Anda di halaman 1dari 18

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Laporan Keuangan


Setiap perusahaan didirikan dengan maksud untuk mencapai tujuan
tertentu, dengan memanfaatkan sumber-sumber ekonomi secara optimal.
Tujuan perusahaan yang berorientasi laba adalah untuk memperoleh laba
yang berguna untuk mempertahankan hidup suatu perusahaan. Oleh karena
itu manajemen harus mengetahui keadaan keuangan agar manajemen bisa
melaksanakan kegiatan perusahaan sebaik-baiknya. Maka dari itu agar
dapat melihat posisi keuangan perusahaan, dibuatlah laporan keuangan
yang menunjukkan kegiatan yang telah dilakukan oleh perusahaan selama
satu periode.
2.1.1. Pengertian Laporan Keuangan
Banyak sekali pengertian laporan keuangan yang dikemukakan
oleh para ahli yang mempunyai kesamaan yaitu melaporkan informasi
keuangan yang telah terjadi dalam suatu perusahaan selama suatu periode
tertentu .
Laporan keuangan menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2)
dalam "Standar Akuntansi Keuangan" adalah sebagai berikut:
"Laporan keuangan merupakan bagian dari proses pelaporan
keuangan. Laporan yang lengkap biasanya meliputi laporan
laba rugi, laporan neraca, laporan posisi keuangan (yang dapat
disajikan dengan berbagai cara, misalnya sebagai laporan arus
kas atau laporan arus dana), catatan dan lain setara materi
penjelasan yang merupakan bagian integral dari laporan
keuangan."
Sedangkan pengertian lain menurut Donald E Kieso dkk
(2007:63) dalam bukunya yang berjudul "Intermediate Accounting"
mengemukakan:

6
7

“ Financial Statements. statements that reflect the collection,


tabulation, and final summarization of the accounting data. Four
statement are involved: (1) The balance sheet shows the jinalcial
condition of the enterprise at the of a period. (2) The income
statement measures the result of operations during the period (3)
The statements of cash flows reports the cash provided and used
by operating, investing, andfinancing activities during of the
period. (4) The statement ofretained earnings reconciles the
balance of the retained earnings account from the beginning to
the end of the period."
"Laporan keuangan merupakan sarana pengkomunikasian
informasi keuangan utama kepada pihak-pihak di luar
korporasi. Laporan ini menampilkan sejarah perusahaan yang
dikuantifikasi dalam nilai moneter. Laporan keuangan
(Financial Statement) yang sering disajikan adalah (1) Laporan
laba rugi, (2) Laporan neraca, (3) Laporan ekuitas pemilik atau
pemegang saham, (4) Laporan arus kas."
Jadi laporan keuangan adalah laporan yang digunakan untuk
mengkomunikasikan peristiwa-peristiwa keuangan perusahaan dan
mengevaluasi kinerja perusahaan.
2.1.2. Tujuan Laporan Keuangan
Tujuan umum dibuatnya laporan keuangan yang dikemukakan
salah satunya menurut Ikatan Akuntan Indonesia (2009:2) dalam
"Standar Akuntansi Keuangan" adalah:
"Memberikan informasi tentang posisi keuangan, kinerja dan
arus kas perusahaan, bermanfaat bagi sebagian besar
kalangan pengguna laporan dalam rangka membuat
keputusan-keputusan ekonomi serta menunjukan pertanggung
jawaban (Stewardship) manajemen atas penggunaan sumber-
sumber daya yang dipercayakan kepada mereka,"
8

Sedangkan menurut Temy Setiawan (2010:119) tujuan laporan


keuangan dalam bukunya "Mahir Akuntansi" adalah sebagai berikut:
"Tujuan laporan keuangan adalah menyediakan informasi
menyangkut posisi keuangan, kinerja serta perubahan posisi
keuangan suatu perusahaan yang bermanfaat bagi sejumlah
besar pengguna dalam pengambilan keputusan ekonomi."
Dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan disusun untuk
menujukkan yang telah dilakukan oleh manajemen atau merupakan
pertanggung jawaban manajemen atas sumber yang dipercayakan kepada
perusahaan.
Laporan keuangan biasanya dilaporkan pada orang-orang yang
menggunakan informasi laporan keuangan, yaitu adalah menurut PSAK
(2009:2) :
a) Investor
b) karyawan
c) pemberi pinjaman
d) pemasok dan kreditor usaha lainnya
e) pelanggan
f) pemerintah
g) masyarakat
Sedangkan menurut Hery dalam bukunya "225 Soal Jawab
Akuntansi Dasar (2011:6)" laporan keuangan biasanya diperlukan
informasinya oleh :
"Pemakai informasi keuangan dibedakan menjadi dua, yaitu internal
dan ekstenal."
Pemakai internal:
a) Direktur dan Manajemen keuangan
b) Direktur operasional dan Manager pemasaran
c) Manager dan Supervisor produksi
Pemakai eksternal :
a) Penanam Modal (Investor)
9

