aspirasi
data persepsi dan aspirasi tunanetra. tunanetra dilakukan dengan wawancara
dengan jumlah sampel minimal 30
Data sekunder yang dibutuhkan responden. Tetapi, dalam penelitian ini
dalam penelitian ini yaitu data populasi diharapkan untuk memperoleh responden
tunanetra yang diperoleh dari beberapa sebanyak-banyaknya untuk memperoleh
instansi dan lembaga yang berkaitan peta yang baik dan sesuai dengan keinginan
dengan perkumpulan dari tunanetra. Seperti pengguna.
Yayasan Kesejahteraan Islam Tunanetra
(Yaketunis), PLD (Pusat Layanan Difabel) Tahap penyusunan peta taktual
UIN Sunan Kalijaga, MAN Maguwoharjo, RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta meliputi
dan Yayasan Mardi Wuto. Data ini desain skala, desain simbol, desain layout,
digunakan untuk menentukan responden desain tehnik produksi peta taktual, dan
yang digunakan dalam penelitian ini. produksi peta taktual. Tidak semua
Pemilihan responden dilakukan dengan informasi dimasukkan ke dalam peta
menggunakan metode purposive sampling karena keterbatasannya mesin yang
yang penekanan metode samplingnya pada digunakan. Dimana, ukuran paling besar
karakter dimana dengan pertimbangan untuk pencetakan peta taktual yaitu A3,
dianggap/diyakini oleh peneliti bahwa sehingga tidak semua informasi
responden benar-benar dapat mewakili dimasukkan ke dalam peta dengan
karakter yang diinginkan. keterbatasan ruang pada peta. Oleh karena
itu, dilakukan pemilihan informasi yang
Data primer diperoleh dengan cara sekiranya penting untuk dimasukkan ke
wawancara untuk memperoleh informasi dalam peta. Informasi pilihan tersebut
yang diperlukan oleh tunanetra untuk selanjutnya dibuat simbol dengan
dimasukkan ke dalam peta taktual. menggunakan tiga jenis simbol yaitu
Wawancara tersebut berisi 5 pertanyaan huruf/braille, garis, dan area yang
pokok yaitu identitas responden, akses selanjutnya dibedakan dengan
informasi dan kebutuhan informasi menyesuaikan variabel taktual.
persebaran fungsi keruangan di RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta, pengenalan dan Tata letak urutan pada lembaran
komponen peta, kemampuan membedakan peta disesuaikan dengan standarisasi yang
simbol dan membedakan variabel taktual, telah ada dengan urutan cover, legenda
dan tambahan informasi yang berkaitan umum, arah mata angin, muka peta, dan
dengan pembuatan peta taktual RSUP Dr. legenda khusus, dengan ketentuan pada
Sardjito. Data primer selanjutnya dilakukan muka peta diletakkan berpunggungan
dengan menggunakan metode deskriptif antara muka peta dengan legenda khusus
yang menggunakan nilai modus untuk

