Anda di halaman 1dari 6

TUGAS MODUL 4 KEGIATAN BELAJAR 1

GEOMETRI DATAR
Oleh :
Nama : DENI ISKANDAR, S.Pd
NUPTK : 6544768669130043
NO. Peserta PPG : 18236018010039
Bidang Studi Sertifikasi : 180 – MATEMATIKA
Sekolah Asal : SMKS TARBIYATUL QURRO’
SELAGALAS, MATARAM

1) Perhatikan gambar berikut!

Jika panjang 𝐵𝐸 = 2 𝑐𝑚, 𝐸𝐹 = 6 𝑐𝑚, dan 𝐹𝐶 = 4 𝑐𝑚, maka tentukan panjang 𝐷𝐸!
JAWAB
Dari gambar di atas, terlihat bahwa terdapat 3 segitiga siku-siku yaitu ∆𝐴𝐵𝐶, ∆𝐴𝐹𝐶, dan
∆𝐷𝐵𝐸
a) Perhatikan ∆𝐴𝐵𝐶 dan ∆𝐴𝐹𝐶
 Dari gambar terlihat bahwa ∠𝐴𝐶𝐵 berimpit dengan ∠𝐹𝐶𝐴, akibatnya 𝑚∠𝐴𝐶𝐵 =
𝑚∠𝐹𝐶𝐴 dengan 𝑚 adalah ukuran sudut.
 ∆𝐴𝐵𝐶 dan ∆𝐴𝐹𝐶 adalah segitiga siku-siku dengan masing-masing berturut-turut
siku-siku di 𝐴 dan 𝐹, akibatnya 𝑚∠𝐶𝐴𝐵 = 𝑚∠𝐶𝐹𝐴 = 900
 Karena 𝑚∠𝐴𝐶𝐵 = 𝑚∠𝐹𝐶𝐴 dan 𝑚∠𝐶𝐴𝐵 = 𝑚∠𝐶𝐹𝐴 = 900 , maka 𝑚∠𝐴𝐵𝐶 = 𝑚∠𝐹𝐴𝐶.
 Karena 𝑚∠𝐴𝐶𝐵 = 𝑚∠𝐹𝐶𝐴, 𝑚∠𝐶𝐴𝐵 = 𝑚∠𝐶𝐹𝐴 = 900 , dan 𝑚∠𝐴𝐵𝐶 = 𝑚∠𝐹𝐴𝐶, maka
berdasarkan Teorema Sd–Sd–Sd disimpulkan bahwa ∆𝐴𝐵𝐶 sebangun ∆𝐴𝐹𝐶 yang
dinotasikan dengan ∆𝐴𝐵𝐶~∆𝐴𝐹𝐶
b) Perhatikan ∆𝐴𝐵𝐶 dan ∆𝐷𝐵𝐸
 Dari gambar terlihat bahwa ∠𝐴𝐵𝐶 berimpit dengan ∠𝐷𝐵𝐸, akibatnya 𝑚∠𝐴𝐵𝐶 =
𝑚∠𝐷𝐵𝐸 dengan 𝑚 adalah ukuran sudut.
 ∆𝐴𝐵𝐶 dan ∆𝐷𝐵𝐸 adalah segitiga siku-siku dengan masing-masing berturut-turut
siku-siku di 𝐴 dan 𝐷, akibatnya 𝑚∠𝐶𝐴𝐵 = 𝑚∠𝐸𝐷𝐵 = 900
 Karena 𝑚∠𝐴𝐵𝐶 = 𝑚∠𝐷𝐵𝐸 dan 𝑚∠𝐶𝐴𝐵 = 𝑚∠𝐸𝐷𝐵 = 900 , maka 𝑚∠𝐴𝐶𝐵 = 𝑚∠𝐷𝐸𝐵.
 Karena 𝑚∠𝐴𝐵𝐶 = 𝑚∠𝐷𝐵𝐸, 𝑚∠𝐶𝐴𝐵 = 𝑚∠𝐸𝐷𝐵 = 900 , dan 𝑚∠𝐴𝐶𝐵 = 𝑚∠𝐷𝐸𝐵, maka
berdasarkan Teorema Sd–Sd–Sd disimpulkan bahwa ∆𝐴𝐵𝐶 sebangun ∆𝐷𝐵𝐸 yang
dinotasikan dengan ∆𝐴𝐵𝐶~∆𝐷𝐵𝐸
c) Karena ∆𝐴𝐵𝐶~∆𝐴𝐹𝐶 dan ∆𝐴𝐵𝐶~∆𝐷𝐵𝐸, akibatnya ∆𝐴𝐹𝐶~∆𝐷𝐵𝐸
d) Menentukan panjang 𝐷𝐸
𝐴𝐵 𝐵𝐶 𝐴𝐶
 Karena ∆𝐴𝐵𝐶~∆𝐴𝐹𝐶, maka 𝐴𝐹
= 𝐴𝐶 = 𝐹𝐶
𝐴𝐵 𝐵𝐶 𝐴𝐶 𝐴𝐵 𝐵𝐸+𝐸𝐹+𝐹𝐸 𝐴𝐶
= =  = =
𝐴𝐹 𝐴𝐶 𝐹𝐶 𝐴𝐹 𝐴𝐶 𝐹𝐶
𝐴𝐵 2+6+4 𝐴𝐶
 𝐴𝐹
= 𝐴𝐶
= 4
𝐴𝐵 12 𝐴𝐶
 𝐴𝐹
= 𝐴𝐶 = 4
12 𝐴𝐶
Ambil 𝐴𝐶
= 4
, sehingga dapat ditentukan panjang 𝐴𝐶
12 𝐴𝐶
𝐴𝐶
= 4
 12 × 4 = 𝐴𝐶 × 𝐴𝐶

