Anda di halaman 1dari 31

PEDOMAN

PROGRAM KESEHATAN MASYARAKAT


PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT

Oleh :

dr. Mar’atus Sholikhah


( Penanggung Jawab UKM P2P )

UPT. PUSKESMAS WATES


DINAS KESEHATAN KOTA MOJOKERTO
TAHUN 2018
LEMBAR PENGESAHAN

Telah disetujui

Pedoman Penyelenggaraan UKM UPT. Puskesmas Wates.

Disusun Oleh :

Dr. Mar’atus Sholikhah

NIP. 198901042014032003

Kepala UPT. Puskesmas Wates Pelaksana UKM Pencegahan dan


Pengendalian Penyakit
Kecamatan Magersari Kota Mojokerto

dr. Mar’atus Sholikhah


drg. Citra Mayangsari, M. Kes
NIP. 19820101 200604 2 046 NIP. 198901042014032003

2
KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatan ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
rahmat dan hidayahnya, sehingga penyusunan buku pedoman penyelenggaraan
pelayanan poli umum Puskesmas Wates dapat diselesaikan dengan Baik.

Puskesmas sebagai unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan kaupaten


atau kota yang bertanggungjawab menyelenggarakan pemangunan kesehatan
disuatu wilayah kerja, mempunyai posisi yang strategis dalam rangka
mewujudkan masyarakat yang mandiri untuk hidup sehat, sehingga masyarakat
dapat memperoleh pelayanan kesehatan yang optimal.

Buku pedoman Program Kesehatan Masyarakat Pencegahan Dan


Pengendalian Penyakit (P2P) ini merupakan acuan bagi petugas kesehatan di
Puskesmas dalam melaksanakan program kesehatan masyarakat guna
mencegah dan mengendalikan penyakit, aik penyakit menular maupun tidak
menular.
Kami menyadari bahwa Pedoman Program Kesehatan Masyarakat
Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit (P2P) ini belum sempurna dan masih
banyak kekurangan. Untuk itu masukan dan saran sangat kami harapkan untuk
kesempurnaannya di masa yang akan datang.

Akhir kata,harapan kami semoga Pedoman ini dapat bermanfaat bagi para
petugas kesehatan di Puskesmas dalam melaksanakan pelayanan kesehatan di
Poli Umum.

Mojokerto, 16 Novemer 2017

Penulis

3
DAFTAR ISI HALAMAN
Kata Pengantar....................................................................................................1

DAFTAR ISI.........................................................................................................2

BAB I
PENDAHULUAN..................................................................................................2

A. LATAR BELAKANG....................................................................................5

B. TUJUAN........................................................................................................6

B. SASARAN PEDOMAN.................................................................................7

C. RUANG LINGKUP PEDOMAN....................................................................7

D. BATASAN OPRASIONAL............................................................................7

E. DASAR HUKUM..........................................................................................9

BAB II GAMBARAN UMUM..............................................................................11

BAB III VISI MISI DAN TATA NILAI..................................................................14

A. Visi dan Misi...............................................................................................14

B. Tata Nilai...................................................................................................14

C. Tujuan Puskesmas ...................................................................................17

BAB IV STRUKTUR ORGANISASI..................................................................17

BAB V URAIAN JABATAN..............................................................................18

BAB VI TATA HUBUNGAN KERJA................................................................22

BAB VII POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL.....................23

BAB VIII KEGIATAN ORIENTASI...................................................................24

BAB IX PERTEMUAN.....................................................................................26

BAB X PELAPORAN.......................................................................................27

BAB X PENUTUP..........................................................................................30

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................31

4
BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Undang-undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang kesehatan
menyebutkan tujuan perbaikan gizi adalah untuk meningkatkan meutu gizi
perorangan dan masyarakat. Mutu gizi akan tercapai anatar lain melalui
penyediaan pelayanan kesehatan yang bermut dan professional di semua
institusi pelayanan kesehatan. Salah satu pelayanan kesehatan yang penting
adalah pelayanan gizi di Puskesmas. Pendekatan pelayanan gizi dilakukan
melalui kegiatan spesifik dan sensiti, sehingga peran program dan sector
terkait harus berjalan sinergis. Pemberdayaan masyarakat menjadi hal yang
sangat penting.

Puskesmas merupakan penanggung jawab penyelenggara upaya


kesehatan tingkat pertama. Untuk menjangkau seluruh wilayah kerjanya,
puskemas dibantu pustu (puskesmas pembantu), puskesmas keliling dan
upaya kesehatan berbasis masyarakat (UKBM) yang disebut sebagai jejaring
puskesmas. Puskesmas dan kekaringnya harus membina Upaya Kesehatan
Berbasis Masyarakat.

Pencegahan dan Pengendalian Penyakit menular dan tidak menular


yaitu program pelayanan kesehatan Puskesmas untuk mencegah dan
mengendalikan penular penyakit menular/infeksi maupun penyakit tidak
menular.

