Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
PENGERTIAN TANAH
Tanah adalah bagian yang terdapat pada kerak bumi yang tersusun atas
mineral dan bahan organik. Tanah merupakan salah satu penunjang yang
membantu kehidupan semua mahluk hidup yang ada di bumi. Tanah sangat
mendukung terhadap kehidupan tanaman yang menyediakan hara dan air di
bumi. selain itu, Tanah juga merupakan tempat hidup berbagai
mikroorganisme yang ada di bumi dan juga merupakan tempat berpijak bagi
sebagian mahluk hidup yang ada di darat. Dari segi klimatologi , tanah
memegang peranan penting sebagai penyimpan air dan mencegah terjadinya
erosi. Meskipun tanah sendiri juga bisa tererosi.
Tanah adalah lapisan permukaan bumi yang secara fisik berfungsi sebagai
tempat tumbuh & berkembangnya perakaran penopang tegak tumbuhnya
tanaman dan menyuplai kebutuhan air dan udara; secara kimiawi berfungsi
sebagai gudang dan penyuplai hara atau nutrisi (senyawa organik dan
anorganik sederhana dan unsur-unsur esensial seperti: N, P, K, Ca, Mg, S, Cu,
Zn, Fe, Mn, B, Cl); dan secara biologi berfungsi sebagai habitat biota
(organisme) yang berpartisipasi aktif dalam penyediaan hara tersebut dan zat-
zat aditif (pemacu tumbuh, proteksi) bagi tanaman, yang ketiganya secara
integral mampu menunjang produktivitas tanah untuk menghasilkan biomass
dan produksi baik tanaman pangan, tanaman obat-obatan, industri
perkebunan, maupun kehutanan.
Tanah terbentuk dari proses pelapukan batuan yang dibantu oleh
organisme membentuk tekstur unik yang menutupi permukaan bumi. proses
pembentukan tanah ini akan membentuk lapisan-lapisan yang menutupi
seluruh permukaan bumi. lapisan-lapisan yang terbentuk memiliki tekstur
yang berbeda dan setiap lapisan juka akan mencerminkan proses-proses fisika,
kimia dan biologi yang telah terjadi selama proses pembentukannya. Hans
Jenny (1899-1992), seorang pakar tanah asal Swiss yang bekerja di Amerika
Serikat, menyebutkan bahwa tanah terbentuk dari bahan induk yang telah
mengalami modifikasi/pelapukan akibat dinamika
faktor iklim, organisme (termasuk manusia), dan relief permukaan bumi
(topografi) seiring dengan berjalannya waktu. Berdasarkan dinamika kelima
faktor tersebut terbentuklah berbagai jenis tanah dan dapat
dilakukan klasifikasi tanah.
Struktur tanah merupakan karakteristik fisik tanah yang terbentuk dari
komposisi antara agregat (butir) tanah dan ruang antaragregat. Tanah tersusun
dari tiga fase: fase padatan, fase cair, dan fase gas. Fasa cair dan gas mengisi
ruang antaragregat. Struktur tanah tergantung dari imbangan ketiga faktor
penyusun ini. Ruang antaragregat disebut sebagai porus (jamak pori). Struktur
tanah baik bagi perakaran apabila pori berukuran besar (makropori) terisi
udara dan pori berukuran kecil (mikropori) terisi air. Tanah yang gembur
(sarang) memiliki agregat yang cukup besar dengan makropori dan mikropori
yang seimbang. Tanah menjadi semakin liat apabila berlebihan lempung
sehingga kekurangan makropori.