 48 = 𝐴𝐶 2
 𝐴𝐶 2 = 48
 𝐴𝐶 = √48
12 𝐴𝐶
𝐴𝐶
= 4
 𝐴𝐶 = 4√3 𝑐𝑚
𝐴𝐵 𝐵𝐶 𝐶𝐴
 Karena ∆𝐴𝐵𝐶~∆𝐷𝐵𝐸, maka 𝐷𝐵
= 𝐵𝐸 = 𝐸𝐷
𝐴𝐵 𝐵𝐶 𝐶𝐴 𝐴𝐵 12 4√3
𝐷𝐵
= 𝐵𝐸 = 𝐸𝐷  𝐷𝐵
= 2
= 𝐸𝐷
12 4√3
Ambil = , sehingga dapat ditentukan panjang 𝐷𝐸
2 𝐸𝐷
12 4√3
2
= 𝐸𝐷
 12 × 𝐸𝐷 = 2 × 4√3
8√3
 𝐸𝐷 =
12
2
 𝐸𝐷 = √3 𝑐𝑚
3
2
Jadi, panjang 𝐷𝐸 = 3 √3 𝑐𝑚

2) Diketahui persegi 𝐴𝐵𝐶𝐷, titik 𝐸 terletak pada 𝐵𝐶 dan titik 𝐹 terletak pada 𝐶𝐷 sehingga 𝐴𝐸
dan 𝐴𝐹 membagi persegi 𝐴𝐵𝐶𝐷 menjadi 3 daerah dengan luas yang sama. Tentukan
perbandingan luas daerah segitiga 𝐴𝐸𝐹 dengan luas daerah persegi 𝐴𝐵𝐶𝐷!
Jawab
a) Ilustrasi

b) Misalkan panjang sisi persegi adalah 𝑠, maka didapatkan persamaan 𝐿. 𝐴𝐵𝐶𝐷 = 𝑠 2 dan
𝑆2
𝐿. 𝐴𝐵𝐹 = 𝐿. 𝐴𝐹𝐶𝐸 = 𝐿. 𝐴𝐸𝐷 = satuan luas
3

c) Karena 𝐴𝐵𝐶𝐷 adalah persegi dan 𝐿. 𝐴𝐵𝐹 = 𝐿. 𝐴𝐸𝐷, maka ∆𝐴𝐵𝐹 ≡ ∆𝐴𝐸𝐷
d) Misalkan 𝐸𝐶 = 𝑥 dan ∆𝐴𝐵𝐹 ≡ ∆𝐴𝐸𝐷, maka 𝐹𝐶 = 𝐸𝐶 = 𝑥. Sehingga didapatkan :
𝐸𝐹 = 𝑥√2
e) Karena 𝐸𝐶 = 𝑥, maka 𝐷𝐸 = 𝑠 − 𝑥, sehingga :
𝑆2 1 𝑆2
𝐿. 𝐴𝐸𝐷 = 3
 2
∙ 𝐴𝐷 ∙ 𝐷𝐸 = 3
1 𝑆2
 2
∙ 𝑠 ∙ (𝑠 − 𝑥) = 3
𝑠2 −𝑠𝑥 𝑆2
 2
= 3

