Anda di halaman 1dari 20

BAB 1

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG MASALAH

Kita ketahui bahwa Indonesia dikenal sebagai salah satu negara yang memiliki
keaneka ragaman hayati tertinggi didunia. Di dunia ini tidak ada dua individu
yang benar-benar sama. Setiap individu memiliki ciri-ciri khusus yang berbeda
sehingga menunjukkan adanya keanekaragaman makhluk hidup di Bumi ini.
Kekhasanan dan tingginya tingkat keanekaragaman makhluk hidup sangat
bermanfaat untuk kelangsungan hidup umat manusia. Keanekaragaman makhluk
hidup yang ada di Bumi ini disebut sebagai keanekaragaman hayati.

Keanekaragaman hayati (biodiversitas) adalah keanekaragaman organisme yang


menunjukkan keseluruhan variasi gen, jenis, dan ekosistem pada suatu daerah.
Keanekaragaman hayati melingkupi berbagai perbedaan atau variasi bentuk,
penampilan, jumlah, dan sifat-sifat yang terlihat pada berbagai tingkatan, baik
tingkatan gen, tingkatan spesies, maupun tingkatan ekosistem. Gampangnya,
keanekaragaman hayati adalah semua jenis perbedaan antar mahkluk hidup.

Definisi yang lain menyatakan bahwa biodiversitas sebagai diversitas kehidupan


dalam semua bentuknya, dan pada semua level organisasi. Dalam semua
bentuknya menyatakan bahwa biodiversitas mencakup tumbuhan, binatang,
jamur, bakteri dam mikroorganisme yang lain. Semua level organisasi
menunjukkan bahwa biodiversitas mengacu pada diversitas gen, speses dan
ekosistem.

Keanekaragaman hayati adalah keanekaragaman makhluk hidup


yangmenunjukkan keseluruhan variasi gen, spesies dan ekosistem di suatu daerah.
Adadua faktor penyebab keanekaragaman hayati, yaitu faktor genetik dan faktor
luar. Faktor genetik bersifat relatif konstan atau stabil pengaruhnya terhadap
morfologiorganisme. Sebaliknya, faktor luar relatif stabil pengaruhnya terhadap
morfologi organisme. Keanekaragaman hayati dapat terbentuk karena adanya
keseragaman dan keanekaragaman untuk sifat atau ciri makhluk hidup.
Keanekaragam hayati dapat terjadi pada berbagai tingkat kehidupan. Saat ini
tekanan terhadap keanekaragaman hayati makin tinggi. Kemajuan tekhnologi
telah mengubah fungsi berbagai flora dan fauna sebagai hasil hutan. Akibatnya
dimasa mendatang diramalkan degradasi lingkungan makin tinggi. Oleh karena itu
keaekaragaman hayati perlu dilestarikan.
B. RUMUSAN MASALAH

1. Apakah yang dimaksud dengan keanekaragaman hayati atau biodiversitas?

2. Bagaimanakah tingkatan dalam keanekaragaman hayati?

3. Bagaimana dengan keanekaragaman hayati di Indonesia?

4. Apa saja manfaat dan nilai yang terkandung dalam keanekaragaman hayati?

C. TUJUAN

Makalah ini selain disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Biolingkungan,
juga untuk menambah wawasan atau pengetahuan kita mengenai konsep,
tingkatan keanekaragaman hayati,biodiversitas di Indonesia serta mengetahui dan
merealisasikan manfaat dan nilai yang terkandung dalam keanekaragaman hayati
BAB 2

PEMBAHASAN

A. Pengertian Keanekaragaman Hayati

Istilah keanekaragaman hayati atau “biodiversitas” menunjukkan sejumlah


variasi yang ada pada makhluk hidup baik variasi gen, jenis dan ekosistem yang
yang di suatu lingkungan tertentu. Keanekaragaman hayati yang ada di bumi kita
ini merupakan hasil proses evolusi yang sangat lama, sehingga melahirkan
bermacam-macam makhluk hidup.

Menurut UU No. 5 tahun 1994, keanekaragaman hayati merupakan


keanekaragaman di antara makhluk hidup dari semua sumber, termasuk di
antaranya daratan, lautan, dan ekosistem akuatik (perairan) lainnya, serta
komplek-komplek Ekologi yang merupakan bagian dari keanekaragamannya,
mencakup keanekaragaman dalam spesies, antara spesies dengan
ekosistem. Sedangkan pengertian keanekaragaman hayati menurut pendapat ahli
yang lain yaitu Sudarsono dkk (2005: 6) menyebutkan bahwa keanekaragaman
hayati adalah ketersediaan keanekaragaman sumber daya hayati berupa jenis
maupun kekayaan plasma nutfah (keanekaragaman genetik di dalam jenis),
keanekaragaman antarjenis dan keanekaragaman ekosistem. Pengertian
keanekaragaman hayati yang lebih mudah dari keanekaragaman hayati adalah
kelimpahan berbagai jenis sumberdaya alam hayati (tumbuhan dan hewan) yang
terdapat di muka bumi (Ani Mardiastuti, 1999: 1). Keanekaragaman hayati
mencakup semua bentuk kehidupan di muka bumi, mulai dari makhluk sederhana
seperti jamur dan bakteri hingga makhluk yang mampu berpikir seperti manusia
(Bappenas, 2004: 6).

