Substance/medication - Induced Psychotic Disorder
Substance/medication - Induced Psychotic Disorder
Oleh :
Gabrielle Ecaristy Sirih
17014101337
Masa KKM : 20 Mei 2019 – 16 Juni 2019
Pembimbing :
Prof. dr. B. H. R. Kairupan, Sp.KJ (K)
i
LEMBAR PERSETUJUAN PASIEN LAYAK SEBAGAI
Nama : Tn. JL
Telah disetujui untuk menjadi Pasien Laporan Kasus pada 22 Mei 2019
Mengetahui,
ii
SURAT PERNYATAAN
NRI : 17014101337
iii
LEMBAR PENGESAHAN
Oleh :
17014101337
Pembimbing :
iv
DAFTAR ISI
v
LAPORAN KASUS
I. IDENTITAS PASIEN
Nama : Tn. JL
Umur : 26 tahun
PendidikanTerakhir : SMA
6
II. RIWAYAT PSIKIATRIK
1. Autoanamnesis dengan pasien Tn. JL di RSJ Prof. dr. Ratumbuysang pada tanggal
22 Mei 2019.
2. Alloanamnesis dengan ayah pasien di RSJ Prof. dr. Ratumbuysang pada tanggal
22 Mei 2019.
A. Keluhan Utama
Ratumbuysang Manado oleh keluarga pasien pada hari Selasa tanggal 21 Mei
2019. Pasien dibawa oleh keluarga karena mulai berperilaku aneh yakni gelisah
dan ayahnya. Pasien mulai berperilaku aneh sejak 1 bulan yang lalu. Pada
awalnya pasien merasa ada yang ingin mencari dan mencelakai pasien sehingga
membuat pasien sangat gelisah dan ketakutan. Pasien juga melihat ada sosok yang
ingin mencelakai pasien namun sosok itu tidak dapat dilihat oleh orang lain.
Pasien menjadi mudah marah tanpa alasan yang jelas sampai mengamuk dan
7
temannya kurang lebih satu bulan yang lalu. Minuman “Sopi” tersebut
dicampurkan dengan obat yang kurang diketahui oleh ayah pasien. Setelah
mengkonsumsi “Sopi” pasien mulai berperilaku aneh yakni ketakutan dan merasa
ada yang ingin mencelakai pasien. Pasien sering terbangun pada subuh hari
karena ketakutan dan gelisah. Pasien juga mengunci diri dirumah selama 3 hari
ditanya siapa orang tersebut pasien berkata tidak tahu. Pasien juga sempat
mengaku melihat sosok yang ingin mencelakainya lari melompati pagar namun
sosok itu hanya bisa dilihat oleh pasien saja. Pasien sempat datang ke kantor
polisi untuk meminta pertolongan. Pasien juga menjadi mudah marah dan
memberontak tanpa alasan yang jelas. Keadaan pasien memberat kurang lebih 1
hari sebelum masuk rumah sakit dimana pasien berniat untuk mencelakai ayah
dan ibu pasien dengan menggunakan pisau dapur dikarenakan parang milik pasien
tersebut . Pola tidur pasien juga terganggu dimana pasien terbangung di malam
hari karena berpikir bahwa akan ada orang yang datang ingin menyakitinya.
Pasien masih bisa melakukan pekerjaan serabutan seperti mengangkat gallon air,
membantu ayah pasien mengangkat box ikan. Pasien juga masih mampu makan
walaupun nafsu makan sudah kurang, minum, mandi, BAB dan BAK sendiri
8
C. Riwayat Gangguan Sebelumnya
Pasien memiliki riwayat operasi usus buntuk saat pasien masih kanak-kanak.
Pasien memliki riwayat minum minuman beralkohol sejak 7 tahun yang lalu
tertentu saja misalnya pada saat ada acara. Namun beberapa waktu terakhir
kurang diingat pasien. Pasien juga merupakan seorang perokok sejak usia 20
tahun dan pasien merokok kurang lebih 10 batang setiap harinya. Pasien juga
dalam keadaan sehat. Pasien lahir normal cukup bulan di rumah sakit dibantu
oleh bidan dan dokter. Pada saat lahir pasien langsung menangis.