b) Kreditur
c) Pemerintah
d) Badan Pengawas Pasar Modal
e) Ekonom, Praktisi, dan Analis
Salah satu pendapat lainnya dikemukakan oleh Temy Setiawan
dalam bukunya "Mahir Akuntansi (2010:115)." Sebagai berikut :
Internal:
o Pemilik
o Manajer
Eksternal:
o Bank
o Pemasok
o Kreditur
o Pemerintah
o Masyarakat
o Serikat Pekerja
o Investor atau Pemegang saham
2.1.3. Unsur-unsur Laporan Keuangan
Laporan keuangan menggambarkan dampak keuangan dari
transaksi dan peristiwa lain yang diklasifikasikan dalam beberapa
kelompok ekonomi yang merupakan unsur-unsur laporan keuangan
Unsur-unsur laporan keuangan menurut Dwi Prasetyo dan Rifka
Julianty (2005:3.3) dalam bukunya yang berjudul "Analisa Laporan
Keuangan" mengemukakan:
"Ada dua jenis perusahaan pada tanggal laporan keuangan
(utama) yang umumnya dibuat oleh setiap perusahaan adalah
neraca dan laporan laba rugi serta biasanya dilengkapi dengan
laporan perubahan modal."
Dalam pengertian di atas maka dapat dijelaskan pengertian macam-
macam komponen laporan keuangan di bawah ini:
10

a) Laporan Laba Rugi


Menurut Horogen dan Horrison (2009: 19) laporan laba rugi
dalam bukunya "Pengantar Akuntansi" adalah:
"Laporan laba rugi merupakan suatu laporan mengenai ikhtisar
pendapatan dan beban selama satu periode."
Sedangkan menurut buku "Intermediate Accouting" yang
dikemukakan oleh Kieso dkk (2009:127) pengertian laba rugi adalah:
"The income statement is the report that measures the success of
company operations for a given periode of time."
"Laporan laba rugi adalah laporan yang mengukur keberhasilan
operasi perusahaan selama periode tertentu."
Komponen laba rugi adalah :
o Pendapatan
o Harga Pokok Penjualan
o Beban Penjualan (Selling Expense)
o Beban Administrasi dan umum (Administrative and General
Expense)
Jadi informasi yang terdapat dalam laba rugi yaitu mengenai
pendapatan, beban, keuntungan, dan kerugian dapat membantu para
pemakai mengevaluasi kinerja masa lalu dan memberikan masukan
tentang pencapaian tingkat kas tertentu di masa depan.
b) Laporan Neraca
Menurut Winwin dan Ilham Wahyudi (2006:56) laporan
neraca dalam bukunya "Pengantar Akuntansi" mengemukakan:
"Neraca merupakan laporan yang memberikan informasi
tentang posisi kekayaan perusahaan berupa keseimbangan
antara aktiva dan kewajiban serta modal yang menjadi
kekayaan perusabaan tersebut."
Sedangkan menurut Mahasiswa D3 MI (2011) yang
dikemukakan dalam suatu web di internet yaitu di
http://wartawarga.gunadarma.ac.id pengertian neraca adalah :
11

