Oleh :
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan salah satu unsur penting dalam pembangunan dan
pengembangan bangsa Indonesia. Hal demikian tentunya tidak terlepas dari peran
pemerintah dalam merancang pelaksanaan pendidikan di negara ini. Perencanaan dan
pelaksanaan pendidikan perlu dilakukan dengan terlebih dahulu evaluasi hasil
pendidikan sebelumnya. Pendidikan di negara ini sangat memprihatinkan. Pemerintah
berupaya untuk mencanangkan dan mengimplementasikan berbagai perancangan
pelaksanaan pendidikan, salah satunya adalah kurikulum.
Kurikulum di Indonesia terus diperbaiki dan disempurnakan dari masa ke
masa. Hingga saat ini, dunia pendidikan di Indonesia telah mengenal dan
menggunakan kurikulum 2013 dalam pembelajaran baik di tingkat sekolah dasar
maupun di tingkat sekolah menengah. Kurikulum 2013 merupakan kurikulum baru
yang lebih menekankan pendekatan keilmuan (saintifik) dan tematik. Hidayat (2013:
113) mengemukakan orientasi kurikulum 2013 adalah terjadinya peningkatan dan
eseimbangan antara kompetensi sikap (attitude), keterampilan (skill) dan pengetahuan
(knowledge). Peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap, keterampilan,
dan pengetahuan sangat didukung oleh strategi guru dalam menyelenggarakan
pembelajaran baik di dalam maupun di luar kelas. salah satu strategi yang digunakan
oleh guru adalah mendesai media pembelajaran untuk memudahkan siswa dalam
memahami materi serta nilai-nilai kehidupann yang termuat di dalam setiap tema,
subtema, maupun pembelajaran. Media pembelajaran dapat diartikan sebagai sesuatu
yang mengantarkan pesan pembelajaran antara pemberi pesan kepada penerima pesan
(Anitah, 2009: 4). Sudjana (2005: 15) mengemukakan bahwa media diperlukan dalam
proses pembelajaran karena mempunyai kemampuan atau kompetensi yang
dimanfaatkan. Media yang efektif adalah media yang mampu mengomunikasikan
sesuatu yang ingin disampaikan oleh pemberi pesan kepada penerima pesan.
Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi menawarkan semakin banyak
kemudahan di dalam dunia pendidikan, salah satunya adalah dalam hal penyiapan
materi pelajaran kepada peserta didik. Hal demikian mendorong upaya-upaya
pemanfaatan hasil teknologi ke dalam proses belajar mengajar. Salah satunya adalah
media pembelajaran berbasis ICT (Informaton and Communication Technology)
sehingga menciptakan suasana penyampaian dan pemahaman materi yang lebih
bersemangat dan menyenangkan.
Berdasarkan survei kebutuhan salah satu jenis media pembelajaran berbasis
ICT adalah Powerpoint interaktif. Meskipun pada hakikatnya Powerpoint interaktif
tergolong sebagai salah satuj media pembelajaran yang mendorong partisipasi aktif
siswa, namun belum banyak tenaga pendidik yang memahami cara mendesain dan
menggunakannya dalam pembelajaran. Secara umum, tenaga pendidik lebih sering
mendesain dan menggunakan media pembelajaran konvensional yang hanya menuntut
partisipasi aktif satu pihak.
Berdasarkan survei kebutuhan bersama Ibu R, guru kelas IV (empat) SD
Negeri Sonosewu terkait perkembangan media pembelajaran berbasis ICT pada
tanggal 29 April 2019 pukul 10.00 WIB, guru mengatakan bahwa beliau sangat setuju
terhadap adanya perubahan kurikulum yakni dari kurikulum KTSP menjadi
kurikulum 2013. Menurut guru, kurikulum 2013 ini sangat baik jika diterapkan di
dalam pembelajaran jika dibandingkan dengan kurikulum KTSP. Guru sudah
berusaha untuk memahami dan melaksanakan beberapa hal terkait kurikulum 2013
walaupun belum semuanya terlaksana dengan baik. Ibu R selalu berupaya agar
pendidikan karakter dapat tercapai. Oeh karena itu, Ibu R selalu mengutamakan
pengembangan keterampilan dan karakter di dalam diri siswa.
Pada saat melakukan wawancara denga Ibu R, beliau juga mengatakan bahwa
tematik integratif ini berlandaskan pada tema namun adaptasinya masih sangat sulit
bagi seorang siswa dalam belajar. Menurut Ibu R, penerapan pendekatan saintifik
dalam pembelajaran harus dimulai dari siswa sehingga siswa terlatih untuk mandiri.
