115 375 1 PB PDF
115 375 1 PB PDF
ISSN : 2477-0604
Vol. 4 No. 2 September- Desember 2018 | 89-96
ABSTRAK
Demam adalah suhu tubuh di atas batas normal biasa, dapat di sebabkan oleh zat
toksin yang mempengaruhi pusat pengaturan suhu, penyakit-penyakit bakteri, tumor
otak atau dehidrasi. Demam bukanlah penyakit, melainkan tanda dari penyakit.
Mayoritas penyebab demam pada anak adalah infeksi, baik karena bakteri maupun
virus. Perawat sangat berperan untuk mengatasi demam melalui peran mandiri ataupun
kolaborasi, seperti tepid sponge bath dan kompres plester.
Penelitian ini dilakukan pada 22 sample yang dibagi menjadi 2 kelompok yaitu
kelompok tepid sponge bath dan kompres plester dengan menggunakan teknik acidental
sampling. Teknik pengumpulan data menggunakan lembar observasi. Pengolahan data
menggunakan uji wilcoxon mann-whitney u test.
Hasil uji statistik didapatkan hasil bahwa ada perbedaan efektivitas antara pemberian
tepid sponge bath dan kompres plester terhadap perubahan suhu tubuh anak batita yang
mengalami demam di ruang anak RSUD dr. R. Soedjono Selong dengan nilai p value<α
(0,000<0,05).
Kata kunci : Kata Kunci :Strategi Pelaksanaan Tindakan Keperawatan, Defisit
Perawatan Diri, Kebutuhan Persiapan Pulang
ABSTRACT
Fever is temperature that is higher than normal. This is due to toxin affecting the
temperature center, bacterial diseases, and brain tumour or dehydration. Fever is not a
disease, but a symptom. Most of fever in children is infection either of bacteria or virus.
The nurse had big role in overcoming fever trough personal or collaborative role such
as tepid sponge bath and plaster compression.
This research was conducted on 22 samples divided into 2 groups of tepid sponge
bath group and plaster compression group. The samples were selected through
accidental sampling technique. The data were collected through observation ard
processed with wilcoxon mann- whitney u test.
The statistic showed that there is difference between the effectiveness between
tepid sponge bath and plaster compression on the change of temprature of infant with
fever in children rocms of dr. R Soedjono Hospital Selong East Lombok with the p-value
< a (0.000 < 0.05).
Keyword : Tepid sponge bath, plaster compression, body temperature
AGENG ABDI PUTRA 90
NOVI ENIS ROSULIANA
M. ANDRI IRAWAN
PENDAHULUAN
Masalah kesehatan anak setelah beraktivitas yaitu pada siang hari
merupakan salah satu masalah utama adalah 36.80C sampai 370C. Bila lebih
dalam bidang kesehatan yang saat ini rendah dari 360C adalah tidak normal,
terjadi di Indonesia. Derajat kesehatan demikianpun bila lebih tinggi dari 370C
anak mencerminkan derajat kesehatan (Widagdo, 2012). Peningkatan suhu
bangsa, karena anak sebagai generasi tubuh ini pula sebagai respon terhadap
penerus bangsa memiliki kemampuan infeksi, ataupun peradangan, dimana
yang dapat dikembangkan dalam demam sering menjadi alasan mengapa
meneruskan pembangunan bangsa. orang tua membawa anaknya
Berdasarkan alasan tersebut, masalah kepelayanan kesehatan (Sodikin, 2012).
kesehatan anak diprioritaskan dalam Badan kesehatan dunia (WHO)
perencanaan atau penataan tahun 2012 mengemukakan jumlah
pembangunan bangsa (Hidayat, 2012). kasus demam di seluruh dunia mencapai
Batita adalah usia yang paling rawan 18-34 juta kasus. Menurut laporan WHO
dalam pertumbuhan, dikarenakan pada tahun 2012 Angka Kematian bayi dan
usia tersebut anak mulai berinteraksi dan anak (AKB) di dunia yaitu 289.000 jiwa.
