Oleh :
Telah disetujui
Disusun Oleh :
NIP. 198901042014032003
2
KATA PENGANTAR
Puji Syukur kami panjatan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat dan hidayahnya, sehingga penyusunan buku pedoman penyelenggaraan
pelayanan poli umum Puskesmas Wates dapat diselesaikan dengan Baik.
Akhir kata,harapan kami semoga Pedoman ini dapat bermanfaat bagi para
petugas kesehatan di Puskesmas dalam melaksanakan pelayanan kesehatan di
Poli Umum.
Penulis
3
DAFTAR ISI HALAMAN
Kata Pengantar....................................................................................................1
DAFTAR ISI.........................................................................................................2
BAB I
PENDAHULUAN..................................................................................................2
A. LATAR BELAKANG....................................................................................5
B. TUJUAN........................................................................................................6
B. SASARAN PEDOMAN.................................................................................7
D. BATASAN OPRASIONAL............................................................................7
E. DASAR HUKUM..........................................................................................9
B. Tata Nilai...................................................................................................14
BAB IX PERTEMUAN.....................................................................................26
BAB X PELAPORAN.......................................................................................27
BAB X PENUTUP..........................................................................................30
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................31
4
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan
menyebutkan tujuan perbaikan gizi adalah untuk meningkatkan meutu gizi
perorangan dan masyarakat. Mutu gizi akan tercapai anatar lain melalui
penyediaan pelayanan kesehatan yang bermut dan professional di semua
institusi pelayanan kesehatan. Salah satu pelayanan kesehatan yang penting
adalah pelayanan gizi di Puskesmas. Pendekatan pelayanan gizi dilakukan
melalui kegiatan spesifik dan sensiti, sehingga peran program dan sector
terkait harus berjalan sinergis. Pemberdayaan masyarakat menjadi hal yang
sangat penting.
5
Adanya permenkes baru no 43 tahun Tahun 2016 tentang standart
pelayanan minimal puskesmas, dalam permenkes tersebut terdapat 12 poin
standart minimal yang harus dilaksanakan oleh puskesmas, 6 diantaranya adalah
masuk dalam program pengendalian penyakit, yaitu : pelayanan kesehatan pada
usia produktif, pelayanan kesehatan pada usia lanjut, pelayanan kesehatan
penderita hipertensi, pelayanan kesehatan penderita diabetes mellitus, peleyanan
kesehatan orang dengan Tb dan pelayanan kesehatan orang dengan risiko
terinfeksi HIV
B. TUJUAN
1. Tujuan Umum
2. Tujuan Khusus
6
3. Terlaksananya pencatatan, pelaporan, monitoring dan evaluasi yang baik
di puskesmas dan jejaringnya.
B. SASARAN PEDOMAN
1. Dokter dan Perawat Puskesmas dan tenaga kesehatan lainnya di
Puskesmas
D. BATASAN OPRASIONAL
1. Fasilitas Pelayanan Kesehatan
3. Dokter
4. Perawat
7
Seseorang yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang
secara penuh oleh pejabat berwenang untuk melakukan kegiatan
teknis fungsional sebagai pelaksanan program bidang pengendalian
dan pencegahan penyakit, baik di masyarakat maupun puskesmas
dan unit pelaksana kesehatan lainnya, berpendidikan dasar S1
Keperawatan atau D3 Keperawatan.
5. Pasien
7. Sarana Kesehatan
8
Setiap orang yang mengabdikan diri di bidang kesehatan serta
memiiki kemampuan dan atau ketrampilan melalui pendidikan
formal di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan.
E. DASAR HUKUM
Sebagai dasar penyelenggara pelayanan pencegahan dan pengendalian
penyakit baik menular maupun tidak menular di Puskesmas diperlukan
perundang-undangan pendukang (legal aspect), beberapa ketentuan
perundang-undangan yang digunakan sebagai berikut :
9
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2016
Tentang Penanggulangan Tuberculosis. Jakarta: Menteri Kesehatan
Republik Indonesia; 2016
14. Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare. Jakarta: Ditjen Ppm Dan Pl;
2010
10
BAB II
GAMBARAN UMUM
A. Keadaan Geografis
Gambar 2.2. Peta wilayah kelurahan Wates sebagai wilayah kerja Pukesmas Wates
11
B. PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT
5. Imunisasi TTS pada WUS (15-49 Tahun). Hal ini dikarenakan Tidak
semua WUS mengerti pentingnya imunisasi TT Usulan pentingnya
Sosialisasi pentingnya imunisasi TT pada WUS (RKA 2018) \
1. Perempuan Usia 30-50 Tahun yang di deteksi dini kanker cervix dan
payudara. Hal ini dikarenakan Banyak pasien yang menolak dilakukan
pemeriksaan Iva karena takut atau alasan sedang puasa Sosialisasi
12
tentang penyakit kanker cervik dan pencegahannya dengan
menekankan pentinganya deteksi dini melalui pemeriksaan IVA
2. Penduduk usia lebih dari 18 tahun yang melakukan pemeriksaan gula
darah. Hal ini dikarenakan tenaga dalam pelayanan sehingga
skreening penyakit menular belum berjalan maksimal 2. kurangnya
kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri terkait adanya faktor
risiko Penyakit PTM kurang pengaturan jadwal petugas semaksimal
mungkin serta Sosialisasi pentingnya mengenali faktor risiko PT dan
Deteksi Dini penyakit PTM dimasyarakat terutama usia produktif (RKA
2018)
3. Capaian Sekolah dengan KTR (Kawasan tanpa rokok). Hal ini
dikarenakan masih bellum adanya sekolah yang mempunyai sertifikat
KTR pembuatan MOU dengan sekolah terkait KTR.