9
B. Riwayat Masa Kanak Awal (Usia 0-3 tahun)
Sejak lahir pasien dibesarkan dan dirawat oleh kedua orang tuanya. Pasien
memiliki 1 orang adik laki-laki. Ayah pasien mengatakan bahwa pasien adalah
Pada stadium oral (0-1 tahun) pasien mengonsumsi ASI sewaktu bayi sampai
(0-1 tahun) pasien dirawat oleh ayah dan ibu pasien. Menurut ibu pasien,
pasien dapat berbicara pada umur 12 bulan namun hanya beberapa kata-kata
yang dapat diucapkan, merangkak saat umur 1 tahun dan mulai bisa makan
saat umur 6 bulan. BAB dan BAK di ajarkan oleh ibu pasien.
Pada stadium otonomi lawan rasa malu-malu usia (1-3 tahun) ibu pasien
mengatakan saat usia 2 tahun pasien mulai berdiri/berjalan dan riwayat pergi
ke toilet sendiri. Pasien mengatakan pasien aktif dan senang bermain dengan
adiknya namun agak kesulitan untuk mencari teman baru dikarenakan pasien
pemalu.
Pada stadium inisiatif lawan rasa bersalah (usia 3-5 tahun), pasien merupakan
anak yang aktif dan senang bermain dengan saudara dan teman-teman
sebayanya. Pada stadium industri lawan inferioritas (usia 6-11 tahun) pasien
rumah pasien. Pasien mulai bersekolah pada usia 6 tahun, pasien tidak
10
D. Masa Kanak Akhir dan Remaja
sekolah dasar hingga berusia 12 tahun. Setelah pasien lulus SD, pasien
teman sebaya. Namun pasien tidak berani memulai pertemanan jika tidak
1. Riwayat Pendidikan
2. Riwayat Pekerjaan
Pasien awalnya bekerja di toko namun berhenti kurang lebih 6 bulan yang
lalu dan sekarang pasien bekerja serabutan mengangkat gallon air dan
3. Riwayat Psikoseksual
11
jenis pasien cenderung pemalu dan tertutup. Pasien hanya satu kali
4. Riwayat Pernikahan
5. Riwayat Beragama
Pasien taat beribadah dan aktif dalam kegiatan Pemuda-Remaja yang ada
di Kolom pasien.
6. Aktivitas Sosial
Pasien agak sulit menemukan teman yang baru karena pasien adalah orang
yang pemalu.
Saat ini pasien tinggal dengan orang tua pasien di rumah pribadi milik
Barat, Tondano. Pasien tinggal di rumah satu lantai terbuat dari beton dan
beratapkan seng. Pasien memiliki 2 buah kamar dan 1 buah wc. Hubungan
9. Riwayat keluarga
Pasien adalah anak pertama dari dua bersaudara. Pasien merupakan anak
kandung dari ibu dan ayahnya. Pasien adalah sosok yang dekat dengan
12
kedua orang tuanya. Pasien adalah orang yang pemalu dan sering diam.
Ayah pasien bekerja sebagai seorang Kepala Lingkungan, dan ibu pasien
SILSILAH KELUARGA/GENOGRAM
Pasien menyadari bahwa dirinya sakit namun pada saat yang sama juga
menyangkal bahwa dirinya sakit sehingga tidak mau datang ke Rumah Sakit.
Pasien juga menyangkal terkena gangguan jiwa dan pasien merasa bahwa
13
G. Persepsi Pasien Terhadap Keluarga
Menurut ayah dan ibu yang menjaga pasien, mereka sangat menyayangi
pasien dan ingin agar pasien cepat pulih dan dapat kembali ke rumah.