B. Tingkat Keanekaragaman Hayati

1. Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen

Biodiversitas pada tingkatan ini menyebabkan variasi antar individu dalam


satau spesies. Contoh dari biodiversitas pada tingkat gen ini misalnya perbedaan
antara varietas padi, varietas padi ini sangat bermacam-macam misalnya varietas
rojolele, cianjur, IPB 3S, IR, dan kapuas. Tanaman mangga pun memiliki
biodiversitas gen yang cukup mencolok, misalnya terdapat mangga (Mangifera
indica) varietas harum manis, bali, gadung, dan si manalagi. Manusia pun
merupakan contoh biodiversitas gen yang paling mencolok. Manusia meskipun
merupakan spesies yang sama yaitu Homo sapiens, tetapi manusia memiliki
bentuk yang sangat berbeda dengan manusia lainnya.

Biodiversitas ini terjadi akibat adanya variasi gen yang berbeda pada
setiap individu sejenis. Gen sendiri adalah materi dalam kromosom makhluk
hidup yang mengendalikan sifat organisme. Gen ini menyebabkan adanya suatu
variasi yang nampak (fenotipe) dan variasi yang tidak nampak (genotipe).
Susunan gen ini pada setiap makhluk hidup akan berbeda karena gen merupakan
hasil dari campuran gen betina dan gen jantan ketika dalam proses perkawinan.

2. Keanekaragaman Hayati Tingkat Jenis/Spesies

a. Keanekaragaman dalam keluarga kucing-kucingan (Felidae)


Jika kalian pernah ke kebun binatang, maka kalian tentu akan
melihat harimau, singa, citah dan kucing. Tahukah Anda jika hewan-
hewan tersebut berada dalam satu keluarga yaitu keluarga Felideae atau
kucing-kucingan. Secara sekilas, masing-masing hewan menunjukan
bentuk tubuh yang saling berbeda, namun secara fisiologis ada banyak
kesamaan di antaranya.

b. Keanekaragaman dalam keluarga palem-paleman (Palmae)


Contoh keanekaragaman hayati tingkat jenis juga terdapat dalam
keluarga palmae atau palem-paleman. Antara kelapa, kelapa sawit, aren,
kurma, nipah, dan salak terdapat banyak sekali perbedaan baik pada ciri
morfologisnya mulai dari bentuk daun, buah, bunga, dan batang, maupun
dari ciri fisiologisnya seperti ketahanan terhadap air, umur hidup, dan lain
sebagainya. Kendati begitu, semua tanaman tersebut tetap memiliki
banyak kesamaan seperti yang bisa kita lihat pada gambar di bawah ini.

c. Keanekaragaman dalam keluarga terong-terongan (Solanaceae)


Solanaceae atau keluarga terong-terongan juga memiliki
keragaman hayati tingkat spesies yang cukup menarik untuk diamati.
Tanaman cabai, tomat, terong, lenca, melon, semangka, dan beberapa
tanaman lainnya memiliki buah dengan bentuk dan rasa yang saling
berbeda. Bukan hanya itu, bentuk tanamannya secara morfologis juga
berbeda.
d. Keanekaragaman dalam keluarga jahe-jahean (Zingiberaceae)

Famili Zingiberaceae memiliki keanekaragaman hayati yang cukup


banyak. Kita dapat menemukan beragam jenis tanaman yang termasuk ke
dalam keluarga ini dan saling berbeda satu sama lain. Beberapa di
antaranya yaitu :

1. Tanaman Bengle (Zingiber cassumunar Roxb.)


2. Tanaman Bengle hantu (Zingiber ottensi Val.)
3. Tanaman Gandasuli (Hedychium coronarium koen.)
4. Tanaman Jahe (Zingiber officinalis Rosc.)
5. Tanaman Kencur (Kaemferia galangal L.)
6. Tanaman Kunyit (Curcuma democtica Val.)
7. Tanaman Lempuyang (Zingiber aromaticum Vall.)
8. Tanaman Lempuyang gajah (Zingiber zerumbet (L.) J.E. Smith.)
9. Tanaman Lengkuas (Curcuma demostica Val.)
10. Tanaman Lengkuas malaka (Alpinia malaccensis Rosc.)
11. Tanaman Pacing (Costus specious (Koen.) J.E. Smith.)
12. Tanaman Parahulu (Amomum aculeatum Roxb.)
13. Tanaman Temu giring (Curcuma heyneane Val. & V. Zijp)
14. Tanaman Temu hitam (Curcuma aeruginosa Roxb.)
15. Tanaman Temu kunci (Boesenbergia pandurata Schlecht)
16. Tanaman Temu lawak (Curcuma xanthorriza Roxb.)
17. Tanaman Temu putih (Kaempferia rotunda L.)
18. Tanaman Temu putri (Curcuma petiole Roxb.)
19. Tanaman Temung (Clausena excavate Burm.f.)