"Neraca (Balanced), yaitu laporan secara sistematis yang


menggambarkan posisi keuangan dari suatu perusahaan
meliputi Asset (harta), Liabilities (hutang) dan Capital
(modal)."
Neraca mempunyai tiga unsur yaitu :
a. Aset
Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (2009:26) mendefinisikan aset sebagai
berikut:
"Aset adalah sumber daya yang dikuasai entitas
sebagai akibat dari peristiwa masa lalu dan dari mana
manfaat ekonomi di masa depan diharapkan akan
diperoleh entitas."
Sedangkan menurut Standar Akuntansi Keuangan
(2009:9) yang dikemukakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia
adalah :
"Aset adalah sumber daya yang dikuasai oleh
perusahaan sebagai akibat dari peristiwa masa lalu
dari mana manfaat ekonomi di masa depan
dibarapkan akan diperoleh perusabaan."
b. Kewajiban
Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (2009:6) kewajiban didefinisikan :
"Kewajiban yaitu merupakan kewajiban masa kini
entitas yang timbul dari masa lalu, yang
penyelesaiannya diharapkan mengakibatkan arus
keluar dari sumber daya entitas yang mengandung
manfaat ekonomi."
Adapun definisi lain kewajiban menurut Standar
Akuntansi Keuangan (2009:9) yang di kemukakan oleh Ikatan
Akuntan Indonesia adalah:
12

“Kewajiban merupakan utang perusahaan masa kini


yang timbul dari peristiwa masa lalu, penyelesaiannya
diharapkan mengakibatkan arus keluar dari sumber
daya perusahaan yang mengandung manfaat
ekonomi.”
c. Ekuitas
Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa
Akuntabilitas Publik (2009:6) mendefinisikan ekuitas sebagai
berikut :
“Hak residual atas asset entitas setelah dikurangi sebuah
kewajiban”
Definisi lain diungkapkan dalam Standar Akuntansi Keuangan
(2009:9) yang dinyatakan oleh Ikatan Akuntan Indonesia yaitu
sebagai berikut :
“Ekuitas adalah hak residual atas asset perusahaan setelah
dikurangi semua kewajiban.“
Dengan menyediakan neraca dapat disimpulkan bahwa
informasi mengenai aktiva, kewajiban, dan equitas merupakan dasar
dalam menghitung tingkat pengembalian dan mengevaluasi struktur
modal perusahaan.
c) Laporan Perubahan Ekuitas Pemilik
Menurut Standar Akuntansi Keuangan Entitas Tanpa Akuntabilitas
Publik (2009:26) mendefinisikan sebagai berikut :
"Laporan Perubaban Ekuitas Pemilik menyajikan laporan
laba rugi entitas untuk suatu periode, pos pendapatan, dan
beban yang diakui secara langsung dalam entitas untuk
periode tersebut dan jumlah investasi oleh, dan dividen
dan distribusi kepemilikan selama periode tersebut."
Sedangkan menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009:1.13)
mendefinisikan:
13

"Laporan perubaban ekuitas adalah laporan yang


menggambarkan peningkatan dan penurunan aset bersih
atau kekayaan selama periode bersangkutan berdasarkan
prinsip pengukuran tertentu dianut dan harus di
ungkapkan dalam laporan keuangan."
Dengan demikian laporan ekuitas adalah laporan yang menyajikan dan
melaporkan:
1) Laba rugi periode tersebut
2) Transaksi dengan modal pemilik dan distribusi kepada pemilik.
d) Laporan Arus Kas
Laporan arus kas merupakan suatu laporan mengenai ikhtisar
penerimaan dan pengeluaran kas selama satu periode. Berguna untuk
membantu para pengguna laporan keuangan untuk menilai jumlah dan
ketidakpastian arus kas masa depan.
Menurut Horngren dan Horrison (2009:19) dalam bukunya
"Pengantar Akuntansi" laporan arus kas adalah:
"Suatu laporan yang melaporkan kas yang masuk dan kas yang
keluar selama satu periode tertentu."
Sedangkan menurut Winwin dan Ilham (2006:56) dalam bukunya
"Pengantar Akuntansi" laporan arus kas merupakan:
"Laporan yang memberikan informasi arus kas yang terdiri dari
arus kas yang didapat dari aktivitas operasi, aktivitas pendanaan,
dan aktivitas investasi."
Jadi informasi arus kas juga dapat membantu para kreditor untuk
melihat kemampuan perusahaan untuk melunasi pinjaman ataupun
kemampuan menghasilkan kas dimasa depan.
2.1.4. Sifat dan Keterbatasan Laporan Keuangan
Laporan keuangan dipersiapkan atau dibuat dengan maksud untuk
memberikan gambaran atau laporan kemajuan (Progress Report) yang
dilakuakan oleh pihak management yang bersangkutan. Oleh karena itu
dapat di simpulkan bahwa laporan keuangan memiliki sifat historis serta
14

