Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
ABSTRAK
Dalam merencanakan stadion dibutuhkan perhitungan yang sangat teliti dan
penuh hati-hati. Karena stadion merupakan bangunan besar yang nantinya akan
digunakan atau diisi oleh manusia dalam jumlah yang banyak. Selain dikategorikan
sebagai bangunan monumental, stadion juga direncanakan agar dapat digunakan
pada keadaan urgent.
Perencanaan stadion meliputi struktur bagian atas dan struktur bagian
bawah. Struktur bagian atas terdiri dari atap baja membran dan tribun, sedangkan
yang termasuk struktur bagian bawah aalah pondasi. Dalam Tugas Akhir ini akan
dibahas megenai perencanaan pelat lantai. Sistem perencanaan pelat lantai pada
Proyek Rancang Bangun Velodrome Jakarta Timur dengan menggunakan pelat dua
arah (two way slab). Perencanaan dan perhitungan dibatasi pada struktur bangunan
bawah saja, yaitu perencanaan pelat lantai, untuk perencanaan digunakan mutu
bahan: f’c = 35 MPa dan fy = 400 MPa
Pembebanan pelat lantai yang ada pada Proyek Rancang Bangun Velodrome
Jakarta Timur terdapat beban hidup= 400 kg/m² dan beban mati= 842 kg/m². Untuk
strip kolom pada pelat yang didapat, momen x dengan hasil lebarnya 1893mm dan
momen strip kolom yang didapat kolom negatif 510,82 kNm, untuk kolom
positifnya 220,044 kNm sedangkan untuk momen y dengan hasil lebarnya 1893
mm dan momen strip kolom yang didapat kolom negatif 555, 21 kNm, untuk
kolom positifnya 239,17 kNm. Untuk strip tengah pada pelat lantai yang didapat,
momen y dengan hasil lebarnya 4715 mm dan momen strip kolom yang didapat
kolom negatif 170,27 kNm untuk kolom positifnya 146,70 kNm sedangkan untuk
momen y dengan hasil lebarnya 3785 mm dan momen strip kolom yang didapat
kolom negatif 185,07 kNm, untuk kolom positifnya 159,45 kNm
Kata Kunci: Stadion Velodrome, Pelat Lantai, Two Way Slab
1. PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Proyek Rancang Bangun Velodrome Jakarta Timur bertujuan sebagai Venue
kegiatan Asian Games 2018 yang bertaraf Internasional sehingga pemerintah Provinsi
DKI Jakarta perlu menyiapkan stadion yang cukup memadai tersebut yang terletak di
Jalan Balap Sepeda no 6. Rawamangun, Jakarta Timur.
Proyek Rancang Bangun Velodrome Jakarta Timur merupakan salah satu proyek
yang bergerak dalam bidang owner, kontraktor dan konsultan yang telah memiliki
pengalaman dalam bidangnya, oleh karena itu Proyek Rancang Bangun Velodrome
Jakarta Timur telah memberikan kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan Tugas
Akhir, sehingga penulis dapat menambah pengalaman dan pengetahuan kerja yang tidak
diperoleh didalam perkuliahan.
Proyek Rancang Bangun Velodrome Jakarta Timur dilaksanakan oleh PT. WIKA
GEDUNG dikerjakan dengan pekerjaan pondasi, pekerjaan struktur bawah, pekerjaan
struktur atas, pekerjaan arsitektural, pekerjaan mekanikal, pekerjaan elektrikal,
pekerjaan landscape. Stadium International Velodrome dengan luas tanah 94.235 m²,
untuk luas bangunan 17.488,31 m² dan tinggi bangunan 26.533 meter (dari kedalaman
air laut 14.097 m), untuk kapasitas permanen dapat menampung 2.000 orang dan
kapasitas tambahan 1.000 orang, untuk panjang trek 250 meter, lebar lingkarannya 5,5
meter sedangkan untuk kemiringannya 45 derajat pada empat sudut berbeda. Pekerjaan
struktur bawah pada Proyek Rancang Bangun Velodrome Jakarta Timur meliputi pelat
lantai, seperti yang akan diteliti penulis. Untuk pelat lantai yang digunakan two way
slab.
