Anda di halaman 1dari 8

Nama : Dionisius Rio  Lingkungan kumuh, yang diakibatkan oleh kesadaran

warga mengenai kebersihan yang rendah.


NIM : 17.a1.0162
 Kepadatan penduduk, diakibatkan tidak terkendalinya
1. Permasalahan Permukiman di Indonesia dan Peraturan Pemerintah perkembangan penduduk maupun urbanisasi dari desa
yang terkait ; ke kota.
 Banjir dan meluapnya aliran sungai akibat hujan,
diakibatkan oleh habisnya lahan resapan karena
peralihan fungsi kawasan.

Permukiman di Indonesia memiliki keberagaman masing-


masing. Mulai dari jenis pola permukiman dapat dibedakan menjadi
kota, desa, vernakular, tradisional dan modern. Setiap jenis Sedangkan untuk permukiman di desa memiliki permasalahan
permukiman memiliki ciri khas maupun permasalahan masing – seperti :
masing.
 Sarana dan prasarana yang masih terbatas, berbeda
Permasahan yang sudah sering ditemui dalam kawasan dengan kawasan perkotaan.
perkotaan maupun pedesaan adalah ketimpangan infrastruktur yang  Kondisi kebersihan belum tentu baik, karena
ada. Untuk permukiman di kawasan perkotaan memiliki rendahnya pengetahuan maupun pendidikan.
permasalahan sendiri antara lain :
Kirmanto (2002) juga menyebutkankan isu-isu perkembangan
pembangunan permukiman yang akan datang ialah (1) urbanisasi di
daerah tumbuh cepat sebagai tantangan bagi pemerintah untuk secara
positif berupaya agar pertumbuhan lebih merata; (2) perkembangan
tak terkendali daerah yang memiliki potensi untuk tumbuh; dan (3)
marjinalisasi sektor lokal oleh sektor nasional dan global.