menyeluruh dan sebagai suatu progress report. Seperti dikemukakan oleh


S. Munawir (2007:9) dalam bukunya "Analisa Laporan Keuaangan"
bahwa sifat dan keterbatasan laporan keuangan itu sebagai berikut:
• Laporan keuangan itu bersifat sejarah, yang tidak lain yaitu
merupakan laporan atas kejadian-kejadian yang telah lewat.
• Laporan keuangan itu bersifat umum, dan bukan untuk memenuhi
keperluan tiap-tiap pemakai. Data-data yang disajikan satu sarna lain
dalam laporan keuangan saling terkait.
• Laporan keuangan itu bersifat konservatif dalam sikapnya
menghadapi ketidakpastian, peristiwa-peristiwa yang tidak
menguntungkan segera diperhitungkan kerugiaannya.
Dengan memperhatikan sifat-sifat laporan keuangan tersebut
diatas maka dapat disimpulkan bahwa laporan keuangan itu mempunyai
keterbatasan-keterbatasan sebagai berikut:
• Laporan keuangan yang dibuat secara periodik pada dasarnya
merupakan interim report (laporan yang dibuat antara waktu tertentu
yang sifatnya sementara) dan bukan merupakan laporan yang final.
• Laporan keuangan menunjukkan angka dalam rupiah yang keliatanya
bersifat pasti dan tepat, tapi sebenarnya dasar penyusunannya dengan
stadar nilai yang munkin berbeda atau mungkin berubah-ubah. Karena
itu angka yang tercantum dalam laporan keuangan hanya merupakan
nilai buku (Book Value) yang belum tentu sama dengan harga pasar
sekarang maupun nilai gantinya.
• Laporan keuangan disusun berdasarkan : hasil pencatatan transaksi
keuangan atau nilai rupiah dari berbagai waktu atau tanggal yang lalu,
dimana daya beli (purchasing power) uang tersebut semakin menurun
tiap tahunnya.
• Laporan keuangan tidak dapat mencerminkan berbagai faktor yang
dapat mernpengaruhi posisi keadaan keuangan perusahaan karena
faktor-faktor tersebut tidak dapat dinyatakan dengan satuan uang.
15

2.2. Kas (Cash)


Kas merupakan aspek yang penting dalam perusahaan, selain tu kas
merupakan kekayaan perusahaan yang paling likuid dan merupakan asset
yang beresiko tinggi sehingga kerap muncul penyelewengan, tanpa adanya
kas perusahaan akan dihadapkan pada berbagai kesulitan di dalam
pengeluaran kas untuk memenuhi segala kegiatan, perusahaan akan
kehilangan kesempatan untuk memperoleh keuntungan yang seharusnya
didapat.
2.2.1. Pengertian Kas
Kas atau alat yang bisa digunakan untuk membiaya operasi
perusahaan maka dijelaskan dalam "Standar Akuntansi Keuangan"
(2009:2.2) menyatakan pengertian kas adalah sebagai berikut:
"Kas atau setara kas (Cash Equivalent) adalah investasi yang sifatnya
sangat likuid, berjangka pendek dan cepat dijadikan kas dalam
jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan nilai yang
signifikan."
Sedangkan menurut Munawir (2007:158) dalam bukunya
"Analisa Laporan Keuangan" menyatakan bahwa pengertian kas adalah:
"Kas merupakan aktiva paling likuid atau salah satu unsur
modal kerja yang paling tinggi likuiditasnya."
2.2.2. Komposisi Kas
Menurut Kieso dkk (2007:343) komposisi kas di dalam bukunya
"Intermediate Accounting" mengemukakan :
"Cash consistent of coin, currency, and available funds on
deposite at the bank. Negotiable instrument such as money
orders, chcks cashier's check, personal check, and bank drafts
are also as cash.
"Kas terdiri dari uang logam, kertas dan dana yang tersedia
dalam deposito bank. Instrument yang dapat dinegosiasi
seperti pos wesel, cek yang disahkan, cek kasir, cek pribadi dan
wesel bank juga dipandang sebagai kas."
16

