STANDA Pengamanan THD Petir
STANDA Pengamanan THD Petir
1. Pengertian Petir
Petir adalah proses gejala alam yang selalu terjadi di muka bumi,
Indonesia atau hujan es seperti di negara eropa. Seringkali petir ini dimulai
dengan munculnya lidah api listrik yang bercahaya terang yang terus
menggelegar dan efeknya akan fatal bila mengenai semua benda fisik dan
mahluk hidup dimuka bumi. Oleh karena itu efeknya dari bahaya petir
menangkal bahaya petir tersebut dengan alat penangkal petir yang sering
konvensional maupun sistim instalasi penangkal petir radius, dan akan jauh
lebih baik lagi jika dipasang juga alat pendeteksi datangnya petir seperti
lightning counter.
terbuat dari logam (metal), kematian makhluk hidup dan gangguan yang
mungkin sekali terjadi bagi kehidupan dan benda lainnya. Karena sifat fisis
petir yang terjadi antara awan dengan awan, dan awan dengan bumi yang
sukar dikendalikan maka kondisi fisik dipermukaan bumi yang lebih tinggi
dari bangunan fisik lainnya akan tersambar terlebih dahulu oleh petir yang
1
berada di areal tersebut. Dalam hal ini bangunan bertingkat secara rata-rata
lebih tinggi fisiknya, dan mempunyai kemungkinan yang lebih besar terkena
sambaran petir.
dari awan. Awan bermuatan ini terbentuk karena adanya gerakan angin keatas
yang membawa udara lembab. Semakin tinggi dari permukaan bumi maka
akan semakin rendah tekanan dan suhunya. Uap air tersebut akan
Dengan adanya awan yang bermuatan maka akan timbul muatan induksi pada
muka bumi, sehingga timbul medan listrik. Jika medan listrik yang terjadi
melebihi medan tembus udara maka akan terjadi pelepasan muatan yang
Badai guruh merupakan fenomena alam yang dahsyat, dan sambaran petir
2
Besaran Sambaran Petir
Arus petir terjadi berkisar dari 5 kA - 220 kA (Dept PU, 1987: 8) yang
antara 105 dan 2 x 105 m/s (Golde, R.H, 1973: 10), yang berarti lebih kecil
seribu kali dari kecepatan cahaya (3 x 108 m/s). PLN menyatakan bahwa
bentuk sambaran petir (bahaya tegangan lebih yang dapat terjadi) ada dua
macam, yakni:
a. Sambaran langsung
ini.
Gangguan inilah yang paling banyak terjadi. Sambaran ini terbagi dua yaitu:
2) Sambaran dekat adalah sambaran petir yang terjadi dekat dengan sistem
3
Bahaya Sambaran Petir
a. Terhadap Manusia
manusia maka organ-organ tubuh yang oleh aliran tersebut akan mengalami
Selain itu efek rangsangan dan panas akibat arus petir pada organ-organ tubuh
langsung tetapi juga sambaran tidak langsung, karena disekitar titik atau
tempat yang terkena sambaran akan terdapat muatan listrik dengan kerapatan
muatan yang besar dimana muatan itu akan menyebar didalam tanah dengan
langkah pada manusia yang ada disekitar titik sambaran serta membahayakan.
Tegangan langkah adalah tegangan yang timbul antara dua tubuh manusia
yang berada pada satu gradient tegangan, sehingga antara kedua bagian tubuh
tubuh.
4
TABEL I.I
badan ohm
pegangan
melepaskan pegangan
tertahan
5
40 mA Mulai tak sadar, bahaya 0,2 detik 200 V
maut
bumi, karena jalan yang ditempuh petir tidak lurus, tetapi biasanya merupakan
cabang beranting. Oleh karena itu, petir dapat menyebabkan kerusakan harta
Pelepasan muatan antara awan dengan bumi (tanah) 25% dari seluruh
pada harta benda yang ada di permukaan bumi. Sehingga kondisi fisik di
permukaan bumi yang lebih tinggi dari bangunan fisik lainnya akan tersambar
lebih dahulu oleh petir yang berada di areal tersebut. Jadi dapat dikatakan
Perlu diingat bahwa tidak hanya benda-benda yang menjulang tinggi saja
yang terkena sambaran petir, tetapi mungkin juga di tempat mendatar bahkan
6
radio aktif di daerah terbuka, paling sering terkena sambaran petir (Antonov,
1994).
c. Terhadap Bangunan
petir terutama karena besarnya arus petir dan kecuraman arus petir, yang
mana besarnya dapat mencapai 200 kA. Kerusakan tersebut berupa kerusakan
thermis, seperti terbakar pada gedung yang tersambar, bisa juga berupa
mekanis seperti runtuh, bangunan retak dan lain-lain. Bahan bangunn yang
paling parah bila terkena sambaran petir adalah bersifat kering, isolasi,
bangunan yang dianggap mudah terkena sambaran petir dan perlu diberi
cerobong pabrik.
mudah terbakar.