Pada masa kini perkembangan mengakibatkan sebuah


perubahan dan adaptasi yang sangat cepat. Maka untuk membatasi
dan mengatur perkembangan Permukiman, Pemerintah memiliki
peran utama. Dengan dikeluarkannya peraturan oleh pemerintah
diharapkan mampu mengatur kondisi permukiman agar berkembang
Menurut Kirmanto (2002), isu-isu perkembangan dengan baik dan memperhatikan kondisi lingkungan. Perumahan dan
permukiman yang ada pada saat ini adalah (1) perbedaan peluang Kawasan Permukiman diatur dalam Peraturan Pemerintah nomor 14
antar pelaku pembangunan yang ditunjukkan oleh ketimpangan pada tahun 2016 dan Undang- Undang nomor 1 tahun 2011.
pelayanan infrastruktur, pelayanan perkotaan, perumahan dan ruang
untuk kesempatan berusaha; (2) konflik kepentingan yang disebabkan Peraturan yang terkait mengenai issue permukiman yang ada
oleh kebijakan yang memihak pada suatu kelompok dalam di Indonesia antara lain :
pembangunan perumahan dan permukiman; (3) alokasi tanah dan Menurut PP nomor 14 tahun 2016
ruang yang kurang tepat akibat pasar tanah dan perumahan yang Pasal 5
cenderung mempengaruhi tata ruang sehingga berimplikasi pada (1) Penyelenggaraan Perumahan dan Kawasan permukiman
alokasi tanah dan ruang yang tidak sesuai dengan tujuan-tujuan dilaksanakan berdasarkan kebijakan dan strategi nasional di bidang
pembangunan lain dan kondisi ekologis daerah yang bersangkutan; perumahan dan Kawasan Permukiman.
(4) terjadi masalah lingkungan yang serius di daerah yang mengalami (2) Kebijakan dalam Kawasan Kebijakan Perumahan dan
tingkat urbanisasi dan industrialisasi tinggi, serta eksploitasi sumber kawasan permukiman sebagaimana dimaksud pada ayat (1) paling
daya alam; dan (5) komunitas lokal tersisih akibat orientasi sedikit meliputi:
pembangunan yang terfokus pada pengejaran target melalui proyek a. kemudahan masyarakat untuk memperoleh hunian yang layak dan
pembangunan baru, berorientasi ke pasar terbuka dan terhadap terjangkau dalam lingkungan yang sehat, aman, serasi, teratur,
kelompok masyarakat yang mampu dan menguntungkan. terencana, terpadu, dan berkelanjutan; dan
b. peningkatan koordinasi dan sinkronisasi kebijakan antar pemangku (2) Fasilitasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilaksanakan
kepentingan Penyelenggaraan perumahan dan Permukiman. oleh lembaga atau badan yang ditugasi oleh Pemerintah dan/atau
pemerintah daerah.
Pasal 12
(1) Perencanaan dan perancangan dimaksud dalam pasal ll ayat (l) Pasal tersebut memberikan penjelasan bahwa setiap masyarakat di
huruf a dilakukan dalam rangka untuk: daerah maupun kota memiliki hak yang sama untuk mendapatkan
fasilitas maupun sarana prasarana agar memudahkan dalam urusan
a. menciptakan Rumah yang layak huni; masing-masing
b. mendukung upaya pemenuhan kebutuhan Rumah oleh
masyarakat dan pemerintah; dan Pasal 14
c. meningkatkan tata bangunan dan lingkungan yangterstruktur. (2) Persyaratan teknis dalam perencanaan dan perancangan Rumah
meliputi:
(2) Perencanaan dan perancangan Rumah untuk menciptakan Rumah a. tata bangunan dan lingkungan; dan
layak huni sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a dilakukan b. keandalan bangunan.
dalam rangka mewujudkan Rumah yang sehat, aman dan teratur (3) Persyaratan administratif dalam perencanaan dan perancangan
Rumah meliputi:
a. status hak atas tanah, dan/atau izin pemanfaatan dari pemegang
Berdasarkan Pasal tersebut, memberikan aturan mengenai hak
hak atas tanah; dan
masyarakat untuk memiliki lingkungan yang bersih dan layak huni.
b. status kepemilikan bangunan.
Namun pihak masyarakat juga memiliki peran untuk menjaga kondisi
(4) Persyaratan tata ruang dan ekologis dalam perencanaan dan
lingkungan.
perancangan Rumah sesuai dengan rencana detil tata ruang dan
Pasal 7 Peraturan Zonasi.
(1) Dalam hal penyelenggaraan perumahan bagi MBR,
pemerintah dan/atau pemerintah memberikan Daerah dapat Berdasarkan Pasal 14 Peraturan Pemerintah nomor 14 tahun 2016.
memberikan fasilitasi terhadap perencanaan, pembangunan, dan Menjelaskan bahwa dalam proses pendirian bangunan memiliki
pemanfaatan perumahan. persyaratan tata bangunan dan lingkungan. Sehingga diharapkan
mampu membatasi tumbuhnya bangunan liar dan permukiman
illegal.
2. Permasalah permukiman yang terjadi di Kelurahan Kauman
Semarang dan Peraturan Daerah Kota Semarang yang terkait.

 Luas bangunan tidak sesuai dengan aturan KDB


maupun KLB di wilayah tersebut.
Kampung Kauman merupakan salah satu kelurahan
 Bangunan rumah tinggal yang tidak layak huni.
yang berada di kawasan Semarang Tengah. Lokasi Kampung
 Kurangnya lahan resapan maupun ruang terbuka hijau.
Kauman sangat berdekatan dengan kawasan Pasar Johar.
Berdasarkan hasil pengamatan Kampung Kauman didominasi  Aksesibilitas jalan yang sempit, mengakibatkan tidak
oleh fungsi kawasan perumahan dibandingkan dengan dapat diakses oleh pemadam kebakaran.
kawasan perdagangan.

Berdasarkan hasil survey lapangan ditemukan


beberapa permasalahan yang ada di kawasan Kampung
Kauman, antara lain :