Tubuh tanah terbentuk dari campuran bahan organik dan mineral. Tanah
non-organik atau tanah mineral terbentuk dari batuan sehingga ia mengandung
mineral. Sebaliknya, tanah organik terbentuk dari pemadatan terhadap bahan
organik yang terdegradasi. Tanah organik mempunyai warna yang gelap
(hitam) dan merupakan pembentuk utama dari lahan gambut. Tanah organik
ini akan terus mengalami proses panjang selama ratusan tahun untuk menjadi
batu bara. Tanah organik cenderung memiliki keasaman tinggi karena
mengandung beberapa asam organik hasil dekomposisi berbagai bahan
organik. Tanah ini biasanya memiliki kandungan mineral yang
rendah. Pasokan mineral yang bisa didapat oleh tanah organilk yaitu berasal
dari aliran air atau hasil dekomposisi jaringan makhluk hidup. Tanah organik
dapat ditanami karena memiliki sifat fisik gembur sehingga mampu
menyimpan cukup air. Namun karena memiliki keasaman yang tinggi
sebagian besar tanaman yang menggunakan media tanah ini tidak bisa tumbuh
secara maksimal.
Tanah non-organik didominasi oleh mineral. Mineral ini membentuk partikel
pembentuk tanah. Tekstur tanah demikian ditentukan oleh komposisi
tiga partikel pembentuk tanah: pasir, lanau (debu), dan lempung. Dari segi
warna, tanah memiliki variasai warna yang sangat beragam mulai dari hitam
kelam, coklat, merah bata, jingga, kuning, hingga putih. Selain itu tanah juga
memiliki perbedaan warna yang sangat kontras pada setiap lapisannya sebagai
akibat proses kimia. Tanah yang memiliki warna yang gelap merupakan ciri
yang biasanya menandakan bahwa tanah tersebut mengandung bahan organik
yang sangan tinggi. Warna gelap juga dapat disebabkan oleh
kehadiran mangan,belerang, dan nitrogen.Warna tanah kemerahan atau
kekuningan biasanya disebabkan kandungan besi teroksidasi yang tinggi;
warna yang berbeda terjadi karena pengaruh kondisi proses kimia
pembentukannya. Suasana aerobik/oksidatif menghasilkan warna yang
seragam atau perubahan warna bertahap, sedangkan
suasana anaerobik/reduktif membawa pada pola warna yang menyerupai
bercak totol-totol atau warna yang terkonsentrasi. Tanah dalam konteks kajian
geografis adalah tanah sebagaii tubuh alam yang menyelimuti permukaan
bumi dengan berbagai sifat dan perwatakannya yang khas dalam hal proses
pemnbentukan, keterpadapatan, dinamika dari waktu ke waktu , serta
manfaatnya bagi kehidupan manusia. Semua orang yang hidup di permukaan
bumi telah mengenal wujud tanah, akan tetapi bnyaknya ragam tanah, sifat
persebaran tanah yang khas di permukaan bumi, serta ragam pemanfaatannya
menjadikan tanah sebagai obyek yang besar. Tanah adalah tubuh alam gembur
yang menyelimuti sebagian besar permukaan bumi dan mempunyai sifat dan
karakteristik fisik,kimia,biologi,serta morfologi yang khas sebagai akibat dari
serangan panjang tanah tidak sama dengan kurun waktu pembentukan batuan.
Jenis jenis tanah yang akan dibahas dalam makalah ini adalah sebagai berikut
1. TANAH ALUVIAL
Ciri, Karakteristik dan Pemanfaatannya
Tanah aluvial merupakan jenis tanah yang berasal dari proses endapan
material-material yang terbawa oleh aliran sungai. Tekstur tanah yang satu ini
tergantung dari energi pada aliran-aliran air yang berada di atas permukaan tanah.
Misalnya aliran air yang deras dan cepat akan menghasilkan jenis tanah dengan
fragmen kerikil dan batu. Sedangkan apabila aliran air pembawa material tanah
tidak terlalu deras dan cepat, maka fragmen yang terbentuk adalah lumpur dan
pasir.
Ada beberapa ciri-ciri yang membedakan antara tanah alluvial dengan jenis tanah
lainnnya. Adapun ciri-cirinya adalah:
Memiliki warna agak kelabu dan ada yang berwarna coklat. Warna kelabu
tersebut biasanya dimiliki oleh tanah alluvial yang terdapat di daerah
persawahan atau perkebunan. Sedangkan untuk tanah alluvial yang terletak di
luar daerah perkebunan, warnanya cenderung coklat.