 3(𝑠 2 − 𝑠𝑥) = 2𝑠 2
 3𝑠 2 − 3𝑠𝑥 = 2𝑠 2
 −3𝑠𝑥 = 2𝑠 2 − 3𝑠 2
 −3𝑠𝑥 = −𝑠 2
−𝑠2
 𝑥 = −3𝑠
𝑆2 𝑠
𝐿. 𝐴𝐸𝐷 =  𝑥=
3 3

f) Menghitung 𝐿. ∆𝐸𝐹𝐶
1 𝑥2 𝑥2
𝐿. ∆𝐸𝐹𝐶 = 2 ∙ 𝑥 ∙ 𝑥 = 2
 𝐿. ∆𝐸𝐹𝐶 = 2
𝑠 2
( )
 𝐿. ∆𝐸𝐹𝐶 = 3
2
𝑠2

 𝐿. ∆𝐸𝐹𝐶 = 9
2
𝑠2
 𝐿. ∆𝐸𝐹𝐶 = 18 satuan luas

g) Menghitung 𝐿. ∆𝐴𝐸𝐹
𝐿. ∆𝐴𝐸𝐹 = 𝐿. 𝐴𝐸𝐶𝐹 − 𝐿. ∆𝐸𝐹𝐶
𝑆2 𝑠2
= 3
− 18
6𝑆 2 𝑠2
= 18
− 18
5 2
𝐿. ∆𝐴𝐸𝐹 = 18
𝑠

h) Menghitung perbandingan 𝐿. ∆𝐴𝐸𝐹 dengan 𝐿. 𝐴𝐵𝐶𝐷


5 2
𝐿. ∆𝐴𝐸𝐹 ∶ 𝐿. 𝐴𝐵𝐶𝐷 = 𝑠 ∶ 𝑠2
18
5
 𝐿. ∆𝐴𝐸𝐹 ∶ 𝐿. 𝐴𝐵𝐶𝐷 = ∶ 1
18

 𝐿. ∆𝐴𝐸𝐹 ∶ 𝐿. 𝐴𝐵𝐶𝐷 = 5 ∶ 18
Jadi, perbandingan perbandingan 𝐿. ∆𝐴𝐸𝐹 dengan 𝐿. 𝐴𝐵𝐶𝐷 adalah 5 ∶ 18

3) Perhatikan gambar berikut!


