Anda di halaman 1dari 22

Laporan Kasus

SEORANG PASIEN DENGAN DIAGNOSIS


SUBSTANCE/MEDICATION - INDUCED PSYCHOTIC DISORDER

Oleh :
Gabrielle Ecaristy Sirih
17014101337
Masa KKM : 20 Mei 2019 – 16 Juni 2019

Pembimbing :
Prof. dr. B. H. R. Kairupan, Sp.KJ (K)

BAGIAN ILMU KEDOKTERAN JIWA


FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS SAM RATULANGI
MANADO
2019

i
LEMBAR PERSETUJUAN PASIEN LAYAK SEBAGAI

PASIEN LAPORAN KASUS

Seorang Pasien dengan Diagnosis Brief Psychotic Disorder

Nama : Tn. JL

Telah disetujui untuk menjadi Pasien Laporan Kasus pada 22 Mei 2019

Mengetahui,

Dokter Penanggung Jawab Pasien

dr. Maria Kereh, Sp.KJ

ii
SURAT PERNYATAAN

Saya yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Gabrielle Ecaristy Sirih

NRI : 17014101337

Masa KKM : 20 Mei 2019 – 16 Juni 2019

Dengan ini menyatakan bahwa saya benar – benar telah melakukan

wawancara psikiatri terhadap pasien laporan kasus saya.

Manado, 22 Mei 2019

Gabrielle Ecaristy Sirih

iii
LEMBAR PENGESAHAN

Membaca Laporan Kasus dengan judul

“SEORANG PASIEN DENGAN DIAGNOSIS

BRIEF PSYCHOTIC DISORDER”

Oleh :

Gabrielle Ecaristy Sirih

17014101337

Masa KKM : 20 Mei 2019 – 16 Juni 2019

Telah dibacakan, dikoreksi, dan disetujui pada tanggal Mei 2019.

Pembimbing :

Prof. dr. B. H. R. Kairupan, Sp. KJ (K)

iv
DAFTAR ISI

LEMBAR PERSETUJUAN PASIEN LAYAK JADI PASIEN .............................. ii

SURAT PERNYATAAN......................................................................................... iii

LEMBAR PENGESAHAN ..................................................................................... iv

DAFTAR ISI ............................................................................................................ v

LAPORAN KASUS ................................................................................................. 1

Identitas Pasien ............................................................................................... 1

Riwayat Psikiatrik ........................................................................................... 2

Riwayat Kehidupan Pribadi ............................................................................ 5

Pemeriksaan Status Mental ............................................................................. 11

Pemeriksaaan Fisik Interna dan Neurologi ..................................................... 14

Ikhtisar Penemuan Bermakna ......................................................................... 16

Formulasi Diagnostik ..................................................................................... 19

Evaluasi Multiaksial ....................................................................................... 20

v
LAPORAN KASUS

I. IDENTITAS PASIEN

Nama : Tn. JL

Umur : 26 tahun

Jenis Kelamin : Laki-laki

Tempat/Tanggal Lahir : Tondano, 13 November 1993

Status Perkawinan : Belum Menikah

PendidikanTerakhir : SMA

Pekerjaan : Tidak Bekejra

Suku/ Bangsa : Minahasa/Indonesia

Agama : Kristen Protestan

Alamat : Watulambot, Kecamatan Tondano Barat

Tanggal Pemeriksaan : 22 Mei 2019

Tempat Pemeriksaan : di RS Prof. V. L. Ratumbuysang

No. Telepon : 0853 9364 **** (Ayah Pasien )

6
II. RIWAYAT PSIKIATRIK

Riwayat psikiatri diperoleh melalui :

1. Autoanamnesis dengan pasien Tn. JL di RSJ Prof. dr. Ratumbuysang pada tanggal

22 Mei 2019.

2. Alloanamnesis dengan ayah pasien di RSJ Prof. dr. Ratumbuysang pada tanggal

22 Mei 2019.

A. Keluhan Utama

Gelisah, ketakutan dan marah - marah.