Berdasarkan RPJMN 2015-2019 melalui peraturan presiden nomor 2


tahun 2015 dan renstra kementria kesehatan 2015-2019 melalui keputusan
menteri kesehatan no. HK.02.02/2015, Prioritas penyakit menular masih
tertuju pada penyakit HIV/AIDS, Tuberculosis, Malaria, Demam berdarah,
diare, kusta, pneumonia, dan penyakit-penyakit yang dapat dicegah dengan
imunisasi (PD3I), termasuk penyakit karantina dan risiko masalah kesehatan
masyarakat yang memperoleh perhatian dunia internasional (public health
risk of international concern). Sedangkan penyakit tidak menular yang
diutamakan adalah: penyakit jantung, kanker, diabetes melitus dan penyakit
metabolik, penyakit kronis dan degeneratif, serta gangguan akibat
kecelakaan dan cedera.

5
Adanya permenkes baru no 43 tahun Tahun 2016 tentang standart
pelayanan minimal puskesmas, dalam permenkes tersebut terdapat 12 poin
standart minimal yang harus dilaksanakan oleh puskesmas, 6 diantaranya adalah
masuk dalam program pengendalian penyakit, yaitu : pelayanan kesehatan pada
usia produktif, pelayanan kesehatan pada usia lanjut, pelayanan kesehatan
penderita hipertensi, pelayanan kesehatan penderita diabetes mellitus, peleyanan
kesehatan orang dengan Tb dan pelayanan kesehatan orang dengan risiko
terinfeksi HIV

Berdasarkan 10 penyakit terbanyak puskesmas wates tahun 2017,


Hipertensi menduduki urutan pertama, dan Diabetes mellitus menduduki urutan
ke 4. Hal ini merupakan salah satu tana bahwa penyakit tidak menular perlu juga
mendapatkan perhatian utama karena jumlah kasus setiap tahun semakin
banyak.

Berdasarkan situasi penyakit yang ada di Indonesia baik menular maupun


tidak menular dan hasil pencapaian kinerja puskesmas Wates khusunya bidang
P2, maka perlu dibuat pedoman UKM Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
aik menular maupun tidak menular agar mewujudkan pelayanan yang terstandart
dan berkesinambungan.

B. TUJUAN
1. Tujuan Umum

Terciptanya system pelayanan UKM Pencegahan dan Pengendalian


Penyakit (P2P) yang komprehensif dan berkesinambungan di Puskesmas
yang menjadi dasar bagi pelaksanaan pelayanan P2P yang bermutu dalam
rangka mengatasi masalah penyakit menular dan tidak menular aik
perorangan dan masyarakat di wilayah kerja Puskesmas.

2. Tujuan Khusus

1. Terlaksananya pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit aik


menular maupun tidak menular di dalam gedung yang berkualitas di
Puskesmas dan Jejaringnya.

2. Terlaksananya pelayanan pencegahan dan pengendalian penyakit aik


menular maupun tidak menular di luar gedung yang berkualitas di
Puskesmas dan jejaringnya.

6
3. Terlaksananya pencatatan, pelaporan, monitoring dan evaluasi yang baik
di puskesmas dan jejaringnya.

B. SASARAN PEDOMAN
1. Dokter dan Perawat Puskesmas dan tenaga kesehatan lainnya di
Puskesmas

2. Pengelola Program Lintas Sektor Terkait

3. Pengambil Kebijakan di Puskesmas.

C. RUANG LINGKUP PEDOMAN


1. Kebijakan Pelayanan P2P di puskesmas

2. Pelayanan P2P dalam gedung.

4. Pencatatan Pelaporan program P2P

5. Monitoring dan Evaluasi program P2P

D. BATASAN OPRASIONAL
1. Fasilitas Pelayanan Kesehatan

Tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya


kesehatan.

2. Mutu Pelayanan UKM P2P

Suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan pelayanan P2P


sesuai dengan standart dan memuaskan, baik kualitas dai petugas
maupun sarana serta prasaranaa untuk kepentingan sasaran UKM.

3. Dokter

Seseorang yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang


secara penuh oleh pejabat berwenang untuk melakukan kegiatan
teknis fungsional sebagai penanggung jawab program bidang
pengendalian dan pencegahan penyakit, baik di masyarakat
maupun puskesmas dan unit pelaksana kesehatan lainnya,
berpendidikan dasar S1 Kedokteran.

4. Perawat

7
Seseorang yang diberi tugas, tanggung jawab dan wewenang
secara penuh oleh pejabat berwenang untuk melakukan kegiatan
teknis fungsional sebagai pelaksanan program bidang pengendalian
dan pencegahan penyakit, baik di masyarakat maupun puskesmas
dan unit pelaksana kesehatan lainnya, berpendidikan dasar S1
Keperawatan atau D3 Keperawatan.

5. Pasien

Pengunjung puskesmas/tenaga kesehatan rawat jalan yang


memerlukan pelayanan baik pelayanan kesehatan dan atau gizi.

6. Pelayanan P2P di puskesmas

Kegiatan pelayanan P2P mulai dari upaya promotif, preventif, kuratif


dan rehabilitatif yang dilakukan di wilayah kerja puskesmas.

7. Sarana Kesehatan

Tempat yang digunakan untuk menyelenggarakan upaya


kesehatan.

8. Skrining Penyakit Menular

Tindakan penapisan atau penjaringan kasus untuk mengetahui


apakan seseorang pasien berisiko tertular atau menderita penyakit
menular tertentu dan berpotensi seagai sumer penularan di
masyarakat

9. Skrining Penyakit Menular

Tindakan penapisan atau penjaringan kasus untuk mengetahui


apakan seseorang pasien berisiko menderita penyakit tidak menular
seta deteksi dini kasus penyakit tidak menular di masyarakat
sehingga dapat dilakukan pencegahan dan pengendalian penyakit
tidak menular tersebut

10. Tenaga P2P Puskesmas

Tenaga P2P yang ditunjuk untuk melaksanakan tugas pencegahan


dan pengendalian penyakit baik menular maupun tidak menular di
Puskesmas.

