Anda di halaman 1dari 15

MANAJEMEN KEUANGAN

PENILAIAN KINERJA KEUANGAN PERUSAHAAN

KELOMPOK 11

1. Rizky Maharani Rustam (G2D1 18 078)


2. Ahmad Musa (G2D118090)

JURUSAN ILMU MANAJEMEN

PROGRAM PASCASARJANA

KENDARI

2019
KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini dengan tepat waktu dan penuh kemudahan, tanpa pertolongan Allah mungkin makalah ini tidak
akan terselesaikan dengan baik.

Semoga makalah ini bermanfaat makalah ini masih banyak kekurangan, penulis mengharapkan kritik
dan saran dari pembaca. Terima Kasih,

Kendari, 14 Maret 2019


Tim Penulis
DAFTAR ISI

Daftar Isi...............................................................................................................................................1
BAB I
PENDAHULUAN.....................................................................................................................2
Latar Belakang............................................................................................................................2

BAB II
Pengertian Laporan Keuangan...................................................................................................3
Tentang Rasio Keuangan....................................................................................................... .3
Tentang Economic Value Added (EVA)....................................................................................8
BAB III
Review Jurnal.........................................................................................................................10
Penutup..................................................................................................................................13
Referensi..................................................................................................................................13

1
BAB I

PENDAHULUAN

Latar Belakang

Persaingan antar perusahaan maupun antar negara tersebut berlangsung secara bebas dan ketat
karena banyak bermunculan perusahaan asing di dalam negeri yang disebabkan oleh semakin
tipisnya batas antar negara. Kondisi seperti ini menyebabkan perusahaan harus mampu
meningkatkan kinerjanya. Kinerja suatu perusahaan sangat tergantung pada bagaimana manajemen
mengelola keuangan dan melaksanakan aktivitas perusahaan tersebut. Oleh karena itu, pihak
manajemen dituntut untuk mampu meningkatkan kemampuan dan profesionalismenya. Hal ini
bertujuan agar manajemen perusahaan mampu mencapai tujuan-tujuan perusahaan yang telah
ditetapkan sebelumnya.

Kinerja yang baik akan dapat membantu manajemen dalam pencapaian tujuan perusahaan. Semakin
tinggi kinerja perusahaan, maka akan semakin baik pula nilai perusahaan di mata investor. Salah satu
cara untuk menilai kinerja keuangan pada saat ini maupun prospek usaha yang akan datang adalah
dengan cara menganalisis laporan keuangan perusahaan yang terdiri dari neraca dan laporan laba
rugi. Alat analisis yang sering digunakan untuk mengetahui kinerja keuangan adalah rasio keuangan.
Analisis rasio keuangan bersifat menyeluruh karena mencakup tingkat efisiensi perusahaan dalam
penggunaan aktivanya dan dapat mengukur tingkat keuntungan yang dihasilkan perusahaan.

Tujuan utama perusahaan adalah mencari keuntungan semaksimalnya agar kegiatan operasional
perusahaan dapat terus berjalan. Sebagai perusahaan, tanggung jawab bukan hanya kepada pemilik
dan karyawan tetapi juga para pemegang saham. Penilaian kinerja dapat diukur berdasarkan laporan
laba rugi dan neraca perusahaan dengan menggunakan analisis rasio. Namun analisis rasio tidak
mencerminkan keseluruhan data apakah perusahaan tersebut dapat menambah nilai perusahaan
pada tahun tersebut. Untuk dapat mengukur nilai tambah yang diciptakan perusahaan dapat
digunakan metode Economic Value Added (EVA).

2
BAB II

Pengertian Laporan Keuangan

Laporan keuangan adalah suatu alat bantu yang dapat digunakan untuk membuat suatu keputusan
antara lain mengenai rencana-rencanan perusahaan, penanaman modal/investasi, pencarian
sumber-sumber dana oprasi perusahaan lainnya (Amin Wijaya Tunggal, 1995). Melalui analisis
laporan keuangan ini maka para pemakai informasi akuntansi dapat mengambil keputusan.
Pengelola/manajer dalam suatu perusahaan dapat menilai apakah kinerjanya dalam suatu periode
yang lalu mendatangkan keuntungan atau tidak.