B. Riwayat Gangguan Sekarang

Pasien dibawa ke Instalasi Gawat Darurat RSJ Prof. Dr. V. L.

Ratumbuysang Manado oleh keluarga pasien pada hari Selasa tanggal 21 Mei

2019. Pasien dibawa oleh keluarga karena mulai berperilaku aneh yakni gelisah

merasa ketakutan dan marah-marah sampai memberontak ingin mencelakai ibu

dan ayahnya. Pasien mulai berperilaku aneh sejak 1 bulan yang lalu. Pada

awalnya pasien merasa ada yang ingin mencari dan mencelakai pasien sehingga

membuat pasien sangat gelisah dan ketakutan. Pasien juga melihat ada sosok yang

ingin mencelakai pasien namun sosok itu tidak dapat dilihat oleh orang lain.

Pasien menjadi mudah marah tanpa alasan yang jelas sampai mengamuk dan

hampir mencelakai ayah dan ibu pasien.

Menurut ayah pasien, pasien sudah mulai berperilaku aneh setelah

mengkonsumsi minuman keras “Sopi” yang dikonsumsi pasien bersama teman-

7
temannya kurang lebih satu bulan yang lalu. Minuman “Sopi” tersebut

dicampurkan dengan obat yang kurang diketahui oleh ayah pasien. Setelah

mengkonsumsi “Sopi” pasien mulai berperilaku aneh yakni ketakutan dan merasa

ada yang ingin mencelakai pasien. Pasien sering terbangun pada subuh hari

karena ketakutan dan gelisah. Pasien juga mengunci diri dirumah selama 3 hari

dikarenakan takut jika orang tersebut akan menemukannya. Namun setelah

ditanya siapa orang tersebut pasien berkata tidak tahu. Pasien juga sempat

mengaku melihat sosok yang ingin mencelakainya lari melompati pagar namun

sosok itu hanya bisa dilihat oleh pasien saja. Pasien sempat datang ke kantor

polisi untuk meminta pertolongan. Pasien juga menjadi mudah marah dan

memberontak tanpa alasan yang jelas. Keadaan pasien memberat kurang lebih 1

hari sebelum masuk rumah sakit dimana pasien berniat untuk mencelakai ayah

dan ibu pasien dengan menggunakan pisau dapur dikarenakan parang milik pasien

disimpan oleh ibu pasien..

Nafsu makan pasien menurun semenjak pasien mengalami keluhan

tersebut . Pola tidur pasien juga terganggu dimana pasien terbangung di malam

hari karena berpikir bahwa akan ada orang yang datang ingin menyakitinya.

Pasien masih bisa melakukan pekerjaan serabutan seperti mengangkat gallon air,

membantu ayah pasien mengangkat box ikan. Pasien juga masih mampu makan

walaupun nafsu makan sudah kurang, minum, mandi, BAB dan BAK sendiri

tanpa bantuan orang lain.

8
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya

1. Riwayat Gangguan Psikiatrik

Pasien tidak memiliki gangguan psikiatrik sebelumnya.

2. Riwayat Gangguan Medis Umum

Pasien memiliki riwayat operasi usus buntuk saat pasien masih kanak-kanak.

3. Riwayat Penggunaan Zat Psikoaktif

Pasien memliki riwayat minum minuman beralkohol sejak 7 tahun yang lalu

namun tidak sering. Pasien minum-minuman beralkohol hanyak pada waktu

tertentu saja misalnya pada saat ada acara. Namun beberapa waktu terakhir

pasien mulai sering minum minuman beralkohol yang sering dicampur

dengan obat-obatan bersama teman-temannya. Riwayat konsumsi alkohol

terakhir adalah sekitar 1 bulan yang lalu dimana pasien mengkonsumsi

sejenis minuman beralkohol “Sopi” yang dicampur dengan obat-obatan yang

kurang diingat pasien. Pasien juga merupakan seorang perokok sejak usia 20

tahun dan pasien merokok kurang lebih 10 batang setiap harinya. Pasien juga

mengkonsumsi kopi yang diminum kurang lebihh 2 kali sehari.