e. Keanekaragaman kacang-kacangan (Papilionaceae)

Adanya kacang tanah, kacang buncis, kacang kapri, dan kacang


hijau juga merupakan contoh keanekaragaman hayati tingkat jenis yang
berada di sekitar kita. Masing jenis tumbuhan itu tergabung dalam
keluarga kacang-kacangan atau Papilionaceae, meskipun mereka memiliki
perbedaan atau variasi dalam pertumbuhan, ciri fisik, dan ciri
fisiologisnya.

3. Keanekaragaman Hayati Tingkat Ekosistem

Semua makhluk hidup berinteraksi dengan lingkungannya, baik itu


faktor biotik maupun faktor abiotik. Faktor biotik merupakan bagian-bagian
dalam ekosistem yang merupakan makhluk-makhluk hidup misalnya
tumbuhan, sedangkan faktor abiotik merupakan bagian dalam ekosistem yang
tidak hidup misalnya iklim, cahaya, air, tanah, tingkat keasaman tanah, dan
kandungan mineral dalam tanah. Faktor biotik maupun faktor abiotik ini
sangat beragam, oleh sebab itu ekosistem yang tersusun atas dua faktor
tersebut pun memiliki perbedaan antar ekosistem satu dengan ekosistem
lainnya.
Berbagai jenis ekosistem ini di antaranya adalah :

a. Ekosistem Lumut
Ekosistem lumut merupakan ekosistem yang mayoritas
lingkungannya ditumbuhi oleh tumbuhan lumut. Biasanya ekosistem ini
terdapat di daerah yang bertemperatur rendah, seperti di puncak gunung,
perbukitan, dan di daerah dekat kutub. Hewan yang berada di ekosistem
ini biasanya adalah hewan yang berbulu tebal dan toleran terhadap suhu
yang dingin.

b. Ekosistem Hutan Berdaun Jarum


Ekosistem hutan berdaun jarum berada di daerah sub tropis.
Ekosistem ini biasanya tumbuh pada suhu yang relatif rendah.

c. Ekosistem Hutan Hujan Tropis


Ekosistem ini terdapat di daerah tropis dengan ciri khas utama
tumbuhan yang beranekaragam. Ekosistem ini biasanya memiliki
keanekaragaman hayati yang sangat besar. Indonesia yang memiliki
ekosistem jenis ini dikenal sebagai negara megabiodiversity karena
memiliki jutaan spesies makhluk hidup.

d. Ekosistem Padang Rumput


Ekosistem ini didominasi oleh rerumputan dan terdapat di daerah
yang memiliki iklim yang cukup kering. Ekosistem ini misalnya terdapat
di hutan-hutan Afrika.

e. Ekosistem Padang Pasir


Ciri utama dari ekosistem ini adalah adanya tumbuhan kaktus yang
hanya membutuhkan sedikit air untuk hidup. Hewan yang ada di sini
antara lain reptil, mamalia kecil, dan berbagai jenis burung.

f. Ekosistem Pantai
Ekosistem pantai didominasi oleh hewan-hewan seperti kepiting,
serangga, dan burung-burung pantai.
4. Keanekaragaman Hayati di Indonesia
Keanekaragaman hayati di Indonesia dapat dibedakan dan dikelompokkan
berdasarkan karakteristik wilayah maupun persebaran spesiesnya.

a) Berdasarkan Karakteristik Wilyah

Berdasarkan geografis Indonesia terletak di antara 6° LU – 11° LS


dan 95° – 141° BT, artinya Indonesia berada di daerah tropis. Batasan
daerah tropis sendiri adalah 23,5° LU dan 23,5° LS. Daerah tropis
memiliki ciri khas di mana suhu rata-ratanya adalah antara 26° C – 28° C
dengan curah hujan yang cukup tinggi (700 – 7.000 mm/tahun) dan
memiliki tanah yang cukup subur karena pelapukan batuan induk cukup
cepat terjadi.

Indonesia juga terletak di antara dua rangkaian pegunungan muda,


yaitu sirkum Pasifik dan sirkum Mediterania. Berdasarkan hal ini
Indonesia sering sekali disebut sebagai negara ring of fire. Banyaknya
gunung berapi yang ada di Indonesia menyebabkan tanah yang ada
menjadi subur, terutama di pulau Jawa dan Sumatera.

Keadaan abiotik yang sangat bervariasi ini membuat Indonesia


kaya akan jenis flora dan fauna. Indonesia memiliki 10% jenis tanaman
dari seluruh spesies tanaman yang ada di dunia, 16% spesies herpetofauna,
12% spesies mamalia, dan 17% spesies burung di dunia. Sejumlah spesies
pun bersifat endemik yang artinya spesies tersebut hanya ada di Indonesia
dan tidak ditemukan di wilayah manapun di seluruh dunia.