Sebagai salah satu Stadion yang akan digunakan untuk Asian Games 2018,
Provinsi DKI Jakarta khususnya Jakarta Timur, penulis melakukan penelitian yang
berjudul “Perencanaan Pelat Lantai Pada Proyek Rancang Bangun Velodrome Jakarta
Timur” karena penulis merasa tertarik pada struktur pelat lantai serta sangat penting
pada sebuah bangunan proyek yang berfungsi untuk tepat berpijak penghuni di lantai
atas.
2. TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pengertian Pelat Lantai
Pelat lantai merupakan struktur bangunan yang terbuat dari material monolit
(biasanya dibuat dengan beton bertulang) yang ditumpu oleh struktur balok pada
keempat sisi bawahnya. Pelat lantai didukung oleh balok-balok yang bertumpu pada
kolom-kolom bangunan. Ketebalan pelat lantai ditentukan oleh:
1. Besar lendutan yang diinginkan
2. Lebar bentangan atau jarak antara balok-balok pendukung
3. Bahan konstruksi dan plat lantai
3. METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Tinjauan Umum
Dalam suatu penelitian yang bersifat ilmiah perlu adanya metodologi yang baik
dan benar karena metodologi merupakan acuan untuk menentukan langkah-langkah
yang perlu diambil agar mendapatkan hasil yang aman, memenuhi kebutuhan, efisien
dan ekonomis sehingga hasil pekerjaan sesuai rencana dan dapat dipertanggung
jawabkan
3.2 Metodologi Penelitian
Menurut Bogdam dan Bikien (1982), studi kasus merupakan pengujian secara
rinci terhadap satu latar atau satu orang subjek atau satu tempat penyimpanan dokumen
atau satu peristiwa tertentu. Surachmad (1982) membatasi pendekatan studi kasus
sebagai suatu pendekatan dengan memusatkan perhatian pada suatu kasus secara
intensif dan rinci.
Menurut Sugiono (2012:2), metode penelitian merupakan cara ilmiah untuk
mendapatkan data dengan tujuan dan kegunaan tertentu, metode penelitian yang
diterapkan pada Tugas Akhir.
Metodologi sangat diperlukan dalam suatu penelitian, metodologi penelitian yang
digunakan bertujuan untuk mengetahui analisis pelat lantai pada Proyek Rancang
Bangun Velodrome Jakarta Timur.
Guna mempermudah proses-proses penelitian ini maka analisis meliputi kegiatan
pengambilan data baik data primer maupun data sekunder.
a. Data primer:
Data primer diperoleh dari Proyek Rancang Bangun Velodrome Jakarta Timur.
b. Data sekunder
Data sekunder didapat dari studi kepustakaan, yang dilakukan untuk memperoleh
teori-teori, konsep-konsep, variabel-variabel dari catatan, buku, jurnal dan dalam
penelitian ini adanya data dan ukuran pelat lantai sebagai berikut:
- Tebal pelat h = 300 mm
- Panjang Ix = 7570 mm
- Panjang Iy = 8500 mm
- Kuat tekan beton f’c = 35 MPa,
- Kuat leleh baja fy = 400 MPa
5.2 Saran
Dari hasil penelitian serta pengalaman selama mengikuti kegiatan Tugas Akhir
pada Proyek Rancang Bangun Velodrome Jakarta Timur didapat beberapa saran yang
diharapkan dapat menjadi masukan yang baik dan dapat bermanfaat ke depannya, antara
lain:
1. Tugas Akhir sebaiknya perlu disediakan waktu khusus agar mahasiswa/i dapat
mengikuti Tugas Akhir dengan lebih fokus dan sebaiknya mempelajari pelat lantai
terlebih dahulu sebelum melakukan Tugas Akhir agar mahasiswa dapat memahami
pelaksanaan pekerjaan dilapangan.
2. Tugas Akhir merupakan kegiatan yang bermanfaat bagi mahasiswa/i untuk
memahami berbagai bentuk penerapan di lapangan dengan didasari ilmu rekayasa
Teknik Sipil yang didapat dibangku kuliah.
3. Pelaksanaan suatu proyek sangat didukung oleh alat dan bahan material yang
digunakan untuk memudahkan pekerjaan di lapangan, sehingga setiap pekerjaan
mampu diselesaikan dalam waktu yang lebih singkat.