Memiliki kandungan mineral yang cukup tinggi karena tanah alluvial memiliki
sifat mudah menyerap air sehingga banyak sekali mineral dari air yang terjebak
di dalamnya.
Memiliki kandungan Ph tanah yang rendah, yakni di bawah 6.
Itulah ciri-ciri dari tanah alluvial yang perlu Anda ketahui. Meski demikian, tanah
ini memiliki sifat yang tak pasti tergantung dimana serta bagaimana proses
terbentuknya tanah tersebut. Selain itu, endapan tanah yang berasal dari material-
material yang berbeda juga menyebabkan perbedaan antara tanah alluvial di satu
daerah dengan daerah yang lainnya.
Sebagai jenis tanah yang terpengaruh oleh aliran kecepatan air, maka secara fisik
tanah alluvial dapat dilihat dari ciri-ciri berikut ini:
Tanaman yang cocok untuk jenis tanah alluvial adalah untuk tanaman padi,
palawija, tebu, kelapa, tembakau, dan buah-buahan.
2. TANAH LATOSOL
Tanah latosol merupakan tanah yang tidak sulit untuk kita jumpai di Indonesia.
Tanah laterit dikenal juga sebagai tanah inceptisol yang pernah kita bahas
sebelumnya. Tanah latosol atau tanah insepticol merupakan tanah yang
mempunyai lapisan solum. Lapisan solum yang dimiliki oleh tanah latosl ini
cenderung tebal dan bahkan sangat tebal. Lapisan solum tanah ini antara 130 cm
hingga 5 meter dan bahkan lebih. Batas horison dari tanah ini tidaklah begitu
terlihat jelas.
Adapun ciri- ciri dari tanah latosol atau inceptisol antara lain sebagai berikut:
Memiliki solum tanah yang agak tebal hingga tebal, yakni mulai sekitar
130 cm hingga lebih dari 5 meter.
Tanahnya berwarna merah, coklat, hingga kekuning- kuningan
Tekstur tanah pada umumnya adalah liat
Struktur tanah pada umumnya adalah remah dengan konsistensi gembur
Memiliki pH 4,5 hingga 6,5, yakni dari asam hingga agak asam
Memiliki bahan organik sekitar 3% hingga 9%, namun pada umumnya
hanya 5% saja
Mengandung unsur hara yang sedang hingga tinggi. unsur hara yang
terkandung di dalam tanah bisa dilihat dari warnanya. Semakin merah
warna tanah maka unsur hara yang terkandung adalah semakin sedikit.
Mempunyai infiltrasi agak cepat hingga agak lambat
Daya tanah air cukup baik
Lumayan tahan terhadap erosi tanah
Tanaman yang Dapat Hidup di Tanah Latosol
1. Tebu
2. Kakao atau coklat
3. Tembakau
4. Panili
5. Pala
6.
2. TANAH LITOSOL
Tanah litosol adalah tanah yang terbentuk akibat terjadinya topografi dan
vulkanisme yang dipengaruhi oleh iklim. Tanah litosol merupakan tanah yang
baru dan sedang berkembang. Tanah litosol merupakan jenis tanah yang terbentuk
dari batuan beku yang berasal dari proses meletusnya gunung berapi dan juga
sedimen keras dengan proses pelapukan kimia (dengan menggunakan bantuan
organisme hidup) dan fisika (dengan bantuan sinar matahari dan hujan) yang
belum sempurna
Tekstur tanah memiliki tekstur yang bervariasi ada yang halus dan ada yang
kasar
Memiliki tingkat kesuburan yang bervariasi
Merupakan tanah baru yang masih muda
Sedikit sekali mengandung mineral
Tidak cocok untuk ditanami tumbuhan
Tanah ini merupakan tanah yang berada pada bukit yang memiliki ketinggian yan
curam, seperti di jawa dan sulawesi.