III. RIWAYAT KEHIDUPAN PRIBADI

A. Riwayat Prenatal dan Perinatal

Pasien merupakan anak pertama dari dua bersaudara. Pada saat

mengandung ibu pasien mengatakan kondisi fisiknya baik, pasien dikandung

dalam keadaan sehat. Pasien lahir normal cukup bulan di rumah sakit dibantu

oleh bidan dan dokter. Pada saat lahir pasien langsung menangis.

9
B. Riwayat Masa Kanak Awal (Usia 0-3 tahun)

Sejak lahir pasien dibesarkan dan dirawat oleh kedua orang tuanya. Pasien

memiliki 1 orang adik laki-laki. Ayah pasien mengatakan bahwa pasien adalah

anak yang rajin dan suka membantu ayahnya bekerja.

Pada stadium oral (0-1 tahun) pasien mengonsumsi ASI sewaktu bayi sampai

umur 1 tahun, Pada stadium kepercayaan dasar lawan ketidakpercayaan dasar

(0-1 tahun) pasien dirawat oleh ayah dan ibu pasien. Menurut ibu pasien,

pasien dapat berbicara pada umur 12 bulan namun hanya beberapa kata-kata

yang dapat diucapkan, merangkak saat umur 1 tahun dan mulai bisa makan

saat umur 6 bulan. BAB dan BAK di ajarkan oleh ibu pasien.

Pada stadium otonomi lawan rasa malu-malu usia (1-3 tahun) ibu pasien

mengatakan saat usia 2 tahun pasien mulai berdiri/berjalan dan riwayat pergi

ke toilet sendiri. Pasien mengatakan pasien aktif dan senang bermain dengan

adiknya namun agak kesulitan untuk mencari teman baru dikarenakan pasien

pemalu.

C. Masa Kanak Pertengahan (Usia 4 – 11 Tahun)

Pada stadium inisiatif lawan rasa bersalah (usia 3-5 tahun), pasien merupakan

anak yang aktif dan senang bermain dengan saudara dan teman-teman

sebayanya. Pada stadium industri lawan inferioritas (usia 6-11 tahun) pasien

sering membantu orang tua dengan mengerjakan berbagai pekerjaan rumah,

pasien juga sering bermain bersama teman sebayanya di lingkungan dekat

rumah pasien. Pasien mulai bersekolah pada usia 6 tahun, pasien tidak

mengatakan adanya kesulitan belajar dan selalu naik kelas.

10
D. Masa Kanak Akhir dan Remaja

Stadium identitas lawan difusi peran (usia 11 – 20 tahun) pasien duduk di

sekolah dasar hingga berusia 12 tahun. Setelah pasien lulus SD, pasien

melanjutkan pendidikan SMP sampai umur 15 tahun dan melanjutkan

pendidikan SMA sampai umur 18 tahun. Pasien mengatakan mendapatkan

teman sebaya. Namun pasien tidak berani memulai pertemanan jika tidak

diminta karena merasa malu.

E. Riwayat Masa Dewasa

1. Riwayat Pendidikan

Pasien pernah menempuh pendidikan Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah

Menengah Pertama (SMP). Lalu, melanjutkan pendidikan Sekolah

Menengah Atas (SMA). Pasien mengatakan bahwa ia adalah orang ang

pemalu dan kesulitan untuk memulai pembicaraan

2. Riwayat Pekerjaan

Selepas SMA pasien langsung melanjutkan kerja membantu ayahnya.

Pasien awalnya bekerja di toko namun berhenti kurang lebih 6 bulan yang

lalu dan sekarang pasien bekerja serabutan mengangkat gallon air dan

pekerjaan lain yang dapat pasien lakukan.

3. Riwayat Psikoseksual

Pasien mengetahui identitas seksualnya sebagai laki-laki. Pasien

menyadari secara biologis dan karakteristik dia adalah seorang laki-laki.