Contoh flora dan fauna endemik Indonesia di antaranya adalah:

 Burung Cendrawasih di Papua


 Burung Maleo di Sulawesi
 Komodo di Taman Nasional Komodo
 Anoa di Sulawesi
 Rafflesia arnoldii yang tersebar di Pulau Sumatera

b) Berdasarkan Persebaran Organisme


Persebaran makhluk hidup di muka bumi dipelajari dalam
cabang ilmu biologi yang disebut biogeografi.

Studi tentang penyebaran spesies ini menunjukan bahwa


suatu spesies berasal dari satu tempat, kemudian menyebar ke
berbagai arah dan terjadi diferensiasi pada spesies tersebut sesuai
dengan keadaan alam yang ditempatinya.

Isolasi geografi yang merupakan pembatasan spesies untuk


menyebar dan berkompetisi menyebabkan adanya perbedaan
susunan flora dan fauna di berbagai tempat. Isolasi geografi ini
bisa disebabkan oleh penghalang geografi (barrier) seperti gunung
yang tinggi, gurun pasir, lautan, dan sungai yang lebar dan dalam.
Berdasarkan adanya persamaan fauna di wilayah-wilayah
tertentu di muka bumi, Alfred Russel Wallace mengklasifikasikan
bumi menjadi 6 daerah biogeografi, yaitu:

 Nearktik (Amerika bagian utara)


 Palearktik (daerah Asia sebelah utara pegunungan
Himalaya, Eropa dan Afrika, serta Gurun Sahara sebelah
Utara)
 Neotropikal (Amerika Selatan bagian tengah)
 Oriental (Asia, Himalaya bagian selatan)
 Ethiopia (Afrika)
 Australia (Australia dan pulau-pulau sekitarnya)
Fauna di Indonesia sendiri mencerminkan daerah
biogeografi Australia dan Oriental. Pembagian wilayah ini dibagi
menjadi 3 biogeografi di Indonesia, yaitu biogeografi oriental,
peralihan, dan australia. Batas antara oriental dan peralihan disebut
dengan garis Wallace dan batas antara biogeografi australia dan
peralihan adalah batas weber.

Kepulauan di Indonesia merupakan pertemuan dua


biogeografi, yaitu oriental dan australia. Biogeografi oriental
memiliki ciri khas fauna yang sangat kaya akan tipe mamalia dan
biogeografi australia miskin akan jenis mamalia.
 Persebaran fauna di Indonesia Barat (Oriental)

Bagian barat wilayah Indonesia yang termasuk ke dalam Paparan


Sunda memiliki tipe fauna oriental.

Pulau Sumatera memiliki fauna khas seperti gajah, tapir, badak


bercula dua, harimau, siamang, dan orang utan.

Pulau Jawa memiliki fauna khas seperti badak bercula satu,


harimau, dan banteng.

Pulau Kalimantan memiliki badak bercula dua, macan tutul, orang


utan, bekantan, dan beruang madu.

 Persebaran fauna di wilayah Indonesia Timur (Australia)


Wilayah Indonesia bagian timur didominasi oleh tipe fauna
australialis. Hewan-hewan yang ada di daerah ini di antaranya adalah
Kasuari, Nuri, Parkit, Cendrawasih, Merpati Berjampul, Kangguru
Wallabi, Kangguru Pohon, Anoa, dan Komodo.

 Zona peralihan antara oriental dan australia


Zona peralihan ini terletak di antara zona oriental dan australia.
Jenis fauna di wilayah ini sangat khas karena sifat-sifatnya mirip dengan
fauna oriental maupun australia. Wilayah peralihan yang paling mencolok
adalah pulau Sulawesi.

C. Manfaat Keanekaragaman Hayati

1. Manfaat Keanekaragaman Hayati ialah Sebagai Sumber Pangan

Sebagaian besar Makanan pokok penduduk Indonesia ialah diperoleh


dari tanaman padi (Oryza sativa). Namun tetapi ada juga suatu tempat yang
makanan pokok penduduknya itu adalah jagung, talas, singkong, sagu, atau
juga ubi jalar.

Indonesia ini kaya sekali akan bahan makanan pokok serta juga
tanaman penghasil buah dan juga sayuran yang diperkirakan terdapat 400
jenis atau macam tanaman yang menghasilkan buah. Sedangkan pada tanaman
penghasil sayuran itu sekitar 370 jenis atau macam.
Terdapat juga sekitar 70 jenis atau macam tanaman berumbi,
Indonesia dari dulu sampai sekarang ini terkenal demham rempah-rempah
yang melimpah yakni sekitar 55 jenis atau macamnya, Sumber makanan
tersebut juga berasal dari aneka ragama hewan darat, air tawa, serta juga air
laut.