 Lingkungan yang kotor, karena kesadaran masyarakat


mengenai kebersihan yang rendah.
 Pembuangan limbah cair yang langsung menuju
sungai.
3. sarana pendidikan;
Peraturan Daerah Kota Semarang yang terkait dengan kasus 4. sarana kesehatan;
permukiman antara lain : 5. sarana peribadatan;
6. sarana rekreasi dan olahraga;
- Peraturan Daerah Kota Semaranf nomor 6 tahun 2015 7. sarana tempat pemakaman;
8. sarana pertamanan dan ruang terbuka hijau; dan
Pasal 6 9. sarana parkir.
(1) Setiap pengembang dalam melakukan pembangunan kawasan
perumahan wajib menyediakan PSU dengan proporsi paling sedikit c. Utilitas, antara lain:
40% (empat puluh persen). 1. jaringan air bersih;
(2) Jenis PSU, dan luasan lahan yang dipergunakan untuk penyediaan 2. jaringan listrik;
PSU kawasan perumahan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) 3. jaringan telepon;
ditetapkan dalam KRK. 4. jaringan gas;
5. sarana pemadam kebakaran
Pasal 7 6. sarana penerangan jalan umum; dan
PSU kawasan perumahan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 6 ayat 7. jaringan transportasi.
(2) meliputi:
Berdasarkan pasal tersebut, menjelaskan mengenai pengadaan
a. Prasarana, antara lain: sarana dan prasarana yang ada di kawasan perumahan, wajib
1. jaringan jalan; memenuhi persyaratan dan kebutuhan bagi masyarakat pengguna
2. jaringan saluran pembuangan air limbah; tersebut. Pada kawasan perumahan Kauman akses jalan sungguh kecil
3. instalasi pengolahan air limbah; dan sempit, sehingga tidak dapat diakses oleh pemadam kebakaran.
4. jaringan saluran pembuangan air hujan (drainase); dan Contoh lain, tidak adanya ruang terbuka hijau pada kelurahan
5. tempat penampungan sampah sementara. kauman.

b. Sarana, antara lain: - Peraturan Daerah Kota Semarang, Nomor 12 tahun 2000 tentang
1. sarana perniagaan/perbelanjaan; Bangunan :
2. sarana pelayanan umum dan pemerintah;
Perijinan keamanan dalam pencegahan dan penanggulangan
Pasal 4 kebakaran.
(1) Setiap kegiatan membangun dan atau menggunakan
bangunan dalam wilayah Kota Semarang harus memiliki ijin dari Pasal 30
Walikota. (1) Dalam perencanaan bangunan atau lingkungan bangunan
(2) Selain harus memiliki ijin sebagaimana dimaksud pada ayat harus dibuat perencanaan tapak menyeluruh yang mencakup
(1) harus dipenuhi pula ketentuan lain yang berkaitan dengan rencana orientasi bangunan, sirkulasi kendaraan, orang dan
kegiatan mendirikan bangunan. barang, pola parkir, penghijauan, ruang terbuka, sarana dan
prasarana lingkungan sesuai dengan ketentuan dan standar yang
Tertib Pembangunan Bangunan ditetapkan. (2) Perencanaan bangunan atau lingkungan bangunan
Pasal 13 sebagaimana dimaksud pada ayat (1) harus mendapat persetujuan
Bangunan yang tidak memenuhi ketentuan sebagaimana dari Walikota, menetapkan lokasi untuk bangunan fasilitas
tercantum dalam IMB dilakukan penyesuaian-penyesuaian umum, dengan tetap memperhatikan keamanan, keselamatan,
sehingga memenuhi ketentuan yang berlaku. serta keserasian lingkungan.

Pasal 14 Paragraf 2 Perpetakan


Dalam mendirikan atau memperbaharui seluruhnya atau
sebagian dari bangunan, tidak boleh melanggar GSB dan GSJ Pasal 32
yang telah ditetapkan dalam rencana kota. (1) Bangunan yang didirikan harus sesuai dengan rencana
perpetakan yang diatur dalam rencana kota. (2) Penggabungan
atau pemecahan perpetakan dimungkinkan dengan ketentuan
Pengendalian Perencanaan dan Perancangan Bangunan KDB dan KLB tidak dilampaui, dan dengan menghitung keadaan
Pasal 15 lapangan, keserasian dan keamanan lingkungan serta memenuhi
(1) Setiap perencanaan dan perancangan bangunan selain harus persyaratan teknis yang telah ditetapkan.
memenuhi ketentuan teknis yang berlaku, juga harus
mempertimbangkan segi keamanan, keselamatan, keserasian Pasal 33
bangunan dan lingkungan baik dari segi arsitektur, (1) Bangunan yang didirikan harus memenuhi ketentuan tentang
konstruksi, instalasi dan poerlengkapan bangunan termasuk jarak bebas sesuai dengan jenis peruntukan dan ketinggian
bangunan. (2) Ketentuan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) Peraturan Pemerintah kota Semarang mengenai pajak
ditetapkan oleh Walikota bangunan Nomor 13 tahun 2011 :

