Anda di halaman 1dari 9

BAB I

PENDAHULUAN
A. Latar Belakang

Gagal Jantung Kongestif atau Congestive Heart Failure merupakan suatu kondisi

ketika jantung tidak mampu untuk memompakan darah keseluruh tubuh secara adekuat

untuk memenuhi kebutuhan jaringan terhadap oksigen dan nutrisi yang diperlukan oleh

tubuh untuk metabolisme. (Bambang Aditya Nugraha*, 2018).

Gagal jantung kongestif atau congestive heart failure yaitu ketidakmampuan

jantung untuk mempertahankan curah jantung dalam memenuhi kebutuhan sirkulasi

metabolisme jaringan tubuh, sehingga mengakibatkan volume darah tidak efektif untuk

mempertahankan sirkulasi yang adekuat di dalam tubuh, yang mengakibatkan terjadinya

refleks homeostasis atau mekanisme kompensasi melalui perubahan - perubahan

neurohumoral.(Ifadah et al., 2015). Manifestasi klinis pada pasien dengan gagal jantung

kongestif adalah munculnya permasalahan fisik seperti dyspnea, takikardi, kelelahan,

retensi cairan, penurunan kadar oksigen darah arteri, edema paru, edema perifer, dan

gangguan pola tidur. Dan disertai dengan munculnya permasalahan psiklogis seperti

adanya kecemasan, dimana permasalahan tersebut mengganggu kualitas hidup

individu.(Bambang Aditya Nugraha*, 2018)

Penyakit gagal jantung semakin meningkat sejalan dengan meningkatnya usia

harapan hidup penduduk, meskipun pengobatan gagal jantung semakin maju tetapi angka

kematiannya terus meningkat. (Febtrina & Nurhayati., 2011). Penyakit ini dapat

mengakibatkan berbagai kerusakan yang berdampak pada kualitas hidup individu.(Fadli,

2016).
Data yang diperoleh dari World Health Organization (WHO, 2014), menunjukkan

bahwa pada tahun 2008 terdapat 17 juta atau sekitar 48% dari total kematian didunia

disebabkan oleh penyakit kardiovaskular. Risiko kematian gagal jantung kongestif,

berkisar antara 5- 10% per tahun pada gagal jantung kongestif ringan dan meningkat pada

angka 30-40% pada gagal jantung kongestif berat.(Febtrina & Nurhayati., 2011).

Menurut American Heart Association (AHA) penyakit kardiovaskular adalah penyebab

utama kematian, terhitung 17,3 juta kematian per tahun, angka yang diperkirakan akan

tumbuh lebih dari 23,6 juta pada tahun 2030.(Febtrina & Nurhayati., 2011)

Di Indonesia berdasarkan hasil dari Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) tahun

2013, prevalensi gagal jantung pada umur ≥ 15 tahun sebesar 0,13% atau diperkirakan

sekitar 229.696 orang. Berdasarkan diagnosis/gejala, estimasi jumlah klien penyakit

gagal jantung terbanyak terdapat di Provinsi Jawa Barat sebanyak 96.487 orang (0,3%)

dan jumlah klien paling sedikit ditemukan di Provinsi Kep. Bangka Belitung, yaitu

sebanyak 945 orang (0,1%). Sedangkan untuk Provinsi Sulawesi Selatan sebanyak

28.695 orang (0,2%).(Fadli, 2016).

Data RSUD Arifin Achmad Pekanbaru, menyebutkan bahwa penyakit terbesar di

ruangan Flamboyan adalah congestive heart failure (CHF) merupakan penyakit urutan

pertama yang terbesar di ruangan Flamboyan, dengan jumlah 110 pasien pada tahun 2013

dan terus meningkat pada tahun 2014 sebanyak 199 pasien. Data pasien gagal jantung

kongestif pada bulan Januari hingga November 2015 yaitu sebanyak 149 pasien.

Berdasarkan latar belakang tersebut dilakukan penelitian mengenai hubungan gaya hidup

dengan kejadian rawat ulang pasien gagal jantung di RSUD Arifin Achmad Provinsi

Riau.(Febtrina & Nurhayati., 2011)


Studi Pendahuluan didapatkan data menurut daftar urutan 20 besar penyakit

terbanyak rawat inap RSUD Kota Tasikmalaya pada tahun 2011, penyakit gagal jantung

menempati urutan ke-2 setelah penyakit stroke dengan jumlah pasien 642 (Rekam Medis

RSUD Kota Tasikmalaya, 2011).(Suwartika, 2015).