2. Manfaat Keanekaragaman Hayati ialah Sebagai Sumber Obat-Obatan


atau Kesehatan

Indonesia ini mempunyai sekitar 30.000 spesies tumbuhan, 940 spesies di


antaranya adalah tanaman obat serta juga sekitar 250 spesies tanaman obat yang
digunakan didalam suatu industri obat herbal lokal. berikut ini adalah macam-
macam tanaman obat dan juga kegunannya.

Kina (Cinchona calisaya, Cinchona officianlis), kulitnya itu mengandung suatu


alkoloid kina (quinine) untuk dapat mengobati malaria.

Madu dari lebah juga dapat dimanfaatkan ialah sebagai peningkat daya tahan
tubuh.

Mengkudu/ pace (Morind citrifolia) ialah untuk menurunkan tekanan darah tinggi.

Buah merah (Pandanus conoideus) juga dimanfaatkan ialah sebagai obat untuk
dapat mengobati kanker (tumor), kolesterol tinggi, serta diabetes.

hewan juga dapat dimanfaatkan ialah sebagai obat-obatan, contohnya ialah Ular,
bagian daging serta lemaknya itu dipercaya bisa mengobati penyakit kulit (gatal-
gatal)

3. Manfaat Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Kosmetik

Beberapa dari tumbuhan juga digunakan untuk kosmetika, antara lain ialah
sebagai berikut. :

 yang digunakan untuk pelumas dan penghitam rambut

Urang aring (Eclipta alba)

pandan

minyak kelapa

mangkohan
lidah buaya (Aloe vera)

 yang dimanfaatkan untuk wewangian (parfum)

Bunga mawar (Rosa hybrida)

cendana (Santalum album)

kemuning (Murraya exotica)

kenanga (Cananga odorata)

melati (Jasminum grandiflorum)

4. Manfaat Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Sandang

Beberapa dari jenis tanaman yang digunakan ialah sebagai bahan sandang
atau pakaian, antara lain ialah sebagai berikut :

dimanfaatkan ialah seratnya untuk dapat dipintal menjadi kain atau juga bahan
pakaian.

Rami (Boechmeria nivea),

sisal (Agave sisalana),

pisang hutan atau abaca (Musa textilis),

kenaf (Hibiscus cannabinus),

jute (Corchorus capsularis)

Tanaman labu air (Lagenaria siceraria) juga dimanfaatkan oleh Suku Dani pada
lembah Baliem (Papua) ialah sebagai bahan untuk dapat membuat koteka (horim)
laki-laki.

Sementara itu untuk membuat pakaian wanita di papua ini digunakan tumbuhan
wen (Ficus drupacea) serta kem (Eleocharis dulcis).

Beberapa hewan juga bisa dimanfaatkan untuk dapat membuat pakaian,


antara lain ialah sebagai berikut :

Kulit sapi digunakan ialah untuk membuat sepatu

Ulat sutera ialah untuk membuat kain sutera yang mempunyai nilai ekonomi
sangat tinggi
Kulit dari beberapa hewan, misalnya ialah sapi serta kambing juga dapat
dimanfaatkan untuk membuat jaket

Bulu burung juga bisa digunakan untuk dapat membuat aksesori pakaian

5. Manfaat Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Papan

terutama rumah adat , Sebagian besar dari rumah diIndonesia ini menggunakan
kayu . Kayu tersebut dimanfaatkan untuk dapat membuat jendela, alas atap, serta
juga tiang.

berikut ini adalah Beberapa tumbuhan yang dapat dimanfaatkan kayunya antara
lain ialah :

kelapa (Cocos nucifera),

jati (Tectona grandis),

Meranti (Shorea acuminata),

nangka (Artocarpus heterophyllus),

kayu ulin (Eusideroxylon borneensis),

bambu (Dendrocalamus asper),

rasamala (Altingia excelsa),

gebang (Corypha utan)

Berikut ini yang digunakan untuk dapat membuat atap serta dinding rumah.

Beberapa jenis tumbuhan palem (Nypa fruticans, Oncosperma trigillarium, serta


juga Oncosperma horridum) yang dimanfaatkan ialah untuk membuat rumah di
Sumatra serta Kalimantan.

Pada pulau Timur alang-alang (Imperata cylindrica) dimanfaatkan ialah untuk


membuat atap rumah.

6. Manfaat Keanekaragaman Hayati Sebagai Aspek Budaya

Indonesia memiliki keanekaragaman suku serta budaya yang tinggi.


Terdapat sekitar 350 jenis (suku) dengan agama serta juga kepercayaan, budaya,
dan juga adat-istiadat yang berbeda. Didalam menjalankan suatu upacara ritual
keagamaan serta kepercayaannya, penyelenggaraan upacara adat dan juga hewan.
Berikut ini Beberapa upacara ritual keagamaan serta kepercayaan, upacara adat,
dan juga pesta tradisional tersebut, antara lain sebagai berikut.

