Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN KASUS

BENDUNGAN ASI

PEMBIMBING LAHAN :
JULAECHA M.Keb

Disusun Oleh :
RIZKI AMELIA PUTRI
2016 41 066

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN BAITURRAHIM


KOTA JAMBI
TAHUN 2017/2018
BAB I
PENDAHULUAN

A. latar belakang
Masa nifas dimulai setelah kelahiran plasenta dan berakhir ketika alat kandungan
kembali seperti keadaan sebelum hamil. Masa nifas atau puerperium dimulai sejak 2 jam
setelah lahirnya plasenta sampai dengan 6 minggu ( 42 hari ) setelah itu . dalam bahasa
latin waktu mulai tertentu setelah melahirkan anak ini disebut puerperium yaitu dari kata
puer yang artinya ‘’bayi’’ dan parous ‘’melahirkan’’, jadi puerperium bearti masa setelah
melahirkan bayi poerperium adalah masa pulih kembali mulai dari persalinan selesai
sampai alat kandungan kembali seperti pra hamil ( asuhan kepafa ibu nifas medika ).
Pada permulaan masa nifas ( post partum /puerperium )apabila bayi belum
menyusui dengan baik atau apabila kelenjar payudara tidak dikosongkan dengan
sempurna , akan terjadi pembendungan air susu, mammae panas , serta keras pada
perabaan nyeri , putting susu bias mendatar sehingga dapat mengakakan bayi untuk
menyusui , biasanya payudara yang mengalami bendungan asi akan terlihat oedema,
putting susu kencang dan asi tidak keluar , akibatnya bayi tidak puas setelah menyusui ,
bayi sering menangis atau bayi menolak menyusui . jika bendungan asi tidak ditanganin
dengan baik maka akan terjadi mastitis , peradangan payudara , abses payudara dan
akibatnya lebih lanjut akan terjadi kematian ( ambarwati dkk .2080 ).
Angka kejadian bendungan asi sampai saat ini tidak diketahui secara pasti ,
menurut badan penelitian dan pengembangan kesehatan RI pada tahun 2006 kejadian
bendungan asi di Indonesia bnyak terjadi pada ibu berkerja 16 % dari ibu menyusui (
Depkes RI 2008 ).

B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas maka rumusan masalah pada studi kasus
ini adakah ‘' bagaimana asuhan kebidanan pada ibu nifas dan bendungan asi ‘’.

c. Tujuan Pengkajian
melaksanakan asuhan kebidanan pada ibu nifas dengan bendungan asi dan
menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. konsep dasar nifas
1. definisi masa nifas
Masa nifas ( puerpertum ) berasal dari kata puer artinya ‘’bayi’’ parout
artinya ‘’ melahirkan dan masa sudah melahirkan yang berlangsung selama 6 minggu (
saleha;2009 ).
Jadi masa nifas adalah masa setelah persalinan selesai yaitu setelah
melahirkan plasenta dan berakhir setelah 6 minggu dimana system reproduksi kembali
kepada keadaan sebelum hamil .
2. tujuan asuhan masa nifas
menurut maryunani (2005) tujuan dari pemberian asuhan pada masa nifas
adalah sebagai berikut :
a. menjaga kesehatan ibu bayinya Baik fisik maupun psikologi
b. mendeteksi masalah , mengoobatin dan merujuk apabila terjadi komplikasi pada ibu
maupun bayinya.
c. memberikan pendidikan kesehatan tentang perawatan kesehatan siri, nutrisi cara dan
manfaat menyusui , serta perawatan bayi sehari-harin.
D. memberikan layanan kb .
3. periode masa nifas
Munurut muryunani ( 2005 ) masa nifas dibagi dalam 3 periode yaitu :
a. pueperlum dini ( periode immediate postpartum )
masa segera plasenta lahir sampai kepulihan dimana ibu sudah diperbolehkan
mobilisasi dini .
b. puerperium intermmedial (periode early pastportum 24 jam – 1 minggu )
masa kepulihan menyeluruh alat genetalia yang lamanya 6-8 minggu, peran bidan
pada masa ini memastikan involusi uteri dalam keadaan normal , tidak ada perdarahan ,
lochea tidak berbau busuk , tidak demam , ibu cukup mendopetkan makanan dan cairan
sertaya yanda bahibu menyusui bayinya dengan baik .
c. remote puerperium ( periode late postpartum 1-5 minggu)
adalah waktu yang diperlukan untuk pulih dan sehat sempurna terutams baik
selama hamil atau waktu persalinab mempunyai komplikasi .