7
3) Bangunan-bangunan untuk umum, misalnya gedung-gedung
lain.
bagian paling atas dari bangunan yang diamankan ditempatkan benda yang
2. Pengertian Grounding
saat ini edisi terakhir adalah tahun 2000), dipakai istilah pembumian, dan
suatu penghantar yang bukan bagian dari sirkit listrik, dengan bumi menurut
cara tertentu”
Fungsi Grounding
8
Untuk tujuan keselamatan, seperti yang dijelaskan sebelumnya, grounding
berfungsi sebagai penghantar arus listrik langsung ke bumi atau tanah saat
terjadi tegangan listrik yang timbul akibat kegagalan isolasi dari system
kelistrikan atau peralatan listrik. Contohnya, bila suatu saat kita menggunakan
setrika listrik dan terjadi tegangan yang bocor dari elemen pemanas di dalam
setrika tersebut, maka tegangan yang bocor tersebut akan mengalir langsung
aman dari bahaya kesetrum. Perlu diingat, peristiwa kesetrum terjadi bila ada
Pada dasarnya ada 3 (tiga) jenis elektroda yang digunakan pada sistem
pentanahan yaitu :
1. Elektroda Batang
2. Elektroda Pelat
9
3. Elektroda Pita
Elektroda – elektroda ini dapat digunakan secara tunggal maupun multiple dan
ELEKTRODA BATANG
Elektroda batang terbuat dari batang atau pipa logam yang ditanam vertical
didalam tanah. Biasanya dibuat dari bahan tembaga, stainless steel atau
batang ini mampu menyalurkan arus discharge petir maupun untuk pemakaian
10
ELEKTRODA PELAT
Bentuk elektroda pelat biasanya empat perseguí atau empat persegi panjang
yang tebuat dari tembaga, timah atau pelat baja yang ditanam didalam tanah.
ELEKTRODA PITA
Elektroda pita jenis ini terbuat dari bahan metal berbentuk pita atau juga kawat
Elektroda pita ini bisa dipasang pada struktur tanah yang mempunyai tahanan
11
Hal ini cocok untuk daerah – daerah pegunungan dimana harga tahanan jenis
PENGKONDISIAN TANAH
Bagi daerah – daerah yang mempunyai struktur tanah dengan tahanan jenis
seringkali sukar diperoleh. Ada tiga cara untuk mengkondisikan tanah agar
pada lokasi elektroda ditanam tahanan jenis tanah menjadi rendah, yaitu :
mengelilingi elektroda tersebut bahan – bahan seperti tanah liat atau cokas.
2. Mengelilingi elektroda pada statu jarak tertentu diberi zat-zat nimia yang mana
akan memperkecil tahanan jenis tanah di sekitarnya. Zat-zat nimia yang biasa di
pakai adalah sodium chloride, calsium chloride, magnesium sulfat, dan coper
sulfat.
mencampur bubuk bentonite, garam dapur dan air maka campuran bentonite
12
A. Pemasangan Grounding sebagai Pengaman Instalasi Terhadap Petir
sehingga semua bagian dari bangunan beserta isinya, atu benda-benda yang
dilindungi terhindar dari bahaya sambaran petir baik secara langsung ataupun secara
peledak.
arsip negara.
13
Prinsip Kerja Penangkal Petir
Pada medan listrik yang besar ada bagian yang berbentuk runcing dan
memiliki permungkaan yang licin, muatan yang terkonsentrasi pada bagian ini akan
lebih mudah terlepas (discharge). Prinsip inilah yang digunakan untuk membuat suatu
penagkal petir. Disaat terjadinya pengumpulan muatan petir pada awan diatas bumi,
maka akan terkonsentrasi muatan positif akibat terinduksi oleh muatan petir
diatasnya.