Upacara kematian pada Toraja ini menggunakan berbagai jenis atau macam
tumbuhan yang dianggap mempunyai nilai magis saat memandikan jenazah,
misalnya ialah limau, pisang, daun kelapa, serta juga rempah-rempah.

Umat islam juga menggunakan hewan ternak ialah (kerbau, kambing dan sapi) di
hari raya Qurban.

Budaya nyekar (ziarah kubur) di masyarakat Jawa tersebut menggunakan mawar,


kantil, melati, serta juga kenanga.

Umat Nasrani juga menggunakan pohon cemara (Araucaria Isp., Casuarina


equisetifolia)ialah sebagai saat perayaan natal

Upacara Ngaben di Bali juga menggunakan 39 jenis atau macam tumbuhan yang
mengandung minyak atsiri yang berbau harum, antara lain ialah kenanga, pandan,
melati, cendana, serta juga sirih.

7. Manfaat Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Pendapatan

Keanekaragaman hayati yang melimpah tersebut juga bisa dimanfaatkan


pintar serta bijaksana yakni dengan menjual seperti yang terdapat dipasaran, baik
itu tumbuh-tumbuhan, hewan, serta juga berbagai macam bahan kosmetik dan
juga industri.

8. Manfaat Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Plasma Nutfah


(Sumber Daya Genetik)

Plasma Nutfah merupakan bagian tumbuhan, hewan atau juga


mikroorganisme yang memiliki fungsi serta juga kemampuan mewariskan sifat.
Pada tiap-tiap organisme yang masih liar di dalam ataupun yang sudah
dibudidayakan manusia yang mengandung uatu plasma nutfah. Plasma nutfah
tersebut berguna ialah untuk dapat merakit varietas unggul di suatu spesies,
misalnya ialah spesies yang tahan terhadap suatu penyakit ataujuga mempunyai
produktivitas tinggi. Plasma nutfah tersebut akan mempertahankan mutu sifat dari
organisme dari generasi ke generasi yang berikutnya, misalnya ialah padi Rojolele
u yang akan mewariskan sifat pulen serta juga rasa enak, ubi jalar Cilembu serta
juga buah duku Palembang yang akan mewariskan sifat dari rasa manis.

9. Manfaat Keanekaragaman Hayati Sebagai Ekologi dan Keindahan


Dengan terdapatnya keanekaragaman hayati maka terjadilah suatu
keseimbangan lingkungan yang mana satu sama lain itu saling melengkapi dan
juga saling bergantung baik itu manusia, tumbuhan, hewan, dan lain sebagainya

D. Usaha usaha pelestarian keanekaragaman hayati

Penurunan keanekaragaman hayati dapat dicegah dengan cara melakukan


pelestarian (konservasi) keanekaragaman hayati.

Konservasi keanekaragaman hayati memiliki beberapa tujuan, antara lain sebagai


berikut:

1. Menjamin kelestarian fungsi ekosistem sebagai penyangga kehidupan


2. Mencegah terjadinya kepunahan spesies yang disebabkan oleh kerusakan habitat
dan pemanfaatan (termasuk perdagangan) yang tidak terkendali.
3. Menyediakan sumber plasma nutfah untuk mendukung pengembangan dan
budidaya kultivar-kultivar tanaman pangan, obat-obatan, maupun hewan ternak.

Adapun upaya sumber daya alam hayati dapat dilakukan dengan dua cara, yaitu
pelestarian secara in situ dan pelestarian secara eks situ.

Pelestarian Secara In Situ

Pelestarian secara in situ adalah pelestarian yang dilakukan di habitatnya. Contoh


dari pelestarian ini adalah hutan lindung, taman nasional, perlindungan bunga
bangkai di Maluku, dan perlindungan komodo di pulau komodo.

Contoh pelestarian insitu antara lain :

 Taman Nasional Ujung Kulon

Taman nasional ujung kulon ini merupakan tempat populasi yang baik bagi badak
jawa (Rhinoceros) taman nasional ini banyak memiliki hal yang menarik sebab
letusan karakatau yang pernah terjadi membentuk alam yang indah dan unik.

 Taman Nasional Tanjung Putting


Taman nasioanal tanjung puting di kenal karena pusat rehabilitasi orang utan (
pongo pigmeus). Tipe vegetasi yang dominan di kawasan ini adalah palem-
paleman, pandan- pandanan, dan berbagi jenis epifit.

 Taman Nasional Gunung Gede- Pangrango ( Jawa Barat)

Taman nasioanal gunug gede pangrango sangat kaya akan flaura dan fauna.
Edelweiss jawa tumbuh subur di kawasan ini. Di taman nasional ini terdapat
leopard (panther pardus), monyet jawa, dan gibon.

 Taman Nasioanal Kerinci

Taman nansional kerinci seblat merupakan tamann nasional terbesar di Indonesia


dengan luas areal sekitar 15.000km. Taman nasional ini menjadi tempat
perlindungan berbagai hewan dan tumbuhan khas yang di miliki Sumatra.