1) RASIO KEUANGAN

A. Rasio Profitabilitas
Rasio keuangan adalah suatu hal yang menggambarkan suatu hubungan atau perimbangan
antara jumlah tertentu dengan jumlah yang lain, atau perbandingan antara berbagai gejala
yang dinyatakan dengan angka/persentase. (Amin Wijaya Tunggal, 1995). Beberapa jenis
analisis rasio keuangan yang digunakan untuk menilai kinerja financial antara lain :
Profitabilitas merupakan kemampuan yang dicapai oleh perusahaan dalam satu periode
tertentu. Dasar penilaian profitabilitas adalah laporan keuangan yang terdiri dari laporan
neraca dan rugi-laba perusahaan. Berdasarkan kedua laporan keuangan tersebut akan dapat
ditentukan hasil analisis sejumlah rasio dan selanjutnya rasio ini digunakan untuk menilai
beberapa aspek tertentu dari operasi perusahaan.
Analisis profitabilitas bertujuan untuk mengukur kemampuan perusahaan dalam
memperoleh laba, baik dalam hubungannya dengan penjualan, assets, maupun modal
sendiri. Jadi hasil profitabilitas dapat dijadikan sebagai tolak ukur ataupun gambaran tentang
efektivitas kinerja manajemen ditinjau dari keuntungan yang diperoleh dibandingkan dengan
hasil penjualan dan investasi perusahaan. Laporan keuangan seperti neraca, laporan rugi-
laba dan cash flow dianalisis dengan menggunakan alat analisis yang sesuai dengan
kebutuhan analis. Alat analisis keuangan antara lain : analisis sumber dan penggunaan dana,
analisis perbandingan, analisis trend, analisis Lavarege, analisis break even, analisis rasio
keuangan dan lain-lain.
Rasio merupakan salah satu metode untuk menilai kondisi keuangan perusahaan
berdasarkan perhitungan-perhitungan rasio atas dasar analisis kuantitatif, yang

3
menunjukkan hubungan antara satu unsur dengan unsur yang lainnya dalam laporan rugi-
laba dan neraca. Di samping itu juga, dipergunakan rasio-rasio finansial perusahaan yang
memungkinkan untuk membandingkan rasio suatu perusahaan dengan perusahaan lain yang
sejenis atau dengan rasio rata-rata industri.
Tingkat profitabilitas perusahaan merupakan faktor yang mempengaruhi tindakan
pengelolaan laba yang dilakukan oleh manajemen, karena sesuai dengan hipotesis biaya
politik bahwa tingkat profitabilitas yang semakin tinggi akan mengakibatkan tingginya
harapan dari regulator dan masyarakat kepada perusahaan tersebut untuk memberikan
kompensasi kepada mereka berupa pembayaran pajak kepada regulator dan program sosial
kepada masyarakat. Selain itu, profitabilitas menjadi ukuran penting untuk menilai sehat
atau tidaknya perusahaan yang mempengaruhi investor untuk membuat keputusan dalam
membeli atau menahan bahkan menjual saham suatu perusahaan tertentu. Rasio
profitabilitas perusahaan adalah rasio yang diukur berdasarkan perbandingan antara laba
setelah pajak dengan total aktiva perusahaan.

Bernstein dan Wild (2008, 619) juga menyatakan bahwa analisis profitabilitas melebihi
pengukuran akuntansi seperti penjualan, biaya pokok, dan beban operasional dan non-
operasional, untuk menilai sumber daya, resolusi, pengukuran, dan hubungan ekonomi.
Wild, Subramanyam, & Halsey (2005 : 63) menyatakan bahwa pengembalian atas kekuatan
perusahaan dalam jangka panjang. Angka ini menggunakan ukuran ringkas dari laporan laba
rugi (laba) dan neraca (pendanaan) untuk menilai profitabilitas. Ukuran profitabilitas ini
memiliki beberapa keunggulan dibandingkan ukuran kekuatan keuangan jangka panjang lain.
John J. Wilk Dkk (2005 : 102) menyatakan bahwa “pendekatan yang sering digunakan
mengevaluasi profitabilitas digambarkan dalam Du Pont Formula. Analisis Du Pont Formula
digunakan untuk mengontrol perubahan dalam rasio aktivitas dan profit margin, dan sejauh
mana pengaruhnya terhadap rate of return.