Lebih lanjut, beliau menjelaskan bahwa pendekatan saintifik ini perlu dikaitkan
dengan media pembelajaran sehingga pelajaran dapat dengan mudah dimengerti oleh
siswa. Namun demikian, pada kenyataanya guru masih membutuhkan waktu yang
cukup untuk membuat media pembelajaran yang efektif. Walaupun beliau
mengatakan bahwa waktu tidak memungkinkan dalam membuat media pembelajaran
namun media tetap memegang peran yang sangat penting dalam pembelajaran. Guru
selalu berusaha untuk mencari gambar-gambar dari internet yang berkaitan dengan
materi yanng hendak diajarkan kepada peserta didik. Guru mengakui bahwa beliau
lebih cenderung menggunakan media gambar di dalam pembelajaran.
Menurut pemahaman Ibu R, media pembelajaran ICT adalah media gambar.
Ada beberapa media ICT yang diketahui oleh Ibu R, yakni: Powerpoint, dan Movie
Maker. Namun demikian, beliau sering menggunakan dalam Powerpoint karena
sangat mudah dibuat dan tidak menyita banyak waktu dalam membuatnya. Beliau
mengutarakan keinginanya untuk membuat media pembelajaran berbasis ICT yang
lain. Sebenarnya beliau sudah berusaha untuk mebuat media pembelajaran berupa
Powerpoint namun belum runtut. Selain itu, guru merasa cukup sulit untuk
membangun semangat siswa melalui media Powerpoint.
Meninjau masalah-masalah di atas maka peneliti mengembangkan media
pembelajaran berbasis ICT (Powerpoint Interaktif) pada subtema Bersyukur Atas
Keberagaman untuk siswa kelas IV (empat) sekolah dasar. Adapun alasan pemilihan
subtema Bersyukur Atas Keberagaman adalah karena subtema ini pada hakikatnya
memuat lebih banyak aktivitas dan sikap positif yang menuntut partisiasi aktif peserta
didik. Selain itu, pemilihan kelas yakni kelas IV (empat) didasarkan atas alasan bahwa
pada zaman ini, siswa kelas atas sudah lebih memahami tentang cara belajar yang
menggunakan media berbasis teknologi khususnya Powerpoint interaktif.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas, maka dapat diperoleh identifikasi masalah
yaitu media pembelajaran Powerpoint interaktif tergolong sebagai salah satuj media
pembelajaran yang mendorong partisipasi aktif siswa, namun belum banyak tenaga
pendidik yang memahami cara mendesain dan menggunakannya dalam pembelajaran.
C. Batasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah diatas, maka dapat diperoleh batasan masalah
yaitu kurikulum SD 2013, Media pembelajaran berbasis ICT, dan Powerpoint
interaktif.
D. Rumusan Masalah
Berdasarkan batasan masalah diatas, maka diperoleh rumusan masalah sebagai
berikut :
1. Bagaimana langkah-langkah mengembangkan media pembelajaran berbasis ICT
pada subtema Bersyukur atas Keberagaman mengacu kurikulum SD 2013 untuk
siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Sonosewu?
2. Bagaimana kualitas produk media pembelajaran berbasis ICT pada subtema
Bersyukur atas Keberagaman mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa kelas IV
Sekolah Dasar Negeri Sonosewu?
E. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka diperoleh tujuan masalah sebagai
berikut :
1. Untuk mengembangkan produk berupa meda pembelajaran berbasis ICT pada
subtema Bersyukur atas Keberagaman mengacu kurikulum SD 2013 untuk siswa
kelas IV Sekolah Dasar Negeri Sonosewu.
2. Untuk mendeskripsikan kualitas produk berupa media pembelajaran berbasis ICT
pada subtema Bersyukur atas Keberagaman mengacu kurikulum SD 2013 untuk
siswa kelas IV Sekolah Dasar Negeri Sonosewu.
F. Manfaat Penelitian
Berdasarkan tujuan masalah diatas, maka diperoleh manfaat penelitian sebagai
berikut :
1. Manfaat Teoritis
Secara teoritis, manfaat penelitian ini diharapkan mampu menambah pengetahuan
terkait dengan media pembelajaran berbasis ICT mengacu kurikulumSD 2013
pada subtema Bersyukur atas Keberagaman untuk kelas IV SD dan bahan bacaan
tambahan terkait jenis penelitian Research and Development (R&D).