Diketahui 𝐴𝐵𝐶𝐷 dan 𝐸𝐹𝐺𝐻 adalah dua pesegi panjang kongruen dengan panjang 17 cm,
dan lebar 8 cm. titik 𝐹 adalah titik potong sisi 𝐴𝐷 dan 𝐸𝐺. Tentukan luas daerah segi
empat 𝐸𝐹𝐷𝐶!
Jawab
Karena 𝐴𝐵𝐶𝐷 ≡ 𝐸𝐹𝐺𝐻, maka sisi-sisi yang bersesuaian dari keduanya sama panjang yaitu
𝐴𝐵 = 𝐷𝐶 = 𝐸𝐶 = 𝐺𝐻 = 17 𝑐𝑚 dan 𝐴𝐷 = 𝐵𝐶 = 𝐸𝐺 = 𝐶𝐻 = 8 𝑐𝑚
Misalkan 𝐴𝐸 = 𝑎 dan 𝐺𝐷 = 𝑏, maka 𝐸𝐵 = (17 − 𝑎) 𝑐𝑚 dan 𝐻𝐷 = (17 − 𝑏)
Sehingga dengan menggunakan rumus Pythagoras didapatkan persamaan,
 𝐸𝐶 2 = 𝐶𝐵2 + 𝐵𝐸 2  172 = 82 + (17 − 𝑎)2
 289 = 64 + 289 − 34𝑎 + 𝑎2
 64 + 289 − 34𝑎 + 𝑎2 = 289
 𝑎2 − 34𝑎 + 64 + 289 − 289 = 0
 𝑎2 − 34𝑎 + 64 = 0
 (𝑎 − 32)(𝑎 − 2) = 0
𝐸𝐶 2 = 𝐶𝐵2 + 𝐵𝐸 2  𝑎 = 32 atau 𝑎 = 2
 𝐶𝐷 2 = 𝐷𝐻 2 + 𝐻𝐶 2  172 = (17 − 𝑏)2 + 82
 289 = 289 − 34𝑏 + 𝑏 2 + 64
 289 − 34𝑏 + 𝑏 2 + 64 = 289
 𝑏 2 − 34𝑏 + 64 + 289 − 289 = 0
 𝑏 2 − 34𝑏 + 64 = 0
 (𝑏 − 32)(𝑏 − 2) = 0
𝐶𝐷 2 = 𝐷𝐻 2 + 𝐻𝐶 2  𝑏 = 32 atau 𝑏 = 2
Dari nilai 𝑏 yang didapatkan, maka 𝑏 yang sesuai adalah 𝑏 = 2
Karena 𝑎 = 𝑏 = 2, maka ∆𝐶𝐵𝐸 ≡ ∆𝐶𝐻𝐷 dan ∆𝐸𝐴𝐹 ≡ ∆𝐷𝐺𝐹 sehingga luas daerah ∆𝐶𝐵𝐸
sama dengan luas daerah ∆𝐶𝐻𝐷 dan luas daerah ∆𝐸𝐴𝐹 sama dengan luas daerah ∆𝐷𝐺𝐹
1
𝐿. ∆𝐶𝐵𝐸 = 𝐿. ∆𝐶𝐻𝐷 = × 15 × 8 = 60 𝑐𝑚2
2
Perhatikan ∆𝐴𝐸𝐹 dan ∆𝐵𝐸𝐶, dari kedua segitiga tersebut didapatkan hibungan 𝑚∠𝐶𝐸𝐵 +
𝑚∠𝐴𝐸𝐹 = 900 dan dari ∆𝐴𝐸𝐹 didapatkan 𝑚∠𝐴𝐹𝐸 + 𝑚∠𝐴𝐸𝐹 = 900 .
Karena 𝑚∠𝐶𝐸𝐵 + 𝑚∠𝐴𝐸𝐹 = 900 dan 𝑚∠𝐴𝐹𝐸 + 𝑚∠𝐴𝐸𝐹 = 900 , maka 𝑚∠𝐶𝐸𝐵 = 𝑚∠𝐴𝐹𝐸.
Akibatnya ∆𝐴𝐸𝐹~∆𝐵𝐸𝐶 berdasarkan Teorema Sd–Sd–Sd.
𝐸𝐵 𝐵𝐶 𝐶𝐸
Karena ∆𝐴𝐸𝐹~∆𝐵𝐸𝐶, maka didapatkan 𝐹𝐴
= 𝐴𝐸 = 𝐸𝐹
𝐸𝐵 𝐵𝐶 𝐶𝐸 15 8 𝐶𝐸
= = ⇒ = =
𝐹𝐴 𝐴𝐸 𝐸𝐹 𝐹𝐴 2 𝐸𝐹
15 8
Ambil 𝐹𝐴
= 2, maka :
15 8
=  15 × 2 = 8 × 𝐹𝐴
𝐹𝐴 2

 30 = 8 × 𝐹𝐴
30
 𝐹𝐴 = 8
15 8
=  𝐹𝐴 = 3,75 𝑐𝑚
𝐹𝐴 2
Karena ∆𝐸𝐴𝐹 ≡ ∆𝐷𝐺𝐹, maka didapatkan :
1
𝐿. ∆𝐸𝐴𝐹 = 𝐿. ∆𝐷𝐺𝐹 = × 2 × 3,25 = 3,25 𝑐𝑚2
2
Misalkan luas daerah yang diarsir adalah 𝑥 dan jumlah luas daerah yang tidak diarsir adalah
𝑦, maka dari gambar didapatkan hubungan :
𝑦 = 𝐿. 𝐴𝐵𝐶𝐷 + 𝐿. 𝐶𝐸𝐺𝐻 − 2𝑥  2(𝐿. ∆𝐶𝐵𝐸 + 𝐿. ∆𝐸𝐴𝐹) = 𝐿. 𝐴𝐵𝐶𝐷 + 𝐿. 𝐶𝐸𝐺𝐻 − 2𝑥
 2(60 + 3,75) = (17 × 8) + (17 × 8) − 2𝑥
 2(63,75) = 136 + 136 − 2𝑥
 127,50 = 272 − 2𝑥
 2𝑥 = 272 − 127,50
 2𝑥 = 144,50
144,50
 𝑥=
2