bereksplorasi dengan lingkungan Amerika Serikat yaitu 9300 jiwa, Afrika
sehingga meningkatkan risiko terkena Utara 179.000 jiwa, dan Asia Tenggara
paparan beberapa penyakit baik itu dari 16.000 jiwa. Angka kematian anak di
virus, bakteri ataupun jamur yang bisa negara-negara Asia Tenggara yaitu
menimbulkan gejala demam (Jaelani, Indonesia 214 per 100.000 kelahiran
2007). Istilah terrible twos sering hidup, Filipina 170 per 100.000
digunakan untuk menjelaskan masa kelahiran hidup, Vietnam 160 per
batita, periode dari usia 12 sampai 36 100.000 kelahiran hidup, Thailand 44
bulan. Masa ini merupakan masa per 100.000 kelahiran hidup, Brunei 60
eksplorasi lingkungan yang intensif per 100.000 kelahiran hidup, dan
karena anak berusaha mencari tau Malaysia 39 per 100.000 kelahiran hidup
bagaimana semua terjadi dan bagaimana (WHO, 2012).
mengontrol sesuatu, di bawah kondisi Berdasarkan data survei awal yang
variasi suhu yang moderat, batita jarang dilakukan metode wawancara di RSUD
mengalami kesulitan seperti pada bayi dr. R. Soedjono Selong Lombok timur,
kecil dalam mempertahankan suhu banyak anak-anak mengalami demam
tubuh, dikarenakan fungsi sistem ginjal disebabkan oleh adanya infeksi. Infeksi
membantu mempertahankan cairan pada yang disebabkan oleh virus, bakteri,
saat stres dan mengurangi resiko jamur, atau parasit dan sering kali
dehidrasi ( Wong, 2009). kondisi ini di tandai oleh adanya
Demam adalah suhu tubuh di atas peningkatan suhu tubuh, disertai dengan
batas normal biasa, dapat disebabkan gejala menggigil, batuk pilek, infeksi
oleh zat toksin yang mempengaruhi tenggorokan dan nafsu makan menurun,
pusat pengaturan suhu, penyakit- ini tercatat dari data yang didapatkan
penyakit bakteri, tumor otak atau oleh penulis di RSUD dr. R. Soedjono
dehidrasi. Gejala-gejala umum yang Selong Lombok Timur, pada tahun 2017
muncul biasanya suhu tinggi pada bagian yaitu terhitung sejak bulan September
kepala, leher, maupun seluruh tubuh, sampai dengan November jumlah batita
sementara tangan dan kaki menggigil yang mengalami demam sebanyak 67
(Jaelani, 2007). Menurut Widagdo pasien yaitu sekitar 54% dari
(2012), suhu tubuh normal adalah keseluruhan anak yang mengalami
berkisar antara 360C pada pagi hari dan
agenk.putra@yahoo.com
AGENG ABDI PUTRA 91
NOVI ENIS ROSULIANA
M. ANDRI IRAWAN
demam. (Data Rekam Medik RSUD terhadap penurunan suhu tubuh anak
Selong, 2017). toddler.
Perawat sangat berperan untuk
mengatasi demam melalui peran mandiri BAHAN DAN METODE
ataupun kolaborasi. Untuk peran mandiri Desain penelitian yang digunakan
perawat dalam mengatasi demam bisa dalam penelitian ini adalah quasi
dengan melakukan tepid sponge bath experimental design dengan rancangan
(Alves & Almeida, 2008). Selain tepid penelitian two group prestest-posttest.
spnge bath ada juga kompres yang Penelitian ini dilaksanakan tanggal 14
populer saat ini yaitu kompres plester Agustus sampai 3 September 2018.