Analisis profitabilitas menurut John J. Wild, K. R. Subramanyam dan Robert F. Hasley (2005 :
39) mencakup 3 hal yaitu :

Tingkat pengembalian atas investasi (Return on Investment / ROI) Yaitu untuk menilai
kompensasi keuangan kepada penyedia pendanaan ekuitas dan utang.
Kinerja operasi.
Pemanfaatan Aktivitas (assets utilization) Yaitu untuk meniali efektivitas dan intensitas
aktiva dalam menghasilkan penjualan, disebut perputaran (turn over).

4
B. Rasio Dalam Analisis Profitabilitas
a. Return on Assets. Diterjemahkan secara umum, Return on Assets (RoA) berarti suatu
tingkat pengembalian atas seluruh investasi pada aktiva perusahaan. Menurut John J.
Wild (2010, 10) tingkat pengembalian aktiva mengukur keberhasilan perusahaan dalam
menggunakan aktivanya untuk menghasilkan pendapatan (earning), tidak tergantung
dari pembiayaan aktiva tersebut.
b. Profit Margin. Profit Margin (marjin laba) merupakan suatu indikasi atas kemampuan
perusahaan menghasilkan laba operasional (operating income) pada nilai penjualan
tertentu.
c. Asset Turnover. Asset Turnover merupakan suatu indikasi mengenai seberapa cepat
dana yang ditanamkan dalam aktiva perusahaan dapat dikonversikan dalam kas.
d. Return on Common Shareholder’s Equity Stickney (1996, 109) menyebukan bahwa :
Tingkat pengembalian ekuitas pemegang saham umum ini (ROCE) mengukur kembali ke
pemegang saham biasa setelah dikurangi dari pendapatan tidak hanya biaya operasi
(misalnya, harga pokok penjualan, beban penjualan dan, pajak pendapatan administrasi)
tetapi juga biaya utang pembiayaan dan efek ekuitas yang senior untuk saham biasa.
Yang terakhir meliputi beban bunga utang dan dividen pada saham preferen (jika ada). "
e. Account Receivable Turnover. Analisis Account Receivable Turnover merupakan analisis
secara spesifik dari analisis Asset Turnover. Analisis ini akan memberikan indikasi
seberapa cepat nilai piutang dagang yang dimiliki perusahaan dapat dikonversikan
menjadi uang tunai.
f. Inventory Turnover. Analisis ini juga merupakan perluasan dari analisis Asset Turnover,
yang memberikan indikasi seberapa cepat persediaan perusahaan dapat dijual.
g. Fixed Asset Turnover. Rasio ini mengukur relasi antara nilai penjualan dan nilai investasi
di dalam property, plant, and equipment. Analis harus memperhatikan perubahan dalam
rasio ini secara seksama karena perusahaan biasanya berinvestasi dalam aktiva tetap
untuk menghasilkan nilai penjualan yang lebih tinggi di periode yang akan datang.
h. Common Earnings Leverage (CEL). The Common Earnings Leverage (CEL) Ratio
merupakan suatu indikasi atas proporsi dari laba operasional yang dialokasikan kepada
pemegang saham biasa.

5
C. Jenis – Jenis Rasio Profitabilitas
Berikut merupakan rasio-rasio yang tergolong dalam rasio profitabilitas adalah sebagai
berikut :
1. Gross Profit Margin (Margin Laba Kotor)
Merupakan perandingan antar penjualan bersih dikurangi dengan Harga Pokok
penjualan dengan tingkat penjualan, rasio ini menggambarkan laba kotor yang dapat
dicapai dari jumlah penjualan.

Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :

Gross Profit Margin = Laba kotor


Penjualan Bersih

2. Net Profit Margin (Margin Laba Bersih)


Merupakan rasio yang digunaka nuntuk mengukur laba bersih sesudah pajak lalu
dibandingkan dengan volume penjualan.
Rasio ini dapat dihitung dengan Rumus yaitu :
Net Profit Margin = Laba Setelah Pajak
Penjualan Bersih

3. Earning Power of Total Investment


Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal yang
diinvestasikan dalam keseluruhan aktiva untuk menghasilkan keuntungan netto. . Rasio
ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Earning Power of Total Investment = Laba Sebelum Pajak
Total aktiva

4. Return on Equity (Pengembalian atas Ekuitas)


Merupakan rasio yang digunakan untuk mengukur kemampuan dari modal sendiri untuk
menghasilkan keuntungan bagi seluruh pemegang saham, baik saham biasa maupun
saham preferen. Rasio ini dapat dihitung dengan rumus yaitu :
Return on Equity = Laba Setelah Pajak
Ekuitas Pemegang Saham

6
D. Hubungan Akuisisi Terhadap Profitabilitas Perusahaan
Menurut Wild dkk (2005 : 359) penggabungan usaha (Akuisisi) dapat meningkatkan citra
perusahaan, potensi pertumbuhan, kesejahteraan perusahaan, dan untuk meningkatkan
laba perusahaan. Akuisisi akan berdampak positif jika perusahaan pengakuisisi (akuisitor)
memiliki modal dan kinerja keuangan yang baik setelah akuisisi dilakukan. Suksesnya akuisisi
diantaranya diukur dengan tercapainya peningkatan nilai perusahaan pasca akuisisi, hal ini
bisa dilihat dari profit atau laba yang diperoleh oleh perusahaan yang bisa dilihat dari kinerja
keuangan yang tercantum dalam laporan keuangan perusahaan.

Wild dkk (2005 : 358) juga menyatakan salah satu alasan ekonomis penggabungan usaha
(akuisisi) adalah untuk memperoleh sumber bahan baku, fasilitas produksi, jaringan
pemasaran atau pangsa pasar yang tidak ternilai. Dengan semakin besarnya volume produksi
yang dilaksanakan perusahaan setelah akuisisi maka sangat memungkinkan terjadinya
peningkatan volume penjualan, sehingga diprediksi setelah dilakukan akuisisi total penjualan
dan laba kotor meningkat. GPM perusahaan sebelum dan sesudah akuisisi tidak berbeda
secara nyata disebabkan karena tambahan keuntungan yang diterima perusahaan setelah
akuisisi otomatis akan menjadi milik perusahaan pengakuisisi, sehingga setelah dilakukan
akuisisi GPM menjadi meningkat. Akan tetapi karena adanya faktor seperti yang diakuisisi
bukan sumber bahan baku sehingga laba kotor yang dihasilkan kurang maksimal diterima
oleh perusahaan pengakuisisi.

Net Profit Margin (NPM), menurut Wild dkk (2005 : 358) salah satu alasan ekonomis
penggabungan usaha (akuisisi) adalah untuk menjamin sumber keuangan atau akses
terhadap sumber keuangan, setelah adanya pengambilalihan suatu usaha maka diharapkan
tingkat keuntungan yang diperoleh perusahaan berasal pendapatan yang diterima dari
kegiatan operasionalnya akan meningkat.

E. Tujuan Analisis Laporan Keuangan


Menurut Kasmir (2011), tujuan dari analisis laporan keuangan adalah:
1. Untuk mengetahui posisi keuangan perusahaan dalam satu periode tertentu, baik
aset, kewajiban, ekuitas, maupun hasil usaha yang telah dicapai untuk beberapa
periode.
2. Untuk mengetahui kelemahan-kelemahan apa saja yang menjadi kekurangan
perusahaan.

7
3. Untuk mengetahui kekuatan-kekuatan yang dimiliki.
4. Untuk mengetahui langkah-langkah perbaikan apa saja yang perlu dilakukan ke
depan berkaitan dengan posisi keuangan perusahaan saat ini.
5. Untuk melakukan penilaian kinerja manajemen ke depan apakah perlu
penyegaran atau tidak karena sudah dianggap berhasil atau gagal.
6. Dapat juga digunakan sebagai pembanding dengan perusahaan sejenis tentang
hasil yang mereka capai.