Orientasi seksual pasien baik (menyukai lawan jenis). Terhadap lawan

11
jenis pasien cenderung pemalu dan tertutup. Pasien hanya satu kali

berpacaran saat SMA.

4. Riwayat Pernikahan

Saat ini pasien belum menikah.

5. Riwayat Beragama

Pasien taat beribadah dan aktif dalam kegiatan Pemuda-Remaja yang ada

di Kolom pasien.

6. Aktivitas Sosial

Pasien memiliki hubungan yang baik dengan keluarga, serta teman-teman

pasien. Pasien memiliki lingkaran pertemanan yang sudah lama terjalin.

Pasien agak sulit menemukan teman yang baru karena pasien adalah orang

yang pemalu.

7. Riwayat Pelanggaran Hukum

Pasien tidak pernah terlibat dengan masalah hukum.

8. Situasi Kehidupan Sekarang

Saat ini pasien tinggal dengan orang tua pasien di rumah pribadi milik

orang tua pasien yang berada di desa Watulumbot, kecamatan Tondano

Barat, Tondano. Pasien tinggal di rumah satu lantai terbuat dari beton dan

beratapkan seng. Pasien memiliki 2 buah kamar dan 1 buah wc. Hubungan

pasien dengan tetangga baik.

9. Riwayat keluarga

Pasien adalah anak pertama dari dua bersaudara. Pasien merupakan anak

kandung dari ibu dan ayahnya. Pasien adalah sosok yang dekat dengan

12
kedua orang tuanya. Pasien adalah orang yang pemalu dan sering diam.

Ayah pasien bekerja sebagai seorang Kepala Lingkungan, dan ibu pasien

merupakan seorang ibu rumah tangga.

SILSILAH KELUARGA/GENOGRAM

F. Persepsi Pasien Terhadap Diri dan Lingkungannya

Pasien menyadari bahwa dirinya sakit namun pada saat yang sama juga

menyangkal bahwa dirinya sakit sehingga tidak mau datang ke Rumah Sakit.

Pasien juga menyangkal terkena gangguan jiwa dan pasien merasa bahwa

tidak ada kelainan atau gangguan dari jiwanya.

13
G. Persepsi Pasien Terhadap Keluarga

Pasien mengatakan bahwa dirinya sangat menyayangi keluarganya. Semua itu

termasuk ayah dan ibunya serta adiknya.

H. Persepsi Keluarga Terhadap Pasien

Menurut ayah dan ibu yang menjaga pasien, mereka sangat menyayangi

pasien dan ingin agar pasien cepat pulih dan dapat kembali ke rumah.

IV. PEMERIKSAAN STATUS MENTAL

A. Gambaran Umum

1. Penampilan

Pasien merupakan seorang laki-laki berusia 26 tahun, tampak dan berpenampilan

sesuai usia. Pasien berkulit sawo matang dan berambut pendek berwarna hitam

Pasien memiliki tubuh yang berisi dan tinggi. Saat dianamnesis di Instalasi Gawat

Darurat, pakaian pasien rapi memakai kaos berwarna hitam dan celana jeans

pendek berwarna kecoklatan.

2. Perilaku dan aktivitas psikomotor

Selama wawancara di Instalasi Gawat Darurat pasien kooperatif, mau menjawab

pertanyaan satu per satu dan dapat duduk dengan tenang. Pasien menjawab

dengan volume suara sedang dengan artikulasi yang jelas. Selama wawancara

pasien secara keseluruhan memberikan jawaban sesuai pertanyaan namun

terkadang pasien tidak menjawab pertanyaan yang diberikan dan hanya diam

sehingga harus ditanyakan kembali baru pasien mau menjawab.

14
B. Mood dan Afek

1. Mood : Eutimia

2. Afek : Menyempit

3. Kesesuaian : Sesuai

C. Pembicaraan

1. Kualitas: Volume sedang, artikulasi jelas, pasien terkadang mau menjawab

pertanyaan namun terkadang pasien tidak mau menjawab pertanyaan sehingga

pertanyaan harus diulang sehingga pasien mau menjawabnya.