3
sehingga memudahkan pembacaan peta responden menyatakan tahu RSUP Dr.
menggunakan kedua tangan. Sardjito.
Produksi peta taktual dilakukan Responden yang perkunjung ke
dengan menggunakan tehnik RSUP Dr. Sardjito sebesar 80 % sedangkan
thermoforming karena ketersediaan alat yang belum pernah berkunjung ke RSUP
yang ada di Yogyakarta. Selain itu tehnik Dr. Sardjito sebesar 20 %. Lokasi-lokasi
ini menggunakan substrat plastik yang akan yang sering dikunjungi oleh tunanetra di
lebih tahan lama dan tidah mudah sobek RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta yaitu di
pada saat digunakan sebagai orientasi Instalasi Rawat Inap, Instalasi Rawat Jalan,
keruangan. Pembuatan peta taktual dengan dan Unit Gawat Darurat. Sehingga, dari
menggunakan tehnik thermoforming hasil tersebut maka peta taktual dibuat
diperlukan master map sebagai Dasar dengan merepresentasikan bangunan-
cetakan dalam pencetakan peta taktual. bangunan gedung.
Peta hasil produksi, diujikan kepada Kebutuhan tunanetra dari hasil
responden yang sebelumnya telah menjadi wawancara dengan responden
responden saat mengetahui informasi apa menunjukkan bahwa pada sebuah peta
saja yang dimasukkan ke dalam peta tunanetra lebih membutuhkan judul peta,
taktual. Uji keterbacaan dilakukan dengan muka peta, skala, orientasi, dan legenda.
bantuan surveyor yang berlandasan dengan Harapan tunanetra dalam pembuatan muka
kuisioner yang berisi beberapa pertanyaan peta yaitu muka peta memiliki informasi
yang menyangkut dengan kelayakan peta yang jelas dan rinci dengan tampilan yang
taktual RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. sesederhana mungkin. Sehingga dalam
Proses uji keterbacaan, responden diberi pemilihan simbol harus memilih simbol-
waktu dalam memahami isi peta tersebut simbol yang sederhana. Sehingga
yang selanjutnya dilakukan tanya jawab diharapkan nantinya dalam pembacaan
yang mengikuti isi dari kuisioner tersebut. petanya tidak terkesan rumit.
HASIL DAN PEMBAHASAN Desain dan Pemetaan Taktual RSUP Dr.
Sardjito
Informasi yang dibutuhkan oleh
Tunanetra Pembuatan peta taktual RSUP Dr.
Sardjito dibuat dengan berdiskusi dengan
Berdasarkan hasil wawancara yang tenaga ahli. Hasil peta tersebut dibagi
dilakukan pada tanggal 6-29 Agustus 2015 menjadi tiga yaitu Peta Taktual RSUP Dr.
yang dilakukan di Yaketunis (Yayasan Sardjito Yogyakarta, Peta Taktual RSUP
Kesejahteraan Tunanetra Islam), UIN Dr. Sardjito Yogyakarta Bagian Utara, dan
Sunan Kalijaga, MAN Maguwoharjo dan di Peta Taktual RSUP Dr. Sardjito
Yayasan Mardi Wuto. Responden yang Yogyakarta Bagian Selatan.
diperoleh dalam penelitian ini sebanyak 35
responden, jumlah tersebut sudah dikatakan
cukup karena sudah melebihi batas
minimal.
Hasil wawancara tersebut
menunjukkan bahwa responden yang
mengetahui tentang RSUP Dr. Sardjito
sebesar 97 % sedangkan yang menyatakan
tidak mengetahui tentang RSUP Dr.
Sardjito sebesar 3 % saja. Hal tersebut
menunjukkan bahwa hampir semua

4
Pembagian peta tersebut dilakukan
karena keterbatasannya media yang hanya
dapat dicetak maksimal ukuran A3 dengan
area kajian yang cukup luas dengan
informasi yang detail. Hal pertama yang
dilakukan yaitu dengan membuat simbol-
simbol yang sesuai dan sesederhana
mungkin, supaya tunanetra mudah dalam
memahami peta tersebut. Setelah diketahui
simbol yang sekiranya memang paling baik
maka hal selanjutnya yang dilakukan yaitu
membuat master map. Pembuatan simbol
harus disesuaikan dengan variabel taktual Gambar 1. (a) Master Map RSUP Dr. Sardjito
supaya mendapatkan hasil yang maksimal. Yogyakarta
Pembuatan simbol pada peta ini dibagi
menjadi tiga yaitu desain simbol garis, area,
dan huruf braille.
Master map dibuat dengan
menggunakan karton yang memiliki
ketebalan 2 mm yang terdiri tiga layer,
layer pertama terdiri dari tubuh air, layer
kedua terdiri dari jalan, dan parkir dan
taman, sedangkan layer tiga terdiri dari
bangunan gedung, simbol braille dan
wilayah lain. Peta dibuat dengan beberapa
layer bertujuan untuk menyesuaikan Gambar 1. (b) Master Map RSUP Dr. Sardjito
dengan keadaan yang di lapangan. Yogyakarta Bagian Utara

Pembuatan master map dibuat


dengan membuat master dalam bentuk 2
dimensi supaya untuk mempermudah
dalam pemotongan karton yang dilakukan.
Master map yang dibuat meliputi legenda
umum, arah mata angin, dan muka peta.
Sedangkan, legenda khusus dibuat dengan
menggunakan mesin embossing.
Master map peta taktual RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta, peta taktual RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta bagian utara, dan peta
Gambar 1. (c) Master Map RSUP Dr. Sardjito
taktual RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Yogyakarta Bagian Selatan
bagian selatan dapat dilihat pada gambar 2.