.
Tanaman yang Cocok Tumbuh di Tanah Litosol
Sudah dikatakan sebelumnya bahwa tanah litosol merupakan tanah yang
mengandung hanya sedikit sekali unsur hara. Oleh karena itulah tanah litosol
bukan merupakan tanah yang subur untuk digunakan bercocok tanam. Namun
meski demikian, tetap ada beberapa tanaman yang dapat hidup di tanah litosol ini.
Beberapa tanaman yang dapat hidup di tanah litosol antara lain adalah sebagai
berikut:
1. Rumput- rumputan
2. Jagung
3. Bunga Edelweis
4. TANAH GRUMUSOL
Tanah grumusol merupakan tanah yang terbentuk dari batuan induk kapur dan
tuffa vulkanik yang umumnya bersifat basa sehingga tidak ada aktivitas organik
didalamnya. Hal inilah yang menjadikan tanah ini sangat miskin hara dan unsur
organik lainnya. Sifat kapur itu sendiri yaitu dapat menyerap semua unsur hara di
tanah sehingga kadar kapur yang btinggi dapat menjadi racun bagi tumbuhan.
Tanah grumusol masih membawa sifat dan karakteristik seperti batuan induknya.
Pelapukan yang terjadi hanyalah mengubah fisik dan tekstur unsur seperti Ca dan
Mg yang sebelumnya terikat secara rapat pada batuan induknya menjadi lebih
longgar yang dipengaruhi oleh faktor faktor luar seperti cuaca, iklim, air dan
lainnya. Terkadang pada tanah grumusol terjadi konkresi kapur dengan unsur
kapur lunak dan terus berkembang menjadi lapisan yang tebal dan keras.
Karakteristik Tanah Grumusol
1. Bertekstur Lempung
Tanah grumusol memiliki sifat lempung yaitu sedikit keras, mudah dibentuk dan
mudah pecah atau hancur. Sebenarnya terdiri dari berbagai jenis lempung dan
ukuran mulai dari lempung berliat dengan ciri ciri agak kasar, mudah dibentuk
terutama ketika kering, bisa sedikit digulung ketika ditekan, namun gulungan
tersebut mudah hancur dan tingkat kelekatan sedang.
Terbentuknya tanah grumusol tidak hanya terjadi karena faktor yang sama, pada
alam ini ada banyak faktor yang menyebabkan terbentuknya tanah grumusol. Ada
banyak hal yang terjadi selama proses pembentukan tanah grumusol sehingga
pada akhirnya membentuk beberapa jenis seperti yang akan dijelaskan berikut ini.
1. Grumusol Pada Batuan Kapur Dan Bernapal – Tanah grumusol jenis ini
dapat terbentuk dikarenakan oleh adanya susunan dan struktur batuan kapur yang
mana terakumulasinya beberapa mineral seperti Ca dan Mg secara periodik
sehingga membentuk lapisan tanah dengan kadar lempung yang tinggi. Sehingga
hal itu menjadikan tanah grumusol batuan kapur ini memiliki sifat plastisitas dan
koefisien pemuaian dan pengerutan paling rendah jika dibandingkan dengan tanah
grumusol jenis lainnya.
2. Grumusol Pada Sedimen Tuff Tetier – Tanah grumusol jenis ini memiliki
ciri atau tanda memiliki horizon yang tersusun dari atas ke bawah dengan tekstur
lempung berwarna kelabu yang rentan terjadi erosi dan mengandung besi serta
pada bagian bawah terdapat batuan induk yang mengalami pelapukan
kecil. Tanah ini memiliki tingkat keasaman berkisar antara 6 hingga 6.5 tanpa
adanya konsentrasi kapur sehingga PH nya sedikit asam. Namun pada ekstrak
HCl, kandungan kapur cukup tinggi. Grumusol sedimen tuff tetier dapat
ditemukan di gunung kidul dan sekitarnya.
