OLEH :
TAHUN 2018/2019
LAPORAN HASIL OBSERVASI
A. Identifikasi Masalah
Pada umumnya peserta didik di SMAK Kalam Kudus Malang sering mengalami kesulitan
dalam belajar, kesulitan memilih jurusan dan menentukan kelanjutan studi mereka.
Khususnya dalam pembelajaran matematika masalah yang sering dikeluhkan atau yang sering
muncul adalah rendahnya nilai prestasi hasil belajar peserta didik dalam pembelajaran
matematika.
Dalam hal ini, ketika kegiatan belajar mengajar berlangsung, saat guru matematika
menanyakan kepahaman peserta didik, di situ hampir semua peserta didik menjawab
mengerti atau paham terhadap suatu materi yang dijelaskan, tetapi setiap kali ada tes, ulangan
ataupun ujian banyak siswa yang nilainya cenderung turun dan tidak ada peningkatan. Selain
itu mereka juga mengeluh susah menentukan bagaimana cara belajar matematika yang baik
sehingga kepahaman juga kurang maksimal atau tidak ada peningkatan, mereka cenderung
malu untuk bertanya, baik ke sesama teman maupun langsung ke gurunya.
B. Analisis Masalah
Dari hasil identifikasi masalah, dapat diketahui bahwa jenis permasalahan yang sering
dialami oleh peserta didik SMAK Kalam Kudus Malang secara umum adalah masalah
belajar dan masalah karir.
Berdasarkan hasil observasi, timbulnya kedua masalah tersebut, terutama masalah belajar
yang dialami peserta didik di sekolah SMAK Kalam Kudus Malang khususnya dalam
pembelajaran matematika disebabkan oleh dua faktor yakni faktor internal dan eksternal.
1. Faktor internal merupakan faktor yang berasal dari dalam diri peserta didik itu sendiri,
seperti kurangnya rasa ingin tahu tentang suatu permasalahan matematika yang
disajikan guru, kurang adanya rasa percaya diri, tidak bisa mengatur waktu untuk
belajar, kurang adanya usaha untuk mencoba memahami konsep materi sehingga
pemahaman konseppun kurang maksimal dan tentunya sangat berpengaruh terhadap
proses belajar peserta didik yang pada akhirnya dapat menurunkan hasil belajar mereka
atau menurunnya kualitas pembelajaran. Selain itu faktor internal yang sangat tidak
bisa dihindari atau sering ada dalam diri seorang pelajar adalah kemalasan untuk
belajar.
2. Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar diri peserta didik. Dalam hal ini
faktor eksternal yang memicu rendahnya hasil prestasi belajar siswa di antaranya adalah
pengaruh lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat.
Adanya masalah dalam keluarga sangat mempengaruhi mental anak, misalnya
seorang anak yang berasal dari keluarga brocken home, berasal dari keluarga
berekonomi lemah atau keluarga yang super sibuk dengan urusan kerja sehinga
jarang atau tidak pernah memperhatikan perkembangan anak. Dalam keadaan seperi
ini anak akan cenderung melakukan sesuatu semau saja dan menyebabkan kurang
adanya semangat untuk belajar atau hal positif lainnya, cenderung menyenderi
sehingga susah atau tidak bisa mengatasi kebingungan atau ketidaktahuannya.
Faktor lingkungan sekolah seperti kurangnya keterampilan guru dalam mengajar
(metode mengajar), guru hanya memperhatikan siswa-siswa yang mampu saja (relasi
siswa dengan guru), kurang adanya kerjasama dengan teman-teman lainnya (relasi
antar siswa), tidak mengetahui metode belajar matematika yang efektif dan alat
pelajaran yang digunakanpun masih standar.
Faktor lingkungan masyarakat, seperti pergaulan yang terlalu bebas jadinya waktu
belajar berkurang, terlalu aktif dalam kegiatan masyarakat,kecanduan teknologi atau
mass media serta adanya pemikiran masyarakat yang kurang mempercayai
kemampuannya sebagai seorang pelajar sehingga motivasi untuk belajar dan
berusahapun berkurang.
Rendahnya hasil belajar siswa dalam pembelajaran matematika sangat mempengaruhi nilai
akhir yang diperoleh siswa.
Mengubah metode mengajar guru, memperbanyak latihan soal, mengenal siswa satu
persatu secara lebih dalam atau turut ambil bagian dalam permasalahan siswa, sering
melakukan kuis, menasihati siswa, membimbing atau mengarahkan mereka ke dalam hal-
hal yang lebih bersifat positif, menyediakan alat-alat pembelajaran yang lebih efisien
pastinya akan meningkatkan prestasi belajar matematika siswa. Karena jika guru tidak
merefleksi metode mengajar yang digunakan setelah mengetahui hasil belajar yang
diperoleh siswa, atau tidak menasihati, membimbing, memperbanyak latihan soal dan
sebagainya maka prestasi belajar siswa khususnya matematika akan selalu turun dan
kualitas pembelajaranpun tidak memiliki peningkatan.