11. Tenaga Kesehatan

8
Setiap orang yang mengabdikan diri di bidang kesehatan serta
memiiki kemampuan dan atau ketrampilan melalui pendidikan
formal di bidang kesehatan yang untuk jenis tertentu memerlukan
kewenangan dalam melakukan upaya kesehatan.

E. DASAR HUKUM
Sebagai dasar penyelenggara pelayanan pencegahan dan pengendalian
penyakit baik menular maupun tidak menular di Puskesmas diperlukan
perundang-undangan pendukang (legal aspect), beberapa ketentuan
perundang-undangan yang digunakan sebagai berikut :

1. Undang-undang Nomor 29 tahun 2004 tentang Praktik Kedokteran.

2. Undnag-undang Nomor 32 tahun 2004 tentang Pemerintah Daerah.

3. Undang-undang Nomor 36 tahun 2009 tentang kesehatan.

4. Peraturan pemerintah Nomor 32 tahun 1996 tentang tenaga kesehatan.

5. Perturan pemerintah No. 38 tahun 2007 tentang Pembagian Urusan


Pemerintah antara pemerintah, pemerintah daerah Provinsi dan
Pemerintah Daerah Kabupaten/Kota.

6. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1479/MENKES/SK/X/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem
Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular
Terpadu. Jakarta: Departemen Kesehatan RI,; 2003

7. Keputusan Menteri Kesehatan No.293/Menkes/SK/IV/2009 tentang


Pedoman Eliminasi Malaria Di Indonesia, Jakarta: Departemen Kesehatan
RI,; 2009

8. Kemenkes RI. Pencegahan Dan Pemberantasan Demam Berdarah


Dengue. Jakarta: Dirjen Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan
Lingkungan; 2011.

9. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 74 Tahun 2014


Tentang Pedoman Pelaksanaan Konseling dan Tes HIV. Jakarta: Menteri
Kesehatan Republik Indonesia; 2014.

9
10. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 67 Tahun 2016
Tentang Penanggulangan Tuberculosis. Jakarta: Menteri Kesehatan
Republik Indonesia; 2016

11. Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran Pernafasan Akut untuk


Penanggulangan Pneumonia pada Balita. Jakarta: Departemen Kesehatan
RI,; 2002.

12. Buku Pedoman Nasional Pemberantasan Penyakit Kusta. Cetakan XVII.


Jakarta.2005.

13. Pedoman Pengendalian Rabies Terpadu. Jakarta: Direktorat Kesehatan


Hewan.; 2006

14. Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare. Jakarta: Ditjen Ppm Dan Pl;
2010

10
BAB II

GAMBARAN UMUM
A. Keadaan Geografis

1. Luas Wilayah: 1,32 Km²


2. Jumlah Desa/Kelurahan : 1 kelurahan Wates dengan batas sebagai
berikut:
Utara : Sungai Brantas

Timur : Ds. Jati Kulon Kec Mojoanyar Kab. Mojokerto

Selatan : Kelurahan Kedundung, kelurahan Balongsari

Barat : Kelurahan Magersari

Gambar 2.1. Peta wilayah kecamatan Magersari Kota Mojokerto

Gambar 2.2. Peta wilayah kelurahan Wates sebagai wilayah kerja Pukesmas Wates

11
B. PROGRAM PENCEGAHAN DAN PENGENDALIAN PENYAKIT

Program P2P di agi dalam su Program yaitu

C. HASIL CAPAIAN PKP PROGRAM P2P TAHUN 2017

Upaya pencegahan penyakit menular, terdapat beberapa indicator yang


belum tercapai, diantaranya :

1. Cakupan Pelayanan Diare balita. Hal ini dikarenakan Penurunan kasus


diare karena Berjalannya program inovasi pusksmas sehingga angka
kesakitan diare menurun  pentingnya menjalankan program inovasi
sehingga angka kesakitan diare semakin menurun.

2. Penemuan suspek Penderita TB. Hal ini dikarenakan Banyaknya


pasien yang diberikan rujukan pemeriksaan dahak tidak kembali untuk
periksa, Tidak adanya tempat berdahak di Puskesmas sehingga tidak
dapat pengambilan sputum secara langsung kepada suspek TB
Pentingnya pemeriksaan dahak langsung pada saat pasien ke
puskesmas --> perlu disediakan tempat berdahak di puskemas
(memasukkan dalam usulan RKA 2018)

3. Anak seklah (SMP dan SMA/Sederajat) yang sudah dijangkau


penyuluhan HIV/AIDS. Hal ini dikarenakan Perubahan PKP dan
sosialisasi PKP baru pertengahan tahun sehingga berubah konsep
Memasukkan penyuluhan dalam RKA kegiatan tahun depan di
sekolah-sekolah (pada saat Mos)

4. Cakupan PE kasus DBD. Hal ini dikarenakan Penderita MRS ke RS


tanpa melalui Puskesmas, Pemberitahun dari RS ke dinas Telat 
Koordinasi dengan dinas kesehatan terkait penderita DBD