2. Manfaat Praktis
Secara praktis, manfaat penelitian ini yaitu :
a. Bagi Siswa
Siswa dapat memahami pelajaran dengan lebih baik dan bermakna sehingga
dapat memperoleh prestasi belajar yang memuaskan khususnya dengan
menggunakan pendekatan media pembelajaran berbasis ICT mengacu
kurikulumSD 2013 pada subtema Bersyukur atas Keberagaman untuk kelas IV
SD dan bahan bacaan tambahan terkait jenis penelitian Research and
Development (R&D).
b. Bagi Guru
Guru memperoleh inspirasi terkait dengan penelitian Research and
Development (R&D). Guru juga memperoleh contoh perangkat pembelajaran
khususnya media pembelajaran berbasis ICT mengacu kurikulum SD 2013
pada subtema Besyukur atas Keberagaman untuk siswa kelas IV Sekolah
Dasar.
c. Bagi Sekolah
Sekolah memperoleh contoh media pmebeljaran berbasis ICT mengacu
kurikulum SD 2013 pada subtema Bersyukur atas Keberagaman untuk siswa
kelas IV Sekolah Dasar dan bahan bacaan tambahan terkait jenis penelitian
Research and Development (R&D).
d. Bagi Peneliti
Peneliti memperoleh pengalaman dalam melakukan penelitian jenis Research
and Development (R&D) khususnya dengan menggunakan pendekatan
saontifik dalam upaya untuk mengembangkan media pembelajaran berbasis
ICT mengacu kurikulum SD 2013 pada subtema Bersyukur atas Keberagaman
untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.
e. Bagi Prodi PGSD
Prodi PGSD memeproleh bahan bacaan tambahan di perpustakaan terkait jenis
penelitian Research and Development (R&D) dan contoh media pembelajaran
berbasis ICT mengacu kurikulum SD 2013 pada subtema Bersyukur atas
Keberagaman untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.
H. Asumsi Pengembangan
1. Kurikulum SD 2013 adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan di
sekolah dasar dengan menerapkan pembelajaran tematik integratif, pendekatan
saintifik, dan penguatan pendidikan karakter serta mengunakan penilaian otentik.
2. Media pembelajaran berbasis ICT (Information and Communication Technology)
adalah suatu media pembelajaran yang dibuat dengan menggunakan komputer
untuk mengolah informasi dan juga sebagai alat untuk membuat media
pembelajaran ketika mengajar. Dengan adanya media pembelajaran ICT ini maka
diharapkan agar proses pembelajaran dalam kelas tidak membosankan atau
menjenuh bagi siswa sehingga dapat memudahkan guru dalam materi lewat
media pembelajaran berbasis ICT kepada siswa dengan baik dan bisa mencapai
hasil pembelajaran secaraoptimal.
3. Powerpoint interaktif adalah suatu program aplikasi yang digunakan untuk
presentasi baik dalam pembelajaran di kelas, presentasi produk, presentasi
seminar, dan lain-lain.8
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Kajian Teori
1. Media Pembelajaran ICT (Information and Communication Technology).
a. Pengertian Media Pembelajaran Berbasis ICT
Media adalah sesuatu yang membawa informasi antara sebuah sumber
dan sebuah penerima Smaldino (2011: 7). Terdapat enam aktegori dasar media
yaitu teks, audio, visual, video, perekayasa (manipulative) (benda-benda), dan
orang-orang. Tujuan dari media adalah untuk memudahkan komunikasi dan
belajar Smaldino (2011: 7). Salah satu perangkat yang digunakan oleh guru
agar siswa mudah mengerti dengan apa yang diajarkan adalah dengan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau Information and
Communication Technology (ICT) untuk menampilkan media pembelajaran.
Jasmadi (2010: 201) mengatakan bahwa sejalan dengan perkembangan
teknnilogi informasi, model pembelajaran aktifpun mulai dikembangkan
dengan mengintegrasikan teknologi Information and Communication
Technology (ICT) kedalam pembelajaran aktif tersebut. Tentu yang
diharapkan adalah pencapaian hasil yang baik dibandingkan model
pembelajaran aktif tanpa melibatkan teknologi ICT. Biaya untuk media ini
bisa lebih murah, lebih efektif dan lebih menyenangkan bagi peserta didik.
Model pembelajaran aktif umumnya memiliki permainan-permainan yang
akan mengasah daya pikir dan daya analisis siswa dalam kegiatan belajar
mengajarnya. Dengan menggunakan media pembelajaran ICT sehingga bahan-
bahan disekitarya sudah tidak digunakan lagi untuk membuat media.