3. Grumusol Pada Marl, oalcareous shales Dan Batu Kapur Loam – Tanah
grumusol dengan jenis seperti ini terjadi di daerah pengunungan dengan kontur
tanah bergelombang sehingga sering mengalami peremajaan akibat tingkat erosi
tanahyang tinggi. Proses pelapukan batu induk berlangsung cukup cepat karena
tekstur halus, memiliki kadar kapur tinggi. Lapisan paling atas berwarna coklat
dan lempung serta mengandung kapur sehingga PH nya sedikit basa yakni 7.8.
Pada lapisan subsoil kadar kapur semakin tinggi sehingga PH meningkat hingga
8.2 dan pada lapisan dibawahnya lagi terdapat batu lempung berpasir dengan
warna kelabu dengan bercak coklat.
Padi
Jagung
Kedelai
Tebu
Kapas
Dalam USDA, tanah mediteran merupakan tanah ordo alfisol. Alfisol berkembang
pada iklim lembab dan sedikit lembab. Curah hujan rata-rata untuk pembentukan
tanah alfisol adalah 500 sampai 1300 mm tiap tahunnya. Alfisol banyak terdapat
di bawah tanaman hutan dengan karakteristik tanah: akumulasi lempung pada
horizon Bt, horizon E yang tipis, mampu menyediakan dan menampung banyak
air, dan bersifat asam. Alfisol mempuyai tekstur lempung dan bahan induknya
terdiri atas kapur sehingga permeabilitasnya lambat.
Tanah mediteran merupakan hasil pelapukan batuan kapur keras dan batuan
sedimen. Warna tanah ini berkisar antara merah sampai kecoklatan. Tanah
mediteran banyak terdapat pada dasar-dasar dolina dan merupakan tanah
pertanian yang subur di daerah kpur daripada jenis tanah kapur yang lainnya.
tanah mediteran banyak terdapat di Jawa Timur, Jawa Tengah, Sulawesi, Nusa
Tenggara, Maluku, dan Sumatra. Mediteran cocok untuk tanaman palawija, jati,
tembakau, dan jambu mete.
Tanah mediteran atau yang juga disebut dengan tanah alfisol merupakan
kelompok tanah merah yang disebabkan oleh kadar besi yang tinggi. Ada juga
yang menyebutnya sebagai tanah yang bahan induknya berupa batuan beku yang
berkapur yang banyak mengandung karbonat. Tanah mediteran ini memiliki ciri-
ciri yaitu warnanya yang abu-abu, banyak mengandung alumunium, besi, air, dan
bahan organik sehingga tanah ini dikategorikan sebagai tanah yang subur.
Tanah mediteran banyak terdapat di Pulau Sulawesi dan Nusa Tenggara, tanah ini
cocok dijadikan sebagai lahan pertanian seperti padi karena dikenal dan diketahui
kesuburannya.
6. TANAH REGOSOL
Regosol merupakan jenis tanah yang merupakan butiran kasar yang berasal dari
meterial erupsi gunung berapi. Dengan demikian tanah regosol merupakan salah
satu hasil dari peristiwa vulkanisme. Tanah regosol merupakan tanah yang
berupa tanah aluvial yang diendapkan. Seperti jenis tanah lainnya, tanah regosol
merupakan tanah yang menyimpan materi berupa abu vulkanik dan juga pasir
vulkanik.
Regosol abu vulkanik merupakan salah satu jenis tanah regosol yang dilihat
berdasarkan bahan induknya. Tanah regosol abu vulkanik mempunyai beberapa
ciri antara lain sebagai berikut:
Nah, itulah beberapa ciri- ciri fisik yang dimiliki olleh tanah regosol abu
vulkanik. Abu vulkanik sendiri merupakan salah satu jenis material padat yang
dikeluarkan gunung berapi ketika erupsi.