5. Imunisasi TTS pada WUS (15-49 Tahun). Hal ini dikarenakan Tidak
semua WUS mengerti pentingnya imunisasi TT Usulan pentingnya
Sosialisasi pentingnya imunisasi TT pada WUS (RKA 2018) \

Untuk program pencegahan penyakit tidak menular, bebrapa


indicator yang belum tercapai diantaranya:

1. Perempuan Usia 30-50 Tahun yang di deteksi dini kanker cervix dan
payudara. Hal ini dikarenakan Banyak pasien yang menolak dilakukan
pemeriksaan Iva karena takut atau alasan sedang puasa Sosialisasi

12
tentang penyakit kanker cervik dan pencegahannya dengan
menekankan pentinganya deteksi dini melalui pemeriksaan IVA
2. Penduduk usia lebih dari 18 tahun yang melakukan pemeriksaan gula
darah. Hal ini dikarenakan tenaga dalam pelayanan sehingga
skreening penyakit menular belum berjalan maksimal 2. kurangnya
kesadaran masyarakat untuk memeriksakan diri terkait adanya faktor
risiko Penyakit PTM kurang pengaturan jadwal petugas semaksimal
mungkin serta Sosialisasi pentingnya mengenali faktor risiko PT dan
Deteksi Dini penyakit PTM dimasyarakat terutama usia produktif (RKA
2018)
3. Capaian Sekolah dengan KTR (Kawasan tanpa rokok). Hal ini
dikarenakan masih bellum adanya sekolah yang mempunyai sertifikat
KTR  pembuatan MOU dengan sekolah terkait KTR.

13
BAB III

VISI MISI DAN TATA NILAI

A. Visi dan Misi


Mendukung visi dan misi Puskesmas, Upaya Program Gizi Masyarakat
memberikan kontribusi dalam perwujudan masyarakat wates yang sehat dan
sadar kesehatan serta memberikan pelayanan kesehatan yang berkualitas
dengan meningkatkan kemandirian masyarakat di bidang kesehatan.

Dalam mencapai visi tersebut digunakan beberapa misi diamana misi tersebut
merupakan misi UPT. Puskesmas Wates yang diantaranya adalah dengan
meningkatkan peran serta masyarakat di bidang kesehatan sehingga dapat
memberikan kualitas pelayanan UKM yang memenuhi kebutuhan masyarakat
dan berorientasi pada mutu dan standar kesehatan.

Yang kedua adalah penigkatan profesonalisme sumber daya manusia.


Pelayanan yang berkualitas tidak lepas dari ketersedian tenaga kesehatan
yang berkompeten.

Yang ketiga adalah dengan melengkapi sarana dan prasarana, dalam


mewujdkan pelayanan yang bermutu, pemenuhan sarana dan prasarana
merupakan bagian yang penting, Perkembangan teknologi dan informasi
sangat mempengerahui kualitas penggunaan sarana dan prasarana.
Menjawab kebutuhan masyarakat maka kontribusi sarana dan prasarana yang
bermutu dapat mempermudah akses dan meningkatkan output atau goal yang
diharapkan.

B. Tata Nilai
Mendukung tercapainya tujuan pembangunan kesehatan yang berorientasi
pada harapan masyarakat penting dalam upaya perbaikan gizi menentukan
arah atau etos pelayanan. Mendukung tujan pembangunan tersebut tentunya
semua pihak sepakat bahwa kemandirian masyarakat menjadi kunci
suksesnya arah kinerja program gizi. Dengan demikian tata nilai upaya
perbaikan gizi masyarakat diantaranya adalah :
1. Inovative
Perputaran kemajan komunikasi jaman menjadi cambuk dan tantangan
terciptanya edukasi yang baik dengan masyarakat. Lintas komunikasi di era

14
gadget menjadi gerbang inovatif untuk menyampaikan pesan pesan gizi,
selain itu pesan gizi perlu dikemas dengan kegiatan yang sederhana namun
mudah dijangkau oleh masyarakt. Maka upaya perbaikan gizi penting
mengutamakan inovasi dalam mengahadapi masalah gizi yang muncul.

2. Pemberdayaan
Dalam rencana strategis pembagunan Indonesia 2025 jelas termaklum bahwa
pembangunan masyarakat Indonesia yang sehat dan mandiri, maka untuk
menempuh hal tersebut perlu digalakannya pemberdayaan sebagai proses
edukasi yang melibatkan masyarakat sebagai poros kekuatan penggerak
dalam mempengaruhi masyarakat di sekitarnya.

3. Mandiri
Arah strategi untuk pengentasan gangguan gizi diantaranya adalah dengan
kembai pada konsep Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi), diharapkan masyarkat
mampu mengatasi ganguan gizi yang ada disekitarnya. Pola asuh keluarga
akan menentukan asupan atau intake gizi sehingga jika sejak awal
masyarakat mengenal pendidikan gizi yang baik mudah kemungkinan untuk
tercipta output status gizi yang baik.