13
BAB III
Dalam mencapai visi tersebut digunakan beberapa misi diamana misi tersebut
merupakan misi UPT. Puskesmas Wates yang diantaranya adalah dengan
meningkatkan peran serta masyarakat di bidang kesehatan sehingga dapat
memberikan kualitas pelayanan UKM yang memenuhi kebutuhan masyarakat
dan berorientasi pada mutu dan standar kesehatan.
B. Tata Nilai
Mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan yang berorientasi
pada harapan masyarakat penting dalam upaya perbaikan gizi menentukan
arah atau etos pelayanan. Mendukung tujan pembangunan tersebut tentunya
semua pihak sepakat bahwa kemandirian masyarakat menjadi kunci
suksesnya arah kinerja program gizi. Dengan demikian tata nilai upaya
perbaikan gizi masyarakat diantaranya adalah :
1. Inovative
Perputaran kemajan komunikasi jaman menjadi cambuk dan tantangan
terciptanya edukasi yang baik dengan masyarakat. Lintas komunikasi di era
14
gadget menjadi gerbang inovatif untuk menyampaikan pesan pesan gizi,
selain itu pesan gizi perlu dikemas dengan kegiatan yang sederhana namun
mudah dijangkau oleh masyarakt. Maka upaya perbaikan gizi penting
mengutamakan inovasi dalam mengahadapi masalah gizi yang muncul.
2. Pemberdayaan
Dalam rencana strategis pembagunan Indonesia 2025 jelas termaklum bahwa
pembangunan masyarakat Indonesia yang sehat dan mandiri, maka untuk
menempuh hal tersebut perlu digalakannya pemberdayaan sebagai proses
edukasi yang melibatkan masyarakat sebagai poros kekuatan penggerak
dalam mempengaruhi masyarakat di sekitarnya.
3. Mandiri
Arah strategi untuk pengentasan gangguan gizi diantaranya adalah dengan
kembai pada konsep Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi), diharapkan masyarkat
mampu mengatasi ganguan gizi yang ada disekitarnya. Pola asuh keluarga
akan menentukan asupan atau intake gizi sehingga jika sejak awal
masyarakat mengenal pendidikan gizi yang baik mudah kemungkinan untuk
tercipta output status gizi yang baik.
4. Team Work
Sebagai penyelengga pelayanan kesehatan masyarakat yang utama,
puskesmas bertanggung jawab dalam kualitas pelayanan kesehatan
masyarakat, dalam rangka implementasi pelayanan UKM yang baik tidak
dapat dilakukan oleh satu atau dua UKM, diperlukan kerja sama di semua
proses penyelenggaraan UKM. Untuk itu diperlukan team work agar
pelayanan UKM dilaksanakan secara sinergis.
5. Disiplin
UPT. Puskesmas Wates berada di wilayah dengan tipe penduduk dengan
mobilitas penduduk yang tinggi, kebutuhan akan program kesehatan yang
bermutu dan sesuai kebutuhan masyarakat. Masyarakat saat ini
membutuhkan program yang inovatif serta mudah dijangkau. Untuk
menghasilkan tujuan teresbut penyelenggaraan UKM dilakukan dengan
disiplin, tepat waktu agar mudah di implementasikan di masyarakat.
15
c. TUJUAN PUSKESMAS
Tujuan pembangunan kesehatan yang di selenggarakan puskesmas
yang tertera pada peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 75
tahun 2014 Pasal 2 yang mana tujuan tersebut yaitu :
a. Untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang
meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat
b. Untuk mewujudkan masyarakat yang mampu menjangkau pelayanan
kesehatan bermutu
c. Untuk mewujudkan masyarakat yang hidup dalam lingkungan sehat
d. Untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki derajat kesehatan yang
optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.