yang sudah dijual bebas di apotik dan Responden penelitian adalah anak batita
toko obat (Bardu, 2014). yang mengalami demam di RSUD dr. R
Tepid sponge bath adalah sebuah Soedjono Selong yaitu sebanyak 22
tehnik kompres hangat yang orang, 11 sampel pada kelompok tepid
menggabungkan tehnik kompres blok sponge bath dan 11 sampel pada
pada pembuluh darah supervisial dengan kelompok kompres plester. Instrumen
tehnik seka. Pemberian tepid sponge yang digunakan lembar observasi berupa
bath memungkinkan aliran udara lembab catatan suhu tubuh anak untuk mengukur
membantu pelepasan panas tubuh penurunan suhu tubuh anak sebelum dan
dengan cara konveksi. Suhu tubuh lebih setelah diberikan tepid sponge bath dan
hangat daripada suhu udara atau suhu air kompres plester. Uji statistik
memungkinkan panas akan pindah ke menggunakan Uji Wilcoxon dengan
molekul molekul udara melalui kontak menggunakan SPSS.
langsung dengan permukaan kulit.
Pemberian tepid sponge bath ini
HASIL DAN BAHASAN
dilakukan dengan cara menyeka seluruh
tubuh klien dengan air hangat (Guyton, 1. Distribusi Responden berdasarkan
2007). tingkat usia.
Selain tepid sponge bath, masih Responden yang mengalami demam
ada kompres yang dianggap lebih dengan usia 1-2 tahun sebanyak 11
praktis, modern dan saat ini sudah responden (50%), dan usia 2-3 tahun
beredar secara luas di masyarakat yaitu sebanyak 11 responden (50%).
plester kompres, dimana plester ini 2. Distribusi Responden berdasarkan
dibuat dari bahan hydrogel yang jenis kelamin.
mengandung hydrogel on polyacrylate- Responden terbanyak berjenis
basis dengan kandungan paraben dan kelamin laki-laki yaitu sebanyak 12
mmentol yang dapat menurunkan suhu responden (55%) sedangkan yang
tubuh melalui evaporasi (Sodikin, 2012). paling sedikit berjenis kelamin
Beberapa cara telah dilakukan perempuan yaitu sebanyak 10
dalam pemberian kompres seperti cara responden (45%).
modern maupun tradisional, contohnya 3. Distribusi Responden berdasarkan
tepid sponge bath dan plester kompres. Diagnosa Medis.
Tepid sponge bath maupun plester Responden dengan diagnosa
kompres memiliki keunggulan dan terbanyak yaitu Pneumonia
kekurangan masing-masing, namun sebanyak 6 responden (27%), dan
untuk keefektifan punurunan panasnya diagnosa yang paling sedikit yaitu
belum dapat dipastikan bahwa plester DHF sebanyak 2 responden (9%).
kompres lebih efektif dari pada tepid 4. Identifikasi suhu tubuh sebelum
sponge bath begitu juga sebaliknya diberikan tepid sponge bath.
