Kategori : Umum
P u j i s yu k u r k a n i p a n j a t k a n k e h a d i r a t A l l a h S W T , s e m o g a rahm
a t k e s e l a m a t a n s e l a l u t e r l i m p a h k a n k e p a d a j u n j u n g a n k i t a N a b i besar
Muhammad SAW dan kepada para sahabatnya.Dengan perasaan yang amat lega kami ucapkan
Al-hamdulillahkarena dapat menyelesaikan tugas yang kami emban dari Bapak dan IbuGuru
kami. Tugas itu adalah berupa buku laporan perjalanan study tour yang mana pada kali
ini yang dituju adalah Yogyakarta dan Jateng.Pada kesempatan ini kami ingin juga
menyampaikan rasa terimakasih kami yang tidak terhingga, terutama kepada Ibu
Kepala Sekolahyang dalam hal ini adalah Ibu Masning Yuliati. Juga terima kasih
kami u c a p k a n p a d a I b u N u r
s e l a k u p e m b i m b i n g d a l a m p e m b u a t a n b u k u laporan perjalanan study
t o u r i n i . S e l a i n i t u p u l a , t e r i m a k a s i h k a m i ucapkan kepada Bapak Sugeng
Widodo selaku pembina OSIS SMP 1B a n t a r a n , j u g a B a p a k d a n I b u G u r u
l a i n n ya y a n g t e l a h t e r l i b a t d a l a m perjalanan study tour ke Yogyakarta dan
Jateng ini.Akhir kata kami ucapkan semoga buku ini bisa bermanfaat
bagi p a r a pembaca, dan hendaknyalah berguna sebaga
i p e m b a n t u memberikan wawasan tentang keadaan Yogyakarta dan Jat
e n g y a n g telah dikunjungi dalam perjalan study tour tersebut. Dan tidak lupa kamiucapkan,
terima kasih sekali lagi bagi semua pihak yang telah membantuterciptanya buku laporan
perjalanan study tour ini. Sebaliknya kritik dansaran sangat kami harapkan guna menuju
kesempurnaan buku laporan ini.
Penyusun
Pada jaman dahulu kala, di tatar Parahyangan, berdiri sebuah kerajaan yang
gemah ripah lohjinawi kerta raharja. Tersebutlah sang prabu yang gemar olah raga
berburu binatang, yang senantiasa ditemani anjingnya yang setia, yang bernama
"Tumang".
Pada suatu ketika sang Prabu berburu rusa, namun telah seharian hasilnya kurang
menggembirakan. Binatang buruan di hutan seakan lenyap ditelan bumi. Ditengah
kekecewaan tidak mendapatkan binatang buruannya, sang Prabu dikagetkan
dengan nyalakan anjing setianya "Tumang" yang menemukan seorang bayi
perempuan tergeletak diantara rimbunan rerumputan. Alangkah gembiranya sang
Prabu, ketika ditemukannya bayi perempuan yang berparas cantik tersebut,
mengingat telah cukup lama sang Prabu mendambakan seorang putri, namun
belum juga dikaruniai anak. Bayi perempuan itu diberi nama Putri Dayang sumbi.
Alkisah putri Dayang sumbi nan cantik rupawan setelah dewasa dipersunting
seorang pria, yang kemudian dikarunia seorang anak laki-laki yang diberi nama
Sangkuriang yang juga kelak memiliki kegemaran berburu seperti juga sang Prabu.
Namun sayang suami Dayangsumbi tidak berumur panjang.
Suatu hari, Sangkuriang yang masih sangat muda belia, mengadakan perburuan
ditemani anjing kesayangan sang Prabu yang juga kesayangan ibunya, yaitu
Tumang. Namun hari yang kurang baik menyebabkan perburuan tidak memperoleh
hasil binatang buruan. Karena Sangkuriang telah berjanji untuk mempersembahkan
hati rusa untuk ibunya, sedangkan rusa buruan tidak didapatkannya, maka
Sangkuriang nekad membunuh si Tumang anjing kesayangan ibunya dan juga sang
Prabu untuk diambil hatinya, yang kemudian dipersembahkan kepada ibunya.
Setelah kejadian itu Dayangsumbi merasa sangat menyesal, setiap hari ia selalu
berdoa dan memohon kepada Hyang Tunggal, agar ia dapat dipertemukan kembali
dengan putranya. Kelak permohonan ini terkabulkan, dan kemurahan sang Hyang
Tunggal jualah maka Dayangsumbi dikaruniai awet muda. Syahdan Sangkuriang
yang terus mengembara, ia tumbuh penjadi pemuda yang gagah perkasa, sakti
mandraguna apalgi setelah ia berhasil menaklukan bangsa siluman yang sakti pula,
yaitu Guriang Tujuh.
Namun lagi lagi alur cerita hidup membuka tabir yang tertutup, Dayangsumbi
mengetahui bahwa pemuda itu adalah Sangkuriang anaknya, sewaktu ia melihat
bekas luka dikepala Sangkuriang, saat ia membetulkan ikat kepala calon suaminya
itu.