Penanganan terhadap gagal jantung kongestif dimulai dari tingkat dasar pelayanan

kesehatan di masyarakat hingga pelayanan di rumah sakit penanganan congestive heart

failure terbagi atas: (1) penanganan umum tanpa obat-obatan, (2) pemakaian obat-obatan

(3) pemakaian alat dan tindakan bedah. Meskipun demikian, strategi dan tujuan

memberikan hasil nyata terhadap penurunan resiko penyakit cardiovaskuler.(Eka Yudha

Chrisanto1 & 1Dosen, 2018).

Perbaikan gaya hidup dan pentingnya edukasi kesehatan merupakan bagian dari

self care pada penyakit congestive heart failure, self care ini ditujukan untuk

memperbaiki kemampuan klien dalam melakukan perawatan diri dan memberikan

dampak positif pada pemenuhan kebutuhan dasar.(Eka Yudha Chrisanto1 & 1Dosen,

2018). Manusia sebagai mahluk holistic merupakan satu kesatuan yang utuh terdiri dari

bio-psiko-sosio- dan spiritual. Salah satunya ditinjau dari aspek spiritual manusia

merupakan sumber kekuatan yang mendorong manusia untuk tetap hidup dengan

berbagai masalah kesehatan yang dihadapinya, termasuk situasi krisis pada klien dengan

penyakit gagal jantung.(Ifadah et al., 2015)

Penyakit gagal jantung kongestif atau congestive heart failure dapat semakin

memburuk bila tidak ditangani dengan baik, dan akan menimbulkan komplikasi, dan

dapat juga terjadi kekambuhan akibat proses perawatan yang kurang disiplin meskipun

telah mengalami pengobatan yang optimal. Komplikasi yang dapat terjadi diantaranya
edema paru, pembesaran hati, nyeri abdomen, dan yang menghawatirkan adalah

seperdua dari penderita penyakit congestive heart failure akan meninggal dalam empat

tahun sejak diagnosis dan pada keadaan congestive heart failure berat lebih dari 50%

klien akan meninggal dalam tahun pertama. Keadaan ini dapat dimaknai bahwa semakin

tingginya prevalensi yang diikuti dengan kurang maksimalnya penanganan perawatan,

maka akan semakin tinggi komplikasi yang akan terjadi dan hal ini akan berujung pada

semakin tingginya angka mortalitas.(Eka Yudha Chrisanto1 & 1Dosen, 2018).

B. Tujuan Penulisan

1. Tujuan Umum

Secara umum tujuan dari penulisan Karya Tulis Ilmiah adalah supaya penulis

mampu melakukan asuhan keperawatan secara komprehensif dengan menggunakan

pendekatan proses keperawatan pada pasien dengan gangguan sistem penyakit

kardiovaskuler pada penyakit gagal jantung kongestif.

2. Tujuan Khusus

a. Mengkaji pasien dengan diagnosa medis penyakit gagal jantung kongestif atau

Congestive Heart Failure.

b. Merumuskan diagnosa keperawatan pada pasien dengan penyakit gagal jantung

kongestif atau Congestive Heart Failure.

c. Merencanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa medis penyakit

gagal jantung kongestif atau Congestive Heart Failure.

d. Melaksanakan asuhan keperawatan pada pasien dengan diagnosa medis penyakit

gagal jantung kongestif atau Congestive Heart Failure.


e. Mengevaluasi pasien dengan diagnosa medis penyakit gagal jantung kongestif

atau Congestive Heart Failure.

f. Mendokumentasikan asuhahan keperawatan pada pasien dengan diagnosa medis

penyakit gagal jantung kongestif atau Congestive Heart Failure.

C. Metode Penulisan dan Teknik Pengumpulan Data

Metode penulisan dan teknik pengumpulan data yang penulis lakukan adalah

sebagai berikut :

1. Metode Penulisan

Metode penulisan karya tulis yang dipergunakan oleh penulis adalah metode

deskritif yang berbentuk studi kasus.

2. Teknik Pengumpulan Data

Adapun teknik pengumpulan data yang dipergunakan yaitu dengan cara :

a. Wawancara

Yaitu melakukan wawancara dengan klien, keluarga dan tim

kesehatan lainnya sehingga data yang diperoleh lebih akurat.

b. Observasi Langsung

Yaitu pengamatan langsung pada klien, dengan menggunakan

teknik inspeksi,palpasi,auskultasi,dan perkusi.

c. Studi Dokumentasi

Yaitu sebagian data diperoleh penulis dari dokumentasi klien

diruangan, seperti catatan medis dan hasil laboratorium.


d. Studi Kepustakaan

Yaitu mencari bahan – bahan berupa teori yang diperlukan untuk

menunjang materi penulisan.

e. Partisipasi Aktif

Yaitu kegiatan penulis dalam melakukan tindakan secara langsung

terhadap klien.