Jadi dapat disimpulkan kas adalah alat yang bisa digunakan untuk
membiayai operasi perusahaan tersebut.
2.2.3. Sumber Penerimaan dan Penggunaan Kas
Kas sangat berperan dalam menentukan kelancaran kegiatan
perusahaan, oleh karena itu kas harus direncanakan dan diawasi dengan
baik, baik penerirnaannya (sumber-sumbemya) maupun pengeluarannya
(penggunaanya). Penerimaan kas dan pengeluaran kas suatu perusahaan
ada yang berifat rutin atau terus menerus ada juga yang bersifat insidentil
atau tidak terus menerus .
Menurut Munawir (2007:159) dalarn bukunya "Analisa Laporan
Keuangan" mengemukakan sumber penerimaan dan penggunaan kas
adalah sebagai berikut:
Sumber penerimaan kas dalam suatu perusahaan pada dasarnya
dapat berasal dari :
1) Hasil penjualan investasi jangka panjang, aktiva tetap baik yang
berwujud maupun yang tidak berwujud (Intangible Asset) atau
adanya penurunan aktiva tidak lancar yang diimbangi dengan
penambahan kas.
2) Penjualan atau adanya emisi saham maupun adanya penambahan
modal oleh pemilik perusahaan dalam bentuk kas .
3) Pengeluaran surat tanda bukti hutang baik jangka pendek maupun
jangka panjang serta bertambahnya hutang diimbangi dengan
penambahan kas.
4) Adanya penurunan atau berkurangnya aktiva lancar selain kas yang
diimbangi dengan adanya penerimaan kas.
5) Adanya penerimaan kas karena sewa, bunga atau deviden dari
investasinya, sumbangan atau hadiah maupun adanya kelebihan
pembayaran pajak pada periode-periode sebelumnya.
17

Sedangkan penggunaan kas dapat disebabkan adanya transaksi-


transaksi sebagai berikut:
A. Pembelian saham atau obligasi sebagai investasi jangka pendek
ataupun jangka panjang serta adanya pembelian aktiva tetap
lainya.
B. Penarikan kembali saham yang beredar maupun adanya
pengambilan kas perusahaan oleh pemilik perusahaan.
C. Pelunasan ataupun pembayaran angsuran hutang jangka pendek
maupun panjang.
D. Pembelian barang dagang secara tunai, adanya pembayaran biaya
operasi.
E. Pengeluaran kas dalam bentuk deviden, pembayaran pajak, dan
denda-denda lainnya.
Jadi aliran kas masuk dapat disimpulkan akan terjadi terus menerus
dalam perusahaan atau akan berlangsung selama hidupnya perusahaan
tersebut.
2.3. Laporan Arus Kas (Cash Flow)
2.3.1. Pengertian Laporan Arus Kas
Arus kas (Cash Flow) merupakan jumlah uang yang mengalir
masuk dan keluar dalam perusahaan, dijelaskan dalam Standar
Akuntansi Keuangan (2009:2.2) sebagai berikut:
"Arus kas adalah arus kas masuk dan arus kas keluar, setara kas."
Sedangkan menurut Temy Setiawan (2010:81) dalam bukunya
"Mahir Akuntansi" mengemukakan:
"Laporan arus kas adalah laporan yang menggambarkan arus
kas masuk dan arus kas keluar yang terjadi selama satu periode
tertentu dan dilaporkan menurut aktivitas operasional, aktivitas
investasi dan aktivitas pendanaan."
Menurut Horngren dan Horrison (2009:19) dalam bukunya
"Pengantar Akuntansi" laporan arus kas adalah :
18

"Suatu laporan yang melaporkan kas yang masuk dan kas yang
keluar selama satu periode tertentu."
Sedangkan menurut Standar Akuntansi Keuangan (2009:2.2)
dijelaskan kas adalah:
"Kas terdiri dari saldo kas (Cash on Hand) dan rekening giro.
Setara kas (Cash Equivalent) adalah investasi yang sifatnya
likuid, berjangka pendek dan yang cepat dapat dijadikan kas
dalam jumlah tertentu tanpa menghadapi resiko perubahan
nilai yang signifikan."
Arus kas masuk dan keluar ada yang bersifat kontinyu dan ada
yang bersifat tidak kontinyu. Laporan arus kas didasarkan pada neraca dan
daftar perhitungan laba rugi perbandingan. Laporan arus kas dimaksudkan
untuk membantu investor, kreditor, dan pemakai eksternal lainnya agar
dapat memahami dengan baik tentang aktivitas pemberian investasi suatu
perusahaan untuk suatu periode.
2.3.2. Tujuan dan Manfaat Laporan Arus Kas
Tujuan laporan arus kas dalam buku "Intermediate Accounting"
karangan Kieso dkk (2007:237) disebutkan bahwa:
"The primary purpose ofstatement ofcash is to provide relevant
information the cash receipts and cash payments ofan enterprise during
period. "
"Tujuan laporan arus kas adalah adalah menyediakan informasi yang
relevan mengenai penerimaan dan pembayaran kas sebuah
perusahaan selama satu periode."
Untuk mencapai tujuan tersebut laporan arus kas harus melaporkan:
1) Pengaruh operasi suatu perusahaan
2) Transaksi investasi
3) Transaksi pembiayaan
4) Kenaikan atau penurunan bersih kas selama satu periode
Dengan demikian laporan arus kas dapat memberikan informasi
yang berguna mengenai kemampuan perusahaan untuk menghasilkan kas
19