Tujuan menggunakan media pembelajaran berbasis ICT dengan media
pembelajaran yang lain hampir sama yaitu mampu mengasah kemampuan
berpikir peserta didik serta membantu peserta didik agar mampu bekerja
secara kelompok. Susilana dan Riyani (2009: 100) mengatakan bahwa strategi
peningkatan kualitas pembelajaran dilakukan dengan berbagai strategi antara
lain melalui pembelajaran Information and Communication Technology (ICT)
dengan bersandar pada penguasaan kompetensi (kompetency based learning).
Pelaksanaan strategi tersebut dilakukan melalui: penataan kurikulum,
penyusunan bahan ajar/modul, penyusunan standar pelayanan minimal
(delivery sistem), penyelenggaraan pembelajaran berbasis produksi,
pengembangan prosedur penilaian berbasis ICT yang bersandar pada
kompetensi. Pendekatan pembelajaran dengan pemanfaatan ICT salah satunya
adalah melalui sistem modul interaktif berbasis komputer. Modul ini
memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk belajar secara mandiri
sesuai dengan pembelajaran masing-masing.
Hamzah (2010; 121) media adalah segala bentuk alat komunikasi yang
dapat digunakan untuk menyampaikan informasi dari sumber ke peserta didik.
Tujuannya adalah merangsang mereka untuk mengikuti kegiatan pembelajaran
media. Selain digunakan untuk mengantarkan pembelajaran secara utuh, dapat
juga dimanfaatkan untuk menyampaikan bagian tertentu dari kegiatan
pembelajaran, memberikan penguatan maupun motivasi. Munir (2009: 47)
media komputer adalah media yang menarik, atraktif dan interaktif.
Pembelajaran melalui media computer memberikan bekal pembelajar berbagai
karakter yang menjadi kekuatan dan kelemahan suatu media.
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) atau Information and
Communication Technology (ICT) sebagai bagian dari Ilmu Pengetahuan dan
Teknologi secara umum adalah semua teknologi yang berhubungan dengan
pengambilan, pengumpulan, pengolahan, penyimpanan, penyebaran, dan
penyajian informasi Darmawan (2011: 1). Perkembangan Information and
Communication Technology (ICT) atau Teknologi Informasi dan Komunikasi
(TIK) dalam beberapa dekade terakhir berjalan sangat cepat sejalan dengan
perkembangan teknologi telekomunikasi, termasuk jaringan komputer.
Berbagai teknologi dan aplikasi pendukung juga telah dikembangkan sebagai
upaya untuk mendukung dan mempermudah aktivitas kehidupan manusia dan
organisasi, termasuk kegiatan belajar mengajar dalam dunia pendidikan.
Sudah selayaknya lembaga-lembaga pendidikan yang ada segera
memperkenalkan dan memulai penggunaan Teknologi Informasi dan
Komunikasi sebagai basis pembelajaran yang lebih mutakhir Dalam
menyikapi perkembangan dan kemajuan ICT tersebut, guru dituntut untuk
menguasai Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) agar dapat
mengembangkan materi-materi pembelajaran berbasis ICT dan memanfaatkan
ICT sebagai media pembelajaran.
Tujuannya adalah untuk memberikan kemudahan dan kesempatan
yang lebih luas kepada pembelajar dalam kegiatan belajar mengajar. Sekarang
ini, pemanfaatan ICT dalam dunia pendidikan sudah mulai memasyarakat,
mulai dari jenjang pendidikan dasar, menengah, sampai ke perguruan tinggi
Darmawan (2011: 4). Sanaky (2013: 206) teknologi komputer adalah sebuah
penemuan yang memungkingkan menghadirkan beberapa atau semua bentuk
stimulasi secara pencapaian hasil pembelajaran secara optimal. Pengajar akan
melakukan “bentuk-bentuk stimulasi yang dipergunakan sebagai media,
diantaranya adalah hubungan atau interaksi antar manusia, yaitu: realitas
gambar bergerak dan gambar diam, tulisan dan suara yang direkam.
Krisnadi (2009), ICT atau TIK mencakup semua teknologi yang dapat
digunakan untuk menyimpan, mengolah, menampilkan, dan menyampaikan
informasi dalam proses komunikasi. Saat ini, dengan cepatnya teknologi
komunikasi maka semakin banyak pula media komunikasi yang muncul. Pada
pembahasan ini, media komunikasi yang dimaksud adalah media untuk
membantu pelaksanaan pembelajaran di sekolah. Beberapa media yang
dimaksud adalah komputer (internet), peralatan audio seperti tape recorder dan
peralatan visual seperti VCD/DVD. Di kalangan umum, istilah ICT lebih
merujuk pada teknologi komputer. Hal ini tidaklah mengherankan karena
komputer pada saat ini selain berfungsi sebagai alat pengolah data juga dapat
berfungsi untuk komunikasi melalui jaringan komputer (Internet) serta alat
multimedia (hiburan). Hampir semua komponen ICT sekarang ini dapat
dipakai secara bersama-sama dengan komputer.