5
Produksi Peta Taktual
Master map yang telah dibuat selanjutnya
dilakukan pencetakan dengan
menggunakan tehnik thermoforming. Pada
proses pencetakan ini sebaiknya dilakukan
oleh ahlinya karena pemanasan pada
master map dan substrat plastik diperlukan
panas yang benar-benar cukup karena jika
terlalu panas, substrat platik dapat meleleh
Gambar 2. (b) Peta Taktual RSUP Dr. Sardjito
dan jika panasnya masih kurang makan Yogyakarta Bagian Utara
substrat plastik akan sulit dibentuk.
Hasil produksi pembuatan peta taktual
dengan menggunakan tehnik
thermoforming ini dipengaruhi oleh master
map dan proses dalam produksinya. Jika
master mapnya bagus maka dapat
menghasilkan peta taktual yang bagus juga,
tetapi jika pada proses produksinya kurang
bagus yaitu bisa terjadi pada pengaturan
waktu pada saat produksi kurang tepat Gambar 2. (c) Peta Taktual RSUP Dr. Sardjito
makan hasilnya pun belum sesuai dengan Yogyakarta
yang diharapkan begitu juga dengan
sebaliknya. Peta yang sudah selesai selanjutnya
dibukukan supaya mudah dalam
Hasil dari peta taktual yang telah dicetak pembacaannya. Penyusunan disusun
dengan menggunakan tehnik dengan urutan sampul peta, selanjutnya
thermoforming dapat dilihat pada gambar 2. legenda umum, arah mata angin, muka Peta
Taktual RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta,
legenda khusus Peta Taktual RSUP Dr.
Sardjito Yogyakarta, muka Peta Taktual
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Bagian
Utara, legenda khusus Peta Taktual RSUP
Dr. Sardjito Yogyakarta Bagian Utara,
muka Peta Taktual RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta Bagian Selatan, dan bagian
terakhir yaitu legenda khusus Peta Taktual
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta Bagian
Selatan.
Gambar 2. (a) Peta Taktual RSUP Dr. Sardjito
Yogyakarta
Uji Keterbacaan Peta Taktual
Peta taktual yang telah dicetak dan
dijilid, maka selanjutnya diujikan kepada
responden sehingga dapat diketahui
keterbacaannya. Pelaksanaan dilaksanakan
pada tanggal 20-24 februari 2016, dengan
bantuan oleh beberapa surveyor yang
6
mengerti dengan penelitian ini. Responden %. Sedangkan pada peta taktual RSUP Dr.
diberikan waktu ± 15 menit untuk Sardjito Yogyakarta bagian utara memiliki
memahami isi peta selanjutnya surveyor nilai keterbacaan pada bangunan Instalasi
dengan responden mewawancarai dengan Rawat Inap sebanyak 86 % menyatakan
panduan kuisioner. benar, sedangkan pada peta taktual RSUP
Dr. Sardjito Yogyakarta bagian selatan
Hasil wawancara menunjukkan
terbaca benar sebesar 86 %. Terjadi
bahwa rata-rata keterbacaan pada peta
penurunan keterbacaan benar pada peta
taktual RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta
yang menggambarkan keseluruhan bagian
memiliki nilai keterbacaan simbol huruf
RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta dengan
sebesar 86 %, pada peta taktual RSUP Dr.
peta yang menunjukkan bagian utara dan
Sardjito Yogyakarta bagian utara sebesar
selatan, padahal secara kenampakan pada
88 %, dan pada peta taktual RSUP Dr.
muka peta tersebut yang lebih jelas
Sardjito sebesar 88 %. Nilai hasil dari
seharusnya lebih mudah untuk dibaca. Hal
keterbacaan tersebut menunjukkan hasil
ini terjadi karena pada peta taktual RSUP
yang relatif homogen pada simbol huruf.
Yogyakarta umum dan perbagian berbeda
Hal tersebut menunjukkan bahwa banyak
pada keterangannya. Dimana pada peta
yang menjawab benar pada saat pembacaan
taktual yang umum menunjukkan bahwa
simbol tersebut dan menunjukkan bahwa
huruf f menunjukkan Instalasi Rawat Inap
simbol huruf dapat dianggap baik, karena
saja sedangkan pada peta perbagian
mayoritas responden dapat
menunjukkan bahwa f tidak hanya
mengidentifikasi setiap simbolnya dengan
menunjukkan IRNA saja tetapi
benar.
menunjukkan bagian-bagian dari IRNA
Keterbacaan simbol paling buruk/ seperti ada IRNA I pada bangunan tersebut
simbol yang paling rendah nilai yang menunjukan adanya ruangan
keterbacaannya pada peta taktual RSUP Dr. Anggrek, Bougenville, Cendana, Dahlia,
Sardjito Yogyakarta yaitu pada huruf q dan Unit Stroke.
yang menunjukkan IPSRS dengan nilai
persentase sebesar 71 % saja, sedangkan KESIMPULAN
pada peta taktual RSUP Dr. Sardjito
Dari hasil penelitian dan
Yogyakarta bagian utara nilai yang paling
pembahasan mengenai Peta Taktual RSUP
rendah keterbacaannya pada huruf a yang
menunjukkan kafetaria dengan nilai 83 %, Dr. Sardjito Yogyakarta yang sudah
dan pada peta taktual RSUP Dr. Sardjito dilakukan, maka diperoleh kesimpulan
Yogyakarta bagian selatan nilai sebagai berikut :
keterbacaan yang terendah pada huruf b, f
1. Pembuatan desain simbol peta taktual
dan k yang menunjukkan kantor satpam,
mengedepankan variabel visual bentuk
Instalasi Rawat Inap dan ruang tunggu
pasien dengan nilai sebesar 86 %. yang sederhana, serta tidak menggunakan
Perbedaan nilai keterbacaan tersebut bentuk-bentuk yang hampir sama atau
menunjukkan bahwa terdapatnya sebuah kompleks, dan mengutamakan variabel
kesalahan persepsi dalam pembacaan ukuran simbol yang tidak dibuat dalam
simbol yang disebabkan adanya beberapa bentuk ukuran terlalu kecil.
banyak faktor.
2. Pembuatan peta taktual dibuat dengan
Peta taktual RSUP Dr. Sardjito berbagai pertimbangan susunan pada
Yogyakarta nilai keterbacaan benar pada bagian-bagian peta. Seperti pada muka peta
bangunan Instalasi Rawat Inap sebesar 89 dengan yang diletakkan bersebelahan