4. Team Work
Sebagai penyelengga pelayanan kesehatan masyarakat yang utama,
puskesmas bertanggung jawab dalam kualitas pelayanan kesehatan
masyarakat, dalam rangka implementasi pelayanan UKM yang baik tidak
dapat dilakukan oleh satu atau dua UKM, diperlukan kerja sama di semua
proses penyelenggaraan UKM. Untuk itu diperlukan team work agar
pelayanan UKM dilaksanakan secara sinergis.
5. Disiplin
UPT. Puskesmas Wates berada di wilayah dengan tipe penduduk dengan
mobilitas penduduk yang tinggi, kebutuhan akan program kesehatan yang
bermutu dan sesuai kebutuhan masyarakat. Masyarakat saat ini
membutuhkan program yang inovatif serta mudah dijangkau. Untuk
menghasilkan tujuan teresbut penyelenggaraan UKM dilakukan dengan
disiplin, tepat waktu agar mudah di implementasikan di masyarakat.

15
c. TUJUAN PUSKESMAS
Tujuan pembangunan kesehatan yang di selenggarakan puskesmas
yang tertera pada peraturan menteri kesehatan Republik Indonesia nomor 75
tahun 2014 Pasal 2 yang mana tujuan tersebut yaitu :
a. Untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki perilaku sehat yang
meliputi kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat
b. Untuk mewujudkan masyarakat yang mampu menjangkau pelayanan
kesehatan bermutu
c. Untuk mewujudkan masyarakat yang hidup dalam lingkungan sehat
d. Untuk mewujudkan masyarakat yang memiliki derajat kesehatan yang
optimal, baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat.

16
BAB IV

STRUKTUR ORGANISASI

KEPALA UPT PUSKESMAS WATES

KETUA MUTU

PENANGGUNG JAWAB UKM PJ UKM MUTU PUSKESMAS


ESENSIAL

PELAKSANA UKM PENCEGAHAN DAN


PENGENDALIAN PENYAKIT

Bagan 1. Diagram Alir UKM Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit

Program UKM Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit merupakan


bagian dari program UKM esensial di UPT. Puskesmas wates. Pelaksana
program UKM bertanggung jawab terhadap pelaksanaan manajemen
program baik tentang pelaksanaan kegiatan ataupun pencapaian kinerja
kepada penanggung jawab program esensial. Penanggung jawab program
melaporkan kepada kepala UPT. Puskesmas wates.

Dalam peningkatan kualitas mutu UKM Pencegahan Dan Pengendalian


Penyakit bertanggung jawab terhadap penanggung jawab mutu UKM
Puskesmas wates. Dan selanjutnya penanggunga jawab mutu berwenang
melaporkan kepada Ketua Mutu UPT. Puskesmas wates.

17
BAB V

URAIAN JABATAN

A. Manajemen Puskemas

1. Kepala Puskesmas

Kepala UPT Puskesmas Wates memeiliki tugas


memimpin,mengkoordinasi pelaksanaan pelayanan kesehatan secara
paripurna kepada masyarakat. Kontribusi koordinasi diantaranya
monitoring, dan evaluasi pada setiap sistem manajemen UKM
Puskesmas. Pada setiap bulan kepala Puskesmas aktif dalam
pembinaan Penanggung Jawab UKM dan Pelaksana UKM. Kepala
Puskesmas juga bertanggung jawab dalam peningkatan kompetensi
dari penanggung jawab dan pelaksana UKM.

Selain itu kepala UPT.Puskesmas Wates memiliki wewenang untuk


menetapkan kebijakan dan punishment atau hukuman pada setiap
pelanggaran yang terjadi. Kepala Puskesmas juga berwenang dalam
penentuan Rencana Tindak Lanjut dalam pelaksanaan sistem
manajemen Puskesmas.

2. Penanggung Jawab UKM Esensial

Penanggung jawab UKM Esensial memiliki tugas melakukan sebagai


koordinator bagi UKM essensial. Kontirbusi koordinator diantaranya
adalah melakukan monitoring serta evaluasi pelaksanaan kegiatan dan
kinerja UKM. Penanggung jawab UKM juga memiliki wewenang untuk
mengevaluasi atau mengkaji ulang kompetensi pelaksana UKM dan
mengusulkan peningkatan kompetensi pelaksana UKM.

Dalam sistem manajemen mutu, penanggung jawab UKM bertanggung


jawab pada penanggung jawab UKM Mutu pada setiap indikator kinerja
yang tidak terjacapai. Sebagai penanggung jawab mutu UKM, juga
memiliki wewenang untuk menetapkan area atau program prioritas
UKM UPT. Puskesmas Wates.

Tugas terintegrasi penanggung jawab UKM esensial adalah melakukan


koordinasi di semua unit UKM Esensial. Penanggung Jawab UKM

18
esensial juga melakukan koordinasi dengan manajemen mutu melalui
penanggung jawab UKM Mutu dalam hal capain kinerja dan
pencapaian indikator mutu UKM.

3. Pelaksana UKM Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit

Pelaksana UKM Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit bertanggung


jawab dalam penyelenggaraan program UKM Pencegahan Dan
Pengendalian Penyakit sesuai dengan standart dan pedoman UKM
Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit , Pelaksana UKM P2P
beranggung jawab terhadap Penanggung jawab UKM esensial baik
dalam pelaksanaan kegiatan dan kinerja UKM Pencegahan Dan
Pengendalian Penyakit , dengan melakukan pelaporan, analisa dan
kajian pelaksanaan kegiatan dan pencapaian kinerja UKM P2P.