Saat terjadi medan petir antara awan dengan bumi, muatan positif dibumi akan
terinduksi dan menuju tempat yang terujung sebagai jalan terdekat untuk pelepasan
yaitu menuju ujung bantal penangkal petir. Jika kuat medan petir melebihi medan
tembus udara maka terjadi downward leader dari awan sedangkan pada penangkap
petir akan terjadi pelepasan muatan positif menuju downward leader yang disebut
sebagai upward leader. Upward leader akan mempelopori jalan pergerakan downward
leader menuju kebatang penangkap petir dimana terdapat konsentrasi muatan positif
yang lebih besar dan jalan terdekat menuju tanah. Jarak dari titik pertemuan antara
downward leader dan upward leader ke titik sambaran pada batang penagkal petir
disebut sebagai jarak sambaran awal (initiation distance). Muatan petir yang
menyambar batang penagkap petir akan menuju tanah melalui penghantar turun
(down conductor) dan disebarkan ke tanah oleh elektroda pentanahan (Hendri, 2000).
14
Bagian-bagian Instalasi Penangkal Petir
Pada dasarnya penangkap petir terdiri dari tiga bagian (needle, 1991) yaitu:
(1) terminal atas atau penangkap petir, (2) kawat tembaga (copper tape) dengan
alternative baja tergavanisir sebagai konduktor, (3) elektroda pembumian yang terdiri
dari batang-batang logam yang dimasukan ketanah atau bilah-bilah yang lebih pendek
yang dihubungkan secara paralel. Adapun bentuk penangkap petir dapat dilihat pada
gambar berikut:
Teori Pentanahan
dari sistem tersebut, jadi agar petir dapat mengalir ke tanah tanpa menimbulkan
15
tegangan lebih yang berbahaya, bentuk dan ukuran dari sistem pentanahan merupakan
hal yang penting. Bagaimanapun juga tahanan pentanahan diusahakan agar tahanan
pentanahannya lebih kecil dari satu ohm (Pabla, 1991). karena sambaran langsung
maupun tidak langsung dari petir tidak hanya dapat merusak peralatan dan
membunuh makhluk hidup, tetapi juga dapat merusak komponen elektronika pada
kerugian besar.
peralatan.
dilindungi.
proteksi terhadap karat dan 25 mm2 jika terbuat dari tembaga (50 mm2 jika dibuat
dari baja) bilamana proteksi sedemikian tidak diturunkan (Neidle, 1991: 230), yang
berfungsi sebagai tempat kontak antara sistem penangkal petir dengan bumi
16
Fungsi dari konduktor/kabel pentanahan adalah sebagai jalan atau saluran arus
petir untuk mengalir ke bumi. Konduktor yang digunakan untuk penghantar turun
harus memenuhi beberapa persyaratan antara lain (Dept PU, 1987: 24):
a. Ketahanan mekanis
pentanahan. Menurut PUIL 1987 pasal 320.A.1, elektroda bumi adalah penghantar
yang ditanam dalam bumi dan membuat kontak langsung dengan bumi. Elektroda-
a. Elektroda pelat
b. Elektroda batang
c. Elektroda pita
Jenis pemanasan
Elektroda
17
(1) (2) (3) (4)
2 mm
L 65 x 65x7
U 6,5
T6x 50 x 3
-Batang profil
18
0,5 m2 sampai
1m2
1991: 229), di mana nilai tahanan jenis tanah dapat beru-bah karena temperatur dan
musim. Untuk mengetahui besarnya tahanan jenis dari beberapa senyawa tanah dapat
TABEL
ladang kering
Resis-tans
(ohm-m)
19
Kemungkinan Suatu Bangunan Tersambar Petir
tersebut tersambar petir, karena luas daerah yang menarik sambaran petir (atractive
Luas daerah bangunan yang menarik sambaran petir menurut standar NFPA-
781 1994 seperti yang dikutip Hendri (2000: III-7) menggunakan persamaan:
Ps = Ca x NE x IKL x 10-6 x C1
Dimana:
20
Berdasarkan luas daerah yang menarik sambaran petir dan perkiraan
Pr = Ps x C2 x C3 x C4 x C5
Dimana:
terhadap lingkungan
TABEL V.
(1) (2)
21
Pr 5 x 10-2 Proteksi tingkat III
22