dan operasi, mempertahankan dan memperluas kapasitas operasi, serta


memenuhi kewajiban keuangannya.
Laporan arus kas bermanfaat agar dapat memberikan informasi
yang memungkinkan para pemakai untuk mengevaluasi perubahan dalam
aktiva bersih perusahaan, struktur keuangan perusahaan, struktur keuangan
perusahaan dan kemampuan untuk mempengaruhi jumlah serta waktu arus
kas dalam rangka adaptasi dengan perubahan keadaan dan peluang. Dalam
Standar Akuntansi Keuangan (2009:2.3) disebutkan bahwa:
"Informasi arus kas adalah informasi arus kas historis yang
sering digunakan sebagai indikator dari jumlah waktu dan
kepastian arus kas masa lalu. Di sam ping itu arus kas juga
berguna untuk meneliti kecermatan dari taksiran arus kas masa
depan yang telah dibuat sebelumnya dan dalam menentukan
hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih serta
dampak perubahan harga."
Sedangkan menurut Temy Setiawan (2009:81) dalam bukunya
"Mahir Akuntansi" manfaat laporan arus kas adalah:
1) Memberikan informasi yang memungkinkan para pemakainya untuk
mengevaluasi perusahaan dalam aktiva bersih perusahaan.
2) Mengetahui likuiditas dan solvabilitas perusahaan.
3) Menilai kemampuan perusahaan dalam menghasilkan kas dan setara
kas serta memungkinkan para pemakai mengembangkan model untuk
menilai dan membandingkan nilai sekarang dari arus kas masa depan
(Future Cash Flow) dari berbagai perusahaan.
4) Meningkatkan daya banding pelaporan kinerja operasi berbagai
perusahaan, karena dapat meniadakan pengaruh penggunaan perlakuan
akuntansi yang berbeda terhadap transaksi dan peristiwa yang sarna.
5) Menentukan hubungan antara profitabilitas dan arus kas bersih serta
dampak perubahan harga.
20

2.3.3. Klasifikasi Laporan Arus Kas


Laporan arus kas harus melaporkan arus kas selarna satu periode
tertentu dan diklasifikasikan menurut aktivitas operasi, investasi dan
pendanaan. Menurut Temy Setiawan (2010:82) dalam bukunya "Mahir
Akuntansi" mengemukakan sebagai berikut:
1) Aktivitas Operasi
"Aktivitas operasi adalah aktivitas penghasil utama pendapatan
perusahaan (Principle Revenue -Producting Activities) dan aktivitas
lain yang bukan merupakan aktivitas investasi dan aktivitas
pendanaan."
Beberapa penghasilan dan pengeluaran arus kas dari aktivitas operasi
diantaranya:
o Penerimaan kas dari penjualan barang dan jasa.
o Penerirnaan kas dari royalti, fees bunga, komisi dan pendapatan
lain.
o Pembayaran kas kepada pemasok barang dan jasa.
o Pembayaran kas kepada karyawan.
o Pembayaran untuk kegiatan operasional dan non operasional
perusahaan.
o Pembayaran atas pajak pemerintah.
2) Aktivitas Investasi
"Aktivitas Investasi adalah perolehan dan pelepasan aktiva jangka
panjang serta investasi lain yang termasuk setara kas."
Pemberian kas untuk pembelian aktiva tetap . Aktiva tetap
berwujud, dan aktiva jangka panjang, termasuk biaya
pengembangan yang dikapitalisasi dan aktiva tetap yang dibangun
sendiri .
Penerimaan kas dari penjualan aktiva tetap berwujud (tanah,
bangunan dan peralatan), aktiva tak berwujud dan aktiva jangka
panjang lain.
Perolehan saham atau instrument keuangan perusahaan lain.
21