2. Kuantitas: pasien berbicara cukup.

3. Hendaya berbahasa : Tidak ada hendaya berbahasa, pasien dapat berbicara bahasa

Indonesia.

D. Gangguan Persepsi

Saat anamnesis pasien mengalami halusinasi audiotorik dan visual.

E. Proses Pikir

1. Arus pikiran : Normal

Saat wawancara berlangsung, pasien dapat menjawab pertanyaan yang diajukan

namun ada beberapa kali pasien tidak mau menjawab pertanyaan sehingga harus

ditanyakan kembali baru pasien mau menjawab.

2. Isi pikiran : Waham paranoid (waham kejar)

Pasien meyakini bahwa ada seseorang yang ingin mencari, mengancam dan

menyakitinya.

15
F. Sensorium dan Kognisi

1. Kewaspadaan dan Tingkat Kesadaran

Kesadaran pasien kompos mentis. Pasien dapat mengarahkan, mengalihkan dan

memusatkan perhatiannya.

2. Orientasi

 Orientasi waktu : Baik. Pasien dapat membedakan waktu antara pagi, siang, dan

malam.

 Orientasi tempat : Baik. Pasien dapat mengetahui di mana tempat pasien berada

saat ini.

 Orientasi orang : Baik. Pasien dapat mengenali ayah dan ibunya yang saat itu

berada bersamanya.

3. Daya ingat

 Jangka panjang : Baik. Pasien masih dapat mengingat keluarganya dan kejadian

di masa lalu.

 Jangka sedang : Baik. Pasien dapat mengingat kejadian-kejadian yang terjadi

dalam rentang waktu 1 bulan yang lalu.

 Jangka pendek : Baik. Pasien dapat mengingat kejadian beberapa jam yang lalu.

 Segera : Baik. Pasien dapat mengingat dan mengulang kata-kata yang

diucapkan pemeriksa.

4. Kemampuan membaca dan menulis

Pasien mampu untuk menuliskan nama pasien serta membacanya.

5. Kemampuan visuospasial

Pasien dapat berjalan tanpa menabrak benda-benda di sekitarnya.

16
6. Kemampuan menolong diri sendiri

Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-harinya sendiri seperti makan, minum, dan

mandi.

7. Pengendalian impuls

Pasien mengikuti wawancara dalam waktu yang cukup lama secara kooperatif dan

duduk dengan tenang.

G. Pertimbangan dan Tilikan

a. Daya nilai sosial : Baik. Pasien mengerti dan memahami bahwa mencuri dan

membunuh merupakan hal yang tidak baik.

b. Uji daya nilai : Baik. Pasien mengerti dan memahami bila terjadi sebuah kebakaran,

ia harus berlari mencari pertolongan dan menelepon pemadam kebakaran.

c. Tilikan : Derajat tilikan 2, dimana pasien tidak menyadari dirinya sakit atau

menyangkal bahwa dirinya sakit namun pada saat yang bersamaan pasien merasa

dirinya sakit.

H. Taraf Dapat Dipercaya

Secara keseluruhan pasien dapat dipercaya. Kejelasan informasi dikonfirmasi kepada

keluarga pasien.

V. PEMERIKSAAN FISIK INTERNA DAN NEUROLOGI

A. Pemeriksaan Fisik

Keadaan umum : Sedang, kesadaran compos mentis

Tanda vital : TD 120/80 mmHg, N 76x/menit, RR 20x/menit,

17
S 36,5°C

Mata : Konjungtiva tidak anemis, sklera tidak ikterik

Jantung : SI-SII reguler, bising (-) gallop (-)

Paru : suara pernapasan vesikuler, ronki -/-, wheezing -/-

Abdomen : Datar, lemas, nyeri epigastrium (-), hepar dan lien tidak

teraba, bising usus normal.