2) Economic Value Added (EVA)


Sejak tahun 1990-an dunia bisnis mengenal pendekatan baru didalam mengukur
kinerja perusahaan, yang dikenal dengan konsep nilai tambah ekonomi atau Economic Value
Added (EVA). Konsep ini pertama kali dipopulerkan oleh Stern Stewart Management Service
yang merupakan perusahaan konsultan dari New York, Amerika Serikat pada tahun 1989.
Menurut Brigham dan Houston (2001: 52) EVA adalah cara untuk mengukur profitabilitas
operasi yang sesungguhnya, dengan cara mengurangkan laba operasi bersih setelah pajak
dengan semua biaya modal yang digunakan perusahaan. Sedangkan menurut Young dan
O’Byrne (2001: 17) EVA didasarkan pada gagasan keuntungan ekonomis yang menyatakan
bahwa kekayaan diciptakan ketika sebuah perusahaan meliputi biaya operasi dan biaya
modal. EVA merupakan indikator tentang adanya penambahan nilai dari suatu
investasi (Sawir, 2001:48).

Berdasarkan pendapat dari beberapa ahli diatas dapat ditarik kesimpulan bahwa
konsepEVA merupakan model pengukuran kinerjaperusahaan yang lebih realistis jika
dibandingkandengan pengukuran kinerja menggunakan analisisrasio keuangan. Konsep ini
dipandang mampu menjawab atas kekurangan dan kelemahan padaanalisis laporan
keuangan. Hal ini karena EVAmemasukkan komponen biaya modal dalam perhitungannya
untuk mengetahui ada tidaknyapertambahan nilai ekonomis bagi perusahaankomponen
biaya modal inilah yang tidak dapaditemui pada teknik analisis rasio keuangan. Perusahaan
yang memiliki EVA positimenunjukkan bahwa manajemen perusahaan berhasil
meningkatkan nilai bagi perusahaan,sebaliknya EVA negatif menunjukkan bahwa
nilaperusahaan menurun karena tingkat pengembalianlebih rendah dari biaya modalnya.

8
Ada beberapa langkah yang harus dilakukandalam menghitung EVA. Menurut Young
dan O’Byrne (2001:32) secara sederhana perhitunganEVA adalah sebagai berikut :
a. Penjualan bersih – biaya operasi = laba operasi
b. Laba operasi – pajak = Net Operating Profit After Tax (NOPAT) atau laba bersih setelah
pajak.
c. NOPAT – biaya modal (modal yang diinvestasikan x biaya modal) = EVA Ada beberapa
langkah dalam menghitung nilai EVA, yaitu:
a) Menghitung biaya modal hutang (cost of debt)
b) Menghitung biaya modal saham (cost of equity)
c) Menghitung struktur modal dari neraca
d) Menghitung biaya modal rata-rata tertimbang (WACC)
e) Menghitung EVA
Menurut Sawir (2001:49) penilaian atas EVA dapat dinyatakan sebagai berikut :
a. Jika EVA positif (EVA > 0), maka telah terjadi proses nilai tambah perusahaan
dimana tingkat laba operasi setelah pajak yang diperoleh melebihi biaya modal
perusahaan. Kinerja perusahaan dikatakan baik.
b. Jika EVA = 0, maka menunjukkan posisi impas perusahaan dimana tingkat laba
operasi setelah pajak yang diperoleh sama dengan biaya modal yang ditanggung
perusahaan.
c. Jika EVA negatif (EVA < 0), maka tidak ada nilai tambah pada perusahaan tersebut
karena total biaya modal perusahaan lebih besar dari laba setelah pajak yang
diperoleh. Kinerja perusahaan dikatakan tidak baik.