4. Tanda bahaya masa Nifas


Menurut maryunani ( 2015 ) ada beberapa tanda bahaya yang harus diperhatikan oleh
bidan atau tenaga kesehatan atau ibu sendiri yaitu :
a. demam (>37,5 c ).
b. perdarahan aktif dari jalan lahir , dalam hal ini perdarahan pervaginam yang luar biasa
atau bertambah banyak sekitar 500 cc atau lebih .
c. bekuan darah yang bnyak
d. muntah
e. locha berbau
f. rasa sakit bab/bak
i. pembengkakan
1. pembengkakan pada wajah dan tangan
2. rasa sakit , merah dan bengkak kaki .
g. kehilangan nafsu maklan dalam waktu lama
h. sulit dalam menyusai atau payudara yang berubah menjadi merah panas atau terasa
sakit

D.TANDA DAN GEJALA BENDUNGAN ASI


1. mamae panas,serta keras pada saat perabaan dan nyeri
2.puting susu bias medolor sehingga bayi sulit menyusu
3.pengeluaran asi kadang terhalang oleh duktus laktiferi menyempit
4.payudara bengkak dank eras
5.nyeri bila ditekan
6.warnanya kemerahan
7.suhu tubuh sampai 38’c

E.PENCEGAHAN TERJADINYA BENDUNGAN ASI

1.Gunakan teknik menyusui yg benar


2.puting susu aerola mammae harus selalu kering setelah menyusui
3.jangan pakai bra yg tidak menyerap keringat
4.menyusui dini,susui bayi segera mungkin (setelah 30 menit) setelah dilahirkan
5.susui bayi sesering mugkin
6.keluarkan asi dengan tangan atau pompa ,bila produksi melebihi kebutuhan bayi
7.perawatan payudara
8.hindari tekanan lokal pada payudara

F.TERAPI DAN PENGOBATAN MENURUT PRAWIRO HARDJO(2005) ADALAH

1.anjurkan ibu untuk tetap menyusui bayinya


2.anjurkan ibu untuk melakukan post natal breast care
3.lakukan pengompresan dengan air hangat sebelum menuyusui dan kompres dingin
sesudah menyusui untuk mengurangi rasa nyeri
4.gunakan BH yg menopang
5.berikan paracetamol 500 mg untuk mengurangi rasa nyeri dan menurunkan panas

B.BENDUNGAN ASI
Bendungan asi adalah pembendungan air susu karena penyerapan duktus laktiferi
oleh kalenjar-kalenjar tidak dikosongkan dengan sempurna atau karena kelainan putting
susu . bendungan asi adalah terjadinya pembengkakan asi pada payudara karena
peningkatan aliran vena dan limfe sehingga penyebabkan bedungan asi dan rasa nyeri
disertai kenaikan suhu badan (sarwono 2005)
Pembendungan asi menurut pitehar (1999) adalah pembendungan air susu karena
penyempitan duktus laktiferi atau oleh kalenjar-kalenjar tidak dikosongkan dengan
sempurna atau karena kelainan pada puting susu (buku –obsteri William)
Keluhan ibu menurut prawihardja (2005) adalah payudara bengkak,keras,panas
dan nyeri . penanganan sebaiknya dimulai selama hamil dengan perawatan payudara
untuk mencegah kelainan.

C.ETIOLOGI
Bendungan air susu dapat terjadi pada harim ke dua atau ketiga ketika payudara
telah memproduksi asi . bendungan disebebakan oleh pengeluaran aisr susu yang tidak
lancar,karena bayi tidak cukup sering menyusu,produksi meningkat,terlambat
menyusukan,hubungan dengan bayi (bonding) kurang baik dan dapat pula karena adanya
pembatasan waktu menyusu (sarwono,2009)
Pada bendungan asi payudara yg terbendung membesar,membengkak dan sangat
nyeri . payudara terlihat mengkilap dan putting susu tergang menjadi rata . asi tidak
mengalir dengan mudah dan bayi sulit menghisap asi sampai bengkak berkurang.

-Beberapa faktor yg dapat menyebabkan bendungan asi :

1) Pengosongan mamae yg tidak sempurna (dalam masa laktasi,terjadi peningkatan


produksi asi pada ibu yg produksi asinya berlebihan. Apabila bayi sudah kenyang dan
selesai menyusu dan payudara tidak dikosongkan,maka masih terdapat sisa asi dalam
payudara . sisa asi tersebut jika tidak dikeluarkan dapat menimbulkan bendungan asi.

2) Faktor hisapan bayi yg tidak aktif( pada masa laktasi,bila tidak menyusukan bayinya
sesering mungkin atau jika bayi tidak aktif mengisap maka akan menimbulkan bendungan
asi.

3) Faktor posisi menyusui bayi yg tidak benar (teknik yg salah dalam menyusui dapat
mengakibatkan putting susu menjadi lecet dan menimbulkan rasa nyeri pada saat bayi
,menyusu, akibatnya ibu tidak mau menuyusu bayinya dan terjadi bendungan asi)

4) Putting susu terbebenam ( putting susu terbenam akan menyulitkan bayi dalam
menyusu . karena bayi tidak dapat mengisap puting dan aerola ,bayi tidak mau menyusu
dan akibatnya terjadi bendungan asi)

Anda mungkin juga menyukai