agenk.putra@yahoo.com
AGENG ABDI PUTRA 92
NOVI ENIS ROSULIANA
M. ANDRI IRAWAN
agenk.putra@yahoo.com
AGENG ABDI PUTRA 93
NOVI ENIS ROSULIANA
M. ANDRI IRAWAN
pada poli anak atau dalam praktik dokter Penelitian ini sejalan dengan
sehari-hari ( Arifin, 2010). penelitian terdahulu yang dilakukan oleh
Wong (2009) Menyatakan, anak Bartolomeus dkk (2012) dengan judul
laki-laki merupakan kelompok berisiko “pengaruh kompres tepid sponge bath
mengalami masalah angka kesakitan terhadap penurunan suhu tubuh pada
salah satunya demam, hal ini anak umur 1-10 tahun dengan hipertermi
dikarenakan anak laki-laki lebih aktif di RSUD Tugurejo Semarang,
bermain dan beraktifitas (Permatasari, menunjukkan bahwa ada pengaruh
2013). Demam lebih sering terjadi pada kompres tepid sponge bath terhadap
anak laki-laki dari pada perempuan penurunan suhu tubuh pada anak usia 1-
dengan perbandingan 2:1 hal ini 10 tahun. Hal ini disebabkan karena
memungkinkan disebabkan oleh tepid sponge bath dapat menurunkan
maturasi serebral yang lebih cepat pada suhu tubuh yang sedang mengalami
perempuan dibandingkan laki-laki demam, memberikan rasa nyaman,
(Bardu, 2014). mengurangi nyeri dan ansietas yang
Berdasarkan hasil Uji wilcoxon diakibatkn oleh penyakit yang mendasari
sign rank test didapatkan bahwa n atau demam (Bartolomeus dkk, 2012). Ketika
jumlah data penelitian sebanyak 11 pasien diberikan tepid sponge bath maka
responden dan nilai p value<α akan ada penyaluran sinyal ke
(0,003<0,05) maka dapat diambil hypotalamus yang memulai dan
kesimpulan bahwa ada Pengaruh vasodiltasi perifer. Vasodilatasi inilah
pemberian tepid sponge bath terhadap yang menyebabkan peningkatan
perubahan suhu tubuh batita yang pembuangan panas dari kulit (
mengalami demam di RSUD dr. R Djuwariah dkk, 2013).
Soedjono Selong. Pada dasarnya Berdasarkan hasil Uji wilcoxon
mekanisme kerja dari tepid sponge bath sign rank test didapatkan bahwa N atau
sama dengan kompres hangat pada jumlah data penelitian sebanyak 11
umumnya, namun dengan teknik yang responden dan nilai p value<α
sedikit dimodifikasi. Hal ini dikarenakan (0,003<0,05) maka dapat diambil
ketika pasien diberikan tepid sponge kesimpulan bahwa ada Pengaruh
bath maka akan ada penyaluran sinyal ke pemberian kompres plester terhadap
hypotalamus yang memulai dan perubahan suhu tubuh batita yang
vasodiltasi perifer. Vasodilatasi inilah mengalami demam di RSUD dr. R
yang menyebabkan peningkatan Soedjono Selong. Kompres plester dapat
pembuangan panas dari kulit ( memberikan efek pendinginan alami
Djuwariah dkk, 2010). karena adanya kandungan hydrogel on
kelebihan dalam pemberian tepid polyacylte-base mempercepat proses
sponge bath terhadap perubahan suhu perpindahan panas dari tubuh kompres
tubuh batita yang mengalami demam plester, plester juga memiliki kandungan
yaitu lebih cepat dalam menurunkan paraben dan mentol (Djuwariyah dkk,
suhu tubuh, dikarenakan efek dalam 2013).
pemberian tepid sponge bath ini sendiri Kelebihan dari kompres plester ini
langsung merangsang hipotalamus untuk sendiri yaitu cara menggunakannya yang
menurunkan suhu tubuh resonden yang sangat mudah, akan tetapi kekurangan
mengalami demam, terlepas dari itu dari kompres plester ini sendiri yaitu
kekurangan dalam pemberian tepid proses penurunan suhu tubuh yang lama,
sponge bath ini sendiri yaitu teknik yang karena efek kdungan paraben dan mentol
terlalu lama ( Djuwariah dkk, 2013 ) yang ada dalam kompres plester yang
membutuhkan waktu untuk mengangkat
agenk.putra@yahoo.com
AGENG ABDI PUTRA 94
NOVI ENIS ROSULIANA
M. ANDRI IRAWAN
agenk.putra@yahoo.com
AGENG ABDI PUTRA 95
NOVI ENIS ROSULIANA
M. ANDRI IRAWAN
agenk.putra@yahoo.com
AGENG ABDI PUTRA 96
NOVI ENIS ROSULIANA
M. ANDRI IRAWAN
agenk.putra@yahoo.com