Dalam pelaksanaan sistem manajemen puskesmas Pelaksana UKM


P2P memiliki tugas untuk menjalankan program UKM P2P sesuai
dengan visi, misi dan tata nilai UPT. Puskesmas Wates. Menjalankan
manajemen UKM P2P sesuai dengan PDCA yakni perencanaan,
pelaksanaaan, Monitoring dan evaluasi serta menentukan rencan
tindak lanjut dalam UKM P2P.

Mendukung Misi UPT. Puskesmas Wates, pelaksana UKM P2P


memiliki tugas untuk melakukan pemberdayaan masyarakat dalam
menjalankan program UKM P2P, melaksanakan program prioritas atau
inovasi puskesmas dan turut aktif dalam melakukan kerja sama lintas
sektor dan lintas program.

Pelaksanan UKM P2P memiliki tugas untuk memenuhi hak dan


kewajiban sasaran UKM yang sudah ditetapkan oleh Kepala UPT.
Puskesmas Wates.

Dalam upaya peningkatan mutu pelayanan UKM P2P bertugas


melakukan upaya perbaikan mutu UKM P2P dan kinerja yang
berkesinambungan, pelaksana juga bertugas melakukan analisa dan
kajian resiko UKM terhadap Lingkungan serta menetapkan dan
menjalankan indikator mutu UKM P2P.

Sesuai misi UPT. Puskesmas Wates pelaksana UKM P2P memiliki


wewenang untuk menyerap, menghimpun, menampung dan

19
menindaklanjuti umpan balik dari masyarakat terkait pelaksanaan UKM
P2P, memberikan masukan kepada kepala puskesmas untuk
menentukan tindak lanjut masalah terkait UKM P2P yang tertulis dalam
rencana tindak lanjut.

Pelaksana UKM P2P berwenang dalam menentukan prioritas masalah


UKM, penetapan standart atau pedoman UKM , peningatan
kompetensi dengan mengajukan pelatihan dan program pendidikan.
Pelaksana UKM P2P berwenang untuk meminta pembinaan baik dari
Penanggung Jawab UKM esensial maupun Kepala Puskesmas.

4. Pelaksana Sub Program UKM Pencegahan Dan Pengendalian


Penyakit

Pelaksana Sub Program UKM Pencegahan Dan Pengendalian


Penyakit bertanggung jawab dalam penyelenggaraan program UKM
Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit sesuai dengan standart dan
pedoman UKM Pencegahan Dan Pengendalian Penyakit , Pelaksana
Sub Program UKM P2P beranggung jawab terhadap pelaksana UKM
P2P secara langsung dan kepada penanggung jawa UKM esensial baik
dalam pelaksanaan kegiatan dan kinerja UKM Pencegahan Dan
Pengendalian Penyakit , dengan melakukan pelaporan, analisa dan
kajian pelaksanaan kegiatan dan pencapaian kinerja UKM P2P.

B. Manajemen Mutu

1. Ketua Mutu

Tugas utama dari ketua mutu adalah bertanggung jawab dalam


implementasi kegiatan peningkatan mutu sesuai dengan standart mutu.
Ketua Mutu melakukan koordinasi dengan tim terkait dalam hal
peningkatan Mutu UPT. Puskesmas Wates. Ketua mutu menyusun
kebijakan strategi, monitoring, evaluasi dan memfasilitasi inovasi
penyelenggaraan program UKM dalam rangka peningkatan mutu. Ketua
Mutu berwenang untuk memberikan masukan kepada Kepala Puskesmas
terkait upaya perbaikan mutu UKM. Ketua Bertugas melakukan dan
mengkoordinir pelaksanaan Rapat Tinjauan Manajemen (RTM) guna
membahas dan upaya perbaikan mutu dan kinerja secara
berkesinambungan di Puskesmas Wates.

20
2. Penanggung Jawab Mutu UKM

Penanggung jawab UKM mutu bertugas melaksanakan program


perbaikan mutu UKM. PJ UKM Mutu menetapkan, memantau,
memonitoring, dan mengevaluasi pencapaian indikator mutu UKM. PJ
UKM Mutu Berwenang dalam melakukan pemantauan dan evaluasi
terhadap implementasi mutu UKM dan kinerja Puskesmas Wates.

21
BAB VI

TATA HUBUNGAN KERJA

KEPALA UPT PUSKESMAS WATES

KETUA MUTU

PENANGGUNG JAWAB UKM ESENSIAL PJ UKM MUTU PUSKESMAS

PELAKSANA UKM PERBAIKAN GIZI MASYARAKAT

Sesuai dengan Permenkes 75 tahun 2014 tentang Puskesmas.


Pimpinan dan pemegang kendali penyelenggaraan dan tata kelola UKM
disebut dengan Kepala Puskemas. Koordinator dalam program UKM
esensial adalah Penanggung Jawab UKM. Untuk kendali pelaksana UKM
adalah Kordinator pelaksana UKM. Penyelenggara UKM disebut sebagai
Pelaksana UKM.

Berdasarkan Permenkes 44 tahun 2016 tentang Manajemen


Puskesmas, Dalam rangka peningkatan Mutu Puskesmas, Ketua Mutu
bertanggung jawab dalam memantau pelaksanaan penyelenggraan UKM
sesuai dengan manual mutu yang ditetapkan. Dalam sistem manajemen
Mutu, Pimpinan dan pemegang kendali dalam sistem penerapan kendali
mutu disebut sebagai ketua mutu, Ketua Mutu bersama penanggung
jawab mutu UKM menetapakan, melakukan koordinasi, memonitoring dan
mengevaluasi pencapaian indikator mutu UKM.