9
BAB III

Review Jurnal

Penilaian Kinerja Keuangan Perusahaan dengan Menggunakan


JUdul Metode EVA (Economic Value Added)
(Studi Kasus pada PT. Krakatau Steel Tbk Periode 2012-2016)
Jurnal Manajemen Keuangan
https://media.neliti.com/media/publications/196995-none-
Download
af210408
Volume dan Halaman Vol. 6, No.1
Tahun 2017
Penulis Meutia Dewi
- Rizky Maharani Rustam (G2D1 18 078)
Riviewer
- Ahmad Musa (G2D118090)
Tanggal Maret 2019

Tujuan Peneliti Tujuan dari penilaian kinerja suatu perusahaan menurut Sucipto
(2007) adalah sebagai berikut:
1. Mengelola operasi organisasi secara efektif dan efisien melalui
pemotivasian karyawan secara maksimum. Dalam mengelola
perusahaan, manajemen menetapkan sasaran yang akan dicapai
dimasa yang akan datang dan di dalam proses tersebut dinamakan
planning.
2. Membantu pengambilan keputusan yangbersangkutan dengan
karyawan seperti promosi, transfer dan pemberhentian. Penilaian
kinerja akan menghasilkan data yang dapat dipakai sebagai dasar
pengambilan keputusan yang bersangkutan dengan karyawan
yang dinilai berdasarkan kinerjanya.
3. Mengidentifikasi kebutuhan pelatihan dan pengembangan
karyawan dan untuk menyediakan kriteria seleksi dan evaluasi
program pelatihan karyawan. Jika manajemen puncak tidak

10
mengenal kekurangan dan kelemahan yang dimilikinya, sulit bagi
manajemen untuk mengevaluasi dan memilih program pelatihan
karyawan yang sesuai dengan kebutuhan karyawan.
4. Menyediakan umpan balik bagi karyawan mengenai bagaimana
atasan mereka menilai kinerja mereka. Dalam organisasi
perusahaan, manajemen atas mendelegasikan sebagian
wewenangnya kepada manajemen dibawah mereka.
5. Menyediakan suatu dasar bagi distribusi penghargaan. Hasil
pengukuran tersebut juga dapat dijadikan alat evaluasi kinerja
manajemen selama ini apakah mereka telah bekerja secara efektif
atau tidak. Jika berhasil mencapai target yang ditentukan mereka
dikatakan berhasil mencapai target untuk periode atau beberapa
periode.
Subjek Penelitian untuk mengetahui kinerja keuangan PT. Krakatau Steel Tbk tahun
2012 sampai dengan tahun 2016 berdasarkan metode EVA. Data yang
digunakan dalam penelitian ini berupa data laporan keuangan tahun
2012 - 2016.
Metode Penelitian Adapun jenis dan sumber data yang digunakan dalam penelitian ini
adalah:
1. Jenis Data
a. Data Kualitatif adalah data yang tidak dapat diukur dalam
skala numerik (Kuncoro, 2009). Data kualitatif diperoleh dari
PT. Krakatau Steel Tbk melalui situs www.krakatausteel.com
dalam bentuk informasi yang bukan dalam bentuk angka-
angka. Data kualitatif ini seperti gambaran umum perusahaan
dan teori-teori yang berhubungan dalam penelitian ini.
b. Data Kuantitatif adalah data yang dapat diukur dalam skala
numerik (Kuncoro, 2009). Data kuantitatif dalam penelitian ini
bersumber dari laporan keuangan PT.Krakatau Steel Tbk
periode 2012-2016 yang diperoleh dari Bursa Efek
Indonesia.
2. Sumber Data
Sumber data pada penelitian ini adalah data sekunder, yaitu
data yang telah dikumpulkan oleh lembaga pengumpul data dan
dipublikasikan kepada masyarakat pengguna data (Kuncoro, 2009).
Dalam penelitian ini, data sekunder yang diperoleh dari laporan