 Taman Nasional Komodo

Taman nasional komodo di dominasi vegetasi savanna. Tumbuahn lontar dan


bebebrapa jenis anggrek tumbuh dengan abik di kawasa ini. Sesuai namanya ,
kawasn ini menjadi tempat hidup hewan komodo.

 Taman Nasional Gunung Lauser

Taman nasional ini merupakan taman ansional yang penting di kawasan Asia
Tenggara. Luasnya sekiatar 9.500 km. kawasan ini menjadi tempat perlindunagn
bagi 1.000 spesies tumbuhan dan 4000 speises hewan yang dikelompokkan
sebagi hewan- hewan western malesia.

Pelestarian Secara Eks Situ

Pelestarian secara eks situ adalah pelestarian yang dilakukan diluar habitatnya dan
dipelihara di tempat lain. Contoh pelestarian eks situ adalah kebun koleksi yang
mengoleksi berbagai jenis hewan atau tumbuhan yang asalnya berbeda
dikumpulkan dalam satu tempat, seperti burung jalak bali yang di tangkarkan di
kebun binatang Surabaya.

 Kebun Botani
Pernahkah kamu mendengar kebun raya bogor di Jawa Barat, kebun raya bedugal
di bali atau kebun raya jantho ? kebun raya tersebut merupakan upaya pelestarian
sumber daya alam secara ex situ.

 Kebun Plasma Nutfah

Kebun plsma nutfah adalah kebun koleksi untuk mengembangkan plasma nutfah
yang unggul. Di Indonesia kebun seperti ini masih sangat jarang dan baru di rintis
oleh lembaga ilmu pengetahuan.

 Kebun Koleksi

Kebun koleksi yaitu kebun yang berisikan berbagai jensi nutfah tanaman yang
selanjuntnya akan di pertahankan dan dikembangkan dalam keadaan hidup.

E. Penyebab Hilangnya Keanekaragaman Hayati

Menghilangnya keanekaragaman hayati di suatu wilayah dapat disebabkan oleh


beberapa faktor berikut ini.

1. Hilangnya Habitat

Daftar Merah IUCN (International Union for Conservation of


Nature)menunjukkan bahwa hilangnya habitat yang diakibatkan manajemen
pertanian dan hutan yang tidak berkelanjutan menjadi penyebab terbesar
hilangnya kenekaragaman hayati. Bertambahnya jumlah penduduk menyebabkan
semakin bertambah pula kebutuhan yang harus dipenuhi. Lahan yang tersedia
untuk kehidupan tumbuhan dan hewan semakin sempit karena digunakan untuk
tempat tinggal penduduk, dibabat untuk digunakan sebagai lahan pertanian atau
dijadikan lahan industri.

2. Pencemaran Tanah, Udara, Dan Air

Zat pencemar (polutan) adalah produk buangan yang dihasilkan dari aktivitas
manusia. Polutan tersebut dapat mencemari air, tanah, dan udara. Beberapa
polutan berbahaya bagi organisme. Nitrogen dan sulfur oksida yang dihasilkan
dan kendaraan bermotor jika bereaksi dengan air akan membentuk hujan asam
yang merusak ekosistem. Penggunaan chlorofluorocarbon (CFC) yang berlebihan
menyebabkan lapisan ozon di atmosfer berlubang. Akibatnya intensitas sinar
ultraviolet yang masuk ke bumi meningkat dan menyebabkan banyak masalah,
antara lain berkurangnya biomassa fitoplankton di lautan yang menyebabkan
terganggunya keseimbangan rantai makanan organisme.

3. Perubahan Iklim

Salah satu penyebab perubahan iklim adalah pencemaran udara oleh gas karbon
dioksida (CO2) yang menimbulkan efek rumah kaca. Menurut Raven (1995), efek
rumah kaca meningkatkan suhu udara 1-3°C dalam kurun waktu 100 tahun.
Kenaikan suhu tersebut menyebabkan pencairan es di kutub dan kenaikan
permukaan air laut sekitar 1-2 m yang berakibat terjadinya perubahan struktur dan
fungsi ekosistem lautan.

4. Eksploitasi Tanaman Dan Hewan

Eksploitasi hewan dan tumbuhan secara besar-besaran biasanya dilakukan


terhadap komoditas yang memiliki nilai ekonomi tinggi, misalnya kayu hutan
yang digunakan untuk bahan bangunan dan ikan tuna sirip kuning yang harganya
mahal dan banyak diminati oleh pecinta makanan laut. Eksploitasi yang
berlebihan dapat menyebabkan kepunahan spesies-spesies tertentu, apalagi bila
tidak diimbangi dengan usaha pengembangbiakannya.