Jenis tanah regosol berdasar pada bahan induk yang selanjutnya adalah tanah
regosol bukit pasir. Tanah regosol bukit pasir ini mempunyai beberapa ciri fisik,
beberapa ciri fisik yang dipunyai tanah jenis ini antara lain sebagai berikut:
Pada umumnya mempunyai tekstur tanah yang kasar namun mudah diolah,
mempunyai gaya yang rendah untuk menahan air, serta mempunyai permeablitas
yang baik
Semakin tua tekstur maka semakin halus, namun permeabilitas kurang baik
Kaya akan unsur- unsur hara
Terdapat di sepanjang garis pantai
Pasir yang kasar terletak di sekat garis pantai, dan semakin halus semakin
jauh
Bukit pasir atau Sand Dunes terbentuk dari pasir- pasir yang ada di pantai
oleh angin yang mempunyai sifat deflasi dan juga akumulasi
Itulah beberapa ciri- ciri fisik yang dimiliki oleh tanag regosol. Tanah ini biasa
kita temukan di sepanjang garis pantai, seperti di daerah Cilacap, Bantul, maupun
Karawang).
Beberapa jenis tanaman yang cocok ditanam pada tanah regosol ini antara lain
sebagai berikut:
Padi
Kelapa
Tembakau
Tebu
Sayur- sayuran
Persebaran tanah regosol di Indonesia tentu dapat kita temukan di daerah- daerah
yang letaknya tidak jauh dari gunung berapi yang masih aktif. Namun tidak salah
apabila kita lebih menspesifikkannya. Beberapa daerah persebaran tanag regosol
ini antara lain Bengkulu, Pantai Sumatera Barat, Jawa, Bali, serta Nusa Tenggara
Barat.
7. TANAH ANDOSOL
Tanah Andosol cock untuk daerah pertanian Karena bersifat subur, tanah ini
banyak dimanfaatkan oleh orang untuk budidaya pertanian, itulah kenapa mata
pencaharian utama penduduk didaerah yang banyak terdapat andosol umumnya
petani sayur, palawija ataupun produk holtikultura lainnya.
PEMBAHASAN
1. Untuk jenis tanah no 1 yaitu tanah aluvial yang terbentuk yaitu asosiasi aluvial
kelabu dan aluvial coklat kekelabuan yang bahan induknya dari tanah liat dan
pasir dan berada di dataran rendah jadi dapat kita artikan dari ciri dan
karakteristik tanah aluvial bahwa tanah tersebut memiliki warna agak kelabu dan
ada yang berwarna coklat. Warna kelabu tersebut biasanya dimiliki oleh tanah
alluvial yang terdapat di daerah persawahan atau perkebunan. Sedangkan untuk
tanah alluvial yang terletak di luar daerah perkebunan, warnanya cenderung
coklat. Jadi tanah jenis ini cocok untuk bercocok tanam terutama tanaman jenis
palawija seperti padi, gandum, tebu, dan jagung.
2. Untuk jenis tanah no. 2 yaitu tanah litosol yang terbentuk dari bahan induk
campuran endapan tuff dan batuan volkan dan Berada di bukit volkan. Dapat kita
ketahui bahwa Tanah litosol adalah tanah yang terbentuk akibat terjadinya
topografi dan vulkanisme yang dipengaruhi oleh iklim. Tanah litosol merupakan
tanah yang baru dan sedang berkembang. Jadi tanah ini memiliki sedikit sekali
unsur hara dan tidak cocok untuk ditanami. Adapun tumbuhan yang dapat hidup
ditanah ini adalah jenis rerumputan. Tanah litosol merupakan tanah yang sangat
cocok untuk tumbuh bunga edelweis. Bunga edelweis sendiri biasanya berada
atau tumbuh di daerah tinggi dari permukaan air laut, seperti di gunung.