A. Gambaran Umum
1. Penampilan
sesuai usia. Pasien berkulit sawo matang dan berambut pendek berwarna hitam
Pasien memiliki tubuh yang berisi dan tinggi. Saat dianamnesis di Instalasi Gawat
Darurat, pakaian pasien rapi memakai kaos berwarna hitam dan celana jeans
pertanyaan satu per satu dan dapat duduk dengan tenang. Pasien menjawab
dengan volume suara sedang dengan artikulasi yang jelas. Selama wawancara
terkadang pasien tidak menjawab pertanyaan yang diberikan dan hanya diam
14
B. Mood dan Afek
1. Mood : Eutimia
2. Afek : Menyempit
3. Kesesuaian : Sesuai
C. Pembicaraan
3. Hendaya berbahasa : Tidak ada hendaya berbahasa, pasien dapat berbicara bahasa
Indonesia.
D. Gangguan Persepsi
E. Proses Pikir
namun ada beberapa kali pasien tidak mau menjawab pertanyaan sehingga harus
Pasien meyakini bahwa ada seseorang yang ingin mencari, mengancam dan
menyakitinya.
15
F. Sensorium dan Kognisi
memusatkan perhatiannya.
2. Orientasi
Orientasi waktu : Baik. Pasien dapat membedakan waktu antara pagi, siang, dan
malam.
Orientasi tempat : Baik. Pasien dapat mengetahui di mana tempat pasien berada
saat ini.
Orientasi orang : Baik. Pasien dapat mengenali ayah dan ibunya yang saat itu
berada bersamanya.
3. Daya ingat
Jangka panjang : Baik. Pasien masih dapat mengingat keluarganya dan kejadian
di masa lalu.
Jangka pendek : Baik. Pasien dapat mengingat kejadian beberapa jam yang lalu.
diucapkan pemeriksa.
5. Kemampuan visuospasial
16
6. Kemampuan menolong diri sendiri
Pasien dapat melakukan aktivitas sehari-harinya sendiri seperti makan, minum, dan
mandi.
7. Pengendalian impuls
Pasien mengikuti wawancara dalam waktu yang cukup lama secara kooperatif dan
a. Daya nilai sosial : Baik. Pasien mengerti dan memahami bahwa mencuri dan
b. Uji daya nilai : Baik. Pasien mengerti dan memahami bila terjadi sebuah kebakaran,
c. Tilikan : Derajat tilikan 2, dimana pasien tidak menyadari dirinya sakit atau
menyangkal bahwa dirinya sakit namun pada saat yang bersamaan pasien merasa
dirinya sakit.
keluarga pasien.
A. Pemeriksaan Fisik
17
S 36,5°C
Abdomen : Datar, lemas, nyeri epigastrium (-), hepar dan lien tidak
B. Status Neurologikus.
- N. olfaktorius (N.I)
Tidak dievaluasi
- N. optikus (N.II)
Tidak dievaluasi
Selama wawancara gerakan bola mata pasien normal, pasien dapat menggerakkan
bola matanya ke kiri dan kekanan, selain itu pasien dapat mengikuti jari
- N. trigeminus (N.V)
- N. facialis (N.VII)
- N. vestibulocochlearis (N.VIII)
pemeriksa dengan volume suara sedang tanpa harus menggunakan suara yang
18
keras. Hal ini memberi kesan bahwa pendengaran pasien normal. Saat berjalan
- N. glosssopharyngeus (N.IX),
Tidak dievaluasi
- N. vagus (N.X)
Tidak dievaluasi
- N. aksesorius (N.XI)
ke kiri dan kanan, hal ini menandakan bahwa fungsi Nervus Aksesorius pasien
- N. hypoglossus (N.XII)
kelamin laki-laki berumur 26 tahun lahir di Tondano, 13 November 1993. Pasien merupakan
suku Minahasa, beragama Kristen Protestan, saat ini pasien tidak bekerja. Pasien saat ini
Manado oleh keluarga pasien pada hari Selasa tanggal 21 Mei 2019. Pasien dibawa
oleh keluarga karena mulai berperilaku aneh yakni gelisah merasa ketakutan dan
marah-marah sampai memberontak ingin mencelakai ibu dan ayahnya. Pasien mulai
berperilaku aneh sejak 1 bulan yang lalu. Pada awalnya pasien merasa ada yang ingin
mencari dan mencelakai pasien sehingga membuat pasien sangat gelisah dan
ketakutan. Pasien juga melihat ada sosok yang ingin mencelakai pasien namun sosok
19
itu tidak dapat dilihat oleh orang lain. Pasien menjadi mudah marah tanpa alasan
yang jelas sampai mengamuk dan hampir mencelakai ayah dan ibu pasien.