Dari pendapat para ahli diatas dapat disimpulkan bahwa media
pembelajaran ICT (Information and Communication Technology) adalah suatu
media pembelajaran yang dibuat dengan menggunakan komputer untuk
mengolah informasi dan juga sebagai alat untuk membuat media pembelajaran
ketika mengajar. Dengan adanya media pembelajaran ICT ini maka
diharapkan agar proses pembelajaran dalam kelas tidak membosankan atau
menjenuh bagi siswa sehingga dapat memudahkan guru dalam materi lewat
media pembelajaran berbasis ICT kepada siswa dengan baik dan bisa
mencapai hasil pembelajaran secara optimal. Jadi, untuk saat ini istilah ICT
dan komputer hampir dapat disama artikan jika ditinjau dari fungsinya.
Berbagai upaya telah dilakukan oleh dunia pendidikan untuk meningkatkan
kualitas pendidikan, khususnya kualitas pembelajaran melalui pemanfaatan
ICT.
a. Fungsi media pembelajaran berbasis ICT.
Fungsi media dalam proses pembelajaran tidak hanya sekedar sebagai
alat bantu guru, melainkan sebagai pembawa informasi atau pesan
pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan siswa. Media pembelajaran juga
berfungsi untuk merangsang pembelajaran Sanaky (2013: 7). Media
pembelajaran secara umum berfungsi juga sebagai pengantara bagi pembawa
pesan dan penerima pesan. Munadi (2013: 37) menyebutkan lima fungsi
media pembelajaran secara umum yaitu:
1) Fungsi media pembelajaran sebagai sumber. Fungsi media pembelajaran
sebagai sumber belajar yaitu sebagai penyalur, penyampai, penghubung, dan
lain-lain yang bersifat mengaktifkan siswa.
2) Fungsi semantik. Fungsi semantik yaitu kemampuan media dalam menambah
perbendaharaan kata yang maknanya dapat dipahami peserta didik.
3) Fungsi manipulatif. Fungsi manipulatif yakni media berfungsi untuk
mengatasi batas-batas ruang dan waktu serta mengatasi keterbatasan indrawi.
4) Fungsi psikologis Fungsi psikologis media memuat fungsi atensi
(menumbuhkan perhatian), fungsi afektif (menggugah perasaan), fungi
kognitif (menumbuhkan kemampuan berpikir), fungsi imajinatif
(meningkatkan dan mengembangkan imajinasi siswa), dan fungsi motivasi.
5) Fungsi sosio-kultural. Fungsi sosio-kultural yakni mengatasi hambatan sosio-
kultural antar peserta komunikasi pembelajaran.
Selain itu, Susilana & Cepi (2009: 9) menyebutkan lima fungsi media
pembelajaran yaitu:
1) Memperjelas pesan agar tidak terlalu verbalitas.
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.
3) Menimbulkan gairah belajar, interaksi lebih langsung antara murid dengan
sumber belajar.
4) Memungkinkan anak belajar mandiri sesuai dengan bakat dan kemampuan
visual, auditori, dan kinestetiknya.
5) Memberi rangsangan yang sama, mempersamakan pengalaman, dan
menimbulkan persepsi yang sama.
Levie dan Lentz (dalam Kustandi & Bambang, 2013: 19)
mengemukakan empat fungsi media pembelajaran yaitu fungsi atensi, fungsi
afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris.
1) Fungsi atensi, mengandung arti bahwa media pembelajaran dapat menarik dan
mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi pelajaran yang
berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau menyertai teks
pelajaran.
2) Fungsi afektif, dapat dilihat dari tingkat kenikmatan siswa ketika belajar teks
yang bergambar.
3) Fungsi kognitif, terlihat dari temuan-temuan penelitian yang mengungkapkan
bahwa lambang visual atau gambar memperlancar pencapaian tujuan untuk
memahami dan mengingat informasi atau pesan yang terkandung dalam
gambar.
4) Fungsi Kompensatoris, mengandung arti bahwa media pembelajaran
membantu siswa yang lemah dalam membaca untuk mengorganisasikan
informasi dalam teks dan mengingatnya kembali. Dengan kata lain, media
pembelajaran berfungsi untuk mengakomodasi siswa yang lemah dan lambat
menerima, serta memahami isi pelajaran yang disajikan dengan teks atau
disajikan secara verbal.
Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi berpengaruh
terhadap perkembangan media pembelajaran. Hal ini ditandai dengan
berkembangnya media pembelajaran berbasis komputer/media pembelajaran
berbasis ICT/media pembelajaran berbasis TIK. Media pembelajaran dengan
menggunakan komputer/TIK/ICT memiliki kelebihan karena menarik, atraktif,
dan interaktif. Secara umum, teknologi informasi dan komunikasi (TIK)
memiliki manfaat dalam dunia pendidikan. Munir (2009: 38) menguraikan
manfaat teknologi informasi dan komunikasi dalam dunia pendidikan yaitu
sebagai berikut:
1) Cepat. Dikatakan cepat karena komputer dapat melakukan suatu pekerjaan
dengan lebih cepat dan tepat, dibandingkan dengan manusia.
2) Konsisten. Komputer dapat melakukan suatu pekerjaan secara berulang-ulang
dan selalu konsisten.
3) Tepat. Komputer berupaya memberikan kesan perbedaan yang sangat kecil di
setiap pekerjaan.
4) Kepercayaan. Komputer dapat memberikan keputusan yang dapat dipercaya
oleh penggunanya, walaupun dilakukan secara berulangulang kali.
5) Meningkatkan produktivitas.
6) Meningkatkan kreativitas.
Pemanfaatan komputer sebagai media pembelajaran sangat tepat untuk
belajar secara interaktif. Penggunaan komputer sebagai alat bantu dalam
memproses dan pembuatan keputusan manajerial bukan lagi sebagai
keharusan mendesak, melainkan juga menjadi kebutuhan mutlak bagi semua
orang Munir (2009: 48). Komputer dapat dijadikan sebagai sumber belajar
yang menyediakan berbagai macam bentuk media bagi siswa, agar siswa
mampu membuat desain dan merekayasa suatu konsep pengetahuan Munadi
(2013: 149). Banyaknya sumber belajar dalam komputer yang telah
merangsang beberapa indera, diharapkan juga mampu mengaktifkan fungsi-
fungsi psikologis (afektif, kognitif, konatif-dinamik, dan sensori-motori)
siswa.
State objective
Utilize materials
4. Kurikulum SD 2013
a. Pengertian Kurikulum
Mulyasa (2014: 59) perkembangan kurikulum merupakan suatu proses
yang kompleks, dan melibatkan berbagai komponen yang salin terkait dalam
satuan sistem pendidikan, kurikulum itu sifatnya dinamis serta harus selalu
dilakukan perubahan dan pengembangan, agar dapat mengikuti perkembangan
dan tantangan zaman. Mulyasa (2014: 65) Tujuan dari kurikulum 2013 ini
maka diharapkan agar melalui pengembangan kurikulum 2013 kita akan
menghasilkan insan Indonesia yang: produktif, kreatif, inovatif, afektif;
melalui penguatan sikap, ketrampilan, dan pengetahuan yang terintegrasi.
Pengembagan kurikulum difokuskan pada pembentukan kompetensi dan
karakter peserta didik, berupa panduan pengetahuan, ketrampilan dan sikap
yang dapat didemonstrasi peserta didik sebagai wujud pemahaman terhadap
konsep yang dipelajarinya secara kontekstual.
Hidayat (2013: 113) mengemukakan “orientasi kurikuum 2013 adalah
terjadinya peningkatan dan keseimbangan antara kompetensi sikap (attitude),
keterampilan (skill) dan pengetahuan (knowledge). Majid (2014: 27)
menyatakan kurikulum 2013 merupakan bagian dari strategi meningkatkan
capaian pendidikan. Fadlillah (2014: 16) mengatakan bahwa Kurikulum 2013
merupakan kurikulum baru yang mulai diterapkan pada tahun pelajaran
2013/2014. Kurikulum ini merupakan pengembangan dari kurikulum yang
telah ada sebelumnya, baik Kurikulum Berbasis Kompetensi yang telah
dirintis pada tahun 2004 maupun Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada
tahun 2006.
Perbedaan kurikulum 2013 dengan kurikulum sebelumnya adalah
dalam kurikulum 2013 ditekankan untuk adanya peningkatan dan
keseimbangan soft skills dan hard skills yang meliputi aspek kompetensi
sikap, keterampilan dan pengetahuan. Kemudian, kedudukan kompetensi yang
semulah diturunkan dari mata pelajaran berubah menjadi mata pelajaran
dikembangkan dari kompetensi.