C. Pembahasan
1. Pengertian Masalah Belajar dan Karir
Masalah itu sendiri merupakan suatu pernyataan tentang keadaan yang belum sesuai
dengan yang diharapkan, ada yang melihat sebagai tidak terpenuhinya kebutuhan seseorang,
dan ada pula yang mengartikannya sebagai suatu hal yang tidak mengenakan. Sedangkan
belajar merupakan suatu proses yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan
tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri
dalam interaksi dengan lingkungannya, dan karir merupakan perkembangan dan keamajuan
baik pada kehidupan, pekerjaan maupun jabatan seseorang.
Masalah belajar adalah suatu kondisi tertentu yang dialami oleh murid dan menghambat
kelancaran proses belajarnya. Kondisi tertentu itu dapat berkenaan dengan keadaan dirinya
yaitu berupa kelemahan-kelemahan yang dimilikinya dan dapat juga berkenaan dengan
lingkungan yang tidak menguntungkan bagi dirinya. Masalah-masalah belajar ini tidak hanya
dialami oleh murid-murid yang lambat saja dalam belajarnya, tetapi juga dapat menimpa
murid-murid yang pandai atau cerdas. Sedangkan masalah karier adalah hambatan-hambatan
yang dihadapi siswa yang membuatnya tidak dapat menentukan alternatif pengembangan
karier secara cermat. Penyebab masalah adalah hal-hal yang dapat menyebabkan timbulnya
masalah karier pada siswa. Bantuan yang dimaksud adalah teknik layanan yang direncanakan
maupun yang diberikan oleh konselor untuk membantu siswa dalam memecahkan masalah
kariernya. Masalah karier dan penyebab masalahnya penting untuk diketahui agar siswa dapat
memperoleh bantuan yang sesuai untuk memecahkannya.
2. Hasil wawancara :
a. Masalah yang sering dihadapi oleh siswa
Menurut Prayitno dalam Badarudin (2011), masalah adalah sesuatu yang tidak disukai
adanya, menimbulkan kesulitan bagi diri sendiri dan atau orang lain, ingin untuk perlu
dihilangkan. Pada kenyataannya kehidupan kita didunia ini tidak lepas dari yang namanya
masalah, bahkan segala aktivitas yang kita lakukan selalu aka nada masalah dan cobaan. Di
dalam sekolah ada namanya bimbingan dan konseling yang berperan untuk menyelesaikan
masalah tersebut. Untuk mengetahi bagaimana kebutuhan siswa-siswi disekolah konselor
perlu mengetahui masalah yang sedang dihadapi oleh murid. Masalah didalam sekolah
banyak sekali , seperti yang dipaparkan oleh narasumber selaku guru BK di SMAK Kalam
Kudus Malang jenis- jenis masalah yang ditangani oleh guru BK adalah masalah belajar,
masalah pribadi, masalah karir, dan masalah social. Dari 4 jenis masalah yang di dapat,
Menurut narasumber masalah yang sering ditangani adalah masalah belajar dan masalah
karir. Seringkali siswa bingung dengan bagaimana cara belajar yang baik khususnya dalam
mata pelajaran matematika. Banyak murid mengaku bahwa mereka kesulitan untuk
memasukan rumus, hitung-hitungan dan konsep berpikir yang pasti. Kemudian untuk
masalah karir, permasalahan yang dialami siswa khususnya siswa-siswi yang mau tamat dan
ingin melanjutkan sekolah sering bingung dan meminta pendapat dari konselor mengenai
jurusan yang mau diambil sesuai kemampuan ataupun potensi yang dimilikinya.
e. Peran dari setiap instansi sekolah dalam menjalankan proses bimbingan konseling
khususnya dalam menangani masalah siswa
Manajemen bimbingan dan konseling di sekolah agar bisa berjalan seperti yang
diharapakan antara lain perlu dukungan oleh adanya organisasi yang jelas dan teratur.
Organisasi yang demikian itu secara tegas mengatur kedudukan, tugas dan tanggung jawab
para personil sekolah yang terlibat. Demikian pula, organisasi tersebut tergambar dalam
struktur atau pola organisasi yang bervariasi yang tergantung pada keadaan dan karakteristik
sekolah masing-masing. jika personil sekolah siswanya berjumlah banyak dengan didukung
oleh personil sekolah yang memadai diperlukan sebuah pola organisasi bimbingan dan
konseling yang lebih kompleks. Keberhasilan penyelenggaraan bimbingan dan konseling di
sekolah, tidak lepas dari peranan berbagai pihak di sekolah. Selain Guru Pembimbing atau
Konselor sebagai pelaksana utama, penyelenggaraan Bimbingan dan konseling di sekolah,
juga perlu melibatkan kepala sekolah, guru mata pelajaran dan wali kelas.menurut
narasumber selaku guru BK di SMAK Kalam Kudus Malang, pihak sekolah salimg bekerja
sama dan sangat mendukung dengan adanya bimbingan dan konseling. Pihak sekolah juga
berperan dalam mengangani siswa contohnya dalam masalah belajar siswa .