yang dikonsumsi pasien bersama teman-temannya kurang lebih satu bulan yang lalu.
Minuman “Sopi” tersebut dicampurkan dengan obat yang kurang diketahui oleh ayah
pasien. Setelah mengkonsumsi “Sopi” pasien mulai berperilaku aneh yakni ketakutan
dan merasa ada yang ingin mencelakai pasien. Pasien sering terbangun pada subuh
hari karena ketakutan dan gelisah. Pasien juga mengunci diri dirumah selama 3 hari
dikarenakan takut jika orang tersebut akan menemukannya. Namun setelah ditanya
siapa orang tersebut pasien berkata tidak tahu. Pasien juga sempat mengaku melihat
sosok yang ingin mencelakainya lari melompati pagar namun sosok itu hanya bisa
dilihat oleh pasien saja. Pasien sempat datang ke kantor polisi untuk meminta
pertolongan. Pasien juga menjadi mudah marah dan memberontak tanpa alasan yang
jelas. Keadaan pasien memberat kurang lebih 1 hari sebelum masuk rumah sakit
dimana pasien berniat untuk mencelakai ayah dan ibu pasien dengan menggunakan
pisau dapur dikarenakan parang milik pasien disimpan oleh ibu pasien.
dianamnesis pasien berpakaian rapi, kooperatif dan dapat duduk dengan tenang.
Selama wawancara pasien kooperatif dan dapat duduk dengan tenang. Pasien
berlangsung pasien dapat menjawab sesuai pertanyaan namun terkadang pasien tidak
20
Saat dianamnesis didapatkan mood eutimia, afek menyempit, disertai adanya
halusinasi auditorik dan visual. Dari pertimbangan tilikan terhadap penyakit pasien
sadar bahwa dirinya sakit tetapi pada saat bersamaan pasien menyangkal bahwa
dirinya sakit.
A. Pada aksis I didapatkan gejala klinik berupa halusinasi audiotorik dan visual.
Pasien mendengar ada yang mengancam pasien akan menyakiti pasien serta
melihat sosok yang bermaksud untuk menyakiti pasien. Nyanyian itu berupa lagu
rohani, lagu nostalgia tentang percintaan dan lagu-lagu lainnya. Selain nyanyian,
pasien juga sering mendengar ada orang bercerita disekitarnya, walaupun setelah
Pasien meyakini bahwa ada yang ingin menyakitinya dengan menikam atau
membunuh dirinya, Pada pasien ini ditemukan waham paranoid ( waham kejar ).
teman-temannya.
B. Pada aksis II, pasien memiliki ciri kepribadian avoidant. Ciri kepribadian pada
pasien ini ditandai dengan sikap pasien yang pemalu yang sulit mencari teman
yang baru dikarenakan pasien tidak akan memulai percakapan jika tidak disapa
terlebih dahulu. Jika diajak bicara pasien hanya akan menjawab secukupnya
21
C. Pada aksis III, tidak ditemukan kondisi medis umum yang bermakna, sehingga
terdapat beberapa gejala ringan dan menetap atau beberapa kesulitan dalam fungsi
sosial atau pekerjaan, namun dapat berfungsi cukup baik, memiliki hubungan
interpersonal yang penuh arti. Terdapat gejala halusinasi dan waham, gangguan
baik.
penuh arti.
22