7
dengan legenda khusus yang menerangkan Kraak, Menno-Jan dan Ferjan Ormelling.
peta. 2007. Kartografi Visualisasi Data
Geospasial. Yogyakarta; Fakultas
3. Hasil dari uji keterbacaan pada peta Geografi UGM
taktual menunjukkan bahwa simbol area
merupakan simbol yang paling mudah Laksono, Angga Dwi. 2014. Evaluasi
untuk dibedakan. Simbol Pada Peta Taktual Kota
Yogyakarta. Yogyakarta. Fakultas
DAFTAR PUSTAKA Geografi UGM: Yogyakarta
Almeida, R. 2007. Bertin Graphic
Semiology And Its Relevant Muslihah, Ika Noor. 2010. Desain
Contributions For Research And Kartografi Pada Pemetaan
Teaching In Brazil. Brazil: Taktual Kota Yogyakarta.
University of Sao Paulo Fakultas Geografi UGM:
Yogyakarta
Arlinwibowo, Janu. 2011. Menguak poros Muslihah, Laila Binti. 2014. Pembuatan
potensial pengembangan Peta Taktual Kawasan Wisata
intelektual tunanetra (optimalisasi Gembira Loka Yogyakarta.
industry selular sebagai pendamai Fakultas Geografi UGM:
tunanetra dengan kegelapan). Yogyakarta
Diambil 18 Maret 2015 dari
http://inijanu.blogspot.com/2011/ Perkins, Chris. 2002. Tactile Mapping
12/menguak-poros- Quality: The Manchester
potensialpengembangan.html. Experience. North West
Geography 2. School og
Chamberlain, P. Dan Dieng P. 2011. Geography: Inggris
Looking Good, Felling Good-Tac
Map: A Navigation System for the Prihandiko, Aryono. 1989. Kartografi.
Blind. Sheffield Hallam Yogyakarta; PT. Mitra Gama
University Research Archive Widya
(SHURA). Diambil pada tanggal
19 Maret 2015 Rahardja, Djaja. t.t. Ketunanetraan.
dari http://shura.shu.ac.uk/4637/1/ Bandung: Jurusan Pendidikan
Luar Biasa FIP UPI.
Creswell, John W. 2010. Research Design:
Pendekatan Kualitatif, Rahardjo, Noorhadi. 2004. Sains Informasi
Kuantitatif, dan Mixed (Edisi Geografis: Perkembangan
Ketiga). Yogyakarta: Pustaka Teknologi Kartografi dalam
Pelajar. Visualisasi Data secara Spasial
dalam Sains Informasi Geografis
Endro S, K dan N, Muhammad. 2010. oleh Tim Penulis. Yogyakarta:
Kartografi Dasar. UNY: Jurusan Kartografi dan
Yogyakarta Penginderaan Jauh Fakultas
Geografi UGM.
Karsidi, Asep dkk. 2012. Spesifikasi Teknis
Penyusunan Atlas Taktual RSUP Dr. Sardjito. 2015. Sejarah RSUP
Nasional Indonesia. Badan Dr. Sardjito. Yogyakarta: RSUP
Informasi Geospasial: Bogor Dr. Sardjito Yogyakarta. Diambil
pada tanggal 16 Desember 2015

8
dari http://sardjitohospital.co.id/pr
ofil/sejarah/

Setyawan, Herman.t.t. Menilik Sejarah


Lahirnya RSUP Dr. Sardjito.
Universitas Gadjah Mada.
Diambil pada tanggal 9 Januari
2016
dari http://arsip.ugm.ac.id/wp-
content/uploads/2014/07/lahirnya
-rsup-dr-sardjito.pdf

Setyowati, Dewi Liesnoor, Andi Irwan


Benardi, dan Saptono Putro, 2014.
Kartografi Dasar. Yogyakarta;
Penerbit Ombak

Anda mungkin juga menyukai