5. Adanya Spesies Pendatang

Masuknya spesies dari luar ke suatu daerah seringkali mendesak spesies lokal
yang sebenarnya merupakan spesies penting dan langka di daerah tersebut.
Beberapa spesies asing tersebut dapat menjadi spesies invasif yang menguasai
eksosistem. Contohnya ikan pelangi (Melanotaenia ayamaruensis) merupakan
spesies endemik Danau Ayamaru, Papua Barat. Ikan pelangi terancam punah
karena dimangsa oleh ikan mas (Cyprinus Carpio) yang dibawa dari Jepang dan
menjadi spesies invasif di danau tersebut.

6. Industrialisasi Pertanian Dan Hutan

Para petani cenderung menanam tumbuhan atau memelihara hewan yang bersifat
unggul dan menguntungkan sedangkan tumbuhan dan hewan yang kurang unggul
dan kurang menguntungkan akan disingkirkan. Selain itu, suatu lahan pertanian
atau hutan industri umumnya hanya ditanami satu jenis tanaman (monokultur),
misalnya teh, karet, dan kopi. Hal ini dapat menurunkan keanekaragaman hayati
tingkat spesies.
BAB 3

KESIMPULAN dan SARAN

KESIMPULAN

Istilah keanekaragaman hayati atau “biodiversitas” menunjukkan sejumlah


variasi yang ada pada makhluk hidup baik variasi gen, jenis dan ekosistem yang
yang di suatu lingkungan tertentu. Keanekaragaman hayati yang ada di bumi kita
ini merupakan hasil proses evolusi yang sangat lama, sehingga melahirkan
bermacam-macam makhluk hidup.

Tingkatan keanekaragam hayati :

4. Keanekaragaman Hayati Tingkat Gen


Biodiversitas ini terjadi akibat adanya variasi gen yang berbeda
pada setiap individu sejenis. Contoh dari biodiversitas pada tingkat gen
ini misalnya perbedaan antara varietas padi.
5. Keanekaragaman Hayati Tingkat Jenis/Spesies
Ada beberapa keanekaragaman tingkat jenis/spesies, yaitu:

f. Keanekaragaman dalam keluarga kucing-kucingan (Felidae)


g. Keanekaragaman dalam keluarga palem-paleman (Palmae)
h. Keanekaragaman dalam keluarga terong-terongan (Solanaceae)

i. Keanekaragaman dalam keluarga jahe-jahean (Zingiberaceae)

j. Keanekaragaman kacang-kacangan (Papilionaceae)

6. Keanekaragaman Hayati Tingkat Ekosistem

Ada berbagai jenis ekosistem ini di antaranya adalah ekosistem lumut,


ekosistem hutan berdaun jarum, ekosistem hutan hujan tropis, ekositem
padang rumput, ekosistem padang pasir, dan ekosistem pantai.

7. Keanekaragaman Hayati di Indonesia


Keanekaragaman hayati di Indonesia dapat dibedakan dan
dikelompokkan berdasarkan karakteristik wilayah maupun persebaran
spesiesnya.
a. Berdasarkan Karakteristik Wilyah
b. Berdasarkan Persebaran Organisme
c. Persebaran fauna di Indonesia Barat (Oriental)
d. Persebaran fauna di wilayah Indonesia Timur (Australia)
e. Zona peralihan antara oriental dan australia

Ada beberapa manfaat dari Keanekaragaman Hayati yaitu

a. Manfaat Keanekaragaman Hayati ialah Sebagai Sumber


Pangan
b. Manfaat Keanekaragaman Hayati ialah Sebagai Sumber Obat-
Obatan atau Kesehatan
c. Manfaat Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Kosmetik
d. Manfaat Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Sandang
e. Manfaat Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Papan
f. Manfaat Keanekaragaman Hayati Sebagai Aspek Budaya
g. Manfaat Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Pendapatan
h. Manfaat Keanekaragaman Hayati Sebagai Sumber Plasma
Nutfah (Sumber Daya Genetik)
i. Manfaat Keanekaragaman Hayati Sebagai Ekologi dan
Keindahan

SARAN

Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya


penulis akan lebih jelas dan rinci dalam menjelaskan tentang makalah di atas
dengan sumber – sumber yang lebih banyak yang tentu nya juga dapat di
pertanggung jawabkan. Sebaiknya pembaca tidak hanya berfokus pada makalah
ini, tetapi tetap mencari referensi lainnya untuk memperluas pengetahuan.
DAFTAR PUSTAKA

http://elinhdstava.blogspot.com/2015/01/makalah-keanekaragaman-
hayati.html?m=1

http://eprints.uny.ac.id/9436/3/bab%202%20-%2008304241032.pdf

https://foresteract.com/keanekaragaman-hayati/

http://www.ebiologi.net/2017/01/contoh-keanekaragaman-hayati-tingkat-jenis-
spesies.html

Budi. 2018. Usaha Pelestarian Keanekaragaman Hayati.


(https://www.sridianti.com/usaha-pelestarian-keanekaragaman-hayati.html,
diakses tanggal 25 September 2018)

Anda mungkin juga menyukai