Ekstremitas : Akral hangat, edema (-)

B. Status Neurologikus.

- N. olfaktorius (N.I)

Tidak dievaluasi

- N. optikus (N.II)

Tidak dievaluasi

- N. okulomotorius (N.III), n. trochlearis (N.IV), n. abducens (N.VI)

Selama wawancara gerakan bola mata pasien normal, pasien dapat menggerakkan

bola matanya ke kiri dan kekanan, selain itu pasien dapat mengikuti jari

pemeriksa menggerakan bola mata ke kiri-kanan dan atas bawah.

- N. trigeminus (N.V)

Selama wawancara berlangsung wajah pasien terlihat simetris.

- N. facialis (N.VII)

Selama wawancara berlangsung wajah pasien terlihat simetris.

- N. vestibulocochlearis (N.VIII)

Selama wawancara, pasien mampu menjawab pertanyaan yang diberikan

pemeriksa dengan volume suara sedang tanpa harus menggunakan suara yang

18
keras. Hal ini memberi kesan bahwa pendengaran pasien normal. Saat berjalan

pasien terlihat stabil dan tidak terjatuh.

- N. glosssopharyngeus (N.IX),

Tidak dievaluasi

- N. vagus (N.X)

Tidak dievaluasi

- N. aksesorius (N.XI)

Selama wawancara berlangsung terlihat bahwa pasien dapat menggerakkan kepala

ke kiri dan kanan, hal ini menandakan bahwa fungsi Nervus Aksesorius pasien

dalam keadaan normal.

- N. hypoglossus (N.XII)

Tidak dilakukan evaluasi.

VI. IKHTISAR PENEMUAN BERMAKNA

Dari hasil autoanamnesis dan alloanamnesis didapatkan bahawa pasien berjenis

kelamin laki-laki berumur 26 tahun lahir di Tondano, 13 November 1993. Pasien merupakan

suku Minahasa, beragama Kristen Protestan, saat ini pasien tidak bekerja. Pasien saat ini

tinggal bersama ayah dan ibunya di desa Watulambot, Tondano Barat.

Pasien dibawa ke Instalasi Gawat Darurat RSJ Prof. Dr. V. L. Ratumbuysang

Manado oleh keluarga pasien pada hari Selasa tanggal 21 Mei 2019. Pasien dibawa

oleh keluarga karena mulai berperilaku aneh yakni gelisah merasa ketakutan dan

marah-marah sampai memberontak ingin mencelakai ibu dan ayahnya. Pasien mulai

berperilaku aneh sejak 1 bulan yang lalu. Pada awalnya pasien merasa ada yang ingin

mencari dan mencelakai pasien sehingga membuat pasien sangat gelisah dan

ketakutan. Pasien juga melihat ada sosok yang ingin mencelakai pasien namun sosok
19
itu tidak dapat dilihat oleh orang lain. Pasien menjadi mudah marah tanpa alasan

yang jelas sampai mengamuk dan hampir mencelakai ayah dan ibu pasien.

Pasien mulai berperilaku aneh setelah mengkonsumsi minuman keras “Sopi”

yang dikonsumsi pasien bersama teman-temannya kurang lebih satu bulan yang lalu.

Minuman “Sopi” tersebut dicampurkan dengan obat yang kurang diketahui oleh ayah

pasien. Setelah mengkonsumsi “Sopi” pasien mulai berperilaku aneh yakni ketakutan

dan merasa ada yang ingin mencelakai pasien. Pasien sering terbangun pada subuh

hari karena ketakutan dan gelisah. Pasien juga mengunci diri dirumah selama 3 hari

dikarenakan takut jika orang tersebut akan menemukannya. Namun setelah ditanya

siapa orang tersebut pasien berkata tidak tahu. Pasien juga sempat mengaku melihat

sosok yang ingin mencelakainya lari melompati pagar namun sosok itu hanya bisa

dilihat oleh pasien saja. Pasien sempat datang ke kantor polisi untuk meminta

pertolongan. Pasien juga menjadi mudah marah dan memberontak tanpa alasan yang

jelas. Keadaan pasien memberat kurang lebih 1 hari sebelum masuk rumah sakit

dimana pasien berniat untuk mencelakai ayah dan ibu pasien dengan menggunakan

pisau dapur dikarenakan parang milik pasien disimpan oleh ibu pasien.