3. Jenis tanah no.3 yaitu asosiasi litosol dan mediteran coklat terbentuk dari bahan
induk tuff volkan intermedier dan masam. Berada pada daerah volkan dan bukit
lipatan. Jenis tanah ini merupakan perpaduan 2 jenis tanah antara tanah litosol dan
mediteran. Yang kita ketahui bahwa tanah mediteran memiliki 2 karakteristik
yang membedakan yaitu tanah mediteran yang berwarna merah dan coklat
merupakan tanah yang tidak subur karena tanah tersebut adanya kadar besi yang
tinggi. Sedangkan Tanah mediteran ini memiliki ciri-ciri yaitu warnanya yang
abu-abu, banyak mengandung alumunium, besi, air, dan bahan organik sehingga
tanah ini dikategorikan sebagai tanah yang subur. Ada juga yang menyebutnya
sebagai tanah yang bahan induknya berupa batuan beku yang berkapur yang
banyak mengandung karbonat. Jadi dapat disimpulkan bahwa tanah jenis ini tidak
subur karena memiliki sifat yang asam mungkin dikarenakan faktor dari
kandungan besi yang tinggi dari tanah mediteran. Mungkin yang hanya cocok
adalah tumbuhan rumput.
4. Jenis tanah no.4 adalah komplek regosol kelabu dan grumusol kelabu tua
terbentuk dari bahan induk campuran batu kapur dan napal. Tanah regosol
merupakan tanah yang berupa tanah aluvial yang diendapkan. Seperti jenis tanah
lainnya, tanah regosol merupakan tanah yang menyimpan materi berupa abu
vulkanik dan juga pasir vulkanik. Jenis tanah ini memiliki unsur hara yang cukup
tinggi karena merupakan tanah hasil vukanik. Untuk tanah grumusol Tanah
grumusol merupakan tanah yang terbentuk dari batuan induk kapur dan tuffa
vulkanik yang umumnya bersifat basa sehingga tidak ada aktivitas organik
didalamnya. penyusun utama batuan induk dari tanah grumusol adalah kapur
sehingga memiliki PH yang bersifat basa, namun pada beberapa kondisi terutama
jika sudah tercampur dengan abu vulkanik yang bersifat sedikit asam, maka PH
dapat berada di area netral. Jadi faktor yang menentukan tingkat keasaman yaitu
sifat bawaan dan penyebab yang berasal dari luar seperti abu vulkanik tadi.
Jadi dapat disimpulkan bahwa jenis komplek tanah ini termasuk tanah yang subur
karena tanah grumusol merupakan dari batuan kapur yang memiliki sifat basa
namun adanya percampuran dari tanah regosol yang merupakan tanah vulaknai
dapat menyibangkan sifat kenetralan tanah tersebut. Tumbuhan yang dapat
tumbuh yaitu:
Padi
Tebu
Tembakau
5. Jenis tanah no. 5 yaitu komplek regosol kelabu dan grumusol kelabu tua tidak
jauh berbeda dari jenis tanah no. 5 hanya mungkin yang membedakan adalah
kandungan didalam tanah tersebut. Dan bahan induk pada jenis tanah ini terdiri
dari batuan kapur dan napal. Tapi bahan induk ini dapat terbentuk dikarenakan
oleh adanya susunan dan struktur batuan kapur yang mana terakumulasinya
beberapa mineral seperti Ca dan Mg secara periodik sehingga membentuk lapisan
tanah dengan kadar lempung yang tinggi. Tumbuhan yang mungkin dapat
tumbuh disini yaitu tanaman padi.
6. Jenis tanah no. 6 yaitu komplek andosol coklat, andosol coklat kekuningan dan
litosol terbentuk dari abu/pasir dan tuf volkan intermedier. Untuk warna, tanah
andosol memiliki warna gelap kecoklatan terutama pada horiozon humus dengan
struktur remah, terlihat lebih gembur, kadar bahan organik tinggi, terasa licin saat
berada ditangan. Tanah andosol di berbagai tempat memiliki kadar bahan organik
yang berbeda beda dan berkisar antara 3 persen hingga 22 persen tergantung dari
warna dan massa jenis. Mengenai tekstur tanah andosol mulai dari lempung
berpasir hingga liat berpasir tergantung dari ukuran partikel saat terjadi erupsi dan
selama proses pelapukan. Jenis tanah andosol dan litosol sama-sama merupakan
jenis tanah hasil vukanik. Jadi tanah jenis ini merupakan tanah yang subur. Jadi
cocok untuk melakukan perkebuanan dan holtikultura. Jenis tanaman yang cocok
pada jenis tanah ini berdasarkan topografi volkan yaitu Dengan pembagian untuk
wilayah dengan bentuk tanah yang bergelombang lebih cocok untuk ditanami
sayuran, palawija dan holtikultura, sementara untuk lahan dengan kemiringan
cukup tinggi lebih bagus ditanami tanaman perkebunan seperti kopi, kayu manis,
kina, teh dan tanaman perkebunan lainnya.