22
BAB VII

POLA KETENAGAAN DAN KUALIFIKASI PERSONIL

Jenis Persyaratan Kompetensi Jumlah Jumlah Kebutuh Kesenjangan Rencana Keterangan


Tenaga dan Tambahan yang yang yang an Pengembang
No
Kompetensi dimiliki diutuhkan ada Penamba an
han

1 Pelaksana 1. Sarjana/DIII 1. Epidemiologi. 1 1 0 Belum Pernah Mengusulkan Diusulkan


2. Pengelola
UKM P2P Kesehatan. mengikuti pelatihan pelatihan yang tahun 2019
program TB.
3. Petugas program Belum Pernah
Kusta. 1. Epidemiologi.
4. Entomologi 2. program Kusta.
vektor Malaria. 3. Entomologi
5. Fogging untuk vektor Malaria.
petugas 4. Fogging untuk
Puskesmas petugas
(IVD). Puskesmas
6. Entomologi (IVD).
vektor IVD. 5. Entomologi
7. Pelatihan/ vektor IVD.
8. Praktek RHA 6. Pelatihan/
(Rapid Health Praktek RHA
Assessment). (Rapid Health
9. On The Job Assessment).
Training 7. Surveilans PTM
Pengelola
Program TB
Fasyankes.
10. Surveilans PTM
23
dan faktor risiko
PTM.

24
BAB IX

KEGIATAN ORIENTASI

Langkah kegiatan Orientasi untuk Pelaksana program Pencegahan dan


Pengendalian Penyakit adalah :

a. Hari pertama : Perkenalan dengan semua petugas yang terkait dengan


kegiatan UKM Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di Puskesmas

b. Hari kedua : Mengetahui struktur organisasi dan struktur fungsional serta


mekanisme masing masing program

c. Hari Ketiga : Mengetahui pembagian tugas dan uraian tugas masing-masing


program UKM.

d. Hari Keempat : Mempelajari protap-protap UKM Pencegahan dan


Pengendalian Penyakit

e. Hari Kelima : Memantapkan orientasi hari 1 dan hari ke 4

f. Hari Keenam : Menyusun Laporan kegiatan orientasi dan ikut dalam


pelaksaan tugas sehari – hari UKM Pencegahan dan Pengendalian Penyakit

25
BAB X

PERTEMUAN

No Jenis Agenda Waktu Bahan


Pertemuan

1 Rapat Loka Evaluasi dan monitoring 1 bulan Laporan hasil


karya mini Kegiatan Kegiatan

Pembinaan Kapus ke
pelaksana

2 Rapat Pra Evaluasi pelaksanaan 1 bulan Laporan Hasil


Loka karya kegiatan dan kinerja UKM Kegiatan
mini

3 Rapat Evaluasi Kinerja UKM 3 bulan Hasil


Tribulanan Gizi pencapaian
PKP dan SPM

4 Rapat Evaluasi Peningkatan 6 Hasil


Tinjauan Mutu di UKM Gizi bulanan perbaikan
Manajemen Mutu

5 Rapat Mutu Evaluasi pencapaian 3 Hasil


indikator mutu UKM Gizi bulanan pencapaian
indikator mutu
UKM Gizi

BAB IX
PELAPORAN

A. Harian

26
Kegiatan harian ditulis dalam buku harian pegawai Puskesmas dengan
secara rinci dan detail supaya semua kegiatan tercatat dengan rapi dan
sistematis.

Laporan hasil kegiatan ditulis dalam form laporan hasil kegiatan


diserahkan kepada penanggung jawab UKM Esensial.

B. Bulanan
1. Program Surveilance
a. Laporan Surveilans Terpadu Penyakit (STP).
b. Laporan Kader (Form SBM/Surveilans Berbasis Masyarakat).
c. Laporan Mingguan Wabah (W2).
d. Laporan Kewaspadaan KLB (W1).
2. Program Imunisasi
a. Laporan Imunisasi.
b. Laporan Hasil Pencapaian UCI.
c. Laporan Cakupan Imunisasi BIAS Puskesmas.
d. Laporan Cakupan BIAS Campak.
e. Laporan Penerimaan dan Pengiriman Vaksin HB Uniject.
f. Laporan Imunisasi HB Uniject
g. Drop Out (DO) DPT/HB, Campak.
h. Laporan Hasil Imunisasi Bayi.
i. Laporan Hasil Perhitungan Bayi yang Mendapat Imunisasi Dasar
Lengkap.
j. PWS Cakupan Imunisasi pada Bayi Dan Bumil.
k. PWS Campak.
l. PWS Polio 4.
m. Hasil Kegiatan Skrining dan Imunisasi TT WUS per Desa/Kelurahan

3. Program Penyakit Tidak Menular

a. Laporan Faktor Resiko PTM dan Laporan PTM.


b. Laporan Rekapitulasi Deteksi Dini Kanker Payudara dan Leher
Rahim.
c. Laporan Surveilans Kecelakaan Lalu Lintas.