Pada pemeriksaan status mental pasien berpenampilan sesuai usia. Saat

dianamnesis pasien berpakaian rapi, kooperatif dan dapat duduk dengan tenang.

Selama wawancara pasien kooperatif dan dapat duduk dengan tenang. Pasien

menjawab dengan volume suara lantang, artikulasi jelas. Selama wawancara

berlangsung pasien dapat menjawab sesuai pertanyaan namun terkadang pasien tidak

mau menjawab pertanyaan sehingga harus ditanyakan kembali.

20
Saat dianamnesis didapatkan mood eutimia, afek menyempit, disertai adanya

halusinasi auditorik dan visual. Dari pertimbangan tilikan terhadap penyakit pasien

sadar bahwa dirinya sakit tetapi pada saat bersamaan pasien menyangkal bahwa

dirinya sakit.

Pada pemeriksaan fisik interna dan neurologi tidak didapatkan kelainan,

semua dalam batas normal.

VII. FORMULASI DIAGNOSTIK

Diagnosis pada pasien ini diformulasikan dalam diagnostik multiaksial.

A. Pada aksis I didapatkan gejala klinik berupa halusinasi audiotorik dan visual.

Pasien mendengar ada yang mengancam pasien akan menyakiti pasien serta

melihat sosok yang bermaksud untuk menyakiti pasien. Nyanyian itu berupa lagu

rohani, lagu nostalgia tentang percintaan dan lagu-lagu lainnya. Selain nyanyian,

pasien juga sering mendengar ada orang bercerita disekitarnya, walaupun setelah

Pasien meyakini bahwa ada yang ingin menyakitinya dengan menikam atau

membunuh dirinya, Pada pasien ini ditemukan waham paranoid ( waham kejar ).

Pasien mulai berperilaku aneh sejak setelah pasien mengkonsumsi minuman

beralkohol “Sopi” yang dicampur obat-obatan yang dikonsumsi pasien bersama

teman-temannya.

B. Pada aksis II, pasien memiliki ciri kepribadian avoidant. Ciri kepribadian pada

pasien ini ditandai dengan sikap pasien yang pemalu yang sulit mencari teman

yang baru dikarenakan pasien tidak akan memulai percakapan jika tidak disapa

terlebih dahulu. Jika diajak bicara pasien hanya akan menjawab secukupnya

terhadap orang yang baru ia kenal.

21
C. Pada aksis III, tidak ditemukan kondisi medis umum yang bermakna, sehingga

tidak ada diagnosis untuk aksis III.

D. Pada aksis IV masalah berhubungan dengan lingkungan sosial pasien dimana

pasien mengkonsumsi minuman beralkohol yang dicampur dengan obat-obatan.

E. Pada aksis V, Global Assasment of Functioning (GAF) scale, Current 70-61,

terdapat beberapa gejala ringan dan menetap atau beberapa kesulitan dalam fungsi

sosial atau pekerjaan, namun dapat berfungsi cukup baik, memiliki hubungan

interpersonal yang penuh arti. Terdapat gejala halusinasi dan waham, gangguan

dalam hubungan sosial, hubungan interpersonal pasien dengan keluarganya masih

baik.

VIII. EVALUASI MULTIAKSIAL

A. Aksis I : Substance/Medication-Induced Psychotic Disorder

B. Aksis II : Ciri Kepribadian avoidant

C. Aksis III : Tidak ada

D. Aksis IV : Masalah dengan Lingkungan sosial

F. Aksis V : Global Assasment of Functioning (GAF) scale, Current 70-61,

terdapat beberapa gejala ringan dan menetap atau beberapa

kesulitan dalam fungsi sosial atau pekerjaan, tetapi biasanya

berfungsi cukup baik, memiliki hubungan interpersonal yang

penuh arti.

22

Anda mungkin juga menyukai