7. Jenis tanah no. 7 adalah jenis tanah grumusol kelabu tua. Tanah ini terbentuk dari
bahan induk tuf vulkan intermedier. Keadaan topografi tanah yaitu datar sehingga
Tanah grumsol bisa dijadikan areal persawahan dengan sistem irigasi ataupun
dapat dijadikan kolam budidaya ikan air tawar. Tanah grumusol atau margalith
adalah tanah yang terbentuk dari material halus berlempung. Jenis tanah ini
berwarna kelabu hitam dan bersifat subur. Jadi dapat dimanfaatkan untuk
persawahan padi.
8. Jenis tanah no 8 adalah jenis tanah grumosol hitam. Tanah grumusol adalah
tanah yang terbentuk dari material halus berlempung. Jenis tanah ini berwarna
kelabu hitam dan bersifat subur. ... Tanaman yang dapat tumbuh di tanah
grumusol adalah padi, jagung, kedelai, tebu, tembakau, dan jati. Di Kabupaten
Wonogiri sendiri banyak ditemukan di Kecamatan Wuryantoro dekat dengan
Waduk Gajahmungkur
9. Jenis tanah no 9 adalah jenis tanah asosiasi grumusol abu tua dan mediteran
coklat kemerahan ditemukan di kecamatan Kismantoro, untuk tanah grumosol
abu tua tanah jenis ini cocok untuk ditanami vegetasi kuat seperti kayu jati,
jagung, tebu, tembakau, kapas, kedelai dan padi, selanjutnya untuk mediteran
coklat cocok ditanami tanaman palawija, jati, tembakau, dan jambu mete.
10. Jenis tanah no 10 adalah jenis tanah asosiasi mediteran coklat kemerahan dan
mediteran coklat di Kabupaten Wonogini ada ditemukan jenis tanah tersebut di
Kecamatan Purwantoro, untuk jenis tanah ini tanaman yang cocok ditanami
adalah palawija, jati, tembakau, dan jambu mete. Bagi Indonesia yang cukup
banyak mengandalkan produk pertanian sebagai penunjang kehidupannya sehari-
hari, keberadaan jenis tanah ini tidak banyak untungnya. Meskipun begitu, ada
beberapa cara untuk mendapatkan manfaat ekonomi dari tanah jenis ini.
Misalnya, menjadikannya sebagai bahan bangunan. Bahan kapur yang kokoh,
berguna untuk membuat fondasi bangunan.
11. Jenis tanah no 11 merupakan jenis tanah latosol coklat yang ada ditemukan di
wilayah Puhpelem, jenis tanah ini cocok ditanami tebu, kakao, tembakau, panili,
pala
12. Jenis tanah no 12 adalah jenis tanah latosol coklat kemerahan yang ada ditemukan
di sebagian besar kecamatan di wilayah Wonogiri. Tanah jenis ini sangat cocok
untuk kegiatan pertanian.
13. Jenis tanah no 13 adalah jenis tanah kompleks latosol coklat kemerahan dan
litosol,ditemukan di Kecamatan Karangtengah. Untuk jenis tanah latosol coklat
kemerahan cocok untuk ditanami tebu, kakao, tembakau, panili dan pala dan
untuk jenis tanah litosol cocok ditanami tanaman seperti rumput rumputan,
jagung, bunga edelwis