Peraturan Perda Kota Semarang diatas, memberikan Pasal 3


penjelasan mengenai regulasi pendirian bangunan, mulai dari
perencanaan hingga proses pengerjaan. Diharapkan perencanaan (1) Objek Pajak Bumi dan Bangunan adalah Bumi dan/atau
bangunan sesuai dengan peraturan yang sudah ditetapkan seperti Bangunan yang dimiliki, dikuasai, dan/atau dimanfaatkan oleh
KDB, KLB hingga GSB yang ada di wilayah tersebut. Sehingga orang pribadi atau Badan, kecuali kawasan yang digunakan untuk
dapat meminimalisir kepadatan bangunan dan rumah hunian kegiatan usaha perkebunan, perhutanan, dan pertambangan.
yang tidak layak huni.

Menurut hasil pengamatan kondisi langsung, beberapa


- Peraturan pemerintah kota semarang nomor kondisi bangunan kurang baik, diakibatkan oleh kondisi ekonomi
Pasal 12 penduduk yang berkecukupan. Apabila dikaitkan dengan pajak bumi
dan bangunan mungkin untuk kedepannya beberapa hunian akan
(1) Instansi yang bertanggung jawab mengatur perizinan ditinggalkan karena tidak sesuai dengan biaya pajak. Namun dalam
pembuangan umum sesuai kewenangannya. berita Daerah, Pihak Pemerintah Walikota memberikan kebebasan
(2) Perizinan pembuangan limbah cair sebagaimana pajak bagi bangunan yang memiliki nilai aset kurang dari 130 juta.
dimaksud pada ayat (1) dimaksudkan untuk mencegah Bisa saja dilihat kondisi ekonomi memberikan bantuan agar tidak
terjadinya pencemaan air. perlu membayar pajak bangunan.

Menjelaskan mengenai pencemaran lingkungan dan air


bersih, Pihak pemerintah menetapkan bahwa pencemaran
lingkungan perlu diperbaiki dan ditanggapi secepatnya hal
tersebut bertujuan agar kerusakan lingkungan tidak lagi parah.
Terutama ada perumahan di kawasan Kauman yang
membuang limbah cair langsung menuju sungai.
Sumber : hUKEwidi57SoObiAhXRb30KHZlfAZQQ_AUIECgB&biw=1536
&bih=706&dpr=1.25#imgdii=aggObDfvX8ANSM:&imgrc=cCmw
http://trtb.pemkomedan.go.id/artikel-999-permasalahan-
4Il1oDrohM:
permukiman-perkotaan.html
https://www.google.com/search?q=lingkungan+kotor&safe=strict&r
https://www.google.com/search?q=peraturan+pemerintah+nomor+1
lz=1C1CHBF_enID847ID847&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ve
4+tahun+2016&rlz=1C1CHBF_enID847ID847&oq=peraturan+pem
d=0ahUKEwi0gNDqsubiAhUN0KwKHdmmDuoQ_AUIECgB&bi
erintah+nomor+14+tahun&aqs=chrome.3.69i59j69i57j0l4.10648j0j
w=1536&bih=706#imgrc=DUNruuLGfxb6KM:
4&sourceid=chrome&ie=UTF-8
http://jurnalposmedia.com/wp-
https://www.google.com/search?safe=strict&rlz=1C1CHBF_enID84
content/uploads/2017/10/20171019_154347.jpg
7ID847&ei=XCsCXdrLENb-
rQGG46awAQ&q=uu+no+1+tahun+2011&oq=peraturan+pemerint https://www.republika.co.id/berita/dunia-islam/islam-
ah+nomor+14+tahun+2016&gs_l=psy- digest/16/10/24/ofjs7e313-masjid-kauman-lebih-tua-dari-kota-
ab.1.1.0i71l2.0.0..43754...0.0..0.0.0.......0......gws-wiz.Y33- semarang
l3bDVAE
https://dprd.semarangkota.go.id/packages/upload/file/gs2zjJJ.pdf
https://dprd.semarangkota.go.id/packages/upload/file/5sMyL5y.pdf

https://dprd.semarangkota.go.id/packages/upload/file/MC0AVuk.pd
f
https://dprd.semarangkota.go.id/packages/upload/file/n2Bwgbu.pdf

Gambar :
Dokumen pribadi hasil survey lapangan
https://www.google.com/search?q=permukiman&safe=strict&rlz=1
C1CHBF_enID847ID847&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0a

Anda mungkin juga menyukai