Dari pendapat para ahli di atas maka dapat disimpulkan bahwa
kurikulum 2013 adalah suatu kurikulum yang bisa menjadi pantaun bagi
banyak orang demi mencapai suatu tujuan pembelajaran yang baik yakni
mencakup sikap (attitude), keterampilan (skill) dan pengetahuan (knowledge).
e. Pendekatan Saintifik
1. Pengertian Pendekatan Saintifik.
Daryanto (2014: 51) Pendekatan saintifik adalah proses pembelajaran
yang dirancang sedemikian rupa agar perserta didik secara aktif
mengkonstruksi konsep, hukum atau prinsip melalui tahapan-tahapan
mengamati (untuk mengidentifikasi atau menemukan masalah),
merumuskan masalah, mengajukan atau merumuskan hipotesis,
mengumpulkan data dengan berbagai teknik, menganalisis data, menarik
kesimpulan dan mengomunikasikan konsep, hukum atau prinsip yang
“ditemukan”.
Barringer (dalam Abidin, 2014: 125) mengemukakan bahwa
“pembelajaran saintifik merupakan pembelajaran yang menuntut siswa
berpikir secara sistematis dan kritis dalam upaya memecahkan masalah
yang penyelesaiannya tidak mudah dilihat. Abidin (2014: 127) juga
menjelaskan “pendekatan saintifik pada dasarnya adalah model
pembelajaran yang dilandasi pendekatan ilmiah dalam pembelajaran yang
diorientasikan guna membina kemampuan siswa memecahkan masalah
melalui serangkaian aktivitas inquiri yang menuntut kemampuan berpikir
kritis, berpikir kreatif, dan berkomunikasi dalam upaya meningkatkan
pemahaman siswa.
Dari pendapat para ahli diatas maka dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran saintifik adalah pembelajaran yang dirancang sedemikian
rupa dan menuntut para siswa untuk berpikir secara sistematis dan bisa
memecahkan masalah. Dalam pembelajaran saintifik ada beberapa
kompnen yakni mengamati. menanya, mencoba, menalar, membentuk
jejaring/mengkomunikasikan. Jika komponen-komponen saintifik sudah
dikuasia siswa maka pelajaran dalam kelas dapat berjalan dengan baik.
C. Karangka berpikir
Berdasarkan hasil penelitian maka peneliti menyusun kerangka berpikir
tentang media pembelajaran berbasis ICT subtema Bersyukur atas Keberagaman
mengacu kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV Sekoah Dasar. Sesuai dengan yang
dirancangkan dalam kurikulum 2013 maka, diharapkan guru harus mampu
menciptakan proses belajar yang sangat menyenangkan agar siswa tidak kesulitan
dalam belajar. Peneliti dapat meningkatkan dan menciptakan sebuah media
pembelajaran berbasis ICT jika media yang dibuat/dirancang.
Media Pembelajaran berbasis ICT Analisis Kebutuhan
1. Media pembelajaran ICT.
Guru masih membutuhkan contoh
2. Powerpoint interaktif. media pembelajaran ICT yang baik
3. Pengembangan media pembelajaran. dengan menggunakan Powerpoint
4. Kurikulum SD 2013 Interaktif mengacu kurikulum 2013.
B. Prosedur pengembangan
Penelitian ini menggunakan prosedur pengembangan yang menghasilkan
desain produk final berupa pengembangan media pembelajaran berbasis ICT dengan
menggunakan Powerpoint interaktif. Produk ini peneliti kembangkan dengan
menggabungkan langkah-langkah penelitian dari Borg and Gall dan model ASSURE.
Berikut ini peneliti akan menjelaskan lima langkah tersebut dalam bagan lengkap
dengan
penjelasan dibawahnya.
Langkah 1
Langkah 2
Langkah 3
Desain Produk
Memilih Metode
Validasi
Evaluasi
Langkah 5
Revisi
E. Instrumen Penelitian
Penelitian pengembangan ini menggunakan instrumen penelitian berupa daftar
pertanyaan wawancara dan kuesioner. Daftar pertanyaan wawancara digunakan untuk
menganalisis kebutuhan terhadap media pembelajaran berbasis ICT dengan
menggunakan Powerpoint Interaktif untuk siswa kelas IV Sekolah Dasar.
1. Wawancara
Wawancara digunakan untuk menganalisis kebutuhan terhadap media
pembelajaran berbasis ICT mengacu pada Kurikulum 2013 untuk siswa kelas IV
Sekolah Dasar. Wawancara ini dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai
kebutuhan guru tentang media pembelajaran berbasis ICT yang mengacu
Kurikulum 2013.