𝑦 = 𝐿. 𝐴𝐵𝐶𝐷 + 𝐿. 𝐶𝐸𝐺𝐻 − 2𝑥  𝑥 = 72,25 𝑐𝑚2


Jadi, luas daerah yang diarsir dari gambar di atas adalah 𝑥 = 72,25 𝑐𝑚2

4) Perhatikan gambar berikut!

Diberikan persegi 𝐴𝐵𝐶𝐷, busur lingkaran yang berpusat di 𝐵 dan 𝐷 digambarkan dari titik
𝐴 ke 𝐶. Garis diagonal 𝐵𝐷 memotong kedua busur di titik 𝑋 dan 𝑌. Jika 𝑋𝑌 = (12 −

6√2 )𝑐𝑚, maka tentukan luas daerah persegi 𝐴𝐵𝐶𝐷!


Jawab
a) Misalkan panjang sisi persegi adalah 𝑠 dan panjang 𝐷𝑋 = 𝐵𝑌 = 𝑎, maka didapatkan
hubungan sebagai berikut (panjang jari-jari lingkaran) :
𝑠 = 𝐷𝑋 + (12 − 6√2) = 𝑎 + (12 − 6√2)
b) Karena 𝐵𝐷 adalah diagonal persegi, maka didapatkan hubungan sebagai berikut :
𝐵𝐷 = 𝑠√2 atau (12 − 6√2 ) + 2𝑎 = 𝑠√2
c) Dengan mensubstitusi pers. a) ke pers. b) didapatkan hubungan sebagai berikut :

(12 − 6√2 ) + 2𝑎 = 𝑠√2  (12 − 6√2 ) + 2𝑎 = (𝑎 + (12 − 6√2)) √2

 12 − 6√2 + 2𝑎 = 𝑎√2 + (12 − 6√2)√2

 2𝑎 − 𝑎√2 = 12√2 − 6 ∙ 2 − 12 + 6√2


 𝑎(2 − √2) = 18√2 − 24
18√2−24
 𝑎= 2−√2

18√2−24
 𝑎= 2−√2
18√2−24 2+√2
 𝑎= 2−√2
× 2+ 2

12(√2−1)
 𝑎= 4−2
12(√2−1)
 𝑎= 2

(12 − 6√2 ) + 2𝑎 = 𝑠√2  𝑎 = 6(√2 − 1)


Karena didapatkan 𝑎 = 6(√2 − 1), maka didapatkan panjang diagonal 𝐵𝐷 yaitu :

𝐵𝐷 = (12 − 6√2 ) + 2𝑎  𝐵𝐷 = 12 − 6√2 + 2 ∙ 6(√2 − 1)

 𝐵𝐷 = 12 − 6√2 + 12√2 − 12
 𝐵𝐷 = 6√2 𝑐𝑚
d) Menentukan luas daerah persegi dengan pendekatan luas daerah belah ketupat
1 1
𝐿. 𝐴𝐵𝐶𝐷 = 2 × 𝑑1 × 𝑑2  𝐿. 𝐴𝐵𝐶𝐷 = 2 × 𝐵𝐷 × 𝐴𝐶
1
 𝐿. 𝐴𝐵𝐶𝐷 = 2 × 6√2 × 6√2
1
 𝐿. 𝐴𝐵𝐶𝐷 = 2 × 72
1
𝐿. 𝐴𝐵𝐶𝐷 = 2 × 𝑑1 × 𝑑2  𝐿. 𝐴𝐵𝐶𝐷 = 36 𝑐𝑚2

Jadi, luas daerah persegi 𝐴𝐵𝐶𝐷 di atas adalah 36 𝑐𝑚2

Anda mungkin juga menyukai