D. Sistematika Penulisan

Untuk memberikan gambaran yang jelas dalam penyusunan karya tulis ini, maka

penulis menggunakan sistematika sebagai berikut :

BAB I : Pendahuluan

Bab ini berisi tentang latar belakang masalah, tujuan penulisan, metode

dan teknik penulisan dan sistematika penulisan.

BAB II : Tinjaun Teoritis

Bab ini membahas tentang konsep dasar dan proses keperawatan serta

teori pada klien dengan post operasi sectio caesarea.

BAB III : Tinjauan Kasus dan Pembahasan

Bab ini membahas tentang tinjauan kasus yang memuat pelaksanaan

asuhan keperawatan dengan pendekatan proses keperawatan yang meliputi

pengkajian, diagnosa keperawatan, intervensi, implementasi dan evaluasi.

Bab ini membahas tentang pembahasan yang memuat kesenjangan

kesenjangan yang ditemukan dan perbandingan antara pendekatan teoritis dan

pelayanan langsung pada kasus.


BAB IV : Simpulan dan Saran

Bab ini memuat tentang simpulan setelah melaksanakan kegiatan asuhan

keperawatan dan saran untuk perbaikan.


DAFTAR PUSTAKA

Bambang Aditya Nugraha*, G. G. R. (2018). gambaran tingkat kecemasan pada

pasien gagal jantung kongestif kelas fungsional I dan II di ruang rawat inap

RSU dr. slamet garut. Gambaran Tingkat Kecemasan Pada Pasien Gagal

Jantung Kongestif Kelas Fungsional I Dan II Di Ruang Rawat Inap RSU Dr.

Slamet Garut Ketika, 10(01), 8–11.

Eka Yudha Chrisanto1, W. A. A., & 1Dosen. (2018). PENGARUH METODE

EDUKASI BRAINSTORMING TERHADAP SELF CARE PADA KLIEN

CONGESTIVE HEART FAILURE. Holistik Jurnal Kesehatan, Volume 12,

No.4, Oktober 2018: 224-234 PENGARUH, 12(4), 224–234.

Fadli. (2016). Pengaruh latihan nafas dalam terhadap sensitivitas barorfleks arteri

pada klien gagal jantung kongestif di rsud labuang baji kota makassar. Jurnal

Ilmiah Kesehatan Diagnosis Volume 9 Nomor 2 Tahun 2016 ● ISSN : 2302-

1721, 9(2), 222–226. Retrieved from

https://www.google.co.id/search?q=pemberian+terapi+slow+deep+breathing+

untuk+menurunkan+kecemasan+pada+pasien+gagal+jantung&safe=strict&ei=

wDXSW7egHpn5rQGF0b3QAg&start=10&sa=N&biw=1366&bih=608#
Febtrina, R., & Nurhayati. (2011). HUBUNGAN GAYA HIDUP DENGAN

KEJADIAN RAWAT ULANG PASIEN GAGAL JANTUNG DI RSUD

ARIFIN ACHMAD. Jurnal Ipteks Terapan, 4(September 2012), 12–16.

https://doi.org/http://doi.org/10.22216/jit.2017.v11i4.1482

Ifadah, E., Randungan, A., Program, D., Keperawatan, S., Program, M.,

Keperawatan, S., … Timur, J. (2015). ANALISIS FAKTOR YANG

BERHUBUNGAN DENGAN PEMENUHAN KEBUTUHAN SPIRITUAL

PADA KLIEN GAGAL JANTUNG DI RUANG RAWAT INAP RUMAH

SAKIT BHAYANGKARA TK I RADEN SAID SUKANTO. Jurnal Bidang

Ilmu Kesehatan Vol. 5, No. 1, Juni 2015, 5(1), 286–299.

Suwartika, I. & P. C. (2015). Analisis Faktor yang Berpengaruh Terhadap Kualitas

Tidur Pasien Gagal Jantung di RSUD Kota Tasikmalaya. Jurnal Skolastik

Keperawatan, 1(1), 7–13.

Anda mungkin juga menyukai