16
BAB IV
STRUKTUR ORGANISASI
KETUA MUTU
17
BAB V
URAIAN JABATAN
A. Manajemen Puskemas
1. Kepala Puskesmas
18
esensial juga melakukan koordinasi dengan manajemen mutu melalui
penanggung jawab UKM Mutu dalam hal capain kinerja dan
pencapaian indikator mutu UKM.
19
menindaklanjuti umpan balik dari masyarakat terkait pelaksanaan UKM
P2P, memberikan masukan kepada kepala puskesmas untuk
menentukan tindak lanjut masalah terkait UKM P2P yang tertulis dalam
rencana tindak lanjut.
B. Manajemen Mutu
1. Ketua Mutu
20
2. Penanggung Jawab Mutu UKM
21
BAB VI
KETUA MUTU
22
BAB VII
24
BAB IX
KEGIATAN ORIENTASI
25
BAB X
PERTEMUAN
Pembinaan Kapus ke
pelaksana
BAB IX
PELAPORAN
A. Harian
26
Kegiatan harian ditulis dalam buku harian pegawai Puskesmas dengan
secara rinci dan detail supaya semua kegiatan tercatat dengan rapi dan
sistematis.
B. Bulanan
1. Program Surveilance
a. Laporan Surveilans Terpadu Penyakit (STP).
b. Laporan Kader (Form SBM/Surveilans Berbasis Masyarakat).
c. Laporan Mingguan Wabah (W2).
d. Laporan Kewaspadaan KLB (W1).
2. Program Imunisasi
a. Laporan Imunisasi.
b. Laporan Hasil Pencapaian UCI.
c. Laporan Cakupan Imunisasi BIAS Puskesmas.
d. Laporan Cakupan BIAS Campak.
e. Laporan Penerimaan dan Pengiriman Vaksin HB Uniject.
f. Laporan Imunisasi HB Uniject
g. Drop Out (DO) DPT/HB, Campak.
h. Laporan Hasil Imunisasi Bayi.
i. Laporan Hasil Perhitungan Bayi yang Mendapat Imunisasi Dasar
Lengkap.
j. PWS Cakupan Imunisasi pada Bayi Dan Bumil.
k. PWS Campak.
l. PWS Polio 4.
m. Hasil Kegiatan Skrining dan Imunisasi TT WUS per Desa/Kelurahan
4. Program Tuerculosis
a. Laporan Bulanan via Sms (INPRES NO 3/2010).
b. Laporan Tribulan ke Dinkes Kab/Kota (TB 03 UPK).
27
c. Laporan Hasil Pengiriman Pemantapan Mutu Eksternal
(PME)/CrossCheck (TB 12).
5. Program Kusta
a. Form POD.
b. Form Pengobatan Prednisone.
c. Register Kohort Penderita Kusta Tipe PB (Fotokopi tiap 3 bulan).
6. ISPA
a. Form MTBS atau Form Stempel Pneumoni Balita.
b. Laporan Bulanan ISPA.
7. Program Demam Berdarah
a. Laporan Bulanan Penemuan Pnemonia/ISPA Puskesmas ( LB3).
b. Penemuan Kasus ISPA/ILI (Influenza Like Illness) Puskesmas.
c. Laporan Bulanan Hasil Kegiatan Puskesmas Program P2 ISPA.
d. Laporan Kasus Pneumonia Balita Ditemukan dan diobati/dirujuk
Stratifikasi Desa.
8. Program Diare
a. Laporan Bulanan Kegiatan P2 Diare (LB3 P2P).
b. Laporan Kasus Diare Ditemukan dan diobati/ Dirujuk.
9. Program Raies (Pelaksana masuk dalam program surveilance)
Laporan Bulanan Kegiatan P2 Rabies (Kasus Gigitan Hewan
Tersangka Rabies).
10. Program HIV/AIDS
a. Surveilans Penderita AIDS (Form AIDS 1)
b. Laporan Bulanan Penderita yang Berkunjung ke Klinik Infeksi
Menular Seksual (IMS)
c. Laporan Bulanan Penderita IMS yang Diobati Berdasarkan
Diagnosis Program Pengobatan Infeksi Menular Seksual
C. Tahunan
28
BAB IX
PENUTUP
29
Mojokerto, 25 Novemer 2017
NIP. 198901042014032003
DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
Buku Pedoman Nasional Pemberantasan Penyakit Kusta. Cetakan XVII.
Jakarta.2005.
Depkes, R. I. Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare. Jakarta: Ditjen Ppm Dan Pl;
2010
30
Depkes, R.I. Keputusan Menteri Kesehatan No.293/Menkes/SK/IV/2009 tentang
Pedoman Eliminasi Malaria Di Indonesia, Jakarta: Departemen Kesehatan
RI,; 2009
31