4. Program Tuerculosis
a. Laporan Bulanan via Sms (INPRES NO 3/2010).
b. Laporan Tribulan ke Dinkes Kab/Kota (TB 03 UPK).
27
c. Laporan Hasil Pengiriman Pemantapan Mutu Eksternal
(PME)/CrossCheck (TB 12).
5. Program Kusta
a. Form POD.
b. Form Pengobatan Prednisone.
c. Register Kohort Penderita Kusta Tipe PB (Fotokopi tiap 3 bulan).
6. ISPA
a. Form MTBS atau Form Stempel Pneumoni Balita.
b. Laporan Bulanan ISPA.
7. Program Demam Berdarah
a. Laporan Bulanan Penemuan Pnemonia/ISPA Puskesmas ( LB3).
b. Penemuan Kasus ISPA/ILI (Influenza Like Illness) Puskesmas.
c. Laporan Bulanan Hasil Kegiatan Puskesmas Program P2 ISPA.
d. Laporan Kasus Pneumonia Balita Ditemukan dan diobati/dirujuk
Stratifikasi Desa.

8. Program Diare
a. Laporan Bulanan Kegiatan P2 Diare (LB3 P2P).
b. Laporan Kasus Diare Ditemukan dan diobati/ Dirujuk.
9. Program Raies (Pelaksana masuk dalam program surveilance)
Laporan Bulanan Kegiatan P2 Rabies (Kasus Gigitan Hewan
Tersangka Rabies).
10. Program HIV/AIDS
a. Surveilans Penderita AIDS (Form AIDS 1)
b. Laporan Bulanan Penderita yang Berkunjung ke Klinik Infeksi
Menular Seksual (IMS)
c. Laporan Bulanan Penderita IMS yang Diobati Berdasarkan
Diagnosis Program Pengobatan Infeksi Menular Seksual

11. Program Hepatitis


a. Surveilans Penderita Hepatitis
b. Laporan Bulanan Penderita yang dirujuk ke rumah sakit

C. Tahunan

Laporan tahunan adalah laporan hasil analisa dan kajian pencpaian


kinerja UKM Pencegahan dan Pengendalian Penyakit di masyarakat.

28
BAB IX
PENUTUP

Demikian telah disusun suatu Pedoman program Pencegahan dan


Pengendalian Penyakit, yang dapat dipakai sebagai acuan di dalam pelaksanaan
program Pencegahan dan Pengendalian Penyakit, untuk meningkatkan kualitas
pelayanan secara keseluruhan di Puskesmas Wates. Pedoman ini akan
mengalami perbaikan dalam upaya peningkatan kualitas dari waktu ke waktu
sehingga diperlukan suatu evaluasi secara teratur dan berkelanjutan dalam hal
pemantauannya. Dengan adanya suatu pedoman pelayanan maka kegiatan
pelayanan secara khusus di poli umum dapat mengutamakan kepuasan dan
keselamatan pada setiap pasien.

29
Mojokerto, 25 Novemer 2017

Pelaksana UKM Program P2P

dr. Mar’atus Sholikhah

NIP. 198901042014032003

DAFTAR PUSTAKA
Depkes RI Direktorat Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan.
Buku Pedoman Nasional Pemberantasan Penyakit Kusta. Cetakan XVII.
Jakarta.2005.

Departemen Kesehatan RI. Pedoman Pemberantasan Penyakit Infeksi Saluran


Pernafasan Akut untuk Penanggulangan Pneumonia pada Balita. Jakarta:
Departemen Kesehatan RI,; 2002.

Depkes, R. I. Pedoman Pemberantasan Penyakit Diare. Jakarta: Ditjen Ppm Dan Pl;
2010

Kemenkes RI. Pencegahan Dan Pemberantasan Demam Berdarah Dengue.


Jakarta: Dirjen Pengendalian Penyakit Dan Penyehatan Lingkungan; 2011.

Deptan,R.I . Pedoman Pengendalian Rabies Terpadu. Jakarta: Direktorat Kesehatan


Hewan.; 2006

30
Depkes, R.I. Keputusan Menteri Kesehatan No.293/Menkes/SK/IV/2009 tentang
Pedoman Eliminasi Malaria Di Indonesia, Jakarta: Departemen Kesehatan
RI,; 2009

Kemenkes, R.I. Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor : 67 Tahun


2016 tentang Penanggulangan Tuberkulosis. Jakarta: Kemenkes RI ;
2016a

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 74 Tahun 2014 Tentang Pedoman Pelaksanaan Konseling
dan Tes HIV. Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia; 2014.

Kementerian Kesehatan RI Direktorat Jendral Pengendalian Penyakit dan Penyehat


Lingkungan. (2014). Pedoman Nasional Tatalaksana Klinis Infeksi HIV dan
Terapi Antiretroviral pada Orang Dewasa. Jakarta: Depkes RI

Menteri Kesehatan Republik Indonesia. Peraturan Menteri Kesehatan Republik


Indonesia Nomor 67 Tahun 2016 Tentang Penanggulangan Tuberculosis.
Jakarta: Menteri Kesehatan Republik Indonesia; 2016

Depkes, R.I. Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor


1479/MENKES/SK/X/2003 tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem
Surveilans Epidemiologi Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular
Terpadu. Jakarta: Departemen Kesehatan RI,; 2003

Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1479/MENKES/SK/X/2003


tentang Pedoman Penyelenggaraan Sistem Surveilans Epidemiologi
Penyakit Menular dan Penyakit Tidak Menular Terpadu.

31

Anda mungkin juga menyukai