2. Lembar kuesioner
Lembar kuesioner digunakan sebagai panduan bagi validator dalam menilai
atau melakukan validasi terhadap produk yang dikembangkan. Lembar kuesioner
berisi pernyataan yang disusun berdasarkan indikator media pembelajaran berbasis
ICT yang baik untuk melakukan validasi media pembelajaran ICT yang dibuat oleh
peneliti. Lembar kuesioner tersebut diisi oleh dua validator ahli media pembelajaran
berbasis ICT dan dua orang guru kelas IV Sekolah Dasar. Hasil validasi melalui
kuesioner dapat digunakan sebagai masukan untuk melakukan revisi atas media
pembelajaran berbasis ICT yang telah dibuat.
2. Kuesioner
Teknik pengumpulan data berikut ini berupa kuesioner dengan tujuan untuk
memvalidasi dan membantu peneliti dalam melakukan memvalidasi dan
membantu peneliti dalam melakukan revisi atas media pembelajaran berbasis ICT
yang telah dibuat. Validasi dengan bertujuan untuk mengetahui kekurangan dan
kelebihan dari produk yang sudah dibuat oleh peneliti.
Abidin, Y. (2014). Desain sistem pembelajaran dalam konteks kurikulum 2013. Bandung:
Refika Aditama.
Ahmadi, L, K dan Sofan, A. (2014). Pengembangan model pembelajaran tematik
integratif.Jakarta: Prestasi Pustakaraya.
Arsyad, A. (2014). Media pembelajaran. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Darmawan, D. (2011). Teknologi pembelajaran. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
Daryanto. (2010). Media pembelajaran: Perencanaannya sangat penting dalam mencapai
tujuan pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Daryanto. (2014). Pendekatan pembelajaran saintifik kurikulum 2013: Penerbit Gava Media.
Daryanto. (2013). Media pembelajaran: Perencanaannya sangat penting dalam mencapai
tujuan pembelajaran. Yogyakarta: Gava Media.
Fadlillah, M. (2014). Implementasi kurikulum 2013 dalam pembelajaran SD/MI, SMP/MTS
& SMA/MA. Yogyakarta: Ar-Ruzz Media.
Hidayat, S. (2013). Pengembangan kurikulum baru. Bandung: Remaja Rosdakarya.
Jasmadi. (2010). Menyusun presentasi pembelajaran berbasis TIK dengan MS Office 2010.
Jakarta: PT Elex Media Komputindo Kelompok Gramedia, Anggota IKAPI.
Krisnadi, E. (2009). Rancangan materi pembelajaran berbasis ICT.disajikan dalam Workshop
Pengembangan Materi Pembelajaran Berbasis ICT di FMIPA UNY pada tanggal 6
Agustus 2009.
Kurniawan, D. (2014). Pembelajaran terpadu tematik teori, praktek dan penilaian.
Bandung:Alfabet
Kustandi, C & Bambang S. (2013). Media pembelajaran: Manual dan digital. Bogor: Ghalia
Indonesia.
Majid, A. (2014). Pembelajaran tematik terpadu. Bandung: Remaja Rosdakarya43
Mulyasa, E. (2014). Pengembangan dan implementasi kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.
Mulyasa. (2013). Pengembangan dan implementasi kurikulum 2013. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya
Munadi, Y. (2013). Media pembelajaran: Sebuah pendekatan baru. Jakarta: Referensi.
Munir. (2009). Pembelajaran jarak jauh berbasis teknologi informasi dan komunikasi.
Bandung:Alfabeta
Pawirosumatro, S. (2009). Aplikasi komputer. Jakarta:Mitra Wacana Media Permendikbud.
2013. Panduan teknis penilaian di sekolah dasar. Jakarta: Kemendikbud.
Pinundhi Yohanes Galih Ari (2014) Pengembangan media pembelajaran berbasis
PowertPoint multimedia untuk keterampilan menyimak Bahasa Indonesia. kelas XI
semester 2 SMA Santa Maria Yogyakarta.
Pribadi, B. (2011). Model ASSURE untuk mendesain pembelajaran sukses. Jakarta: PT. Dian
Rakyat.
Sanaky, H. (2013). Media pembelajaran interaktif-inovatif: Buku bacaan wajib guru, dosen,
dan calon pendidik. Yogyakarta: Kaukaba Dipantara.
Sanjaya, W. (2012). Media komunikasi pembelajaran. Jakarta: Kencana.
Smaldino, S, dkk. (2011). Instructional technology and media for learning: teknologi
pembelajaran dan media untuk belajar.Jakarta: Kencana.
Susilana, R & Cepi R. (2009). Media pembelajaran: Hakikat, pengembangan, pemanfaatan,
dan penilaian. Bandung: CV. Wacana Prima.