11
keuangan perusahaan, buku-buku, jurnal dan skripsi yang
berhubungan dengan penelitian ini.
Langkah – langkah Pada penelitian ini metode analisis data yang digunakan adalah
Penelitian statistik deskriptif. Sugiyono (2010) menyatakan statistik deskriptif
yaitu statistik yang digunakan untuk menganalisis data dengan cara
mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang
berlaku untuk umum atau generalisasi. Adapun alat analisis yang
digunakan adalah Economic Value Added (EVA).
Hasil Penelitian Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang dilakukan oleh
peneliti pada PT. Krakatau Steel Tbk, maka dapat disimpulkan:
1. Kinerja PT. Krakatau Steel Tbk berdasarkan analisis Economic
Value Added (EVA) dari tahun 2012 sampai dengan tahun 2016
adalah kurang baik, dimana EVA<0, yakni selama 5 tahun
berturut-turut EVA perusahaan menunjukkan nilai negatif. Pada
tahun 2012 nilai EVA sebesar –US$ 158.582.000. Kemudian
tahun 2013 nilai EVA naik menjadi -US$ 147.585.000 dan di
tahun 2014, 2015 nilai EVA kembali mengalami penurunan yang
signifikan sebesar –US$ 106.445.000 dan –US$ 246.777.000.
Tahun 2016 perusahaan kembali belum mampu meningkatkan
nilai EVA hingg sebesar –US$ 65.937.000.
2. Nilai EVA<0, yang berarti EVA bernilai negatif disebabkan karena
perusahaan tidak mampu menghasilkan tingkat kembalian laba
operasi setelah pajak yang melebihi biaya modal. Hal ini berarti
manajemen perusahaan belum dapat menciptakan nilai tambah
bagi perusahaan serta belum mampu memenuhi harapan para
pemegang saham dan investor.

Kekuatan Penelitian Menurut Abdullah (2010), manfaat yang diperoleh dari penerapan
model EVA di dalam suatu perusahaan meliputi:
1. Penerapan model EVA sangat bermanfaat untuk digunakan
sebagai pengukur kinerja perusahaan di mana fokus penilaian
kinerja adalah penciptaan nilai (value creation).
2. Penilaian kinerja keuangan dengan menggunakan pendekatan EVA
menyebabkan perhatian manajemen sesuai dengan kepentingan
pemegang saham.
3. EVA mendorong perusahan untuk lebih memperhatikan
kebijaksanaan struktur modalnya.
4. EVA dapat digunakan untuk mengidentifikasi proyek atau kegiatan
yang memberikan pengembalian yang lebih tinggi daripada biaya
modalnya.
Saran Reviewer 1. Untuk EVA yang bernilai negatif, hendaknya manajemen
perusahaan melakukan pengawasan terhadap biaya modal yang
digunakan karena biaya modal menunjukkan besarnya
pengembalian yang dituntut oleh investor atas modal yang
diinvestasikan ke dalam perusahaan.
2. Agar kinerja keuangan PT. Krakatau Steel Tbk dapat dikatakan
baik, maka perusahaan disarankan untuk meningkatkan EVA setiap
tahunnya dengan cara mengurangi hutang ataupun
menegosiasikan suku bunga.

12
PENUTUP

Rasio profitabilitas disebut juga sebagai rasio rentabilitas yaitu rasio yang digunakan untuk
mengukur kemampuan perusahaan dalam memperoleh laba atau keuntungan, profitabilitas suatu
perusahaan mewujudkan perbandingan antara laba dengan aktiva atau modal yang menghasilkan
laba tersebut.

Penerapan metode Economic Value Added (EVA) merupakan alat pendukung rasio keuangan untuk
mengukur kinerja keuangan perusahaan dalam memenuhi permintaan para investor terhadap
keuntungan minimum berdasarkan biaya modal.

REFERENSI

Wild, John J, dkk. 2005. Analisis Laporan Keuangan. Edisi 8. Jakarta : Salemba Empat
Stickney, Clyde P., Financial Reporting and Statement Analysis : A Strategic Perspective, 3rd ed,
(1996).
Subramanyam, K.R dan Wild, J.J. 2009. Diunduh tanggal 03 – September – 2014.
Brigham, Eugene F dan Joel F. Houston. 2001. Manajemen Keuangan. Diterjemahkan oleh Dodo
Suharto dan Herman Wibowo. Jakarta: Erlangga.
Sawir, Agnes. 2001. Analisis Kinerja Keuangan dan Perencanaan Keuangan Perusahaan. Jakarta:
Gramedia Pustaka Utama.
https://media.neliti.com/media/publications/196995-none-af210408 , jurnal Manajemen Keuangan
Meutia Dewi, Fakultas Ekonomi, Universitas Samudra.

13

Anda mungkin juga menyukai