Uang muka dan pinjaman yang diberikan kepada pihak lain serta
pelunasan (kecuali yang dilakukan oleh lembaga keuangan).
3) Aktivitas Pendanaan
"Aktivitas pendanaan adalah aktivitas yang mengakibatkan
perubahan dalam jumlah serta komposisi modal dan pinjaman
perusahaan."
Penerimaan kas dari penerbitan saham
Pembayaran kas kepada para pemegang saham untuk menarik atau
menembus saham perusahaan.
Penerimaan kas dan penerbita obligasi, pinjaman, wesel hipotik, dan
pinjaman lainya.
Pelunasan pinjaman.
Pembayaran dividen .
Perusahaan menyajikan arus kas dari ketiga aktivitas tersebut di atas
dengan cara yang paling sesuai dengan bisnis perusahaan tersebut.
Klasifikasi menurut aktivitas memberikan informasi yang
memungkinkan para pengguna laporan untuk menilai pengaruh
aktivitas tersebut terhadap posisi keuangan perusahaan serta terhadap
jumlah kas.
2.3.4. Metode Penyusunan Laporan Arus Kas
Dalam penyusunan laporan arus kas menurut Standar Akuntansi
Keuangan (2009:2.4) dinyatakan dapat mengunakan dua metode tersebut:
1) Metode Langsung (Direct Method)
Dalam metode langsung (Metode perhitungan laba rugi) penerimaan
dan pengeluaran kas dari aktivitas operasi ditentukan. Metode
langsung mengurangkan pengeluaran kas operasi dari penerimaan kas
operasi, metode langsung juga menghasilkan penyajian laporan
penerimaan dan pengeluaran kas ringkas.
2) Metode tidak langsung (Indirect Method)
Dalam metode tidak langsung dimulai dengan laba bersih dan
mengubahnya dengan arus kas bersih dari aktivitas operasi. Dengan
22

kata lain, metode tak langsung menyesuaikan laba bersih untuk pos-
pos yang mempengaruhi laba bersih yang dilaporkan tetapi tidak
mempengaruhi kas .
Pernyataan lain diungkapkan oleh Temy setiawan (2010:84)
dalam bukunya "Mahir Akuntansi" bahwa penyusunan laporan
keuangan disusun dengan dua metode pilihan yaitu :
• Metode Langsung
Suatu metode pendekatan untuk mengkalkulasi dan melaporkan aliran
kas dari aktivitas-aktivitas operasi yang memerinci penerimaan kas dan
pembayaran kas secara langsung.
• Metode Tidak Langsung
Suatu metode pendekatan untuk mengalkulasi dan melaporkan aliran
kas dari aktivitas pengoprasian yang mencocokan pendapatan dengan
aliran kas.
Begitu pula dengan Hery (2011:191) dalam bukunya "225 Soal
Jawab Akuntansi Dasar" menyatakan metode penyusunan laporan arus
kas dibagi menjadi dua metode dengan penjelasan sebagai berikut:
"Dalam penyusunan laporan arus kas ada dua metode yang
digunakan dalam menghitung kas bersih yaitu langsung dan tidak
langsung."
Perbedaan metode langsung dan tidak langsung menurut S Kousen
dkk (2009:289) di dalam bukunya “Intermediate Accounting”
menyatakan perbedaan antara metode langsung dan tidak langsung adalah:
a) Metode Langsung
o Metode langsung melaporkan kas bersih dari aktivitas operasi
o Metode langsung melaporkan kas dari item arus kas individual
o Tidak melaporkan aktivitas non kas
b) Metode tidak langsung
o Metode tidak langsung melaporkan laba bersih perusahaan
o Metode tidak langsung melaporkan penyesuaian dengan akun-akun
yang terdapat di neraca.
23

o Melaporkan aktivitas non cash.


Sedangkan menurut PSAK (2009:17.2.4) perbedaan Metode langsung
dan tidak langsung adalah sbb :
• Metode langsung menyajikan mengenai kelompok utama
penerimaan dan pengeluaran kas bruto.
• Metode tidak langsung menyajikan laba rugi yang
disesuaikan dan transaksi bukan kas.
Jadi dalam penyusunan laporan arus kas dapat disajikan dengan
metode langsung atau dengan metode tidak langsung perbedaaan kedua
metode dapat dilihat dari aktivitas operasi. Dalam menentukan kegiatan
investasi dan pendanaan kedua metode tersebut sama.

Anda mungkin juga menyukai